Jurnal Poltekkes Jambi Oktober 2016 Lengkap
Jurnal Poltekkes Jambi Oktober 2016 Lengkap
Alamat Redaksi :
Politeknik Kesehatan Jambi, Jl. Haji Agus Salim No.09, Kota Baru, Jambi
Politeknik Kesehatan Jambi Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
Editorial REDAKSI
Pembaca Yth,
JURNAL POLTEKKES JAMBI
Wakil Ketua
Slamet Riyadi, SKM, M.Pd
Sekretaris
Warsono, A.Md
Redaksi Anggota
Sri Yun Utama, MKM
Mimi Septi Wulandari, SST
Alamat Redaksi
Politeknik Kesehatan Jambi
Jl. Haji Agus Salim No 09 Kota Baru Jambi
ISSN 2085-1677
Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
i
Pemberitaan Ilmiah
JURNAL POLTEKKES JAMBI
ISSN 2085-1677
DAFTAR ISI
Editorial .............................................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
Ketentuan Penulisan Jurnal Ilmiah ...................................................................................................iii
1. Hubungan Faktor Keturunan, Usia dan Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi pada Ibu
Hamil di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2016 .................................................. 234
Ruwayda
2. Study Hygiene Operator dan Sanitasi terhadap Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi
Ulang di Kota Jambi ............................................................................................................... 243
Gustomo Yamistada, Sukmal Fahri, Jessy Novita Sari
3. Pemetaan Epidemiologi Sebaran Penderita Demam Berdarah Dengue di Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi Tahun 2015 ........................................................................................ 248
Vera Oktaviani, Susy Ariyani, Krisdiyanta
4. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Jamban dalam
Menjaga Kelestarian Danau Sipin Kota Jambi ...................................................................... 259
Jessy Novita Sari
5. Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang pada Jurusan
Keperawatan Gigi ................................................................................................................... 266
Sukarsih, Saharudin, Suratno
6. Efektifitas Ekstrak Daun Pandan Wangi Dalam Pengendalian Lalat Rumah di Workshop
Poltekkes Kemenkes Bengkulu .............................................................................................. 277
Haidina Ali, Desti Dwi Cahyani
ii
Pemberitaan Ilmiah
JURNAL POLTEKKES JAMBI
ISSN 2085-1677
Politeknik Kesehatan Jambi Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
iii
Pemberitaan Ilmiah
JURNAL POLTEKKES JAMBI
ISSN 2085-1677
iv
Pemberitaan Ilmiah
JURNAL POLTEKKES JAMBI
ISSN 2085-1677
Politeknik Kesehatan Jambi Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
v
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober
2016
ISSN 2085-1677
Ruwayda
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi
ABSTRAK
. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi termasuk dalam masalah
global yang melanda dunia. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Data Dinas
Kesehatan Kota Jambi tahun 2013, kejadian hipertensi pada ibu hamil sebanyak 66 orang (2,27 %),
angka tertinggi penderita hipertensi terdapat di Puskesmas Paal Merah II sebanyak 19 ibu hamil (22,09
%). Tahun 2014 sebanyak 141 atau sekitar 4,83 % ibu hamil, angka tertinggi terdapat di Puskesmas Paal
Merah I sebanyak 22 ibu hamil (18,18 %). Kemudian pada tahun 2015 angka tertinggi terdapat di
Puskesmas Paal Merah I sebanyak 16 orang (17 %).
Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk
mengetahuidistribusi frekuensi hubungan Keturunan, Usia dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Pada
Ibu Hamil di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2016. Responden penelitian ini adalah ibu hamil
yang berkunjung di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini 142 orang, dan
sampel dalam penelitian sebanyak 33 orang ibu hamil. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengukuran tekanan darah,
pengukuran tinggi badan dengan alat pengumpulan data melalui lembaran kuesioner, data penelitian
dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 11 responden (33,3%) menderita hipertensi dalam
kehamilan, sebanyak 15 responden (45,5%) memiliki keturunan hipertensi, sebanyak 14 responden
(42,4%) memiliki usia berisiko hipertensi, sebanyak 14 responden (42,4%) menderita obesitas. Ada
hubungan keturunan (p=0.000) usia(p=0.000) dan obesitas (p=0.000) dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2016.
Perlu dilakukan penyuluhan pada ibu untuk membatasi kehamilan ketika sudah memasuki usia
berisiko, kemudian di usahakan agar kehamilan tidak terjadi pada usia dibawah 20 tahun, sehingga bisa
berisiko terjadinya hipertensi. Selain itu ibu yang hamil di usia berisiko tersebut harus memperhatikan hal-
hal yang dapat menimbulkan kejadian hipertensi, seperti riwayat keturunan hypertensi dan mengurangi
garam pada makanan.
ABSTRACT
. Hypertension is blood pressure at the upper limit of normal, hypertension included in a global
problem that is sweeping the world. Hypertension in pregnancy is 5-15 complication of pregnancy and is
one of the top three causes of maternal mortality and morbidity. Data Jambi City Health Department in
2013, the incidence of hypertension in pregnancy as many as 66 people (2.27%), the highest number of
people with hypertension are at Puskesmas Paal Merah I were 19 pregnant women (22.09%). In 2014 as
many as 141, or approximately 4.83% of pregnant women, the highest rates are in Puskesmas Paal Merah
I were 22 pregnant women (18.18%). Then in 2015 the highest rate found in Puskesmas Paal Merah I as
many as 16 people (17%).
This research is descriptive analytic cross sectional approach to determine the frequency
distribution relationship Heredity, age and obesity with the incidence of Hypertension in Pregnancy Health
Center Paal Merah I Jambi City Year 2016. The respondents are pregnant women who visited the health
center I Paal Merah Jambi city. The population in this study 142 people, and the sample in the study of 33
pregnant women. Sample selection is done with accidental sampling technique. The data was collected
through interviews, measurements of blood pressure, height measurement by means of data collection
through the sheet questionnaires, the data were analyzed by univariate and bivariate with chi square test.
The results showed as many as 11 respondents (33.3%) suffered from hypertension in
pregnancy, as many as 15 respondents (45.5%) had hypertension descent, as many as 14 respondents
(42.4%) had a risk for hypertension age, as many as 14 respondents (42, 4%) suffer from obesity. There is
234
Hubungan Faktor Keturunan, Usia dan Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi..
2016
Ruwayda
a link between inheritance (0000) age (0.000) and obesity (0.000) and the incidence of hypertension in
pregnant women at health centers Paal Merah I Jambi 2016.
Counseling needs to be done on the mother's pregnancy when the limit is entering the age
of risk, then, in trying to pregnancy does not occur at ages under 20 years, so it could be at risk of
hypertension. Additionally mothers who became pregnant at the risk must pay attention to things that can
cause hypertension, such as a history of hypertension and reduce the descendants of salt in food.
235
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
kandungan untuk menyelamatkan ibu dan Tabel1. Jumlah Hipertensi Dalam Ke-
janin (Sitompul, 2015). hamilan di Puskesmas Kota
Faktor keturunan (gen) juga Jambi Th.2013-2015
mempengaruhi dari hipertensi. Genotipe ibu
lebih menentukan terjadinya hipertensi da- NAMA
HYPERTENSI DALAM KEHAMILAN
lam kehamilan secara familial jika N 2013 2014 2015
PUSK-
O JL JL JL
dibandingkan dengan genotype janin. Telah ESMAS
H
%
H
%
H
%
terbukti bahwa ibu yang mengalami preek- 1 Putri Ayu 0 0,0 17 7,52 2 8
lamsia, 26 anak perempuannya akan men- 2 Aur Duri 0 0,0 0 0,0 0 1,1
galami preeklamsia pula, sedangkan 8 3 Simp.IV 0 0,0 0 0,0 0 0
anak menantu mengalami preeklamsia Sipin
(Sarwono, 2010). 4 Tanjung 0 0,0 0 0,0 0 0
Pinang
Usia sangat menentukan suatu 5 Talang 3 1,94 20 9,57 0 0
kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi Banjar
apabila ibu hamil berusia di bawah 20 ta- 6 Payo Se- 0 0,0 1 0.93 0 0
hun dan di atas 35 tahun. Usia di bawah 20 lincah
tahun dikhawatirkan mempunyai risiko 7 Pakuan 1 0,69 10 6,41 0 0
Baru
komplikasi yang erat kaitannya dengan 8 Talang 0 0,0 0 0,0 0 0
kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 ta- Bakung
hun mempunyai risiko tinggi karena adanya 9 Kebon 0 0,0 0 0,0 0 0
kemunduran fungsi alat reproduksi (Padila, Kopi
2014). 10 Paal Me- 8 8,25 22 18,18 16 17
rah I
WHO danNational Institutes of
11 Paal Me- 19 22,0 0 0,0 3 3,6
Health (NIH) mendefinisikan obesitas se- rah II 9
bagai keadaan dimana Body Mass Index 12 Olak Ke- 0 0,0 0 0,0 0 0
(BMI) ≥ 23kg/m2. Diperkirakan pada tahun mang
2015 orang dewasa yang mengalami over- 13 Talitul 1 1,79 10 14,49 0 0
Yaman
weight akan mencapai angka 2,3 miliar se-
14 Koni 1 1,28 3 4,48 5 9,4
dangkan yang obesitas sebesar 700 juta 15 Paal V 1 1,10 8 6,45 0 0
orang. Saat ini obesitas mendapat per- 16 Pall X 7 10,1 9 6,98 11 11
hatian yang serius karena jumlah pender- 4
itanya yang semakin meningkat termasuk 17 Kenali 12 8,70 21 12,63 27 17
didalamnya adalah wanita pada usia repro- Besar
18 Rawa Sari 2 0,91 2 0,59 16 6
duktif dan jumlah penderita obesitas pada 19 Simpang 9 4,11 5 3,27 4 3,3
wanita hamil juga meningkat sekitar 18,5 % Kawat
sampai dengan 38,3 %. Ibu hamil dengan 20 Kebun 2 0,68 9 5,26 7 5,2
obesitas saat ini diketahui sangat berisiko Handil
untuk menderita penyakit hipertensi. Selain Kota Jambi 66 2,27 14 4,83 91 8,9
1
itu obesitas juga mempengaruhi kesuburan
seorang wanita, wanita hamil dengan obe- Sumber: Dinas Kesehatan Kota Jambi (2013-
sitas juga lebih berisiko mengalami kegugu- 2015)
ran dibandingkan dengan wanita hamil
normal (Soegih, 2009).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan BAHAN DAN CARA KERJA
Kota Jambi tahun 2013-2015, kejadian
hipertensi pada ibu hamil yaitu sebanyak 66 Desain yang digunakan dalam
orang atau sekitar 2,27 %ibu hamil, angka penelitian ini adalah penelitiandeskriptif
tertinggi penderita hipertensi terdapat di analitik dengan pendekatancross section-
Puskesmas Paal Merah II sebanyak 19 ibu aluntuk mengetahuidistribusi frekuensi
hamil (22,09 %). Tahun 2014 kejadian Hubungan Keturunan, Usia dan Obesitas
hipertensi pada ibu hamil yaitu sebanyak dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil
141 atau sekitar 4,83 % ibu hamil, angka di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi
tertinggi terdapat di Puskesmas Paal Merah Tahun 2016. Responden penelitian ini
I sebanyak 22 ibu hamil (18,18 adalah ibu hamil yang berkunjung di
%).Kemudian pada tahun 2015 angka Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi pada
tertinggi terdapat di Puskesmas Paal Merah saat penelitian dilakukan. Populasi dalam
I sebanyak 16 orang (17 %). Untuk lebih penelitian ini 142 orang, dan sampel dalam
rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut: penelitian ini sebanyak 33 orang ibu hamil.
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
accidental sampling. Pengumpulan data
236
dilakukan dengan wawancara, pengukuran sebagai kriteria diagnosis hipertensi, se-
tekanan darah, pengukuran tinggi badan bagai tanda waspada.
dengan alat pengumpulan data melalui Menurut Sarwono (2010) Hipertensi
lembaran kuesioner, data penelitian diana- merupakan tekanan darah di atas batas
lisis secara univariat dan bivariat dengan uji normal, hipertensi termasuk dalam masalah
chi square. global yang melanda dunia. Hipertensi da-
lam kehamilan merupakan 5-15% penyulit
HASIL DAN PEMBAHASAN kehamilan dan merupakan salah satu dari
tiga penyebab tertinggi mortalitas dan mor-
Hasil penelitian diketahui distribusi biditas ibu bersalin Faktor risiko hipertensi
frekuensi responden yang mengalami ke- dalam kehamilan yaitu primigravida,
jadian hipertensi dan tidak hipertensi di primipaternitas, hiperplasentosis, pola
Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi yaitu makan yang tidak sehat atau salah, usia
sebagai berikut : yang ekstrim, riwayat keluarga (keturunan),
penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang
Tabel 2. DistribusiFrekuensi Responden sudah ada sebelum hamil dan obesitas.
Berdasarkan Kejadian Hasil pemeriksaan yang dilakukan
Hipertensi diPuskesmasPaal responden yang menderita hipertensi dian-
Merah I Kota Jambi Tahun 2016 taranya memiliki usia diatas 35 tahun, se-
hingga lebih rentan mengalami hipertensi,
No Kejadian Hipertensi Jumlah % kemudian dari faktor keturunan serta pola
1 Hipertensi 11 33.3 makan dan asupan gizi ibu yang kurang di
2 Tidak Hipertensi 22 66,7 jaga, sehingga menyebabkan kenaikan be-
rat badan yang mengakibatkan obesi-
Total 33 100 tas.Selanjutnya untuk mengurangi angka
kejadian hipertensi pada ibu hamil, maka
Hasil penelitian tentang kejadian ada beberapa upaya yang dapat kita
hipertensi menunjukkan bahwa dari 33 lakukan sebagai tenaga kesehatan antara
responden berdasarkan kejadian hipertensi lain memberikan asuhan kebidanan pada
pada ibu hamil di Puskesmas Paal Merah I ibu hamil dengan tidak mengkonsumsi ma-
Kota Jambi, terdapat 22 orang ibu hamil kanan yang mengandung kadar garam
(66,7%) yang tidak mengalami hipertensi tinggi, mengontrol asupan gizi sehingga
dan 11 orang ibu hamil (33,3%) yang men- tidak mengalami obesitas, kemudian
galami hipertensi. Hasil penelitian ini ham- menganjurkan agar tidak hamil dengan usia
pir sama dengan yang dilakukan oleh Fitri dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, se-
(2013) di Puskesmas Lubuk Buaya Pa- hingga dapat mengurangi risiko terjadinya
dang, di mana jumlah kejadian hipertensi hipertensi pada kehamilan
pada ibu hamil sebesar 42,4%. Hasil penelitian menunjukkan
Menurut Sarwono (2010), hiperten- distribusi frekuensi responden berdasarkan
si merupakan tanda terpenting guna mene- riwayat keturunan di Puskesmas Paal
gakkan diagnosis hipertensi dalam kehami- Merah I Kota Jambi yaitu sebagai berikut :
lan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sis- Tabel 3. DistribusiFrekuensi Responden
tolik, menggambarkan besaran curah jan- Berdasarkan Riwayat Ke-
tung.Timbulnya hipertensi adalah akibat turunan diPuskesmasPaal
vasospasme menyeluruh dengan ukuran Merah I Kota Jambi Tahun 2016
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg selang 6
jam. Tekanan diastolik ditentukan pada No Keturunan Jumlah %
hilangnya suara Krotokoff’s phase V. 1 Iya 15 45,5
Dipilihnya tekanan sistolik 90 mmHg se- 2 Tidak 18 54,5
bagai batas hipertensi, karena batas
Total 33 100
tekanan diastolik 90 mmHg yang disertai
proteinuria, mempunyai korelasi dengan
kematian perinatal tinggi. Mengingat pro- Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
teinuria berkorelasi dengan nilai absolut bahwa dari 33 responden berdasarkan ri-
tekanan darah diastolik, maka kenaikan wayat keturunan hipertensi di Puskesmas
(perbedaan) tekanan darah tidak dipakai Paal Merah I Kota Jambi, terdapat 18 ibu
hamil (54,5%) yang tidak memiliki riwayat
keturunan hipertensi dan 15 ibu hamil
237
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
(45,5%) memiliki riwayat keturunan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri
hipertensi. di Puskesmas Lubuk Buaya Padang pada
Hasil penelitian tentang keturunan Tahun 2013 yaitu sebanyak 49,4% ibu
hipertensi yaitu sebanyak 15 orang ibu hamil dengan usia yang beresiko terjadinya
hamil (45,5%). Hasil penelitian ini hampir hipertensi.
sama dengan penelitian yang dilakukan Penelitian ini juga sejalan dengan
Yeni di Puskesmas Umbulharjo Yogyakarta yang dilakukan oleh Puspitasari di Poli
Tahun 2010 yang menyatakan bahwa Rawat Jalan Obstetri dan Ginekologi RSUD
jumlah ibu hamil dengan keturunan Tugurejo Semarang bulan Oktober-
hipertensi sebesar 65,9%. Desember 2013 yaitu sebanyak 17,7% ibu
Ilmu yang mempelajari sifat-sifat hamil dengan usia yang berisiko terjadinya
keturunan (hereditas) serta segala seluk hipertensi.
beluknya secara ilmiah. Keturunan adalah Usia sangat menentukan tingkat
ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian hipertensi pada ibu hamil, ibu
bagaimana kita mewarisi karakteristik fisik dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil
dan perilaku kita. Materi keturunan yang berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35
menentukan karakteristik ini terletak dalam tahun. Usia di bawah 20 tahun dikhawatir-
gen kita (Pustakaaji, 2013). kan mempunyai risiko komplikasi yang erat
Riwayat hipertensi akan kaitannya dengan kesehatan reproduksi
menyebabkan hipertensi menjadi semakin wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko
parah. Penelitian yang dilakukan terhadap tinggi karena adanya kemunduran fungsi
400 ibu hamil selama 4 minggu alat reproduksi. Gangguan ini bukan hanya
menyimpulkan bahwa ibu yang mempunyai bersifat fisik karena belum optimalnya
riwayat hipertensi lebih berisiko menderita perkembangan fungsi organ-organ repro-
hipertensi selama kehamilan. Peningkatan duksi, namun secara psikologis belum siap
tekanan darah ini bisa mencapai 9-13% menanggung beban moral, mental, dan
(Puspitasari,2015). gejolak emosional yang timbul serta kurang
Hasil wawancara terhadap re- pengalaman dalam melakukan pemerik-
sponden, sebagian responden memiliki ri- saan ANC (Padila, 2014).
wayat keturunan hipertensi dari ibu maupun Hasil wawancara terhadap re-
ayah mereka. Selanjutnya untuk mengatasi sponden, kehamilan terjadi di pada usia
masalah ini, sebaiknya petugas kesehatan yang berisiko dikarenakan mereka menikah
dapat memberikan asuhan kepada ibu dalam usia yang terlalu muda, kemudian
hamil agar selalu rutin untuk memeriksakan juga dikarenakan mereka terlambat untuk
tekanan darahnya, baik pada waktu sebe- melakukan kunjungan ulang dalam
lum hamil maupun saat hamil. Sehingga penggunaan kontrasepsi untuk kehamilan
dapat mendeteksi dini kejadian hipertensi sehingga terjadi konsepsi diatas usia 35
pada ibu hamil, selanjutnya agar bisa dil- tahun.Selanjutnya untuk mengatasi masa-
akukan antisipasi secepat mungkin. lah ini petugas kesehatan sebaiknya
Hasil penelitian diketahui distribusi melakukan penyuluhan kepada masyarakat
frekuensi responden berdasarkan usia mengenai risiko yang akan terjadi apabila
berisiko dan tidak berisiko di Puskesmas hamil terlalu muda yaitu dibawah usia 20
Paal Merah I Kota Jambi yaitu sebagai tahun dan diatas usia 35 tahun.
berikut : Distribusi frekuensi dan persentase
berdasarkan kejadian obesitas pada
Tabel 4. Distribusi Frekuensi responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Responden Berdasarkan Usia
Ibu Hamil di Puskesmas Paal Tabel 5. DistribusiFrekuensi Responden
Merah I Kota Jambi Tahun 2016 Berdasarkan Obesitas pada Ibu
Hamil di Puskesmas Paal
No Usia Jumlah % Merah I Kota Jambi Tahun 2016
1 Berisiko 14 42,4 No Obesitas Jumlah %
2 Tidak Berisiko 19 57,6
1 Obesitas 14 42,4
Total 33 100 2 Tidak obesitas 19 57,6
Total 33 100
Hasil penelitiandiperoleh sebanyak
14 orang ibu hamil (42,4%) yang beresiko
terjadinya hipertensi. Hal ini hampir sama Hasil penelitian diperoleh sebanyak
14 orang ibu hamil (42,4%) yang mengala-
238
mi obesitas. Hal ini hampir sama dengan yang memiliki riwayat keturunan hipertensi
penelitian yang Fitri di Puskesmas Lubuk dan mengalami hipertensi sebanyak 11
Buaya Padang pada Tahun 2013 yaitu orang (100%) dan sisanya yaitu 4 respond-
sebanyak 38,8% ibu hamil mengalami obe- en (18,2%) mempunyai keturunan hiperten-
sitas. Penelitian ini juga sejalan dengan si tetapi tidak mengalami hipertensi.
yang dilakukan oleh Puspitasari di Poli Hasil analisis chi-square menun-
Rawat Jalan Obstetri dan Ginekologi RSUD jukkan p-value = 0,000 < 0,05 yang menun-
Tugurejo Semarang bulan Oktober- jukkan adanya hubungan yang bermakna
Desember 2013 yaitu sebanyak 41,2% ibu antara keturunan dengan kejadian
hamil mengalami obesitas. hipertensi pada ibu hamil.
Saat ini obesitas mendapat per- Sebanyak 4 responden (18,2%)
hatian yang serius karena jumlah pender- mempunyai riwayat keturunan hipertensi,
itanya yang semakin meningkat termasuk namun mereka tidak mengalami hipertensi.
didalamnya adalah wanita pada usia repro- Hal ini dikarenakan responden selalu men-
duktif dan jumlah penderita obesitas pada jaga kesehatan dengan mengatur pola
wanita hamil juga meningkat sekitar 18,5% makan dan asupan gizinya, serta
sampai dengan 38,3%. Ibu hamil dengan melakukan olahraga secara teratur.
obesitas saat ini diketahui sangat berisiko Dengan demikian resiko untuk menderita
untuk menderita penyakit hipertensi. Selain hipertensi dapat dihindari.
itu obesitas juga mempengaruhi kesuburan Hasil penelitian ini sejalan dengan
seorang wanita, wanita hamil dengan obe- penelitian yang dilakukan oleh Yeni di
sitas juga lebih berisiko mengalami kegugu- Puskesmas Umbulharjo Yogyakarta Tahun
ran dibandingkan dengan wanita hamil 2010 yaitu terdapat 20 responden yang
normal (Soegih,2009). positif hipertensi dan memiliki riwayat
Hasil wawancara terhadap re- keluarga hipertensi, responden yang tidak
sponden, obesitas terjadi karena pola mengalami hipertensi tetapi memiliki ri-
makan yang tidak baik, serta olahraga yang wayat keluarga yang menderita hipertensi
jarang dilakukan. Untuk mengatasi hal ini, adalah sebanyak 38 responden, responden
tenaga kesehatan sebaiknya juga yang mengalami hipertensi tetapi tidak
melakukan penyuluhan kepada masyara- memiliki riwayat keluarga yang menderita
kat, khususnya para wanita agar selalu hipertensi 6 responden, responden yang
menjaga asupan gizi dan olahraga teratur tidak mengalami hipertensi dan tidak mem-
serta mengikuti program senam hamil pada iliki riwayat keluarga yang menderita
saat kehamilan. hipertensi adalah 24 responden. Berdasar-
Untuk mengetahui hubungan ri- kan hasil pengolahan data menunjukkan
wayat keturunan dengan kejadian hiperten- bahwa nilai p= 0.008 > α=0.05, berarti ada
si pada ibu hamil di Puskesmas Paal Merah hubungan riwayat keluarga hipertensi
I dapat dilihat pada tabel 6 berikut: dengan kejadian hipertensi.
Faktor keturunan (gen) dapat
mempengaruhi dari hipertensi. Genotipe ibu
Tabel 6. Hubungan Keturunan dengan lebih menentukan terjadinya hipertensi da-
Kejadian Hipertensi pada Ibu lam kehamilan secara familial jika
Hamil di Puskesmas Paal Me- dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
rah I Kota Jambi Tahun 2016 terbukti bahwa ibu yang mengalami
hipertensi, 26% anak perempuannya akan
Kejadian Hipertensi mengalami hipertensi pula, sedangkan 8%
Hipertensi Tidak Jumlah anak menantu mengalami hipertensi (Sar-
Keturun
No Hipertensi p-value
an wono, 2010).Upaya yang bisa dilakukan
Jml % Jml % Jml %
oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi
1 Iya 11 100 4 18,2 15 45,5 masalah ini yaitu memberikan asuhan
2 Tidak 0 0 18 81,8 18 54,5 kepada ibu hamil agar selalu rutin untuk
0,000
Total 11 100 22 100 33 100 memeriksakan tekanan darahnya, baik pa-
da waktu sebelum hamil maupun saat ham-
Berdasarkan tabel 6 diketahui dari il. Sehingga dapat mendeteksi dini kejadian
18 responden yang tidak memiliki ke- hipertensi pada ibu hamil, selanjutnya agar
turunan hipertensi, dan tidak mengalami bisa dilakukan antisipasi secepat mungkin.
hipertensi yaitu sebanyak 18 responden Hubungan antara usia dengan ke-
(81,8%). Selanjutnya dari 15 responden jadian hipertensi pada ibu hamil di Pusk-
239
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
esmas Paal Merah I dapat dilihat pada kejadian ini lebih sering terjadi pada ibu
tabel 7 berikut: yang berusia 35 tahun ke atas.
Untuk itu tenaga kesehatan perlu
Tabel 7. Hubungan Usia dengan Kejadi- melakukan penyuluhan pada ibu untuk
an Hipertensi pada Ibu Hamil di membatasi kehamilan ketika sudah me-
Puskesmas Paal Merah I Kota masuki usia beresiko, kemudian di
Jambi Tahun 2016. usahakan agar kehamilan tidak terjadi pada
wanita yang berusia dibawah 20 tahun, ka-
Kejadian Hipertensi
Jlh
rena sistem reproduksi belum matang dan
N Hyp Tidak tumbuh secara sempurna, sehingga bisa
Usia p-value
o Jlh % Jlh % Jlh % berisiko terjadinya hipertensi. Selain itu ibu
1 Risiko 11 100 3 13,6 14 42,4
yang hamil di usia berisiko tersebut harus
2 Tidak 0 0 19 86,4 19 57,6 memperhatikan hal-hal yang dapat men-
0,000
Total 11 100 22 100 33 100 imbulkan kejadian hipertensi, seperti men-
gurangi garam pada makanan.
240
p=0.001 (p value < 0.05), maka dapat sekali dengan intensitas waktu minimal
disimpulkan terdapat hubungan yang ber- sekitar 30 menit.
makna antara obesitas dengan kejadian KESIMPULAN
hipertensi pada ibu hamil. Penelitian ini ju-
ga hampir sama dengan yang dilakukan Ada hubungan keturunan (p=0.000)
oleh Puspitasari (2013) yaitu sebanyak usia(p=0.000) dan obesitas (p=0.000) dengan
12,3% ibu hamil menderita obesitas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas
hipertensi, dan sebesar 94,9% ibu hamil Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2016.
tidak obesitas dan tidak menderita
hipertensi. Hasil analisis chi-square menun- Berdasarkan Penelitian diharapkan
jukkan p-value = 0,005 <0,05 yang menun- petugas Puskesmas Paal Merah I dapat
jukkan adanya hubungan yang bermakna meningkatkan pemberian informasi kepada
antara obesitas dengan kejadian hipertensi masyarakat terutama pada ibu hamil dalam
pada ibu hamil. memahami hubungan keturunan, usia dan
Hasil penelitian menunjukkan di obesitas terhadap kejadian hipertensi, se-
wilayah Puskesmas Paal Merah I terdapat hingga dapat mengurangi angka kejadian
90,9% dengan berat badan berisiko. Hal ini hipertensi pada ibu hamil.
cukup riskan bagi kesehatan dikemudian
hari. Untuk itu penting di informasikan
kepada masyarakat untuk menjaga pola DAFTAR PUSTAKA
makan, aktivitas sehari-hari, dan pola pikir
tentang kesehatan. Namun terdapat juga Dinkes Kota Jambi. 2015. Jumlah ibu hamil
Hipertensi di 20 Puskesmas dalam
18,2% ibu hamil dengan obesitas, namun
Kota Jambi Tahun 2013-2015 Dinkes
tidak menderita hipertensi. Hal ini dapat Kota Jambi.
disebabkan karena tidak adanya faktor be-
rat badan yang menyebabkan hipertensi, Fitri, Hervina, 2013. Faktor-Faktor yang
tetapi karena genetik, pola makan yang Berhubungan dengan Kejadian
tidak teratur, serta olah raga yang tidak ter- Hipertensi di Pukesmas Lubuk Buaya
atur, kemudian terdapat 1 responden Padang Tahun 2013. Jurnal STIKes
(9,1%) tidak mengalami obesitas namun Indonesia Padang.
menderita hipertensi, hal ini dikarenakan
ibu memiliki tingkat stress yang begitu ting- Kementerian Kesehatan RI, 2013. Buku Ajar
gi, sehingga mengakibatkan kenaikan Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat
tekanan darah. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan. Jakarta Selatan.
