Anda di halaman 1dari 17

Daftar Isi

PENDAHULUAN....................................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG..........................................................................................................................................1
MANFAAT......................................................................................................................................................3
TUJUAN..........................................................................................................................................................4
Pembahasan :........................................................................................................................................................5
Koperasi produsen............................................................................................................................................5
Koperasi Konsumen.........................................................................................................................................5
Koperasi Simpan-Pinjam..................................................................................................................................6
Koperasi Pemasaran.........................................................................................................................................7
Koperasi Jasa....................................................................................................................................................7
Organ Koperasi....................................................................................................................................................8
Rapat Anggota..................................................................................................................................................8
Pengurus...........................................................................................................................................................9
Pengawas........................................................................................................................................................10
Cara Pendirian dan Pembubaran Koperasi.........................................................................................................10
Cara Pendirian Koperasi.................................................................................................................................10
Cara Pembubaran Koperasi............................................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................................................................14

i
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Koperasi, sebagai badan usaha yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan asas kekeluargaan, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat dan pembangunan nasional. Sejak pertama
kali diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa
Tengah pada tahun 1896, koperasi telah mampu membantu masyarakat
meningkatkan kemampuan ekonomi mereka melalui kegiatan-kegiatan usaha
koperasi. Prinsip usaha dan karakteristik koperasi yang unik telah membuatnya
populer di kalangan masyarakat Indonesia yang menjalankan kegiatan
perekonomiannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan. Prinsip ini sangat
sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia secara umum, dan kedua belah pihak
menganut asas kekeluargaan serta prinsip gotong-royong.
Selama perkembangannya, koperasi telah mendapat dukungan kuat dari tokoh
nasional seperti Moh. Hatta, wakil Presiden Republik Indonesia pertama, yang gigih
mendukung kehadiran koperasi di Indonesia. Ia sering dijuluki sebagai Bapak
Koperasi Indonesia. Secara resmi, gerakan koperasi di Indonesia lahir pada tanggal
12 Juli 1947 selama Kongres I di Tasikmalaya, yang kemudian ditetapkan sebagai
Hari Koperasi Indonesia.
Sejak saat itu, koperasi terus berkembang dan diminati oleh masyarakat
Indonesia. Koperasi telah menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong dan
meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional. Selama awal
kemerdekaan Indonesia, regulasi mengenai koperasi telah mengalami beberapa
perubahan, mulai dari Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian,
kemudian digantikan oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian, dan selanjutnya oleh Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
Nilai-nilai tersebut menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi
koperasi untuk mampu berdaya saing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Nilai
dan prinsip koperasi inilah yang mendorong masyarakat untuk menjadi anggota
koperasi atau membentuk Koperasi. Seiring dengan berjalannya waktu maka

1
terkait dengan aturan yang mengatur tentang pengesahan pendirian koperasi juga
mengalami perubahan. Dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun2018 Pasal 14 ayat (3) tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik yang mengamanatkan bahwa pengesahan koperasi meliputi
pengesahan akta pendirian koperasi, perubahan anggaran dasar dan pembubaran
koperasi diatur dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum maka telah diterbitkan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pengesahan
Koperasi. Dimana sejak Tanggal 28 September 2019, proses pengajuan
pengesahan Badan Hukum Koperasi yang selama ini melalui Sistim Administrasi
Badan Hukum Koperasi (SISMINBHKOP) pada Kementerian Koperasi dan UKM
RI dilimpahkan kewenangannya kepada Kementerian Hukum dan HAM RI
melalui Sistim Administrasi Badan Hukum ( SABH ).
Tujuan utama pendirian koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan
anggota, khususnya masyarakat di sekitarnya secara umum. Namun, tujuan ini
bersifat abstrak. Oleh karena itu, tujuan yang lebih konkret adalah meningkatkan
perekonomian anggota. Meningkatkan perekonomian anggota dapat dijelaskan
sebagai upaya untuk memberikan manfaat atau pelayanan optimal kepada anggota
dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Koperasi didirikan oleh kelompok
orang yang bekerja sama mengelola perusahaan koperasi, dengan tugas mendukung
kegiatan ekonomi anggotanya. Setiap kelompok orang dapat merumuskan dan
mewujudkan tujuan mereka sendiri melalui kegiatan ekonomi bersama.
Dengan demikian, kesuksesan koperasi tidak hanya bergantung pada
kontribusi partisipatif, tetapi lebih penting lagi adalah insentif yang diberikan
koperasi kepada anggotanya. Meningkatnya partisipasi dapat membantu
membangkitkan rasa memiliki anggota. Ini adalah karakteristik utama yang
membedakan koperasi dari organisasi lain yang bukan koperasi.

