Anda di halaman 1dari 3

Demokrasi Di Sekolah

Suara Demokrasi Di Sekolah dalam P5


Dalam kegiatan P5 kedua ini mengambil tema tentang Suara Demokrasi. Suara demokrasi
dalam kegiatan P5 dimaksudkan untuk mengajarkan siswa-siswi agar mampu merefleksikan
makna dan memahami arti demokrasi dalam lingkup organisasi sekolah maupun kondisi
sebenarnya di lingkungan masyarkat dan lingkungan lain. Oleh karena itu, pendalaman tema
suara demokrasi di sekolah dapat memperkaya serta memperluas pemahaman siswa tentang
sistem demokrasi dan pemerintahan Indonesia.

Pengertian Demokrasi
Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna
rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahan. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya
untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.

Contoh Demokrasi Di Sekolah

Contoh demokrasi di sekolah yaitu adanya pemilihan ketua OSIS atau ketua Organisasi
lainnya. Dengan adanya kegiatan demokrasi pemilihan ketua OSIS maupun ketua organisasi
lainnya, siswa mampu mengembangkan nilai-nilai demokrasi yaitu persamaan hak dimana
para siswa diberikan kesempatan yang sama untuk ikut berpartisipasi secara langsung untuk
memilih pemimpinnya. dan menyalurkan suaranya sesuai dengan pilihannya masing-masing
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Masalah yang ada dalam kegiatan demokrasi

Di berbagai sekolah masih saja ada siswa yang memilih untuk Golput atau Golongan Putih.
Golput adalah istilah politik ketika seorang peserta dalam proses pemungutan suara tidak
memberikan hak suaranya atau tidak memilih satupun calon pemimpin, atau bisa juga peserta
yang datang ke bilik suara tetapi tidak ikut memberikan suara hingga prosesi pemungutan
suara berakhir.
Faktor yang menyebabkan Golput

1. Kurangnya pengetahuan siswa/siswi terhadap sistem pemilu dan perubahan-


perubahan yang terkait dengan pemilu tersebut sehingga menyebabkan mereka tidak
dapat menggunakan hak pilihnya secara benar, bahkan menyebabkan mereka enggan
untuk dating menggunakan hak pilih mereka.
2. Seorang siswa/siswi yang dengan sadar atau dengan sengaja tidak menggunakan hak
pilihnya karena menilai peserta pemilu atau pasangan calon yang ada tidak ada yang
sesuai dengan pilihan mereka.
3. Seorang siswa/siswi yang bersikap apatis terhadap kegiatan demokrasi. Seseorang
dengan tipe seperti ini tidak lagi peduli dengan urusan politik yaitu berdemokrasi,
bahkan tidak mencari tahu apa itu golput dan risiko yang terjadi jika memilih untuk
golput pada setiap pemilu.

Akibat apabila memilih untuk golput

1. Tingginya angka golput menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan dan kredibilitas


calon terpilih.
2. Mencemirkan bangsa yang tidak berdemokrasi dalam Negara Demokrasi. Padahal kita
sudah diberi kesempatan untuk bisa memilih, mengeluarkan suara dengan bebas
sesuai dengan hati kita sendiri, tetapi masih ada yang memilih untuk golput. Tindakan
tersebut tidak mencerminkan sikap kita yang hidup sebagai rakyat yang demokratis.
3. Hak tidak digunakan secara maksimal. Sungguh sayang apabila hak yang seharusnya
bisa menjadi sebuah kesempatan untuk merubah suatu keadaan menjadi lebih baik,
malah dibuang begitu saja dengan berbagai alasan seperti malas, tidak ada calon yang
cocok dan sebagainya.

Solusi agar kita tidak golput

1. Dengan meningkatkan partisipasi warga sekolah melalui berbagai cara, seperti


sosialisasi, kampanye, diskusi, debat, survei, atau referendum di berbagai sekolah.
Kegiatan ini meningkatkan pemahaman dan wawasan siswa/siswi tentang dunia
politik yaitu demokrasi.
2. Meningkatkan edukasi siswa/siswi melalui berbagai media, seperti buku, majalah,
koran, radio, televisi, internet, atau media sosial. Kegiatan ini bisa meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang sesuai
dengan kriteria dan kepentingan mereka.
3. Meningkatkan kontrol sosial siswa/siswi terhadap proses dan hasil pemilu melalui
berbagai mekanisme, seperti pengawasan, pengaduan, laporan, atau demonstrasi.
Kontrol sosial siswa/siswi bisa meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
organisasi dan calon pemimpin terhadap warga sekolah.

Kesimpulan
Jadi, janganlah sesekali kita memilih untuk golput baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat. Karena dengan memilih untuk golput akan menyebabkan banyak sekali masalah
seperti tidak mencemirkan bangsa yang berdemokrasi dalam negara demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai