Anda di halaman 1dari 17

ISSN 2089-6980

JURNAL KEBIJAKAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Volume 11 Nomor 1, Juni 2021

Penanggung Jawab :
Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Dewan Redaksi :
Ketua:
Prof. Dr. Agus Heri Purnomo (Ekonomi Sumber Daya)
Anggota:
Prof. Dr. Harsuko Riniwati (Sosial Ekonomi Perikanan)
Dr. Armen Zulham (Sistem Usaha Perikanan)
Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si. (Dinamika Populasi & Lingkungan Perairan
dan Sumberdaya Perikanan)
Dr. Rani Hafsaridewi, S.K.M., M.Si. (Sistem Usaha Perikanan)
Dr. Achmad Rizal (Sosial Ekonomi Perikanan)
Drs. Masyhuri Imron, MA (Sosiologi)

Redaksi Pelaksana :
Sinta Nurwijayanti, S. Pi, M. SE., M.A.
Nila Mustika Wati, S.S.
Dr. Irwan Muliawan
Nendah Kurniasari, M.Si.
Rizki Aprilian Wijaya, M.T.
Edwin Yulia Setiawan, S.T.
Nurhendra, S.Kom.
Candra Istiana, S.ST.Pi.
Rahadi Susetyo Frendly Muhammad, S.I.Kom.

Desain dan Tata Letak :


Ilham Ferbiansyah, S. Kom.

Alamat Redaksi :
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Gedung BRSDM KP Lt. 3
Jalan Pasir Putih Nomor 1 Ancol Timur, Jakarta Utara
Telp. (021) 6471 1583, Faks.(021) 64700924
Email: kebijakan.sosek@gmail.com
Jurnal Online: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkse

Jurnal ini merupakan perubahan dari Jurnal Kebijakan dan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
dengan mengalami perubahan cover dan judul
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat RahmatNya telah diselesaikan
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021. Jurnal ini
telah terakreditasi berdasarkan Keputusan Kepala LIPI Nomor 1221/E/2016 tanggal 22 September 2016
dengan Sertifikat Akreditasi No. 758/Akred/P2MI-LIPI/08/2016. Jurnal ini merupakan pengembangan
dari Jurnal Kebijakan dan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan yg diterbitkan oleh Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan RI Nomor 18/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Riset
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, maka sejak tanggal 30 Maret 2017 terjadi perubahan nama
nomenklatur organisasi dari Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan menjadi Balai
Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.

Penerbitan jurnal ini didanai oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Informasi yang ditampilkan meliputi: (i) Analisis Situasional Kinerja Ekspor Rumput Laut Indonesia Pada
Masa Pandemi Covid-19; (ii) Penyusunan Tolok Ukur Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Untuk
Kearifan Lokal di Desa Adat Kedonganan Provinsi Bali; (iii)Usaha Perikanan Tangkap di Pulau Sebatik
Dalam Mendukung SKPT Sebatik; (iv) Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Perekonomian
Provinsi Bali; (V) Persepsi Terhadap Kebijakan Pemberlakuan Kembali Izin Kapal Ikan Buatan Luar
Negeri di Perairan Indonesia; (vi) Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari
Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Pemodelan Rapfish, dan; (vii) Komparasi
Implementasi Ekonomi Kerakyatan di Sektor Kelautan dan Perikanan.

Dengan diterbitkannya jurnal ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang ada kepada
masyarakat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang perikanan dan kelautan. Saran
dan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna kesempurnaan penerbitan jurnal ini dimasa
mendatang.

Redaksi

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Dewan Redaksi Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (JKSEKP) menyampaikan
penghargaan dan terima kasih sebesar - besarnya kepada para Mitra Bestari yang telah berpartisipasi
dalam menelaah naskah yang diterbitkan di jurnal ilmiah ini, sehingga jurnal ini dapat terbit tepat pada
waktunya. Mitra Beestari yang berpartisipasi dalam terbitan Volume 11 Nomor 1, Juni 2021 adalah:

1. Prof. Dr. Sonny Koeshendrajana (Ekonomi Sumber Daya - Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan)

2. Prof. Dr. Hari Eko Irianto (Pengolahan Hasil Perikanan - Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan)

3. Dr. Rilus A Kinseng (Sosiologi Pedesaan Kebijakan - IPB University)

4. Dr. Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si. (Ekonomi Sumber Daya - IPB University)

5. Dr. Suhana (Ekonomi Sumber Daya Kelautan - Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan
Peradaban Maritim)

6. Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP (Ekonomi Perikanan - Universitas Brawijaya)

7. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A. (Antropologi - Universitas Gadjah Mada)

8. Dr. Dian Wijayanto, SPi, MM, MSE (Ilmu Ekonomi - Universitas Diponegoro)

9. Umi Muawanah, Ph.D (Dinamika Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan - Balai Besar
Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan)
10. Dr. Teuku Muttaqin Mansur, S.Ag., M.H. (Hukum Adat - Universitas Syiah Kuala)
11. Dr. Rudi Alek Wauhyudin (Kebijakan Kelautan Perikan - Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan)

12. Radityo Pramoda, S.H., S.E., M.M ( Sistem Usaha Perikanan - Balai Besar Riset Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan)

13. Andrian Ramadhan, S.Pi., M.T. (Sistem Usaha Perikanan - Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan)

14. Rizky Muhartono, S.Pi., M.Si (Sistem Usaha Perikanan - Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan)

ii
ISSN 2089-6980

JURNAL KEBIJAKAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN


Volume 11 Nomor 1, Tahun 2021

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

ANALISIS SITUASIONAL KINERJA EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA


PADA MASA PANDEMI COVID-19
Oleh : Freshty Yulia Arthatiani, Budi Wardono, Estu Sri Luhur dan Tenny Apriliani .......................... 1 - 12

PENYUSUNAN TOLOK UKUR PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN


UNTUK KEARIFAN LOKAL DI DESA ADAT KEDONGANAN PROVINSI BALI
Oleh : Ari Kurniawan, Darmawan, dan Wawan Oktariza .................................................................... 13 - 30

USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PULAU SEBATIK DALAM MENDUKUNG


SKPT SEBATIK
Oleh : Asnawi, Firsta Kusuma Yudha, dan Umi Muawanah .............................................................. 31 - 40

KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BALI


Oleh : Kadek Diah Kencana Putri, Dwi Putra Darmawan, dan Gede Mekse Korri Arisena .............. 41 - 50

PERSEPSI TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN KEMBALI IZIN KAPAL IKAN


BUATAN LUAR NEGERI DI PERAIRAN INDONESIA
Oleh : Rismutia Hayu Deswati, Tenny Apriliani, Risna Yusuf, dan Irwan Muliawan ......................... 51 - 61

EVALUASI PEMANFAATAN PELABUHAN KAMAL UNTUK WISATA BAHARI


PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU MENGGUNAKAN
PEMODELAN RAPFISH
Oleh : Firman Farid Muhsoni, Muhammad Zainuri, dan Indah Wahyuni Abida ................................. 63 - 73

KOMPARASI IMPLEMENTASI EKONOMI KERAKYATAN DI SEKTOR


KELAUTAN DAN PERIKANAN
Oleh : Nining I Soesilo ....................................................................................................................... 75 - 89

iii
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)

EVALUASI PEMANFAATAN PELABUHAN KAMAL UNTUK WISATA


BAHARI PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU
MENGGUNAKAN PEMODELAN RAPFISH
Evaluation of The Use of Kamal Port For Bahari Tourism Suramadu
Bridge Using Rapfish Modeling

*Firman Farid Muhsoni, Muhammad Zainuri, dan Indah Wahyuni Abida


Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang, Perumahan Telang Inda, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur 69162, Indonesia
Diterima tanggal: 13 Oktober 2019; Diterima setelah perbaikan: 20 Mei 2021;
Disetujui terbit: 25 Juni 2021

ABSTRAK

Pasca pembangunan Jembatan Suramadu, Pelabuhan Kamal mengalami penurunan aktivitas


secara drastis. Kondisi ini menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat sebesar 98%. Pemerintah
Kabupaten Bangkalan merencanakan untuk mengembangkan kawasan Pelabuhan Kamal sebagai
alternatif penyeberangan dan wisata baharí. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keberlanjutan
wisata bahari yang direncanakan tersebut, ditinjau dari dimensi ekologis, sosial, ekonomi, potensi
sumber daya, hukum dan kelembagaan. Metode yang digunakan adalah Rapid Appraissal for Fisheries
(RAPFISH), yang didasarkan pada teknik ordinasi menggunakan Multi-Dimensional Scaling (MDS).
Data diambil dengan kuesioner yang digunakan untuk melakukan wawancara terhadap 43 responden
yang melakukan aktivitas di Pelabuhan, yaitu wiraswata/pedagang 28 orang, pegawai pemerintah 4
orang dan penduduk 11 orang. Hasil analsis menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan untuk dimensi
ekologi adalah 43,52, dimensi sumber daya 31,84, dimensi ekonomi 35,78, dan dimensi sosial 31,84
dan dikategorikan sebagai ‘kurang berkelanjutan’. Sementara itu, dimensi hukum dan kelembagaan
mempunyai nilai 10,33 sehingga dikategorikan sebagai ‘tidak berkelanjutan’. Hasil ini menunjukkan bahwa
semua dimensi memerlukan intervensi sehingga rencana pembangunan wisata bahari di Suramadu oleh
Pemerintah Kabupaten Bangkalan dapat berlanjut. Dari hasil analisis leverage, diperoleh hasil bahwa
intervensi direkomendasikan untuk diprioritaskan pada atribut ekologi, potensi sumber daya, ekonomi,
sosial, hukum dan kelembagaan.

Kata Kunci: Kamal; Rapfish; MDS; wisata bahari; Suramadu

ABSTRACT
After the construction of Suramadu Bridge, Kamal Port experienced a drastic decline in its
activity. This condition caused a decrease in people’s income by up to 98%. The Bangkalan Regency
Government has planned to develop the Kamal Port area as an alternative crossing and marine
tourism. The study aimed to analyze the sustainability index of marine tourism plan at the Kamal Port
based on ecological, social, economic, potential resource, legal, and institutional. The method used
was Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) based on ordination technique using Multi-Dimensional
Scaling (MDS). Data were collected thorugh questionnaired interviews with 43 relevant respondents
at the port, namely 28 entrepreneurs/traders, 4 government officials, and 11 residents. Result of the
analysis showed that the sustainability index of ecological dimension was 43.52, resources 31.84,
economy 35.78, social 31.84, all of which fell into the less sustainable category. Meanwhile, the legal
and institutional dimensions have a value of 10.33, all of which were categorized as ‘unsustainable’.
These results suggest further intervention on all dimension for the continuity of the marine tourism plan
in Suramadu. Based on the leverage analysis, it is recommended to prioritize intervention on ecological,
resource potential, economic, social, legal, and institutional attributes.

Keywords: Kamal; Rapfish; MDS; marine tourism; Suramadu

Korespondensi Penulis:
*

email: firmanfaridmuhsoni@trunojoyo.ac.id 63
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v11i1.8230
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2021: 63-73

PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten Bangkalan


merencanakan untuk mengarahkan Kawasan
Di dalam Rumusan Strategi dan Skenario Pelabuhan Kamal menjadi alternatif
Pembiayaan Penyeberangan Ujung Kamal (2011) penyeberangan dan wisata baharí (Widjajanto
disebutkan bahwa sebelum adanya Jembatan et al., 2017). Arahan revitalisasi Pelabuhan
Suramadu, Pelabuhan Kamal merupakan Kamal dilakukan melalui: pengembangan wisata
salah satu gerbang utama menuju Pulau Madura. bahari, pengembangan bangunan maupun
Pelabuhan tersebut menciptakan berbagai kegiatan sarana dan prasarana untuk mendukung wisata
sosial ekonomi masyarakat empat kabupaten di bahari, aspek institusional untuk mendukung
Pulau Madura, yang kemudian sangat bergantung wisata bahari (Akbarwati & Ariastita, 2013). Ada
pada kegiatan penyeberangan di pelabuhan sebagian pihak yang skeptis terhadap rencana
tersebut (Widjajanto, R., Kumalawati, N., & Zefri, ini karena pembangunan wisata belum tentu
2017). Perkembangan sosial ekonomi tersebut memberikan multiplier effect yang tinggi terhadap
sangat bervariasi. Pada bidang ekonomi misalnya masyarakat (Mira, 2014). Dengan latar belakang
adalah berbagai kegiatan penjualan produk- ini, perlu dilakukan kajian yang dapat memberikan
produk bermerek seperti KFC, Dunkin Donat dsb., gambaran terntang prospek dari rencana
maupun penyedia produk-produk lokal termasuk pemerintah kabupaten tersebut. Dalam makalah ini,
toko-toko cemilan, buah, souvenir, warung nasi, dilaporkan hasil penelitian terkait, yang ditujukan
restoran, pasar, dan sebagainya. Kegiatan-kegiata untuk menganalisis keberlanjutan daya dukung
ekonomi tersebut juga meningkatkan pendapatan ekologis, sosial, ekonomi, potensi sumber daya,
daerah, dimana Pelabuhan Kamal menyumbang hukum dan kelembagaan di Pelabuhan Kamal
penghasilan daerah melalui pajak barang yang sebagai wisata bahari.
diangkut melalui pelabuhan tersebut; sebelum
adanya Jembatan Suramadu. Tahun 2008 RAPID APPRAISSAL FOR FISHERIES (RAPFISH)
pelabuhan tersebut secara total melayani
penumpang roda 2, roda 4 dan bagasi sebanyak Metode yang digunakan dalam penelitian
8.307.522 dan pada tahun 2009 (setelah peresmian ini adalah Rapid Appraissal for Fisheries
Jembatan Suramadu) turun 27,67% menjadi (RAPFISH). Analisis RAPFISH digunakan untuk
6.009.223. Dari sudut pandang sosial, kontribusi mengevaluasi sustainability dari perikanan secara
penting pelebuhan tersebut adalah dalam bentuk multidisipliner. Metode ini analisis dilakukan
penyediaan lapangan pekerjaan akses urbanisasi terhadap semua dimensi secara bersama
(Jannah, 2016). sehingga dihasilkan suatu vector skala. Rapfish
menggambarkan kondisi yang dianalisis secara
Pasca pembangunan Jembatan Suramadu, cepat dan komprehensif dengan hasil cukup
Pelabuhan Kamal mengalami penurunan aktivitas akurat status keberlanjutan sumber daya,
secara drastis. Jumlah kapal ferry yang beroperasi dan akhirnya dapat dijadikan bahan untuk
menurun dari 19 kapal tahun 2008 menjadi menentukan kebijakan yang tepat. Rapfish
3 unit kapal tahun 2010 (Andriyani, Muna, & merupakan sebuah metode MCA (Multi Criteria
Nofeti, 2019). Tiga kapal yang masih beroperasi, Analysis), yang dioperasikan dengan teknik
2 kapal milik ASDP dan 1 kapal milik swasta ordinasi (menempatkan pada urutan atribut
kerugian rata-rata Rp 15 miliar per tahun (Salman, yang terukur) menggunakan Multi-Dimensional
2018; Bisri, 2019). Sejauh ini kegiatan-kegiatan Scaling (MDS) (Pitcher & Preikshot, 2001;
ekonomi yang baru masih sulit berkembang Pitcher, 1999; Suresha Adiga, Ananthan,
karena sejumah faktor. Beberapa faktor tersebut Ramasubramanian & Divya Kumari, 2015).
di antaranya adalah minimnya investasi, tingginya Pada awalnya metode ini dikembangkan
intensitas pemanfaatan lahan, penurunan aktivitas untuk kebijakan pembangunan perikanan
ekonomi, belum adanya kebijakan pemerintah, berkelanjutan, tetapi kini berkembang untuk
belum jalannya regulasi pemanfaatan ruang, bidang-bidang lain termasuk kehutanan,
buruknya pemenuhan fasilitas dan pelayanan, pertanian, peternakan dan pengelolaan lingkungan
belum adanya kebijakan pengelolaan kawasan (Erwina, Kurnia & Yonvitner, 2016; Muhsoni
pelabuhan, dan partisipasi masyarakat yang & Sofarini, 2016; Tetelepta, Natan, Pattikawa,
terbatas (Widjajanto et al., 2017). Perurunan Ongkers & Pattiasina, 2019; Warningsih, Hendrik &
aktivitas lama dan belum berkembangnya kegiatan Suaseh, 2020; Fikri, Darmono, Tetelepta, Damora
baru menyebabkan penurunan pendapatan & Muzammil, 2018).
masyarakat sebesar 98%. .

64
. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)

Pada dimensi ekologi, hasil pengukuran


perairan dibandingkan dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun
2004 (Kementerian Negara Lingkungan Hidup,
2004). Pada dimensi hukum dan kelembagaan,
batasannya adalah apakah ada peraturan-peraturan
yang mendukung pengembangan pelabuhan
kamal sebagai wisata bahari dan kegiatan-kegiatan
lembaga pemerintah dan non pemerintah yang
secara aktif melakukan kegiatan untuk mendukung
Kamal sebagai wisata bahari. Dimensi sumber
daya sifatnya berupa fisik dan faktor lingkungan.
Dimensi ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang dapat memberikan pendapatan bagi
masyarakat Kamal.

Skala keberlanjutan ditunjukkan pada pada


Tabel 1. Jumlah responden dalam penelitian
ini sebanyak 50 orang, terdiri dari: aparat desa,
Gambar 1. Analisis Rapfish Dengan Diagram Layang-Layang. pedagang makanan, pedagang oleh-oleh, pedangan
Gambar 1. Analisis Rapfish Dengan Diagram Layang-
Figure 1. RapfishLayang.
Analysis With Kite Diagrams souvenir, angkutan umum dalam pelabuhan, kuli
Sumber :(Pitcher & Preikshot, angkut pelabuhan, petugas pelabuhan, pekerja
Figure 1. Rapfish Analysis2001; Cissé
With Kite et al., 2014)
Diagrams.
besi tua kapal bekas, warga di sekitar pelabuhan.
Sumber:(Pitcher & Preikshot, 2001; Cissé et al., 2014)/
Source:(Pitcher & Preikshot, 2001; Cissé et al., 2014)
Penentuan jumlah responden ini mengikuti
s Status Keberlanjutan Pengelolaan. panduan yang tertulis dalam Suparyanto (2010),
gement Sustainability Status
Penelitian Index. dalam tujuh tahapan.
ini dilakukan menjelaskan disarankan jumlah responden untuk
ilai Indeks/ Index Kategori
Pertama adalah penetapan lima dimensi yang Keberlanjutan/ uji minimal 30 responden. Responden yang dipilih
Sustainability
Value akan dianalisis. Kelima dimensi tersebut adalah Category adalah orang yang melakukan aktifitas secara
0 - 25 dimensi ekologi (9Tidak atribut), ekonomi (6 Not atribut), langsung yang berhubungan dengan pelabuhan
Berkelanjutan/ sustainable
sosial (5 atribut), sumber daya (5 atribut), dan Kamal. Penentuan responden menggunakan
>25 - 50 Kurang Berkelanjutan/Less sustainable
teknik purposive sampling (Sugiyono, 2017;
>50 - 75 Hukum dan kelembagaan (8 atribut). Kedua
Cukup Berkelanjutan/Simply sustainable
adalah skoring aspek berkelanjutan pada masing- Sudiarta & Suardana, 2016; Mahfrudin, Yuniarti &
>75 - 100 Sangat Berkelanjutan/Very sustainable Ruchimat, 2020).
masing dimensi (pada skala 1-5). Ketiga adalah
(Purwaningsih & Santosa, 2015; Erwina et al., 2016)
penyajian hasil skoring dalam skala ordinal
dengan analisis Multi-Dimensional Scaling (MDS). POTENSI PELABUHAN KAMAL
Keempat adalah penentuan posisi pengelolaan
an penelitianpadaini: ordinal
(1) Mengunakan
bad dan good Kelimapendekatan 5 dimensi: dimensi
adalah analisis
Hasil ekologi
identifikasi lapang menunjukkan
bahwa potensi wisata di kawasan Pelabuhan
kestabilan
onomi (6 atribut), atribut
sosial (5dengan
atribut), Monte Carlo Analysis.
sumber daya (5 atribut), Hukum dan
Kamal terdapat pada dua dermaga, yaitu Dermaga
Keenam adalah identifikasi atribut sensitif dengan
(8 atribut); sensitifity
(2) Melakukan skoringanalysis,
analysis (Leverage berkelanjutan pada masing- Timur, perkampukan di
aspekidentifikasi Barat dan Dermaga
sekitar dermaga, budaya lokal, dan pesisir pantai.
nsi (pada skala ini untuk
1-5);menentukan atribut mana
(3) Menyajikan hasil yangskoring
sensitif dalam skala ordinal
Dermaga Timur mempunyai pemandangan yang
untuk mengubah ordinasi.). Ketujuh adalah
indah, tempat berkumpul atau tempat kegiatan
sis Multi-Dimensional
penggambaran Scaling (MDS);
skala indeks (4) Menentukan
keberlanjutan dalam posisi pengelolaan
kuliner, dengan dukungan empat lokasi resto.
diagram layang-layang (Gambar 1) (Kavanagh &
bad dan god; (5) Melakukan analisis kestabilan atribut dengan
Posisi DermagaMonte
Timur yang menjorok ke pantai
Pitcher, 2004).
s; (6) Mengidentifikasi atribut sensitif dengan sensitifity analysis (Leverage
Tabel 1. Indeks Status Keberlanjutan Pengelolaan.
ntifikasi ini untuk menentukan
Table atribut
1. Management mana yang
Sustainability Statussensitif
Index. untuk mengubah
No.
Skala indeks keberlanjutan Nilai Indeks/
digambarkan dalam diagram Kategori Keberlanjutan/
layang-layang
Index Value Sustainability Category
bar 1) (Kavanagh1 & Pitcher, 2004).
0 - 25 Pada dimensi ekologi hasil
Tidak Berkelanjutan/Not sustainable
2 >25 - 50 Kurang Berkelanjutan/Less sustainable
perairan dibandingkan
3 dengan Keputusan
>50 - 75 Menteri Negara Lingkungan sustainable
Cukup Berkelanjutan/Simply
4 >75 - 100 Sangat Berkelanjutan/Very sustainable
1 Tahun 2004 (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2004). Pada
Sumber: (Purwaningsih & Santosa, 2015; Erwina et al., 2016)/Source: (Purwaningsih & Santosa, 2015; Erwina et al., 2016)
m dan kelembagaan batasannya adalah apakah ada peraturan-peraturan
65

4
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2021: 63-73

memiliki panorama utama berupa Jembatan ‘kurang berkelanjutan’, yaitu berada pada kisaran
Suramadu. Sementara itu, Dermaga Barat memiliki dengan nilai indeks >25-50. Dengan nilai stress
panorama matahari terbenam, dengan bangunan- sebesar 0.1370 dan R2 sebesar 95,2%, mengacu
bangunan yang dapat pula dimanfaatkan untuk pada Kavanagh & Pitcher (2004) hasil tersebut
sarana penunjang wisata, kegiatan perdagangan. memiliki ketepatan yang tinggi. Analisis dimensi
Dermaga Barat juga memungkinkan untuk ekologi ini menempatkan atribut-atribut pH,
pengembangan jasa dan terminal. Hal ini dapat kandungan fosfat dan kecerahan perairan sebagai
dikembangan dengan mememnfaatkan dua 3 atribut yang paling berpengaruh pada dimensi
bangunan bekas kantor ASDP seluas 1.036 m2 tersebut (Gambar 3b).
dan 958 m2, bekas pasar oleh-oleh dan souvenir
Pada Gambar 3a dan 3b adalah gambaran
seluas 1.675 m2, kios makan di Dermaga I
lapang tentang atribut-atribut pada dimensi ini.
seuas 344 m2), kios makan di Dermaga II seluas
Lokasi di sekitar pemukiman dan pemotongan
825 m2), lapangan Dermaga I seluas 3.442
kapal pada kondisi sedikit berbau, lokasi dok
m2, terminal pelabuhan seluas 5.809 m2; (3)
kapal agak bau, lokasi pelabuhan penyebrangan
Perkampungan di dekat pelabuhan pun potensial
kapal feri sangat bau. Terkait kecerahan perairan,
dikembangkan untuk wisata kampong. Kampung
teridentifikasi bahwa semua lokasi memiliki
kejawan, dengan luas 37.940 m2, posisi kampung
kecerahan < 2 m. Sampah ditemukan di sepanjang
disebelah pelabuhan yang menghubungkan
pantai, area pemukiman dan pelabuhan. Lapisan
Pelabuhan I dan II merupakan kampung yang
minyak banyak terdapat di perairan, terutama di
indah apabila dibenahi. Kemudian, budaya
Pelabuhan Timur, area pemotongan kapal dan
lokal selamatan laut berupa festival bahari
pemukiman. Untuk keasaman, diperoleh nilai
Kamal, biasanya diadakan bulan Desember juga
rata-rata pH perairan antara 6,9-7,7 atau dalam
merupakan tradisi yag memiliki nilai jual
kondisi baik atau cukup baik. Nilai DO perairan
wisata. Sejanjutnya, potensi yang juga perlu
berada pada kisaran 4,2-4,5 mg/l atau dalam
dipertimbangnan adalah pesisir pantai, yang
kondisi cukup/kurang baik. Kandungan fosfat
dapat dikembangkan untuk lokasi kuliner, terletak
perairan berkisar antara 5,53-5,55 mg/l atau dalam
di jalur masuk pelabuhan II kearah Batuporon
kondisi sangat baik. Kandungan nitrat berada
dengan panjang sekitar 750m. Lokasi potensial
pada kisaran 0,001-0,195 mg/l atau dalam kondisi
dapat dilihat pada Gambar 2.
tidak baik. Kandungan timbal di perairan berkisar
DIMENSI EKOLOGI antara 0,005-0,043 mg/l atau dalam kondisi cukup
tinggi. Mengacu pada baku mutu air laut untuk
Analsis Rapfish indeks keberlanjutan wisata bahari (Kementerian Negera Lingkungan
untuk dimensi ekologi menghasilkan nilai 43,52. Hidup, 2004; Mutmainah & Adnan, 2018), nilai-nilai
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
(Gambar 3a). Nilai ini masuk dalam kategori tersebut di atas menunjukkan bahwa bahwa kondisi

Gambar 2. Potensi Pelabuhan Kamal Pengambilan Gambar Menggunakan Drone.


Gambar 2. Potensi Pelabuhan Kamal Pengambilan Gambar Menggunakan Drone.
Figure 2. Potential of the Kamal Port Taking Pictures Using Drones
Figure 2. PotentialSumber
of the Kamal Port
: data Taking
lapang Pictures Using Drones.
(2019)
Sumber: Data lapang (2019)/Source:Field data (2019)
DIMENSI EKOLOGI
Hasil analsis Rapfish indeks keberlanjutan dimensi ekologi mendapatkan nilai
43,66
52. (Gambar 3a). Nilai ini masuk dalam kategori kurang berkelanjutan (dengan nilai
indeks >25-50). Nilai stress sebesar 0.1370 dengan R2 sebesar 95, 2%. Kavanagh &
Pitcher (2004) menjelaskan apabila nilai stress <0, 25 dan koefesien determinasi
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …

60 UP Leverage of Attributes

Other Distingishing Features


40 Timbal (Pb) 2.41
20 3.19
BAD GOOD Fosfat (PO4-P) 3.66

Attribute
0 0.80
0 100
43.52 pH 5.96
-20
0.23
-40 Sampah 2.37
3.47
-60 Bau perairan 1.23
DOWN

0 2 4 6 8
Fisheries Sustainability

Real Fisheries References Anchors


Root Mean Square Change in
Ordination when Selected…
Commented [A7]: Pasti

Gambar 3a. Hasil Rap Analysis Dimensi Ekologi; 3b.,Faktor Sensitif yang Mempengaruhi Keberlanjutan Ekologi.
Commented [A8]: Reso
,Gambar 3a. Hasil RAP AnalisisRap Analysis Dimensi Ekologi; 3b. Faktor Sensitif yang gambar yang lebih terbaca
Figure 3a. Results of Rap analysis of Ecological Dimensions; 3b. Sensitive Factors That Affect Environmental
Mempengaruhi Keberlanjutan Ekologi.
Sustainability.
Figure 3a. Results of Rap analysis of Ecological Dimensions; 3b. Sensitive
Factors That
Sumber: Data lapang (2019)/Source:Field Affect Environmental Sustainability.
data (2019)
Sumber : analisis data lapang (2019)

Berikut adalah Hasilgambaran pengamatan lapang tentang atribut-atribut pada


ekologi dimensi
perairanini. Lmendapatkan
Pelabuhan Kamal lokasi dekat berada Berdasarkan
di sekitar pemukiman dan pemotongan data kapalstatistik, jumlah
dibawah pada angka-angka
kondisi sedikit baku mutul. Lokasi
berbau, air lautdokyang
kapal padapenangkapan
kondisi agak bau, di lokasi
laut pelabuhan
di Kecamatan Kamal
dipersyaratkan untuk wisata bahari. . tahun
penyebrangan kapal fveri pada konsisisangat bau sekali/bau. Terkait kKecerahan2013 adalah sebesar 98,6 ton dan tahun
perairan, teridentifikasi bahwa di semua lokasi pengukuran memiliki kecerahan < 2 m,Komunikasi dan
2016 sebesar 117 ton (Dinas
DIMENSIhal SUMBER DAYA Informatika Kabupaten Bangkalan, 2017). Jumlah
ini menunjukkan perairan Pelabuhan Kamal keruh. Sampah ditemukan di sepanjang
pantai, area pemukiman dan pelabuhan.
penangkapan ini hanya 0,4% dari hasil tangkap
Lapisan minyak banyak terdapat di perairan,
Analisis Rapfish indeks keberlanjutan di Kabupaten Bangkalan; akan tetapi, hasil dari
dimensi terutama
sumber daya di pelabuhan Pelabuhan
menghasilkan nilaiTtimur,
31,84area wawancara
pemotongan kapal dan pemukiman.
dengan nelayan yang melakukan
(Gambar Untuk 4a). keasaman,
Nilai ini diperoleh
masuk nilai dalam rRata-rata
kategori pH perairan antara 6,9 - 7,7 atau dalam pada
penangkapan di perairan Kamal menunjukkan
‘kurang kondisi berkelanjutan’,
baik atau cukup yaitu baik.berada
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
pada berada
Nilai DO perairan pada kisaran 4,2 - 4,5 mg/l atau
bahwa penangkapan ikan di sekitar perairan
kisaran dengan
dalam pada nilai kondisi
indeks cukup
>25-50. Dengan
/ kurang nilai
baik. Kaondungan fosfat perairan berkisar antara
Kamal sudah banyak mengalami penurunan
stress sebesar
5,53 - 5,55 0.1457 mg/l dan
atau R2dalam sebesar 92,26%,
pada kondisi sangat baik. Kandungan nitrat berada pada
dibandingkan 25 tahun lalu; penurunan tersebut
mengacukisaran pada Kavanagh
0,001 - 0,195 & Pitcher
mg/l pada (2004) hasil kondisi
atau dalam tidakterjadi
bahkan baik. Kandungan
lebih dari timbal
50%. diKondisi tersebut
DIMENSI POTENSI SUMBER DAYA
tersebut perairan
memiliki berkisar
ketepatan antarayang 0,005tinggi.
- 0,043Hasil
mg/l pada atau dalam kondisi cukup
bersifat negatif untuk perikanan tinggi.tangkap, namun
analisisHasil analisis Rapfish
leverage
Berdasarkan
indeks keberlanjutan
keberlajutan
Mengacu padasumber baku mutu
dimensi sumber daya menunjukkan
dayaair pengamatan di lapangan menunjukkan fakta di
laut untuk wisata bahari (Kementerian
nilai 31,84 (Gambar
menunjukkan bahwa 4a). Nilai ini masuk dalam
atribut-atribut kategori kurang berkelanjutan (dengan
paling
Negera Lingkungan Hidup, 2004; Mutmainah mana2018),
& Adnan, hampir setiap
nilai-nilai hari di
tersebut di atas
sekitar pelabuhan
berpengaruh
nilai indeks adalah
>25-50). Nilai‘pemukiman
stress pada dimensi penduduk’,
menjelaskan seharusnya perairan tidak berbau, kecerahan
ini sebesar 0,1457
Kamal dengan R
ditemukan
2
sebesar
masyarakat
>6, tidak terdapat sampah, yang memancing
‘hasil penangkapan
92,26% menunjukkan ikan’,
memiliki dan
ketepatan‘pembuangan
tidak terdapat lapisan minyak diperairan, pH 7-8,5, yang tinggi mendekati
ikan Oksigen data
untuk terlarutaslinya.
tujuan (DO) Hasil
hobi. >5Dari
mg/l,sudut pandang
limbah’ (Gambarkeberlajutan
4b). pengembangan
analisis leverage
kandungan fosfat 0,015 sumber mg/l,daya seperti
nitrat padamg/l,
0,008 Gambar
dan 4b.timbal wisata,
(Pb) 0,005 hal ini dapat dipandang
mg/l.

8
Leverage of Attributes
Hasil penangkapan ikan 2.14
Attribute

0.97
Pembuangan limbah 1.1
0.43
Pemukiman penduduk 4.17
0 1 2 3 4 5
Root Mean Square Change in Ordination when Selected…

Gambar 4a. Hasil RAP Analisis Dimensi Sumber Daya; 4b. Faktor Sensitif yang
Gambar 4a. Hasil Rap Analysis Dimensi
Mempengaruhi SumberPotensi
Keberlanjutan Daya; 4b. Faktor Sensitif
Sumber Daya. yang Mempengaruhi Keberlanjutan
Figure 4a. Results
Potensiof RAP Resource
Sumber Daya. Analysis; 4b. A Sensitive Factor That Affects
Figure 4a. Results ofthe Sustainability
RAP of Resource
Resource Analysis; 4b. APotential
Sensitive Factor That Affects the Sustainability of
Sumber : analisis data lapang (2019)
Resource Potential.
Sumber:Jumlah
Data lapang (2019)/Source:Field
penangkapan di lautdata
di(2019)
Kecamatan Kamal tahun 2013 (Data statistik)
sebesar 98,6 ton dan tahun 2016 sebesar 117 ton (Dinas Komunikasi dan Informatika
67
Kabupaten Bangkalan, 2017). Jumlah penangkapan ini hanya 0,4 % dari hasil tangkap
di Kabupaten Bangkalan, akan tetapi hasil dari wawancara dengan nelayan yang
melakukan penangkapan di perairan Kamal mendapatkan bahwa penangkapan ikan di
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2021: 63-73

sebagai potensi untuk perikanan rekreasi Terdapat 59% masyarakat yang


(recreational fishing). memanfaatkan sumber daya di sekitar Pelabuhan
Kamal, antara lain: menjual makanan dan oleh-oleh,
Aspek negatif yang ada pada dimensi ini
menjual cendera mata, menjual buah-buahan
adalah bahwa sejauh ini belum ada penataan
lokal, usaha angkutan umum dari pelabuhan, usaha
yang baik. View di Pelabuhan Timur dan Barat
besi tua dari kapal bekas Sementara itu, 41%
sangat baik untuk wisata kuliner di pesisir pantai,
masyarakat tidak memanfaatkan sumber daya di
potensi wisata budaya, dan potensi kampung
sekitar pelabuhan; mereka adalah masyarakat yang
wisata, namun masyarakat membuang limbah ke
tinggal di Kamal namun bekerja di tempat lain,
laut dan membuat MCK di sekitar pantai. Vegetasi
misal Surabaya. Menurunnya kesempatan di
atau pohon di sepanjang pelabuhan Kamal
Pelabuhan Kamal terjadi sejak diresmikannya
masih sangat jarang dan perlu diperrimbun
jembatan Suramadu, yang menyebabkan
apabila lokasi tersebut akan dijadikan tempat
penurunan jumlah penumpang dan jumlah kapal
wisata. Sementara itu, permukiman di sepanjang
yang beroperasi (Andriyani, et al., 2019). Karena
pesisir ditemukan dalam kondisi kurang
itu, potensi yang masih ada masih terabaikan dan
tertata. Setyaningrum, Budi, & Masduqi (2017)
perlu dikembangkan sehingga masyarakat bisa
keberagaman sumber daya alam pesisir seperti
memanfaatkan potensi tersebut untuk mencari
ini merupakan aspek positif dalam pengembangan
nafkah. Dampak lain yang terjadi adalah hilangnya
wisata baru.
pemasukan dari Pelabuhan Kamal dalam bentuk
restruibusi jasa penyebrangan, baik untuk
DIMENSI EKONOMI
kabupaten maupun desa. Hal tersebut terjadi
Analisis Rapfish indeks keberlanjutan karena setelah keberadaan jembatan Suramadu,
dimensi ekonomi menghasilkan nilai 35,78 ASDP yang merupakan pengelola mengalami
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
(Gambar 5a). Nilai ini masuk dalam kategori kerugian. Pendapatan masyarakat yang membuka
‘kurang berkelanjutan’, yaitu pada kisaran nilai usaha menjual makanan dan oleh-oleh, menjual
indeks >25-50. Dengan nilai stress sebesar cendera mata, menjual buah-buahan lokal di
0.1401 dan
sebagian besar R2 investasi
sebesar 94,7%, mengacu pada
yang mendirikan usaha pelabuhan sebagian besar
di sekitar Pelabuhan penghasilannya di
adalah
Kavanagh & Pitcher (2004) hasil tersebut bawah UMR Kabupaten Bangkalan tahun 2019
pendatang (usaha besi tua kapal bekas, dokingkapal).
memiliki ketepatan yang tinggi. Hasil analisis
Penyerapan tenaga kerja
(Rp1.801.406,-). Investasi yang ada sekarang
untuk
leveragemasyarakat
untuk dimensi kecil ekonomi
di sekitar pelabuhan sebagian
menunjukan rendah (<20% dari jumlah
besar investasi yang mendirikan usaha
tiga atribut paling berpengaruh, yaitu ‘kerjasama di sekitar Pelabuhan adalah pendatang (usaha
responden). Hal tersebut karena minimnya lapangan pekerjaan di Pelabuhan
dengan orang luar’, ‘sumbangan terhadap besi tua kapal bekas, dokingkapal). Penyerapan
Kamal
PDRB’akibat sepinya penyebrangan.
dan ‘keberadaan kegiatan bernuansa Pengembangan
wisata tenaga Pelabuhan Kamal
kerja untuk untuk kecil di sekitar
masyarakat
bahari’ bahari
wisata Gambar 5b. merupakan potensi usaha yang pelabuhan
belum rendah (< 20% dari di
dikembangkan jumlah responden).

Pelabuhan Kamal.

Leverage of Attributes
Pencaharian mayoritas masyarakat 0.17
Sumbangan terhadap PDRB 6.95
Attribute

Pendapatan dari usaha di Pelabuhan Kamal 0.03


Kerjasama dengan orang luar 11.21
Penyerapan Tenaga kerja di Pelabuhan Kamal 0.11
Kegiatan bernuansa wisata bahari 3.05
0 10 20
Root Mean Square Change in Ordination when Selected
Attribute…

Gambar 5a. Hasil RAP Analisis Dimensi Ekonomi; 5b. Faktor Sensitif Yang
Mempengaruhi
Gambar 5a. Hasil Rap Keberlanjutan
Analysis Dimensi Ekonomi; 5b.Ekonomi.
Faktor Sensitif yang Mempengaruhi Keberlanjutan
Figure 5a. Results of RAP Economic Dimension Analysis; 5b. Sensitive Factors
Ekonomi.
Figure 5a. Results ofThat
RAPAffect Economic
Economic Sustainability.
Dimension Analysis; 5b. Sensitive Factors That Affect Economic
Sumber : analisis data lapang (2019)
Sustainability.
Sumber: Data lapang (2019)/Source:Field data (2019)

DIMENSI SOSIAL
68
Dimensi sosial menunjukkan nilai rap analisis sebesar 31,84 (Gambar 6a). Nilai
ini masuk dalam kategori kurang berkelanjutan (dengan nilai indeks >25-50).
Maknanya bahwa kondisi sosial ini menunjukkan banyak aspek sosial yang lemah
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)

Hal tersebut dikarenakan minimnya lapangan Terkait, pemahaman aspek lingkungan,


pekerjaan di Pelabuhan Kamal akibat sepinya diperoleh bahwa masyarakat telah memiliki
penyebrangan. Pengembangan Pelabuhan Kamal pemahaman bahwa membuang sampah ke pantai
untuk wisata bahari merupakan potensi usaha berakibat mencemari laut, namun di sepanjang
yang belum dikembangkan di Pelabuhan Kamal. pantai masih banyak ditemukan sampah. Perlu ada
peningkatan kesadaran masyarakat, penambahan
DIMENSI SOSIAL sarana tempat sampah dan dukungan pemerintah
kabupaten agar pengangkutan sampah ke tempat
Dimensi sosial menunjukkan nilai pembuangan akhir bisa lebih terjadwal. Terdapat
Rap Analysis sebesar 31,84 (Gambar 6a). Nilai usaha yang bisa mengakibatkan pencemaran
ini masuk dalam kategori ‘kurang berkelanjutan’, perairan, sehingga perlu dilakukan penanganan
yaitu dalam kisaran nilai indeks >25-50). Maknanya limbah agar tidak mencemari perairan. Masyarakat
adalah bahwa banyak aspek sosial yang lemah, paham bahwa limbah industri atau rumah tangga
yang menjadi faktor yang perlu diperbaiki untuk perlu dilakukan pengolahan sebelum di buang ke
mengembangkan Pelabuhan Kamal. Dengan nilai perairan, namun sarana dan fasilitas pengolahan
stress sebesar 0.1433 dan R2 sebesar 94,8%, belum ada.
mengacu pada Kavanagh & Pitcher (2004) hasil
tersebut memiliki ketepatan yang tinggi. Hasil Tidak ada konflik antara sesama pengguna
analisis leverage keberlajutan sosial menunjukkan sumberdaya, misalnya antara nelayan dengan
adanya tiga atribut yang paling berpengaruh pengusaha atau antar kelompok masyarakat
yaitu: ‘konflik pemanfaatan pelabuhan’, ‘konflik di sekitar pelabuhan dari hasil kuisioner yang
antar pengguna sumber daya’, ‘pemahaman dapat menghambat pengembangan pelabuhan
pencemaran’ (Gambar 6b). Kamal. Karena itu, masyarakat pun mendukung
pengembangan Pelabuhan Kamal, untuk
Charles (2001) dan Dyawati, Lidya, Ini dikembangkan menjadi Wisata Bahari.
& Pahrozi (2018) membedakan konflik yang
muncul terkait pemanfaatan sumber daya DIMENSI HUKUM DAN KELEMBAGAAN
perikanan menjadi 4 tipologi: fishery jurisdiction,
management mechanism, internal allocation, Dimensi Hukum dan kelembagaan
external allocation. Dalam kajian ini konflik yang menunjukkan nilai Rap Analysis sebesar 10,33
dimaksud adalah jenis internal allocation, yaitu (Gambar 7a). Nilai ini masuk dalam kategori
konflik antara sesama pengguna sumber daya, ‘tidak berkelanjutan’, yaitu dalam kisaran nilai
misalnya antara nelayan dengan pengusaha. indeks ≤ 25. Dengan nilai stress sebesar
Di Pelabuhan Kamal, tingkat konflik pemanfaatan 0.1497 dan R2 sebesar 94,5%, mengacu pada
pelabuhan dan sekitarnya relatif nihil, sehingga Kavanagh & Pitcher (2004) hasil tersebut
lokasi ini potensial
Arahan Pemanfaatan untuk
Pelabuhan pengembangan
Kamal usaha
Paska Pembangunan memiliki....................
Jembatan Suramadu ketepatan yang
(Muhsoni, tinggi. Hasil analisis
F.F., at al)
yang mendukung wisata bahari.

Leverage of Attributes
Konflik pemanfaatan pelabuhan 3.92
Attribute

Pemahaman tentang limbah domestik 0.6

Pemahaman tentang pencemaran 1.34

Pemahaman tentang limbah industri 1.22

0
Root Mean Square Change in Ordination … 5
Gambar
Gambar 6a.Rap
6a. Hasil Hasil RAP Dimensi
Analysis AnalisisSosial;
Dimensi Sosial;
6b. Faktor 6b. Faktor
Sensitif Sensitif YangKeberlanjutan Sosial.
yang Mempengaruhi
Mempengaruhi Keberlanjutan Sosial.
Figure 6a. Results of RAP Analysis of The Social Dimension; 6b. Sensitive Factors That Influence Social
Figure 6a. Results of RAP Analysis of The Social Dimension; 6b. Sensitive
Sustainability.
Factors That Influence Social Sustainability.
Sumber: Data lapang (2019)/Source:Field data (2019)
Sumber : analisis data lapang (2019)

Charles (2001) dan Dyawati, Lidya, Ini & Pahrozi (2018) membedakan konflik
69
muncul terkait pemanfaatan sumberdaya perikanan menjadi 4 tipologi : fishery
jurisdiction, management mechanism, internal allocation, external allocation. Dalam
kajian ini konflik yang dimaksud adalah jenis internal allocation, yaitu konflik antara
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2021: 63-73

leverage dimensi hukum dan kelembagaan keberlanjutan tertinggi ditunjukkan oleh dimensi
menunjukkan adanya tiga atribut paling sosial, diikuti berturut-turut oleh (indeks 67,53),
berpengaruh yaitu ‘keterlibatan masyarakat’, diikuti berturut-turut oleh dimensi ekologi (49,42),
‘dukungan lembaga pendidikan’, dan ‘keberadaan dimensi ekonomi (35,78), dimensi potensi
kegiatan pemerintah yang terkait’ (Gambar 7b). sumber daya (31,84), dan dimensi hukum dan
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
kelembagaan (10,33) (Gambar 8). Hasil ini
Belum ada lembaga pemerintah yang
mengkonfirmasi bahwa pengembangan Pelabuhan
khusus mengelola pengembangan pelabuhan.
masing
Kamal menjadi lokasi wisata bahari memerlukan
dimensi sesuai dengan interferensi yang dilakukan. Rekomendasi dilakukan
Tidak ada lembaga permodalan yang mendukung
intervensi pada hampir semua dimensi apabila
usaha masyarakat sekitar pelabuhan padabaik semua swasta
dimensi.
rencana tersebut akan diteruskan.
maupun pemerintah. Kegiatan pemerintah
yang khusus mendukung pelabuhan untuk
pengembangan sebagai wisata bahari masih
sangat terbatas dan belum fokus. Belum ada
peraturan baik tingkat kabupaten atau desa
berkenaan dengan wisata bahari Kamal. Peran
masyarakat dalam mendukung pengembangan
Kamal menjadi wisata bahari belum signifikan.
Peran lembaga pendidikan juga masih sangat
sedikit dalam mendukung Kamal menjadi wisata
bahari. Belum ada penyuluhan atau bimbingan
dari aparat terkait dengan masalah-masalah
yang terjadi di pelabuhan Kamal. Mengacu Gambarpada 8. Diagram Layang Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan Hasil
Gambar..8...Diagram Layang Analisis Indeks dan
Erwiantono, Susilo, Aditya, Saleha & Budiayu Interferensi Untuk Pengembangan Pelabuhan Kamal.
Status Keberlanjutan Hasil Interferensi
Figure 8. Chart Analysis Index Elevation And Sustainability Status of Interference
(2016), hal yang perlu dilakukan dalam kondisi Results For theUntuk Pengembangan Pelabuhan
Development of the Kamal Port. Kamal.
seperti ini adalah revitalisasi peran lembaga Sumber : analisis data lapang (2019)
Figure 8. Chart Analysis Index Elevation and
lokal dengan meningkatkan kemampuan teknis,
J. Kebijakan KP Vol. ... No. ... Desember 2018 : hal… - …
Sustainability Status of Interference
manajerial dan sosial ekonominya. Results For the Development of the
Hasil analsis indeks keberlanjutan
Kamal Port. Pelabuhan Kamal untuk dimensi
Hasil-hasil analisis Rapfish
ekologi didalam
ataskategori kurang
Sumber: berkelanjutan.
Data lapang Dimensi
(2019)/Source:Field datasumberdaya
(2019) menunjukkan
DIMENSI HUKUM DAN KELEMBAGAAN
menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan wisatakurang berkelanjutan. Dimensi ekonomi menunjukkan dalam kategori
dalam kategori
Dimensi Hukum dan kelembagaan menunjukkan nilai rap analisis sebesar
bahari yang direncanakan dikembangkan di
kurang berkelanjutan. Nilai rendah
Dimensi sosial pada pembacaan
menunjukkan dalamindeks
kategori kurang
10,33 (Gambar 7a). Nilai ini masuk dalam kategori tidak berkelanjutan (dengan nilai
Pelabuhan Kamal mempunyai nilaiberkelanjutan.
rata-rata 39,37 keberlanjutan
Dimensi kelima
Hukum dan kelembagaan dimensi
dalamtersebut, hasil
kategori tidak berkelanjutan.
indeks ≤25). Nilai stress pada dimensi ini sebesar 0,1497 dengan R sebesar 94,5%,
2
dan dikategorikan sebagai ‘kurangHasil
berkelanjutan’.
analisis analisis
rapfish leverage
multidimensi pada
dengan bagian lain
menggunakan memberikan
teknik ordinasi melalui
ini menunjukkan memiliki ketepatan yang tinggi mendekati data aslinya. Hasil analisis
Di antara lima dimensi yang metodedianalisis, nilai petunjuk tentang atribut-atribut yang perlu
MDS menghasilkan nilai indeks keberlanjutan kurang berkelanjutan (masuk
leverage keberlajutan hukum dan kelembagaan pada Gambar 7b.
dalam nilai indeks >25-50). Rekomendasi dibuat berdasarkan dari hasil analisis
rapfish. Rekomendasi inilah merupakan kegiatan yang diusulkan untuk menaikkan nilai
Leverage of Attributes
pada masing-masing dimensi sesuai dengan interferensi yang dilakukan. Rekomendasi
Keterlibatan instansi pemerintah 1.72
dilakukan pada semua
Dukungan dimensi,
permodalan dimensi hukum dan kelembagaan, dimensi ekonomi
non pemerintah 1.88
dan dimensi sosial Hukum
Dukungan danpemerintah
permodalan kelembagaan, dimensi
2.1 potensi sumberdaya, dimensi
Attribute

sosial, dimensi ekonomi,


Kegiatandan dimensi
pemerintah ekologi.
terkait 2.19
Dukungan peraturan daerah 1.92
Hasil analsis indeks keberlanjutan
Keterlibatan masyarakat Pelabuhan Kamal untuk dimensi ekologi
5.14
dalam kategori kurang berkelanjutan.
Dukungan lembaga pendidikan Dimensi sumberdaya 4.39
menunjukkan dalam
kategori kurang berkelanjutan.
Dukungan lembaga Dimensi
penyuluhan ekonomi
0.01 menunjukkan dalam kategori kurang

0 2 4 6
16
Root Mean Square Change in Ordination when Selected
Attribute…
Gambar 7a. Hasil RAP Analisis Dimensi Hukum Dan Kelembagaan; 7b. Faktor
Sensitif yang Mempengaruhi Keberlanjutan Hukum dan Kelembagaan.
Gambar 7a. Hasil
Figure RAP Analisis
7a. Results Dimensi
of RAP Hukum
on the dan Kelembagaan;
Analysis of the Legal7b.
andFaktor Sensitif yang Mempengaruhi
Institutional
Dimensions; 7b. Sensitive
Keberlanjutan HukumFactors That Affect Tthe Sustainability of Law and
dan Kelembagaan.
Institutions
Figure 7a. Results of RAP on Sumber
the Analysis of data
: analisis the Legal
lapangand Institutional Dimensions; 7b. Sensitive Factors
(2019)
That Affect Tthe Sustainability of Law and Institutions.
Belum adanya lembaga pemerintah yang khusus mengelola pengembangan
Sumber: Data lapang (2019)/Source:Field data (2019)
pelabuhan. Tidak ada lembaga permodalan yang mendukung usaha masyarakat
sekitar pelabuhan baik swasta maupun pemerintah. Kegiatan pemerintah yang khusus
70
mendukung pelabuhan untuk pengembangan sebagai wisata bahari masih sangat
minim dan belum fokus. Belum ada peraturan baik tingkat kabupaten atau desa
berkenaan dengan wisata bahari Kamal. Peran masyarakat masih sedikit dalam
mendukung pengembangan Kamal menjadi wisata bahari. Peran lembaga pendidikan
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)

diprioritaskan pada masing-masing dimensi. misalnya adalah dalam bentuk Peraturan Daerah
Pada dimensi ekologi, atribut-atribut tersebut (Perda) yang memberikan tugas kepada aktor
adalah ‘pH’, ‘kandungan fosfat’ dan ‘kecerahan’ utama dalam pelaksanaan berbagai intervensi.
pada perairan yang direncanakan menjadi lokasi Pemerintahan lokal, baik tingkat kabupaten
wisata. Pada dimensi sumber daya, atribut- maupun perangkat-perangkat di bawahnya,
atribut utamanya adalah‘penataan pemukiman termasuk pemerintah desa perlu dijadikan
penduduk’, ‘hasil penangkapan ikan’, dan sebagai aktor utama yang dicakupi dalam
‘pembuangan limbah’. Pada dimensi ekonomi, Parda tersebut.
atribut-atribut utamanya adalah ‘kerjasama
Perda tersebut juga harus mencantumkan
dengan orang luar’, ‘sumbangan terhadap PDRB’
jenis-jenis intervensi yang dianggap strategis
dan ‘keberadaan kegiatan wisata bahari’. Pada
berdasarkan pada hasil penelitian ini. Intervensi-
dimensi sosial, atribut-atribut utamanya adalah
intervensi strategis tersebut tentu saja tidak
‘konflik pemanfaatan pelabuhan’, ‘konflik antar
terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh
pengguna sumber daya’, dan ‘pemahaman
pemerintah daerah, baik dari sisi teknis, sosial
tentang pencemaran’. Sementara itu, pada
maupun keuangan. Untuk itu penyertaan pihak-
dimensi hukum dan kelembagaan, tiga atribut
pihak lain yang terkait menjadi sangat penting
utama yang teridentifikasi adalah ‘keterlibatan
dalam hal ini. Keterlibatan masyarakat, lembaga-
masyarakat’, ‘dukungan lembaga pendidikan’, dan
lembaga pendidikan, dan lembaga swadaya
‘keberadaan kegiatan pemerintah yang terkait’
masyarakat, sebagaimana telah dibahas dalam
Pengamatan di lapang menunjukkan bahwa penelitian ini, adalah beberapa contohnya.
sejumlah atribut dapat ditingkatkan kondisinya
melalui satu bentuk intervensi yang sama. Sebagai UCAPAN TERIMA KASIH
contoh, aroma tidak sedap dari lingkngan pantai
pada dasarnya berasal dari sumber yang sama Terima kasih kepada Lembaga Penelitian
dengan penyebab rendahnya indikator baku mutu dan Pengabdian Masyarakat Universitas Trunojoyo
perairan (pH, kandungan fosfat, kecerahan). Madura yang telah membiayai penelitian ini.
Sampah yang menumpuk di sepanjang pantai
PERNYATAAN KONTRIBUSI PENULIS
dan lapisan minyak di perairan merupakan salah
satu sumber permasalahan pada atribut-atribut Berikut adalah deskripsi kontribusi
tersebut, dan dapat karenanya penanganannya masing-masing masing-masing penulis terhadap
perlu diprioritaskan untuk menyasar sejumlah penyelesaian makalah ini: Firman Farid Muhsoni
atribut tersebut. (Kontributor Utama), Muhammad Zainuri
Prioritasi serupa dapat dilakukan untuk (Kontributor Anggota), Indah Wahyuni Abida
sumber-sumber permasalahan lain. Seebagai (Kontributor Anggota).
contoh adalah penangan masalah MCK. Apabila
kondisi MCK dibenahi, maka sejumlah atribut DAFTAR PUSTAKA
bernilai rendah dapat tertangani sekaligus. Atribut Adiga, S., Ananthan, P. S., Ramasubramanian,
tersebut misalnya adalah potensi view wisata pantai V., & Divya Kumari, H. V. (2015). Validating
dan baku mutu air wisata bahari sebagaimana RAPFISH sustainability indicators: Focus
disebutkan di atas. on multi-disciplinary aspects of Indian
marine fisheries. Marine Policy, 60, 202–207. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.marpol.2015.06.032
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Akbarwati, E., & Ariastita, P. G. (2013). Revitalisasi
Hasil-hasil di atas mengindikasikan paling kawasan Pelabuhan Kamal di Madura.
tidak dua hal, yang membawa implikasi kebijakan. Jurnal Teknik POMITS, 2(2), C104–C108.
Pertama adalah perlunya memperbaiki kondisi Retrieved from:..http://ejurnal.its.ac.id/index.php/
teknik/article/view/4324
dari sejumlah atribut, yang dapat dilakukan
melalui intervensi kebijakan pada penyebab Andriyani, K., Muna, Z., & Nofeti, W. (2019). KSB
penyebab utama yang membuat rendahnya (Kamal Sunset Beach): Upaya revitalisasi
nilai dari atribut-atribut tersebut. Kedua adalah pelabuhan kamal sebagai pendorong
perekonomian. Retrieved from: https://Kikian-
perlunya dukungan legal yang mendasari
dri yani bl og.Wordpress.C om/K arya- Tulis-
pelaksanaan/penerapan...intervensi-intervensi Ilmiah/Essay/
yang dianggap relevan. Dukungan legal tersebut

71
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2021: 63-73

Bisri, M. (2019). Bangkalan ingin hidupkan Pelabuhan Kavanagh, P., & Pitcher, T. J. (2004). Implementing
Kamal sebagai wisata bahari. Retrieved microsoft excel software for rapfish: a
from: https://nasional.tempo.co/read/862022/ technique for the rapid appraisal of fisheries
bangkalan-ingin-hidupkan-pelabuhan-kamal-se- status. In Fisheries Centre Research Reports
bagai-wisata-bahari/full&view=ok (Vol. 12, Issue 2). Retrieved from: https://
o p e n . l i b r a r y. u b c . c a / m e d i a / d o w n l o a d /
Charles, A. T. (2001). Fishery conflicts and the pdf/52383/1.0074801/1
co-mangement approach. In J. P. Tony
(Ed.), Sustainable Fishery Systems (pp. Kementerian Negera Lingkungan Hidup. (2004).
250–276). CA: Wiley. DOI: https://doi. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
org/10.1002/9780470698785.ch13 Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air
Laut. Jakarta
Cissé, A. A., Blanchard, F., & Guyader, O. (2014). Sustain-
ability of tropical small-scale fisheries: Integrated Mahfrudin, Z. R., Yuniarti, T., & Ruchimat, T. (2020).
assessment in French Guiana. Marine Policy, Kajian potensi sumber daya perikanan di
44, 397–405. DOI: https://doi.org/10.1016/j. Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Provinsi
marpol.2013.10.003 Daerah Istimewa Yogyakarta. Marlin, 1(1). DOI:
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/marlin.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten V1.I1.2020.47-56
Bangkalan. (2017). Statistik Daerah Bangkalan.
Retrieved from: http://www.bangkalankab.go.id/ Mira, M. (2014). Indikator kebijakan usaha pembangunan
v5/pages/info.php?id=7 wisata masal di pulau-pulau kecil. Jurnal
Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Dyawati, Y., Lidya, E., Ini, Y., & Pahrozi, R. (2018). Perikanan, 4(1). DOI. https://doi.org/10.15578/
Konflik sosial ekonomi masyarakat pesisir jksekp.v4i1.224
di Desa Sungsang Kecamatan Banyuasin II
Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Mira. (2015). Atribut Penentu Keberhasilan Program
Sosiologi Reflektif, 12(2), 251-265. DOI: https:// Kapal Bantuan dalam Peningkatkan
doi.org/10.14421/jsr.v12i2.1329 Kesejahteraan Nelayan. Jurnal PKS, 14(1),
30–43.
Erwiantono, Susilo, H., Aditya, A., Saleha, Q., & Budiayu,
A. (2016). Kebijakan nilai manfaat ekonomi Muhsoni, F. F., & Efendy, M. (2017). Coral reefs eco
dan pengelolaan ekowisata berkelanjutan di tourism sustainability management In the Gili
kawasan Labuan Cermin-Kabupaten Berau, Labak Island using rapfish method. Jurnal
Kalimantan Timur. Jurnal Kebijakan Sosial Kelautan, 10(2). DOI: https://doi.org/10.21107/
Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 6(1). DOI: jk.v10i2.3235
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.
v6i1.1611 Muhsoni, F. F., & Sofarini, D. (2016). Manajemen sumber
daya perikanan tangkap di Kabupaten Sampang
Erwina, Y., Kurnia, R., & Yonvitner, Y. (2016). Status dengan menggunakan metode rapfish. Seminar
keberlanjutan sumber daya perikanan di perairan Nasional Pengelolaan Sumber daya Perikanan
Bengkulu. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Pelagis Di Indonesia, 51–58. Retrieved from:.
Perikanan, 10(1). DOI: https://doi.org/10.15578/ https://docplayer.info/52635410-Prosiding-semi-
jsekp.v10i1.1245 nar-nasional.html

Fikri, I. A., Darmono, O. P., Tetelepta, J. M. S., Muhsoni, F. F., Zainuri, M., Rhomadhon, W., & Afandi,
Damora, A., & Muzammil, W. (2018). Risk J. T. (2019). Penentuan arahan pemanfaatan
potency analysis and sustainability status of wilayah pesisir pelabuhan kamal pasca jembatan
mud crab scylla sp. of Sorbay Bay, Southeast Suramadu menggunakan metode analytic
Maluku district, Indonesia. IOP Conference Series: hierarchy process. Seminar Nasional Tantangan
Earth and Environmental Science, 216(1).. DOI: Dan Peluang Pengelolaan Perikanan Kelautan
https://doi.org/10.1088/1755-1315/216/1/012038 Berkelanjutan Menyongsong Sustainable
Development Goals, 75–80. Retrieved from:
Hartono, T. T., Kodiran, T., Iqbal, M. A., & Koeshen- http://prosiding-semnas.fpik.ub.ac.id/index.php/
drajana, S. (2005). Pengembangan teknik rapid prosemfpik/article/download/15/12
appraisal for fisheries (RAPFISH) untuk penentuan
indikator kinerja perikanan tangkap berkelanjutan Mutmainah, H., & Adnan, I. (2018). Status kualitas
di Indonesia. Buletin Ekonomi Perikanan, perairan kawasan terpadu Pelabuhan Perikanan
6(1), 65–76. Retrieved from: http://journal. Samudera Bungus menggunakan metode indeks
ipb.ac.id/index.php/bulekokan/article/ golongan air. Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(1),
download/2547/1537 107. DOI: https://doi.org/10.29122/jtl.v19i1.2030

Jannah, A. (2016). Pelabuhan Kamal Tahun 1996-2009. Pitcher, T. J., & Preikshot, D. (2001). RAPFISH: A rapid
AVATARA, 4(2), 493–507. Retrieved from: https:// appraisal technique to evaluate the sustainability
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/ status of fisheries. Fisheries Research, 49(3),
article/view/14919 255–270. DOI: https://doi.org/10.1016/S0165-
7836(00)00205-8

72
Evaluasi Pemanfaatan Pelabuhan Kamal Untuk Wisata Bahari Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu .. (Muhsoni, F. F., et al.)

Pitcher, Tony J. (1999). Rapfish, a rapid appraisal


technique for fisheries, and its application to the
code of conduct for responsible fisheries. FAO
Fisheries Cicular, 947, 52. Retrieved from: http://
www.fao.org/DOCREP/005/X4175E/X4175E00.
HTM

Purwaningsih, R., & Santosa, H. (2015). Pengembangan


metode penilaian keberlanjutan (sustain-
ability assessment) klaster industri perikanan.
Prosiding SNST Ke-6, 41–46. Retrieved from:
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/
PROSIDING_SNST_FT/article/view/1110

Salman, G. (2018). Nasib perusahaan kapal


penyeberangan, merugi setelah suramadu
beroperasi.Regional.Kompas.Com.
Retrieved from: https://regional.kompas.
com read/2018/10/24/07022451/nasib-perus
haan-kapal-penyeberangan-merugi-setelah-su
amadu-beroperasi

Setyaningrum, A., Budi, H., & Masduqi, E. (2017). Strategi


pengembangan pariwisata berbasis sumber daya
alam pesisir dan laut di pantai Depok Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Sosial
Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 7(2). DOI:
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.
v7i2.3953

Sudiarta, I. N., & Suardana, I. W. (2016). Dampak


pariwisata terhadap kemiskinan di kawasan
pariwisata di Bali. Jurnal Kajian Bali, 6(2),
209–228. Retrieved from: https://ojs.unud.ac.id/
index.php/kajianbali/article/view/24361/15804

Sugiyono. (2017). Statistik untuk penelitian. Bandung,


ID: CV Alfabeta.

Suparyanto. (2010). Uji validitas kuisioner penelitian.


Retrieved from: http://dr-suparyanto.blogspot.
com/2010/12/uji-validitas-kuesioner-penelitian.
html

Tetelepta, J. M. S., Natan, Y., Pattikawa, J. A., Ongkers,


O. T. S., & Pattiasina, B. J. (2019). Fishery of mud
crab Scylla serrata of Kotania Bay, Western Seram
District: Potency, stock status and sustainable
management. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 339(1). DOI: https://doi.
org/10.1088/1755-1315/339/1/012002

Warningsih, T., Hendrik, H., & Suaseh, Y. (2020). The


status of sustainability of anchovy resources in
the Labuhanbatu territorial waters, North Sumatra
Province. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 430(1). DOI: https://doi.
org/10.1088/1755-1315/430/1/012021

Widjajanto, R., Kumalawati, N., & Zefri. (2017). Faktor


penyebab sulit berkembangnya kawasan
Pelabuhan Kamal. Eco-Entrepreneur, 3(225–234).
Retrieved from: https://journal.trunojoyo.ac.id/
eco-entrepreneur/article/view/3034

73

Anda mungkin juga menyukai