Selain faktor-faktor di atas, kesuksesan usaha koperasi juga tampaknya berkaitan


erat dengan manfaat yang dirasakan oleh anggota koperasi. Manfaat ini akan dinilai
secara subjektif oleh anggota dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
pada loyalitas dan partisipasi anggota koperasi dalam semua aktivitas koperasi.
Bila diamati bentuk partisipasi anggota dapat dibedakan menjadi tiga jenis
(Roepke2000), yaitu:

2
1. Partisipasi anggota dalam mengkontribusi atau menggerakkan sumber
sumberdayanya.
2. Partisipasi anggota dalam mengambil keputusan (perencanaan,
implementasi pelaksanaan, dan evaluasi).
3. Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.

Ketiga aspek partisipasi ini saling berhubungan satu dengan yang


lainnya. Anggota yang tidak menikmati manfaat tidak akan
mengkombinasikan sumber-sumberdaya yang dimilikinya. Manfaat koperasi
tidak akan diberikan kepada anggota jika mereka tidak berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan pada koperasinya.
Untuk mendorong tingkat partisipasi anggota yang tinggi dalam suatu
koperasi, perlu dilakukan: 1) mengadopsi suatu kegiatan fungsi tunggal
koperasi; 2) keanggotaan yang homogen; dan 3) membatasi jumlah
keanggotaan. Koperasi harus memberikan motivasi kepada anggotanya agar
partisipasi itu efektif. Hal itu diperlukan agar pertumbuhan koperasi selalu
meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi anggota menimbulkan
rasa ikut memiliki.

Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk memudahkan masyarakat


dalam mendirikan koperasi dan mendapatkan pengesahan badan hukumnya maka
MBKM KKNT membuat Buku Panduan tentan Koperasi.

MANFAAT
a) Manfaat Koperasi di Bidang Ekonomi
Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang
diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai
jasa dan aktivitasnya.
I. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah
dari yang ditawarkan di toko-toko. Hal ini bertujuan agar

3
barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang
kurang mampu.
II. Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan.
Kegiatan koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan,
tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.
III. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam
pengelolaan koperasi. Setiap anggota berhak menjadi
pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan keuangan
koperasi.
IV. Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya
secara lebih efektif dan efisien.
b) Manfaat Koperasi di Bidang Sosial
I. Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan
tenteram.
II. Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang
dibangun tidak di atas hubungan kebendaan, tetapi di atas rasa
kekeluargaan.
III. Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja
sama dan semangat kekeluargaan.

TUJUAN
a. Peningkatan Akses ke Sumber Daya: Salah satu tujuan utama koperasi
bagi UMKM adalah memberikan akses yang lebih baik kepada
sumber daya yang diperlukan oleh anggotanya, seperti modal,
peralatan, dan bahan baku. Hal inPi dapat membantu UMKM dalam
mengembangkan usahanya.
b. Pemasaran Bersama: Koperasi dapat membantu UMKM dengan
memfasilitasi pemasaran bersama produk atau jasa anggotanya. Ini
dapat meningkatkan visibilitas dan daya saing produk UMKM di
pasar.
c. Pendidikan dan Pelatihan: Koperasi dapat menyediakan program
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan anggotanya dalam mengelola usaha UMKM. Ini dapat

