Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Konstruksi Lapisan Aspal

Feb9

MOHON MAAF, BLOG SAYA SUDAH BERPINDAH KE ALAMAT


http://www.dwikusuma.com

Permasalahan yang terjadi pada perkerasan jalan raya di Indonesia saat ini adalah kerusakan
yang disebabkan oleh beban lalu lintas yang mengalami pertumbuhan sangat cepat
melampaui kemampuan layan perkerasan jalan, curah hujan yang tinggi dengan sistem
drainase yang belum dikelola dengan tepat dan proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar
yang kurang baik. Permasalahan lain adalah ulah oknum pelaksana yang seringkali sengaja
menggurangi kualitas sehingga perkerasan jalan yang dihasilkan kurang berkualitas sehingga
tidak mampu berfungsi sesuai dengan umur rencana infrastruktur tersebut. Perkerasan jalan
dibedakan menjadi 2 yaitu perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible
pavement), Baca juga tulisan tentang salah satu faktor penyebab kerusakan jalan. Pada
tulisan saya kali ini mencoba membahas perkerasan lentur, yaitu jalan aspal, lebih detailnya
beton aspal (Asphalt Concrete)

Menurut Bina Marga (2007), Aspal beton merupakan campuran yang homogen antara
agregat (agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi atau filler) dan aspal sebagai bahan
pengikat yang mempunyai gradasi tertentu, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada
suhu tertentu untuk menerima beban lalu lintas yang tinggi.

Aspal beton (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal Beton)
yaitu lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri atas 3 (tiga)
macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete- Wearing Course atau AC-WC),
Laston Lapis Permukaan Antara ( Asphalt Concrete- Binder Course atau AC-BC) dan Laston
Lapis Pondasi ( Asphalt Concrete- Base atau AC-Base). Ketebalan nominal minimum
masing-masing 4 Cm, 5 Cm, dan 6 Cm.

Gambar 1. Konstruksi Lapisan Pondasi Atas (Base), Lapisan Pengikat (Binder Course) dan
Lapisan Permukaan (Wearing Course)

Asphalt Concrete – Wearing Course

Asphalt Concrete -Wearing Course merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas
dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat
menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan
menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan . Spesifikasi Umum Bina Marga,
Divisi 6 dapat anda download di Rak Kode.

Asphalt Concrete – Binder Course

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (Wearing
Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi
tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya
yaitu Base dan Sub Grade (Tanah Dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini
adalah stabilitas.

Asphalt Concrete – Base

Lapisan ini merupakan perkerasan yang terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC),
perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki
stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan.
Perbedaan terletak pada jenis gradasi agregat dan kadar aspal yang digunakan. Menurut
Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas ( AC- Base)
merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapis Pondasi (AC-
Base ) mempunyai fungsi memberi dukungan lapis permukaan; mengurangi regangan dan
tegangan; menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (Sub Grade)

Setelah memahami hal diatas, pertanyaan selanjutnya adalah dimanakah letak lapisan
aspal beton pada struktur lapisan perkerasan lentur?

Gambar 2. Lapisan Konstruksi Perkerasan Lentur

Lapisan perkerasan lentur adalah perkerasan yang memanfaatkan aspal sebagai bahan
pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan meyebarkan beban lalu lintas
ke tanah dasar. yang telah dipadatkan. Aspal beton campuran panas merupakan salah satu
jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran
homogen antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Berdasarkan
fungsinya aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan tekanan roda
serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis dibawahnya dari
rembesan air.
 Sebagai Lapis Pondasi atas
 Sebagai Lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan dan
pemeliharaan jalan

Sesuai fungsinya maka lapis aspal beton atau perkerasan lentur mempunyai kandungan
agregat dan aspal yang berbeda. Sebagai lapis pondasi, maka kadar aspal yang dikandungnya
haruslah cukup sehingga dapat memberikan lapis yang kedap air. Agregat yang dipergunakan
agak kasar jika dibandingkan dengan aspal beton yang berfungsi sebagai lapis aus atau
lapisan permukaan.

Dari uraian singkat diatas, kita dapat mencermati konstruksi perkerasan lentur di sekitar kita.
Apakah sudah sesuai dengan hal tersebut? Jangan-jangan setelah lapisan tanah dasar, hanya
dengan lapis pondasi bawah kemudian langsung ditimpa wearing course saja, tanpa ada
lapisan pondasi atas? Lebih parah lagi jika lapisan tanah dasar tidak distabilisasi dulu atau
jangan-jangan tanah dasar tidak dipadatkan? Baca juga artikel saya tentang stabilisasi
tanah.Hal tersebut akan mempercepat kerusakan pada konstruksi jalan. Faktor yang tak kalah
pentingnya dalam menentukan keawetan jalan pada umur layannya adalah ada tidaknya
drainase di kanan kiri konstruksi jalan tersebut.

Salah siapa? Pemerintah? Benarkah? Pihak Kontraktor yang mengerjakan? Benarkah? DPR
dalam menerikan nilai anggaran? Benarkah? Jangan-jangan ada pihak -pihak yang tidak
mengetahui teknis tetapi memberikan intervensi? Ada suatu lapisan konstruksi yang
diabaikan, asalkan jalan terlihat hitam dan halus saja tanpa mempertimbangkan umur
konstruksi tersebut?

Siapakah itu? Mari saling menyadari bersama-sama. Kita benahi bersama, jangan biarkan hal
tersebut berkepanjangan.

Note : Jadilah pembaca yang baik, jika anda menganggap tulisan saya bermanfaat silahkan
dicopy atau anda sebar luaskan. Tentunya tetap mencantumkan sumbernya. Hargailah
kekayaan intelektual seseorang, maka orang lain pun akan menghormati anda.

Sumber:

Departemen Pekerjaan umum, 1983, Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas
(Laston Atas), Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi 6
Perkerasan Aspal, Pusjatan-Puslitbang Pekerjaan Umum.

Anda mungkin juga menyukai