Anda di halaman 1dari 11

LOBBY KOMUNIKASI

KELOMPOK 1

Dosen Pengampu : Drs. Joni Arman Hamid, M. Ikom

Nama : Arfianomekaputra ( 44222010142)

: Kevin Ferdiawan Fatah (44222010198)

: Muhammad Wahib Suhail

Tanggal Tugas : 26 September 2023

Tanggal Submit : 3 Oktober 2023

PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tahun Ajaran 2023-2024


A. Diplomasi

Diplomasi adalah seni dan praktik berkomunikasi dan


bernegosiasi dengan pihak lain untuk mencapai tujuan bersama.
Diplomasi dapat dilakukan oleh berbagai aktor, seperti negara,
organisasi internasional, kelompok non-pemerintah, atau individu.
Diplomasi memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian,
kerjasama, dan stabilitas di dunia.

Salah satu aspek penting dari diplomasi adalah etika. Etika


adalah prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku seseorang
atau kelompok. Etika diplomasi adalah etika yang berlaku bagi para
diplomat dan pejabat yang terlibat dalam hubungan internasional.
Etika diplomasi mencakup hal-hal seperti menghormati kedaulatan
dan hukum negara lain, menjaga kerahasiaan informasi,
menghindari konflik kepentingan, dan menunjukkan sikap hormat
dan sopan.

Etika diplomasi tidak hanya bermanfaat bagi para diplomat


itu sendiri, tetapi juga bagi negara-negara dan masyarakat
internasional secara keseluruhan. Etika diplomasi dapat membantu
membangun kepercayaan, saling pengertian, dan kerjasama antara
pihak-pihak yang berbeda. Etika diplomasi juga dapat mencegah
atau menyelesaikan konflik dan perselisihan yang dapat merugikan
semua pihak. Etika diplomasi juga dapat meningkatkan citra dan
reputasi negara di mata dunia.

Namun, etika diplomasi tidak selalu mudah diterapkan dalam


praktiknya. Ada banyak tantangan dan dilema yang dihadapi oleh
para diplomat dalam menjalankan tugas mereka. Beberapa
tantangan dan dilema tersebut antara lain:

- Bagaimana menyeimbangkan antara kepentingan nasional dan


kepentingan global?
- Bagaimana menangani isu-isu sensitif seperti hak asasi manusia,
demokrasi, atau lingkungan?

- Bagaimana beradaptasi dengan budaya, nilai, dan norma yang


berbeda-beda di negara lain?

- Bagaimana mengatasi tekanan politik, ekonomi, atau sosial dari


negara sendiri atau negara lain?

- Bagaimana menghadapi situasi krisis, darurat, atau ancaman


yang tidak terduga?

Untuk mengatasi tantangan dan dilema tersebut, para diplomat


perlu memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai.
Beberapa keterampilan yang dibutuhkan oleh para diplomat antara
lain:

- Keterampilan komunikasi: kemampuan untuk menyampaikan


pesan dengan jelas, tepat, dan efektif kepada pihak lain.

- Keterampilan negosiasi: kemampuan untuk mencari solusi yang


menguntungkan semua pihak melalui dialog, kompromi, dan
konsensus.

- Keterampilan analisis: kemampuan untuk memahami situasi,


masalah, dan peluang yang ada di lingkungan internasional.

- Keterampilan adaptasi: kemampuan untuk menyesuaikan diri


dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.

Beberapa pengetahuan yang dibutuhkan oleh para diplomat antara


lain:

- Pengetahuan tentang sejarah, politik, ekonomi, sosial, budaya,


dan hukum negara sendiri dan negara lain.
- Pengetahuan tentang isu-isu global yang relevan dengan bidang
kerja diplomasi, seperti perdagangan, keamanan, pembangunan,
hak asasi manusia, dll.

- Pengetahuan tentang organisasi-organisasi internasional yang


terlibat dalam hubungan internasional, seperti PBB², ASEAN³, Uni
Eropa, dll.

Beberapa sikap yang dibutuhkan oleh para diplomat antara lain:

- Sikap profesional: menjunjung tinggi integritas, kompetensi,


tanggung jawab, dan loyalitas dalam menjalankan tugas diplomasi.

- Sikap etis: mengikuti prinsip-prinsip etika diplomasi dalam


berinteraksi dengan pihak lain.

- Sikap terbuka: bersedia untuk belajar dari pengalaman-


pengalaman baru dan berbagi pengetahuan dengan pihak lain.

- Sikap toleran: menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di


antara pihak-pihak yang berbeda.

Dalam menjalankan diplomasi, para diplomat juga perlu


memperhatikan beberapa jenis diplomasi yang berbeda-beda,
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Beberapa jenis
diplomasi yang dikenal dalam hubungan internasional antara lain:

- Diplomasi politik pasifikasi: diplomasi yang bertujuan untuk


mencegah atau meredakan konflik dengan memberikan konsesi-
konsesi kepada pihak lawan pada masalah yang tidak signifikan.

- Diplomasi kapal perang: diplomasi yang menggunakan ancaman


atau penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik
luar negeri.
- Diplomasi dolar: diplomasi yang menggunakan metode ekonomi,
seperti pinjaman atau investasi, untuk mempengaruhi kebijakan
luar negeri pihak lain.

- Diplomasi publik: diplomasi yang melibatkan partisipasi


masyarakat sipil, media, dan budaya dalam membentuk opini publik
dan citra negara.

- Diplomasi budaya: diplomasi yang mempromosikan nilai-nilai,


tradisi, dan identitas budaya suatu negara kepada negara lain
untuk meningkatkan pengertian dan kerjasama.

- Diplomasi multilateral: diplomasi yang melibatkan tiga atau lebih


negara dalam suatu forum atau organisasi internasional untuk
menyelesaikan masalah bersama.

- Diplomasi bilateral: diplomasi yang melibatkan dua negara dalam


suatu hubungan langsung untuk menyelesaikan masalah tertentu.

- Diplomasi preventif: diplomasi yang bertujuan untuk mencegah


terjadinya konflik atau eskalasi kekerasan dengan menggunakan
berbagai instrumen, seperti mediasi, fasilitasi, dialog, atau jaminan
keamanan.

Dengan mengetahui berbagai aspek, keterampilan, pengetahuan,


sikap, dan jenis diplomasi, para diplomat dapat menjalankan tugas
mereka dengan lebih baik dan efektif. Diplomasi yang baik dapat
memberikan manfaat bagi negara sendiri dan negara lain, serta
bagi perdamaian, kerjasama, dan stabilitas dunia.
B. Peran Diplomasi

Dalam kehidupan sehari-hari, diplomasi memiliki peran yang


penting dalam meningkatkan interaksi antara negara dan masyarakat di
seluruh dunia. Diplomasi juga dapat membantu menyelesaikan konflik
antara negara atau kelompok masyarakat, memfasilitasi perundingan
antara negara atau kelompok masyarakat untuk mencapai kesepakatan
bersama, dan memperkuat kerjasama antara negara atau kelompok
masyarakat dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, pendidikan, dan
lingkungan hidup. Diplomasi memiliki beberapa peran penting, di
antaranya :

1. Meningkatkan interaksi: Diplomasi dapat meningkatkan interaksi


antara negara dan masyarakat di seluruh dunia.
2. Penanganan konflik: Diplomasi dapat membantu menyelesaikan
konflik antara negara atau kelompok masyarakat.
3. Perundingan: Diplomasi dapat memfasilitasi perundingan antara
negara atau kelompok masyarakat untuk mencapai kesepakatan
bersama.
4. Kerjasama: Diplomasi dapat memperkuat kerjasama antara negara
atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang, seperti
perdagangan, pendidikan, dan lingkungan hidup.
C. Tujuan Diplomasi

Dalam kehidupan sehari-hari, diplomasi memiliki peran yang penting


dalam meningkatkan interaksi antara negara dan masyarakat di seluruh dunia.
Diplomasi juga dapat membantu menyelesaikan konflik antara negara atau
kelompok masyarakat, memfasilitasi perundingan antara negara atau kelompok
masyarakat untuk mencapai kesepakatan bersama, dan memperkuat kerjasama
antara negara atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang, seperti
perdagangan, pendidikan, dan lingkungan hidup.

