Anda di halaman 1dari 19

Fungsi Dan Perspektif Komunikasi Internasional

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi


Internasional)

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Zakiyuddin, S.IP., M.I.Kom.


Ast Dosen: Dudi Yudhakusuma, S.IP.,M.I.Kom.

Disusun Oleh:
Chantika Egiani Bilqisthi (41153030200066)
Febia Rahmawati (41153030200081)
Kelas: IKOM A2/VI

PRODI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Jl. Karapitan N0. 116 Bandung 40261 Tlp : 022-4218084, Fax. 022-4237144
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................2


BAB I ......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
PENGERTIAN KOMUNIKASI INTERNASIONAL MENURUT PARA AHLI....3
BAB II ....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................5
1. PERSPEKTIF DIPLOMATIK ........................................................................................5
2. PERSPEKTIF JURNALISTIK .......................................................................................7
3. PERSPEKTIF PROPAGANDISTIK.......................................................................... 10
4. PERSPEKTIF KULTURALISTIK ............................................................................. 12
5. PERSPEKTIF BISNIS ................................................................................................... 14
FUNGSI KOMUNIKASI INTERNASIONAL ................................................................ 16
BAB III ............................................................................................................................................... 18
PENUTUP .......................................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

PENGERTIAN KOMUNIKASI INTERNASIONAL MENURUT PARA


AHLI

• Menurut Davison dan George menyatakan bahwa komunikasi


internasional memang merupakan bentuk dari hubungan politik antar
negara dalam ranah internasional. Kedua ahli ini menyatakan bahwa
komunikasi internasional digunakan sebagai representasi komunikasi
sebuah negara dalam mempengaruhi perilaku politik negara lain yang
terkait. Yang termasuk kepada ranah komunikasi internasional pada
penjelasan ini adalah propaganda, diplomasi, pertahanan, dan informasi
serta tidak memasukkan penyebaran agama dan pendidikan di dalamnya.

• Phil Astrid Soesanto memiliki pengertian terhadap komunikasi


internasional yaitu sebuah proses komunikasi dimana berbagai negara
yang berbeda melakukannya dengan melewati batas-batas kenegaraan
mereka. Hal ini sejalan dengan pandangan dari Sumarno AP yang
menyatakan bahwa komunikasi internasional dilakukan oleh beberapa
negara yang memiliki ruang lingkup nasionalnya masing-masing dan
menggunakan pesan komunikasi yang berkaitan dengan kepentingan
negara-negara terkait.

• K.S. Sitaram Kominter adalah komunikasi antara struktur-struktur politik


alih-alih antara budaya-budaya sosial. Sebab kominter yang dilakukan
sering lewat para pemimpin negara atau wakil-wakil negara (menlu, dubes,
konsular dsb).

3
• Bagi Sastropoetro
Komunikasi internasional mempelajari pernyataan antarnegara,
antarpemerintah, atau antarbangsa yang bersifat umum melalui lambang-
lambang yang berarti.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi Internasional Diartikan sebagai kajian dalam ranah internsional


mengenai data dan informasi yang masuk dan keluar melalui batas-batas negara.
Selain itu, komunikasi internasional juga dapat dikaitkan dengan konsep politik dan
hubungan satu negara dengan negara lain. Prespektif komunikasi internasional
adalah pandangan dalam memahami lebih mendalam mengenai kajian tersebut
secara keilmuan.

Berikut adalah beberapa prespektik Komunikasi Internasional:

1. PERSPEKTIF DIPLOMATIK
Perspektif komunikasi internasional yang pertama adalah perspektif diplomatik,
yang sesuai dengan namanya berarti diplomasi yang dilakukan antar negara.
Diplomasi memang bukan hal yang baru lagi dalam hubungan internasinoal atau
antar negara, karena banyaknya kebutuhan kerjasama yang melibatkan satu negara
dengan satu atau beberapa negara lain. Perspektif diplomatik biasanya dilakukan
dalam kelompok yang berukuran kecil dan berfokus pada tingkat interpersonal,
misalnya oleh masing-masing perwakilan pejabat negara yang membahas
kerjasama atau menyelesaikan konflik yang terjadi.

