Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN BAYI BERAT LAHIR

RENDAH / BBLR (1500-2500 GRAM) DI


PUSKESMAS CISOKA
: 440/009/SOP/PKM-
No. Dokumen
CSK/2023
No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2023

Halaman : 1/4
PUSKESMAS dr. Endah Dwi Putrianti, MARS
CISOKA NIP.19781112 200801 2 009
1. Pengertian Bayi berat badan rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang
dari atau sama dengan 2500 gr tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah
berat yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi
BBLR dan melakukan manajemen BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai
dengan fasilitas yang tersedia.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cisoka Nomor : 824/ 002 /SK/PKM-CSK/2023 Tentang
Penanganan Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal di
Puskesmas Cisoka
4. Referensi 1. Perbup (2022). Perbup No.11 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelayanan Rujukan
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Bupati Kabupaten Tangerang
2. Sholeh, M., Yunanto, A, dan Usman, A., 2014. Buku Ajar Neonatologi Edisi Ke-
1. [e-book]. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
5. Prosedur / Tatalaksana
langkah- 1. Petugas mengenali tanda-tanda BBLR dengan mengetahui:
langkah - Umur kehamilan 32-36 minggu
- Taksiran berat janin 1500 - <2500 gr
2. Petugas melakukan langkah awal: jaga kehangatan, atur posisi, keringkan
dan rangsang taktil, reposisi, isap lendir (jika perlu), dan nilai kembali
3. Petugas melakukan sstabilisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- menjaga suhu tubuh bayi 36,5-37,5°C dengan metode kanguru melalui
perlekatan kulit bayi dengan kulit ibu atau keluarga secara langsung
(menempatkan bayi pada posisi tegak didada ibu atau keluarga diantara
kedua payudara tanpa busana, bayi dibiarkan telanjang hanya
menggunakan popok, kaos kaki, dan topi sehingga terjadi kontak kulit
bayi dan kulit ibu atau keluarga seluas mungkin, posisi bayi diamankan
dengan kain panjang atau pengikat lainnya, kepala bayi dipalingkan ke
sisi kanan atau kiri dengan posisi sedikit tengadah atau semi ekstensi)
- petugas menilai:
 Suhu tubuh 36,5-37,5°C ;
 Pernapasan bayi antara 40-60 x/menit;
 Denyut jantung antara 120-160 x/menit;
 Tonus otot aktif; dan
 Warna kulit kemerahan.
4. Jika pada penilaian didapatkan salah satu atau lebih tanda-tanda:
a. bayi tidak bernapas (apneu) atau megap-megap, frekuensi denyut jantung
<100x/menit, tonus otot lemah, lakukan resusitasi:
 Berikan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) dengan PEEP 5, PIP 30,
Fi O2 21% (untuk usia gestasi ≥35 minggu), 21-30% untuk usia
gestasi <35minggu sebanyak 20 kali dalam 30 detik kemudian
lakukan penilaian kembali usaha napas, laju denyut jantung dan
tonus otot
 Pastikan VTP efektif dengan melihat pengembangan paru,
memeriksa peningkatan frekuensi denyut jantug dan kenaikan
saturasi oksigen. Apabila VTP tidak efektif maka lakukan koreksi
VTP secara bertahap dengan SRIBTA (perbaiki perlengkapan
sungkup, reposisi, isap lendir, buka mulut, tekanan dinaikan,
alternatif jalan napas)
 Jika bayi masih tidak bernapas atau megap-megap dan denyut
jantung dibawah 60 kali permenit berikan VTP dan kompresi dada
1:3 (3 kompresi tiap 1 napas) Fi O2 100%, sebanyak 30 siklus
selama 60 detik
 Lakukan penilaian ulang apabila frekuensi denyut jantung masih
kurang dari 60 kali permenit, VTP dan kompresi dada dilanjutkan
disertai pemberian epinefrin 1:10.000 sebanyak 0,2 cc/Kg BB,
melalui kateter umbilikal atau akses intravena lainnya, dan apabila
terdapat gangguan perkusi (CRT lebih dari 3 detik) berikan cairan
garam fisiologis (Nacl 0,9%) 10cc/Kg BB bolus IV selama 15-30
menit untuk bayi cukup bulan atau 30-60 untuk bayi kurang bulan,
2/4
dilanjutkan dengan pemberian dekstrose 10% sebanyak 60cc/Kg
BB/hari pada bayi berat lahir lebih dari 2000gr dan 80cc/Kg
BB/hari pada bayi <2000gr
b. bayi takipneu (frekuensi pernapasan >60x/menit), merintih, terdapat
tarikan dinding dada (retraksi), sianosis (kebiruan), lakukan
resusitasi:
 Berikan CPAP, PEEP 7, Fi O2 21% (untuk usia gestasi
≥35minggu), 21-30% untuk gestasi <35minggu
c. melakukan stabilisasi dengan algoritma STABLE (sesuai lampiran)
d. rujuk bayi segera dengan prinsip transportasi menggunakan algoritma
ACCEPT (sesuai lampiran). Bila terdapat tanda-tanda perbaikan,
lakukan perawatan pasca resusitasi:
 Bayi dipantau selama 24jam dengan pengawasan tanda vital
(denyut jantung, respirasi, suhu yang dilakukan setiap 15menit
setelah 2 jam tiap 30 menit, selanjutnya tiap 6jam sampai 24jam
 Berikan Vit.K dosis 1mg IM di anterolateral paha kiri
 Berikan salep atau tetes mata antibiotik pada kedua mata
 Berikan imunisasi hepatitis-B 0,5cc IM di anterolateral paha kanan
jika BB bayi ≥2000gr
 Cek kadar gula darah bayi
5. Petugas memotivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
6. Petugas melakukan pemantauan tanda bahaya:
- Tidak mau minum atau memuntahkan kembali
- Bergerak hanya jika dirangsang
- Kejang
- Napas cepat (>60x/menit) atau napas lambat (<40x/menit)
- Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat dan atau merintih
- Teraba demam (suhu aksila >37,5°C) atau teraba dingin (suhu aksila
<36,5°C)
- Nanah banyak dimata dan atau
- Pusat kemerahan meluas kedinding perut
7. Petugas menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan bayi
8. Petugas mencatat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA, dan status
3/4
pasien; dan
9. Petugas melakukan rujukan segera ke RS sesuai pemetaan dengan
komunikasi SIJARIEMAS/ SISRUTE sesuai dengan BAKSOKUDO
10. Petugas mempersiapan rujukan dengan mengacu pada prinsip
BAKSOKUDO, PerBup NO.128 Tahun 2015 dan PerMenKes 001/2012
11. Petugas perujuk mengikuti perkembangan bayi selama di RS
6. Unit Terkait Unit Pelayanan PONED

4/4

Anda mungkin juga menyukai