Anda di halaman 1dari 2

Bumi dan Bandung

Mutia, mutia merupakan seorang siswa dari salah satu sekolah yang populer di Bandung, yaitu SMA
N 8 Bandung. Setiap harinya , Mutia menghabiskan keseharian disekolah dengan ketiga sahabatnya,
Faris, Bimo, dan Faiza. Mereka sudah bersahabat sejak kecil, mulai dari SD, SMP hingga sekarang.
Akan tetapi , akhir-akhir ini Mutia merasakan hal aneh dengan hari-hari yang dijalaninya.

Suatu malam tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB. Mutia melakukan kegiatan yang dilakukan
perempuan pada umumnya yaitu skincare-an. Tak berapa lama terlintas dibenak Mutia nama Bumi,
cowo yang belakangan ini terdapat perubahan sikap, terlihat cuek dan jarang mengganggunya. Tiba-
tiba notif WA dari HP Mutia berbunyi dan tertera nama Faiza di layar kunci HP tersebut. Mutia
langsung membuka room chat nya dengan Faiza. “Mut... Bumi udah punya pacar baru". Mutia hanya
berdecak kesal membaca pesan tersebut karna menurutnya informasi tersebut tidak ada sangkut
paut dengannya.

Keesokan harinya saat di sekolah Mutia berpapasan dengan Bumi beserta pacar barunya. Pacar baru
Bumi melihat ke arah Mutia dengan sinis, sementara Bumi tersenyum jahil yang membuat Mutia
merasa was-was. Saat memasukkan bukunya ke loker di depan kelas, benar saja tiba-tiba ada tikus
yang melompat dari loker Mutia. Mutia tau siapa yg harus langsung dia temui. saat di kantin mata
Mutia langsung tertuju pada Bumi yang duduk di sudut kantin, tempat langganan geng Bumi saat ke
kantin. Tapi... Mutia tidak salah lihat, Faiza. Sedang apa dia duduk di samping Bumi. “bukannya Bumi
udah punya pacar?” Mutia menepis pikiran negatifnya akan Faiza dan bergegas menuju ke arah
mereka. Saat tiba Mutia langsung menarik tangan Faiza dan mengurung kan niatnya untuk
memarahi Bumi. "Eits kenapa lo tarik pacar gue? Ucap Bumi ."Ya terus kalo dia pacar lo kenapa? dia
juga temen gue " Jawab Mutia. “kami lagi makan jangan main tarik -tarik gitu dong" decap Bumi. “Iya
Mut.. kami lagi makan". "oke... gue bakal pergi tapi awas aja lo Bumi nyakitin Faiza” ucap Mutia." ih
takut..” ucap Bumi mengolok Mutia. Mutia langsung pergi dengan menghentakkan kakinya karna
kesal. Setelah dipikir lagi Faiza memang menyukai Bumi sejak awal. Karna hampir dari seluruh cewek
di SMA 8 Bandung menyukai pesona seorang Bumi.

Bel pulang pun akhirnya berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas, hal ini juga dilakukan
oleh Mutia, Mutia bergegas membereskan barangnya dan menuju ke gerbang sekolah. Pada saat
dipintu kelas mata Mutia tertuju pada Faiza yang terduduk di depan kelas dengan tatapan kosong.
Mutia duduk di samping Faiza. Tak lama Faiza membuka suara “gue kira gue tujuannya ternyata
cuman salah satu pelabuhannya”. “Harusnya saat lo nerima dia lo harus tau konsekuensi yang bakal
lo terima juga!” gue tau Mut... tapi ini belum juga sehari”.

Setelah menenangkan Faiza, Mutia kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Sesampainya di


gerbang, Bumi pun lewat dengan motor kesayangan yang bunyinya sangat mengganggu ketenangan
orang lain, termasuk Mutia. Bumi menyapa mutia “Pulang bareng yok Mut”. Tanpa aba-aba Mutia
langsung melayangkan pukulan tepat ke wajah Bumi, “lo putusin Faiza enggak pake alasan dan
sebab, Lo mau nya apasih?” ucap Mutia dengan amarah yang menyala, “kenapa sih lo? Pms?” Jawab
Bumi sambil memegang wajahnya yang terkena pukulan Mutia, “Jawab pertanyaan gue tadi". “lo
kan tau mut gue kayak gimana... ga Faiza doang kali yang gue giniin" Jawab Bumi. “kalo orang lain sih
gue ga akan ikut campur banciiii, tapi ini Faiza, sahabat gue. Sebenarnya lo maunya apasih dengan
putusin orang tanpa nyebutin alasan trus cuma bisa baperin anak orang, itu tuh love bombing,
contoh ciri-ciri cowo Red flag. Mau lo apa sih?" ujar Mutia. “gue mau nya elo..”, Jawab Bumi dengan
santai.
Mutia menatap tajam ke arah bumi, hatinya bercampur aduk mendengar ungakapan yang dikatakan
bumi. “Bumi, lo ngak bisa terus memperlakukan sahabat seperti pelampiasan!!” seru tegasnya. “ Ya
gimana lagi mut, gw pacaran sama faiza cuman untuk mengisi kekosongan hari gw aja, dan gw
enggak nyangka kalo Faiza mau pacaran sama gw” jawab Bumi pada Mutia. “ Lo sebagai cowo punya
perasaan dikit lah, lo ngak bisa seenaknya mainin perasaan cewe yang suka sama lo”. Bumi pun
terhanyut dalam pikirannya mendengar perkataan dari Mutia tersebut, hingga dia bingung harus
mengatakan apa.

Setelah permasalahan yang terjadi tadi, Bumi merenungi kata kata mutia. Pahitnya kebenaran yang
di ucapkan mutia padanya mulai terasa. Seharusnya dia tidak boleh memperlakukan faiza seperti itu,
dan Bumi menyadari bahwa perasaannya kepada mutia jauh lebih dari sekedar main main. Bumi
mulai serius menyukai Mutia, oleh sebab itu Bumi mulai bertekad untuk merubah perilakunya
menjadi lebih baik. Mutia sendiri tersentuh oleh kejujuran Bumi, dia memahami perasaan
sebenarnya bahwa dia benar benar menyukai Bumi.

Hari-hari berlalu, Bumi berusaha membuktikan perubahannya kepada Mutia. Dia mengakhiri
hubungannya dengan Faiza, meskipun itu tidak berjalan dengan mudah. Mutia pun melihat upaya
Bumi dalam memperbaiki perilakunya yang telah dia lakukan selama ini. Semua perbuatan baik yang
dilakukan Bumi dalam mengubah perilakunya yang dahulu, membuat mutia luluh dan ingin
memberikan Bumi kesempatan kedua.

Suatu hari, diwaktu jam pulang sekola disore hari, disaat semua murid sudah seharusnya pulang
kerumah masing masing, Mutia dan Bumi bertemu di halaman sekolah mereka berdiri di bawah
pohon cemara sekitar sana. Suasana saat itu sangat menegangkan, ditambah dengan cahaya
matahari sore yang menyentuh rambut Bumi hingga angin sepoi-sepoi menyentuh tubuh. Mutia dan
Bumi saling bertatap satu sama lain. Kecanggunggan itu mulai memudar disaat Bumi ingin
mengungkapkan perasaannya kepada Mutia. "Aku bodoh karena tak menyadari perasaan ini lebih
awal. Aku menyukaimu, Mutia.” Mutia tersenyum dan hatinya berdegup kencang karna itulah
ucapan yang ingin Mutia dengar dari Bumi. "Aku juga Bumi, ku pikir perasaanku padamu akan
memudar atas perbuatan mu selama ini, tetapi kamu membuktikan kepadaku kalo kamu sudah
berubah dan perasaan ku padamu tetap sama dari hingga akhir”, “Tapi kita harus belajar dari
kesalahan kita dan membangun hubungan ini dengan tulus." Mereka berdua akhirnya menemukan
kebahagiaan dalam cinta yang tumbuh dari kesalahpahaman dan perjalanan mereka bersama di
SMA 8 Bandung.

Anda mungkin juga menyukai