Obesitas berdampak negatif pada
ibu dan janin yang dikandungnya saat ham- Padila,2014. Keperawatan Keluarga. Penerbit
il, persalinan maupun seusai persalinan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Ibu beresiko mengalami hipertensi dan
terkena diabetes. Selain itu banyaknya le- Puspitasari, Diana R dkk, 2015, Hubungan usia,
mak pada lapisan kulit sering kali memicu graviditas dan indeks masssa tubuh
tumbuhnya kuman sehingga infeksipun dengan kejadian hypertensi dalam
sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya ka- kehamilan. Jurnal Kedokteran
rena menumpuknya lemak, plasenta yang Muhammdyah Vol.2 no 1 Tahun 2015
berfungsi mensuplai oksigen akan me- http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137
nyempit sehingga dapat menghambat per- /jtptunimus-gdl-prasintade-6825-3-
babii.pdf, diakses pada tanggal 20 Juni
tumbuhan bayi dan merusak sel-sel otak
2016 Pukul 22.18 WIB.
janin sehingga mengakibatkan kecerdasan
bayi menjadi berkurang. Selain itu, janin Pustakaaji,2013Hypertensi
dapat mengalami gangguan paru-paru dan http://pustakaaji.50webs.com/Microsoft/
terlahir obesitas (Soegih, 2009). 20Word/20-/20Genetika.pdf diakses
Upaya yang dapat dilakukan oleh pada tanggal 12 Juni 2016 pukul 9.20
tenaga kesehatan adalah melakukan WIB.
penyuluhan bagi masyarakat, terutama pa-
ra wanita agar dapat menjaga berat ba- Sarwono, Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan.
dannya, yaitu dengan cara menjaga pola PT Bina Pustaka. Jakarta.
makan dan asupan gizi yang seimbang,
Sitompul,Lisman, 2014. Don’t Worry Be Healthy.
kemudian juga dapat dilakukan dengan
Penerbit PT Bhuana Ilmu Popular
olahraga yang teratur, minimal 3 minggu
Kelompok Gramedia Jakarta.
241
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
242
STUDY HYGIENE OPERATOR DAN SANITASI TERHADAP KUALITAS
BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG
DI KOTA JAMBI
ABSTRAK
Upaya efisiensi yang dilakukan oleh pengelola depot air minum isi ulang (DAMIU) di Kota Jambi
tersebut menyebabkan pengelola depot air minum isi ulang tidak memperhatikan kondisi sanitasi depot air
minum isi ulang dan kebersihan tengan operator, perilaku yang tidak hygienis seperti kuku dan pakaian
yang tidak bersih. Hal ini memungkinkan kualitas air isi ulang yang dihasilkan tidak memenuhi syarat
khususnya persyaratan bakteriologis diduga adanya cemaran.
Tujuan penelitian ini diketahuinya gambaran kualitas bakteriologis (Coliform), hubungan hygiene
operator dan sanitasi depot air minum terhadap angka coliform air minum isi ulang di Kota Jambi.
Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif analitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional.
Sampel dalam penelitian sebanyak 40 sampel. Analisis antar variabel dilakukan dengan menggunakan uji
Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan angka Coliform air isi ulang yang memenuhi syarat sebanyak 28
(70%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 12 (30%). Hasil analisis menunjukkan 1) ada hubungan
yang bermakna antara hygiene operator dengan angka coliform nilai p - value 0,037, masih terdapat
perilaku operator yang tidak sesuai dengan Kepmenperindag No. 651/MPP/ kep/10/2004. Ada hubungan
sanitasi depot air minum isi ulang dengan angka coliform nilai p - value 0,011 ( p< 0,05 ), masih
ditemukan depot air minum isi ulang dengan keterbatasan sarana sanitasi dan masih menyatunya depat
air minum dengan rumah serta belum memenuhi kriteria sesuai Kepmenperindag No. 651/MPP/
kep/10/2004. Disarankan kepada pengelola DAMIU untuk melakukan pengawasan terhadap hygiene
operator dan memperhatikan faktor sanitasi depot air minum isi ulang.
ABSTRACT
Efficiency efforts by the management of drinking water refill depot (DAMIU) in Jambi lead
managers of drinking water refill depot did not pay attention to the sanitary condition of drinking water refill
depot and the cleanliness of the operator's hand, hygienic behavior such as nails and clothes are not
clean. This allows the quality of produced water refill ineligible particular requirements of bacteriological
contamination is suspected. The purpose of this study is known picture of the bacteriological quality
(coliform), the relationship hygiene and sanitation depot operators of drinking water against coliform
numbers of refill drinking water in the city of Jambi. This research is descriptive analytic using cross
sectional design.Samples in this study is 40 samples. Analysis conducted between variables using Chi
Square test.The results showed coliform numbers refillable water that qualifies as many as 28 (70%) and
non-qualified 12 (30%). The analysis showed there is a significant relationship between hygiene operator
with the number of coliform value of p - value 0,037, there are behaviors that are inconsistent with the
operator Kepmenperindag No. 651/MPP/kep/10/2004. There is a relationship sanitation depot refill
drinking water with coliform numbers p value - value of 0.011 (p <0.05>, still found depot refill drinking
water with limited sanitation facilities and drinking water are still merging with home depot and are not yet
eligible in accordance Kepmenperindag No. 651/MPP/kep/10/2004.It is suggested to DAMIU manager to
supervise the operator hygiene and sanitation factors noticed depot refill drinking water.
243
Study Hygiene Operator dan Sanitasiterhadap Kualitas Bakteriologis Air Minum..
2016
Gustomo Yamistada, Sukmal Fahri, Jessy Novita Sari
244
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
245
Study Hygiene Operator dan Sanitasiterhadap Kualitas Bakteriologis Air Minum..
2016
Gustomo Yamistada, Sukmal Fahri, Jessy Novita Sari
246
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
apalagi beradap di pinggir jalan cukup 2. Ada hubungan yang bermakna antara
untuk membuat usaha depot air minum sanitasi depot air minum isi ulang
isi ulang. Ruang yang kecil untuk depot dengan angka coliform pada air isi ulang
air minum isi ulang menyebabkan (p - value 0,011).
semua fasilitas dan peralatan yang di-
gunakan untuk operasional usaha di Saran yang diberikan berkenaan
tumpuk dan kondisi yang tidak terawat. dengan hasil penelitian ini adalah:
Kondisi ruangan yang kecil dan sempit 1. Pengelola depot air minum isi
menyebabkan fasilitas sanitasi seperti diharapkan melakukan pengawasan
tempat cuci tangan tidak tersedia, ruan- terhadap hygiene operator air minum isi
gan tidak bersih dan tempat sampah ulang
yang berdekatan dengan tempat pengo- 2. Adanya pemisahan tenaga operator
lahan air. depot air minum isi ulang dengan
Berdasarkan tabel 5 diketahui tenaga pengangkut galon air minum
bahwa sanitasi depot air minum isi ulang kepada pelanggan
yang memenuhi syarat sebanyak 26 de- 3. Pengelolan depot air minum isi ulang
pot atau 65 % dan yang tidak memenuhi diharapkan memperhatikan faktor
syarat sebanyak 14 orang (35%). Hal ini sanitasi depot air minum isi ulang
menunjukkan masih banyak sanitasi de-
pot yang tidak memenuhi syarat.
Sanitasi adalah upaya kesehatan DAFTAR PUSTAKA
dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari Alimul. Hidayat, 2012. Pengantar Kebutuhan
subyeknya. Misalnya menyediakan air Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
yang bersih untuk keperluan mencuci Proses Keperawatan. Penerbit
tangan, menyediakan tempat sampah Salemba Medika. Jakarta
Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Cetakan
untuk mewadahi sampah agar tidak VIII. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
dibuang sembarangan (Depperindag, BPOM . 2014. Hasil pemeriksaan air isi ulang
2004). yang diadakan di kota Kota Manado.
Sanitasi merupakan upaya untuk www.tribunnews.com, (diakses Bulan
mengendalikan faktor risiko terjadinya Juli 2015).
kontaminasi terhadap makanan, baik Depperindag RI. 2004. Persyaratan Teknis
yang berasal dari bahan makanan, Depot Air Minum Dan Perdagangannya
orang, tempat dan peralatan agar aman Menteri Perindustrian Dan
dikonsumsi. (Rauf, 2013). Oleh karena Perdagangan Republik Indonesia.
Depperindag. Jakarta.
itu diharapkan pengelola depot air mi- Depkes RI, 2004, Buku Pedoman
num isi ulang memperhatikan faktor san- Pemberantasan Penyakit Cacingan.
itasi depot sehingga mengurangi kon- Jakarta.
taminasi terhadap air minum isi ulang. Depkes RI. 2010. Permenkes no. 492 tahun
Penyediaan sarana sanitasi dan 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
kebersihan lingkungan memang mem- Minum. Depkes RI. Jakarta.
butuhkan biaya dan tenaga yang tidak Lestari. 2012. Penelitian Kualitas bakteriologis
sedikit namun upaya mencegah terjadi Air Isi Ulamg di Kecamatan Bungus
kontaminasi kuman merupakan Kota Padang. www.fk.unand.ac.id.
(diakses Bulan Juni 2015)
kewajiban pengelola depot air minum isi Mubarak, Chayatin, 2005.Buku Ajar Kebutuhan
ulang sehingga air yang dikonsumsi Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam
pelanggan air minum isi ulang terhindar Praktik. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
dari penularan penyakit. .
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
KESIMPULAN DAN SARAN Rusdin Rauf, 2013, Sanitasi Pangan Dan
HACCP, Graha Ilmu. Yogyakarta
Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah:
1. Ada hubungan yang bermakna antara
hygiene operator dengan angka coliform
pada air isi ulang (p - value 0,037).
247
PEMETAAN EPIDEMIOLOGI SEBARAN PENDERITA DEMAM BERDARAH
DENGUE DI KECAMATAN KOTA BARU
KOTA JAMBI TAHUN 2015
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang
terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa. Untuk mengatasinya perlu cara
inovatif dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) guna memperoleh gambaran sebaran
penderita DBD berdasarkan tempat, orang dan waktu. Tujuan penelitian adalah mengetahui pemetaan
epidemiologi sebaran penderita DBD. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada pemetaan epidemiologi
sebaran penderita DBD perkelurahan berdasarkan tempat golongan umur, curah hujan, dan Angka Bebas
Jentik (ABJ).
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan tujuan untuk melihat gambaran pola distribusi,
frekuensi, dan determinan penyakit DBD dengan cara pemetaan di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
Hasil penelitian yaitu peta sebaran penderita DBD berdasarkan tempat, golongan umur, dan
Angka Bebas Jentik (ABJ) serta grafik curah hujan di Kota Jambi dan data penderita DBD di Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi tahun 2015 berdasarkan analisis univariat dan analisis overlay.
Kesimpulan penelitian epidemiologi sebaran penderita DBD berdasarkan karakteristik tempat
yang paling banyak terjadi di Kelurahan Mayang Mangurai dan Simpang III Sipin. Adapun saran bagi
Dinas Kesehatan perlu antisipasi dini pada kelurahan dengan kasus terbanyak yaitu Kelurahan Mayang
Mangurai dan Simpang III Sipin ketika memasuki pada bulan dengan curah hujan cenderung tinggi dari bulan
Juli-Desember dengan lebih meningkatkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD.
ABSTRACT
Dengue fever (DBD) disease is a contagioused disease caused by dengue virus that is spreaded
by Aedes aegypty mosquitos bitting. This disease can attack all people mainly children, even it can cause
extraordinary incidents. To overcome it, the innovation way by taking advantange of Geographic
Information System (SIG) to get the spreading sufferers view of DBD based on places, people and time.
The purpose of this research is to know epidemiology dividing and DBD sufferers spreading. The space of
the research is cut to epidemiology dividing, sufferers spreading of DBD of every region based on places,
ages, rain capality, and the free flick numbers (ABJ).
The kind of this research is descriptive survey in the purpose to see distribution design view,
frequency, and determinance of DBD disease by way of dividing at Kota Baru Region Jambi City.
The result is that the spreading map of DBD sufferer based on places, ages, and the number of
free flick (ABJ) even rain fall at Jambi City and the DBD at Kota Baru Region Jambi City in the year of
2015 based on univariat analisys and overlay analisys.
The conclusion of epidemiology research, the spreading of DBD based on places characteristic
and it most happened at Mayang Mangurai region and Sipin three corner. The suggestions to the
Cleanliness Department, the early anticipation is needed to the regions with most cases are Mayang
Mangurai region and III sipin corner with the high rain fall from July-December by increasing the destroying
mosquitos nest activities (PSN) of DBD.
– 100 juta penderita Demam Dengue (DD) Di daerah endemis, tingginya imunitas pada
dan 500.000 penderita Demam Berdarah orang dewasa dapat mengurangi kejadian
Dengue (DBD), dengan 22.000 kematian epidemi pada anak-anak.
terutama anak-anak. Sekitar 40% Penyakit DBD menunjukkan fluktuasi
penduduk dunia atau sekitar 2,5-3 miliar musiman, biasanya meningkat pada musim
orang berasal dari 112 negara di kawasan penghujan atau beberapa minggu setelah
tropis dan subtropis hidup dalam risiko ter- hujan. Pada awalnya kasus DBD memper-
tular infeksi dengue. lihatkan siklus lima tahun sekali selanjutnya
Data dari seluruh dunia menunjukkan mengalami perubahan menjadi tiga tahun,
Asia menempati urutan pertama dalam dua tahun dan akhirnya setiap tahun diikuti
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. dengan adanya kecenderungan pening-
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun katan infeksi virus dengue pada bulan-
2009, World Health Organization (WHO) bulan tertentu (Soegijanto, 2008).
mencatat negara Indonesia sebagai negara Berdasarkan laporan tahunan Dinas
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Kesehatan Kota Jambi program P2M
Tenggara (Buletin Jendela Epidemiologi, (2015), Kota Jambi merupakan salah satu
2010 : 1). wilayah endemis DBD. Pada tahun 2011
Penyakit Demam Berdarah Dengue terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) demam
(DBD) telah menjadi endemik di kota-kota berdarah sekecamatan Kota Jambi, dengan
besar di Indonesia (Zubaidah, 2012). Ber- jumlah penderita 1110 orang dan jumlah
dasarkan pendapat Achmadi (2010) yang kematian 25 orang (Case Fatality Rate
mengutip hasil penelitian Nainggolan (CFR) = 2,25%). Kasus DBD di Kota Jambi
(2007) dan Depkes (2007), bahwa mening- pada periode 3 tahun terakhir yaitu tahun
katnya angka demam berdarah di berbagai 2012, 2013, dan 2014 masih berfluktuatif
kota di Indonesia disebabkan oleh sulitnya dan cenderung tersebar dari tahun ke ta-
pengendalian penyakit yang ditularkan oleh hun. Tahun 2014 Incidence Rate (IR) di
nyamuk Aedes aegypti. Indonesia merupa- Kota Jambi sebesar 119,09 per 100.000
kan salah satu negara endemik Demam penduduk dan termasuk kategori resiko
Dengue (DD) yang setiap tahun selalu ter- tinggi.
jadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di berbagai Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
kota dan setiap 5 tahun sekali terjadi KLB merupakan daerah endemis DBD. Adanya
besar. Hal ini juga diungkapkan oleh siklus kasus demam berdarah dengue yang
Soedarto (2012) yang menyebutkan bahwa menunjukkan bahwa dari delapan kecama-
Indonesia adalah daerah endemis demam tan yang ada di Kota Jambi, Kecamatan
berdarah dengue dan mengalami epidemi Kota Baru selalu mengalami kejadian DBD
sekali dalam 4-5 tahun. Banyak faktor yang tertinggi dibandingkan dengan tujuh keca-
menyebabkan terjadinya peningkatan ka- matan lainnya dengan Incidence Rate
sus DBD, antara lain nyamuk sebagai 147,16 per 100.000 penduduk. Berdasar-
vektor, faktor lingkungan seperti Angka kan Buletin Jendela Epidemiologi (2010)
Bebas Jentik (ABJ), kepadatan penduduk, Incident Rate (IR) suatu daerah dapat
dan unsur iklim (Masrizal, 2011). dikategorikan dalam risiko tinggi bila IR>55
Menurut Soedarto (2012:45), dengue per 100.000, risiko sedang bila IR 20-55 per
dapat menginfeksi semua kelompok umur. 100.000 penduduk dan risiko rendah bila IR
Meskipun demikian anak-anak kecil beru- <20 per 100.000 penduduk. Berikut grafik
mur dibawah 15 tahun umumnya hanya kasus DBD di seluruh kecamatan Kota
menderita infeksi dengan demam yang tid- Jambi dari tahun 2012-2014 :
ak spesifik dan sembuh dengan sendirinya.
249
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
250
Telanaipura
200 Jambi Timur
Jambi Selatan
150
Danau Teluk
100 Pelayangan
50 Pasar Jambi
Jelutung
0
2012 2013 2014 Kota Baru
Gambar 1.1. Data Penderita Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di Seluruh Kecamatan Kota
Jambi dari Tahun 2012 s/d 2014
(Laporan Tahunan Dinkes Kota Jambi, 2014)
Waktu penelitian ini telah dilakukan ware (komputer) dan software (Arcgis)
pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli serta alat tulis untuk mencatat dan
tahun 2015. mengklasifikasikan data berdasarkan
Populasi dalam penelitian ini adalah objek yang telah diamati.
rumah penderita DBD yang berjumlah 216
rumah di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi Tahap Pelaksanaan
tahun 2014 berdasarkan data sekunder a. Melakukan observasi dengan melihat
yang terdata di Dinas Kesehatan Kota lokasi kejadian DBD melalui peta
Jambi. satelit. Adapun aplikasi yang
Sampel dalam penelitian ini adalah digunakan untuk melakukan observasi
total sampling rumah penderita DBD yang dengan cara ini adalah google map
berjumlah 216 rumah dan akan diambil titik dan peta citra Kecamatan Kota Baru
koordinat sebarannya. yang dipadukan dengan aplikasi Sis-
tem Informasi Geografis (SIG) berupa
Instrumen Penelitian Arcgis 9,3. Selain Menggunakan ap-
Instrumen yang akan digunakan da- likasi tersebut, observasi juga dil-
lam penelitian ini adalah instrumen akukan dengan mendatangi lokasi ru-
penelitian di lapangan, yaitu data alamat pen- mah penderita DBD yang ada di
derita DBD, Global Positioning System Kecamatan Kota Baru secara lang-
(GPS) untuk mengambil titik koordinat rumah sung
penderita DBD, alat tulis untuk mencatat dan b. Pengambilan data primer yaitu
Geographic Information System (GIS) untuk mengambil titik koordinat rumah pen-
mengklasifikasikan data berdasarkan objek derita DBD di sepuluh kelurahan
yang telah diamati. Kecamatan Kota Baru Jambi.
Pengambilan titik koordinat
Tahap Persiapan menggunakan GPS Test yang ada di
Sebelum melakukan penelitian ini, aplikasi Android dengan jenis HP
ada beberapa tahap persiapan yang dil- Samsung GT.S6310.
akukan yaitu sebagai berikut : c. Mengumpulkan atau mengolah data
a. Pengambilan data yang di dapat dari hasil penelitian di
sekunder. lapangan
251
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
2 = padat, umur : 1= > 15 tahun dan 2 = ≤ Aedes aegypty ini tidak sempurna. Pada
15 tahun, ABJ : 1 = ≥ 95% dan 2 = < 95 awalnya penyakit DBD banyak terjangkit di
daerah perkotaan dan dengan mening-
c. Tabulasi katnya arus lalu lintas dan transportasi an-
Yakni membuat tabel-tabel data. Da- tar daerah maka penyakit ini telah menye-
ta yang akan dibuat tabel yaitu tabel distri- bar ke daerah pedesaan.
busi penderita DBD berdasarkan jumlah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penduduk, golongan umur, dan ABJ per penderita DBD di Kecamatan Kota Baru
triwulan. Kota Jambi Tahun 2014 berdasarkan
Analisis data dari penelitian ini ada- karakteristik tempat yang paling banyak
lah analisis univariat yang merupakan ana- terjadi di Kelurahan Mayang Mangurai 947
lisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap penderita) dan Simpang III Sipin (37 pen-
variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, derita). Bila dikaitkan dengan kepadatan
2010 : 182). Analisis ini berfungsi untuk penduduk berdasarkan luas wilayah admin-
meringkas kumpulan data hasil pengukuran istrasi Kecamatan Kota Baru, Kelurahan
sedemikian rupa sehingga kumpulan data yang termasuk kategori padat yaitu Ke-
tersebut menjadi informasi yang lebih lurahan Simpang III Sipin (86,58 jiwa/Ha)
berguna. Peringkasan tersebut berupa dis- sebanyak 37 penderita, Suka Karya (51,70
tribusi frekuensi yang disajikan dalam ben- jiwa/Ha) sebanyak 8 penderita, Beliung
tuk tabel, grafik dan narasi. (49,83 jiwa/Ha) sebanyak 16 penderita,
Dalam penelitian, analisis data ini Mayang Mangurai (44,89 jiwa/Ha)
hanya melihat gambaran distribusi, frek- sebanyak 47 penderita dan Kenali Besar
uensi, dan determinan penyakit DBD yang (27,34 jiwa/Ha) sebanyak 32 penderita.
akan dipetakan berdasarkan tempat per Namun pada Kelurahan yang termasuk
kelurahan, golongan umur, waktu ber- kategori padat seperti Kelurahan Suka Kar-
dasarkan curah hujan, dan Angka Bebas ya terdapat jumlah penderita yang cender-
Jentik (ABJ). ung sedikit yaitu sebanyak 8 penderita, se-
Selain menggunakan analisis univar- baliknya pada kelurahan yang
iat, analisis spasial juga digunakan dalam penduduknya tidak padat seperti Kelurahan
penelitian ini. Metode analisis spasial yang Kenali Besar terdapat jumlah penderita
digunakan adalah Overlay, yaitu tinggi yaitu sebanyak 34 penderita.
menganalisis dan mengintegrasikan dua Sebaran penderita DBD di Kecama-
atau lebih data spasial yang berbeda. Ada- tan Kota Baru berdasarkan data yang di-
pun dalam penelitian ini, analisis overlay peroleh secara spasial menjelaskan bahwa
digunakan untuk spasial alamat rumah tidak ada keterkaitan antara kepadatan
penderita berdasarkan tempat per ke- penduduk dengan jumlah penderita DBD di
lurahan, golongan umur, waktu berdasar- Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Hal ini
kan cuah hujan, dan Angka Bebas Jentik juga dibuktikan oleh penelitian Suhermanto
(ABJ). (2011) yang menyatakan bahwa hubungan
kepadatan penduduk dengan kejadian DBD
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah lemah dan tidak signifikan jika dilihat
berdasarkan luas wilayah administrasi
Sebaran Penderita DBD Berdasarkan Kecamatan Kota Baru, namun terdapat
Tempat hubungan yang kuat dan signifikan antara
kejadian DBD dengan kepadatan penduduk
Kecamatan Kota Baru terletak di jika dilihat berdasarkan luas lahan per-
Barat Kota Jambi, dengan ketinggian rata- mukiman Kecamatan Kota Baru.
rata 15 m dari permukaan air laut dan Berbeda dengan WHO (2000) dalam
merupakan kecamatan yang memiliki Boekoesoe (2013) yang menyatakan bah-
jumlah penduduk terbesar di Kota Jambi wa kepadatan penduduk turut menunjang
yaitu sebesar 157.648 jiwa (Kecamatan atau sebagai salah satu faktor resiko penu-
dalam angka, 2014). Menurut Suhardiono laran penyakit DBD. Semakin padat
(2005) bahwa penyakit DBD dapat menye- penduduk, semakin mudah nyamuk Aedes
bar pada semua tempat kecuali tempat- aegypti menularkan virusnya dari satu
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 orang ke orang lainnya. Hal ini juga
meter di atas permukaan laut, karena pada diungkapkan oleh Wahyuningsih (2014)
tempat yang tinggi dengan suhu yang ren- bahwa faktor kepadatan penduduk dapat
dah maka siklus perkembangan nyamuk berhubungan dengan kejadian DBD di sua-
252
Pemetaan Epidemiologi Sebaran Penderita Demam Berdarah Dengue.....
2016
Vera Oktaviani, Susy Ariyani, Krisdiyanta
tu wilayah. Ramadhani dan Astuti (2013) kematian pada anak 90%di antaranya me-
juga mengungkapkan bahwa wilayah ber- nyerang anak di bawah 15 tahun.
penduduk padat akan memudahkan penu-
laran DBD yang berdampak pada tingginya
kasus DBD. Antonius (2005) dalam Alma
(2013) juga menyatakan bahwa daerah
yang terjangkit DBD pada umumnya adalah
kota/wilayah padat penduduk.
Berdasarkan hasil penelitian dan te-
ori yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa
tidak ada keterkaitan antara kepadatan
penduduk dengan jumlah penderita DBD
jika dilihat berdasarkan luas wilayah admin-
istrasi Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
tahun 2014.
253
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
menjelang gelap (Daud, 2008 ; Hadinegoro Berdasarkan curah hujan < 140 mm
dan Satari, 2002). pada periode semester I yaitu bulan Januari
Faldy, et.al. (2015) menyatakan sampai dengan Juni 2014, menunjukkan
bahwa kelompok umur < 12 tahun memiliki bahwa penderita DBD cenderung sedikit
daya tahan tubuh yang masih yaitu berkisar antara 6-12 penderita. se-
rendah dibandingkan kelompok umur dangkan curah hujan ≥ 140 mm pada peri-
yang lebih tua. Sedangkan aktivitasnya ser- ode semester II yaitu bulan Juli sampai
ing bermain atau sekolah, dimana selama dengan Desember 2014, menunjukkan
beberapa jam atau bahkan hampir seharian bahwa penderita DBD cenderung mening-
berada di dalam kondisi dan waktu yang kat atau lebih banyak daripada periode se-
meningkatkan risiko terkena gigitan nyamuk mester sebelumnya khususnya pening-
penular DBD. Penelitian SB. Halstead da- katan jumlah penderita DBD terjadi pada
lam Faldy, et.al. (2015) menunjukkan bah- bulan September yaitu sebanyak 39 pen-
wa anak-anak rentan mengalami DBD pada derita.
infeksi sekunder tapi dengan tipe virus yang Hal ini sesuai dengan teori yang
berbeda. Pada anak-anak di bawah umur diungkapkan Sukamto (2007) dalam Su-
12 tahun kekebalan humoral dengan jenis hermanto (2011) yang menegaskan bahwa
antibodi yang fungsinya lebih lemah da- resiko terjadinya DBD lebih tinggi pada
ripada antibodi kekebalan seluler masih daerah dengan curah hujan tinggi yaitu ≥
dominan. Di samping itu, sekolah merupa- 140 mm dibandingkan dengan daerah yang
kan salah satu tempat-tempat umum yang curah hujannya kurang dari 140 mm. Na-
berisiko terjadi penularan DBD (Faldy, et.al. mun demikian curah hujan tinggi dapat
2015) menyapu breeding place yang ada, baik
Berdasarkan hasil penelitian dan te- yang alami maupun artificial.
ori yang ada bahwa ada hubungan yang Ada 2 (dua) musim yang terdapat di
bermakna antara umur dengan jumlah pen- Indonesia yaitu musim penghujan dan
derita DBD. Penyakit DBD dapat me- musim kemarau. Penularan dengue bi-
nyerang segala usia, namun beberapa asanya meningkat pada waktu musim
peneliti menunjukkan bahwa anak-anak penghujan ketika suhu dan kelembaban
lebih rentan untuk terkena penyakit DBD, udara sesuai bagi terbentuknya habitat
mungkin karena faktor imunitas (kekebalan sekunder tempat bekembang biaknya nya-
tubuh) yang relatif lebih rendah dibanding- muk (breeding places) dan lebih pan-
kan orang dewasa. jangnya umur nyamuk. Pada musim kema-
rau, nyamuk akan bertelur di tempat-tempat
Sebaran Penderita DBD Menurut Waktu penyimpanan air (tandon air) (Soedarto,
Berdasarkan Curah Hujan 2012 : 52).
400 Curah Hujan (mm) Umumnya dengue di Indonesia ter-
338 jadi pada Bulan September sampai Febru-
350 Penderita DBD ari dan mencapai puncaknya pada bulan
300 Desember-Januari, pada waktu musim
penghujan (Soedarto, 2012 : 139).
250 228238
Soedarmo dalam Hadinegoro dan Satari
195185 (2002 : 5) mengungkapkan bahwa di dae-
200
rah urban berpenduduk padat puncak pen-
150 109102 derita ialah Bulan Juni/Juli bertepatan
92 101 101
100 dengan awal musim kemarau. Lain halnya
67
yang terjadi di Kecamatan Kota Baru, bah-
50 26 wa jumlah penderita DBD meningkat pada
39
12 7 16 22 24 24 25 curah hujan ≥ 140 mm yaitu periode se-
0 8 6 8
mester II (Juni-Desember) dengan men-
Des
Jan
Feb
Nov
Apr
Sep
Mar
Okt
Jul
Ags
Jun
Mei
254
Pemetaan Epidemiologi Sebaran Penderita Demam Berdarah Dengue.....
2016
Vera Oktaviani, Susy Ariyani, Krisdiyanta
menghilangkan tempat perindukan (Farid, triwulan III. Data yang diperoleh tersebut
2009). Hasil penelitian Zubaidah (2012) menunjukkan bahwa ABJ di Kecamatan
menyatakan bahwa curah hujan mempu- Kota Baru Kota Jambi masih jauh di bawah
nyai pengaruh yang signifikanterhadap ka- standar Nasional 95%.
sus DBD. Pada musim hujan dimana terjadi Peningkatan jumlah penderita
peningkatan curah hujan merupakansuatu didukung dengan tingginya Container Index
tanda permulaan (peringatan dini) dan rendahnya angka bebas jentik (ABJ)
akankemungkinan terjadinya peningkatan (Hastaryo (2004) dalam Apriliani, 2008).
jumlah kasusDBD. Curah hujan yang tinggi Rendahnya ABJ menggambarkan ku-
akan memberikanpengaruh yang signifikan rangnya partisipasi masyarakat dalam
dalam penularanpenyakit, khususnya yang melakukan pemberantasan nyamuk (PSN)
ditularkan oleh vektornyamuk. sehingga meningkatkan populasi nyamuk
Berdasarkan hasil penelitian dan te- Aedes aegypti menjadi tinggi dan me-
ori yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa nyebabkan terjadinya penularan DBD.
terdapat hubungan antara curah hujan dan Kondisi rendahnya ABJ dan sebaran kasus
jumlah penderita DBD di Kecamatan Kota mengelompok khususnya di daerah pem-
Baru Kota Jambi tahun 2014 apabila dibagi ukiman padat penduduk, merefleksikan
dalam 2 semester yaitu semester I dan II, bahwa penularan DBD lebih dikarenakan
dimana pada periode semester I (Januari – perilaku nyamuk vektor daripada manusia
Juni) yang curah hujannya <140 mm (Boewono, D.T, et.al (2012) dalam Boe-
menunjukkan bahwa jumlah penderita DBD koesoe, 2013)
cenderung rendah. Sebaliknya, pada peri- Kejadian DBD pada setiap kelurahan
ode semester II (Juli-Desember) yang cu- tidak terlepas dari perkembangbiakan nya-
rah hujannya ≥140 mm menunjukkan bah- muk Ae. aegypti itu sendiri, semakin tinggi
wa jumlah penderita DBD meningkat da- angka bebas jentik pada suatu wilayah
ripada periode sebelumnya dan mencapai maka semakin rendah kasus DBD yang
puncak peningkatan pada bulan Septem- akan terjadi. Oleh karena itu, peran juru
ber. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus pemantau jentik dalam melakukan
pada bulan-bulan tersebut. pemeriksaan jentik berkala (PJB) harus
diaktifkan (Munsyir dan Amiruddin, 2009).
Sebaran Penderita DBD Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan dari
Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) sepuluh kelurahan yang ada di Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi hanya 2 (dua) ke-
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai lurahan yang termasuk kagori bebas jentik
tolak ukur upaya pemberantasan vektor yaitu >95% pada tahun 2014 yaitu Kelurahan
DBD melalui upaya Pemberantasan Sarang Suka Karya dan Kenali Besar. ABJ Ke-
Nyamuk (PSN) menunjukkan tingkat lurahan Suka Karya selalu termasuk kategori
partisipasi masyarakat dalam mencegah bebas jentik pada triwulan I, II, dan III dan
DBD (Parida, et.al., 2012 ; Rosidi dan Kelurahan Kenali Besar termasuk bebas jen-
Asidasmito, 2006). Keberhasilan kegiatan tik (>95%) pada triwulan II dan III. Namun
PSN antara lain dapat diukur dengan ABJ. pada Kelurahan Kenali Besar meskipun ABJ
Apabila ABJ > 95% diharapkan penularan tinggi >95%, tetapi mempunyai jumlah pen-
DBD dapat dicegah atau dikurangi (Kemen- derita yang cenderung tinggi pada triwulan II
terian Kesehatan RI, 2010: 95-96) (Alma, dan III tersebut.
2013). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Berdasarkan hasil penelitian dengan adanya pengaruh antara ABJ dengan jumlah
menggunakan analisis univariat dan ana- penderita DBD di 2 (dua) kelurahan tersebut.
lisis overlay didapatkan bahwa dari sepuluh Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
kelurahan di Kecamatan Kota Baru Kota faktor di antaranya peneliti tidak mengetahui
Jambi, Kelurahan yang memiliki ABJ keakuratan data ABJ karena diperoleh ber-
tertinggi pada triwulan I yaitu Kelurahan dasarkan data sekunder dari Dinas
Suka Karya (95,80%) dengan jumlah pen- Kesehatan Kota Jambi 2014 dan bukan ber-
derita 1 orang. ABJ tertinggi pada triwulan II dasarkan data primer yang diambil peneliti.
dan III yaitu Kelurahan Suka Karya dan Ke- Kemudian data ABJ yang ada hanya sampai
nali Besar. Sedangkan pada triwulan ke IV pada triwulan III sehingga peneliti
data ABJ tidak terkumpul sehingga data menganalisisnya pada triwulan I sampai
ABJ yang didapat hanya pada sampai dengan triwulan III. Oleh karena itu, peneliti
255
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
tidak dapat menggambarkan secara akurat Bebas Jentik (ABJ)nya tinggi, namun
pengaruh ABJ terhadap peningkatan jumlah jumlah penderita DBDnya tinggi yang
penderita DBD di masing-masing kelurahan terjadi di Kelurahan Kenali Besar.
yang ada di Kecamatan Kota Baru. Kemudian
jika melihat hasil yang diperoleh, dimana pa-
da Kelurahan Kenali Besar dan Suka Karya
yang menunjukkan ABJ ≥95% dan memiliki DAFTAR PUSTAKA
jumlah penderita cenderung tinggi, maka ABJ
pada kelurahan tersebut semata-mata tidak Achmadi, U. F. 2014. Kesehatan Masyarakat
menjadi faktor tingginya jumlah penderita Teori dan Aplikasi. Cetakan ke-2.
DBD tersebut. Rajawali Pers, Jakarta : 265 hlm
Alma, L.R. 2013. Hubungan Status
Penguasaan Tempat Tinggal dan
KESIMPULAN Perilaku PSN DBD Terhadap
Keberadaan Jentik di Kelurahan
Berdasarkan hasil dari penelitian Sekaran Kota Semarang. Skripsi. FIK-
yang sudah dilakukan maka dapat diambil UNS, Semarang
kesimpulan sebagai berikut : Amiruddin, R & Munsyir, M.A. 2009. Pemetaan
1. Penderita DBD di Kecamatan Kota Ba- dan Analisis Kejadian Demam
ru Kota Jambi Tahun 2014 berdasar- Berdarah Dengue di Kabupaten
kan karakteristik tempat yang paling Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan
banyak terjadi di Kelurahan Mayang Tahun 2009. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin,
Mangurai dan Simpang III Sipin. Makassar
2. Epidemiologi sebaran penderita DDB Apriliyani, F.B. 2008. Hubungan Antara Tingkat
berdasarkan golongan umur di Keca- Pengetahuan Kepala Keluarga
matan Kota Baru Kota Jambi sebagian Tentang Pencegahan Demam
besar penderita berumur ≤ 15 tahun Berdarah Dengue (Dbd) Dengan
yaitu sebesar 68,52%. Container Index Di Desa Gondang
3. Curah hujan mempengaruhi jumlah Tani Kebupaten Sragen Tahun 2008.
penderita DBD di Kecamatan Kota Ba- Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
ru Kota Jambi pada semester ke-II yai- Universitas Muhammadiyah, Surakarta
BPS Kota Jambi. 2014. Kota Jambi dalam
tu bulan Juli sampai dengan Desember Angka 2014. Badan pusat Statistik
dan mencapai puncak jumlah pen- Kota Jambi
derita DBD pada bulan September. Boekoesoe, L. 2013. Kajian Faktor Lingkungan
4. Tidak semua kelurahan yang ada di Terhadap Kasus Demam Berdarah
Kecamatan Kota Baru Kota Jambi Dengue (DBD) Studi Kasus di Kota
Angka Bebas Jentik (ABJ)nya Gorontalo Provinsi Gorontalo. Fakultas
mempengaruhi jumlah penderita DBD. Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo,
SARAN Gorontalo
Budiarto, E & Anggraeni, D,. 2001. Pengantar
Epidemiologi. Edisi kedua. Jakarta :
1. Bagi Dinas Kesehatan perlu antisipasi Buku Kedokteran EGC
dini pada kelurahan dengan kasus Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue:
terbanyak yaitu Kelurahan Mayang Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Mangurai dan Simpang III Sipin ketika Risiko Penularan. Aspirator Vol. 2 No.
memasuki pada bulan dengan curah 2 Tahun 2010 : 110 –119. FK-UNDIP,
hujan cenderung tinggi dari bulan Juli- Semarang
Desember dengan lebih meningkatkan Daud, O. 2008. Studi Epidemiologi Kejadian
kegiatan Pemberantasan Sarang Penyakit Demam Berdarah Dengue
Dengan Pendekatan Spasial Sistem
Nyamuk (PSN) DBD. Informasi Geografis di Kecamatan
2. Perlunya pemantauan tempat-tempat Palu Selatan Kota Palu. Naskah
perindukan nyamuk Aedes sp. di Publikasi. Sekolah Pascasarjana
sekolah-sekolah, karena penderita Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
DBD lebih banyak terjadi pada usia ≤ Depkes, RI. 2005. Pencegahan dan
15 tahun. Pemberantasan Demam Berdarah
3. Peneliti selanjutnya perlu melakukan Dengue di Indonesia. Ditjen PP & PL,
penelitian untuk mengetahui faktor- Jakarta
faktor yang mempengaruhi terjadinya Dini, A. M. V, Fitriany, R. N & Wulandari, R. A.
2010. Faktor Iklim dan Angka Insiden
kasus DBD di daerah yang Angka Demem Berdarah Dengue di
256
Pemetaan Epidemiologi Sebaran Penderita Demam Berdarah Dengue.....
2016
Vera Oktaviani, Susy Ariyani, Krisdiyanta
257
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
258
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN
JAMBAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN DANAU SIPIN KOTA JAMBI
ABSTRAK
Perilaku masyarakat dalam melakukan aktivitas untuk keperluan sehari-hari seperti mandi,
mencuci dan membuang air besar dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan permukiman di sekitar
sumber air seperti Danau Sipin memanfaatkan Danau untuk keperluan membuang kotoran (jamban).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan
jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan di Danau Sipin dan membangun strategi pengelolaan
jamban sehat bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, dengan menggunakan
rancangan desain studi potong lintang (Cross Sectional). Lokasi penelitian di Kelurahan Legok Kecamatan
Danau Sipin. Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 100 sampel dari 998KK yang bertempat tinggal
dipinggiran Danau Sipin sebagai populasi.
Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang sangat signifikan (p value < 0,05) antara
pengetahuan, pendidikan, sikap, tingkat penghasilan dan posisi rumah terhadap perilaku penggunaan
jamban di Danau Sipin. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan adanya peran pemerintah dan
swasta dalam pengelolaan dan pembinaan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat dan penyediaan
sarana jamban bagi masyarakat secara komunal serta melakukan pengembangan Danau Sipin sebagai
eko wisata.
Kata Kunci :Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Tingkat Penghasilan, Posisi Rumah dan Perilaku
ABSTRACT
People's behavior in conducting activities for daily needs such as bathing, washing and
defecating influenced by the environment. Neighborhoods around water sources such as Lake Sipin
utilizing the lake for the purpose of removing impurities (latrines). This research aims to determine the
factors related behavior in latrines usage that do not meet health requirements at Lake Sipin and establish
a healthy latrine management strategies for the community. This research used analytic survey, using
cross-sectional design of the study design. The research location in the Kelurahan Legok Kecamatan
Danau Sipin. Total sample were 100 samples from 998 families residing in the Lake Sipin side as the
population. The survey results revealed that there was a significant relationship (p value < 0,05) between
knowledge, education, attitude, level of income and the home position on the behavior of latrine use on
Lake Sipin. Advice can be given is expected that the role of government and the private sector in
managing and coaching in order to change people's behavior and the provision of communal latrines for
the community and make the development of Lake Sipin as ecotourism.
Keywords: Knowledge, attitude, education, income level, position home and behavior
259
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Jamban....
2016
Jessy Novita Sari
260
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
261
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Jamban....
2016
Jessy Novita Sari
262
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
264
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
penggunaan jamban di Danau Sipin Ko- Nasikin, M. (2007). Pemanfaatan Sungai Jajar
ta Jambi. Sebagai Sarana Mandi Cuci Dan
3. Ada hubungan yang sangat signifikan Kakus (MCK) Studi Kasus Terhadap
antara pendidikan dengan perilaku Perilaku Masyarakat Di Kelurahan
Singorejo Kecamatan Demak
penggunaan jamban di Danau Sipin Ko- Kabupaten Demak. Tesis. Semarang:
ta Jambi. UNS.
4. Ada hubungan yang sangat signifikan Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
antara tingkat penghasilan dengan per- Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
ilaku penggunaan jamban di Danau Sip- _____________. (2011). Kesehatan
in Kota Jambi. Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
5. Ada hubungan yang sangat signifikan PT. Rineka Cipta.
antara posisi rumah dengan perilaku ______________. (2014). Ilmu Perilaku.
Sumardi, MD. (2011). Koperasi Dalam Orde
penggunaan jamban di Danau Sipin Ko-
Ekonomi Indonesia. Jakarta:
ta Jambi. Universitas Indonesia Press.
Tarigan, E.(2008). Faktor-Faktor yang
Saran yang dapat disampaikan Mempengaruhi Partisipasi Keluarga
adalah: dalam Penggunaan Jamban di Kota
1. Adanya peran pemerintah khususnya Kabanjahe Tahun 2007:67 hlm.
instansi terkait dalam merubah perilaku www.USU e-Repository. 22 Januari
masyarakat dalam penggunaan jamban 2015. Pk 15.50 WIB.
di Danau Sipin melalui kegiatan STBM
2. Adanya penyediaan sarana sanitasi
khususnya MCK Komunal bagi
masyarakat yang tinggal di pinggiran
Danau Sipin baik oleh pemerintah
maupun bantuan dari pihak swasta.
3. Pemerintah diharapkan segera
mengembangkan potensi yang ada di
Danau Sipin sebagai tempat wisata (eko
wisata) sehingga Danau Sipin dapat
terkelola dengan baik dan adanya
peningkatan ekonomi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
265
PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH PENGENDALIAN
INFEKSI SILANG PADA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
ABSTRAK
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah membuat modul pembelajaran pengendalian infeksi
silang untuk mahasiswa tingkat satu semester dua di Jurusan Keperawatan Gigi. Produk yang
dikembangkan memuat komponen-komponen modul berdasarkan kajian teknologi pendidikan berupa
modul pembelajaran pengendalian infeksi silang.
Pengembangan modul pengendalian infeksi silang ini menggunakan model pengembangan Dick
and Carey. Validasi terhadap modul yang dikembangkan dilakukan dengan (1) validasi ahli isi/materi dan
ahli desain pembelajaran, (2) Uji kelompok kecil dan (3) uji lapangan. Subjek Uji coba pada penelitian ini
terdiri dari sembilan mahasiswa untuk uji kelompok kecil dan delapan belas mahasiswa untuk uji
lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Hasil validasi dari ahli menunjukkan kategori sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil dan uji
lapangan, dapat disimpulkan bahwa : dari 342 jawaban yang diperoleh, 144 jawaban responden A
(sangat bagus) maka modul dinyatakan sangat valid; , atau sangat efektif, dapat digunakan tanpa
perbaikan dan 198 jawaban responden B (bagus) maka modul dinyatakan cukup valid; atau cukup
efektif, dapat digunakan namun perlu perbaikan kecil, baik ditinjau dari aspek kelengkapan, aspek
komponen modul, aspek ketepatan isi, kejelasan bahasa yang digunakan dan kemenarikan modul. Modul
yang tesaji dapat digunakan oleh mahasiswa sudah memenuhi prinsip-prinsip penyusunan modul sesuai
dengan karakteristik seperti self instructional, self contained, stand alone, adaptive, user friendly.
Dari Hasil validasi secara keseluruhan penelitian ini dapat disimpulkan modul pengendalian
infeksi silang yang di kembangkan layak dipakai, maka diajukan saran agar modul ini dapat digunakan
oleh dosen dan mahasiswa di Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Jambi.
ABSTRACT
The research objectives of this Development to create Learning modules of cross infection control
for the second semester students in dental nursing Academy Poltekkes Jambi, products that developed
modules contain components based on the study of educational technology in the form of cross-infection
control learning module.
The development of cross-infection control module uses the development module of Dick and
Carey. The validation toword module which developed by mannen/with; (1) validation of subject content
expert and validation of instructional design expert; (2) Trial to small group; and (3) Field evaluation. The
subject of the Try-aur of the research; Consist of nine students for trial to small group and eightteen
students for praktical-field test. In this research the data were collected by using questionnaires.
The validation result of the expert show up excellent category. The Result of trial to small group
and field evaluation, can be cooncludde that the three hundred forty two answers obtained, one hundred
forty four respondent answers A (very good) then the module is declared; very valid; our very effective can
be used without repairing and the one hundred ninety eight responden answers B (good) then the module
is declared; quite validity; our effective enough, to be used but need minor repairing, that is watching from
complety aspect, the aspect module component, content exactly aspect, the clear language be used and
exciting module. Moduls are presented can be used by students already meets the principles
of preparationmodule according to characteristics such as self-instructional, self contained, stand
alone, adaptive, user friendly.
Form the averall validation results of this study can be concluded that the module of cross-
infection control that developed a very visible, then the proposed suggestion in order that the module can
be used by teachers and the students in Dental Nursing Academy Poltekkes Jambi.
266
Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang....
2016
Sukarsih, Saharudin, Suratno
267
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
268
Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang....
2016
Sukarsih, Saharudin, Suratno
Uji coba kelompok kecil dilakukan karakteristik seperti self instructional (bela-
pada tanggal 25-30 Mei 2015 dengan re- jar mandiri), self contained (tersaji utuh),
sponden 9 (sembilan) orang mahasiswa stand alone (berdiri sendiri), adaptive
semester dua Jurusan Keperawatan Gigi. (mampu beradaptasi), user friendly (ber-
Tempat pelaksanaan uji coba kelompok sahabat). Modul disusun dengan memper-
kecil di kelas tingkat satu Jurusan hatikan karakteristik mahasiswa, sehingga
Keperawatan Gigi Poltekkes Jambi Jl. H. mahasiswa yang mempelajari materi modul
Agus Salim no.9 Kota Baru Jambi. Dari dapat melakukan praktikum di klinik secara
paparan hasil uji coba kelompok kecil ini mandiri.
terdapat 90 jawaban responden, 23 jawa-
ban A (sangat bagus), maka modul pen- Hasil Pengembangan
gendalian infeksi silang dinyatakan sangat
valid; atau sangat efektif, dapat digunakan Pengembangan menghasilkan dua
tanpa perbaikan, 67 jawaban B (bagus), buah modul Pengendalian Infeksi Silang
menyatakan bahwa modul pengendalian yaitu satu buah modul pengendalian infeksi
infeksi silang cukup valid; atau cukup efek- silang teori terdiri dari 6 (enam) unit modul
tif, dapat digunakan namun perlu perbaikan yang menjelaskan materi dengan lengkap,
kecil. Semua responden memilih jawaban dan satu modul pengendalian infeksi silang
A (sangat bagus) dan B (bagus). Tidak ada praktikum terdiri dari 4 (empat) unit modul
satupun responden yang memilih jawaban sebagai panduan praktikum mahasiswa
C (kurang bagus) atau D (tidak bagus). tingkat satu semester dua Jurusan
Menurut Dick dan Carey (2005: 288) ada Keperawatan Gigi Poltekkes Jambi untuk
dua tujuan utama dari uji coba kelompok 16 (enam belas) kali pertemuan, baik pada
kecil yaitu untuk menentukan keefektifan pertemuan perkuliahan teori maupun prak-
perubahan-perubahan yang dilakukan tikum di klinik. Kedua buah modul tersebut
setelah mengidentifikasi masalah yang ada. sangat membantu mahasiswa dalam bela-
Uji lapangan dilakukan pada tang- jar mata kuliah pengendalian infeksi silang,
gal 1- 6 Juni dan 8-13 Juni 2015 dengan secara mandiri baik individual maupun
responden 18 (delapan belas) orang maha- berkelompok. Data Pengembangan berupa
siswa semester dua Jurusan Keperawatan (a) data hasil penilaian berupa komentar
Gigi. Tempat pelaksanaan uji lapangan di dan saran dari ahli materi atau bidang studi
kelas tingkat satu Jurusan Keperawatan mata kuliah Pengendalian Infeksi Silang,
Gigi Poltekkes Jambi Jl. H. Agus Salim no.9 (b) data hasil penilaian berupa komentar
Kota Baru Jambi. Dari paparan hasil uji dan saran dari ahli desain pembelajaran,
lapangan ini terdapat 252 jawaban re- (c) data penilaian uji coba kelompok kecil,
sponden, 121 jawaban A (sangat bagus), (d) data uji lapangan.
maka modul pengendalian infeksi silang Hasil validasi dari ahli isi/materi,
dinyatakan sangat valid; atau sangat efektif, pengembang memperoleh saran dan
dapat digunakan tanpa perbaikan. 131 ja- komentar untuk penyempurnaan kualitas
waban B (bagus) maka modul pengendali- produk bahan pembelajaran. Dengan
an infeksi silang dinyatakan cukup valid; memperhatikan hasil analisis diatas,
atau cukup efektif, dapat digunakan namun pengembang masih perlu membuat revisi
perlu perbaikan kecil. Semua responden berdasarkan saran dan komentar baik yang
memilih jawaban A (sangat bagus) dan B tertulis maupun lisan yang disampaikan
(bagus). Tidak ada satupun responden oleh ahli isi/materi mata kuliah pengendali-
yang memilih jawaban C (kurang bagus) an Infeksi Silang. Berdasarkan pendapat
atau D (tidak bagus). Maka kesimpulan ahli isi/materi modul pembelajaran pengen-
akhir dari komentar mahasiswa pada uji dalian infeksi silang yang dikembangkan
coba lapangan terhadap modul pengen- secara tertulis tersebut memutuskan: (1)
dalian infeksi silang, mahasiswa tingkat Menurut isinya valid, (2) Teknik penulisan
satu semester dua Jurusan Keperawatan baik, (3) Penyusunan bahasa baik. Selan-
Gigi menyatakan bahwa modul pengendali- jutnya produk pengembangan modul pem-
nan infeksi silang cukup valid; atau cukup belajaran pengendalian infeksi silang di-
efektif, dapat digunakan namun perlu per- setujui dan dinyatakan sesuai untuk uji co-
baikan kecil. ba lapangan dengan revisi sesuai saran.
Modul sudah memenuhi prinsip- Hasil validasi dari ahli desain,
prinsip penyusunan modul sesuai dengan pengembang memperoleh komentar dan
269
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
270
Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang....
2016
Sukarsih, Saharudin, Suratno
dasarkan data yang terkumpul dari validasi latihan, rangkuman, tes formatif dan umpan
ahli isi/materi Pengendalian Infeksi Silang balik), (5) Kunci jawaban, dan (6) Daftar
dan ahli desain pembelajaran serta tangga- pustaka.
pan/penilaian dari mahasiswa. Revisi hasil Adapun standar kompetensinya
pengembangan diuraikan berdasarkan hasil adalah mahasiswa;
komentar, saran, dan analisis dari ahli 1. Memelihara berbagai macam peralatan
isi/materi, ahli desain pembelajaran dan kesehatan gigi secara efektif dan
mahasiswa. efisien.
Pengembangan modul Pengen- 2. Menunjukkan dan menerapkan sterilisasi
dalian Infeksi Silang dirancang dengan secara aman dan prosedural,
menggunakan model rancangan Dick and pengawasan penularan penyakit diklinik
Carey yang kemudian menghasilkan dalam perawatan rutin pasien.
produk sebuah modul. Pemilihan model ini 3. Melindungi diri dan pasien terhadap pen-
adalah karena langkah-langkah yang harus ularan penyakit.
dilakukan dalam prosedur pengembangan 4. Menggunakan secara tepat zat desin-
terencana dengan jelas sehingga dapat fektan dan dekontaminasi.
diikuti. Model ini pun lengkap kompo- 5. Mengelola persediaan alat dan bahan
nennya, hampir mencakup semua yang untuk sterilisasi di klinik gigi.
dibutuhkan dalam suatu perencanaan 6. Menerapkan secara berhati-hati dan
pembelajaran. Dalam model ini pada efektif penggunaan peralatan sterilisasi.
langkah kedua terdapat kegiatan analisis 7. Membersihkan, mensterilkan dan me-
pembelajaran yang bertujuan untuk men- melihara fasilitas dan instrument
gidentifikasi secara utuh kapabilitas dan kesehatan gigi yang steril.
pengalaman belajar yang harus ditempuh 8. Membuang sampah termasuk benda-
oleh peserta didik dan juga menemukan benda tajam dan berbahaya dengan cara
keterampilan bawahan. Hanya 9 (sembilan) aman.
tahapan modul model Dick dan Carey ini Kedua, setelah melakukan identifi-
yang digunakan dalam pengembangan kasi tujuan umum pembelajaran selanjut-
modul yaitu; (1) mengidentifikasi tujuan nya diadakan analisis untuk mengidentifi-
pembelajaran; (2) melakukan analisis pem- kasi keterampilan bawahan dari semua
belajaran; (3) menganalisis pebelajar dan tujuan umum pembelajaran yang sudah
konteksnya; (4) merumuskan tujuan khu- ditentukan. Kegiatan yang dilakukan
sus; (5) mengembangkan instrument menganalisis pembelajaran yaitu menjab-
penilaian; (6) mengembangkan strategi arkan standar kompetensi menjadi kompe-
pembelajaran; (7) mengembangkan materi tensi dasar secara logis dan sistematis.
pembelajaran; (8) merancang evaluasi Menurut ahli isi/materi dan ahli desain ru-
formatif; (9) merevisi pembelajaran. musan tujuan pembelajaran sangat tepat,
Langkah pertama, diawali dengan dan sesuai dengan kurikulum tahun 2010
identifikasi standar kompetensi yaitu Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Jam-
dengan mengkaji kompetensi dasar yang bi. Tujuan pembelajaran yang baik yaitu
hendak dicapai yang ditetapkan dalam memenuhi aspek Audience, Behavior,
GBPP, menganalisis pembelajaran dan Condition dan Degree (Suparman, 2005:
analisis karakteristik mahasiswa. Langkah 132-139). Modul adalah sarana pembelaja-
ini dimulai tanggal 2 Maret 2015 dan be- ran dalam bentuk tertulis/cetak yang
rakhir setelah kompetensi dasar dirumus- disusun secara sistematis, memuat materi
kan sebagai petunjuk arah yang harus di- pembelajaran, tujuan pembelajaran ber-
capai dalam proses pembelajaran yaitu pa- dasarkan kompetensi dasar atau indikator
da tanggal 17 April 2015. Selanjutnya tahap pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan
perancangan model modul mata kuliah belajar mandiri (self instructional), dan
pengendalian Infeksi Silang. Modul memberikan kesempatan kepada peserta
didesain sedemikianrupa sehingga terdiri didik untuk menguji diri sendiri melalui lati-
dari enam unit pokok bahasan, untuk 16 han yang disajikan dalam modul tersebut.
(enam belas) kali pertemuan tatap muka, Sebuah modul bisa dikatakan baik dan
dimana penyusunannya menurut Su- menarik apabila penyusunanya sesuai dan
prawoto (2009) yaitu : (1) Pendahuluan, (2) kriteria yang ditetapkan Depdiknas (2008)
Standar Kompetensi, (3) Kompetensi Da- (Asyhar, 2010: 215). Modul pembelajaran
sar, (4) Kegiatan Belajar (uraian materi, merupakan satuan program belajar
271
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh menempatkannya dalam kurikulum; (2)
siswa sendiri secara perorangan atau mencek hasil belajar dan menemukan
dibelajarkan oleh siswa kepada dirinya kesalahan pengertian sehingga dapat
sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009: diberikan pembelajaran remedial sebelum
472). pembelajaran dilanjutkan dan (3) menjadi
Ketiga, identifikasi perilaku dan dokumen kemajuan belajar. Untuk memen-
karakteristik awal mahasiswa. Kegiatan uhi karakter self instruction dalam modul
yang dilakukan pada tahap ini adalah men- harus ada instrumen penilaian, yang
gidentifikasi perilaku dan karakteristik ma- memungkinkan peserta didik melakukan
hasiswa, hal ini dilakukan karena maha- penilaian mandiri (self assessment) dan
siswa sebagai subjek uji coba penelitian terdapat umpan balik atas penilaian peser-
yang nantinyaakanmenggunakan dan bela- ta didik, sehingga peserta didik mengetahui
jar materi yang dikembangkan. Menurut tingkat penguasaan materi (Daryanto dan
Uno (2007: 93) untuk mengetahui kualitas Dwicahyono, 2013: 187)
perseorangan sehingga dapat dijadikan Keenam, mengembangkan strategi
petunjuk dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran yaitu, menentukan strategi
pengelolaan pembelajaran, aspek-aspek pembelajaran mata kuliah Pengendalian
yang diungkap dalam kegiatan ini bisa Infeksi Silang mempunyai bobot 2 SKS (1
berupa bakat, motivasi belajar, gaya bela- SKSteori dan 1 SKS praktek), sesuai kepu-
jar, kemampuan berpikir minat atau ke- tusan Menteri Pendidikan Nasional nomor
mampuan awal. Mahasiswa Jurusan 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
Keperawatan Gigi Poltekkes Jambi adalah kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian
mahasiswa yang telah lulus uji tes tulis dan hasil belajar siswa. Mata Kuliah ini disajikan
tes kesehatan, dan sebagian besar berasal dalam 16 (enam belas) kali pertemuan ta-
dari daerah. Mata kuliah Pengendalian In- tap muka.
feksi Silang diberikan pada semester dua, Metode pembelajaran yang
perilaku awal mahasiswa dapat terlihat dari digunakan dalam menyajikan isi pembelaja-
hasil pembelajaran mahasiswa pada se- ran pada pokok bahasannya dilakukan
mester satu. Salah satu hasil dari kegiatan dengan perkuliahan tatap muka terjadwal,
analisis ini adalah penjelasan tentang yaitu: ceramah, tanya jawab, diskusi, penu-
karakteristik pebelajar yang akan memfasili- gasan dan praktikum. Dalam mempelajari
tasi pertimbangan desain selanjutnya sep- mata kuliah ini mahasiswa diwajibkan
erti konteks yang tepat, kegiatan-kegiatan membuat laporan hasil praktikum setelah
yang memotivasi, format materi dan jumlah melakukan praktikum. Aplikasi keberhasilan
materi yang akan disajikan (Dick dan Car- pembelajaran pada mata kuliah ini akan
ey, 2005: 117). tampak pada akhir perkuliahan, yaitu ma-
Keempat, merumuskan tujuan hasiswa dapat mengimplementasikan
khusus pembelajaran yaitu, merumuskan semua materi Pengendalian Infeksi Silang.
kompetensi dasar pembelajaran. Pada Dalam hal ini pengembang menghasilkan
tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu dua buah modul, yang dapat dipelajari ma-
menuliskan kompetensi dasar pembelaja- hasiswa secara mandiri dirumah, sehingga
ran berdasarkan analisis kompetensi. Un- mahasiswa bisa melakukan praktikum
tuk memenuhi karakter self instruksional tanpa memerlukan bimbingan dari pem-
maka dalam modul harus; berisi tujuan bimbing/instruktur.
yang dirumuskan dengan jelas, sehingga Ketujuh, Kegiatan yang dilakukan
materi pembelajaran dapat dikemas dalam pada tahap ini yaitu membuat kerangka
unit-unit kecil, adanya gambar/foto untuk modul yang terdiri dari kata pengantar,
kejelasan pemaparan materi pembelajaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
(Asyhar, 2010: 215) yang diinginkan, kegiatan belajar yang
Kelima, Instrumen penilaian ber- meliputi: isi pembelajaran, rangkuman, tes,
dasarkan tujuan khusus pembelajaran yang kunci jawaban dan umpan balik, dan yang
telah dikembangkan, maka disusunlah terakhir daftar pustaka. Menurut uji coba
butir-butir tes yang sesuai dengan tujuan kelompok kecil uraian isi materi sudah jelas
pembelajaran yang dimaksud. Maka (66,7%) dan mudah dipahami (66,7%) oleh
pengembang menyusun kisi-kisi soal, yang mahasiswa. Bahasa yang digunakan jelas,
dapat dilihat pada tabel 3.3, lampiran 1. sesuai dan mudah dipahami (88,9%) oleh
Menurut Uno (2007: 94) pengukuran tes mahasiswa baik yang memiliki kemampuan
berguna untuk (1) mendiagnosis dan rendah, sedang dan tinggi. Penggunaan
272
Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang....
2016
Sukarsih, Saharudin, Suratno
bahasa yang baik dan benar dalam modul melakukan validasi terhadap draf modul
akan meningkatkan kualitas modul terse- tersebut. Evaluasi formatif untuk uji coba
but, sehingga mudah dimengerti oleh terdiri dari 3 tahapan yaitu: (1) validasi ahli
pemakainya (Pannen dan Purwanto, 2005: isi/materi pembelajaran, analisis dan revisi;
60). Salah satu bentuk user friendly adalah validasi ahli desain pembelajaran, analisis
penggunaan bahasa yang sederhana, mu- dan revisi, (2) Uji coba kelompok kecil, ana-
dah dimengerti serta menggunakan istilah lisis dan revisi, (3) Uji lapangan, analisis
yang umum digunakan (Daryanto, 2013: dan revisi.
11). Menurut hasil uji coba kelompok
Menurut hasil uji lapangan, uraian kecil soal latihan mudah dipahami dan dik-
isi materi 55,6% sangat jelas dan 44,4% erjakan sehingga dapat diterima dengan
jelas sehingga materi mudah dipahami baik. Soal latihan pada setiap modul 88,89
oleh mahasiswa baik yang memiliki ke- % sudah sesuai dengan isi materi, sehing-
mampuan rendah, sedang dan tinggi. Hal ga mahasiswa tidak menemui kesulitan.
ini menunjukkan bahwa bahasa yang Menurut Dick dan Carey (2005: 288) ada
digunakan77,8% jelas dan mudah dipahami dua tujuan utama dari uji coba kelompok
oleh mahasiswa baik yang memiliki ke- kecil yaitu untuk menentukan keefektifan
mampuan rendah, sedang dan tinggi. Mate- perubahan-perubahan yang dilakukan dan
ri yang dikembangkan dikatakan sudah mengidentifikasi masalah yang masih ada.
memenuhi syarat apabila: (1) cukup Menurut hasil uji lapangan soal
menarik, (2) isinya sesuai, (3) urutannya latihan 72,22% sangat mudah dipahami
tepat, (4) informasi yang dibutuhkan ada, dan dikerjakan, dapat dikerjakan dengan
(5) ada soal latihan, (6) jawaban latihan baik oleh mahasiswa yang memiliki ke-
disediakan, (7) terdapat tes yang sesuai, mampuan rendah, sedang dan tinggi. Soal-
(8) terdapat petunjuk lanjutan yang jelas soal latihan pada setiap modul 50% sangat
untuk usaha perbaikan, remedial, latihan sesuai dan 50% sesuai dengan isi materi.
lanjutan atau kemajuan siswa secara Modul yang adaptive adalah jika isi materi
umum, (9) terdapat petunjuk bagi siswa pembelajaran dapat digunakan sampai
yang mengarahkan mereka dari satu dengan kurun waktu tertentu (Asyhar, 2010:
kegiatan ke kegiatan yang lain (Mu- 216). Maka kesimpulan akhir dari komentar
nandir,1987: 199).Seluruh materi pembela- mahasiswa pada uji coba kelampok kecil
jaran dari satu unit kompetensi yang dipela- dan uji lapangan terhadap produk, menya-
jari terdapat didalam satu modul utuh (self takan bahwa produk dapat digunakan untuk
contained). Tujuan dari konsep ini adalah belajar secara mandiri di Jurusan
memberikan kesempatan peserta didik Keperawatan Gigi. Pembelajaran dil-
mempelajari materi pembelajaran secara aksanakan secara individu maupun ke-
tuntas, karena materi belajar dikemas lompok, sehingga mahasiswa dapat
kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika ha- melakukan praktikum tanpa seorang pem-
rus dilakukan pembagian atau pemisahan bimbing/instruktur, hal ini dinyatakan
materi dari satu standar kompetensi dan dengan 342 jawaban yang diperoleh , 144
kompetensi dasar, harus dilakukan dengan jawaban responden A (sangat bagus) dan
hati-hati dan memperhatikan keluasan 198 jawaban responden B (bagus).
standar kompetensi dan kompetensi dasar Kesembilan, setelah semua data
yang harus dikuasai oleh peserta didik. diperoleh pada evaluasi formatif diringkas
Modul tampil dengan desain yang dan dianalisis maka dilakukan revisi pada
cukup menarik dan berwarna, isinya sesuai produk sehingga menjadi produk final dan
dengan kebutuhan, urutan materi tepat, siap digunakan oleh target populasi yang
memuat informasi yang dibutuhkan, me- lebih besar. Modul yang dikembangkan tid-
nyediakan soal latihan serta kunci jawaban ak tergantung pada media lain (stand
yang berisi jawaban dari tes yang diberikan alone,). Dengan menggunakan modul,
pada setiap kegiatan pembelajaran dan pebelajar dapat mempelajari dan
evaluasi pencapaian kompetensi, dilengka- mengerjakan tugas pada modul tersebut
pi dengan kriteria penilaian pada setiap serta mempraktikannya secara mandiri.
item tes (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: Modul yang tersaji dapat digunakan
197). oleh mahasiswa sudah memenuhi prinsip-
Kedelapan, setelah draf modul ter- prinsip penyusunan modul dan sesuai
susun, kegiatan berikutnya adalah dengan karakteristik seperti self instruction-
273
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober 2016
274
Pengembangan Modul Mata Kuliah Pengendalian Infeksi Silang....
2016
Sukarsih, Saharudin, Suratno
DAFTAR PUSTAKA
275
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober
2016
ISSN 2085-1677
ABSTRAK
Lalat rumah adalah salah satu jenis serangga penganggu dan sekaligus sebagai serangga
penular penyakit terhadap kesehatan manusia yang dapat menyebarkan penyakit kholera, typhus dan
disentri serta penyakit perut lainnya. Upaya pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit. Salah satu upaya tersebut adalah dengan
menggunakan insektisida nabati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun
pandan wangi sebagai salah satu usaha mengendalikan lalat rumah.
Jenis penelitian yaitu Quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan Post Test Only With
Control Group Design. Obyek penelitian ini adalah seluruh lalat rumah yang ada di TPS Poltekkes
Kemenkes Bengkulu, dengan jumlah sampel 600 ekor lalat. Metode pengumpulan data dengan cara
menghitung jumlah lalat yang mati pada sangkar setelah diberi perlakuan. Analisa data yang dilakukan
dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistik one way anova.
Hasil penelitian dengan menggunakan ekstrak daun pandan wangi dengan dosis 10%, 20% dan
30% mampu membunuh lalat rata-rata sebanyak 8 ekor (16,7%), 17 ekor (34,7%), 21 ekor (42%) dan
hasil uji statistik dengan one way anova diketahui nilai p = 0,000 < 0,05. Artinya ada perbedaan jumlah
kematian lalat rumah dengan pemberian berbagai variasi dosis ekstrak daun pandan wangi dalam
membunuh lalat rumah.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pengendalian lalat rumah.
ABSTRACT
House fly is one disturbing insects and insect-borne diseases as well as on human health that
can spread the disease cholera, typhoid and dysentery and other stomach ailments. Efforts to control and
eradicate the disease vector needs to be done to prevent disease transmission. One such effort is to use
plant-based insecticides. The purpose of this study was to determine the effectiveness of fragrant pandan
leaf extract as an effort to control houseflies.
Quasi-experimental type of research is to use the approach of Post Test Only With Control Group
Design. Object of this research is the house fly's in the TPS Polytechnic Kemenkes Bengkulu, a sample of
600 flies. Method of collecting data by counting the number of dead flies in a cage after being given
treatment. Data analysis is performed with univariate and bivariate analysis using one way ANOVA
statistical test.
The results using fragrant pandan leaf extract at a dose of 10%, 20% and 30% were able to kill a
fly with an average of 8 individuals (16.7%), 17 individuals (34.7%), 21 individuals (42%) and results of the
statistical test known one way ANOVA p value = 0.000 <0.05. It means that there are differences in the
number of deaths flies home with various dose administration fragrant pandan leaf extract in killing house
flies.
Study is expected to be an alternative in handling house flies.
hidupan sosial budaya. Faktor yang paling dapat menyebarkan penyakit kholera, ty-
penting dan dominan dalam penentuan de- phus dan disentri serta penyakit perut
rajat kesehatan manusia adalah keadaan lainnya. Disamping sebagai vektor secara
lingkungan. Kondisi lingkungan yang tidak mekanik, kehadiran lalat rumah disuatu ar-
sehat akan menjadi resiko yang buruk bagi ea dapat dijadikan sebagai indikator atau
kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Ta- petunjuk bahwa area tersebut tidak bersih
hun 2009 pasal 163 ayat 2 yang berbunyi atau tidak hygienis. Kehadiran lalat rumah
lingkungan sehat mencakup lingkungan dan perilakunya dilingkungan manusia
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dapat menimbulkan kesan jijik dan tidak
serta tempat fasilitas umum (Kemenkes, bersih (Depkes RI, 2008).
2009). Lalat rumah dapat berkembangbiak
Survey morbiditas yang dilakukan di setiap medium organik yang lembab dan
oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2006 hangat dapat memberi makan pada larva-
angka kesakitan diare semua umur sebesar larvanya. Medium pembiakan yang disukai
423 per 1000 penduduk, dan hasil survey ialah tumpukan sampah organik, kotoran
tahun 2010 terjadi penurunan yaitu sebesar kuda, kotoran babi dan kotoran burung.
411 per 1000 penduduk tetapi penurunan Penularan penyakit pada manusia melalui
itu sangat kecil (Riskesdas,2007). Selain lalat rumah terjadi secara mekanis, dimana
itu, diperkirakan ada 5,5 juta kasus kolera bulu-bulu badannya, kaki-kaki serta bagian
terjadi setiap tahunnya di Asia dan Afrika. tubuh yang lain dari lalat rumah merupakan
Sekitar 8% merupakan kasus yang cukup tempat menempelnya mikroorganisme pen-
berat sehingga memerlukan perawatan yakit yang dapat berasal dari sampah, ko-
rumah sakit dan 20% dari kasus-kasus toran manusia dan binatang. Lalat rumah
berat ini berakhir dengan kematian disebut penyebar penyakit yang sangat
sehingga jumlah kematian besarnya serius karena setiap lalat rumah hinggap di
120.000 per tahun (Sack,2004). Begitu pula suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman
dengan kasus typhus, dari hasil mortalitas yang jatuh ke tempat tersebut (Wikipedia,
penyakit typhus menduduki peringkat ke 2007).
enam yaitu sebesar 3,8% sedangkan, dari Lalat rumahmerupakan salah satu
data morbiditas mencapai 81.116 kasus jenis serangga yang termasuk omnivora
(3,15%), penyakit-penyakit tersebut (pemakansegala).Lalat rumahsangat
biasanya terjadi terutama di wilayah menyukai makanan yang dimakan oleh
dengan faktor resiko kesehatan lingkungan manusia,seperti sayuran organik dan gula
yang buruk sebagai tempat perindukkan merah. Makanan utama adalah bahan
lalat dan perilaku hidup bersih dan sehat organik yang berbentuk cair dalam hal itu
(PHBS) masih rendah yang memungkinkan termasuk sayuran basah yang membusuk
lalat menyebarkan penyakit ke manusia. (Depkes RI, 2001).
Oleh karena demikian besar penyebaran Lalat rumah ini tidak hanya
penyakit yang dapat ditularkan melalui lalat, diperhitungkan dampak kerugiannya
maka perlu dilakukan pengendalian lalat sebagai vektor penyakit tetapi juga akibat
dengan cermat untuk meningkatkan derajat dari keberadaannya dalam wilayah
kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006). pemukiman manusia. Lalatrumahcukup
Banyaknya sampah menjadi tem- menganggu bila dipandang dari kebersihan
pat ideal bagi vektor penyakit, seperti se- dan kesehatan. Dengan demikian salah
rangga dan binatang pengerat dalam men- satu ektoparasit yang penting dalam
cari makan dan berkembang biak yang kehidupan adalah lalat rumah. Lalat rumah
kemudian mengganggu kesehatan manu- adalah jenis serangga yang selalu dekat
sia. Dalam upaya peningkatan kesehatan dengan kehidupan masyarakat, lalat meru-
lingkungan, salah satu kegiatan yang dil- pakan vektor penyakit yang dapat memba-
akukan adalah pengendalian vektor penya- hayakan kesehatan manusia, terutama
kit merupakan tindakan pengendalian untuk penyakit saluran pencernaan yang dalam
mengurangi atau melenyapkan gangguan hal ini masih merupakan masalah
yang ditimbulkan oleh binatang pembawa kesehatan masyarakat di Indonesia.
penyakit, seperti lalat. Lalat rumah adalah Penyebaran penyakit oleh lalat dapat terjadi
salah satu jenis serangga penganggu dan melalui kontak makanan dan minuman di-
sekaligus sebagai serangga penular pen- mana tubuh lalat seperti pada kaki, mulut,
yakit terhadap kesehatan manusia yang dan sayapnya telah menempel bibit-bibit
277
penyakit yang dibawanya dari tempat- diperlukan pengujian dan pengamatan
tempat yang kotor, oleh karena itu perlu secara intensif.
adanya pengendalian terhadap populasi
lalat tersebut (Suprapto, 2012). BAHAN DAN CARA KERJA
Upaya pengendalian dan pember-
antasan vektor penyakit perlu dilakukan Penelitian ini merupakan jenis
untuk mencegah terjadinya penularan pen- penelitian quasi eksperimen. Penelitian ek-
yakit. Salah satu upaya tersebut adalah sperimen atau percobaan adalah suatu
dengan menggunakan insektisida sintetis penelitian dengan melakukan percobaan
yang dapat menurunkan populasi serangga yang bertujuan untuk menguji hipotesis
dengan cepat, lebih mudah dan praktis sebab akibat dengan melakukan intervensi
dipakai, mudah disimpan dan harganya (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bersifat
relatif lebih murah (Novizan, 2002). Tetapi deskriptif dan analitik untuk mengetahui
selain memberikan manfaat yang besar, pemberian berbagai konsentrasi ekstrak
insektisida sintetis juga mendatangkan ba- daun pandan wangi dalam mengendalikan
haya bagi manusia yaitu pencemaran ling- lalat rumah.
kungan dan keracunan. Selain itu bila Desain atau rancangan penelitian
digunakan secara berulang dapat men- “Post Test Only With Control Group Design”
imbulkan resistensi vektor bahkan matinya (Notoatmodjo, 2010).
hewan bukan sasarannya (Gandahusada, Adapun alat yang digunakan dalam
1998). penelitian ini adalah penyemprot, sangkar,
Penggunaan insektisida alami pisau, plastik, blender, gelas ukur dan tim-
sebagai altenatif insektisida sintetis bangan. Sedangkan bahannya adalah daun
memberikan keuntungan yaitu mudah pandan wangi dan aquades.
terurai (biodegradable) sehingga tingkat Untuk pembuatan sangkar, sangkar
keamanannya lebih tinggi dan relatif tidak berbentuk kubus dengan ukuran 30 × 30 ×
berbahaya terhadap manusia dan 30 cm sebanyak 4 sangkar, 1 sangkar
lingkngan hidup. Insektisida alami memiliki untuk kontrol dan 3 sangkar untuk
residu yang rendah dan dapat di produksi perlakuan pelaksanaan penelitian. Se-
atau di tanam sendiri oleh masyarakat. Se- dangkan untuk pembuatan ekstrak daun
hingga harganya relatif murah dibanding- pandan wangi dengan cara, ambil daun
kan dengan insektisida sintetis. Selain itu pandan wangi sebanyak 350 gram kemudi-
penggunaan insektisida alami tidak men- an di cuci dengan menggunakan air
imbulkan dampak negatif bagi serangga mengalir lalu di angin-anginkan sebentar
yang berguna (Dalimartha, 2009). kemudian diiris kira-kira 1 cm, kemudian
Alternatif untuk mengendalikan diblender. Daun pandan yang telah di-
kepadatan lalat menggunakan insektisida blender kemudian disaring menggunakan
alami. Insektisida alami yang digunakan kain, ampas yang tersaring dikain dibuang.
adalah perasan daun pandan wangi. Daun Cairan hasil saringan siap untuk digunakan.
pandan wangi adalah salah satu tanaman Untuk pembuatan dosis ekstrak daun pan-
yang berpotensi sebagai insektisida alami. dan wangi dengan konsentrasi 10%, 20%,
Daun pandan wangi ini mengandung insek- dan 30% yang dilarutkan dengan aquades
tisida berupa saponin dan flavonoid. Sapo- hingga mencapai 100 ml. Penyediaan lalat
nin adalah suatu sapogenin glikosida, yaitu untuk penelitian dengan
glikosida yang tersebar luas pada tum- Menangkap lalat di TPS dengan
buhan. Senyawa tersebut rasanya pahit cara ditangkap menggunakan plastik ke-
dan bersifat racun untuk binatang kecil. Se- masan yang didesain sedemikian rupa
dangkan flavonoid adalah senyawa yang berukuran kecil kemudian di masukan ke
bersifat racun atau aleopati yang terdapat dalam sangkar.Lalat yang tertangkap di-
pada daun pandan wangi (Petijo, 2002). adaptasikan dengan lingkungan baru dan
Indonesia memiliki potensi keane- lalat diberi makan campuran susu krim 50
karagaman hayati yang bisa dikembangkan mg, sucrose (gula) 5 gr dan air 100 ml.
sebagai insektisida alami. Prospek Setelah alat dan bahan sudah disiapkan
pengembangan dan pemanfaatan insek- maka penelitian dilaksanakan dan alat yang
tisida alami di Indonesia masih sangat ter- digunakan dalam pengumpulan data ada-
buka lebar (Heyne, 2003). Akan tetapi, un- lahalat tulis, gelas ukur dan jam/stopwatch
tuk memperoleh hasil yang maksimal masih Pada tahap pelaksanaan
penelitian, siapkan 4 sangkar yang berisi
278
Effectiveness of Fragrant Pandan Leaf Extract in the Control of House Flies...
2016
Haidina Ali, Desti Dwi Cahyani
masing-masing 50 lalat uji. Pada sangakar 20% atau lebih, maka eksperimen dianggap
1,2 dan 3 disemprot menggunakan ekstrak gagal dan harus diulang lagi.
daun pandan wangi dengan masing-masing
konsentrasi 10%, 20% dan 30% dan HASIL DAN PEMBAHASAN
sangkar 4 digunakan sebagai kontrol.
Setelah itu lakukan pengamatan, perhi- Hasil penelitian disajikan dalam
tungan dan pencatatan jumlah kematian analisis univariat dari setiap variabel
lalat yang mati setelah 1 jam. Insektisida independen dan dependen. Penyajian
dikatakan masih baik bila angka kematian dilanjutkan dengan hasil analisis bivariat
lebih dari 50-100%, dan dikatagorikan tidak yang bertujuan untuk melihat perbedaan
baik bila angka kematian kurang dari 50%. variabel independen dengan variabel
Kematian uji adalah kematian perlakuan devenden
bila kematian kelompok kontrol kurang dari
5%. Apabila kematian lalat pembanding ANALISIS UNIVARIAT
(kontrol) 5-20%, perlu dilakukan koreksi
pada kelompok kontrol dengan Hasil penelitian yang dilakukan
menggunakan rumus ABBOT (Abbot, pada tanggal 03 - 08 April 2013
2010). Apabila kematian pada lalat kontrol menghasilkan data jumlah lalat rumah yang
mati yang disajikan secara deskriptif dan
analitik.
Tabel 1. Jumlah Lalat yang Mati Menurut Pemberian Dosis Ekstrak Daun Pandan Wangi
279
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji
multiple comparison LSD yang digunakan
untuk menelusuri lebih lanjut perlakuan
mana saja yang berhubungan secara
signifikan, diperoleh bahwa perlakuan yang
signifikan adalah pada perlakuan 10%
Tabel 3. Hasil uji Multiple Comparisons LSD dengan 20%, perlakuan 10% dengan 30%,
jumlah lalat yang mati pada kontrol dengan perlakuan 10%, kontrol
sangkar dengan pemberian dosis dengan 20% dan kontrol dengan 30%.
ekstrak daun pandan wangi.
Dari pembahasan di atas dapat
Perlakuan Mean difference Sig
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak
Kontrol 10% -8,000* 0,003 daun pandan wangi dengan dosis 30%
20% -17,000* 0,000 lebih efektif dibandingkan dengan dosis
30% -20,667* 0,000 20% dan 10%. Hal ini dapat dilihat dari
10% 20% -9,000* 0,001 hasil perhitungan jumlah lalat rumah yang
30% -12,667* 0,000
mati dengan pemberian ekstrak daun
20% 30% -3,667 0,086
pandan wangi dengan dosis 30%.
Sedangkan dari hasil uji one way anova,
Tabel 3 di atas hasil uji multiple
didapatkan hasil p value = 0,000 (p<0,05)
comparison LSD terlihat hasil yang paling
yang berarti ada perbedaan jumlah
efektif dalam jumlah kematian lalat rumah
kematian lalat rumah dengan pemberian
adalah pada dosis 10% dengan 30%.
berbagai variasi dosis ekstrak daun pandan
wangi. Pemberian ekstrak daun pandan
PEMBAHASAN
wangi dengan dosis 30% lebih efektif
karena pada dosis tersebut kandungan
Hasil penelitian yang sudah
saponin, alkaloida, flavonoida, tannin dan
dilakukan selama 3 kali pengulangan
polifenol lebih tinggi sehingga lebih bersifat
diketahui bahwa rata-rata jumlah lalat
beracun dan lebih dapat menyebabkan
rumah yang mati pada masing-masing
kematian pada lalat rumah dibandingkan
perlakuan dengan memberikan ekstrak
dengan pemberian ekstrak daun pandan
daun pandan wangi didapatkan bahwa
wangi dengan dosis 20% dan 10%.
pada perlakuan pemberian ekstrak daun
Penelitian sebelumnya pernah
pandan wangi dengan dosis 10% rata-rata
dilakukan oleh Sigit (2003) yaitu tentang
jumlah lalat rumah yang mati yaitu
kemampuan pemberian berbagai dosis
sebanyak 8 ekor (16,7%), sedangkan pada
perasan kencur (Kamferia galanga) dalam
perlakuan pemberian ekstrak daun pandan
membunuh larva lalat rumah (Musca
wangi dengan dosis 20% rata-rata jumlah
domestica). Dari penelitian ini diketahui
lalat rumah yang mati yaitu sebanyak 17
bahwa dengan dilakukannya penyemprotan
(34,7%), untuk perlakuan pemberian
kencur dari berbagai dosis mulai dari
ekstrak daun pandan wangi dengan dosis
100gr/lt, 200gr/lt, 300gr/lt, 400gr/lt dan
30% rata-rata jumlah lalat rumah yang mati
500gr/lt yang paling efektif dalam
yaitu sebanyak 21 ekor (42%) dan pada
membunuh larva lalat rumah yaitu perasan
kontrol rata-rata jumlah lalat yang mati
kencur dengan dosis 300gr/lt.
adalah 0 ekor atau (0%). Jumlah
Lalat rumah adalah salah satu jenis
keseluruhan lalat rumah yang mati adalah
serangga penganggu dan sekaligus
141 ekor dari 600 ekor lalat atau sebesar
sebagai serangga penular penyakit
23,5%, hal ini berarti insektisida alami dari
terhadap kesehatan manusia yang dapat
ekstrak daun pandan wangi dikategorikan
menyebarkan penyakit kholera, typhus dan
tidak baik tetapi eksperimen yang dilakukan
disentri serta penyakit perut lainnya
tidak gagal.
(Depkes RI, 2008). Upaya pengendalian
Berdasarkan uji bivariat pada Tabel
dan pemberantasan vektor penyakit perlu
4.2 menunjukkan bahwa hasil uji anova
dilakukan untuk mencegah terjadinya
satu arah dapat diketahui nilai p = 0,000
penularan penyakit. Salah satu upaya
(p<0,005) yang berarti terdapat perbedaan
tersebut adalah dengan menggunakan
yang bermakna pada perlakuan pemberian
pestisida nabati. Pestisida nabati adalah
berbagai dosis ekstrak daun pandan wangi
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
10%, 20%, dan 30% terhadap kematian
tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Pestisida
lalat rumah.
nabati yang dibuat secara sederhana dapat
280
Effectiveness of Fragrant Pandan Leaf Extract in the Control of House Flies...
2016
Haidina Ali, Desti Dwi Cahyani
281
Kardinan A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan Kesehatan Pelabuhan Dumai. Skripsi
dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Universitas Sumatera Utara. Medan
Jakarta Wikipedia, 2007. Jenis-Jenis Lalat dan Gambar
Kemenkes, 2009. Undang-undang Republik Lalat Rumah. Di akses tanggal 02
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 februari 2013 dari
Tentang Kesehatan. Di akses tanggal http://diglib.unimus.ac.id/files/disk/114/j
24 februari 2013 dari tptunimus-gdl-sundarig0c-5668-2-
http://www.fkep.unpad.ac.id/wp- babiik-s.pdf
content/uploads/2011/10/UU-No.36- ________, 2011. Jenis-Jenis Lalat dan Gambar
Thn-2009-ttg-0kesehatan.pdf Lalat Rumah. Di akses tanggal 20
Novizan. 2002. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Januari 2013 dari
Agro Media Pustaka. Jakarta. http://diglib.unimus.ac.id/files/disk/114/j
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian tptunimus-gdl-sundarig0c-5668-2-
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta babiik-s.pdf
Pitojo S. 2002. Pandan Wangi dan Kemangi. ________, 2011. Tanaman Pandan Wangi
Unggaran : Trubus Agriwidya. Jakarta serta Kegunaannya. Di akses tanggal
Raina MH. 2011. Ensiklopedia Tanaman Obat 02 februari 2013 dari
Untuk Kesehatan. Cetakan I. http://diglib.unimus.ac.id/files/disk/114/j
Yogyakarta tptunimus-gdl-sundarig0c-5668-2-
Sack DA, Sack RB, Nair GB, Siddiique AK, babiik-s.pdf
2004. Cholera. Lancet ________, 2011. Tujuan Pembangunan
Suprapto, 2012. Efektivitas Pengendalian Lalat Kesehatan. Di akses tanggal 24
Rumah Dengan Mneggunakan Fly februari 2013 dari
Trap pada Perimeter Kantor http://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan
282