Anda di halaman 1dari 10

UU KPK LAMA DENGAN UU KPK

BARU
 MENIMBANG
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum perubahan, membahas tentang sejarah dan dasar
pembentukan UU KPK
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah perubahan lebih fokus membahas tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme,
peningkatan sinergitas antara kepolisian, kejaksaan dan KPK. Dalam bagian
menimbang ini menyatakan juga bahwa UU KPK sudah tidak sesuai dengan
kehidupan ketatanegaraan, perkembangan hukum, dan kebutuhan masyarakat,
selain itu juga dibahas mengenai penghormatan terhadap hak asasi manusia.

 PASAL 1
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, membahas tentang pengertian tipikor,
penyelengara negara, serta pengertian dan cara pemberantasan korupsi, juga
tidak mengatur definisi penyadapan
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, mengelompokkan KPK ke dalam rumpun
eksekutif, terdapat pengaturan penyadapan, dan pegawai KPK dianggap aparatur
sipil negara (ASN)

 PASAL 3
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tugas dan wewenangnya bersifat independen,
tidak dijelaskan KPK termasuk lembaga eksekutif
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, tugas dan wewenangnya bersifat independen,
tetapi KPK merupakan lembaga negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif

 PASAL 5
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, asas dalam menjalankan tugas dan wewenang
hanya 5, yaitu kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum,
dan proporsionalitas
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, memiliki tambahan satu asas yaitu penghormatan
terhadap HAM.

 PASAL 6
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, lebih menitikberatkan pada pemberantasan
tipikor
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, selain mengatur tentang pemberantasan tipikor,
juga melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang memperoleh
kekuatan hukum tetap

 PASAL 7
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, mengatur tentang wewenang dalam
menjalankan tugas koordinasi
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, mengatur tentang wewenang dalam menjalankan
tugas pencegahan

 PASAL 8
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, mengatur tentang wewenang dalam
menjalankan tugas supervisi
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, mengatur tentang wewenang dalam menjalankan
tugas koordinasi (yang sebelumnya diatur dalam Pasal 7)

 PASAL 9
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, mengatur tentang pengambilalihan penyidikan
dan penuntutan
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, mengatur tentang wewenang dalam menjalankan
tugas monitor

 PASAL 10 / PASAL 10 A
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, terdapat alasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Komisi Pemberantasan Korupsi memberitahukan kepada penyidik atau
penuntut umum untuk mengambil alih tindak pidana korupsi yang sedang
ditangani
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, Mengatur tentang tugas supervisi
Pengambilalihan penyidikan dan penuntutan diatur dalam Pasal 10A (yang
sebelumnya diatur dalam Pasal 9)

 PASAL 11
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, dilakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan setelah tindak pidana yang mendapat perhatian meresahkan
masyarakat
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak
pidana setelah mendapat perhatian masyarakat sudah ditiadakan; dan diatur
apabila dalam tindak pidana korupsi tidak memenuhi ketentuan, maka KPK
wajib menyerahkan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan kepada kepolisian
atau kejaksaan; juga diatur mengenai KPK harus melakukan supervisi terhadap
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.

 PASAL 12
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, KPK mempunyai wewenang dalam melakukan
penyadapan dan merekam pembicaraan.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, KPK yang mempunyai kewenangan dalam
melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan ditiadakan.

 PASAL 13
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tugas pencegahan dengan wewenang
melaksanakan langkah atau upaya pencegahan dengan merancang dan
mendorong terlaksananya program sosialisasi masyarakat umum terhadap
antikorupsi
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, terdapat tugas untuk melaksanakan penetapan
hakim dan putusan pengadilan

 PASAL 15
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, KPK hanya dibatasi 5 kewajiban saja.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, kewajiban KPK bertambah satu yaitu
penyusunan kode etik pimpinan dan pegawai KPK

 PASAL 19
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, terdapat ketentuan mengenai KPK dapat
membentuk perwakilan di daerah provinsi
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, ketentuan KPK dapat membentuk perwakilan di
daerah provinsi dihapuskan

 PASAL 21
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi terdapat tim penasihat, pengaturan tentang
Pimpinan KPK bekerja secara kolektif dan Pimpinan KPK adalah penanggung
jawab tertinggi.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, dibentuknya dewan pengawas yang berumlah 5
orang, Pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial. Ditiadakannya tim penasihat,
pengaturan pimpinan KPK sebagai penanggung jawab tertinggi

 PASAL 22
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, membahas tentang kewenangan KPK dalam
mengangkat Tim Penasihat
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, dihapuskannya pembahasan tentang kewenangan
mengenai Tim Penasihat.

 PASAL 24
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, Pegawai KPK merupakan warga negara
Indonesia yang memiliki keahlian di bidangnya, dan pengangkatan diatur
lebihlanjut dengan Keputusan KPK
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, Pegawai KPK termasuk dalam anggota korps
Profesi Pegawai ASN, dan pengangkatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

 PASAL 29
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, persyaratan usia sekurang-kurangnya 40 tahun
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, persyaratan usia paling rendah 50 tahun

 PASAL 32
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, terdapat 6 alasan Pimpinan KPK diberhentikan
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, Pimpinan KPK dapat berhenti atau diberhentikan
karena melakukan perbuatan tercela, merupakan 1 alasan tambahan dari yang
sebelumnya hanya 6 alasan. Dan juga terdapat aturan baru bahwa Pimpinan
KPK dilarang mengundurkan diri untuk jangka waktu 5 tahun sejak tanggal
pengunduran dirinya menduduki jabatan publik

 PASAL 33
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, prosedur pengajuan calon pengganti dan
pemilihan calon anggota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 29-31
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, anggota penggan dipilih dari calon pimpinan
KPK yang tidak terpilih di DPR sesuai Pasal 29, Anggota Pengganti pimpinan
KPK melanjutkan sisa masa jabatan pimpinan KPK yang digantikan.

 PASAL 37
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK, diberlakukan ketentuan mengenai Tim penasihat dan pegawai
yang bertugas pada KPK
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK, sudah tidak diberlakukan ketentuan mengenai Tim Penasihat

 BAB VA (DEWAN PENGAWAS)


- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tidak terdapat Bab VA akan tetapi langsung ke
Bab VI
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, terdapat Bab VA yang disisipkan antara Bab V
dan Bab VI, diantara Pasal 37 dan Pasal 38 disipkan juga 7 pasal, yakni Pasal
37A - Pasal 37G

 PASAL 38
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, terdapat pengaturan mengenai ketentuan hukum
acara pidana tidak berlaku bagi penyidik tipikor.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, terdapat pengaturan mengenai ketentuan hukum
acara pidana dapat berlaku bagi penyelidik, penyidik dan penuntut umum.

 PASAL 40
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, mengatur bahwa KPK tidak berwenang
mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan dalam
perkara tipikor.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, kebalikan dari sebelumnya bahwa KPK dapat
menghentikan penyidikan dan penuntutan

 PASAL 43
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, mengatur bahwa penyelidik KPK diangkat dan
diberhentikan oleh KPK, penyelidik melaksanakan fungsi penyelidikan tindak
pidana korupsi
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, menyatakan bahwa Penyelidik KPK dapat
berasal dari kepolisian, kejaksaan, instansi pemerintah lainnya atau internal
KPK, Penyelidik diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan KPK, dan
penyelidik wajib tunduk pada mekanisme penyelidikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undang.

 PASAL 43A (PERSYARATAN PENYELIDIK KPK)


- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tidak diatur mengenai persyaratan penyelidik
KPK
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, diatur mengenai persyaratan penyelidik KPK
(yang sebelum tidak diatur mengenai hal itu), diharuskan adanya kerjasama
antara KPK dengan kepolisian / kejaksaan

 PASAL 45 (PENYIDIKAN)
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, Penyidik KPK diangkat dan diberhentikan oleh
KPK dan melaksanakan fungsi penyidikan tipikor
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, penyidik KPK dapat berasal dari kepolisian,
kejaksaan, penyidik pegawai negeri sipil yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang, dan penyelidik KPK. Wajib tunduk pada mekanisme
penyidikan yang diatur hukum acara pidana, dan wajib mempunyai standar
kompetensi yang sama.

 Pasal 45A (PERSYARATAN PENYIDIK KPK)


- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tidak mengatur mengani persyaratan penyidik
KPK
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, diatur mengenai persyaratan penyidik KPK dan
adanya kerjasama antara KPK dengan pihak kepolisian / kejaksaan.

 PASAL 46 (PENETAPAN TERSANGKA OLEH KPK)


- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, penetapan tersangka berdasarkan prosedur
khusus yang berlaku dalam rangka pemeriksaan tersangka
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, penetapan tersangka dilaksanakan berdasarkan
ketentuan hukum acara pidana.

 PASAL 47
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, penyidik dapat melakukan penyitaan tanpa izin
Ketua Pengadilan Negeri
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, Dewan Pengawas dapat memberikan izin tertulis
atau tidak memberikan izin tertulis dalam waktu paling lama 1 x 24 jam sejak
permintaan izin tersebut.

 PASAL 47A
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, tidak terdapat pasal 47A yang mengatur
mengenai pelelangan dari hasil penggeledahan dan penyitaan.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, mengatur mengenai pelelangan dari hasil
penggeledahan dan penyitaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
 PASAL 69 A, B, C, D
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, hanya ada pasal 69 dan 70 tanpa disisipkan 4
pasal tambahan
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, terdapat tambahan 4 pasal yang disisipkan antara
Pasal 69 dan Pasal 70 yakni Pasal 69A – Pasal 69D mengenai ketua dan anggota
dewan pengawas, penyidik, penyelidik dan pegawai KPK yang diharuskan
menjadi ASN.

 PASAL 70 A, B, C
- SEBELUM PERUBAHAN
Dalam UU KPK sebelum revisi, hanya ada Pasal 70 dan Pasal 71, dan tidak ada
pengatur mengenai pengangkatan, pembinaan dan pemberhentian pegawai KPK.
- SETELAH PERUBAHAN
Dalam UU KPK setelah revisi, disisipkan 3 pasal antara Pasal 70 dan Pasal 71
yakni Pasal 70A sampai Pasal 70C mengenai pengangkatan, pembinaan, dan
pemberhentian pegawai KPK yang dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-
undangan, dan semua peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan
Undang-Undang KPK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai