Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG),

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR), DAN BUDAYA TRI


HITA KARANA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA YAYASAN
SAGRAHA MANDRAKANTHA SANTHI KREMATORIUM BEBALANG
BANGLI

Dewa Ayu Ratih Adi Wulandari1


L.G.P. Sri Eka Jayanti2 Cokorda Krisna Yudha2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali
ratihwulandari3003@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujan untuk mengetahui pengaruh penerapan good
corporate governance (GCG), corporate social responsibility (CSR), dan budaya
Tri Hita Karana terhadap kinerja keuangan Yayasan. Penelitian ini dilaksanakan
pada Yayasan Sagraha Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 122 orang diperoleh dengan metode
sampling jenuh. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan
angket (kuesioner). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukan
bahwa variabel GCG, CSR dan budaya THK berpengaruh secara simultan dan
parsial terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
penerapan GCG, CSR dan budaya THK akan dapat meningkatkan kinerja
keuangan.
Kata Kunci: Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social
Responsibility (CSR), Budaya Tri Hita Karana, Kinerja Keuangan

PENDAUHULUAN
Akhir-akhir ini Yayasan di Bali semakin berkembang pesat, utamanya
Yayasan yang kegiatannya bergerak dibidang kremasi. Sesudah berdirinya
krematorium Santhayana di Kota Denpasar, di beberapa tempat muncul inisiatif
masyarakat untuk mendirikan krematorium, misalnya di Bangli ( Yayasan
Sagraha Mandrakantha Santhi), di Klungkung (Yayasan Dharma Kusuma), di
Badung (Yayasan Darma Yasa), di Tabanan (Yayasan Graha Tunon), dan di

1
Singaraja (Yayasan Pengayom Umat Hindu), Selain krematorium non Hindu yang
lebih dulu di sekitar kawasan Nusa Dua (Yayasan Kerta Semadi).
Menurut (Dewi, 2017) pelaksanaan Ngaben di Bali sering kali sulit dan
muncul masalah, karena dikonstruksi budaya dengan kekakuan yang tinggi.
Kelompok masyarakat Hindu Bali terjerat oleh adat yang umumnya melaksanakan
parade upacara yang membutuhkan biaya besar, namun tidak sesuai dengan
kapasitas orang yang menyelenggaaaknnya. Di Bali, Agama Hindu sarat dengan
adat istiadat atau budaya dengan nilai seni yang tinggi semakin maju dan
berkembang sehingga belakangan ini Ngaben menjadi salah satu kegiatan adat
yang sulit, bernilai budaya dan juga mahal.
Seiring dengan perkembangan zaman dan inovasi, untuk mengusahakan
agar masyarakat tidak merasa was-was saat melakukan uapcara Ngaben, muncul
gerakan penyederhanaan upacara Ngaben dari perkumpulan kelompok di Bali,
khususnya MGPSSR (Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi). MGPSSR menemukan
pemecahan untuk melaksanakan upacara upacara Ngaben yaitu “Ngaben” yang
diadakan di krematorium dalam hal ini krematorium Santhayana (Dewi, 2017).
Keberadaan krematorium dinilai sebagai salah satu opsi yang cukup
berhasil, dengan multiplier effect yang memberikan dampak positif pada aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan seperti: (1) memberi solusi bagi umat beragama
Hindu untuk menyelenggarakan upacara Ngaben untuk kerabatnya, saat di
wilayahnya ada aktivitas agama yang tidak memperkenankan kegiatan Ngaben
(karena upacara atau ada kegiatan restorasi pura), (2) membantu umat Hindu
yang tidak diterima di desanya karena ada suatu permasalahan tertentu, (3)
membantu umat beragama Hindu yang tinggal jauh dari tempat asalnya, (4)
membantu meminimalisir biaya artinya membantu umat Hindu yang lemah secara
ekonomi, yang tidak bisa menyelenggarakan upacara ngaben sebagaimana pada
umumnya di wilayahnya sendiri, sebab banyaknya biaya yang diperlukan, (5)
menghemat waktu pelaksanaan, mengingat proses untuk persiapan membuat
sarana dan prasarana (upakara) Ngaben membutuhkan waktu yang cukup lama,
(6) membantu membuka peluang kerja. Dengan adanya krematorium tentu saja
akan memberikan peluang kerja yang sangat besar terutama bagi masyarakat

2
disekitar lokasi. Mengingat pelaksanan Ngaben di krematorium memerlukan
personel yang terbilang sangat kompleks.
Banyak dampak positif keberadaan krematorium, tetapi ternyata muncul
permasalahan di beberapa krematorium yang ada di Bali. Misalnya saja
permasalahan yang baru baru ini terjadi, yaitu penutupan krematorium, salah
satunya krematorium Santa Graha Tunon, di Desa Adat Bedha, Desa Pangkung
Tibah, Kediri, Tabanan. Masyarakat melalakukan penutupan tersebut akibat
pengelolaan krematorium yang dinilai tidak sesuai atas pembagian hasil (pah-
pahan) sebagai bentuk protes (Juliadi, 2021).
Pihak yang paling dirugikan dengan munculnya masalah ini adalah para
pemangku kepentingan Yayasan. Oleh karena itu, untuk meminimalkan peluang
terbentuknya masalah maka tata kelola yang baik (good governance) harus
dilaksanakan oleh Yayasan untuk meminimalisir benturan kepentingan antara
pengurus Yayasan sebagai agen, dengan pemilik yaitu para donatur dan antara
pengurus Yayasan dengan masyarakat, serta memastikan terpenuhinya hak-hak
para pihak yang bersangkutan dan menjaga hubungan baik.
CSR sangat penting hungungannya dengan entitas karena tentu setiap
entitas harus memiliki responsibility pada lingkungan atau masyarakat dengan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan lingkungan dan
membenahi hidup masyarakat sampai proses pembangunan ekonomi. Adanya
CSR kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat disekitar entitas
menjadi semakin baik (Dewanti & Mulyadi, 2019).
Budaya Tri Hita Karana berpandangan bahwa hubungan harmonis sangat
bermanfaat ketika melakukan tindakan disetiap entitas. Ini menjadi arahan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan yang menghasilkan aksi yang jelas
(Mustikayani & Dwirandra, 2016).
Pengukuran kinerja harus dilakukan oleh semua entitas, termasuk entitas
berorientasi non laba. Stakeholders dari entitas non laba cukup banyak dan
beragam. Mengukur dan mengelola kinerja keuangan dalam entitas non laba
bukan hanya alat untuk menilai efek dan hasil tetapi juga dapat dilihat sebagai alat
yang kuat sebagai feedback dan pembelajaran untuk entitas. Dengan mengetahui

3
kinerja keuangan, dapat membantu entitas meningkatkan kredibilitas kepada
publik dan pengguna laporan keuangan, menunjukkan kepada publik bahwa
entitas memiliki integritas dan tata kelola yang baik, serta dapat meningkatkan
bargaining power.
Penelitian tentang GCG penting untuk dikaji terutama bagi Yayasan, jika
tata kelola yang baik tidak diterapkan akan berdampak sangat luas, tidak hanya
bagi Yayasan itu sendiri, tetapi juga untuk pengguna jasa dan perkembangan
ekonomi khususnya di Bali. CSR dapat digunakan menjadi metode yang baik oleh
Yayasan untuk menambah images organisasi sehingga akan berdampak pada
kinerja keuangan. Budaya THK diharapkan meningkatkan keharmonisan dalam
Yayasan sehingga kinerja keuangan Yayasan menjadi meningkat.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh GCG, CSR,
dan THK terhadap kinerja keuangan. Menurut penelitian (Astini & Yadnyana,
2019) good corporate governance dan budaya Tri Hita Karana secara parsial
berpengaruh positif pada kinerja keuangan LPD. Sedangkan menurut penelitian
(Dewanti & Mulyadi, 2019) corporate social responsibility (CSR), good
corporate governance (GCG), dan budaya Tri Hita Karana berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap kinerja keuangan koperasi simpan pinjam.

KAJIAN PUSTAKA
GCG
GCG sebutan yang bersumber dari bahasa Inggris, yaitu good yang
memiliki arti baik, corporate yang artinya perusahaan dan governance berarti
pengaturan. Sehingga jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia istilah GCG
yaitu tata kelola perusahaan yang baik. OECD (The Organization for Economic
Cooperation and Development) menyusun prinsip-prinsip GCG oleh terdiri atas
lima yaitu transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability),
petanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kesetaraan
(fairness) yang biasa disingkat “TARIF” (Dewanti & Mulyadi, 2019).

