Anda di halaman 1dari 12

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, , 71-82

10(1), 2022

Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional: Peran Tata Kelola TI


Muhammad Faisal1, Nida Nadya Hasan2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas YARSI, DKI
Jakarta, Indonesia1,2
Abstract. This study aims to provide evidence of the role of IT governance in optimizing the ERM function to reduce
the company's operational risk. This research contributes to the usefulness of IT governance in ERM to reduce the
company's operational risk. By providing a comprehensive analysis of the role of IT governance in ERM to reduce
the company's operational risk, it is hoped that it can assist companies in deciding the allocation of capital for IT
governance and ERM programs. The data collected to conduct the research is secondary data obtained from
various sources, namely the IDX's official website (www.idx.co.id), the company's official website, and the Revinitif
Eikon database. This research is built on two main theories, namely agency theory and theory acceptance model
(TAM). The empirical evidence obtained shows the importance of ERM as a tool of operational risk management.
However, the researcher did not find any relationship between IT Governance and operational risk.

Keywords. Enterprise risk management; IT governance; operational risk.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti peran tata kelola TI dalam mengoptimalkan fungsi ERM
untuk mengurangi risiko operasional perusahaan. Penelitian ini berkontribusi pada kegunaan tata kelola TI dalam
ERM untuk mengurangi risiko operasional perusahaan. Dengan menyediakan analisis komprehensif mengenai peran
tata kelola TI dalam ERM untuk mengurangi risiko operasional perusahaan, diharapkan dapat membantu perusahaan
dalam memutuskan alokasi modal untuk tata kelola TI dan program ERM. Data yang dikumpulkan untuk melakukan
penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari situs resmi
BEI( www.idx.co.id), situs resmi perusahaan yang bersangkutan, serta database Revinitif Eikon. Penelitian ini
dibangun diatas dua teori utama yaitu agency theory dan theory acceptance model (TAM). Bukti empiris yang
diperoleh menunjukkan pentingnya ERM sebagai alat dari manajemen risiko operasional. Tetapi, peneliti tidak
menemukan adanya hubungan tata kelola TI terhadap risiko operasional.

Kata kunci. Enterprise risk management; risiko operasional; tata kelola TI.

Corresponding author. Email: m.fsl@yahoo.com1, nidanadya.hasan@gmail.com2


How to cite this article. Faisal, M., & Hasan, N. N. (2022). Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 10(1), 71–82.
History of article. Received: Desember 2021, Revision: Februari 2022, Published: April 2022
Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/jrak.v10i1.35887
Copyright©2021. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI
menunjukkan ketidakcukupan proses tata
PENDAHULUAN kelola dan terutama kontrol dalam
Menurut Casualty Actuarial Society pencegahan penipuan dan pelanggaran
(2003), risiko dianggap sebagai sumber akuntansi dan dalam kegiatan manajemen
peluang untuk penciptaan nilai. Risiko tidak risiko perusahaan yang paling kompleks
sepenuhnya dapat dihindari tetapi jika secara umum. Hal ini telah mengarahkan
dikelola dengan baik bisa digunakan untuk para ahli untuk merefleksikan pentingnya
mendapatkan keunggulan kompetitif. sistem pemerintahan dan membantu dalam
Banyak perusahaan telah menunjukkan penelitian model manajemen terbaik.
kekhawatiran yang semakin besar akan Manajemen risiko harus menganalisis
perlunya manajemen risiko, mengingat perusahaan secara holistik dan dilakukan
skandal keuangan yang melibatkan dengan cara yang terstruktur, serta
perusahaan seperti Parmalat, Enrom, terintegrasi di seluruh perusahaan (Abrams
Metallgesellschaft, dan lain-lain. Kegagalan et al., 2007).
mekanisme tata kelola perusahaan ini

71 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 |


2022
MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
Selama bertahun-tahun Enterprise et al., 2006). Beberapa penelitian
Manajemen Risiko (ERM) dikembangkan menunjukkan kinerja perusahaan dan
sebagai cara strategis untuk mengelola keunggulan kompetitif semakin terkait
portofolio risiko dalam suatu organisasi. dengan unsurunsur tak berwujud seperti
Ada banyak definisi ERM, contoh kekayaan informasi dan pengembangan dan
representatifnya dari COSO (2004): “ERM berbagi pengetahuan (Davenport & Harris,
adalah suatu proses, dipengaruhi oleh 2007; Davis & Botkin, 1994; Porter &
dewan direksi entitas, manajemen dan Millar, 1985). Sistem informasi yang efektif
personel lainnya, yang diterapkan di dan efisien membantu perusahaan
pengaturan strategi, dan di seluruh memenuhi kebutuhan obyektif dengan
perusahaan, yang dirancang untuk menjamin kualitas yang lebih baik dalam
mengidentifikasi peristiwa potensial yang proses pengambilan keputusan. Hal ini juga
mungkin mempengaruhi entitas, dan merupakan instrumen yang valid untuk lebih
mengelola risiko untuk berada dalam risk mendukung pengendalian internal dan
appetite, untuk memberikan jaminan yang sistem ERM (COSO, 1992, 2004, 2013).
wajar mengenai pencapaian tujuan Komputerisasi data perusahaan
entitas”. ERM dapat dianggap sebagai mengharuskan manajemen untuk lebih
perpanjangan dari manajemen risiko memperhatikan manajemen layanan TI,
perusahaan di mana risiko keuangan dan mengoptimalkan investasi dalam
risiko non-keuangan seperti risiko teknologi, mengatur pengiriman layanan
operasional dan risiko strategis dikelola TI, memantau kualitas tingkat layanan
secara terintegrasi. Beberapa penelitian informasi dan menyelaraskan sumber daya
mengenai tata kelola perusahaan, dengan TI dengan proses perusahaan dan aktivitas
tema pengendalian internal dan ERM telah bisnis, sehingga sangat tepat untuk
diperdebatkan dalam domain akademis mengimplementasikan logika dan
(Enriques & Volpin, 2007; Jensen, 1993; instrumen yang ditujukan untuk tata kelola
Power, 2004; Spira & Page, 2003) dan TI dalam menjaga sistem informasi selalu
profesional (COSO, 1992, 2004, 2013; sejalan dengan kebutuhan perubahan
ISACA., 2012). Jika ERM dapat berfungsi perusahaan. Adopsi manajemen sistem
dengan efektif, maka dapat mengurangi informasi yang efektif dan kerangka
risiko operasional perusahaan. Mengingat kontrol membuatnya lebih mudah untuk
beragamnya jenis risiko operasional mencapai tujuan yang merupakan dasar
(misalnya, penipuan internal, gangguan dari sistem pengendalian internal dan pada
bisnis, kegagalan sistem), risiko saat yang sama, lebih baik dalam
operasional dapat dianggap sebagai mengatasi kompleksitas yang menjadi ciri
kombinasi berbagai risiko. Oleh karena itu, lingkungan di mana perusahaan bekerja.
ERM harus menjadi cara ideal untuk Hal ini akan membantu dalam mencapai
mengelola risiko operasional. tujuan perusahaan dan mengembangkan
Dalam skenario persaingan aktual kapasitas terkait untuk memenuhi
yang dicirikan oleh globalisasi, dinamisme persyaratan kelangsungan hidup
kompetitif, tingkat kompleksitas dan evolusi perusahaan pada tingkat yang lebih tinggi.
teknologi, pengetahuan, membuat ERM Sehingga pertanyaan penelitiannya adalah
menyesuaikan dalam menghadapi ruang ‘apakah penggunakan tata kelola TI dapat
lingkup risiko yang terus berkembang mengoptimalkan fungsi ERM untuk
(Collier et al., 2006; Fraser & Simkins, mengurangi risiko operasional
2010). Pada saat yang sama, kualitas sistem perusahaan?’. Penelitian ini bertujuan
informasi merupakan faktor penting untuk untuk memberikan bukti peran tata kelola
sukses (Abraham, 2012; DeLone & TI dalam mengoptimalkan fungsi ERM
McLean, 1992; Rai et al., 2002; Sabherwal

72 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 10 (1), 2022, 71-82
untuk mengurangi risiko operasional perilaku oportunistik yakni meningkatkan
perusahaan. kesejahteraannya sendiri sementara prinsipal
Penelitian sebelumnya seperti diasumsikan hanya tertarik pada
AlAmri & Davydov (2016) menguji pengembalian keuangan yang diperoleh dari
efektivitas ERM dalam meningkatkan investasi mereka di perusahaan tersebut.
pengendalian internal perusahaan dengan Berdasarkan konflik keagenan tersebut,
dampaknya pada risiko operasional. prinsipal perlu merancang sistem
Hasilnya menunjukkan bahwa ERM pengendalian internal yang memonitor
efektif dalam mengurangi frekuensi dan perilaku oportunistik agen yang dapat
tingkat keparahan kejadian risiko merugikan prinsipal. Implementasi sistem
operasional. Rubino & Vitolla (2014) pengendalian internal ini merupakan salah
melakukan penelitian terkait tata kelola TI satu bentuk mekanisme yang ditujukan
mendukung proses manajemen risiko untuk meminimalisir kepentingan prinsipal
perusahaan (ERM). Hasilnya menunjukkan dan agen (Matsumura & Tucker, 1992).
bagaimana tata kelola TI memfasilitasi Boynton & Johnson (2006) mendefinisikan
penerapan sistem pengendalian internal aktivitas pengendalian sebagai kebijakan
yang memadai. Selain itu, Lunardi et al., dan prosedur yang membantu memastikan
(2014) melakukan penelitian tentang bahwa perintah managemen telah dilakukan.
adopsi tata kelola TI dalam kinerja Aktivitas pengendalian membantu
keuangan perusahaan di Brazil. Hasilnya memastikan bahwa tindakan yang
menunjukkan perusahaan yang diperlukan berkenaan dengan risiko yang
mengadopsi tata kelola TI meningkatkan diambil untuk pencapaian tujuan organisasi.
kinerja mereka. Penelitian ini mencoba Sistem pengendalian internal inilah yang
untuk menggabungkan penelitian Al-Amri kemudian dikembangkan menjadi sistem
& Davydov (2016), penelitian Michele manajemen risiko yang mencakup
Rubino & Vitolla (2014) dan penelitian keseluruhan aspek dalam perusahaan
Lunardi et al., (2014) dengan menguji sehingga sistem manajemen risiko bersifat
penggunaan tata kelola TI dalam ERM lebih komprehensif melihat perusahaan
untuk mengurangi risiko operasional sebagai sebuah entitas keseluruhan dengan
perusahaan. Penelitian ini berkontribusi mempertimbangkan berbagai risiko yang
pada kegunaan tata kelola TI dalam ERM mungkin terjadi, hal ini dimaksudkan untuk
untuk mengurangi risiko operasional pencapaian tujuan perusahaan.
perusahaan. Dengan menyediakan analisis Selanjutnya, Technology
komprehensif mengenai peran tata kelola Acceptance Model (TAM) adalah sebuah
TI dalam ERM untuk mengurangi risiko aplikasi yang dikembangkan dari Theory
operasional perusahaan, diharapkan dapat of Reasoned Action (TRA). TRA
membantu perusahaan untuk memutuskan dikhususkan untuk memodelkan
alokasi modal untuk tata kelola TI dan penerimaan pemakai (user acceptance)
program ERM. terhadap sistem informasi. Tujuan TAM
Penlitian ini berlandaskan pada dua yaitu untuk menjelaskan faktor penentu
teori utama yaitu teori agensi dan penerimaan teknologi berbasis informasi
Technology Acceptance Model (TAM). secara general serta menjelaskan tingkah
Konsep utama dari teori agensi adalah laku pemakai akhir (end-user) teknologi
bahwa agen dan prinsipal mempunyai informasi dengan variasi pemakai. Model
preferensi atau tujuan yang berbeda. Hal merupakan prediksi disertai dengan
inilah yang nantinya menimbulkan konflik penjelasan sehingga peneliti ataupun
keagenan. Teori ini mengasumsikan bahwa praktisi dapat mengidentifikasi mengapa
setiap individu baik agen maupun prinsipal sistem tertentu tidak sesuai sehingga
bertindak untuk kepentingan masing- diperlukan langkah revisi dalam tindakan
masing. Agen diasumsikan mempunyai mengambil langkah perbaikan. Teori ini

73 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
mendukung untuk menyelidiki efisiensi biaya, efisiensi pendapatan, dan
pengambilan keputusan dalam TI. TAM pengembalian aset menjadi lebih tinggi
dapat memprediksi sikap seseorang (Grace et al., 2015). Dengan peningkatan
terhadap niat penggunaan teknologi yang kinerja operasi perusahaan maka secara
diberikan. Niat perilaku adalah ukuran otomatis risiko operasional dapat teratasi
kekuatan kesediaan seseorang untuk dengan baik. Al-Amri & Davydov (2016)
berusaha melakukan perilaku tertentu. membuktikan bahwa ERM yang efektif
Pengambilan keputusan dalam TI termasuk mengurangi frekuensi dan keparahan
bagian penting dari IT governance. Oleh kejadian risiko operasional.
karena itu, TAM mendukung analisis Rupanya hasil dari studi ERM ini
terhadap IT governance perusahaan. masih beragam. McShane et al., (2011)
Bagian kedua dari penelitian ini akan menemukan bahwa perusahaan yang
menjelaskan mengenai metodelogi yang memiliki rating ERM yang tinggi tidak
digunakan dalam penelitian. Bagian ketiga terbukti mengalami peningkatan pada nilai
akan menjelaskan hasil penelitian. Bagian perusahaannya, dibandingkan dengan
terakhir dalam penelitian ini perusahaan yang mengalami peningkatan
akan menjelaskan kesimpulan dari manajemen risiko tradisional maka nilai
penelitian. perusahaannya juga meningkat. Kemudian
Beasley et al., (2008) menemukan bahwa
Enterprise Risk Management dan reaksi pasar terhadap perusahaan yang
Operational Risk memiliki komite risiko tidak signifikan
Enterprise Risk Management (ERM) secara keseluruhan tetapi signifikan pada
merupakan suatu sistem terintegrasi yang beberapa perusahaan saja.
ditujukan untuk menghindari risiko-risiko Melihat keberagaman hasil tersebut,
yang bersifat merugikan perusahaan. ERM kami melihat bahwa sebagian besar studi
merupakan cara penting untuk menghindari membuktikan bahwa implementasi ERM
kerugian yang sangat besar (Kleffner et al., yang baik dalam suatu perusahaan mampu
2003). Selain menghindari kerugian, meningkatkan kinerja operasional
implementasi ERM juga terbukti mampu perusahaan sehingga dengan begitu risiko
meningkatkan nilai perusahaan yang operasional dapat teratasi dengan baik.
signifikan secara statistik dan ekonomi Sehingga kami membuat hipotesis pertama
(Hoyt & Liebenberg, 2011), disamping itu penelitian ini yakni:
ERM meningkatkan nilai perusahaan H1: Implementasi ERM yang efektif mampu
manufaktur dengan mengurangi biaya dan mengurangi risiko operasional
peningkatan efisiensi perusahaan (Zou et al.,
2019). Iswajuni et al., (2018) juga Enterprise Risk Management, Operational
membuktikan hal yang sama yakni Risk, dan IT Governance
implementasi Enterprise Risk management Penerapan IT governance akan
(ERM) berpengaruh positif signifikan memiliki efek langsung dan tidak langsung
terhadap nilai perusahaan khususnya pada proses bisnis yang bersama-sama
manufaktur. Devi et al., (2017) menemukan menentukan kinerja keseluruhan
bahwa pengungkapan ERM berpengaruh perusahaan (Dehning & Richardson, 2002;
positif dan signifikan pada nilai perusahaan. Lazic et al., 2011; Liang et al., 2011; Weill
Perusahaan dengan program ERM & Ross, 2005). Dengan kinerja
memiliki sumber daya keuangan dan tata keseluruhan perusahaan yang baik,
kelola perusahaan yang lebih baik (Baxter et penerapan IT governance dianggap mampu
al., 2013). Dengan begitu ERM mampu meningkatkan profitabilitas (Lunardi et al.,
meningkatkan kinerja operasi perusahaan 2014) atau kinerja keuangan untuk
(Soltanizadeh et al., 2016), sehingga penerapan teknologi yang lebih canggih

74 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 10 (1), 2022, 71-82
(Smith et al., 2013). Wu et al., (2015) dengan 2017. Pemilihan periode ini
menunjukkan bahwa implementasi IT sehubungan dengan adanya peraturan
governance dianggap berhasil Bapepam KEP-431/BL/2012 yang
mempengaruhi kinerja perusahaan ketika mewajibkan perusahaan terdaftar untuk
adanya penyelarasan strategi. Sementara melaporkan kegiatan manajemen risiko pada
itu (Rubino & Vitolla, 2014) menunjukkan laporan tahunan sejak tahun 2012 sehingga
bahwa penerapan kerangka kerja IT kami memulai di tahun 2013 dengan
governance memungkinkan manajer untuk harapan semua perusahaan terdaftar telah
fokus secara efektif mengintegrasikan, efektif melaporkannya.
menyelaraskan dan menghubungkan Data yang akan dikumpulkan untuk
proses bisnis perusahaan sehingga hal ini melakukan penelitian merupakan data
meningkatkan pemahaman aspek kunci sekunder yang diperoleh dari berbagai
yang terhubung ke lingkungan kontrol. sumber, yaitu dari situs resmi BEI yaitu
Mereka menyimpulkan bahwa penerapan www.idx.co.id, situs resmi perusahaan yang
IT governance mampu meningkatkan bersangkutan, serta database Refinitiv
pelaksanaan sistem pengendalian internal Eikon.
suatu perusahaan.
Teknologi informasi adalah salah Model Penelitian dan Pengukuran
satu komponen penting dalam ERM Variabel
(Parent & Reich, 2009; Wilkin & Untuk menguji hipotesis penelitian,
Chenhall, 2010). Dengan adanya teknologi peneliti merancang model regresi berikut
informasi maka penerapan sistem ERM ini:
dapat berjalan dengan lebih efisien dan 𝑅𝑂 = 𝛼 + 𝛽1𝐸𝑅𝑀 + 𝛽2𝐼𝑇 + 𝛽3𝐸𝑅𝑀 ∗ 𝐼𝑇
efektif. Oleh karena itu IT Governance + 𝐹𝑖𝑟𝑚 𝐹𝐸 + 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝐹𝐸 + 𝜀
dianggap mampu mengoptimalkan kerja Operasionalisasi Variabel
ERM dalam suatu perusahaan. Variabel Dependen
Berdasarkan uraian tersebut, kami Variabel dependen dalam penelitian
membuat hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah risiko operasional (RO)
ini adalah: perusahaan. Variabel ini diukur dengan
H2: Penerapan IT Governance mampu menggunakan 2 cara, yaitu:
mengoptimalkan fungsi ERM dalam
mengurangi risiko operasional Z-Score Altman, Model
yang dikemukakan Altman (1968) ini
METODOLOGI PENELITIAN merupakan model yang paling populer untuk
Pengumpulan Data dan Sampel melakukan prediksi financial distress yang
Pemilihan sampel dilakukan dengan dikenal dengan nama Z-Score. Model Z-
menggunakan metode purposive sampling Score dan indikatornya adalah:
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel 𝑍 = 1.2𝑋1 + 1.4𝑋2 + 3.3𝑋3 + 0.6𝑋4
yang representatif sesuai dengan kriteria + 0.999𝑋5
yang ditentukan. Kami menggunakan
beberapa kriteria berikut untuk penggunaan Dimana:
sampel, yaitu (a) Perseroan Terbatas (PT) X1 = working capital / total assets
dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia; (b) X2 = retained earnings / total assets
Perusahaan yang bergerak di industri = earnings before interest
manufaktur yang tertera dalam daftar Bursa and X3 taxes / total assets
Efek Indonesia; dan (c) Perusahaan yang = market value of equity / total
mempublikasikan Laporan Tahunan dan X4
Laporan Keuangan auditan per 31 Desember liabilities
secara lengkap untuk tahun 2013 sampai
X5 = sales / total assets

75 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
Indikatornya jika M-Score lebih besar dari
Indikatornya, Z > 2.99 – “Safe” Zone, 1.81 2.22 - perusahaan cenderung menjadi
< Z < 2.99 – “Grey” Zone, Z < 1.81 – manipulator.
“Distress” Zone
Variabel Independen
M-Score Beneish, Model Beneish Variabel ERM menunjukkan apakah
adalah model statistik yang menggunakan suatu perusahaan menerapkan ERM atau
rasio keuangan dihitung dengan data tidak. Cara pengukurannya dengan
akuntansi dari perusahaan tertentu untuk menggunakan variabel dummy 1 jika dalam
memeriksa apakah kemungkinan laporan tahunan perusahaan terdapat kata
(probabilitas tinggi) bahwa laba yang “CRO”, “Risk Committee”, “ERM”, dan
dilaporkan perusahaan telah dimanipulasi. keyword lain yang berkaitan dengan
Model M-score dan delapan indikatornya implementasi ERM. Variabel dummy 0 jika
tercantum di bawah ini (Anh & Linh, sebaliknya.
2016; Beneish, 1999; Omar et al., 2014). Variabel IT Governance
menunjukkan apakah suatu perusahaan
𝑀 − 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = −4.84 + 0.920 ∗ 𝐷𝑆𝑅𝐼 menerapkan IT Governance atau tidak.
+ 0.528 ∗ 𝐺𝑀𝐼 + 0.404 ∗ 𝐴𝑄𝐼 Cara pengukurannya dengan menggunakan
+ 0.892 ∗ 𝑆𝐺𝐼 + 0.115 ∗ 𝐷𝐸𝑃𝐼 variabel dummy 1 jika dalam laporan
tahunan perusahaan terdapat kata
− 0.172 ∗ 𝑆𝐺𝐴𝐼 + 4.679
“COBIT”, “ITIL”, “ISO 27001”,
∗ 𝑇𝐴𝑇𝐴 − 0.327 ∗ 𝐿𝑉𝐺𝐼
“TOGAF”, “PMBOK”, dan keyword lain
yang terkait dengan IT Governance.
Dimana:
Days Sales in
Variabel Kontrol
Receivables Index (DSRI) = Sales(Net Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah
Receivablest-1) t-1 /
Firm FE dan Year FE.
Gross Margin [(Salest-1 - COGSt-1) /
=
Index (GMI) Salest-1]
[1 - ((Current Assetst-1 +
HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik
Asset Quality Deskriptif
= PP&Et-1 + Securitiest-1) /
Index (AQI)
Total Assetst-1)] Persentase perusahaan pada sampel
Sales Growth yang menerapkan ERM dan tata kelola TI
= Salest-1
Index (SGI) tersaji pada Gambar 1 dan 2 dibawah ini.
Depreciation = (Depreciationt-1/ (PP&Et-
Index (DEPI) 1 + Depreciationt-1))

ERM Sales General


and = (SG&A Expenset-1 /
nerapkan TidakAdministrative
Menerapkan Salest-1)
Expenses Index
(SGAI)
[(Current Liabilitiest-1 +
35% Leverage Index
= Total Long Term Debtt-
(LVGI)
1) / Total Assetst-1]
65% (Income from Continuing
Total Accruals to
Operationst - Cash Flows
Total Assets =
from Operationst) / Total
(TATA)
Assetst

76 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 10 (1), 2022, 71-82
Gambar 1. Persentase perusahaan dalam observasi yang menerapkan ERM

IT
Menerapkan Tidak Menerapkan

12%

88%

Gambar 2. Persentase perusahaan dalam observasi yang menerapkan IT Governance

Tabel 1. Statistik deskriptif perusahaan yang mengimplementasikan ERM


Implementing ERM
Variable Obs Mean Q1 Median Q3 Std. Dev.
M-score 268 1.938219 1.298507 1.580434 1.916147 3.954645
Z-score 329 33..48902 5.6689 8.175135 18.20488 320.8365

Tabel 2. Statistik deskriptif persuahaan yang belum mengimplementasikan ERM


Not Implementing ERM
Variable Obs Mean Q1 Median Q3 Std. Dev.
M-score 129 2.507882 1.48222 1.687207 2.1936 3.539445
Z-score 176 53.1778 6.725132 10.30384 18.08232 245.3622
mekanisme tata kelola perusahaan,
Hasil statistik deskriptif pada kerangkakerangka IT governance seperti
Gambar 1. menunjukan perusahaan yang COBIT atau ITIL.
menyatakan telah mengimplementasikan Walaupun begitu, peneliti
ERM masih cenderung rendah, yakni sekitar mengekspektasikan terdapat perbedaan
35% dari observasi, walaupun banyak bukti signifikan antara perusahaan yang
menunjukan ERM memiliki pengaruh positif mengimplementasikan ERM dengan yang
terhadap kinerja keuangan (e.g. Gatzert & belum mengimplementasikan ERM, dimana
Martin, 2015; Liebenberg & Hoyt, 2003). perusahaan yang telah
Terlebih, implementasi IT mengimplementasikan ERM memiliki risiko
Governance pada perusahaan-perusahaan keuangan yang lebih rendah.
masih sangat rendah (Gambar. 2), yakni Dari hasil statistik deskriptif dengan
baru sekitar 12% mengimplementasikan IT melakukan subsampling antara observasi
Governance dalam perusahaan. Hal ini yang mengimplmentasikan ERM dengan
menujukan kurangnya perkembangan yang belum, dapat dilihat bahwa rata-rata
penggunaan IT dalam memperkuat MScore maupun Z-Score pada perusahaan
yang telah mengimplementasikan ERM

77 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
lebih rendah (1.938 dan 33.48) dibanding lebih rendah (1.5804 dan 8.175)
perusahaan yang belum dibandingkan yang belum
mengimplementasikan ERM (2.507 dan mengimplementasikan ERM (1.687 dan
53.177). 10.303). Hasil masih menunjukan
Peneliti menguji signifikansi dari perusahaan yang mengimplementasikan
perbedaan kedua nilai rata-rata ini dengan ERM memiliki risiko operasional yang lebih
menggunakan two-sample t-test dan rendah, dibandingkan perusahaan yang
menemukan hasil yang signifikan pada belum mengimplementasikan ERM.
p<0.05. Hal ini sesuai dengan ekspektasi, Untuk variabel IT governance,
bahwa perusahaan yang peneliti tidak menguji secara deskriptif
mengimplementasikan ERM lebih baik karena two-sample t-test tidak menunjukan
dalam mengendalikan risiko operasional. hasil yang signifikan antar kedua rata-rata
Terlihat bahwa terdapat standar perusahaan yang mengimplementasikan IT
deviasi yang cukup besar, dan terlihat mean Governance, dengan yang belum
yang jauh melebihi Q3 dari observasi mengimplementasikan IT Governance. Hal
keseluruhan, menunjukan bahwa terdapat ini diduga karena jumlah sampel IT
beberapa outlier atas dalam penilaian ini. Governance yang relatif masih terlalu
Terlebih, nilai-nilai ini sangat jauh dari sedikit.
interpretasi Altman (1968) dan Beneish Karena itu, peneliti melakukan uji
(1997) atas cut-off yang telah dijadikan regresi untuk melihat keterkaitan baik
acuan, yakni 1.81 untuk Z-Score dan -2.22 implementasi ERM maupun implementasi IT
untuk M-Score. Hal ini menujukan bahwa Governance, terhadap risiko operasional.
‘nature’ dari penggunaan M-Score dan
ZScore pada sampel perusahaan di Hasil Regresi
Indonesia menjadi dipertanyakan Hasil regresi pada Model 1
reliabilitasnya. Walaupun begitu, banyak merupakan uji langsung variabel ERM
penelitian telah melakukan dan menggunakan variabel M-Score sebagai
membuktikan kekuatan dari kedua model proksi dari risiko operasional menunjukan
ini, terutama dalam membandingkan satu terdapat hubungan yang signifikan negatif
sama lain, selama set sampel masih pada antara implementasi ERM dengan risiko
negara dan pasar modal yang sama (e.g. operasional (p<0.1). Konsisten dengan
Herawati, 2015; Utama & Lumondang, statistik deskriptif, artinya perusahaan yang
2009). mengimplempentasikan ERM cenderung
Selain itu, peneliti juga menguji nilai memiliki risiko operasional yang lebih
median sebagai nilai distribusi tengah selain rendah. Pada Model 2, dimasukan variabel
mean. Hal ini dilakukan untuk moderasi, namun hasil tidak menunjukan
menyampingkan keberadaan outlier, dan adanya signifikansi dari implementasi IT
hasil menunjukan konsisten terhadap hasil Governance dalam ERM terhadap risiko
mean, bahwa median M-score maupun operasional yang dihadapi perusahaan.
Zscore perusahaan yang sudah Walaupun begitu, hubungan langsung ERM
mengimplementasikan ERM, cenderung terhadap risiko operasional masih konsisten
negatif.
Tabel 3. Regresi dengan variabel dependen M-Score

Model (1) Model (2)


Variable Coef SD Coef SD
-0.586 -1.40* -0.622 -1.43*
0.135 0.32 -0.448 -0.89

78 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 10 (1), 2022, 71-82
T 0.643 1.11
xed Effect Yes Yes
xed Effect Yes Yes
0.005 0.001
397 397
Tabel 4. Regresi dengan variabel dependen Z-Score

Model (3) Model (4)


Variable Coef SD Coef SD
-33.83 -1.45* -40.38 -1.72**
84.62 -1.12 -58.08 -1.9**
T 155 1.46*
xed Effect Yes Yes
xed Effect Yes Yes
0.016 0.02
505 505
Lalu, hasil regresi pada Model 3 variabel explanatory dalam memprediksi
merupakan uji langsung variabel ERM risiko operasional.
menggunakan variabel Z-Score sebagai
proksi dari risiko operasional menunjukan SIMPULAN
terdapat hubungan yang signifikan negatif Penelitian ini bertujuan untuk
antara implementasi ERM dengan risiko melihat hubungan antara implementasi ERM
operasional (p<0.1). Konsisten dengan dan Implementasi IT terhadap Risiko
statistik deskriptif, artinya perusahaan yang Operasional. Secara umum, peneliti
mengimplempentasikan ERM cenderung menemukan bukti adanya hubungan negatif
memiliki risiko operasional yang lebih dari implementasi ERM terhadap risiko
rendah. Pada Model 4, dimasukan variabel operasional, menunjukan pentingnya ERM
moderasi, dan hasil menunjukan bahwa sebagai alat dari manajemen risiko
walaupun hubungan langsung ERM dan IT operasional. Walaupun begitu, peneliti tidak
Governance terhadap risiko operasional menemukan adanya hubungan IT
negatif pada p<0.05 (artinya ERM dan IT Governance terhadap risiko operasional. Hal
Governance memperkecil risiko operasional ini salah satunya disebabkan karena masih
seperti yang diduga), hubungan moderasi IT sedikitnya perusahaan yang
Governance atas ERM terhadap risiko mengimplementasikan IT Governance
operasional sendiri adalah positif, justru dalam perusahaan (atau setidaknya yang
meningkatkan risiko operasional. Hal ini mengungkapkan).
diduga karena penggunaan variabel dummy Terdapat beberapa keterbatasan
pada kedua variabel independen (ERM) dan dalam penelitian ini. Pertama, peneliti
moderasi (IT). Walaupun begitu, R-square menggunakan variabel dummy dalam
dari Model 4 dan Model 2 (setelah mengidentifikasi implementasi ERM dan IT
moderasi) lebih besar daripada Model 1 dan dalam perusahaan. Hal ini kurang
Model 3 (sebelum moderasi), menunjukan mencerminkan kedalaman perusahaan dalam
pentingnya variabel IT sebagai salah satu pengimplementasian ini. Penelitian

79 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
selanjutnya dapat menggunakan variabel Baxter, R., Bedard, J. C., Hoitash, R., &
continous seperti jumlah kata yang lebih Yezegel, A. (2013). Enterprise risk
mencerminkan seberapa komprehensif management program quality:
implementasi ERM dilakukan dan Determinants, value relevance, and
dijelaskan, terutama pada laporan tahunan. the financial crisis. Contemporary
Kedua, peneliti hanya melihat keyword yang Accounting Research, 30(4), 1264–
secara eksplisit menyatakan adanya 1295.
implementasikan ERM maupun IT Beasley, M., Pagach, D., & Warr, R. (2008).
Governance. Hal ini menyampingkan Information conveyed in hiring
kemungkinan adanya perusahaan yang announcements of senior executives
sebenarnya sudah mengimplementasikan overseeing enterprise-wide risk
ERM dan IT Governance pada level management processes. Journal of
tertentu, namun belum secara eksplisit Accounting, Auditing & Finance,
menyatakannya. Penelitian selanjutnya dapat 23(3), 311–332.
menilai ERM dan IT Governance dengan Beneish, M. D. (1999). The detection of
melakukan checklist berdasarkan kerangka earnings manipulation.
dari ERM (misalnya COSO ERM) dan Financial Analysts Journal, 55(5),
objectives dari IT Governance (misalnya 24–36.
COBIT). Boynton, W. C., & Johnson, R. N. (2006).
Modern Auditing Eight Edition. John
DAFTAR PUSTAKA Wiley and Son. Inc.
Abraham, S. E. (2012). Casualty Actuarial Society. (2003).
Information technology, an enabler Overview of Enterprise Risk
in corporate governance. Corporate Management.
Governance: Collier, P. M. M., Collier, P. M., Berry, A.
The International Journal of J., Berry, A., & Burke, G. T. T.
Business in Society. (2006). Risk and management
Abrams, C., Von Kanel, J., Muller, S., accounting: best practice
Pfitzmann, B., & Ruschka-Taylor, S. guidelines for enterprise-wide
(2007). Optimized enterprise risk internal control procedures
management. IBM Systems Journal, (Vol. 2, Issue 11).
46(2), 219–234. Elsevier.
Al-Amri, K., & Davydov, Y. (2016). Testing COSO. (1992). Internal Control Integrated
the effectiveness of ERM: Evidence Framework. Committee of
from operational losses. Journal of Sponsoring Organizations of the
Economics and Business, 87, 70–82. Treadway Commission.
Altman, E. I. (1968). Financial ratios, COSO. (2004). Enterprise Risk
discriminant analysis and Management—Integrated
the prediction of corporate Framework. Committee of
bankruptcy. The Journal of Finance, Sponsoring Organizations of the
23(4), 589– 609. Treadway Commission.
Anh, N. H., & Linh, N. H. (2016). Using the COSO. (2013). Internal Control Integrated
M-score model in detecting earnings Framework. Committee of
management: Evidence from Sponsoring Organizations of the
nonfinancial Vietnamese listed Treadway Commission.
companies. VNU Journal of Science: Davenport, T. H., & Harris, J. G. (2007).
Economics and Business, 32(2). Competing on Analytics: The New
Science of Winning
(Harvard

80 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 10 (1), 2022, 71-82
Business School Press, Boston, MA). management. Journal of Risk and
Davis, S., & Botkin, J. (1994). The coming Insurance, 78(4), 795–822.
of knowledge-based business. ISACA. (2012). COBIT 5: A business
Harvard Business Review, 72(5), framework for the governance and
165–170. management of enterprise IT. Isaca.
Dehning, B., & Richardson, V. J. (2002). Iswajuni, I., Soetedjo, S., & Manasikana, A.
Returns on investments (2018). Pengaruh Enterprise Risk
in information technology: A Management (Erm) Terhadap Nilai
research synthesis. Journal of Perusahaan Pada Perusahaan
Information Systems, 16(1), 7–30. Manufaktur Yang Terdaftar Di
DeLone, W. H., & McLean, E. R. (1992). Bursa Efek. Journal of Applied
Information systems success: The Managerial Accounting, 2(2), 275–
quest for the dependent variable. 281.
Information Systems Research, 3(1), Jensen, M. C. (1993). The modern industrial
60–95. revolution, exit, and the failure of
Devi, S., Budiasih, I. G. N., & Badera, I. D. internal control systems. The
N. (2017). Pengaruh pengungkapan Journal of Finance, 48(3), 831–880.
enterprise risk management dan Kleffner, A. E., Lee, R. B., & McGannon, B.
pengungkapan intellectual capital (2003). The effect of corporate
terhadap nilai perusahaan. governance on the use of enterprise
Indonesian Journal of Accounting risk management: Evidence from
and Finance, 14(1), 20–45. Canada. Risk Management
Enriques, L., & Volpin, P. (2007). Corporate and
governance reforms in continental Insurance Review, 6(1), 53–73.
Europe. Journal of Lazic, M., Groth, M., Schillinger, C., &
Economic Heinzl, A. (2011). The Impact of IT
Perspectives, 21(1), 117–140. Governance on Business
Fraser, J. R. S., & Simkins, B. (2010). Performance. AMCIS.
Enterprise risk management: Liang, T.-P., Chiu, Y.-C., Wu, S. P. J., &
Today’s leading research and best Straub, D. (2011). The Impact of IT
practices for tomorrow’s executives Governance on Organizational
(Vol. 3). John Wiley & Sons. Performance. AMCIS.
Gatzert, N., & Martin, M. (2015). Liebenberg, A. P., & Hoyt, R. E. (2003). The
Determinants and value of enterprise determinants of enterprise
risk management: Empirical risk management: Evidence from the
evidence from the literature. Risk appointment of chief risk officers.
Management and Insurance Review, Risk Management and Insurance
18(1), 29–53. Review, 6(1), 37–52.
Grace, M. F., Leverty, J. T., Phillips, R. D., Lunardi, G. L., Becker, J. L., Maçada, A. C.
& Shimpi, P. (2015). The value of G., & Dolci, P. C. (2014). The
investing in enterprise impact of adopting IT governance on
risk management. Journal of Risk financial performance: An empirical
and Insurance, 82(2), 289–316. analysis among Brazilian firms.
Herawati, N. (2015). Application of Beneish International Journal of Accounting
M-Score models and data mining to Information Systems, 15(1), 66–81.
detect financial fraud. Matsumura, E. M., & Tucker, R. R. (1992).
ProcediaSocial and Behavioral Fraud detection: A
Sciences, 211, 924–930. theoretical foundation. Accounting
Hoyt, R. E., & Liebenberg, A. P. (2011). Review, 753– 782.
The value of enterprise risk

81 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022


MUHAMMAD FAISAL1, NIDA NADYA HASAN2/ Enterprise Risk Management dan Risiko Operasional:
Peran Tata Kelola TI
McShane, M. K., Nair, A., & Rustambekov, Weill, P., & Ross, J. (2005). A matrixed
E. (2011). Does enterprise risk approach to designing IT governance.
management increase firm value? MIT Sloan Management Review,
Journal of Accounting, Auditing & 46(2), 26.
Finance, 26(4), 641–658. Wilkin, C. L., & Chenhall, R. H. (2010). A
Omar, N., Koya, R. K., Sanusi, Z. M., & review of IT governance: A
Shafie, N. A. (2014). Financial taxonomy to inform accounting
statement fraud: A case examination information systems. Journal of Information
using Beneish Model and ratio Systems, 24(2), 107–146. Wu, S. P.-J.,
analysis. International Journal of Straub, D. W., & Liang, T.-P. (2015). How
Trade, Economics and Finance, 5(2), information technology governance
184. mechanisms and strategic alignment
influence organizational performance. MIS
Parent, M., & Reich, B. H. (2009). Quarterly, 39(2), 497–518.
Governing information Zou, X., Isa, C. R., & Rahman, M. (2019).
technology risk. California Valuation of enterprise
Management Review, 51(3), 134– risk management in the
152. manufacturing industry. Total
Porter, M. E., & Millar, V. E. (1985). How Quality Management & Business
information gives you competitive Excellence, 30(11–12), 1389–1410.
advantage. Harvard Business
Review Reprint Service.
Power, M. (2004). The risk management of
everything. The Journal of Risk
Finance.
Rai, A., Lang, S. S., & Welker, R. B. (2002).
Assessing the validity of IS success
models: An empirical test and
theoretical analysis.
Information Systems Research, 13(1),
50–69.
Rubino, M., & Vitolla, F. (2014). Corporate
governance and the information
system: how a framework for IT
governance supports ERM.
Corporate Governance.
Smith, A. L., Bradley, R. V, Bichescu, B.
C., & Tremblay, M. C. (2013). IT
governance characteristics, electronic
medical records sophistication, and financial
performance in US hospitals: An empirical
investigation. Decision Sciences, 44(3),
483–516.
Soltanizadeh, S., Rasid, S. Z. A., Golshan, N.
M., & Ismail, W. K. W. (2016).
Business strategy, enterprise risk
management and organizational
performance. Management Research
Review.

82 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.10 | No.1 | 2022

Anda mungkin juga menyukai