Dalam prespektif diplomatik, komunikasi internasional adalah kegiatan


komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah atau negara dengan pemerintah atau
negara dengan pemerintah atau negara lain melalui saluran diplomatik. Jalur
diplomatik lebih kerap ditempuh melalalui komunikasi langsung antara pejabat
tinggi negara (menteri luar negeri, duta besar, konsul jenderal, atau staf diplomatik
lainna). dalam prespektif diplomatik, komunikasi internasional lazimmnya
dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil. Diplomasi lazimmnya
dilakukan secara ekslusif dalam komunikasi kelompok kecil antarpejabat tinggi
negara atau melalui perwakilan diplomatik dan konsuler masing-masing negara
atau melalui mekanisme komunikasi PBB serta organisasi internasional seperti
ASEAN, Uni Eropa APEC, OIC, WTO, OECD, UNESCO, dan sebagainya.

5
Komunikasi internasional dalam perspektif diplomatik merupakan kegiatan
atau upaya untuk membina rasa saling percaya atau memper- teguh keyakinan
terhadap suatu gagasan. Dengan menggunakan saluran- saluran diplomatik,
komunikasi internasional lebih banyak digunakan untuk memperluas pengaruh,
meningkatkan komitmen dan solidaritas, menanggulangi perbedaan pendapat dan
salah paham, serta menghindari pertentangan dalam masalah tujuan dan
kepentingan yang dikehendaki sebuah negara. Selain untuk menghindari konflik,
tujuan komunikasi internasional sering digunakan untuk mengembangkan kerja
sama baik dalam hubungan bilateral maupun multilateral, memperkuat posisi tawar
(bargaining position) serta meningkatkan citra dan reputasi suatu negara. Di sini,
terasa betapa pentingnya teknik komunikasi diplomatik serta perlu- nya tradisi
komunikasi diplomatik di antara negara berdaulat dalam mele- takkan jalur utama
komunikasi internasional untuk tujuan memelihara perdamaian dunia dan
mengembangkan pembangunan internasional.

Berbagai kunjungan kenegaraan dan keikutsertaan dalam konferensi


internasional merupakan bagian dari perspektif diplomatik komunikasi
internasional. Contoh konkretnya termasuk komunikasi antara pejabat tinggi satu
negara dengan negara lain dalam lobby, forum tukar pikiran, persidangan,
perundingan, dan sebagainya untuk menggalang dukung- an terhadap suatu resolusi
di PBB. Contoh lainnya adalah kontak-kontak diplomatik untuk menginformasikan
hal-hal yang sesungguhnya terjadi mengenai stabilitas sosial politik untuk
mengembangkan suatu kerja sama internasional atau mendorong masuknya
investasi asing ke sebuah negara.

Contoh perspektif diplomatik adalah kunjungan Menlu AS, Collin Powell ke


Indonesia untuk menjelaskan kebijakan luar negeri AS dalam penanggulangan
terorisme internasional (pertengahan 2002). Kunjungan Menlu Inggris, Jack Straw
bermaksud menjelaskan bahwa pemerintah Inggris tidak berniat untuk memusuhi
Islam. Tetapi karena melihat adanya ancaman senjata nuklir, Inggris memberi
dukungan kepada AS dalam agresi militer ke Irak (11 Januari 2003). Contoh lainnya
adalah kunjungan Dubes AS, Ralph L Boyce, ke beberapa kampus perguruan tinggi
dan pesantren untuk berceramah tentang Islam and Religious Tolerance in America
(November 2002).