4
mencakup pelatihan dalam manajemen keuangan, pemasaran, dan
aspek-aspek lainnya yang relevan.
d. Akses ke Permodalan: Koperasi dapat membantu UMKM dalam
memperoleh akses ke permodalan atau pinjaman dengan bunga
rendah. Hal ini dapat membantu UMKM dalam membiayai ekspansi
atau investasi dalam usaha mereka.
e. Keberlanjutan Usaha: Tujuan koperasi juga dapat mencakup upaya
untuk meningkatkan keberlanjutan usaha UMKM anggotanya. Ini
dapat termasuk praktik-praktik yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
f. Perlindungan Kesejahteraan Anggota: Koperasi dapat memberikan
perlindungan sosial, seperti asuransi atau dana pensiun, bagi
anggotanya. Hal ini dapat membantu melindungi kesejahteraan
ekonomi anggota UMKM dalam situasi yang sulit.
g. Meningkatkan Negosiasi dengan Pihak Ketiga: Koperasi dapat
bertindak sebagai perwakilan yang kuat dalam negosiasi dengan pihak
ketiga, seperti pemasok atau pembeli besar, untuk mendapatkan
kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi anggotanya.

Pembahasan :
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
Koperasi produsen prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Adapun macam-macam koperasi sebagai berikut :

Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggota-anggotanya adalah para

produsen. Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan pengguna pelayanan

(user), dimana dalam kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen

mengolah bahan baku/input menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan

barang yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan

transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang dapat diperjualbelikan,

5
memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan

pasar yang ada.

Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi anggota

dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota. Koperasi

konsumen berperan dalam mempertinggi daya beli sehingga pendapatan riil anggota

meningkat. Pada koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai pemilik (owner)

dan sebagai pelanggan (customer). Dalam kedudukan anggota sebagai konsumen,

kegiatan mengkonsumsi (termasuk konsumsi oleh produsen) adalah penggunaan

mengkonsumsi barang/jasa yang disediakan oleh pasar. Adapun fungsi pokok

koperasi konsumen adalah menyelenggarakan :

 Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota yang dilakukan

secara efisien, seperti membeli dalam jumlah yang lebih besar.

 Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga yang lebih

rendah, diantaranya pemanfaatan dana bergulir, pembelian dengan diskon,

pembelian dengan kredit.

Koperasi Simpan-Pinjam
Koperasi ini sering kali juga disejajarkan dengan nama koperasi kredit,

koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit

bagi anggotanya. Layanan-layanan ini menempatkan koperasi sebagai pelayan

anggota memenuhi kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik

dan lebih maju. Dalam koperasi ini anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda

sebagai pemilik (owner) dan nasabah (customers). Dalam kedudukan sebagai nasabah

anggota melaksanakan kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit

6
kepada koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk

simpanan wajib, simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber modal bagi

koperasi. Penghimpunan dana dari anggota itu menjadi modal yang selanjutnya oleh

koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon

anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)

Koperasi. Dengan cara itulah koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana milik

anggota untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan.

Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi dilaksanakan dalam

bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.

Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran seringkali disebut koperasi penjualan. Identitas anggota

sebagai pemilik (owner) dan penjual (seller) atau pemasar. Koperasi pemasaran

mempunyai fungsi menampung produk barang maupun jasa yang dihasilkan anggota

untuk selanjutnya memasarkannya kepada konsumen. Anggota berkedudukan sebagai

pemasok barang atau jasa kepada koperasinya. Dengan demikian bagi anggota,

koperasi merupakan bagian terdepan dalam pemasaran barang ataupun jasa anggota

produsen. Sukses fungsi pemasaran ini mendukung tingkat kepasatian usaha bagi

anggota untuk tetap dapat berproduksi.

Koperasi Jasa
Koperasi Jasa Adalah koperasi dimana identitas anggota sebagai pemilik dan nasabah

konsumen jasa dan atau produsen jasa. Dalam status anggota sebagai konsumen jasa,

maka koperasi yang didirikan adalah koperasi pengadaan jasa. Sedangkan dalam

status anggota sebagai produsen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi

produsen jasa atau koperasi pemasaran jasa. Sebagai koperasi pemasaran, bilamana

7
koperasi melaksanakan fungsi memasarkan jasa hasil produksi angota. Dalam praktek

dikenal pula penjenisan koperasi atas dasar cakupan pengelolaan bisnis (usaha), yaitu

jenis koperasi Single Purpose (satu usaha) dan Multi Purpose (banyak usaha).

Koperasi dengan satu kegiatan usaha, misalnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP),

Koperasi Produsen Susu, Koperasi tahu tempe (Primkopti), Koperasi Bank

Perkreditan Rakyat dan sebagainya. Koperasi dengan lebih dari satu kegiatan usaha,

sering disebut sebagai koperasi serba usaha. Jenis koperasi ini misalnya Koperasi

Pemasaran, dimana koperasi melaksanakan pemasaran produk barang dan jasa.

Organ Koperasi
Berdasarkan Pasal 21 UU Koperasi menyebutkan bahwa perangkat koperasi

terdiri dari :

Rapat Anggota
Menurut Pasal 22 ayat (1) UU Koperasi menyatakan, bahwa Rapat Anggota

merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Karena koperasi

dijalankan berdasarkan prinsip demokrasi. Prinsip ini berarti bahwa koperasi

dilakukan berdasarkan kehendak dan keputusan dari para anggotanya. Sesuai dengan

ikrar koperasi itu sendiri yakni mensejahterakan anggota. Rapat anggota menjadi

sarana berkumpulnya setiap anggota untuk menyampaikan pendapatnya dan

menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil bagi koperasi kedepannya. Tata

cara pelaksanaan rapat anggota ditetapkan dalam anggaran dasar dan dilaksanakan

paling sedikit setahun sekali. Menurut Pasal 78 Peraturan Menteri Koperasi Nomor 9

Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian, memberikan

kewenangan dari rapat anggota, yaitu:

8
a. Menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha serta

keuangan koperasi

b. Menetapkan dan mengubah Anggaran Dasar

c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas

d. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,

serta pengesahan laporan keuangan

e. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dalam

pelaksanaan tugasnya

f. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dalam

pelaksanaan tugasnya

g. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

h. Memutuskan penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi

i. Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran

Dasar.

Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dan dilantik dalam rapat anggota dengan masa

jabatan selama 5 tahun pada setiap periodenya. Pengurus koperasi dapat diambil dari

orang-orang yang bukan anggota koperasi dengan jumlah maksimal ⅓ dari jumlah

keseluruhan anggota. Persyaratan lebih lanjut mengenai syarat untuk menjadi

pengurus suatu koperasi diatur dalam anggaran dasar. Pengurus merupakan pemegang

kuasa rapat anggota dan bertanggung jawab atas kepengurusannya di dalam rapat

anggota atau rapat anggota luar biasa. Adapun tugas pengurus koperasi sebagai

berikut (Pasal 30 ayat (1) UU Koperasi) :

a. Mengelola koperasi dan usahanya

9
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran

pendapatan dan belanja Koperasi

c. Menyelenggarakan Rapat Anggota

d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib

f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Kemudian organ koperasi juga memiliki wewenang sebagai berikut (Pasal 30

ayat (2) UU Koperasi) :

a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian

anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi

sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota.

Pengawas
Pengawas merupakan organ koperasi yang bertugas untuk melakukan

pengawasan terhadap jalannya koperasi dan membuat laporan tertulis berdasarkan

hasil pengawasannya tersebut. Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, pengawas

berhak untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi dan memperoleh semua

informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pengawas wajib merahasiakan laporan

yang dibuat. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi di dalam rapat anggota

dan bertanggung jawab terhadap rapat anggota itu sendiri. Syarat-syarat yang

ditetapkan untuk menjadi pengawas, disepakati dan ditentukan dalam anggaran dasar.

Cara Pendirian dan Pembubaran Koperasi

10
Cara Pendirian Koperasi
Tata Cara Pendirian Koperasi memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Penyuluhan Persiapan Pembentukan Koperasi

Sekelompok orang berkumpul minimal 20 orang yang mempunyai kegiatan dan

kepentingan ekonomi yang sama dan wajib memahami pengertian, nilai, dan

prinsip-prinsip Koperasi.

2. Rapat Persiapan / Pembentukan Koperasi

Persiapan Pembentukan Koperasi, didahului Penyuluhan oleh Pejabat dari Instansi

yang membidangi Koperasi kepada para pendiri dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Rapat dipimpin oleh seorang atau beberapa dari pendiri atau kuasa pendiri

yang dijalankan oleh pejabat yang membidangi Koperasi sesuai tingkatnya.

b. Materi pokok bahasan antara lain : Nama Koperasi, Keanggotaan, Usaha yang

Dijalankan, Permodalan, Pengurus / Pengawas yang Pertama Pengelolaan

Usaha, Penyusunan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga.

3. Menghadap Notaris Pembuat Akta Koperasi

Membuat alat bukti tertulis dan otentik sebagai bukti telah dilakukan suatu

perbuatan hukum tertentu dalam proses pendirian dan akta-akta lain yang terkait

dengan Koperasi.

4. Pengajuan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi

Para pendiri / kuasanya mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada

pejabat Dinas / Kantor yang membidangi Koperasi dengan melampirkan :

a. 2 (Dua) salinan Akta Pendirian Koperasi bermaterai cukup.

b. Data Akta Pendirian Koperasi yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris.

11
c. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar

simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.

d. Rencana kegiatan usaha Koperasi minimal 3 tahun kedepan dan Rencana

Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

e. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

5. Penelitian Data Administrasi oleh Pejabat

Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian / verifikasi terhadap materi

Anggaran Dasar yang akan disahkan.

6. Penelitian Lapangan oleh Pejabat

Terkait dengan domisili, kepengurusan, usaha, keanggotaan pengesahan AKta

Pendirian Koperasi selambat-lambatnya 20 hari terhitung sejak diterimanya

permintaan pengesahan secara lengkap.

7. Penyerahan AKta Pendirian Koperasi (Badah Hukum Koperasi) oleh Pejabat

Koperasi sudah resmi berdiri dan siap beroperasi membangun negeri.

12
HUKUM PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
UUD 25/1992  Pejabat yang berwenang wajib melakukan Pengesahan selambat-
Diterima lambatnya 3 bulan sejak
penelitian terhadap materi Anggaran Dasar
berkas diterima lengkap
PP 4/1994 yang di ajukan syarat administrasi lainnya
Keputusan penolakan
 Pejabat yang berwenang melakukan dan alasannya
pengecekan terhadap keberadaan koperasi disampaikan kembali
PERMEN 01/2006 kepada kuasa pendiri
tersebut paling lama 3 bulan

Sekelompok orang yang Ditolak Terhadap penolakan para


pendirii dapat
mempunyai kegiatan mengajukan permintaan
dan kepentingan ulang pengesahan akta
ekonomi yang sama pendirian koperasi dalam
Kop. Primer jangka nwaktu paling
- Sekurang kuarng nya di lama 1 bulan
PRA KOPERASI hadiri 20 orang pendiri. Keputusan penolakan
Mengajukan permohonan dan alasannya
pengesahan secara tertulis disampaikan kembali
kepada pejabat berwenang, kepada kuasa pendiri
Kop. Sekunder (Dilengkapi dengan
Rapat Persiapan - Dihadiri sekurang persyaratan Administrasi
paling lama 3 bulan

kurangnya 3 (tiga)
Rapat Pembentukan koperasi melalui wakil
(dihadiri Pejabat) Disetujui Ditolak
wakiolnya.
(Keputusan
Membawa anggaran Dasar Koperasi: akhir)
Anggaran Dasar memuat antara lain: Pembuatan akta oleh Notaris
 Nama & tempat kedudukan
 Maksud & tujuan
 Bidang usaha
 Keaggotaan 12
 Rapat Anggota
 Penguru pengawas
 Sisa Hasil Usaha
Cara Pembubaran Koperasi
Pembubaran koperasi di atur dalam ketentuan pasal 46 sampai 50 UU
perekoperasian. Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Keputusan rapat anggota

b. Jangka waktu berdirinya telah berakhir

c. Keputusan Menteri

13
Daftar Pustaka
Auli, R.C., S.H. (2023). "Jenis Koperasi." Hukum Online. Diakses pada 16
Juni 2023, dari https://www.hukumonline.com/klinik/a/prosedur-pendirian-
koperasi-lt5f33b77c1d247/

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koperasi


dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (2010). "TAHUN
2010." Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian
Faozan Tri NugrohoFaozan Tri Nugroho (25 Agu 2021). Tujuandan manfaat
yang perlu diketahui. Diakses https://www.bola.com/ragam/read/4640440/tujuan-koperasi-
dan-manfaatnya-yang-perlu-diketahui

14

Anda mungkin juga menyukai