Anda di halaman 1dari 2

Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle Merilee S.

Grindle menawarkan model implementasi


Implementation as a Political and Administrative Process. Grindle menyampaikan bahwa keberhasilan
implementasi kebijakan pubik dapat diukur dari proses pencapaian outcomes (yaitu tercapai atau tidaknya
tujuan yang ingin diraih)56. Yang mana hal ini dapat dilihat dari dua hal berikut yaitu 56 Ibid, hlm 142 47
a. Dilihat dari prosesnya, yaitu apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design)
dengan maerujuk pada aksi kebijakan nya. b. Dilihat dari apakah tujuannya tercapai, dimensi ini diukur
dengan dua faktor yaitu efeknya kepada masyarakat dan tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan
kelompok sasaran. Merilee S. Grindle menjelaskan bahwa terdapat dua variabel yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi yaitu isi kebijakan dan konteks kebijakan. Adapun penjabaran masing-masing
variabel yang dikemukakan oleh Merilee S. Grindle dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2
Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle Sumber: Leo Agustino, 2017 Merilee S. Grindle
mengungkapkan bahwa keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu isi kebijakan dan konteks 48 kebijakan57. Berikut variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan
menurut model implementasi Merilee S. Grindle58 . A. Isi Kebijakan 1.) Kepentingan-kepentingan yang
mempengaruhi Dalam implementasi kebijakan, ada banyak kepentingan yang terlibat dan penting untuk
memahami sejauh mana kepentingan tersebut mempengaruhi pelaksanaannya, hal inilah yang ingin
diketahui lebih lanjut. Oleh karena itu, implementasi ingin melihat sejauh mana keterlibatan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam implementasi suatu kebijakan. Berkaitan dengan penjelasan diatas, maka
peneliti ingin mengkaji siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan yang terlibat serta sejauh mana
kepentingan tersebut mempengaruhi implementasi pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
di Sungai Batang Arau. 2.) Tipe manfaat Indikator ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa dalam suatu
kebijakan harus terdapat ada jenis manfaat yang menggambarkan dampak positif yang dihasilkan oleh
implementasi kebijakan yang direncanakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji
manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari implementasi pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan di Sungai Batang Arau. 57 Leo Agustino. 2017. Dasar-Dasar Kebijakan Edisi Revisi.
Bandung: Alfabeta, hlm 143 58 Ibid 49 3.) Derajat perubahan yang ingin dicapai Setiap kebijakan
memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai. Isi kebijakan yang ingin dijelaskan pada indikator ini
adalah bahwa perubahan yang ingin dicapai melalui implementasi kebijakan harus memiliki skala yang
jelas dengan melihat sejauh mana tingkat perubahan yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka peneliti ingin mengkaji perubahanperubahan apa saja yang ingin dicapai dari implementasi
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan di Sungai Batang Arau. 4.) Letak pengambilan
keputusan Proses Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memiliki peran penting dalam
implementasi kebijakan, maka pada variabel ini harus dijelaskan di mana letak pengambilan keputusan
dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan. Berkaitan dengan penjelasan ini, maka peneliti ingin
mengkaji bagaimana proses pengambilan keputusan dalam implementasi Program Pengendalian
Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Di Sungai Batang Arau. Kemudian peneliti juga ingin melihat
bagaimana pengaruh dari letak pengambilan keputusan terhadap implementasi program ini. 5.) Pelaksana
program Untuk mengimplementasikan suatu kebijakan atau program harus disokong dengan adanya
pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi tercapainya tujuan kebijakan. Dan ini harus sudah
terdata atau tergambar dengan baik pada 50 variabel ini. Implementor merupakan orang yang
melaksanakan suatu kebijakan atau program. Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan harus
dijelaskan siapa implementor dari kebijakan tersebut agar jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap
program yang sedang berjalan serta hal ini juga untuk mempermudah proses komunikasi dan koordinasi
agar suatu program dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti ingin melihat
siapa saja implementor yang terlibat dalam implementasi Program Pengendalian Pencemaran Dan
Perusakan Lingkungan Di Sungai Batang Arau. Kemudian peneliti juga ingin melihat bagaimana
pengaruh dari implementor tersebut dalam mengimplementasikan program ini. 6.) Sumber-sumber daya
yang digunakan Untuk menjalankan suatu kebijakan diperlukan dukungan sumber daya yang memadai.
Indikator ini menjelaskan bahwa keberhasilan suatu implementasi dipengaruhi oleh ketersediaan
sumberdaya. Jika sumber daya yang tersedia mencukupi, maka implementasi kebijakan akan berjalan
lancar. Namun, jika sumber daya terbatas, hal tersebut dapat menghambat proses implementasi kebijakan.
Grindle menekankan pentingnya sumber daya manusia dan sumber daya nonmanusia dalam implementasi
kebijakan. Dalam hal sumber daya manusia, perlu dijelaskan jumlah, jenis, dan distribusi sumber daya
manusia yang tersedia. Sumber daya manusia yang ada harus memenuhi standar baik dalam hal kualitas
51 maupun kuantitasnya. Selain sumber daya manusia, sumber daya non-manusia juga penting dalam
implementasi kebijakan. Sumber daya non-manusia meliputi anggaran dan ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung kelancaran proses implementasi59 . Oleh karena itu, pada penelitian ini
peneliti ingin mengkaji apa saja sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang
serta bagaimana pengaruh dukungan sumber daya tersebut dalam mengimplementasikan program
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan di Sungai Batang Arau. B. Konteks Kebijakan
Adapun variabel selanjutnya yang mempengaruhi kesuksesan implementasi menurut Grindle adalah
variabel konteks kebijakan, yang mana indikator nya terdiri dari: 1.) Kekuasaan, kepentingan-
kepentingan, dan strategi dari aktor yang terlibat Dalam suatu kebijakan, penting untuk
mempertimbangkan kekuatan atau kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang digunakan oleh para aktor
yang terlibat. Hal ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan kebijakan tersebut. Menurut Bierstadt,
kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan kekuatannya60. Makna
kekuatan disini yaitu kekuatan politik dimana ketika seseorang yang memiliki kekuatan politik juga
memiliki kepentingan terhadap program yang sedang dilaksanakan, maka ia akan membuat 59 Monika
Safitri. 2022. Implementasi Keluarga Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya menanggulangi
Kemiskinan di Kota Pekanbaru. skripsi, hlm 60 Miftah Thoha. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja
Grafindo Persada: Jakarta. Hlm 91 52 strategi-strategi agar program yang sedang diimplementasikan
dapat diterima dengan baik oleh kelompok sasaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji
bagaimana kekuasaan, dan kepentingan aktor yang terlibat mempengaruhi implementasi program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup di Sungai Batang Arau serta strategi apa
yang dilakukan oleh aktor pelaksana dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program. 2.) Karakteristik
lembaga dan rezim yang berkuasa Lingkungan pelaksanaan suatu kebijakan juga memainkan peran
penting dalam menentukan keberhasilannya. Dalam hal ini, karakteristik suatu lembaga yang terlibat juga
memiliki pengaruh terhadap implementasi kebijakan tersebut.. Terkait penelitian ini peneliti akan
mengkaji bagaimana karakteristik lembaga yang dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang
selaku leading sektor dalam implementasi Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup di Sungai Batang Arau dan yang dimaksud berkuasa dalam hal ini adalah Pemerintah Kota Padang.
3.) Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana Pentingnya kepatuhan implementor terhadap
kebijakan yang telah dibuat adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam implementasi
program atau kebijakan tersebut. Kemudian respon yang diberikan oleh pelaksana juga akan
mempengaruhi jalannya proses implementasi program. Respon implementor program mempengaruhi
jalannya implementasi. Respon yang baik akan 53 memperlancar, sementara respon yang buruk
menghambat implementasi. Dalam hal ini, implementor suatu program perlu responsif dalam menghadapi
kondisikondisi tak terduga yang mungkin timbul selama pelaksanaan program. Penelitian yang peneliti
lakukan juga akan mengkaji bagaimana kepatuhan serta daya tanggap aktor-aktor dalam
mengimplementasikan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan di Sungai Batang
Arau.

Anda mungkin juga menyukai