DAFTAR ISI
Halaman
TIM PROSIDING............................................................................................ ... i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ............... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ... iii
DAFTAR ARTIKEL
ABSTRACT
Zone intertidal pantai Pendawa Kutuh Bali merupakan obyek wisata sangat
menarik baik domestik maupun mancanegara karena berpasir putih, hamparan
batukarang yang luas dapat terlihat jika surut terendah dan permainan cano yang
menyenangkan bagi wisatawan. Keberadaan salah satu sumberdaya biota laut
yaitu moluska dapat dijadikan obyek wisata tambahan bidang pendidikan,
ekonomi maupun koservasi sekaligus menuju pariwisata yang ramah lingkungan.
Keragaman, kemelimpahan dan potensi moluska diperlukan penelitian untuk
mendukung pengembangan dan kelestarian lingkungan kawasan perairan pantai
Pendawa sebagai tujuan wisata. Sampel moluska diambil menggunakan metode
purposive sampling sebanyak empat line transek ke arah vertical menuju ke laut
dengan kuadrat 1X1 meter sebanyak 15 kuadrat per transek. Jarak antar kuadrat
setiap transect 10 m dan 500 m antar transek. Waktu pengambilan sampel
dilakukan selama 3 bulan pada waktu surut terendah dengan pengamatan insitu
dan eksitu, yang meliputi identifikasi dan analisis kuantitatif berdasarkan indeks
Shanon Wiener dan kemelimpahan mengacu pada Krebs yang dilakukan di
laboratorium ekologi dan taksonomi Prodi Biologi Unud. Hasil identifikasi
ditemukan ada 6 jenis moluska , jenis Conus frigidus sebaranya merata dan
Chiton sp memiliki niche pada daerah yang sempit yaitu pada transect 1. Analisis
kuantitatif 3 kali pengamatan dihasilkan indeks keragaman pada tingkat sedang
pada garis bawah yaitu antar 1,080-1,673, kecuali transek 1 pada bulan April yaitu
0,876. Indeks keseragaman dan dominansi tidak menunjukkan adanya jenis yang
dominan dan adanya keseragaman jumlah individu yang merata. Kemelimpahan
moluska disemua transek pada tingkat rendah yaitu 0,06-0,80 individu/m2, kecuali
transek 1 pada bulan April (1,40 ind/m2 ) dan Mei (1,33 ind/m2). Moluska jenis
Chiton sp dan Turbo argyrostoma berpotensi sebagai sumber protein yang bernilai
ekonomi untuk dikembangkan dan dilestarikan.
Kata kunci: Chiton sp, Moluska, Pantai Pendawa, Turbo argyrostoma,
Zone intertidal.
111
Proseding SEMINAR NASIONAL SAINSTEK 2019 : 111 - 117 ISSN : 2541-0636
1. PENDAHULUAN
Zone intertidal kawasan wisata pantai Pendawa Badung merupakan salah
satu obyek wisata pantai berpasir putih sekaligus habitat berbagai biota laut yaitu
terumbu karang, makroalga, lamun, moluska dan biota lainnya. Jumlah kunjungan
wisatawan domestik mencapai 5000 orang/hari dan 500/hari merupakan
wisatawan mancanegara serta pada saat liburan diprakirakan meningkat 20% yang
sebagian memanfaatkan lingkungan zone intertidal. Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana juga dikembangkan sebagai penunjang jasa wisata seperti
hotel, villa, restoran serta peralatan-peralatan wisata air. Kedua kegiatan tersebut
diharapkan bersinergi dalam memanfaatkan sumberdaya alam, sehingga dapat
melestarikan kawasan wisata pantai Pendawa secara berkelanjutan dan ramah
lingkungan serta tidak terjadi degradasi sumberdaya biotik maupun abiotik.
Moluska adalah salah satu sumberdaya alam biotik bertubuh lunak, bercangkang,
dapat hidup di zone intertidal dan sebagai salah satu bioindikator kualitas
perairan, oleh karena merupakan organisme yang rentan terhadap perubahan
lingkungan (Triatmojo,1999). Analisis kuantitatif biologi moluska yaitu
kepadatan populasi dan keragaman dapat menggambarkan terjadinya perubahan
kualitas air, sehingga indeks keragaman dapat digunakan salah satu bioindikator
lingkungan perairan (Indria et al., 2017). Beberapa jenis moluska juga mempunyai
nilai ekonomi yaitu sebagai sumber makanan yang cukup tinggi kandungan
proteinnya, bahan baku kerajinan dan bangunan, perhiasan bahkan obat-obatan
(Kusnadi et al., 2007). Dibyowati, 2009). Hasil penelitian (Nurjanah et al.,2011)
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif terkandung
pada keong ipong-ipong (Fasciolaria salmo). Adanya berbagai peran penting pada
moluska, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui keragaman, kelimpahan
dan potensi terutama di zone intertidal yang padat aktivitasnya seperti kawasan
wisata. Data - data hasil penelitian diharapkan digunakan sebagai salah satu dasar
untuk pengelolaan kawasan pantai Pendawa khususnya zone intertidal dan juga
sebagai bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan untuk mengembangkan
serta menjaga kawasan wisata Pantai Pendawa lestari, berkesinambungan dan
ramah lingkungan.
2. MATERI DAN METODE
Pelaksanaan penelitian terdiri atas dua tahap, tahap pertama pengambilan
sampel moluska di zone intertidal dengan menggunakan berbagai alat yaitu roll
meter dengan panjang 50 meter, kuadrat 1x1 m2 terbuat dari pralon ukuran 1
dim. Botol sampel dari plastik berdiameter 10 cm, pinset. Adapun bahan-bahan
yang digunakan adalah label, alkohol 70%. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah metode transek garis (line transect) (English et al., 1994) yang
dimodifikasi yaitu dengan membuat garis transek tegak lurus kea rah laut
sepanjang 150 meter. Transek garis berjumlah 4 buah dengan jarak 250 meter
antar transek, sedangkan garis transek dimulai dari jarak 100 meter dari garis
pantai. Pada setiap garis transek ditentukan 15 buah kuadrat dengan jarak antara
kuadrat 10 meter, sehingga jumlah unit pengambilan sampel sebanyak 60 unit
kuadrat. Pengambilan sampel hanya dilakukan pada organisme moluska yang ada
112
KERAGAMAN, KELIMPAHAN DAN POTENSI MOLUSKA DI ZONE
INTERTIDAL PANTAI PENDAWA DESA KUTUH BADUNG BALI
Drs Joko Wiryatno, M.Si, Drs. Ketut Sundra, M.Si
didalam kudrat, kemudian sampel dimasukkan dalam botol sampel yang diisi
fiksatif alkohol 70 %. Pencacahan dilakukan secara insitu dan eksitu di
laboratorium Taksonomi Hewan Prodi Biologi FMIPA Unud. Pengambilan
sampel dilakukan 3 kali setiap bulan yaitu pada waktu terjadi surut terendah dan
dilakukan selama 3 bulan yaitu April, Mei dan Juni 2019. Untuk analisis
kualitatif yaitu identifikasi menggunakan acuan dari Dharma (1988) ; Dharma
(1992); Abbot dan Dance (1988). Analisis kuantitatif Indeks Shanon-wiener
(Odum,1994), sedangkan potensi berdasarkan (Krebs,1989). Potensi moluska
pada (Birowo, 1973; Dholakia 2017; Dibyowati, 2009).
113
Proseding SEMINAR NASIONAL SAINSTEK 2019 : 111 - 117 ISSN : 2541-0636
6 Cypraea sp 2 0 0 2 4
Total 20 6 11 10 47
Indeks Keragaman 1,301 1,324 1,336 1,468 1,672
Indeks Keseragaman 0,344 0,24 0,268 0,268 0,203
Indeks Dominan 0,808 0,955 0,963 0,912 0,933
Pada pengamatan kedua yaitu bulan Mei, bahwa hasil analisis kuantitatif
secara umum tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, namun pada
transek 1 terjadi perbedaan dengan transek 1 pengamatan bulan April yaitu
indeks keragaman lebih besar 1 sehingga berada pada tingkat menengah.
114
KERAGAMAN, KELIMPAHAN DAN POTENSI MOLUSKA DI ZONE
INTERTIDAL PANTAI PENDAWA DESA KUTUH BADUNG BALI
Drs Joko Wiryatno, M.Si, Drs. Ketut Sundra, M.Si
pendawa, 2019). Dua jenis moluska yang berpotensi sebagai bahan untuk
dikonsumsi yaitu jenis T. argyrostoma dan Chiton oleh karena kandungan
proteinnya tinggi, walaupun populasinya relative sedikit.Analisis kuantitatif
menunjukkan bahwa transek 1 tingkat keragaman rendah, sedangkan transek 2,3,
4 dan secara keseluruhan pada tingkat sedang. Keragaman dan kelimpahaan jenis
dipengaruhi oleh jenis substrat. Kelimpahan moluska dinyatakan sebgai jumlah
individu persatuan luas yaitu per m2, Adapun hasil analisis kelimpahan selama
penelitian dicantumkan pada table 4.
Tabel 4. Hasil analisis kelimpahan moluska tiga bulan (April, Mei dan Juni
2019) dengan 9 kali pengamatan.
115
Proseding SEMINAR NASIONAL SAINSTEK 2019 : 111 - 117 ISSN : 2541-0636
4. KESIMPULAN
Zone intertidal pantai Pendawa sebagian substratnya merupakan batu
karang, pecahan karang dan karang hidup. Hasil identifikasi moluska pada zone
tersebut ditemukan enam jenis, jenis Conus frigidus ditemukan pada seluruh
transek, akan tetapi jenis Chiton sp hanya ditemukan pada transek 1. Analisis
kuantitatif menunjukkan bahwa nilai indeks keragaman berada pada tingkat
sedang, kecuali transek 1 pada bulan April, sedangkan kelimpahan
menunjukkan nilai yang rendah yaitu 0,06-0,80 individu/m2. Ditemukan dua
jenis yang berpotensi sebagai bahan makanan yaitu jenis Turbo argyrostoma
dan Chiton sp oleh karena tingginya kandungan protein dan Chiton sp seringkali
dicari oleh masyarakat setempat.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapka terima kasih kepada Ketua LPPM Universitas
Udayana atas bantuan dana dalam melakukan penelitian mulai dari pembuatan
proposal sampai selesainya laporan akhir. Peneliti juga berterima kasih kepada
Dekan FMIPA Unud dan Kaprodi Biologi Unud yang telah memfasilitasi
peneliti untuk bekerja menggunakan sarana dan prasaran laboratorium. Ucapan
terimakasih juga diucapkan kepada anggota peneliti dan para mahasiswa dalam
membantu awal penelitian sampai selesainya laporan akhir penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. R.T. Abbot dan S.P. Dance. 1988. Compendium of Seashells. USA :
Odyssey Publishing.
[2]. S. Birowo. 1973. Bahan Makanan Dari Laut. Jakarta: LIPI
[3]. C.J., Dawes, 1981. Marine Botany. Second Edition. Jhon Wiley and Sons,
Inc. University of Shouth Florida. 480 hal.
[4]. B. Dharma. 1988. Siput dan Kerang Indonesia I. PT. Sarana Graha.
Jakarta.
[5]. .B. Dharma. 1992. Siput dan Kerang Indonesia II.PT. Sarana Graha.
Jakarta
[6]. .A. D. Dholakia. 2013. Identification of marine and freshwater : molluscs
shells.
New Delhi: Daya Publishing House
[7]. L. Dibyowati. 2009. Keanekaragaman Moluska (Bivalvia dan Gastropoda)
di Sepanjang …..
[8]. S., C. English, Wilkinson and V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical
Marine Resources. Australia: ASEAN-Australia Marine Project.
[9]. J. E Grayson. and M.G. Chapman. 2004. Patterns of distribution and
abundance of chitons of the genus Ischnochiton in intertidal boulder fields.
Austral Ecology. Vol.29, 363-373.
[10]. Hartoni dan A. Agussalim. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Moluska
(Gastropoda dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Maspari 10. Journal (1,
6-15). Prodi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Inderalaya.
Indonesia
116
KERAGAMAN, KELIMPAHAN DAN POTENSI MOLUSKA DI ZONE
INTERTIDAL PANTAI PENDAWA DESA KUTUH BADUNG BALI
Drs Joko Wiryatno, M.Si, Drs. Ketut Sundra, M.Si
117