Tujuan diplomasi adalah untuk menciptakan persetujuan dalam kecamata


kebijakan . Tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan kemerdekaan yang
telah diperoleh serta melindungi kedaulatan wilayah NKRI dari Sabang sampai
Merauke . Selain itu, diplomasi memiliki fungsi utama untuk menjaga perdamaian
antar negara, seperti fasilitasi perundingan, perlindungan, penyelidikan, hingga
penjagaan hubungan interaksi antar negara . Diplomasi memiliki beberapa Tujuan
lain, di antaranya :

1. Mewakili negara asal ke negara penerima: Diplomat bertindak sebagai


perwakilan negara asal di negara penerima. Mereka memperjuangkan
kepentingan negara asal dan menjalin hubungan baik dengan negara
penerima.
2. Melindungi kepentingan, properti, dan saham perusahaan negara
asal: Diplomasi dapat melindungi kepentingan, properti, dan saham
perusahaan negara asal di negara penerima.
3. Negosiasi dan perjanjian dengan negara asal dan negara tuan rumah:
Diplomasi melakukan negosiasi dan perjanjian dengan negara asal dan
negara tuan rumah untuk mencapai tujuan bersama.
4. Melindungi wilayah dan warga negara yang diwakili: Dengan
diplomasi melindungi wilayah dan warga negara yang diwakilinya di
negara penerima.
5. Mempelajari segala cara dan perkembangan negara yang ditugaskan:
Diplomasi mempelajari segala cara dan perkembangan negara yang
ditugaskan untuk memperkuat hubungan antara negara asal dan negara
penerima.

D. Penerapan Diplomasi

Diplomasi, sebagai seni dan praktik membangun hubungan antara


negara-negara dan entitas internasional, berperan penting dalam menjaga
stabilitas global dan mencapai berbagai tujuan internasional. Dalam
hubungan antar-negara, diplomasi melibatkan pertukaran diplomatik,
kunjungan resmi, dan dialog yang terus-menerus untuk memelihara
hubungan baik, membahas isu-isu yang kompleks, dan mempromosikan
kerja sama.

Selain itu, diplomasi sering digunakan sebagai alat untuk


penyelesaian konflik. Melalui proses negosiasi yang cermat, negara-
negara mencoba meredakan ketegangan, menghindari eskalasi konflik
bersenjata, dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua
pihak yang terlibat. Diplomasi juga berperan dalam menjaga perdamaian
setelah konflik selesai.

Dalam konteks ekonomi dan perdagangan internasional, diplomasi


digunakan untuk membuka pintu perdagangan, mengatasi hambatan
perdagangan, dan mempromosikan investasi lintas batas. Negara-negara
menjalankan diplomasi ekonomi untuk memastikan bahwa kepentingan
ekonomi nasional mereka terjaga dalam lingkungan perdagangan global
yang semakin kompleks.

Diplomasi juga memiliki peran yang signifikan dalam isu-isu


lingkungan. Negara-negara bekerja sama melalui diplomasi lingkungan
untuk mencapai kesepakatan global tentang perubahan iklim, pelestarian
sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam bidang hak asasi manusia, diplomasi digunakan untuk
mempromosikan prinsip-prinsip hak asasi manusia di seluruh dunia.
Negara-negara bekerja sama dalam organisasi internasional untuk
mengatasi pelanggaran hak asasi manusia dan memastikan bahwa
standar hak asasi manusia internasional dihormati.

Selama krisis kemanusiaan, diplomasi berperan dalam


mengkoordinasikan bantuan internasional dan memastikan bahwa
bantuan mencapai mereka yang membutuhkan. Ini mencakup negosiasi
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik atau krisis untuk
memungkinkan akses bantuan kemanusiaan.

Diplomasi juga memiliki peran strategis dalam upaya non-proliferasi


senjata nuklir dan mengurangi risiko konflik nuklir. Perjanjian-perjanjian
seperti Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) melibatkan upaya
diplomatik untuk mengendalikan penyebaran senjata nuklir dan
mengurangi stok senjata nuklir.

Selain itu, diplomasi terintegrasi dalam perumusan dan


pelaksanaan kebijakan luar negeri suatu negara. Diplomat negara
tersebut berperan sebagai perwakilan resmi dalam interaksi dengan
negara-negara lain, organisasi internasional, dan entitas-entitas
internasional lainnya.

Terakhir, organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-


Bangsa (PBB) juga mengandalkan diplomasi untuk menjalankan operasi
mereka, mengkoordinasikan upaya internasional, dan mencapai tujuan-
tujuan bersama.

Secara keseluruhan, diplomasi merupakan instrumen yang vital


dalam menjaga perdamaian, mempromosikan kerja sama internasional,
dan menangani berbagai masalah kompleks yang dihadapi dunia saat ini.
Melalui dialog, negosiasi, dan diplomasi, negara-negara dan entitas
internasional bekerja sama untuk mencapai solusi yang menguntungkan
semua pihak dan membawa manfaat bagi seluruh dunia.

Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, diplomasi juga


berkembang menjadi bentuk yang lebih inklusif, termasuk melibatkan
aktor-aktor non-negara seperti organisasi non-pemerintah, perusahaan
multinasional, dan individu-individu dalam proses pembuatan keputusan
internasional. Ini menciptakan dinamika baru dalam diplomasi yang
mencakup berbagai kepentingan dan pemangku kepentingan.

Selain itu, diplomasi digital menjadi semakin relevan dalam dunia


yang terhubung secara digital. Negara-negara dan aktor-aktor
internasional menggunakan media sosial, diplomasi siber, dan komunikasi
online untuk memengaruhi opini publik, menyebarkan pesan diplomatik,
dan menjalankan negosiasi internasional.

Diplomasi bukan hanya tentang berbicara dan menulis, tetapi juga


tentang tindakan konkret. Inisiatif diplomasi dapat melibatkan bantuan
pembangunan, pertukaran budaya, dan berbagai bentuk kerja sama
teknis. Semua ini bertujuan untuk membangun kepercayaan antar-negara
dan meningkatkan pemahaman bersama.

Dalam situasi darurat dan konflik, diplomasi sering kali merupakan


alternatif yang lebih baik daripada tindakan militer yang merugikan.
Melalui diplomasi, konflik dapat diatasi tanpa perlu mengorbankan nyawa
dan merusak lingkungan. Dengan demikian, diplomasi memiliki peran
yang tak tergantikan dalam mempromosikan kedamaian, stabilitas, dan
kerja sama internasional.

Daftar Pustaka

assindya, Sendia. “Etika dalam Berdiplomasi – sendia assindiya.”


sendia assindiya, 30 January 2014,
https://assindiya.wordpress.com/2014/01/30/etika-dalam-
berdiplomasi/. Accessed 2 October 2023.
Ilmu ips. “Pengertian Diplomasi Menurut Para Ahli, Fungsi, Tujuan
dan Jenis – Jenis Diplomasi.” Ilmuips.my.id - Materi Belajar Gratis,
21 July 2020, https://www.ilmuips.my.id/2020/07/pengertian-
diplomasi-menurut-para-ahli.html. Accessed 2 October 2023.
Sindonews. “Etika Hubungan Diplomasi.” SINDOnews, 25 October
2017, https://nasional.sindonews.com/berita/1251423/16/etika-
hubungan-diplomasi. Accessed 2 October 2023.
Sisca, Shintaloka Pradita. “8 Tipe Diplomasi dalam Hubungan
Internasional Halaman all - Kompas.com.” Berita Global Terkini -
Kompas.com, 30 November 2021,
https://internasional.kompas.com/read/2021/11/30/221120670/8-
tipe-diplomasi-dalam-hubungan-internasional. Accessed 2 October
2023.
Triwahyuni, Dewi. “THEORY OF DIPLOMACY.”
repository.unikom.ac.id, vol. Vol. 1, no. 2, 2018, pp. 1-10.

Anda mungkin juga menyukai