Anda di halaman 1dari 10

Page 1 of 2

Nama: ..........................................
NIM :
..........................................
TUGAS
INDIVIDU
MINGGU KE-10-11
Matakuliah: DASAR-DASAR ILMU TANAH
Kelas : G
Waktu : H+5
Dosen: M Lutfi Rayes
PETUNJUK:
 Tugas ini merupakan tugas Individu. Hindari tindakan plagiarisme
 Jawaban diunggah sehari sebelum kuliah minggu ketiga belas (M13)
 Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, sebanyak mungkin gunakan
sumber pustaka berbahasa Inggris yang diterbitkan antara tahun 2000 hingga 2022
 Jangan lupa tuliskan sumber Pusatakanya.
Contoh Cara menuliskan Sumber Pustaka
 Plaster, E.J. (2014). Soil Science and Management, 6th. Delmar, Cengage Learning.
 Raper, R.L., D.W. Reeves, J.N. Shaw, E. van Santen, and P.L. Mask. 2005. Using site-specific
subsoiling to minimize draft and optimize corn yields. Transactions of the American Society
of Agricultural Engineers 48(6): 2047–2052.
 Soil Survey Staff (2014). Keys to Soil Taxonomy. Twelfth Edition, 2014. United States
Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service. Available at
https://www.nrcs.usda.gov/sites/default/files/2022-09/Keys-to-Soil-Taxonomy.pdf (Diakses
tanggal 10 Nopember 2022)
 Tan, K.H. (2000). Environmental Soil Science, 2nd ed. Marcel Dekker, New York

TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan separat (fraksi) tanah. Lengkapi tabel di bawah ini yang
menyajikan diameter, jumlah partikel per gram dan luas permukaan dalam 1 gram per cm2
dari masing-masing fraksi tanah tersebut. Sebutkan sumbernya.

Separat/Fraksi Diameter Jumlah partikel Luas permukaan


Tanah (mm) per gram dalam 1 gram (m2)
Pasir sangat kasar 1.00–2.00 90 11
Pasir kasar 0.50–1.00 720 23
Pasir sedang 0.25–0.50 5.700 45
Pasir halus 0.10–0.25 46.000 91
Pasir sangat halus 0.05–0.10 722.000 227
Debu 0.002–0.05 5.776.000 454
Liat Kurang 0.002 90.250.853 8.000.000
Sumber:
Alifahmi, A., Sophian, R. I., dan Muslim, D. (2016). “Aktivitas Tanah Lempung pada Formasi
Bojongmanik Terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat”. Bulletin of Scientific Contribution. Vol 14 No 3, hal 269-276.
Page 2 of 2

Lestari, I G. A. A. I. (2014). “Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif (Studi Kasus di Desa


Tanah Awu, Lombok Tengah)”. Gabec Swara. Vol 8, No 2.
Page 3 of 2

Fraksi tanah adalah:


Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nasional)

Semakin tinggi luas permukaan suatu benda maka:


Tekanan yang dihasilkan akan semakin kecil

2. Apa hubungan antara fraksi tanah dengan tekstur tanah?. Jelaskan p u l a hubungan
antara Tekstur Tanah dan Struktur Tanah. Sebutkan sumbernya. (Maksimum 3/4 halaman
diketik 1 spasi A4)
Jawab:
 Fraksi tanah adalah kondisi kandungan zat, senyawa atau benda tertentu yang
mempengaruhi sifat suatu tanah sedangkan kita dapat mengukurnya secara kuantitatif
dengan pengujian laboratorium dari tekstur tanahnya. Fraksi tanah biasa juga disebut
kandungan tanah yang memperlihatkan bentuk muatan yang ada pada tanah yang
bisa kita lihat pada diameter, jumlah partikel kandungan dan luas permukaan. Tekstur
tanah dapat dinilai menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif,
memeriksa tekstur tanah bisa dilihat dengan mata telanjang, tanpa harus repot
menggali tanah hingga kedalaman tertentu. Sementara itu, untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat, metode kualitatif dapat diterapkan. Metode kualitatif dilakukan
dengan cara menggunakan alat yang disebut hydrometer. Tekstur tanah di lapangan
dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari
jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa
keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah menunjukkan kasar
halusnya tanah, ditentukan berdasarkan perbandingan butir-butir (fraksi) pasir (sand),
debu (silt), dan liat (clay). Fraksi pasir berukuran 2 mm – 50 µ (mikro) lebih kasar
dibanding debu (50 µ - 2µ) dan liat (lebih kecil dari 2 µ). Karena ukurannya yang
kasar, maka tanah-tanah yang didominasi oleh fraksi pasir seperti tanah-tanah yang
tergolong dalam sub-ordo Psamment, akan melakukan air lebih cepat (kapasitas
infiltrasi dan permeabiltas tinggi) dibandingkan dengan tanah-tanah yang didominasi
oleh fraksi debu dan liat. Kapasitas infiltrasi dan permeabilitas yang tinggi, serta
ukuran butir yang relatif lebih besar menyebabkan tanah-tanah yang didominasi oleh
pasir umumnya mempunyai tingkat erodibilitas tanah yang rendah. Tanah dengan
kandungan pasir halus (0,01 mm – 50 µ) tinggi juga mempunyai kapasitas infiltrasi
cukp tinggi, akan tetapi jika terjadi aliran permukaan, maka butir – butir halusnya
akan mudah terangkut. Debu merupakan fraksi tanah yang paling mudah tereosi,
karena selain mempunyai ukuran yang relatif halus, fraksi ini juga tidak mempunyai
kemampuan untuk membentuk ikatan (tanpa adanya bantuan bahan
perekat/pengikat), karena tidak mempunyai muatan. Berbeda dengan debu, liat
meskipun berukuran halus, namun karena mempunyai muatan, maka fraksi ini dapat
membentuk ikatan. Tanah-tanah bertekstur halus (didominasi liat) umumnya bersifat
kohesif dan sulit untuk dihancurkan. Walaupun demikian, bila kekuatan curah hujan
atau aliran permukaan mampu menghancurkan ikatan antar partikelnya, maka akan
timbul bahan sedimen tersuspensi yang mudah untuk terangkut atau terbawa aliran
permukaan. Tanah yang baik dicirikan oleh susunan yang ideal dari kedua kondisi
ini, sehingga secara umum tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai
ketersediaan air, udara dan unsur hara yang optimum bagi tanaman, namun dari segi
nutrisi, tanah bertekstur lempung lebih baik dibandingkan tanah bertekstur debu.
Oleh sebab itu, biasanya tekstur tanah tidak dapat secara langsung memengaruhi
Page 4 of 2

perkembangan tanaman, perakaran, dan ukuran pupuk yang digunakan untuk


menanam. Lain halnya dengan struktur tanah, yang berperan penting dalam
perkembangan tanaman. Biasanya, tekstur tanah remah akan menghasilkan laju
pertumbuhan yang baik pada akar tanaman. Sebaliknya, pada tanah bertekstur padat
atau liat, akar tanaman tidak dapat tumbuh secara leluasa, karena pori-pori tanah
cukup padat, hingga menghambat alur pertumbuhan akar.
 Struktur tanah memegang peranan penting dan menentukan terhadap kegemburan
atau kesuburan tanah yang dikenali lewat tampilan fisik tekstur tanahnya. Apabila
Anda ingin memeriksa struktur dari sebuah tanah memerlukan penggalian dan proses
yang cukup rumit. Tekstur tanah itu perbandingan relatif berbagai golongan besar
partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi
pasir, debu dan liat. Sedangakan, Struktur tanah adalah gumpalan-gumpalan kecil
dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Hubungan tekstur dan
struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal
balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman
dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan tanah yang
memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan
organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah
melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam keadaan tanah seperti
ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang dengan baik. Akar mudah untuk
melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan
berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-
unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara,
dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat,
akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan
tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan
aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar
tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang
berguna bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air
(kecuali tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air).
Air pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami
kematian, karena kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan
proses-proses fisiologis yang semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik,
tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara
yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga
tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor
lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur
tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat
mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam
unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur
tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang
menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi
(pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu
mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman
mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga
dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah Akibat
tanaman yang mengalami pertumbuhan tersebut, ternyata tanaman dapat
menyebabkan terjadinya pembentukan struktur tanah. Dengan adanya tanaman,
agregasi pada tanah akan terbentuk menjadi struktur yang lebih mantap. Tanaman
mampu memperkecil kerusakan tanah akibat hujan, sehingga unsur hara dapat terjaga
dan tersedia bagi tanaman maupun mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Akar
Page 5 of 2

tanaman mampu membentuk bidang belah alami pada tanah. Selain itu, akibat
tekanan akar tersebut, butir-butir pada tanah akan semakin lekat satu sama lainnya.
Daya ikat partikel-partikel tanah akan meningkat. Pada dasarnya, adanya sistem
perakaran mempengaruhi pembentukan agregat di dalam tanah. Jika dibandingkan
dengan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman, agregatnya akan mudah pecah dan
strukturnya cenderung tidak mantap.

Sumber:

Hanafiah, K.A. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Husain, Ratna (2015). “Geokimia Mineral Lempung dan Implikasinya Terhadap Gerakan
Tanah. Disertasi. Universitas Hassanudin.

3. Jelaskan perbedaan antara Bobot isi (bulk density) dan Berat Jenis partikel
(Particle density). Bagaimana hubungan kedua sifat fisika tanah ini dengan
Porositas Tanah?
Jawab:
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu
tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi dan Berat jenis partikel. Berat
isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik. Selain itu, dalam
pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi,
pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Berat
isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain. Oleh karena itu, Berat isi
dan Berat jenis partikel sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan
mengenai Berat isi dan Berat jenis partikel semakin bertambah. Dan kita dapat
menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi suatu tanah. Data sifat-sifat
fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air,
pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman
tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan
kemampuan akar tanaman menembus tanah. Berat isi tanah juga diperlukan dalam
perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah untuk satu
satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu
menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah
dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi
satuan berat (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan
data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi
dan berat jenis tanah. Bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi
partikel-partikel tanah (pasir, debu, liat) dan juga diartikan sebagai perbandingan
antara masa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori. Adapun
bobot jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan dengan volume
total tidak termasuk ruang pori partikel.
Metode Pengukuran Bobot Isi & Bobot Jenis

o Metode Ring / Silinder


Metoded yang menggunakan ring master dan ring sampel untuk mengambil sampel tanah.

o Metode Clod
Metode pengambilan sampel tanah pada tanah mengembang mengerut yang cara kerjanya
hamper sama deengan metode ring atau silinder.
Page 6 of 2

o Metode boring
Metode pengambilan sampel tanah yang merupakan gabungan pengeboran tekan, putaran,
dan semprotan air.

o Metode Radioaktif ( sinar gamma )


Metode tersebut dapat dilakukan apabila factor geometir sampel sama deengan standar,
namun hal tersebut sulit dan mahal, karena metode ini membutuhkan jumlah sumber
standar yang banyak.

Faktor Mempengaruhi BI & BJ

o Tekstur
Semakin kecil teksturnya, bobot isinya akan semakin tinggi.

Contoh ; tekstur pasir mempunyai ruang pori yang banyak sehingga bobot isinya rendah.

o Struktur
Semakin mantap atau lempeng strukturnya, maka semakintinggi bobot isinya.

o Porositas
Semakin banyak porinya, maka semakin tinggi daya serap airnya atau porositasnya,
sehingga bobot jenisnya pun rendah.

Faktor Dipengaruhi BI & BJ

o Infiltrasi
Semakin tinggi infiltrasinya, semakin rendah bobot isinya

o Konsistensi
Semakin mantap konsistensinya, maka semakin tinggi bobot isinya.

o Perakaran
Semakin mudah perakarannya, maka semakin rendah bobot isinya.

o Pengolahan
Semakin sulit pengolahannya, maka semakin tinggi bobot isinya.

Sumber:

Amer, A.M.M. (2002). Drainable and water-filledpores as related to water


storage andconductivity in agricultural soils of the NileDelta. Verh.Internationale
Vereinigung fürTheoretische und Angewandte Limnologie:Verhandlungen

Hong, S.Y., Minasny, B., Han, K.H., Kim, Y.andLee, K. (2013). Predicting and
mapping soilavailablewater capacity in Korea. Peer Journal1: e71

Darwis. (2017). Dasar-Dasar Teknik Perbaikan Tanah. Pustaka AQ, Yogyakarta.


Page 7 of 2

4. Apakah yang dimaksud dengan Air Tersedia, Kapasitas Lapangan, dan Titik Layu
Permanen? Bagaimana hubungannya dengan Tekstur Tanah? Jelaskan dengan gambar.
Sebutkan sumbernya (Maksimum 1 halaman diketik 1 spasi A4)
Jawab:
 Air tersedia
Air tersedia merupakan selisih kandungan air tanah (%.vol) antara kapasitas lapang(pF
2,54) dengan titik layu permanen (pF 4,2), yang besarannya akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti, mineral kleei, bahan oragnik, tekstur dan struktur tanah serta
macam kation terjerap dapat juga diartikan sebagai banyaknya air yang tersedia bagi
tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air
pada titik layu permanen. Air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat
menguntungkan dan sering pula merugikan. Beberapa peranan yang menguntungkan
dari air dalam tanah adalah sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke
dalam akar tanaman, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan
tanah, sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, sebagai
penopang aktivitas mikroba dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia
menjadi tersedia bagi akar tanaman, sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah,
sebagai stabilisator temperatur tanah dan mempermudah dalam pengolahan tanah. Air
di dalam tanah adalah salah satu faktor penting dalam produksi tanaman. Air harus
tersedia dalam tanah untuk menggantikan air yang hilang karena evaporasi dari tanah
dan transpirasi dari tanaman. Air dalam tanah selalu membawa nutrisi dalam larutannya
untuk pertumbuhan tanaman.
 Kapasitas lapangan
Kapasitas lapang (KL) adalah keadaan tanah dalam kondisi jenuh, menunjukkan jumlah
air maksimum yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. apasitas
lapang adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam tanah berimbang,
biasanya dicapai 2 atau 3 hari sejak terjadi pembasahan atau hujan, dan setelah proses
drainase berhenti. Bila tanah dalam keadaan kering, pemberian air ditujukan untuk
membasahi tanah sampai mencapai kapasitas lapangan, khususnya disekitar daerah
perakaran tanaman. Kandungan air tanah pada kapasitas lapangan sangat tergantung
pada berbagai macam faktor, diantaranya tekstur tanah, kandungan air tanah awal, dan
kedalaman permukaan air tanah. Disamping itu keadaan tanah yang cukup lembab
dapat menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gayatarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap
olehakar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering.
Padasuatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga
tanamanmenjadi layu (titik layu permanen). Selain itu terdapat juga pengertian bahwa
kapasitas lapang merupakan keadaan kadar air tanah di mana tanah cukup lembabtetapi
tidak dalam keadaan jenuh dan tidak pula mendekati titik layu permanen
 Titik layu permanen
Titik Layu Permanen (TLP) juga merupakan batas bawah ketersediaan air dalam tanah
untuk tanaman, dimana akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air untuk
pertumbuhannya. Titik layu juga merupakan kondisi kandungan air yang sangat rendah
pada media tanam dimana akar tanaman untuk saat tertentu tidak dapat menyerap air,
sehingga tanaman mengalami kelayuan sementara. Kandungan air tanah dimana akar-
akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman
menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. meskipun
ke dalam tanah ditambah lengasnya/ tidak bisa segar kembali meskipun tanaman
ditempatkan ke dalah ruangan yang jenuh uap air.Hal ini terjadi karena peristiwa
plasmolisis.Plasmolisis yang terjadi pada sel tanaman sudah lanjut dan sel terlanjur
mati, meskipun tanaman disiram deplasmolisis tidak akan terjadi, tanaman mati.
Page 8 of 2

Karakter titik layu permanen dapat menggambarkan air yang ada berupa air higroskopis,
batas bawah air tersedia,dan
ditentukan dengan mengukur kandungan lengas padasaat tanaman indikatorlayu, dan tid
akdapat segar kembali setelah dibiarkan semalam di udara basah

 Hubungan antara air tersedia, kapasitas lapangan dan titik layu permanen terhadap
tekstur tanah.
Bersama mereka menjadi faktor penentu dari bagaimana suatu tanah dapat dinilai dan
di ukur secara kuntitatif melalui pengujian laboratorium pada aspek warna, bau, dan
bentuk.
Sumber:

Yulianti, A., Sarah, D., dan Soebowo, E. (2012). “Pengaruh Lempung Ekspansif Terhadap
Potensi Amblesan Tanah di Daerah Semarang”. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, Vol
22. No 2, hal 93 – 104.

Winarno, T., Kurniasih, A., Marin, J., dan Kusuma, A. I. (2017). “Identifikasi Jenis dan
Karakteristik Lempung di Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten, dan Arahannya sebagai Bahan
Galian Industri. Jurnal Universitas Diponegoro. Vol. 3. No 2 hal 65 – 70.

5. Jika diketahui bobot isi (bulk density) suatu hamparan lahan kering seluas 1 hektar
adalah 1,1 Mg/m3. Hitunglah berapa bobot 1 hektar lapisan olah (1 HLO) jika tebal
lapisan olah lahan tersebut ditetapkan setebal 20 cm. Tampilkan cara Saudara
menghitungnya
Mengapa Saudara perlu menentukan bobot 1 HLO? Berikan contoh penggunaannya
dalam praktek.
Jawab:
Page 9 of 2

Sumber:

Hanafiah, K.A. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Putri, S. E., Puspita, N. R., dan Atmono, I. D. (2016). “Hubungan Kuat Geser Dengan
Plastisitas, Fraksi Tanah dan Mineral Tanah Lempung Daerah Bendungan Gunung Rowo Dan
Tol Jatilangeh – Krapyak KM 5+525”. Jurnal Karya Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Vol
5. No 1, hal 158 – 169.

6. Gambar dan keterangannya di bawah ini menjelaskan tentang apa? Tulis jawaban
Saudara secara detil.
Page 10 of
2

Jawab:
Menggambarkan tentang materi atau kompon yang terkandung pada suatu lahan tertentu
khususnya yang berhubungan dengan keberadaan makhkuk hidup. Pada beberapa titik terdapat
perbedaan yang cukup mendasar dari jenis aggregate/kumpulan apa yang menempati suatu lahan
tertentu. Indikator yang sering kita gunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut dapat terlihat
pada keberadaan bakteri dan jamur dengan syarat bahwa kandungan air, zat hara serta tekstur dari
lahan tersebut mendukung kehidupan dari kedua kelompok makhluk hidup perintis tadi.
Sumber:

Fatthurahmi. (2013). “Identification of Natural Clay’s Type Using X-Ray Diffraction”. Jurnal
Natural, Vol Xxi No XXI, hal 49–53.

Lazaro, B. B. (2015). “Halloysite and Kaolinite : Two Minerals with Geological and
technological Importance”. Real Academica de Ciencias Zaragoza,. 70:1-33. Universidad de
Zaragoza.

Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai