DI SUSUN OLEH :
MAYA KARUNIASARI,AMK
DI SUSUN OLEH :
MAYA KARUNIASARI,AMK
Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestiv Dengan Masalah
Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
yang terhormat
1. dr. Indrayudi Kresna Wardhan selaku Direktur RSUD Dr. Haryoto Lumajang.
2. Tim Penguji : dr. Halimi Maksum, MMRS, Ibu Umi Sukowati, SH., M.KEP.,
Sp. Mat. dan Bapak Abdul Munir, AMK yang telah membimbing dengan dan
memberikan masukan – masukan.
3. Ibu Mamik Ainun Z, selaku Kepala Ruang Meklati yang telah memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Semua rekan – rekan di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang yang telah
memberi dukungan hingga terselesaikan karya tulis ini.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan
kesehatan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI.................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 5
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 6
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 7
ix
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................. 13
2.1.6 Pathway ........................................................................................ 16
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 17
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................................... 18
2.1.9 Komplikasi ................................................................................... 20
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian .................................................................................... 21
2.2.2 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 24
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 26
2.2.4 Rencana Keperawatan.................................................................. 27
2.2.5 Implementasi ................................................................................ 32
2.2.6 Evaluasi ........................................................................................ 33
BAB IV HASIL
4.1 Hasil ....................................................................................................... 37
4.1.1 Gambaran Lokasi ......................................................................... 37
4.1.2 Pengkajian .................................................................................... 37
4.1.3 Analisa Data ................................................................................. 49
4.1.4 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 51
x
4.1.5 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 51
4.1.6 Implementasi Keperawatan.......................................................... 54
4.1.7 Evaluasi ........................................................................................ 62
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian ................................................................................................ 66
5.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 69
5.3 Intervensi Keperawatan............................................................................ 70
5.4 Implementasi Keperawatan...................................................................... 71
5.5 Evaluasi .................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
ketika seorang pasien memiliki tanda gejala seperti: nafas pendek yang
tipikal saat istirahat atau saat melakukan aktifitas disertai kelelahan, tanda-
tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau edema pergelangan kaki
serta adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
saat ini banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang.
yang besar dan tetap stabil selama beberapa decade terakhir, yaitu
gagal jantung yang paling sering adalah usia lanjut 75% pasien yang
1
2
dengan usia dan mempunyai nilai lebih besar 6-10% pada usia lebih dari
dibandingkan dengan pria tetapi wanita memiliki harapan hidup lebih lama
(Depkes, 2013). Data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Dr.
darah (misalnya selama latihan fisik) (Black & Hawks, 2014). Masalah
asam di dalam tubuh. Situasi ini akan memberikan suatu gejala sesak
aliran darah dari ekstremitas meningkat aliran balik vena ke jantung dan
tidur yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang baik akan
perlu sekali beristirahat baik secara fisik maupun emosional, istirahat akan
dengan lama waktu tidur dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur
maupun saat bangun tidur seperti merasa letih, pusing, badan pegal-pegal
atau mengantuk berlebihan pada siang hari (Potter & Perry, 2007).
judul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gagal Jantung
1.4 Tujuan
Jantung Kongestif.
1.5.1 Teoritis
1.5.2 Praktis
1. Bagi Pasien
3. Bagi Perawat
5. Bagi Penulis
PUSTAKA
2.1.1 Definisi
tinggi (hudak & Gallo, 2010). Gagal jantung kongestif adalah ketidak
mampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
9
10
2.1.2 Etiologi
sebagai berikut:
2. Aterosklerosis koroner
5. Penyakit jantung lain, gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit
6. Faktor sistemik
2.1.3 Klasifikasi
hipertrofi.
(Kasron, 2012)
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga
13
a. Dispnea
b. Batuk
c. Mudah lelah
d. Insomnia
e. Kelemahan
2.1.5 Patofisiologi
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus
setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu perload (jumlah
yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
2014).
16
2.1.6 Pathway
Disfungsi Miokard Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Kebutuhan Beban Volume
(AMI) Miokarditis Berlebih Berlebih Metabolisme Berlebih
↓ ↓ ↓ Perload
Kontraktilitas Beban Systole Meningkat
Menurun Meningkat
↓
Kontraktilitas
Menurun
↓ Hambatan
Pengosongan
Ventrikel
↓
COP Menurun
↓
Beban Jantung
Meningkat Gagal Jantung
Kanan
CHF
Gagal Pompa Ventrikel Kiri Penurunan Curah Jantung Gagal Pompa Ventrikel Kanan
(Ardiyansyah, 2012)
1. Ekokardiografi
fungsi ventrikel kiri. Dimensi ventrikel kiri pada akhir diastolik dan
2. Rontgen Dada
peningkatan tekanan vena paru adalah diversi aliran darah ke daerah atas
3. Elektrokardiografi
jantung iskemik.
kanan.
Trombolitik.
2.1.8 Penatalaksanaan
farmakologi :
1. Medis
Terapi Farmakologi :
a. Glikosida jantung
c. Terapi vasodilator
diturunkan.
2. Keperawatan
Terapi Nonfarmakologis:
menghilangkan edema.
c. Membatasi cairan
f. Menghindari alkohol
g. Manajemen stres
seumur hidup.
2.1.9 Komplikasi
1. Shock Kadiogenik
disebabkan oleh hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada ventrikel
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk faktor apa pun yang
(Ardiansyah, 2012)
1. Syok Kardiogenik
4. Toksisitas Digitalis
1. Pengkajian
pengetahuan.
2. Keluhan utama
b. Kelemahan Fisik
c. Edema sistemik
masa lalu, yang mungkin masih relevan. Catat jika ada efek
sekiranya ada alergi terhadap suatu jenis obat dan tanyakan reaksi
5. Riwayat keluarga
pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor
6. Psikososial
atau kebingungan.
2.2.2 Pemeriksaan fisik
1. B1 (Breathing)
pulmonal akut.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
pengisian kardiac.
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
sekuncup.
alveolar-kapiler.
oksigen.
natrium.
jantung.
(Ardiansyah,2012)
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini
sekuncup
jantung efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
alveolar-kapiler
adekuat
Rencana tindakan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
oksigen
Kriteria Hasil :
nadi, dan RR
Rencana tindakan :
dilakukan
natrium
pengeluaran
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
curah jantung
sirkulasi efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
berkurang
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
pengalaman nyeri
2.2.5 Implementasi
(Nursalam,2008).
2.2.6 Evaluasi
(Setiadi, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
informasi kualitatif sebagai pencari dari batasan yang dibuat oleh penulis.
1.3. Partisipan
34
35
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan,
1. Wawancara
dahulu, riwayat penyakit kelurga dll) sumber data dari pasien, keluarga,
auskultasi.
3. Studi dokumentasi
3.7.4 Kesimpulan
HASIL
4.1 Hasil
Daerah Dr. Haryoto Lumajang pada 22 April 2019 – 3 Mei 2019. Data yang
telah diambil yaitu dari data 2 pasien yang mempunyai diagnosa medis
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas pasien
38
39
2. Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit
Keterangan: Keterangan:
Keluarga
= laki-laki meninggal = laki-laki meninggal
= laki-laki = laki-laki
= perempuan = perempuan
= pasien = pasien
Blood Denyut nadi teraba lemah, Tekanan Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi
Darah : 140/90 mmHg, Nadi : : 88 x/menit, akral teraba hangat,
75x/menit akral teraba dingin, konjungtiva merah muda, pulsasi
pulsasi reguler, JVP 5+2 cmH2O, ireguler, JVP 5+2 cmH2O, capilary
capilary refile kurang dari 2 detik. refile kurang dari 2 detik.
Bladder Output urine 500 cc/ 9 jam, warna Output urine 800cc/9jam, warna
kuning pucat, pasien terpasang kuning pucat, pasien terpasang
Dower Cateter. Dower Cateter.
Bone Kulit terasa hangat, tidak ada Kulit terasa hangat, tidak ada
perubahan bentuk tulang, kekuatan perubahan tulang, kekuatan otot
otot ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah normal.
normal
4. Pola Kesehatan Fungsional Gordon
4.4
Biocemical: Biocemical:
Belum diketahui Belum diketahui
Dietary: Dietary:
Makan 3x sehari dengan nasi, sayur, Makan 3x sehari dengan nasi, lauk
lauk, air putih, teh. 1 porsi habis pauk, air putih, teh. 1 porsi habis
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Biocemical: Biocemical:
Hematokrit: 37%, Hemoglobin: 11,4 g Hematokrit: 46%, Hemoglobin: 15,1 g
/dl /dl
Dietary: Dietary:
Makan 3x sehari dengan bubur, lauk Makan 3x sehari dengan bubur, lauk
pauk, buah, snack, teh. 1/3 porsi habis, pauk, buah, snack, teh. 1/2 porsi
nafsu makan menurun habis,nafsu makan menurun
Pola Eliminasi a. BAK a. BAK
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Frekuensi : 4x Frekuensi : 4x
Pancaran : kuat Pancaran : kuat
Jumlah : 500 cc/9 jam Jumlah : 700 cc/9 jam
Bau : khas Bau : khas
Warna : kuning pekat Warna : kuning pekat
Keluhan : tidak ada keluhan Keluhan : tidak ada keluhan
2. Kepala
Bentuk kepala Mesocepal Mesocepal
Kulit kepala Bersih Bersih
Rambut Warna putih, lurus Warna hitam sedikit putih, lurus
3. Muka
a. Mata
Palbepra Tidak edema Tidak edema
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
Sclera Ikterik Ikterik
Pupil Isokor Isokor
Diameter 2mm / 2mm 2mm / 2mm
Reflek terhadap (+) (+)
cahaya
Penggunaan alat (-) (-)
bantu
b. Hidung Bersih tidak ada polip, tidak Bersih tidak ada polip, tidak ada
ada sekret, terpasang sekret, terpasang nasalkanul 3
nasalkanul 3 liter per menit. liter per menit.
c. Mulut Mukosa bibir kering tidak Mukosa bibir kering tidak ada
ada sianosis. sianosis.
6. Abdomen Tidak ada luka atau jejas Tidak ada luka atau jejas
Inspeksi Bising usus 12 x/menit Bising usus 16 x/menit
Auskultasi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4
Perkusi dan 4 tympani tympani
Ada nyeri tekan pada Tidak ada nyeri tekan
Palpasi kuadran 3
Kebersihan terjaga, terpasang
Kebersihan terjaga, dower cateter dan tidak ada tanda
7. Genetalia terpasang dower cateter dan infeksi.
tidak ada tanda infeksi.
Kebersihan terjaga, tidak ada
Kebersihan terjaga, tidak ada hemoroid
8. Rectum hemoroid
9. Ekstremitas 5/ 5
a. Atas 5/ 5
Kekuatan otot Tangan kiri terpasang infus
kanan/ kiri Tangan kanan terpasang
Rom kanan/kiri infus Kurang dari 2 detik
Kurang dari 2 detik
Capilary refile Tidak ada
Tidak ada
Perubahan bentuk Hangat
tulang Dingin
Perabaan akral
5/5
b. Bawah 5/5
Kekuatan otot
kanan/ kiri Normal, tidak ada edema Normal, tidak ada edema
Rom kanan/kiri Kurang dari 2 detik Kurang dari 2 detik
Capilary refile Tidak ada Tidak ada
Perubahan bentuk
tulang Dingin Hangat
Perabaan akral
6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Abnormalitas segmental
Abnormalitas segmental
wall motion LVH
Ecokardiografi wall motion LVH eksentrik
eksentrik dengan EF 36 –
dengan EF 21 – 22%.
37%.
Katup jantung normal
Katup jantung normal
Cardiomegali dengan
Rontgen Cardiomegali dengan
konfigurasi RVH
edema pulmonalis.
pneumonia.
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Interpretasi
Pasien 1 ( tanggal 23 Mei 2017)
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 11.4 g/dl 13.5 – 17.5 Normal
Hematokrit 37 % 33 – 45 Normal
Leukosit 6.6 Ribu/Ul 4.5 – 11.0 Normal
Trombosit 195 Ribu/Ul 150 – 450 Normal
Eritrosit 4.12 Juta/Ul 4.50 – 5.90 Normal
INDEX
ERITROSIT
MCV 88.7 /um 80.0 – 96.0 Normal
MCH 27.7 Pg 28.0 – 33.0 Rendah
MCHC 31.2 g/dl 33.0 – 36.0 Rendah
RDW 15.2 % 11.6 – 14.6 Normal
MPV 10.2 Fl 7.2 – 11.1 Normal
PDW 16 % 25 – 65 Rendah
HITUNG
JENIS
Eosinofil 0.40 % 0.00 – 4.00 Tinggi
Basofil 0.10 % 0.00 – 2.00 Tinggi
Netrofil 85.70 % 55.00 – 80.00 Tinggi
Limfosit 7.80 % 22.00 – 44.00 Rendah
Monosit 6.00 % 0.00 – 7.00 Normal
Golongan A
Darah
HEMOSTASIS
PT 16.2 Detik 10.0 – 15.0 Tinggi
APTT 35.6 Detik 20.0 – 40.0 Normal
INR 1.400
Pasien 2 ( tanggal 23 Mei 2017 )
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 15.1 g/dl 13.5 – 17.5 Normal
Hematokrit 46 % 33 – 45 Tinggi
Leukosit 6.5 Ribu/Ul 4.5 – 11.0 Normal
Trombosit 285 Ribu/Ul 150 – 450 Normal
Eritrosit 5.12 Juta/Ul 4.50 – 5.90 Normal
Golongan O
darah
HEMOSTASIS
PT 13.5 Detik 10.0 – 15.0 Normal
APTT 28.4 Detik 20.0 – 40.0 Normal
INR 1.100
KIMIA
KLINIK
Glukosa darah 147 Mg/dl 60 – 140 Tinggi
sewaktu
SGOT 12 U/l < 35 Normal
SGPT 9 U/l < 45 Normal
Albumin 3.7 g/dl 3.2 – 4.6 Normal
Kreatinin 0.6 Mg/dl 0.8 – 1.3 Rendah
Ureum 18 Mg/dl < 50 Normal
ELEKTROLIT
Natrium darah 131 Mmol/L 132 – 146 Rendah
Kalium darah 31 Mmol/L 3.7 – 5.4 Rendah
Pasien 1
DO :
Pasien tampak sesak nafas dan
kelelahan
Akral teraba dingin
Hasil Elektrokardiografi:
Sinus rythem 90 bpm LAD LVH
Cornell, Q patologis V2-V5, ST
Elevasi V2-V5
Hasil Jugularis Vena Presure :
5+2 cmH2O
Hasil Ecokardiografi : EF 21-
22%
DS : Ketidakefektifan pola Keletihan otot pernafasan
Pasien mengatakan sesak nafas nafas
bertambah berat saat beraktivitas. (00032)
DO :
Tekanan Darah: 140/90 mmHg
Nadi : 75 x/menit, teraba lemah
Suhu : 36,50C
Respirasirate : 36 x/menit
Terpasang O2 3 liter per menit
Menggunakan otot bantu nafas
DS : Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan antara
Pasien mengatakan lemas dan (00092) suplai dan kebutuhan oksigen
lelah.
DO :
Pasien tampak lemah dan sesak
setelah beraktivitas.
Pasien 2
DO :
Pasien tampak sesak nafas dan
kelelahan
Hasil Elektrokardiografi :
Sinus rythem 79 bpm normoaxis,
VES
Hasil Jugularis Vena Presure :
5+2 cmH2O
Hasil Ecokardiografi: 36 – 37 %
DO :
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Respirasirate: 28 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,60C
Pasien terpasang O2 nasal kanul
3lpm
DS :
Pasien tampak meringis kesakitan
dan memegang dada kanan saat
merasa nyeri.
4.1.4 Diagnosa Keperawatan
pernafasan (00032)
Pasien 1
Pasien 2
No.Dx Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Repon pasien
O: Pasien
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
Pasien 2
O: Pasien
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang disajikan untuk membahas tujuan
khusus pada pasien Tn. M dan pasien Tn. S. Setiap temuan perbedaan diuraikan
5.1 Pengkajian
pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa
perih dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital: Tekanan Darah :
0
140/90 mmHg, Nadi : 75 x/menit, Respirasi rate : 36 x/menit, Suhu : 36 C,
pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit dan pada pasien 2 keluhan
utama sesak nafas pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri
dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat melakukan aktivitas berat, mual
dan nafsu makan turun. Tanda-tanda vital: Tekanan Darah : 130/80 mmHg,
0
Nadi : 88 x/menit, Respirasirate: 28 x/menit, Suhu : 36,6 C, pasien terpasang
O2 nasal kanul 3 liter per menit.Secara umum, keluhan utama pada kasus
gagal jantung kongestif adalah sesak nafas. Sesak nafas pada pasien ini sesuai
dengan tanda dan gejala pasien gagal jantung kongestif yang terjadi karena
ventrikel kiri tidak dapat menerima darah dari paru-paru, hal ini
66
menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan
di ICS 5, Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5, Perkusi Batas atas : ICS 2 mid
klafikula sinistra Batas kanan : ICS 5-6 mid sternum Batas kiri : sternum
normal. Pasien 2 Inspeksi Ictus cordis tak tampak, Palpasi Ictus cordis tak
kuat angkat, Perkusi Batas atas : ICS 2 mid klafikula sinistra Batas kanan :
ICS 5-6 mid sternum Batas kiri : ICS dextra Batas bawah : ICS 6-7 mid
pada pasien 1 Inspeksi Tidak ada luka atau jejas, Auskultasi Bising usus 12
x/menit, Perkusi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4 tympani, Palpasi ada nyeri
tekan pada kuadran 3. Pasien 2 Inspeksi Tidak ada luka atau jejas, Auskultasi
penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas
rythem 90 bpm LAD LVH Cornell, Q patologis V2-V5, ST Elevasi V2-V5 dan
aktivitas listrik otot jantung, EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi
(Danes, 2010) secara umum hasil EKG pasien gagal jantung kongestif
adanya iskemia, hipertrofi ventrikel kanan dan kiri, serta kelainan atrium
kanan.
Pola aktivitas dan latihan, pasien 1 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan sebagian aktivitas mulai dari makan, minum dan
lain-lain dibantu keluarga, pada pasien 2 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan semua aktivitas mulai dari makan, minum dan lain-
lain dibantu keluarga. Pasien gagal jantung kongestif NYHA III ditandai
Hal ini sesuai dengan teori menunjukkan bahwa penyakit gagal jantung
nafas adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
2015-2017).
Maslow” kebutuhan manusia ada 5 tahap yaitu fisiologis, rasa aman dan
dan teori bahwa ketidakefektifan pola nafas dapat menunjukkan pola nafas
tidak efektif.
baik akan memberi petunjuk dari arti pada asuhan keperawatan, karena
perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat dalam asuhan
pemberian O2 nasal kanul 3 liter per menit untuk meningkatkan ventilasi dan
asupan oksigen yang cukup untuk pasien. Tujuan setelah dilakukan tindakan
0
teratasi, posisi 45 untuk menurunkan sesak nafas.
Aliran balik yang lambat maka peningkatan jumlah cairan yang masuk
atmosfer. Disamping itu menurut peneliti pasien gagal jantung dengan curah
retensi tersebut maka akan terjadi peningkatan preload (beban awal) dan
afterload (beban akhir) yang akhirnya menambah sesak napas yang diderita
0
sehari pada pasien 1 maupun 2. Mempertahankan konsistensi posisi 45
0 0
dilakukan posisi 45 satu kali sehari. Pemberian tindakan posisi 45 dilakukan
selama 30 menit satu kali sehari sedangkan dalam teori tidak dijelaskan
0
berapa jam pemberian posisi 45 .
Perry, 2010).
pasien 1 dan pasien 2 anatara lain monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
tanda vital, posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, atur posisi 450,
0
pertahankan posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 ,
kesulitan pernafasan tidak dapat diatasi dan tanda-tanda vital pada pasien 1
0
tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 98x/menit, suhu: 36 C, untuk respirasi
rate masih cukup tinggi yaitu 26 x/menit. Pada kasus pasien 1 sudah
dilakukan posisi 45 derajat selama 3x24 jam hal ini berbeda dengan teori
yang seharusnya sudut posisi 45 derajat dapat membuat pasien menjadi rileks,
tapi pada pasien 1 bisa untuk rileks dan tidak begitu sesak nafas ketika
diberikan posisi supinasi atau tidur terlentang yang dilakukan oleh (Van
(Duward) juga menyatakan bahwa dengan posisi tidur 15° sampai 30°
kualitas tidur pasien. Dan ini tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan
tanda vital terutama laju respirasi pasien. Pengaturan posisi tidur dengan
berkembang secara luas dan pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan
masalah kesulitan bernafas dapat diatasi dan tanda-tanda vital: tekanan darah:
0
120/80 mmHg, nadi: 82x/menit, suhu: 36 C, untuk respirasi rate menjadi
normal yaitu 24 x/menit. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran
darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horizontal sehingga tidak
terhadap perubahan tanda vital (tekanan darah, nadi dan respirasi) (Julie,
2008).
0
dilakukan tindakan posisi 45 di dapatkan hasil yang berbeda, karena pada
pasien 1 pada respirasi rate masih tinggi dan pasien 2 sudah dalam batas
normal. Hal ini sedikit berbeda dengan teori karena pada teori tidak
diagnosa penurunan curah jantung dapat teratasi dengan baik sehingga pasien
5.5 Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien,
pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa
perih dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital: Tekanan Darah :
0
140/90 mmHg, Nadi : 75 x/menit, Respirasi rate : 36 x/menit, Suhu : 36 C,
pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit. Setelah dilakukan tindakan
0
posisi 45 evaluasi hari terakhir yang didapatkan pasien mengatakan sesak
nafas berkurang saat istirahat dan bertambah berat saat beraktivitas. Hasil
kanul 3 liter per menit. Masalah teratasi pertahankan posisi pasien, edukasi
0
tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal kanul 3
liter per menit. dan pertahankan intervensi pertahankan posisi pasien, pantau
pasien mengatakan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat
melakukan aktivitas berat, mual dan nafsu makan turun. Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Respirasirate: 28 x/menit,
0
Suhu : 36,6 C, pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit. Setelah
0
dilakukan tindakan posisi 45 evaluasi hari terakhir yang didapatkan pasien
tanda- tanda vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, suhu :
0
36 C, Respirasi rate : 24 x/menit, pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per
menit. Masalah teratasi pantau tanda- tanda vital, pertahankan posisi pasien,
0
edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal
fungsi pernafasan pasien (Uliyah dan Hidayat, 2008). Posisi sudut 45 derajat
dan ventrikel serta mempermudah eliminasi fekal dan berkemih, dalam posisi
ini tempat tidur ditinggikan 45 derajat dan lutut klien sedikit ditinggikan agar
sehingga pasien 1 masih merasa sesak nafas. Pada pasien 2 terlihat efektif
0
sebelum diberikan tindakan posisi 45 Respirasi rate 28 x/menit setelah
0
diberikan posisi 45 menjadi 24 x/menit. Pasien 1 masih merasa sesak nafas
karena pembesaran jantung lebih luas daripada pasien 2 dan adanya infeksi
6.1 Kesimpulan
RSUD Dr. Haryoto selama tiga hari kelolaan dengan menerapkan aplikasi
riset keperawatan pengaruh sudut posisi tidur terhadap tanda vital pada
6.1.1 Pengkajian
sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 23 April 2019 pasien 1
dengan keluhan sesak nafas, perut terasa perih dan badan terasa lemas, pada
pasien 2 dengan keluhan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat
6.1.2 Diagnosa
6.1.3 Intervensi
76
77
pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
aktivitas tertentu. Pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan setiap hari 1x dalam
6.1.4 Implementasi
dibuat yaitu monitoring aliran oksigen, pantau tanda- tanda vital, posisikan
0
pasien untuk memaksimalkan ventilasi, atur posisi 45 , pertahankan posisi
pasien,
0
edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal
nafas agar tanda-tanda vital pada pasien gagal jantung kongestif dalam
6.1.5 Evaluasi
0
tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal kanul
0
Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, Suhu : 36 C, Respirasi rate :
79
0
tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal kanul
sudut posisi 45 derajat tanda vital dan respirasi rate pasien 1 dengan
0
hasil Tekanan Darah: 140/90 mmHg, Nadi: 75 x/menit, Suhu: 36,5 C,
tanda vital pasien 1 menjadi normal tetapi dalam respirasi rate masih
0
Suhu: 36 C, Respirasi rate: 26 x/menit, pasien terpasang O2 nasal kanul
posisi 45 derajat tanda vital dan respirasi rate pasien 2 dengan hasil
0
Tekanan Darah: 130/80 mmHg, Nadi: 88 x/menit, suhu: 36,6 C,
0
Nadi: 82 x/menit, suhu: 36 C, Respirasi rate: 24 x/menit, pasien
6.2 Saran
pasien.
Austaryani Putri. 2012. Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Congestif Heart
Failure (CHF) Vascular Care Unit (ICVCU) di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia.
Danes VR, Domenighetti AA, Curl CL, Favaloro JM, Proietto J, Delbridge LMD.
2010.Targeted GLUT-4 deficiency in the heart induces cardiomyocyte
+
hypertrophy and impaired contractility linked with CA2 and proton
fluxdysregulation. J Mol Cell Cardiol.
Mann, D.L. 2010. Heart Failure and CorPulmonale, dalam: Loscalzo, Harrison’s
Cardiovascular Medicine. McGrawHill Professional.
Melanie, R. 2014. Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur
dan anda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-
journal/.../201208-008.pdf.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
PotterA Patricia & Perry A Griffin. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa Renata Komalasari, Edisi 4
Volume 2. Jakarta: EGC.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa dr. Adrina Ferderika Nggie ,
Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep Proses dan Praktek. Alih bahasa : Renata,K., dkk., vol : 2.
Jakarta : EGC.
Setiadi, 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudoyo, W., A., Setiyohadi, B., Alwi, I., et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wijaya Andra Sefari & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
.Yogyakarta: Nuha Medika.
Yancy, C.W., Jessup, M., Bozkurt, B., Butler, J.,Casey, D.E., Drazner, M.H., et al.
2013.ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A
Report of the American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines, Circulation.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat pendidikan :
1. TK AL HUDA SURAKARTA
4. SMAN 2 SURAKARTA
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat organisasi :-
Publikasi :-