CSR

4
CSR merupkan singkatan dari Corporate social responsibility, merupakan
sebutan yang bersumber dari bahasa Inggris yaitu corporate yang memiliki rarti
perusahaan, social yang artinya masyarakat dan responsibility yang artinya
pertanggungjawaban. Oleh karena itu secara bahasa Corporate social
responsibility bermakna sebuah pertanggungjawaban perusahaan kepada
masyarakat disekitar perusahaan beroperasi. Jika perusahaan memiliki visi atas
kinerja operasional yang tidak dan tidak saja bertujan menghasilkan keuntungan,
tapi juga bisa meningkatkan kemakmuran masyarakat atau lingkungan sosialnya
maka perusahaan dapat disebut bertanggungjawab secara sosial (Hamdani, 2016).

Budaya THK
Agama Hindu merupakan ajaran yang memuat konsep Budaya Tri Hita Karana.
Secara etimologis budaya THK berasal dari bahasa Sansekerta menurut Wiana (2015)
dalam (Dewanti & Mulyadi, 2019). Tri Hita Karana jika ditinjau dari katanya terdiri atas
“tri, hita dan karana”. Tri berati tiga, Hita berarti bahagia dan Karana berarti penyebab.
THK dapat berarti tiga penyebab kebahagiaan. Tri Hita Karana digunakan sebagai
tuntunan oleh masyarakat Hindu agar berusaha memiliki hubungan harmonis secara
vertikal Parahyangan (manusia dengan Tuhan), hubungan horisontal Pawongan (antar
manusia), dan Palemahan (dengan alam lingkungan) (Dewanti & Mulyadi, 2019).

Kinerja Keuangan
Prestasi kerja yang diraih oleh entitas pada suatu periode serta termuat
dalam laporan keuangan disebut kinerja keuangan (Sri, 2010) dalam
(Mahaendrayasa, 2017). Pengukuran kinerja keuangan dapat diselenggarakan oleh
yayasan sebagaimana yang dilakukan terhadap lembaga non laba. Entitas non laba
menyusun laporan keuangan dengan ISAK 35 sebagai acuan (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, 2018)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan digunakan untuk melihat
pengaruh penerapan good corporate governance (GCG), corporate social

5
responsibility (CSR), dan budaya Tri Hita Karana terhadap kinerja keuangan.
Tempat pada penelitian ini pada Yayasan Sagraha Mandrakantha Santhi
Krematorium Bebalang, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli. Populasi datanya adalah seluruh stakeholders Yayasan. Metode Penentuan
sample yang digunakan ialah sampling jenuh dengan jumlah sampel 122 orang.
Data kuantitatif diperoleh dari pengisian kuisioner. Selain itu, teknik analisis data
yang digunakan yaitu multiple regression analysis dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for the Social Science) versi 25.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Hipotesis
Hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen

bel Independen
Good Corporate
Governance (GCG)
H1
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
H2
Corporate Sosial riabelKeuangan
Dependen
Kinerja
Responsibility (CSR)
H3

Tri Hita Karana H4

Gambar 1
Model Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pada uji validitas dan uji
reliabilitas dinyatakan valid dan dapat dilakukan pengujian data lebih lanjut serta
sebagai alat ukur variabel dinyatakan reliabel atau handal. Uji asumsi klasik,
yaitu: normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas yang merupakan
prasyarat analisis regresi berganda telah terpenuhi. Berikut hasil regresi pengujian
hipotesis:

6
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi penelitian ini diambil dari nilai Ajusted R Square.
Hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini sebagai berikut:
Model Summary
Std. Error of
Adjusted R
Model the Estimate
R R Square Square
a
1 .925 .856 .852 .897
a. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance,
Corporate Sosial Reponsibility, Budaya Tri Hita Karana

Berdasarkan tabel Model Summary, menunjukkan besarnya pengaruh


variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukkan oleh nilai
Adjused R Square (determinasi total) sebesar 0,852 artinya sebesar 85,2% kinerja
keuangan dipengaruhi oleh GCG, CSR dan Budaya THK, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini sebesar
14,8%.

Uji F
Membandingkan nilai α (alpha) dengan p-value cara melakukan Uji
simultan. H0 ditolak jika nilai p < α (0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat
pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berikut
adalah hasil uji F statistik:

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 562.956 3 187.652 233.379 .000b
Residual 94.880 118 .804
Total 657.836 121
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
b. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance, Corporate
Sosial Reponsibility, Budaya Tri Hita Karana

7
Berdasarkan pada tabel, menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,000 <
0,05 sehingga model dalam penelitian ini layak atau variabel bebas mampu
menjelaskan variabel terikat, dengan kata lain variabel bebas good corporate
govemance, corporate social responsibility, dan budaya THK berpengaruh
positif dan signifikan secara bersama terhadap variabel terikat kinerja keuangan.