6
Komunikasi internasional dalam perspektif diplomatik lazim digo- longkan ke
dalam first track diplomacy (komunikasi ditujukan kepada pemerintah negara), dan
second track diplomacy (komunikasi berhubungan langsung dengan penduduk atau
masyarakat setempat). Kunjungan Pre- siden Putin ke Jakarta untuk berbicara
dengan Presiden Yudhoyono dan menggolkan transaksi jual-beli pesawat Sukhoi
buatan Rusia disebut first track diplomacy. Kunjungan Dubes AS ke kampus dan
pesantren ter- golong second track diplomacy. Ditinjau dari dimensi komunikasi,
untuk jangka waktu yang lama, komunikasi formal antarpemerintah dianggap lebih
menentukan efektivitasnya.

Perspektif diplomatik biasanya dilakukan untuk mempererat hubungan antar


negara, memperkuat posisi negara di mata negara lain atau dunia secara global, atau
bahkan memperbaiki dan meningkatkan reputasi sebuah negara. Pertemuan yang
mencakup perspektif diplomatik dapat dilakukan dalam berbagai format, baik yang
bersifat formal maupun semi formal. Misalnya dilakukan melalui konfrensi pers,
pertemuan politik, forum besar di PBB, forum tingkat regional negara, atau yang
lebih bersifat semi formal seperti perjamuan dan makan malam negara.

Perspektif Diplomatik juga Dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil


antara pejabat tinggi negara seperti Menteri Luar Negeri (menlu)

· Digunakan untuk memperluas pengaruh.

· Mengatasi ketidaksepakatan ( batas wilayah, kuota haji)

· Mengatasi salah pengertian atau pertentangan dalam masalah tujuan dan


kepentingan setiap negara. Memperteguh keyakinan dan menghindari konflik.
(bentuk negaraà Islam – sekuler. Dilakukan dalam bentuk konferensi pers,
pertemuan politik, jamuan makan, dan sebagainya.

2. PERSPEKTIF JURNALISTIK
Perspektif yang selanjutnya adalah perspektif jurnalistik, yang sesuai dengan
namanya maka perspektif ini dilaksanakan melalui saluran atau channel media
massa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa arus informasi memang didominasi
dan dikendalikan oleh negara-negara maju, sehingga perspektif jurnalistik yang

7
diterapkan pun banyak dipengaruhi oleh pandangan negara maju. Bisa dikatakan
bahwa negara-negara maju memiliki peran sebagai gatekeeper atau pengontrol arus
informasi yang disampaikan pada jangkauan global. Informasi atau data memang
memiliki peranan penting hampir di seluruh lapisan kehidupan, termasuk juga pada
ranah internasional atau hubungan global yang mencakup antar negara.

Dalam prespektif jurnalistik, komunikasi internasional adalah studi tentang


berbagai macam interaksi yang lebih bersifat mass mediated communication
(MMC), yang dilakukan antara dua atau beberapa negara yang berbeda latar
belakang budaya, bahasa, ideologi, politik, tingkat perkembangan ekonomi, dan
sebagainya.

Komunikasi Internasional dalam arti bersifat mass mediated communication


(MMC), berbeda dengan bidang-bidang komunikasi lainnya. Komunikasi
internasional berbasis MMC memfokuskan perhatiannya lebih kuat pada isu-isu
sosial dan politik, ekonomi, dan kebudayaan serta pemanfaatan jaringan media
massa internasional. Dalam konteks ini, ada tiga kriteria yang membeakan
komunikasi internasional dengan bentuk komunikasi lainnya, sebagai berikut:

1. Jenis peannya bersifat internasional

2. Komunikator dan komunikannya berbeda kebangsaan

3. Saluran media yang digunakan bersifat internasional

Kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif jurnalistik lazimnya


dilakukan melalui saluran media cetak dan media elektronik be- rupa pertukaran
informasi tentang peristiwa internasional untuk meme- ngaruhi opini publik
internasional, menemukan peluang bisnis, atau men- dorong upaya kerja sama. Di
sini para jurnalis termasuk pengamat dan penulis berperan besar dalam komunikasi
internasional karena mereka mampu memengaruhi persepsi dan opini publik
internasional baik dari kalangan kelompok pemerintah maupun kelompok
masyarakat.

8
Dalam perspektif jurnalistik, komunikasi internasional dilakukan melalui media
massa cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan berbagai publikasi cetak lainnya),
dan juga melalui media massa elektronik (radio, televisi, film, video, dan internet).
Kegiatan komunikasi internasional lazimnya berlangsung secara wajar, objektif,
dan alami. Kegiatan ini bersifat netral dan menghindari sikap sengaja memojokkan
pihak lain. Walaupun demi- kian, ada kemungkinan perspektif jurnalistik
digunakan secara subjektif untuk kepentingan propaganda dengan tujuan akhir
mengubah kebijak- an dan kepentingan satu negara atau memperlemah posisi
negara lawan atau negara lain yang dipandang tidak/kurang bersahabat.

Contoh jurnalistik objektif antara lain siaran televisi bertajuk Dis- covery
Channel dan sajian informasi di majalah National Geographic yang memperluas
wawasan, menambah pengetahuan, serta menumbuhkan kesadaran terhadap
perlunya upaya bersama untuk mencegah pence- maran atau kerusakan, dan
melestarikan lingkungan global. Termasuk jurnalistik objektif adalah berita yang
menggambarkan kesengsaraan para tahanan di penjara Guantanamo atau di Abu
Ghuraib yang diperlakukan secara tidak manusiawi dan disiksa secara keji oleh
tentara Amerika Serikat. Begitu juga berita tentang penyiksaan dan pemerkosaan
terhadap TKW di Saudi Arabia; bahkan banyak diantaranya yang bunuh diri. Sajian
jurnalistik semacam ini dapat menyadarkan masyarakat termasuk LSM untuk
bersikap dan mengambil tindakan tertentu.

Contoh jurnalistik subjektif misalnya pemerintah Amerika Serikat


memanfaatkan media cetak dan elektronik sebagai alat propaganda ke- pada
masyarakat dunia pascatragedi 11 September 2001. Propaganda AS tersebut
bertujuan untuk menciptakan opini publik internasional yang menguntungkan
negara AS dengan menjadikan Osama bin Laden beserta organisasi Al-Qaedah
sebagai biang ancaman keamanan global. Hal ini kemudian dijadikan sebagai dalih
oleh AS untuk menumpas terorisme internasional dengan melancarkan serangan
militer ke Afganistan (2001) dan kemudian melancarkan agresi ke Irak (Agustus-
September 2002). AS juga menuduh Indonesia sebagai sarang terorisme dan
mempropa- gandakan adanya jaringan teroris Al-Qaedah di Indonesia yang berniat

9
untuk membunuh Presiden Megawati (September-Oktober 2002); dan juga jaringan
Jamaah Islamiah yang konon akan membunuh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla menjelang eksekusi Amrozi dkk (akhir
Oktober 2008).

Perspektif jurnalistik tak jarang digunakan sebagai propaganda dalam


mengubah atau bahkan membuat suatu kebijakan dalam sebuah negara, dan bisa
juga digunakan sebagai alat untuk memperkuat atau justru melemahkan kedudukan
posisi suatu negara. Dengan kata lain, mereka yang memiliki kontrol atas arus
informasi maka memiliki kontrol juga terhadap arus komunikasi yang terjadi di
dunia internasional.

Kegiatan komunikasi internasional dalam prespektif jurnalistik lazimnya


dilakukan melalui saluran media cetak dan media elektronik berupa pertukaran
informasi tentang peristiwa in ternasional untuk memengaruhi opini publik
internasional, menemukan peluang bisnis, atau mendorong upaya kerjasama. Disini
para jurnalis termasuk pengamat dan penulis berperan besar dalam komunikasi
internasional karena mereka mampu memengaruhi presepsi dan opini publik
internasional baik dari kalangan kelompok pemerintah maupun kelompok
masyarakat.

Perspektif Jurnalistik juga Dilakukan melalui saluran media massa cetak dan
elektronik seperti press release, reportase, artikel

· Arus informasi yang bebas dan terbuka dari negara maju melalui media massa
dinilai lebih merugikan negara berkembang

· Komunikasi yang cenderung satu arah dijadikan alat kontrol bagi negara maju
terhadap kekuatan sosial politik negara berkembang

· Negara berkembang menghendaki new information order.

3. PERSPEKTIF PROPAGANDISTIK
Perspektif komunikasi internasional yang terakhir adalah perspektif propogandistik
yang memiliiki sedikit kesamaan dengan perspektif jurnalistik, yaitu menggunakan

10
kekuatan media massa. Namun perbedaannya adalah perspektif propogandistik
lebih mengacu kepada penyebaran dan penanaman ide serta gagasan milik satu
negara kepada masyarakat di negara lain untuk dapat mempengaruhi pemikiran,
perasaan, dan tindakan mereka. Propoganda ini dibuat melalui gagasan yang
diberikan, peristiwa yang terjadi, atau kebijakan suatu negara yang kemudian
membuat masyarakat negara lain memberikan dukungan mereka atau bahkan
mengubah sikap serta cara pandangnya.

Dalam Perspektif Propagandistik, komunikasi internasional lebih Ditujukan


untuk menanamkan gagasan ke dalam benak negara lain atau masyarakat
internasional secara keseluruhan. Upaya propaganda dipacu sedemikian kuat bukan
sekedar untuk mengarahkan opini publik internasional, melainkan untuk
memengaruhi pikiran, perasaan, serta tindakan pemerintah dan khalayak (publik)
di negara lain, baik negara lawan atau negara kawan. Tujuan ini mencakup
penguatan dan perluasan dukungan dari negara lain, mempertajam atau mengubah
sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau kebijakan luar negeri tertentu,
pelemahan atau bahkan penggagalan kebijakan atau program nasional yang sedang
ditempuh negara lawan ataua negara tidak bersahabat atau kelompok lain.

Propaganda bisa dirancang untuk mencapai tujuan tertentu yang eksklusif


(terbatas) dan berjangka pendek, misalnya upaya AS meng- halangi niat negara-
negara anggota Uni Eropa membuka hubungan dagang dengan Kuba. Propaganda
dapat pula digunakan untuk tujuan lebih luas dan strategis yang mencakup
penguatan serta perluasan du- kungan dari rakyat dan pemerintah negara sahabat
untuk melaksanakan gagasan tertentu atau untuk menghadapi lawan yang dibenci.
Misalnya, propaganda AS yang menggembar-gemborkan dirinya sebagai pelopor
dan pendorong demokrasi atau propaganda AS yang menyebut Irak-Iran- Korea
Utara sebagai 'Poros Setan' tekait dengan isu senjata nuklir. Uni Soviet (sebelum
bubar pada tahun 1991), mempropagandakan dirinya sebagai pembela dan
pelindung bangsa-bangsa tertindas serta pelopor antiterorisme. Demikian pula
negara-negara Barat lainnya, khususnya negara-negara industri maju penganut
sistem ekonomi kapitalis, giat mempropagandakan liberalisasi perdagangan dunia.

11
Selain itu, propaganda juga bisa bertujuan mempertajam atau meng- ubah
sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau peristiwa atau kebijakan luar
negeri tertentu. Misalnya, AS melakukan pendekatan secara persuasif terhadap
negara-negara lain dan menempatkan dirinya sebagai "korban terorisme" pada
tragedi 11 September 2001 untuk men- justifikasi serangan militer ke Afganistan.
AS juga mencoba menanamkan rasa antipati yang sangat mendalam pada negara-
negara Arab di Timur Tengah terhadap pemerintahan Saddam Hussein di Irak
(2002-2003).

Selama ini, propaganda memang diakui merupakan instrumen yang paling


ampuh untuk menanamkan pengaruh. Keampuhan pengaruh propaganda dapat
dirasakan ketika propaganda berhasil mewujudkan kondisi terdapatnya kesatuan
psikologis dalam komunikasi internasional, atau opini publik dalam suatu negara
cocok dengan opini publik negara lain hingga berintegrasi menjadi opini
internasional, dan selanjutnya akan menjadi kutub pendapat yang terpisahkan oleh
perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan latar belakang ideologi, sejarah,
sosial, dan faktor- faktor lain dari suatu negara.

Prespektif propagandadistik juga dapat dapat mempengaruhi pemikiran, perasaan,


serta tindakan lewat buku, film, pameran, diskusi.

Memperoleh penguatan dan perluasan dukungan rakyat dan negara sahabat: againts
terrorism, drugs, communism

·Mempertajam dan mengubah sikap dan cara pandang terhadap kebijakan luar
negeri Pelemahan dan peruntuhan pemerintahan asing.

4. PERSPEKTIF KULTURALISTIK
Dalam perspektif kulturalistik suatu bangsa perlu memahami persoalan
bangsa lain saling memahami dan melakukan dialog memungkin kan terjadinya
persahabatan antara negara.ini bisa dicapai melalui upaya saling memahami budaya
antar bangsa.Dalam perspektif kulturalistik komunikasi internasional kerap
mengambil saluran media seni budaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap
saling pengertian misalnya: Festival Film internasional dicanes prancis dan di

12
brussel (belgia) lomba berselancar internasional dikuta bali serta ke ikut sertaan
dalam event event seni maupun olahraga.

Pada ranah budaya semacam inilah komunikasi internasional menjadi


sangat penting untuk dikembangkan. Alasan mendasar perlunya mengembangkan
komunikasi internasional dalam prespektif kulturalistik adalah bahwa baik secara
regional maupun internasional pengetahuan yang mendalam tentang budaya bangsa
lain dapat mendorong terwujudnya suasana bersahabat serta menumbuhkan rasa
saling memahami dan menghormati di antara bangsa bangsa. Selanjutnya, hal ini
akan memungkinkan terciptanya suasana damai yang merupakan dasar bagi
pemajuan kerja sama internasional dalam segala bidang. Kepen- tingan ekonomi,
sosial, dan politik antarnegara serta kemajuan luar biasa di bidang teknologi
komunikasi dan transportasi memaksa setiap bangsa untuk saling memahami unsur-
unsur budaya dalam berkomunikasi.

Beberapa keuntungan lain yang bisa diperoleh dari perspektif kulturalistik


komunikasi internasional adalah diperolehnya pengetahuan tentang budaya bangsa
lain yang dapat membantu menghindari masalah- masalah komunikasi sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan memahami budaya bangsa lain, suatu bangsa
akan mampu memahami budayanya sendiri dengan secara lebih baik untuk
didedikasikan bagi pembinaan persahabatan internasional secara lebih rasional.

Kegiatan komunikasi internasional di bidang budaya telah melahir- kan


berbagai perubahan sosial budaya, termasuk pembentukan organisasi- organisasi
yang peduli terhadap pentingnya dialog antaragama, pertukaran misi budaya,
pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa antarnegara, pertukaran pengalaman
dan gagasan, pendirian pusat-pusat kajian ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
sebagainya. Namun, pada sisi lain, masuknya budaya baru dari Barat telah
menimbulkan respons yang mendalam dan negatif, misalnya gegar budaya, depresi
dan disorientasi serta pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam
budaya Timur. Selain itu, maraknya budaya pop yang ditopang gerakan dan
kepentingan kapitalisme telah menimbulkan dampak konsumerisme yang sangat
luas. Budaya yang diipompakan oleh industri hiburan Barat itu berlawanan dengan
budaya luhur di bumi belahan Timur. Pengaruh budaya Barat bahkan telah

13
melahirkan sikap permisivisme yang merupakan jalan bagi merebaknya pornografi
dan pornoaksi di tengah kehidupan masyarakat.

5. PERSPEKTIF BISNIS
Selanjutnya dalam perspektif bisnis komunikasi internasional dilakukan
para pembisnis internasional atau para pembuat keputusan untuk meningkatkan
kerja sama dibidang ekonomi ,industri ,keuangan,dan bisnis pada umumnya.
Interaksi komunikasi internasional dalam perspektif bisnis biasanya menggunakan
saluran pameran internasional yang merupakan ajang pertemuan para pelaku bisnis
(pengusaha, produsen, dan konsu- men) dari berbagai bangsa, atau forum
pertemuan internasional para kepala negara dan menteri ekonomi, industri,
keuangan, dan perdagangan. Transaksi yang dilakukan menyangkut banyak hal
seperti liberalisasi per- dagangan dunia, ekspor impor, investasi modal asing,
transaksi keuangan antarbank pada negara yang berbeda, ekspansi industri
perusahaan trans- nasional, transaksi jual beli senjata antara satu negara dengan
negara lain, dan sebagainya. Singkat kata, perspektif bisnis komunikasi
internasional menyang- kut pesan-pesan yang berisi kepentingan ekonomi dan
bisnis internasional.

Dalam hal ini, para pelaku pada umumnya berasal dari kalangan bisnis baik
dari sektor negara maupun swasta. Komunikatornya adalah pengusaha, atau
produsen, dan di tingkat negara adalah menteri keuangan, menteri ekonomi,
industri, dan perdagangan. Begitu juga komunikannya menca- kup kalangan bisnis
utamanya para pengusaha transnasional dan pe- jabat-pejabat instansi pemerintah,
atau bahkan masyarakat yang mela- kukan bisnis internasional di negara lain.
Bentuk pelaksanaannya be- rupa lobby bisnis, keikutsertaan dalam acara pameran
internasional, mengirimkan brosur-brosur penawaran produk, memasang iklan di
media massa internasional, mengundang pengusaha dan wartawan/
penulis/kolumnis dari negara lain untuk berkunjung, dan sebagainya.

Dalam arti lebih luas, selain untuk kepentingan bisnis, komunikasi


internasional juga dilakukan untuk memajukan pariwisata internasional
(meningkatkan kunjungan wisatawan dari satu negara ke negara lainnya). Jadi,

14
kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif bisnis menyang- kut promosi
bisnis serta produk (ekspor) dengan upaya merangkul ber- bagai kalangan bisnis
baik pemerintah maupun pihak swasta negara lain untuk melakukan transaksi bisnis
dalam berbagai bidang atau sektor ekonomi. Kegiatan pemerintah Indonesia
(pemerintah dan dunia usaha atau kalangan pengusaha) dalam rangka
mengembalikan citra pariwisata Bali pasca tragedi Bom Bali, misalnya, juga
termasuk komunikasi internasional dalam perspektif bisnis. Contoh tentang ini
adalah pen- canangan tahun 2003 sebagai "Tahun Investasi Indonesia". Demikian
pula festival makanan dan buah-buahan yang diselenggarakan Malaysia pada 4- 26
Juli 2003, serta upaya pengembalian citra pariwisata Singapura pasca epidemi
SARS (Severe Acute Respiration Syndrome) dengan semboyan "Stay cool, SARS
is under control".

15
FUNGSI KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Dalam komunikasi internasional berlaku suatu prinsip hukum dan etika.


Prinsip utama pertukaran pesan dalam komuni- kasi internasional adalah: "Saya
memperlakukan Anda sebagaimana hu- kum dan etika internasional
memperlakukan Anda dan bukan sebagai- mana yang saya kehendaki." Begitulah
hukum yang berlaku. Tidak seperti komunikasi pada umumnya, komunikasi
internasional terikat oleh per- aturan hukum dan etika. Pada pokoknya, komunikasi
internasional ber- fungsi sebagai berikut:

1. Mendinamisasikan hubungan internasional yang terjalin antara dua negara atau


lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat
yang berbeda negara/kebangsaan

2. Membantu/menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl


dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik
atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar
penduduk .

3. Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi


masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara
lain.

Adapun fungsi komunikasi internasional secara umum yaitu

Fungsi pribadi

Fungsi pribadi adalah fungsi fungsi komunikasi yang ditunjukan melalui prilaku
komunikasi yang bersumber dari individu seseorang.

Fungsi Sosial

a) Pengawasan

16
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan praktek komunikasi antar
budaya dan komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi
saling mengawasi .

b) Menjembatani

Dalam proses komunikasi antar budaya maka fungsi komunikasi yang


dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan diantara mereka.fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan pesan yang mereka pertukaran keduanya saling menjelaskan perbedaan
tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.

c) Sosialisasi Nilai

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan


nilai nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.

17
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perspektif komunikasi internasional melibatkan studi tentang bagaimana
komunikasi terjadi antara individu, kelompok, dan negara yang berasal dari
berbagai budaya dan bahasa yang berbeda. Fungsi utama dari komunikasi
internasional adalah untuk memfasilitasi pertukaran informasi, ide, dan nilai antara
negara dan budaya yang berbeda. komunikasi internasional sangat penting dalam
dunia globalisasi yang semakin terintegrasi. Komunikasi internasional
memungkinkan orang untuk memahami dan berinteraksi dengan orang dari latar
belakang budaya yang berbeda, memfasilitasi perdagangan internasional,
membantu dalam diplomasi dan hubungan antar-negara, dan mempromosikan
pemahaman lintas budaya.

(Drs. Mohammad Shoelhi, 2009)Dalam era digital yang semakin maju,


komunikasi internasional melalui internet dan media sosial menjadi semakin
penting. Namun, kecenderungan untuk berkomunikasi secara online juga
memperkuat kebutuhan untuk memahami budaya dan bahasa yang berbeda untuk
menghindari kesalahpahaman dan konflik yang dapat timbul dari ketidakpahaman
dan kekurangan informasi. Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat diambil adalah
bahwa komunikasi internasional merupakan bagian penting dari kehidupan global
modern dan penting untuk memahami budaya dan bahasa yang berbeda untuk
mencapai tujuan komunikasi yang efektif dan perdamaian internasional yang
berkelanjutan.

18
DAFTAR PUSTAKA

andalas, u. (2012, oktober 29). komunikasi internasional. Retrieved from slideshare:


https://www.slideshare.net/elkhea/cakupan-komunikasi-internasional-
14930876

Drs. Mohammad Shoelhi, M. M. (2009). KOMUNIKASI INTERNASIONAL. bandung:


simbiosa.

Hadi, A. R. (2019). Makalah Komunikasi Internasional. academia.edu. Retrieved from


https://www.academia.edu/search?q=komunikasi%20internasional

Hadi, A. R. (2019). Makalah Komunikasi Internasional. Retrieved from academia.edu:


https://www.academia.edu/search?q=komunikasi%20internasional

nanda, A. (2020). prespektif komunikasi. Retrieved from scribd.com:


https://id.scribd.com/document/512535506/MAKALAH-TENTANG-
PERSPEKTIF-KOMUNIKASI#

pratama, R. (2020). komunikasi internasional. Retrieved from binadarma:


http://eprints.binadarma.ac.id/8316/1/1.pdf

stekom, u. (n.d.). komunikasi internasional. Retrieved from ensklopedia:


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Komunikasi_internasional

19

Anda mungkin juga menyukai