Anda di halaman 1dari 2

Persahabatan

Suatu hari ada dua sahabat yang sudah sangat lama saling mengenal, yang bertubuh tinggi
bernama Fadli dan yang bertubuh pendek dan gendut bernama Mamat mereka saling setia satu
sama lain. Berawal dari mereka bertemu di sekolah sewaktu TK mereka berkenalan saat upacara,
pada saat itu mereka mulai berteman sampai sekarang.
Ada suatu kejadian yang membuat mereka saat itu bertengkar karena perempuan untung saja
masih bisa di pisahkan teman sekelas. Dan mereka berdua masuk ke ruang BK untuk ditanyakan
karena apa mereka bisa berantem, akhirnya mereka pun saling meminta maaf dan Mamat pun
mengatakan kepada Fadli, “Fadli, aku minta maaf ya sama kamu soal kejadian tadi, masa karena
satu perempuan kita bertengkar dan tidak bersahabat lagi.”
Andi pun menjawab nya, “Iya Mat, maafkan aku juga ya, karena satu perempuan yang kusuka kita
malah bertengkar seperti ini.” Dan mereka pun berbaikan kembali.
Mereka sudah saling berjanji walau kita sudah tua kita tetap bersahabatan dan jika ada masalah
diselesaikan secara kepala dingin, tidak langsung mengambil keputusan, dan pada saat lulus
kuliah mereka memiliki rencana untuk menanjak Gunung Bromo bersama teman temannya. Saat
sampai di trek satu, cuaca sedang hujan, Fadli dan Mamat berada di belakang tertinggal oleh
teman-temannya yang ada di depan. Pada saat hujan Fadli terpeleset, untung saja masih ada
ranting kayu yang bisa menahannya, angin berhembus sangat kencang. Mamat bingung apakah
dia mau lanjut jalan atau menolong Fadli terlebih dahulu, karena teman- temannya yang lain
sudah berada di trek ke dua dan meneduh.
Mamat pun bergegas menolong Fadli terlebih dahulu baru meyusul teman-temannya, saat
menolong Fadli, Mamat sangat kesulitan karena tanahnya yang licin. Tetapi, Mamat tetap tekuh
untuk menyelamatkan sahabatnya itu dengan sekuat tenaga, dan akhirnya berhasil tertolong,
Fadli pun sangat berterima kasih karena jika tidak ada Mamat yang menolongnya, ia tidak akan
selamat.
Saat hujan sudah sedikit reda, ia lanjutkan perjalanannya sampai ke atas bukit Gunung Bromo
dan berfoto bersama teman temannya. Cuaca cerah dan mereka pun turun dari atas bukit
Gunung Bromo dan pulang ke rumah. Pada saat wisuda kelulusan kuliah, mereka berdua sangat
bahagia karena bisa lulus bersama-sama dan berfoto dengan keluarga, mereka berdua dan Fadli
pun teringat dengan janjinya, “Apakah... aku bisa?”
Saat Mamat berulang tahun ke 23 tahun. Mamat mengundang semua teman-teman kuliahnya.
Yang membingungkan, ia lupa untuk mengundang Fadli ke pesta ulang tahun nya, temannya
Mamat pun bertanya melalui telepon kepada Andi “Hai.. Fadli kamu kenapa tidak di undang ke
pesta ulang tahun Mamat?”
Fadli pun menjawab, “Mungkin dia lupa untuk mengundangku, santai saja nanti aku datang ke
pesta nya.”

Saat Andi datang ke pestanya Mamat, ia sedikit gugup dan berpikir, “Apakah Mamat memang
sengaja tidak mengundangku? Apakah ia lupa denganku karena sudah lama tidak bertemu
semenjak pandemi ini? Apakah ia masih ingat dengan janji kita dulu?”
Fadli pun mulai masuk ke dalam rumah Mamat yang sangat ramai, pada saat itu Fadli bertemu
dengan orang tuanya Mamat dan mengobrol lumayan lama. Orang tuanya Mamat pun bercerita
kepada Fadli, “Mamat .. sekarang Mamat sudah berubah banget, dari yang dulunya perhatian
sekarang cuek sama ibu. Sekarang dia semaunya sendiri dan tidak seperti dulu lagi yang nurut
dan patuh, ia sudah memiliki pacar dan tidak mementingkan untuk mencari pekerjaan.”
Fadli pun menjawab “Oh .. begitu bu, soalnya kita juga sudah lama tidak bertemu bu, sekitar satu
setengah tahun.”
Ibunya pun menjawab, “Iya nak Fadli, silahkan di minum sirupnya dan berkumpul dengan teman-
temanmu.”
Fadli pun melihat Mamat sedang duduk bersama seorang perempuan yang seperti nya pacarnya
yang di ceritakan oleh Ibu Mamat. Mereka terlihat mesra, Fadli pun menghampiri mereka berdua
dan menyapa Mamat, “Hai Mamat .. sudah lama ya kita tidak bertemu, kurang lebih sudah satu
setengah tahun.”
Mamat pun menjawabnya, “Hai Fadli, kita sudah lama tidak bertemu, apa kabar mu? Kamu
gendutan ya sekarang kebanyakan makan bansos pandemi ya? Btw, kenalin nih pacarku.”
Fadli menjawab, “Kabar ku baik-baik saja,” Fadli pun berkenalan dengan pacarnya Mamat. Fadli
berpikir sepertinya Mamat biasa saja, tidak ada yang berubah mulai dari sikapnya masih sama
seperti yang dulu.
Setelah minum-minum, waktunya tiup lilin dan potong kue, Mamat pun memotong kue dan Fadli
berharap semoga ia yang di beri kue pertamanya. Namun ternyata, yang di pikirkan salah,
ternyata pacarnya Mamat yang mendapatkan kue pertama dan menyuapinya. Fadli pun biasa saja
karena mungkin ia sudah sayang terhadap pacarnya. Intinya aku bisa bertemu dengan sabahatku
lagi dan saat pesta selesai, Fadli pun pamit pulang ke rumah.
Mamat pun sedikit merasa bersalah “Kemarin sahabatku datang kenapa aku abaikan ya dan lebih
milih bersama pacarku. Kenapa tidak kepikiran untuk mengobrol membahas tentang hari ini?”
Mamat pun mengajak Fadli bertemu di angkringan jam 21.00. Sewaktu mereka bertemu, Mamat
pun meminta maaf kepadanya karena tidak memberikan undangan pesta ulang tahun dan sudah
cuek kemarin. Fadli pun memaafkan nya karena menurut dia itu biasa saja dan mereka pun saling
bermaaf-maafan.

Anda mungkin juga menyukai