Uji t
Membandingkan nilai α (alpha) dengan nilai p-value cara melakukan Uji t
atau uji signifikansi parameter individual. H0 ditolak, jika nilai sigifikansi < α
(0,05 (Ghozali, 2018). Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh secara parsial
antara variabel bebas dengan variabel terikat, begitu juga sebaliknya. Berikut
hasil pengujian statistik t:
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.393 1.407 1.701 .092
Good Corporate .218 .097 .198 2.252 .026
Governance
Corporate Sosial .301 .116 .230 2.590 .011
Reponsibility
Budaya Tri Hita .488 .077 .530 6.370 .000
Karana
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Berdasarkan pada tabel, hasil uji t satistik penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan.
Hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel GCG dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,026 < α = 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial variabel GCG terhadap kinerja keuangan.
b) Pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan.

8
Hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel CSR dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,011 < α = 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial variabel CSR terhadap kinerja keuangan.
c) Pengaruh Budaya THK terhadap kinerja keuangan.
Hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel budaya THK dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05 artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial variabel budaya THK terhadap kinerja keuangan

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian maka diperoleh simpulan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Yayasan Sagraha
Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli. Hal ini berarti semakin
meningkat GCG maka kinerja keuangan akan semakin meningkat.
2. CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Yayasan Sagraha
Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli. Hal ini berarti semakin
meningkat CSR maka kinerja keuangan akan semakin meningkat.
3. Budaya THK berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Yayasan
Sagraha Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli. Hal ini berarti
semakin meningkat Budaya THK maka kinerja keuangan akan semakin
meningkat.
4. GCG, CSR, dan budaya THK terhadap kinerja keuangan berpengaruh positif
dan signifikan secara simultan antara dan tidak diperoleh secara kebetulan.
Hal ini berarti bahwa semakin baik CGG, CSR, dan budaya THK pada
Yayasan Sagraha Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli, maka
akan meningkatkan kinerja keuangan.

Saran
Saran yang penuilis berikan untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
yaitu:

9
1. Bagi Yayasan Sagraha Mandrakantha Santhi Krematorium Bebalang Bangli,
kedepannya diharapkan untuk lebih meningkatkan penerapan GCG, CSR, dan
budaya THK dalam pelaksanaan operasional Yayasan karena telah terbukti
dapat meningkatkan kinerja keuangan Yayasan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti dan mengkaji lebih dalam
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Astini, N. K. A. T., & Yadnyana, I. K. (2019). Pengaruh Penerapan GCG dan


Budaya Tri Hita Karana pada Kinerja Keuangan LPD Di Kabupaten
Jembrana. E-Jurnal Akuntansi, 27, 90.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2018). Draf Eksposur ISAK 35. 1–34.
Dewanti, L. P. M., & Mulyadi, M. (2019). Pengaruh Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR), Good Corporate Governance (GCG), Dan Budaya Tri
Hita Karana Terhadap Kinerja Keuangan Di Koperasi Simpan Pinjam Kota
Denpasar. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 4(2), 235. 7
Dewi, P. W. R. S. (2017). Persepsi Umat Hindu Terhadap Keberdaan
Krematorium Santayana Denpasar Bali. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 1
No 2, 181–187.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamdani. (2016). Good Corporate Governance Tinjauan Etika dalam Praktik
Bisnis. Mitra Wacana Media.
Juliadi. (2021). Rebutan Hasil Kremasi Mayat, Warga Pangkung Tibah Tutup
Krematorium. Radarbali.Id.
https://radarbali.jawapos.com/hukum-kriminal/27/07/2021/rebutan-hasil-
kremasi-mayat-warga-pangkung-tibah-tutup-krematorium
Mahaendrayasa, P. K. A. I. G. A. M. A. D. P. (2017). Pengaruh Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi, 21(2), 970–
995. https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.p04
Mustikayani, N. L. P. D., & Dwirandra, A. A. N. B. (2016). Budaya Tri Hita
Karana sebagai Pemoderasi Kompleksitas Tugas dan Tekanan Waktu
terhadap Kinerja. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 37(2), 1544–
1573.

10

Anda mungkin juga menyukai