Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS KASUS

3)Pemeriksaan penunjang : Lab (CRP ningkat tanda infeksi, makanya dikasih


ampisilin sulbactam), Rontgen Thoraks Normal, dan Echocardiografi
Pada pasien ini, pasien juga mengeluh adanya batuk. Oleh karena itu, dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin dan CRP. Dari hasil pemeriksaan
darah, didapatkan peningkatan neutrofil, penurunan limfosit, dan CRP positif yang
merupakan proses inflamasi dan tanda-tanda infeksi. Oleh karena itu, pemberian antibiotik
perlu dipertimbangkan. Untuk membantu mendiagnosa lebih lanjut mengenai penyakit
jantung bawaannya, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgent thoraks dan
echocardiography. Hasil rontgen thoraks AP menunjukkan kesan cor tidak membesar dan
tidak tampak kelainan pada paru-paru. Hasil rontgen thoraks ini menunjukkan bahwa sesak
yang pasien rasakan dan penurunan saturasi oksigen pada pasien bukan berasal dari paru-
paru. Sedangkan hasil echocardiography menunjukkan adanya VSD, hipertrofi atrium dan
ventrikel kanan, overriding aorta, dan stenosis pulmonal yang berat yang merupakan
gambaran khas penyakit TOF sehingga dari hasil echocardiography, didapatkan kesan TOF
pada pasien ini.
Pada ANA test didapatkan titer 1/100, komplemen C3 dan C4 tidak meningkat, artinya
diagnosis SLE bisa disingkirkan. Adanya bukti hasil ekokardiografi dapat menyingkirkan
diagnosa Juvenile Idiopathic Artritis. Hasil ronsen thorax tidak menunjukkan adanya
kardiomegali, secara klinis pasien juga tidak terdapat pitting edem dan sesak napas, sehingga
diagnosa gagal jantung. Demam rematik dapat didiagnosis berdasarkan kriteria Jones (WHO
2003) yaitu ada kriteria mayor dan minor. Syaratnya memenuhi 2 kriteria mayor atau 1
kriteria mayor dan 2 kriteria minor, serta didapat hasil lab ASTO positif. Pada pasien ini,
terdapat karditis ringan (takikardi, murmur sistolik (+), tidak ada kelainan jantung) dan
poliartritis migran (nyeri sendi lutut, siku, dan pergelangan kaki yang berpindah, bengkak
pada sendi) yang merupakan kriteria mayor. Pasien ini juga terdapat demam, arthralgia,
peningkatan LED > 60 mm/jam dan CRP > 3,3 mg/dl. Sehingga dari kriteria Jones,
memenuhi diagnosa penyakit jantung rematik. Pada pasien ini juga terdapat Mild Mitral
Regurgitation dan Mild Tricuspid Regurgitation yang merupakan ciri khas penyakit jantung
rematik.
4)Tata Laksana Kasus Sebagai Dokter Umum (rujuk ke dr spesialis anak)
Pasien ini diberikan terapi farmakologis berupa antibiotik dan antiinflamasi. Tujuan
diberikan antibiotik untuk eradikasi bakteri streptococcus. Sedangkan pemberikan anti
inflamasi bertujuan untuk mengurangi inflamasi pada sendi sehingga nyeri bisa
berkurang.Antibiotik yang diberikan adalah tatalaksana primer berupa benzatin penisilin G
600.000 IU/IM karena berat pasien dibawah 27 kg. Pasien juga diresepkan obat
Acetylsalicylic acid (aspirin) dengan dosis 3x500 mg selama 2 minggu dan akan di tappering
off dosisnya menjadi 60 mg/kgbb selama 4-6 minggu. Pemberian aspirin ditujukan pada
karditis ringan, sedangkan pada kasus karditis sedang-berat, diberikan prednison. Pasien
mengalami gizi kurang sehingga untuk nutrisinya harus dihitung menurut usia tinggi dan BB
idealnya menggunakan RDA. Didapatkan total kalori yang harus didapat setiap harinya yaitu
1620 kkal, dimana kebutuhan makronutriennya yaitu karbohidrat 222,75 gr, Protein 27 gr dan
Lemak 121,5 gr.

Anda mungkin juga menyukai