Anda di halaman 1dari 91

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M DENGAN GASTROENTERITIS

AKUT DI RUANG RAWAT INAP AR-RAHMAH RSI IBNU SINA

PAYAKUMBUH TAHUN 2019

MAKALAH ILMIAH

OLEH:

IVVA YUNITA
1718144010021

PRODI DIII KEPERAWATAN STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN GASTROENTERITIS

DI RUANG RAWAT INAP AR-RAHMAH RSI IBNU SINA

PAYAKUMBUH TANGGAL 17-19 JUNI 2019

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program

DIII Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

OLEH:

IVVA YUNITA
1718144010021

PRODI DIII KEPERAWATAN STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI


HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Kasus berjudul “Asuhan keperawatan pada Tn.M dengan Gastroenteritis

Akut di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun

2019” telah diperiksa oleh pembimbing laporan Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi.

Bukittinggi, 19 Agustus 2020

Pembimbing

(Ns.Yossi Fitrina, S.Kep,M.Kep)

Mengetahui,

Ka.Prodi DIII Keperawatan

STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

(Ns.Kriscillia Molly Morita, S.Kep,M.Kep)

i
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 31 Agustus 2020

Dan disetujui untuk disusun sebagai makalah ilmiah dengan judul:

“Asuhan Keperawatan Pada Tn.M Dengan Gastroenteritis Akut di


Ruang Rawat Inap RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019”

Penguji 1

(Ns. Dian Anggraini, M.Kep, Sp.MB)

Penguji 2

S.Kep, M.Kep)

Penguji 3

Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

ii
{Ns. Kriscillia Molly Morita, S.Kep, M.Kep)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.M dengan

Gastroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina

Payakumbuh Tahun 2019”

Selama proses pembuatan makalahilmiah ini penulis tidak terlepas

dariperan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

membimbing dalam menyelesaikan makalah ilmiah ini.

1. Bapak Ns. H. Junaidy S Rustam, S.Kep, MNS selaku ketua STIKes Yarsi

Sumbar Bukittinggi.

2. Ibu Ns. Kriscillia Molly Morita, S.Kep, M.Kep selaku Ka. Prodi DIII

Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi.

3. Ibu Ns. Yossi Fitrina, S.Kep, M.Kep selaku Dosen Pembimbing dalam

penulisan makalah ini.

4. Staff dan Dosen di STIKes Yarsi Sumbar Bukittingggi yang telah

memberikan ilmu dan pendidikan yang menjadi bekal bagi penulis.

5. Teristimewa kepada kedua Orang Tua yang telah memberikan inspirasi

kehidupan sehingga penulis mampu menjalani semuanya sampai hari ini.

Ayah dan Ibu yang selalu mengiringi langkahku dengan Doa dan

iii
Harapannya, Kakak-kakakku yang selalu membuatku ingin meraih

anganku, keluarga besarku yang selalu menguatkanku di kala rapuhnya

perjalanan hidupku yang selalu menopangku dengan kebersamaannya.

6. Teman-teman sekelas seangkatan seperjuangan, serta semua pihak yang

telah membantu yang tidak tersebut namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ilmiah ini masih

banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, semoga makalah ilmiah ini

bermanfaat bagi semua pihak, terutama sekali penulis.

Bukittinggi, Agustus 2020

(Ivva Yunita)

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i

Halaman Persetujuan...............................................................................................ii

Halaman Pengesahan..............................................................................................iii

Kata Pengantar........................................................................................................iv

Daftar Isi.................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang ................................................................................................1

B.Tujuan penulisan..............................................................................................4

C.Metode penulisan.............................................................................................5

D.Sistematika Penulisan......................................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Gastroenteritis

1. Defenisi Gastroenteritis..............................................................................9

2. Klasifikasi Gastroenteritis..........................................................................9

3. Etiologi Gastroenteritis............................................................................10

4. Patofisiologi Gastroenteritis.....................................................................11

5. WOC Gastroenteritis................................................................................13

6. Manifestasi klinis Gastroenteritis.............................................................14

7. Komplikasi Gastroenteritis......................................................................15

8. Penatalaksanaan Gastroenteritis...............................................................15

9. Pemeriksaan Diagnostik Gastroenteritis..................................................15

v
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian................................................................................................17

2. Diagnosa Keperawatan.............................................................................21

3. Intervensi Keperawatan............................................................................22

4. Implementasi Keperawatan......................................................................26

5. Evaluasi Keperawatan..............................................................................26

BAB III TINJAUAN KASUS

A.Pengkajian.....................................................................................................27

1.Informasi Umum........................................................................................27

2.Riwayat Kesehatan....................................................................................28

3.Fisiologis....................................................................................................29

4.Analisa data...............................................................................................39

B.Diagnosa Keperawatan..................................................................................41

C.Intervensi Keperawatan.................................................................................42

D.Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................................47

BAB IV PEMBAHASAN

A.Pengkajian.....................................................................................................61

B.Diagnosa Keperawatan..................................................................................63

C.Intervensi Keperawatan.................................................................................66

D.Implementasi Keperawatan...........................................................................72

E.Evaluasi Keperawatan....................................................................................73

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan....................................................................................................77

vi
B.Saran..............................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Menurut Word Health Organization (WHO), di negara maju walaupun sudah

terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden

gastroenteritis atau diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah

kesehatan. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai

dengan kematian (Kemenkes RI,2018).

Menurut world health organization (WHO), penyakit

gastroenteritis atau diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau

lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang

berdarah. Diare adalah defekasi cair lebih dari 3 kali sehari, tanpa atau dengan

lendir dan atau darah dalam feses (Sodikin, 2011).

Gastroenteritis disebabkan beberapa faktor, antara lain Karena

kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum

memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara

langsung atau 2 tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare. Selain itu,

diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak sehat atau makanan

1
yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri

penyebab diare seperti Salmonella, Shigella dan Campylobacter jejuni

(Purwaningdyah, 2015).

Gastroenteritis Ditandai dengan meningkatnya kandungan cairan

dalam feses pasien erlihat sangat lemas, kesadaran menurun, kram perut,

demam, muntah, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia, dan haus. Kontraksi

spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat

terjadi setiap defekasi. Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi

cepat, tekanan darah turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan

didapatkan tanda dan gejala dehidrasi, meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik,

pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan di

sertai penurunan berat badan akut, keluar keringat dingin (Muttaqin,2011). Jika

Gastroenteritis tidak dapat ditangani dengan benar maka akan menyebabkan

komplikasi seeperti Kehilangan air (dehidrasi), Gangguan keseimbangan asam

basa (metabolik asidosis), Hipoglikemia, Gangguan gizi, Gangguan sirkulasi

(Maryunani,2010).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar

kasus Gastroenteritis pada orang dewasa diseluruh Dunia setiap tahun. Di

Amerika Serikat, insidens kasus Gastroenteritis mencapai 200 juta hingga 300

juta kasus/tahun. Sekitar 900.000 kasus Gastroenteritis perlu perawatan di

rumah sakit. Diseluruh dunia sekitar 2,5 juta kasus kematian karena

diare/tahun. Di Amerika Serikat, gastroenteritis terkait mortalitas tinggi pada

lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 280.000

2
kematian akibat gastroenteritis dalam waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi

pada lanjut usia. Selain itu, gastroenteritis masih merupakan penyebab

kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju (WHO,

2015).

Menurut Kemenkes RI (2018), Target cakupan pelayanan penderita

Gastroenteritis semua umur (SU) yang datang ke sarana kesehatan adalah 10%

dari perkiraan jumlah penderita gastroenteritis SU (Insidens gastroenteritis SU

dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Tahun

2017 jumlah penderita gastroenteritis SU yang dilayani di sarana kesehatan

sebanyak 4.274.790 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 yaitu

menjadi 4.504.524 penderita atau 62,93% dari perkiraan gastroenteritis di

sarana kesehatan. Insiden gastroenteritis semua umur secara nasional adalah

270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Terjadi 10 kali KLB

gastroenteritis pada tahun 2018 yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota

(Kemenkes RI,2018).

Pada Tahun 2016 di Provinsi sumatera Barat jumlah kasus

gastroenteritis yang ditemukan dan 28 dilayani sebanyak 115.442 orang (102

%) , sedangkan tahun 2015 jumlah kasus gastroenteritis yang ditemukan dan

dilayani sebanyak 110.122 orang (99 %). Pada tahun 2016 dari 20 kabupaten/

kota di sumatera barat daerah tertinggi di temukan kasus gastroenteritis atau

diare yaitu di kabupaten agam dengan angka kejadian 234 dan kejadian

terendah yaitu di kabupaten solok dengan angka kejadian 40 (Dinkes

Sumbar,2016).

3
Tindakan atau peran perawat yang harus dilakukan pada pasien

gastroenteritis adalah pemberian makanan yang mengandung zat besi dan

pemberian makanan yang sedikit berserat, pemberian cairan khusus yang

mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi bila di

perlukan, pemberian obat-obatan pemberian anti biotik. Pemberian cairan

sangat penting mengingat komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan

kematian penderita dehidrasi (Rustam,2017).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

memberikan Asuhan Keperawatan Pada Tn.M serta penulis tertarik untuk

menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Tn.M dengan Gastroenteritis Akut di

Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari karya tulis ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mampu mendeskripsikan dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien

dengan gastroenteritis di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

4
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pada

Tn.M dengan Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

C. Metode Penulisan

1. Penulisan

Menggunakan metode deskriptif yang berbentuk Studi Kasus, yaitu

mengumpulkan data, mengelompokkan data, merumuskan diagnosa,

menetapkan intervensi dan mengevalusi tindakan terhadap klien pada

Tn.M dengan Gatroenteritis Akut di rungan Arrahmah Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

5
2. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan kasus adalah di Ruang Raawat Inap Arrahmah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dari pembuatan karya tulis, dalam pembuatan karya tulis ini penulis

mendapatkan data dengan cara:

a. Wawancara

Di lakukan terhadap keluarga klien, perawat, serta tim tenaga kesehatan

lainnya. Data yang didapatkan tersebut dikumpulkan dengan teknik

wawancara meliputi bidata pasien, penanggung jawab pasien, riwayat

kesehatan, keluhan pasien, dan kebiasaan pasien.

b. Observasi

Pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap klien.

c. Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan head to toe, baik

dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

d. Dokumentasi

Data dengan cara mengumpulkan informasi dari catatan yang ada di

Rumah Sakit yaitu meliputi terapi obat yang diberikan dokter dan hasil

pemeriksaan labolatorium.

6
4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Subjektif

Data yang di dapat dari pasien dan keluarga pasien.

2) Data Objektif

Data yang di dapat berdassarkan hasil pemeriksaan head to toe

kepada pasien.

b. Sumber Data

1) Data Primer

Data yang di peroleh langsung dari pasien dan keluarga pasien.

2) Data Sekunder

Data yang di peroleh dari catatan medis, catatan perawat, hasil

labolatorium, rontgent, dan pemeriksaan lainnya.

c. Teknik Pengolahan Data

Data yang di olah secara manual yaitu dengan menklasifikasi data,

menegakkan diagnosa, membuat intervensi, melakukan implementasi

sampai mengevaluasi serta menyajikan data secara berurutan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang isi secara

keseluruhan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang

lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.

7
BAB II: Tinjauan Teoritis

Bab ini berisikan tentang teori yang mendukung penulisan sesuai judul yang

meliputi defenisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan

asuhan keperawatan teoritis

BAB III: Tinjauan Kasus

Bab ini menjelaskan tentang studi kasus yang di laksanakan dalam situasi yang

nyata.

BAB IV: Pembahasan

Bab ini membahas kasus yang berpedoman pada tinjauan kepustakaan untuk

mengatasi masalah pada pasien.

BAB V: Penutup

1) Kesimpulan :Merupakan isi dari pembahasan.

2) Saran :Tanggapan terhadap kesenjangan kesimpulan dan

alternatif pemecahan masalah yang realitis operasional.

8
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Defenisi Gastroenteritis

Gastroenteritis secara luas digunakan untuk menguraikan pasien

yang mengalami perkembangan diare dan muntah akut yang mengacu

pada terdapat proses inflamasi dalam lambung dan usus. Diare atau

Gastroenteritis adalah defekasi cair lebih dari 3 kali sehari, tanpa atau

dengan lendir dan atau darah dalam feses (Sodikin, 2011).

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan

usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal

dengan tanda gejala diare, disertai dengan atau tanpa muntah dan

ketidaknyamanan pada abdomen. Diare pada situasi gastrointestinal

merupakan keadaan peningkatan frekuensi, konsistensi feses yang lebih

cair, feses dengan kandungan air yang banyak dan feses bisa disertai

dengan lendir atau darah (Muttaqin&Sari,2011).

2. Klasifikasi Gastroenteritis

Klasifikasi gastroenteritis/ diare dibagi menjadi:

a. Gastroenteritis Akut

Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan

perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh

agens infeksius dalam traktus GI. Gastroenteritis akut biasanya sembuh

sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa

9
terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.

b. Gastroenteritis Kronik

Gastroenteritis Kronik didefinisikan sebagai keadaan

meningkatnya frekuensi defekasi dan kandungan air dalam feses dengan

lamanya sakit lebih dari 14 hari dengan di sertai dengan kehilangan

berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare

tersebut. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti

sindrom malabsorpsi, penyakit inflasi usus, defisiensi kekebalan, alergi

makanan, intoleransi laktosa atau diare nonspesifik yang kronis, atau

sebagai akibat dari pelaksanaan diare akut yang memadai

(Kemenkes,2011).

3. Etiologi Gastroenteritis

Etiologi Gastroenteritis menurut Ngastiyah (2014) antara lain

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enternal: infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak.Meliputi infeksi

eksternal sebagai berikut :

a) Infeksi bakteri: Vibrio’ E coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsacki,

Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, astrovirus, dan lain-lain.

10
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxcyuris,

Strongyloides) protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans)

2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan

seperti: otitits media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,

bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini

terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,dan galaktosa).

Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi

laktosa).

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsornsi protein

4) Faktor makanan, makanan basi,beracun, alergi, terhadap makanan.

5) Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi

pada anak yang lebih besar.

4. Patofisiologi Gastroenteritis

Menurut Mutaqqin dan Sari (2011) kondisi peradangan pada

gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada

mukosa, memproduksi enterotoksin. Mekanisme ini menghaasilkan

peningkatan sekresi cairan dan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga

11
akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme dasar

yang menyebabkan diare, meliputi:

a. Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan makanan

atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Respons inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal

akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respon

peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke

dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang

selanjutnya dapat menimbulkan diare (Muttaqin,2011).

12
5. WOC Gatroenteritis
Infeksi (Virus, Bakteri, Molabsorbsi KH, Makanan Faktor
Parasit) Protein, lemak Beracun psikologis

Berkembang diusus Tek Osmotik meningkat Makanan tidak ansietas


diserap

Peningkatan sekresi
cairan dan elektrolit Pergeseran cairan
& elektrolit ke
rongga usus Penyerapan makanan diusus
Isi usus meningkat
menurun

Hipertermia GASTROENTERITIS/ Defisit


DIARE pengetahuan

Frek. BAB meningkat Distensi abdomen

Hilangnya cairan dan Gangguan


elektrolit berlebih intergritas kulit Mual dan
perianal muntah

dehidrasi Asidosis Nafsu makan


metabolik menurun

Kurang Resiko syok


Sesak Ketidakseimbangan
volume (Hipovolemik)
cairan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan
pertukaran gas

Skema 2.1
Pathway Gastroenteritis

(Sumber: Muttaqin,2011)

13
6. Manifestasi Klinis Gastroenteritis

Tanda dan gejala gastroenteritis adalah sebagai berikut:

a. meningkatnya kandungan cairan dalam feses

b. Pasien terlihat sangat lemas

c. Kesadaran menurun

d. Kram perut

e. Demam

f. Muntah

g. gemuruh usus (borborigimus)

h. Anoreksia

i. Haus

j. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif

pada anus, dapat terjadi setiap defekasi.

k. Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat, tekanan

darah turun, serta denyut jantung cepat.

l. Pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi,

meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik, pada anak-anak ubun-ubun

dan mata cekung membran mukosa kering dan di sertai penurunan berat

badan akut, keluar keringat dingin(Muttaqin,2011).

14
7. Komplikasi Gastroenteritis

Beberapa komplikasi dari diare menurut Suryadi (2016) :

a. Hypokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni, otot lemah,

bradikardi,perubahan elektro kardiogram)

b. Hipokalsemia

c. Cardic dysrhythimias akibat hypokalemia dan hipokalsemia

d. Hiponatremi

e. Syok hipofolemik

f. Asidosis

g. Dehidrasi

8. Penatalaksanaan Gastroenteritis

a. Penanganan fokus pada penyebab.

b. Pemberian cairan dan elektrolit secara oral seperti pedialyte atau oralit

atau terapi parenteral.

c. Pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

d. Pemberian makanan dengan kualitas dan kuantitas cukup, mudah di

adsorbsi, tidak merangsang, di berikan pada porsi kecil tapi sering

(Muttaqin, 2011).

9. Pemeriksaan Diagnostik

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis, Ph dan kadar gula jika

diduga adda intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman

15
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare

persisten).

c. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan

elektrolit.

d. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

e. Intubasi duodenal untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronik (Muttaqin,2011).

16
B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dan paling

penting dalam menyusun proses keperawatan. Pengkajian meliputi

proses pengumpulan data, validasi, dan klasifikasi data. Pengkajian

keperawatan terdiri atas data subjektif dan data objektif yang keduanya

di dapatkan dari pemeriksaan diagnostik,pengkajian individu terdiri atas

riwayat kesehatan ( data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data objektif).

( Kardiyudiani dan Susanti,2019 )

Menurut Putri Wijaya (2013) pengkajian yang akan di dapat

pada pasien gastroenteritis adalah :

a. Identitas klien

Pengkajian meliputi nama,umur,jenis kelamin,agama, suku,

pendidikan,status perkawinan,pekerjaan,alamat,tanggal masuk

Rs,tanggal pengkajian

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

P : apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah

dilakukan, diare dapat disebabkan infeksi,faktor makanan dan

faktor malabsorbsi.

Q : frekuensi Bab lebih dari 3x dalam sehari,dengan

darah/lendir, konsistensi cair,mual,muntah,badan terasa lemah

sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

17
R : Perut terasa sakit, anus terasa perih.

S: skala/keparahan, kondisi lemah dapatmenurunkan aktifitas

sehari-hari

T : Diare dapat terjadi sewaktu-waktu , lamanya diare akut 3-5

hari. Diare berkepanjangan >7 hari dan diare kronis 14 hari.

2) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Infeksi parenteral seperti Infeksi saluran pernafasan atas

(ISPA), infeksi saluran kemih, otitis media akut (OMA)

3) Riwayat Kesehatan Keluuarga

Apakah ada keluarga yang menderita diare?

c. Keluhan Utama Pasien Saat Ini

1) Pola Nutrisi

Makanan dan minuman yang krang hygiene dapat berpengaruh

terhadap diare, sehingga status gizi dapat terganggu dan

dapat terjadi hipoglikemi dan dapat menyebabkan penurunan

berat badan serta dapat menyebabkan dehidrasi.

2) Pola Eliminasi

Frekuensi buang air besar meliputi (konsistensi, warna, bau) adakah

darah atau lendir, dan pola buang air kecil perlu di kaji untuk output

terhadap kehilangan cairan lewat urin.

18
3) Pola Istirahat dan Tidur

Kebutuhan istirahat akan terganggu karena frekuensi buang air

besar yang berlebihan,sehingga klien tidak dapat istirahat secara

optimal.

4) Pola Aktivitas

Klien mengalami gangguan dalam beraktifitas karena tubuh

klien yang lemah, sehingga perlu bantuan untuk kebutuhan

sehari-harinya.

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Inspeksi : kesimetrisan muka, warna rambut dan kebersihan

kepala.

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

2) Mata

Inspeksi: : Apakah ada gangguan penglihatan, konjungtiva

adakah anemis,sklera adakah ikterus,reflek mata dan pupil

terhadap cahaya,pada keadaan diare yang lebih lanjut atau

syock hipovolemik reflek pupil (-)

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

3) Hidung

Inspeksi : Pada klien yg mengalami dehidrasi berat

dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya

19
adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan

mengambil O2, nampak adanya pernafasan cuping hidung

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

4) Mulut

Inspeksi : lihat kebersihan mulut dan mukosa bibir

Palpasi : apakah ada massa atau tidak

5) Telinga

Inspeksi : lihat kesimetrisan telinga, bersih atau tidak

Palpasi : apakah ada massa atau tidak

6) Leher

Inspeksi : apakah ada bekas luka atau tidak

Palpasi : apakah ada massa atau tidak, apakah ada

pembesaran kelenjar tyroid atau tidak

7) Dada

Inspeksi : bentuk simetris, kaji

frekuensi,irama, dan tingkat kedalaman pernafasan,adakah

penumpukan sekresi stidor

Palpasi : Kaji adanya massa, nyeri tekan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : dengan menggunakan stetoskop kaji suara

nafas vaskuler, adakan suara nafas tambahan.

8) Abdomen

20
Inspeksi : buang air besar,

konsistensi,bau,warna, frekuensi lebih dari 3 kali dalam 1

jam. Adakah disertai dengan lendir atau darah

Auskultasi : bising usus meningkat >20 detik dengan

durasi 1 menit

Palpasi : tidak teraba pembengkakan pada perut

Perkusi : mendengar adanya gas,cairan atau massa (-),hepar

tidak membesar, suara tymphani.

9) Genetalia

Inspeksi : terdapat kemerahan dan lecet pada anus klien.

10) Ektremitas

Inspeksi : tampak simetris kiri kanan, dan estremitas klien

tampak lemah

Palpasi : kulit kering, turgor kulit tidak elastis

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Gastroenteritis menurut NANDA

International 2015, adalah :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif (diare)

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena

diare

21
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah, hilangnya nafsu makan

e. Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

(Herdman T. Heather, Kamitsuru Shigemi,2015).

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah gambaran atau tindakan yang akan

dilakukan untuk memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi

pasien.Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan penyakit

gastroenteritis akut atau diaremenurut Nurarif dan Hardhi (2015)adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
o Keperawatan Hasil

1. Diare NOC : Electrolyte NIC:


berhubungan and Acid base Diarhea Management
dengan proses balance 1) Evaluasi efek samping pengobatan
infeksi Kriteria hasil : terhadap gastrointestinal
1) Feses berbentuk, 2) Ajarkan pasien untuk menggunakan
BAB sehari sekali obat anti diare
tiga hari 3) Evaluasi intake makanan yang
2) Menjaga daerah masuk
sekitar rectal dari 4) Identifikasi faktor penyebab dari
iritasi diare
3) Tidak mengalami 5) Monitor tanda dan gejala diare
diare 6) Observasi turgor kulit secara rutin
4) Menjelaskan 7) Ukur diare/keluaran BAB
penyebab diare dan 8) Hubungi dokter jika ada kenaikan

22
rasional tindakan bising usus
5) Mempertahankan 9) Monitor persiapan makanan yang
turgor kulit aman
10)Monitor turgot kulit
11)Monitor mual dan muntah

2. Kekurangan NOC : Status nutrisi: NIC:


volume cairan Intake makanan dan Fluid management
berhubungan cairan 1) Timbang popok/pembalut jika
dengan Kriteria Hasil: diperlukan
kehilangan 1) Mempertahankan 2) Pertahankan intake dan output yang
volume cairan urine output sesuai akurat
aktif (Diare) dengan usia dan BB 3) Monitor status hidrasi dan
(urine normal) kelembaban membran mukosa
2) Tekanan darah nadi 4) Monitor vital sign
suhu dalam batas
5) Monitor masukan makanan
normal
6) Kolaborasi obat dengan dokter
3) Tidak ada tanda-
7) Monitor berat badan
tanda dehidrasi
4) Elastisitas turgor
kulit baik, membran
mukosa lembab
5) tidak ada rasa haus
yang berlebihan.

3. Ketidakseimba NOC: Status nutrisi: NIC:


n gan nutrisi Intake makanan dan Manajemen Nutirisi
kurang dari cairan 1) Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan
Kriteria Hasil: 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tubuh
1) Adanya menentukan jumlah kalori dan
berhubungan
peningkatan berat nutrisi yang dibutuhkan pasien
dengan output
badan sesuai 3) Monitor jumlah nutrisi dan
yang
dengan tujuan kandungan kalori
berlebihan.
2) Berat badan ideal 4) Berikan informasi tentang
sesuai dengan kebutuhan nutrisi
tinggi badan 5) Kaji kemampuan pasien untuk

23
3) Mampu mendapatkan nutrisi yang
mengidentifikasi dibutuhkan
kebutuhan nutrisi Nutrition Monitoring
4) Tidak ada tanda- 1) BB pasien dalam batas normal
tanda malnutrisi
2) Monitor adanya penurunan berat
badan
3) Monitoring kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4) Monitor turgot kulit
5) Monitor mual dan muntah

4. Kerusakan NOC: Tissue NIC:


intergritas kulit Integrity skin Pressure Management
berhubungan 1) Jaga kebersihan kulit agar tetap
Kriteria Hasil:
dengan kering dan bersih
1) Integritas Kulit
seringnya BAB 2) Monitor kulit adanya kemerahan
yang baik bisa
dan iritasi oleh
dipertahankan 3) Mandikan pasien dengan sabun dan
fases yang
(sensasi, air hangat
bersifat asam
elastisitas, 4) Anjurkan pasien untuk
temperatur, menggunakan pakaian yang
hidrasi) longgar
2) Tidak ada luka 5) Hindari kerutan pada tempat tidur
atau lesi pada kulit
3) Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami

24
5. Defisiensi NOC : Knowledge: NIC:
pengetahuan disease process Teaching : disease process
berhubungan
Kriteria Hasil : 1) Berikan penilaian tentang tingkat
dengan
1) Pasien dan keluarga pengetahuan pasien tentang proses
keterbatasan
menyatakan penyakit yang spesifik
paparan
pemahaman tentang 2) Gambarkan tanda dan gejala yang
informasi
penyakit, prognosis biasa muncul pada penyakit,
dan progam dengan cara yang tepat
pengobatan
3) Gambarkan proses penyakit dengan
2) Pasien dan keluarga
cara yang tepat
mampu
4) Sediakan informasi pada pasien
melaksanakan
tentang kondisi, dengan cara yang
prosedure yang
tepat
dijelaskan secara
5) Diskusikan pilihan terapi atau
benar
penanganan
3) Pasien mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainya.

6. Resiko syok NOC : Syok NIC:


hipovelemik pervention Manajemen Syok
berhubungan Kriteria Hasil: 1) Monitor status sirkulasi BP, warna
dengan 1) Nadi dalam batas kulit, suhu kulit, denyut jantung,
kehilangan yang diharapkan HR, dan ritme, nadi perifer, dan
cairan aktif kapiler refill
2) Irama jantung
dalam batas yang 2) Monitor oksigenasi
diharapkan 3) Monitor input dan output
3) Frekuensi nafas pernafasan
dalam batas normal 4) Monitor tanda awal syok
5) Kolaborasi obat dengan dokter

4. Impelementasi Keperawatan

25
Implementasi merupakan fase dimana perawat

mengimplementasikan intervensi keperawatan. Fase implementasi

memberikan tindakan keperawatan aktual dan respon klien yang dikaji

pada fase akhir, fese evaluasi. Perawat melaksanakan atau mendelegasikan

tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap

perencanaan yaitu intervensi latihan batuk efektif, manajemen jalan napas,

dan pemantauan respirasi, kemudian mengakhiri tahap implementasi

dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap

tindakan tersebut (Koizer,Erb,Berman,& Snyder, 2010)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun

tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi

merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan

(Suara,dkk,2013).

BAB III

26
TINJAUAN KASUS

Seorang laki-laki berumur 64 tahun di bawa ke Rumah Sakit Islam Ibnu

Sina Payakumbuh pada tanggal 15 Juni 2019 dengan keluhan mencret kurang

lebih 20 kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Setelah di lakukan

pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 80x/i, T: 36,0℃, R: 20x/i. Pada pemeriksaan

pasien di diagnosis Gastroenteritis Akut (GEA), sehingga pasien di anjurkan

untuk rawat inap supaya bisa di lakukan perawatan lebih lanjut.

A. Pengkajian

1. Informasi Umum

a. Identitas Pasien

Nama : Tn.M

No.MR : 148687

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : SLTA

Umur : 64 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : JR. Nagari Gadang Sariak Laweh

Diagnosa Medis : Gastrienteritis Akut

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Ny. I

27
Umur : 23 Tahun

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Mahasiswa

Hubungan : Anak Kandung

No. Telp : 082258321876

Alamat : JR. Nagari Gadang Sariak Laweh

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

PBM melalui IGD ke rawat inap pada tanggal 15 Juni 2019 dengan

keluhan utama mencret 20 kali dari kemarin dengan konsistensi cair

dan berlendir, badan letih (+), pusing (+), nafsu makan menurun, mual

(+), perut kembung (+).

b. Riwayat Kesehatan sekarang

Klien mengatakan masih mencret 10 kali dalam 1 hari, konsistensi

cair dan berampas (+), klien mengatakan pusing (+), badan terasa letih,

nafsu makan menurun, perut kembung (+), mual (+), muntah (-),

demam (+).

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan pernah mengalami penyakit dyspepsia.

d. Riwayat Operasi

Klien mengatakan tidak pernah di operasi.

e. Alergi

1) Obat : klien mengatakan tidak ada alergi dengan obat

28
2) Makanan : klien mengatakan tidak ada alergi makanan

3) Lainnya: klien mengatakan tidak ada alergi

3. Terapi Yang Diberikan

a. RL 20 tetes/menit

b. PCT Oral 3xsehari

c. Oralit Sachet k/p

d. Cotri Forte Oral 2xsehari

e. Lansoprazole 1xsehari

4. Fisiologis

a. Oksigenasi

1) Fisik

I : a) Pergerakan terlihat simetris

b) Irama pernafasan teratur

c) Frekuensi pernafasan 20x/i

Pa : a) Tidak teraba massa

b) Tidak ada nyeri tekan

Pe : Sonor

A : Vesikuler

2) Lab

29
Tidak ada dilakukan pemeriksaan labor

3) Pemeriksaan Diagnostik Lain

Tidak ada di lakukan pemeriksaan diagnostik lain

b. Sirkulasi

1) Fisik

I : Normal

Pa : Normal

Pe : Normal

A : Normal

2) Lab

Pada Tanggal : 15 Juni 2019

Pemeriksaan Darah

Tabel 3.1
Pemeriksaan Fisik

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 12.5 mg/dl 12.0-15.0

Hematokrit 36% 36.0-46.0

Trombosit 178.000/mm3 150.000-400.000

Leukosit 9.500/mm3 5.000-10.000

3) Pemeriksaan Diagnostik Lain

Tidak ada di lakukan pemeriksaan diagnostik lain

30
c. Nutrisi

1) Antropometri

TB : 160 Cm

BB Sebelum Sakit : 56 Kg

BB Saat Sakit : 54 Kg

BMI : 21,1 (Normal)

LILA : 29 Cm

2) Bimedik: Pemeriksaan Labor

Tidak ada dilakukan

3) Clinical Sign

a) Sakit dan kram perut

b) Diare berair

c) Mual

d) Nafsu makan menurun

e) Letih dan lemah

f) Turgor kulit menurun

g) Membran mukosa pucat dan kering

h) Kulit kering

4) Diet

MLTS (Makanan Lunak Tanpa Serat)

31
5) Pemeriksaan Fisik Abdomen

I : a) Perut cekung kedalam

b) Tidak terlihat bekas luka

A : Peningkatan bising usus (Hiperperistaltik) 37x/menit

Pa : Tidak teraba pembengkakan pada perut

Pe : Hypertimpani

6) Pemeriksaan Diagnostik Lain

Tidak ada di lakukan pemeriksaan diagnostik lain

d. Eliminasi

Fisik

1) BAK

Frekuensi : 5-6 x/hari

Warna : Bening kekuningan

Keluhan selama BAK : Klien mengatakan tidak ada keluhan

selama BAK

2) BAB

Frekuensi : 10 x/hari

Konsistensi : Cair berampas

Warna : Hijau

Keluhan Selama BAB : Klien mengatakan dia terlalu sering BAB

32
e. Aktifitas dan Istirahat

1) Fisik

Kemampuan perawatan diri

0= Mandiri

1= Dengan alat baru

2= Bantuan dari orang lain

3= Bantuan peralatan dan orang lain

4= Tergantung tidak mampu

Tabel 3.2
Aktivitas

Aktifitas atau kemampuan 0 1 2 3 4


Beraktifitas

Makan/minum 0

Mandi 0

Berpakaian /berdandan 0

Toileting 0

Mobilitas di tempat tidur 0

Berpindah 0

Berjalan 0

Menaiki tangga 0

Berbelanja 4

Memasak 4

Pemeliharaan rumah 4

Alat bantu : klien mengatakan tidak ada menggunakan alat bantu

33
Kekuatan Otot

Kiri Kanan

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

Keterangan:

0= Tidak di dapatkan sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total

1= Tidak terdapat sedikit pun kontraksi otot,namun tidak

didapatkan gerakan pada persendian yang harus di gerakan oleh

otot tertentu

2= Didapatkan gerakan ,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan

gaya berat

3= Dapat mengadakan gerakan melawangaya berat

4= Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi

sedikit tahanan yang di berikan

5= Tidak ada kelumpuhan

2) Istirahat dan Tidur

Kebiasaan : 22.00/24.00 WIB jam/malam

- WIB jam/siang

Merasa segar setelah tidur :Ya, klien mengatakan dia merasa segar

setelah bangun tidur

34
Masalah-masalah : ada,klien mengatakan kram kaki setelah bangun

tidur.

f. Proteksi dan Perlindungan

1) Fisik

Tanda infeksi dan inflamasi: Tidak ada

2) Resiko Jatuh: Skala Morse

Tabel 3.3
Skala Morse

35
Faktor resiko Skala Poin Skor pasien

Riwayat jatuh Ya 25

Tidak 0 0

Diagnosa sekunder Ya 15

Tidak 0 0

Alat bantu Berpegangan pada 30


perabot

Tongkat/alat penompang 15

Tidak ada/kursi 0 0
roda/perawat

Terpasang infus Ya 20 20

Tidak 0

Gaya berjalan Terganggu 20

Lemah 10

Normal/tirah 0 0
baring/immobilisasi

Status mental Sering lupa akan 15


keterbatasan yang di
miliki

Sadar akan kemampuan 0 0


sendiri

Total 20

Tabelk

Ket :

36
Resiko tinggi : > 44

Resiko sedang :25-44

Resiko rendah : 0-25

g. Sensori

Nyeri P : Mual

Q : Diremas

R : Abdomen

S :5

T : Tidak ada waktu spesifik

Pain Rating Score

Penglihatan ketajaman : visus normal, konjungtiva anemis,sklera tidak

ikterik

Reflek cahaya : +/+

Penciuman : kanan +/+ kiri +/+

Pengecapan : manis asin asam

37
Pendengaran : kanan +/+ kiri +/+

h. Cairan dan Elektrolit

Intake

Minum : 2500 ml/24 jam

Intravena : 1500 ml/24 jam

Total = 3500 ml/24 jam

Output

Urine : 1500 ml/24 jam

Diare : 1300 ml/24 jam

IWL : 810 cc/24 jam

Total = 3610 ml/24 jam

Balance = 3500-3610= -110 cc

Tanda

Dehidrasi ya

Distensi ya

Vena Jugularis (-)

i. Fungsi Neurologi

Status mental

LOC :

Memori : panjang

Perhatian : dapat mengulang

Bahasa : baik

Kongnisi : baik

38
Orientasi : orang tempat waktu

j. Endokrin

Kelenjer tiroid pembesaran : tidak

Pankreas tremor : tidak

Trias DM : tidak

ANALISA DATA

Tabel 3.4
Analisa Data

Data fokus Etiologi Masalah keperawatan

DS : Output yang Defisien volume cairan


1) klien mengatakan mencret berlebih
(+)
2) warna BAB berwarna Sumber: NANDA hal 181
kehijauan dan
berampas(+)
3) badan letih (+)

DO:
1) membran mukosa klien
kering
2) kulit klien tampak kering
3) klien tampak letih
4) suhu tubuh klien

39
meningkat
5) penurunan turgor kulit

DS : Agen Cidera Nyeri Akut


1) klien mengatakan perut Biologis
kembung
2) klien mengatakan selera Sumber: NANDA hal 445
makan berubah
3) Nyeri
P :Mual muntah
Q :Dikocok-kocok
akibat mules
R :Abdomen
S :5
T :Tidak ada waktu
spesifik
DO :
1) ku sedang
2) TD : 110/80
3) N: 80 x/m
4) T : 36
5) R : 20 x/m
6) klien tampak menahan
kesakitan
7) Klien terlihat memegang
area yang nyeri
Ds : Asupan Diet Ketidakseimbangan nutrisi
1) klien mengatkan tidak Kurang kurang dari kebutuhan
nafsu makan tubuh
2) Klien mengatakan badan
terasa letih
3) Mual muntah (+) Sumber: NANDA hal 153
4) Klien mengatakan nyeri
abdomen
Do :
1) klien tambah malas makan

40
2) Klien tampak letih dan
lelah
3) Membran mukosa klien
pucat
4) Klien enggan makan
5) BB klien menurun

DS: Dehidrasi Hipertermi


1) Klien mengatakan
badannya terasa panas
2) Klien mengatakan kurang Sumber: NANDA hal 434
nyaman
DO:

1) Suhu Klien 39,2℃


2) Kulit terlihat agak merah
3) Kulit terasa hangat
4) Klien tampak kurang
nyaman

B. Diagnosa Keperawatan

1. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan diet kurang.

4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

41
C. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.5
Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan

1. Defisien volume NOC:1.Keseimbangan NIC: Manajemen Cairan


cairan Cairan 1) Monitor tanda-tanda
berhubungan 2.Hidrasi vital pasien
dengan output Kriteria Hasil: 2) Monitor status hidrasi
yang berlebihan 1) TTV dalam rentang normal pasien
2) Mempertahankan turgor 3) Berikan terapi IV, sesuai
kulit yang di tentukan
3) Membran mukosa lembab 4) Monitor makanan/
4) Intake dan output seimbang cairan yang di konsumsi
5) Mempertahankan output urin 5) Monitor status gizi
sesuai dengan usia dan BB\ 6) Tingkatkan asupan oral
6) Bola mata tidak cekung dan 7) Jaga intake/ asupan yang
lunak akurat dan catat output
pasien
8) Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik

2. Nyeri akut NOC:1.Kontrol Nyeri NIC: Manajemen nyeri


berhubungan 2.Tingkat Nyeri 1) Lakukan pengkajian
dengan agen cidera Kriteria Hasil: nyeri komprehesif yang
biologis 1) Mampu mengenali kapan meliputi lokasi,
nyeri terjadi karakteristik, onset/

42
2) Mampu menggunakan teknik durasi, frekuensi,
non analgetik untuk kualitas, intensitas atau
mengurangi nyeri beratnya nyeri dan faktor
3) Melaporkan bahwa nyeri pencetus
berkurang atau terkontrol 2) Observasi adanya
4) Tanda-tanda vital dalam petunjuk non verbal
rentang normal mengenai
5) Menyatakan rasa nyaman ketidaknyamanan
setelah nyeri berkurang 3) Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4) Gali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
5) berikan informasi
mengenai nyeri
6) kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
7) dorong pasien untuk
untuk memonitor nyeri
dan menangani nyerinya
dengan tepat
8) ajarkan metode non
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
9) dukung istirahat/ tidur
yang adekuat membantu
penurunan nyeri
10)berikan pasien penurun
nyeri yang optimal
dengan resepan
analgesik

43
3. Resiko NOC:1.Status Nutrisi: NIC: Manajemen nutrisi
ketidakseimbangan Asupan makanan 1) Tentukan status gizi
nutrisi kurang dari dan cairan pasien dan kemampuan
kebutuhan tubuh 2. Status Nutrisi pasien untuk memenuhi
berhubungan Kriteria Hasil: kebutuhan gizi
dengan anoreksia 1) Asupan makanan secara oral 2) Identifikasi adanya alergi
adekuat atau intoleransi makanan
2) Asupan cairan secara oral yang di miliki pasien
dan intravena adekuat 3) Instruksikan pasien
3) Berat badan dalam rentang mengenai kebutuhan
normal sesuai dengan tinggi nutrisi
badan 4) Atur diet yang di
4) Status hidrasi dalam rentang perlukan oleh pasien
normal
5) Ciptakan lingungan yang
5) Asupan makanan dan cairan
optimal pada saat
tidak menyimpang dari
mengkonsumsi makanan
rentang normal
6) Monitor kalori dan
asupan makanan
7) Monitor kecendderungan
terjadinya penurunan
berat badan

NIC: Monitor nutrisi

1) Timbang Berat badan


pasien
2) Identifikasi perubahan
berat badan terakhir
3) Monitor turgor kulit dan
mobilitas
4) Monitor adanya mual
dan muntah
5) Monitor diet dan asupan
nutrisi
6) Identifikasi perubahan
nafsu makan pasien

44
7) Tentukan pola makan
pasien
8) Monitor adanya warna
pucat, kemerahan dan
jaringan konjungtiva
yang kering
4. Hipertermi NOC : Termoregulasi NIC : Perawatan Demam
berhubungan
Kriteria Hasil : a. Pantau suhu dan tanda-
dengan proses
tanda vital lainnya
penyakit 1) Suhu tubuh dalam rentang
b. Monitor warna kulit dan
normal
suhu pasien
2) Nadi dan RR dalam rentang
c. Monitor asupan dan
normal
keluaran, perubahan
3) Tidak ada perubahan warna
kehilangan cairan yang
kulit dan tidak ada pusing,
tidak di rasakan
merasa nyaman
d. Dorong pasien untuk
mengkonsumsi cairan
e. Tingkatkan sirkulasi
udara
f. Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringan
g. Pantau komplikasi-
komplikasi yang
berhubungan dengan
demam serta tanda dan
gejala kondisi penyebab
demam
h. Lembabkan bibir dan
mukosa hidung yang
kering
NIC: Pengaturan Suhu

a. Monitor suhu paling


tidak setaip 2 jam
b. Monitor Tekanan
Darah, Nadi dan

45
Respirasi
c. Monitor suhu dan
warna kulit
d. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
adekuat
e. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
f. Monitor dan laporkan
adanya tanda dan
gejala hipertermi

46
D. Implementasi Dan Evaluasi

Hari/ Tanggal: Senin/17 Juni 2019 Jam: 08.00 WIB Evaluasi Jam: 14.30 WIB

Tabel 3.6
Impelementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

1. Defisien volume cairan Manajemen Cairan S:


berhubungan dengan output 1) Klien mengatakan masih
1) Memonitor tanda-tanda vital pasien
yang berlebihan mencret kurang lebih 10 kali
(Mengukur Tekanan darah, Nadi, Suhu,
dalam sehari
dan Pernafasan)
2) Klien mengatakan badan terasa
2) Memonitor status hidrasi pasien dengan
letih
mengukur balance cairan pasien perhari
3) Memberikan terapi IV yaitu RL 20 tetes/ O:
menit
4) Memonitor makanan/ cairan yang di 1) Tanda-tanda vital klien dalam
konsumsi pasien rentang normal
5) Meningkatkan asupan oral pasien dengan TD: 110/80 mmHg
menganjurkan banyak minum air putih N: 83x/menit RR: 20x/menit
dan menganjurkan makan sedikit tapi T: 36,2℃
sering 2) Turgor kulit masih menurun

47
6) Menjaga intake/ asupan yang akurat dan 3) Intake dan output belum
catat output pasien seimbang
4) Output urine sudah sesuai
dengan usia
5) Mata masih terlihat sedikit
cekung
6) Membran mukosa pucat dan
kering
A : MK defisien volume cairan belum
teratasi

P : implementasi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan

2. Nyeri akut berhubungan Manajemen Nyeri S:


dengan agen cidera biologis 1) Pasien mengatakan perut
1) Melakukan pengkajian nyeri
kembung dan terasa nyeri
komprehesif yang meliputi menentukan
O :
lokasi, karakteristik, onset/ durasi,
1) Klien mampu mengenali kapan
frekuensi, kualitas, intensitas atau

48
beratnya nyeri dan faktor pencetus nyeri terjadi
2) Mengobservasi adanya petunjuk non 2) Klien tampak masih belum
verbal mengenai ketidaknyamanan seperti terlalu bisa menggunakan teknik
memonitor saat klien mengalami nafas dalam untuk mengurangi
ketidaknyaman karena nyeri nyeri
3) Memberikan informasi mengenai nyeri 3) Klien melaporkan nyeri masih
dengan cara menjelaskan tentang penyebab belum berkurang
dari nyeri yang di rasakan oleh klien dan
4) Tanda-tanda vital dalam rentang
menjelaskan cara penanganannya
normal
4) Mengajarkan metode non farmakologi
TD: 110/80 T: 36,2℃
untuk menurunkan nyeri (mengajarkan
N: 83x/i RR: 20x/m
teknik relaksasi nafas dalam)
5) Pasien tampak meringis
5) Menganjurkan pasien untuk beristirahat
6) Memberikan pasien penurun nyeri yang
6) Skala nyeri 5
optimal dengan resepan analgesik seperti 7) Posisi tubuh melindugi
memberikan terapi obat PCT Oral A :MK nyeri akut belum teratasi

P : implementasi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan

3. Ketidakseimbangan nutrisi Manajemen Nutrisi S:


kurang dari kebutuhan tubuh 1) Klien mengatakan tidak nafsu
1) Mengidentifikasi adanya alergi atau
makan
intoleransi makanan yang di miliki pasien
2) Klien mengatakan mual setelah
2) Mengatur diet yang di perlukan oleh

49
pasien yaitu memberikan makanan lunak makan
tanpa serat O:
3) Menciptakan lingungan yang optimal pada 1) Asupan makanan secara oral
saat mengkonsumsi makanan belum adekuat
4) Memonitor kecenderungan terjadinya 2) Asupan cairan secara oral dan
penurunan berat badan dengan mengukur intravena sudah adekuat
BB secara berkala 3) Belum ada peningkatan BB
4) Asupan makanan menyimpang
Monitor Nutrisi dari rentang normal
5) Pasien tampak masih belum
1) Mengidentifikasi perubahan berat badan nafsu makan
terakhir 6) Pasien tampak letih
2) Memonitor turgor kulit A : MK ketidakseimbangan nutrisi
3) Memonitor adanya mual dan muntah kurang dari kebutuhan tubuh belum
4) Mengidentifikasi perubahan nafsu makan teratasi
pasien P : implementasi 1,2,3,4 dilanjutkan
5) Memonitor adanya warna pucat,
kemerahan dan jaringan konjungtiva yang
kering

4. Hipertermi berhubungan Perawatan Demam S:


dengan dehidrasi
1) Memantau suhu dan tanda-tanda vital 1) Klien mengatakan bahwa demam

50
yaitu mengukur tekanan darah, nadi, nya sudah berkurang
suhu, dan pernafasan 2) Klien mengatakan tidak merasa
2) Memonitor warna kulit dan suhu pasien pusing
secara berkala ( setiap 2 jam ) O:
3) Menorong pasien untuk mengkonsumsi
1) Tanda-tanda vital dalam rentang
cairan dengan menganjurkan pasien
normal
banyak minum air putih
TD: 110/80 N: 83x/menit
4) Menutup pasien dengan selimut atau
T: 36,2℃ RR : 20x/menit
pakaian ringan
2) Tidak ada perubahan warna kulit
5) Memberikan kompres hangat pada
pasien
pasien
3) Pasien tampak nyaman
Pengaturan Suhu
A: MK Hipertermi sudah teratasi
1) Memonitor suhu setiap 2 jam
P: Implementasi 1,2,3,4,5 hentikan
2) Meningkatkan intake cairan dan nutrisi
adekuat dengan menganjurkan pasien
banyak minum aiir putih dan makan
sedikit namun sering
3) Memonitor dan laporkan adanya tanda
dan gejala hipertermi seperti adanya
kenaikan suhu dan kulit kemerahan

51
Hari/ Tanggal: Selasa/ 18 Juni 2019 Jam: 08.00 WIB Evaluasi Jam: 14.30 WIB

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

1. Defisien volume cairan Manajemen Cairan S:


berhubungan dengan output 1) Klien mengatakan masih
1) Memonitor tanda-tanda vital pasien
yang berlebihan mencret kurang lebih 6 kali
(Mengukur Tekanan darah, Nadi, Suhu,
dalam sehari
dan Pernafasan)
2) Klien mengatakan badan terasa
2) Memonitor status hidrasi pasien dengan
letih
mengukur balance cairan pasien perhari
3) Memberikan terapi IV yaitu RL 20 tetes/ O:
menit
4) Memonitor makanan/ cairan yang di 1) Tanda-tanda vital klien dalam
konsumsi pasien rentang normal
5) Meningkatkan asupan oral pasien dengan TD: 110/80 mmHg
menganjurkan banyak minum air putih N: 78x/menit RR: 20x/menit
dan menganjurkan makan sedikit tapi T: 36,0℃
sering 2) Turgor kulit masih menurun
6) Menjaga intake/ asupan yang akurat dan 3) Intake dan output belum
catat output pasien seimbang
4) Output urine sudah sesuai
dengan usia
5) Mata masih terlihat sedikit

52
cekung
6) Membran mukosa pucat dan
kering
A : MK resiko defisien volume cairan
belum teratasi

P : implementasi 1,2,3,4,5,6dilanjutkan

2. Nyeri akut berhubungan Manajemen Nyeri S:


dengan agen cidera biologis 1) Pasien mengatakan perut
1) Melakukan pengkajian nyeri komprehesif
kembung dan terasa nyeri
yang meliputi menentukan lokasi,
O :
karakteristik, onset/ durasi, frekuensi,
1) Klien mampu mengenali kapan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
nyeri terjadi
faktor pencetus
2) Klien tampak sudah mulai bisa
2) Mengobservasi adanya petunjuk non
menggunakan teknik nafas
verbal mengenai ketidaknyamanan seperti
dalam untuk mengurangi nyeri
memonitor saat klien mengalami
3) Klien melaporkan nyeri sudah
ketidaknyaman karena nyeri
mulai berkurang
3) Memberikan informasi mengenai nyeri
4) Tanda-tanda vital dalam rentang
dengan cara menjelaskan tentang penyebab

53
dari nyeri yang di rasakan oleh klien dan normal
menjelaskan cara penanganannya TD: 110/80 T: 36,0℃
4) Mengajarkan metode non farmakologi N: 78x/i RR: 20x/m
untuk menurunkan nyeri (mengajarkan 5) Pasien masih tampak meringis
teknik relaksasi nafas dalam) 6) Skala nyeri 5
5) Menganjurkan pasien untuk beristirahat 7) Posisi tubuh melindugi
6) Memberikan pasien penurun nyeri yang A :MK nyeri akut belum teratasi
optimal dengan resepan analgesik seperti
P : implementasi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan
memberikan terapi obat PCT Oral

3. Resiko ketidakseimbangan Manajemen Nutrisi S:


nutrisi kurang dari kebutuhan 1) Klien mengatakan masih belum
1) Mengidentifikasi adanya alergi atau
tubuh nafsu makan
intoleransi makanan yang di miliki pasien
2) Klien mengatakan masih mual
2) Mengatur diet yang di perlukan oleh
setelah makan
pasien yaitu memberikan makanan lunak
O:
tanpa serat
1) Asupan makanan secara oral
3) Menciptakan lingungan yang optimal pada
belum adekuat
saat mengkonsumsi makanan
2) Asupan cairan secara oral dan
4) Memonitor kecenderungan terjadinya
intravena sudah adekuat
penurunan berat badan dengan mengukur
3) Belum ada peningkatan BB
BB secara berkala
4) Asupan makanan menyimpang
dari rentang normal

54
5) Pasien tampak masih belum
Monitor Nutrisi nafsu makan
6) Pasien tampak letih
1) Mengidentifikasi perubahan berat badan
A : MK ketidakseimbangan nutrisi
terakhir
kurang dari kebutuhan tubuh belum
2) Memonitor turgor kulit
teratasi
3) Memonitor adanya mual dan muntah
P : implementasi 1,2,3,4,5 dilanjutkan
4) Mengidentifikasi perubahan nafsu makan
pasien
5) Memonitor adanya warna pucat,
kemerahan dan jaringan konjungtiva yang
kering

Hari/ Tanggal: Rabu/ 19 Juni 2019 Jam: 08.00 WIB Evaluasi jam: 14.30 WIB

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

1. Defisien volume cairan Manajemen Cairan S:


berhubungan dengan output 1) Klien mengatakan BAB nya
1) Memonitor tanda-tanda vital pasien
yang berlebihan sudah berkurang
(Mengukur Tekanan darah, Nadi, Suhu,
2) Klien mengatakan BAB kurang
dan Pernafasan)
lebih 3 kali sehari
2) Memonitor status hidrasi pasien dengan
3) Klien mengatakan konsistensi

55
mengukur balance cairan pasien perhari BAB sudah mulai lembek
3) Memberikan terapi IV yaitu RL 20 tetes/ 4) Klien mengatakan sudah merasa
menit bugar
4) Memonitor makanan/ cairan yang di 5) Klien mengatakan badan terasa
konsumsi pasien letih
5) Meningkatkan asupan oral pasien dengan
menganjurkan banyak minum air putih O:

dan menganjurkan makan sedikit tapi


1) Tanda-tanda vital klien dalam
sering
rentang normal
6) Menjaga intake/ asupan yang akurat dan
TD: 100/70 mmHg
catat output pasien
N: 79x/menit RR: 20x/menit
T: 36,0℃
2) Turgor kulit bagus
3) Intake dan output sudah
seimbang
4) Output urine sudah sesuai
dengan usia
5) Cekungan pada mata sudah
tidak terlihat
6) Membran mukosa berwarna
pink dan lembab
A : MK defisien volume cairan belum

56
teratasi

P : implementasi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan

2. Nyeri akut berhubungan Manajemen Nyeri S:


dengan agen cidera biologis 1) Pasien mengatakan perut sudah
1) Melakukan pengkajian nyeri komprehesif
tidak terasa kembung dan
yang meliputi menentukan lokasi,
terasa nyeri
karakteristik, onset/ durasi, frekuensi,
O :
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
1) Klien mampu mengenali kapan
faktor pencetus
nyeri terjadi
2) Mengobservasi adanya petunjuk non
2) Klien tampak sudah bisa
verbal mengenai ketidaknyamanan seperti
menggunakan teknik nafas
memonitor saat klien mengalami
dalam untuk mengurangi nyeri
ketidaknyaman karena nyeri
3) Klien melaporkan nyeri sudah
3) Memberikan informasi mengenai nyeri
berkurang
dengan cara menjelaskan tentang penyebab
4) Tanda-tanda vital dalam
dari nyeri yang di rasakan oleh klien dan
rentang normal
menjelaskan cara penanganannya
TD: 110/70 T: 36,0℃
4) Mengajarkan metode non farmakologi
N: 79x/i RR: 20x/m
untuk menurunkan nyeri (mengajarkan
5) Klien tampak nyaman
teknik relaksasi nafas dalam)

57
5) Menganjurkan pasien untuk beristirahat A :MK nyeri akut sudah teratasi
6) Memberikan pasien penurun nyeri yang
P : implementasi 1,2,3,4,5,6 dihentikan
optimal dengan resepan analgesik seperti
memberikan terapi obat PCT Oral
3. ketidakseimbangan nutrisi Manajemen Nutrisi S:
kurang dari kebutuhan tubuh 1) Klien mengatakan sudah mulai
1) Mengidentifikasi adanya alergi atau
nafsu makan
intoleransi makanan yang di miliki pasien
2) Klien mengatakan tidak ada
2) Mengatur diet yang di perlukan oleh
mual setelah makan
pasien yaitu memberikan makanan lunak
O:
tanpa serat
1) Asupan makanan secara oral
3) Menciptakan lingungan yang optimal pada
sudah adekuat
saat mengkonsumsi makanan
2) Asupan cairan secara oral dan
4) Memonitor kecenderungan terjadinya
intravena sudah adekuat
penurunan berat badan dengan mengukur
3) Sudah ada peningkatan BB
BB secara berkala
4) Asupan makanan dan cairan
tidak menyimpang dari rentang
Monitor Nutrisi
normal

1) Mengidentifikasi perubahan berat badan 5) Pasien tampak sudah nafsu

terakhir makan

2) Memonitor turgor kulit 6) Pasien tampak bugar

3) Memonitor adanya mual dan muntah A : MK ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh belum

58
4) Mengidentifikasi perubahan nafsu makan teratasi
pasien P : implementasi 1,2,3,4 dilanjutkan
5) Memonitor adanya warna pucat,
kemerahan dan jaringan konjungtiva yang
kering

59
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan ashuan keperawatan selama 3 hari berturut-turut

terhadap klien Tn.M mulai dari tanggal 17 sampai 20 Juni 2019, melalui proses

keperawatan sebagai penyelesaian masalah yang ditemukan. Selama melakukan

studi kasus penulis telah mencoba sebaik mungkin menerapkan proses

keperawatan tersebut, maka dalam pembahasan ini dapat di uraikan sesuai dengan

proses keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

A. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan Gastroenteritis akut, awal

dari pengkajian yaitu dengan mengumpulkan data dasar untuk memperoleh

informasi lengkap tentang status kesehatan klien. Untuk mendapatkan data

dasar yang memadai perlu penerapan pengetahuan, keterampilan dan

komunikasi terapeutik sehingga dapat terjalin hubungan kekeluargaan dan

saling percaya, agar lebih memudahkan dalam proses pengumpulan data.

Pendukung lain dari pengumpulan data ini adanya format pengkajian yang di

dapat dari pendidikan. format ini merupakan pedoman untuk memperoleh

informasi yang lebih lengkap tentang status kesehatan lain.

60
1. Data Riwayat Kesehatan

a. Data Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang, ada beberapa gejala-gejala yang

ada pada tinjauan teoritis tidak di temukan pada tinjauan kasus. Dimana

pada teoritis penulis menemukan gejala:

1) frekuensi Bab lebih dari 3x dalam sehari dengan

darah/lendir, konsistensi cair

2) mual dan muntah

3) badan terasa lemah sehingga mengganggu aktifitas sehari-

hari.

4) Perut terasa perih

5) Anus terasa perih

Sedangkan riwayat kesehatan sekarang pada kasus adalah:

1) Frekuensi BAB kurang lebih 10x/hari dengan konsistensi cair

dan berampas

2) Pusing

3) Badan terasa letih

4) Nafsu makan menurun

5) Perut kembung

6) Mual

7) Demam

Gejala-gejala yang ditemukan pada prinsipnya sama dengan gejala-

gejala di teoritis, hanya ada beberapa perbedaan yang ditemukan yaitu

61
pada tinjauan kasus pasien tidak mengalami muntah dan tidak terjadi

gangguan pada anus, namun pasien mengalami demam pada hari ke 3

rawatan.

b. Data Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu pada teoritis dan kasus yaitu

berbeda. Dima pada teoritis riwayat kesehatan dahulu yaitu penyakit i

feksi parenteral seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), infeksi

saluran kemih, otitis media akut (OMA). Namun pada tinjauan kasus

penulis menemukan riwayat kesehatan dahulu yaitu klien pernah

mengalami penyakit dyspepsia.

c. Data Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah penulis mengkaji klien dan menyesuaikannya dengan teoritis

proses keperawatan maka penulis menemukan beberapa diagnosa teoritis di

antaranya:

1. Diare berhubungan denganproses infeksi

2. Defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

aktif (diare)

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena

diare

62
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah, hilangnya nafsu makan

5. Resiko syok hipovelemik

6. Defisit pengetahuan tentang gastroenteritis akutberhubungan dengan

kurangnya informasi.

Sedangkan diagnosa di tinjauan kasus adalah:

1. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

Penulis mengangkat diagnosa keperawatan defisien volume cairan

berhubungan dengan output yang berlebihan karena saat pengkajian

klien mengatakan BAB dengan frekuensi 10x/sehari dengan konsistensi

cair dan berampas dan badan klien terasa letih. Serta didapatkan

balance cairan klien tidak seimbang yaitu -110cc atau dehidrasi.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

Penulis mengangkat diagnosa keperawatan nyeri akut dengan agen

cidera biologis karena saat pengkajian klien mengatakan perutnya terasa

sakit dan kembung. Serta klien tampak meringis dan memegang area

yang nyeri.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan diet kurang

Penulis mengangkat diagnosa keperawatan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet

kurang karena klien mengatakan tidak nafsu makan , badan terasa letih,

mual, dan nyeri pada abdomen. Serta klien tampak malas makan,

63
membran mukosa terlihat pucat dan kering, dan berat badan klien

menurun.

4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Penulis mengangkat diagnosa keperawatan hipertermi karena pada

saat pengkajian klien mengatakan badannya terasa panas dan kurang

nyaman. Saat di lakukan pengecekan suhu klien 39,2℃, kulit terlihat

merah dan hangat, dan klien tampak kurang nyaman.

Penulis akan membahas diagnosa keperawatan yang tidak muncul dikasus

namun ada dalam tinjauan teoritis:

1. Diare berhubungan dengan proses infeksi

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa keperawatan diare

berhubungan dengan proses infeksi adalah karena tidak ada faktor

yang berhubungan sehingga penulis tidak mengangkat diagnosa

tersebut.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena

diare

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa keperawatan Kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena diare adalah

karena klien mengatakan tidak ada lecet di area anus/ rektal dan tidak

ada kemerahan pada area anus/ rektal sehingga penulis tidak

mengangkat diagnosa tersebut.

64
3. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa keperawatan Resiko

syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif adalah

karena klien tidak ada tanda-tanda penurunan kesadaran dan intake

pasien optimal dan pasien dalam kondisi umum Compos Mentis

dengan KU sedang sehingga penulis tidak mengangkat diagnosa

tersebut.

4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa keperawatan Defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi adalah karena

saat pengkajian klien sudah mengetahui faktor yang menyebabkan

diare serta tanda dan gejala diare/ gastroenteritis. Dan pada umumnya

klien mengtahui tentang penyakit yang dideritanya sehingga penulis

tidak mengangkat diagnosa tersebut.

Diagnosa-diagnosa yang ditemukan pada prinsipnya sama dengan teoritis,

penulis menemukan 4 perbedaan diagnosa keperawatan dari 6 diagnosa

keperawatan pada tinjauan teoritis, disini penulis mengangkat diagnosa

keperawatan berdasarkan diagnosa yang didapatkan selama melaksanakan

asuhan keperawatan.

C. Intervensi

Dalam intervensi keperawatan hal yang mendukung penulis melakukan

tindakan yaitu adanya sikap kooperatif dan kerja sama antara penulis dengan

65
perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Perencanaan ini disusun sesuai diagnosa

keperawatan yang muncul berdasarkan data dan masalah yang ditemukan.

Dari diagnosa yang penulis tegakkan maka penulis membuat rencana

tindakan sebagai berikut:

1. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien. Dimana pada teoritis intervensi nya adalah:

Fluid Manajement

a. Timbang popok/ pembalut jika diperlukan

b. Pertahankan intake dan output yang akurat

c. Monitor status hidrasi dan kelembaban membran mukosa

d. Monitor vital sign

e. Monitor masukan makanan

f. Kolaborasi obat dengan dokter

g. Monitor berat badan

Sedangkan intervensi pada kasus adalah:

Manajemen Cairan

a. Monitor tanda-tanda vital pasien

b. Monitor status hidrasi pasien

c. Berikan terapi IV, sesuai yang ditentukan

d. Monitor makanan/ cairan yang di konsumsi

e. Monitor status gizi

66
f. Tingkatkan asupan oral

g. Jaga intake/ asupan yang akurat dan catat output pasien

h. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian

makanan dengan baik

Jadi, pada umumnya intervensi antara teoritis dan kasus pada

prinsipnya sama, namun intervensi yang tidak digunakan pada kasus

yaitu Timbang popok/ pembalut jika diperlukan karena pasien tidak

menggunakan popok/ pembalut.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

Pada teoritis penulis tidak menemukan diagnosa nyeri akut namun

pada kasus penulis menemukan diagnosa nyeri aku yang intervensinya

di antaranya yaitu:

Manajemen Nyeri

a. Lakukan pengkajian nyeri komprehesif yang meliputi lokasi,

karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau

beratnya nyeri dan faktor pencetus

b. Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan

c. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

d. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau

memperberat nyeri

e. berikan informasi mengenai nyeri

67
f. kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon

pasien terhadap ketidaknyamanan

g. dorong pasien untuk untuk memonitor nyeri dan menangani

nyerinya dengan tepat

h. ajarkan metode non farmakologi untuk menurunkan nyeri

i. dukung istirahat/ tidur yang adekuat membantu penurunan nyeri

j. berikan pasien penurun nyeri yang optimal dengan resepan

analgesik

penulis memilih intervensi berdasarkan kondisi dan kebutuhan

klien pada diagnosa nyeri akut.

3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien. Dimana pada intervensi teoritis adalah:

Manajemen Nutirisi

a. Kaji adanya alergi makanan

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien

c. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

d. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

e. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

68
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal

b. Monitor adanya penurunan berat badan

c. Monitoring kulit kering dan perubahan pigmentasi

d. Monitor turgot kulit

e. Monitor mual dan muntah

Sedangkan intervensi pada kasus adalah:

Manajemen Nutrisi

a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk

memenuhi kebutuhan gizi

b. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang di miliki

pasien

c. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi

d. Atur diet yang di perlukan oleh pasien

e. Ciptakan lingungan yang optimal pada saat mengkonsumsi

makanan

f. Monitor kalori dan asupan makanan

g. Monitor kecendderungan terjadinya penurunan berat badan

Monitor nutrisi

a. Timbang Berat badan pasien

b. dentifikasi perubahan berat badan terakhir

c. Monitor turgor kulit dan mobilitas

d. Monitor adanya mual dan muntah

e. Monitor diet dan asupan nutrisi

69
f. Identifikasi perubahan nafsu makan pasien

g. Tentukan pola makan pasien

h. Monitor adanya warna pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva

yang kering

Jadi, pada umumnya intervensi antara teoritis dan kasus pada

prinsipnya sama dan tidak ada perbedaan.

4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

Pada teoritis penulis tidak menemukan diagnosa hipertermi namun

pada kasus penulis menemukan diagnosa hipertermi yang

intervensinya di antaranya yaitu:

Perawatan Demam

a. Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya

b. Monitor warna kulit dan suhu pasien

c. Monitor asupan dan keluaran, perubahan kehilangan cairan yang

tidak di rasakan

d. Dorong pasien untuk mengkonsumsi cairan

e. Tingkatkan sirkulasi udara

f. Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan

g. Pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan demam

serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam

h. Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang kering

70
Pengaturan Suhu

a. Monitor suhu paling tidak setaip 2 jam

b. Monitor Tekanan Darah, Nadi dan Respirasi

c. Monitor suhu dan warna kulit

d. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat

e. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien

f. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala hipertermi

D. Implementasi

Pada tahap implementasi yang merupakan penerapan dalam tindakan yang

nyata untuk mencapai hasil yang di inginkan. Hampir semua rencana

keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dapat penulis lakukan

dalam tindakan. Penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena

tindakan yang penulis lakukan banyak memberikan informasi kepada klien dan

keluarga. Hal ini juga di dukung adanya Adanya bimbingan, bantuan, dan kerja

sama dengan tim kesehatan atau staff ruangan dan sedikit pengetahuan yang

penulis miliki mengenai masalah GEA dan adanya informasi yang kuat dan

kerja sama klien, keluarga dan penulis.

71
E. Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini perkembangan kondisi akan menggambarkan mutu

atau langkah rencana asuhan keperawatan.

Penulis meneggakkan 4 diagnosa keperawatan sesuai data yang ditemukan

pada saat pengkajian,yaitu :

1. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

a) Hari I Senin, 17 Juni 2019, Masalah Defisien Volume Cairan pada

Tn.M belum teratasi karena pasien mengatakan frekuensi BAB 10x/

hari, konsistensi cair dan berampas, klien tampak letih, turgor kulit

menurun atau tidak kembali dalam 1 detik, intake dan ouput belum

seimbang, mata terlihat agak cekung, dan mukosa bibir tampak kering

dan pucat, sehingga masalah defisien volume cairan pada hari pertama

belum teratasi.

b) Hari II Selasa, 18 Juni 2019, Masalah Defisien Volume Cairan pada

Tn.M belum teratasi karena pasien mengatakan frekuensi BAB 6x/

hari, konsistensi cair dan berampas, klien masih tampak letih, turgor

kulit menurun atau tidak kembali dalam 1 detik, intake dan ouput

masih belum seimbang, mata masih terlihat sedikit cekung, dan

mukosa bibir tampak masih kering dan pucat, sehingga masalah

defisien volume cairan pada hari kedua belum teratasi.

c) Hari III Rabu, 19 Juni 2019, Masalah Defisien Volume Cairan pada

Tn.M sudah teratasi karena pasien mengatakan frekuensi BAB 3x/

hari, konsistensi sudah mulai lembek, klien tampak sudah mulai bugar,

72
turgor bagus, intake dan ouput sudah seimbang, cekungan pada mata

sudah berkurang, dan mukosa bibir tampak lembab, sehingga masalah

defisien volume cairan pada hari ketiga teratasi.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

1) Hari I Senin, 17 Juni 2019, Masalah nyeri akut pada Tn.M belum

teratasi karena pasien mengatakan perut terasa masih terasa nyeri dan

kembung, Klien tampak masih belum terlalu bisa menggunakan teknik

nafas dalam untuk mengurangi nyeri, nyeri belum berkurang, pasien

tampak meringis, skala nyeri 5, sehingga masalah nyeri akut pada

hari pertama belum teratasi.

2) Hari II Selasa, 18 Juni 2019, Masalah nyeri akut pada Tn.M belum

teratasi karena pasien mengatakan perut terasa masih terasa nyeri dan

kembung, Klien tampak sudah mulai bisa menggunakan teknik nafas

dalam untuk mengurangi nyeri, nyeri sudah berkurang berkurang,

pasien masih tampak meringis, skala nyeri 5, sehingga masalah nyeri

akut pada hari kedua belum teratasi.

3) Hari III Rabu, 19 Juni 2019, Masalah nyeri akut pada Tn.M sudah

teratasi karena pasien mengatakan perut sudah tidak terasa masih

terasa nyeri dan tidak kembung, Klien tampak sudah bisa

menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri, nyeri

sudah berkurang, pasien tampak nyaman, sehingga masalah nyeri

akut pada hari ketiga sudah teratasi.

73
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia

a) Hari I Senin, 17 Juni 2019, Masalah Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn.M belum teratasi karena

pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual setelah makan, asupan

makanan pasien tampak belum adekuat, belum ada peningkatan berat

badan, asupan makanan menyimpang dari rentang normal, pasien

tampak tidak nafsu makan, dan pasien tampak letih, sehingga

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada hari

pertama belum teratasi.

b) Hari II Selasa, 18 Juni 2019, Masalah Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn.M belum teratasi karena

pasien mengatakan masih tidak nafsu makan, masih mual setelah

makan, asupan makanan pasien tampak belum adekuat, belum ada

peningkatan berat badan, asupan makanan masih menyimpang dari

rentang normal, pasien masih tampak tidak nafsu makan, dan pasien

tampak letih, sehingga ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada hari kedua belum teratasi.

c) Hari III Rabu, 19 Juni 2019, Masalah Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn.M sudah teratasi karena pasien

mengatakan sudah mulai nafsu makan, tidak ada mual setelah

makan, asupan makanan pasien tampak sudah adekuat, asupan

makanan tidak menyimpang dari rentang normal, pasien tampak

74
sudah nafsu makan, dan pasien tampak bugar, sehingga

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada hari

ketiga sudah teratasi.

4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

a. Hari I Senin, 17 Juni 2019, Masalah hipertermi pada Tn.M sudah

teratasi karena pasien mengatakan demam nya sudah mulai

berkurang, klien mengatakan tidak merasa pusing, tanda-tanda vital

dalam rentang normal, tidak ada perubahan pada warna kulit, pasien

tampak nyaman, sehingga hipertermi pada hari pertama sudah

teratasi.

Selama 3 hari memberikan asuhan keperawatan pada Tn.M Dari 5

diagnosa yang penulis tegakkan sesuai data yang ditemukan saat pengkajian, 5

diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan 1 diantaranya teratasi pada hari

ke 3 rawatan pasien, dan 4 lagi di hari ke 5 rawatan pasien.

75
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil proses keperawatan yang penulis lakukan pada Tn.M dengan

Gastroenteritis Akut di ruang rawat inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina

Payakumbuh, maka dapat penulis simpulkan:

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak banyak menemukan

hambatan, hal ini disebabkan karena sikap partisipasif dari keluarga klien

yang terbuka serta adanya status klien, semua data yang penulis sajikan

dalam pembahasan dapat ditemukan pada asuhan keperawatan yang

penulis terapkan.

2. Diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian,data dikelompokkan dan di analisa.

Maka di temukan diagnosa keperawatan antara lain :

a. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri

b. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

e. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

76
3. Intervensi Keperawatan

Penyusunan rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

ditemukan pada pengkajian. Dari 4 diagnosa keperawatan yang penulis

tegakan, maka disusun intervensi keperawatan berdasarkan tujuan dan

kriteria hasil NANDA NIC NOC, 2018-2020.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 17-19 Juni

2019 di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina Payakumbuh.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan terhadap klien dilakukan dengan

membandingkan hasil keperawatan yang telah dilakukan di Ruang Rawat

Inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina Payakumbuh sesuai dengan tujuan dan

kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam perencanaan keperawatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penerapan proses keperawatan pada laporan ilmiah ini

maka di berikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Institusi Pendidikan

a. Diharapkan dapat menerapkan literature untuk kasus-kasus

Gastroenteritis Akut (GEA).

b. Dapat memberikan bimbingan kepada penulis berupa masukan dan

saran demi kesempurnaan makalah ini.

77
2. Untuk Mahasiswa

a. Diharapkan mahasiswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi

teori, skill, maupun mental dalam memnghadapi klien agar dapat

memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status

kesehatan klien.

b. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien

dengan melihat aspek bio-psiko-sosio-spritual.

3. Untuk Rumah Sakit

Diharapkan meningkatkan kinerja dan pelayanan yang lebih

maksimal dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

78
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden dan Tutik Rahayuningsih. Keperawatan Medikal Bedah

(Sistem Pencernaan). Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2010.

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. Ganggguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika, 2011.

Herdman T. Heather, Kamitsuru Shigemi. 2018. Nanda International Inc.

Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Ed. 11. EGC. Jakarta

Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C.M. 2018. Nursing

Interventions Classification (NIC) 6th Indonesian Edition. Elsevier. Singapore.

Moorhead S, Johnson M, Maas LM., Swanson E. 2018. Nursing Outcomes

Classification (NOC) 5th Indonesian Edition. Elsevier. Singapore.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:

Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 27 Juli 2020 dari

http://www.depkes.go.id./resources/download/pusdatin/profilkesehatanindonesia/

Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.

Diakses pada tanggal 27 Juli 2020 dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorkop_2018/

hasil%20Rikesdas%202018.pdf
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Sumatera Barat

Tahun 2016. Padang: DKK Prov Sumbar; 2017. Diakses pada tanggal 27 Juli

2020 dari http://dinkes.sumbarprov.go.id

World Heath Organization (WHO). Global Gastroenteritis Report 2016. Geneva:

World Health Organization. Diakses pada tanggal 27 Juli 2020

http://www.who.int

Anda mungkin juga menyukai