Anda di halaman 1dari 6

BAB V

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA YANG TERKAIT DENGAN PERUNDANG-


UNDANGAN
1. Judul atau topic Kuliah di atas intinya membahas Lembaga-Lembaga Negara atau pihak-pihak
mana saja yang tugas, fungsi atau kewenangannya terkait dengan Peraturan Perundang-
undangan.

2. Ada 4 (empat) kegiatan penting terkait dengan Peraturan Perundang-undangan:


 Pembentukan/Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
 Pelaksanaan/Penegakan Peraturan Perundang-undangan
 Uji Materi/Formil Peraturan Perundang-undangan (judicial review)
 Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang setelah UU berlaku (Pasal 95A dan
Pasal 95B UU Nomor 15 Tahun 2019)

PR: Tuliskan terkait pemantauan dan peninjauan terhadap UU:


a. Siapa yang bertanggungjawab terkait tugas pemantauan dan peninjauan?
b. Hasil pemantauan dan peninjauan diserahkan ke mana/siapa?
c. Pemantauan dan peninjauan dilaksanakan dalam tahap apa saja?
d. Dimensi apa saja yang dipantau/ditinjau?

3. Terkait dengan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka muncul pertanyaan siapa


saja atau lembaga mana saja yang bertanggung jawab dalam pembentukan Perundang-
undangan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul sbb:

PR: SILAHKAN DIKERJAKAN/DIJAWAB:


- UUD 1945: Siapa yg membentuk? dan siapa yang dapat merevisi/mengamandemen? , Apa
dasar hukumnya,bagaimana prosedurnya?
- TAP MPR: siapa yang dapat mengusulkan Tap MPR?
- UU: siapa yang dapat mengusulkan?, apa dasar hukumnya?, siapa yang membahas?,
bagaimana peran DPD?
- PERPU: siapa yang dapat membentuk?, apa dasar hukumnya?, bagaimana peran DPR?
- PP: Siapa pembuatnya, diatur dimana?
- PERPRES: siapa pembentuknya, diatur di mana?
- PERDA Tingkat I , PERDA Tingkat II: siapa pembentuknya, diatur di mana
- Selain peraturan tersebut masih ada Peraturan-Peraturan lain yang dibentuk oleh Lembaga
yang berhak membentuk Peraturan. Jumlahnya cukup banyak.
- PR: carilah dan tuliskan lembaga Negara yang ada dan Komisi Negara yang ada di
Indonesia.
4. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan sering kali mengalami kendala bahwa
peraturan perundang-undangan yang dibentuk tidak harmonis dengan peraturan perundang-
undangan lainnya. Dalam kasus tertentu sering pula, Peraturan perundang-undangan yg
dibentuk dan diberlakukan ternyata setelah dimohonkan Uji Materiil ternyata harus dibatalkan.

PR: Jelaskan yang dimaksud pembentukan peraturan perundang-undangan yang harmonis.


PR: Diatur di mana bahwa harmonisasi pembentukan peraturan perundang-undangan itu
merupakan keharusan?Jelaskan.

5. Masalah yang sering terjadi adalah pada kegiatan Pelaksanaan atau penegakan peraturan
perundang-undangan:
- Seringkali justru substansi peraturan perundang-undangan bermasalah karena bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi
- Seringkali materi peraturan perundang-undangan (tidak jelas, multitafsir) atau bisa jadi
saling bertentangan antar peraturan perundang-undangan
- Masih banyaknya anggota masyarakat yang tidak melaksanakan/mentaati peraturan
- Masyarakat sering memperdebatkan penafsiran materi peraturan perundang-undangan
- Petugas di lapangan tidak mampu menangkap atau memberi sanksi pada para pelanggar
peraturan perundang-undangan. Bisa juga karena mental suap dan tidak tegasnya Penegak
Hukum. Atau bisa jadi Petugas tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang lengkap sebagai
penegak hukum
- Penegak hukum (Pengadilan) sering memberi putusan hukum terkait sanksi terlalu rendah
sehingga pelanggar tidak jera
- Pengenaan sanksi terlalu minim sehingga masih banyak yang melanggar

6. Lawrence Friedman mengatakan bahwa dalam sistem hukum harus terpenuhi 3 (tiga) unsur
yaitu:
- Substansi Hukumnya ( materi hukum, isi peraturan perundang-uandangan)
- Struktur Hukumnya (institusi penegak hukum: polisi, jaksa, hakim, pengacara )
- Kultur Hukumnya (budaya, mental dan cara berpikir masyarakat terhadap hukum)
Dengan demikian hukum barus baik kalau ketiga unsur tersebut terpenuhi dengan baik

7. Menurut Soerjono Soekanto terdapat beberapa factor penting yang harus diperhatikan dalam
atau mempengaruhi penegakan hukum, yaitu:
- Hukumnya (isi/substansi peraturan perundang-undangan)
- Penegak hukumnya (kualitas polisi, jaksa, hakim, pengacara)
- Masyarakarat (bagaimana sikap masyarakat di mana hkum diterapkan)
- Sarana dan fasilitas yang mendukung dalam penegakan hukum (anggaran, alat teknologi,
dst)
- Kebudayaan masyarkatnya (kedisplinan dan sikap terhadap hukum)
8. Terkait dengan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan , masalah yang muncul adalah
siapa saja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Pertanyaan ini penting dijawab mengingat peraturan dibentuk untuk dilaksanakan.
Contoh : Dalam UU terkait Korupsi, maka yang bertanggungjawab dalam penegakan hukumnya
adalah: KPK, Jaksa, Hakim, Pengacara, Anggota Masyarakat. Sedangkan dalam UU yang lain,
maka Pemerintah, Para Menteri, Pejabat Non Struktural, Pemerintah Daerah adalah unsur
pelaksana Peraturan Perundang-undangan.

9. Selanjutnya masalah yang penting untuk dibahas adalah siapa atau pihak mana yang
bertanggungjawab dalam proses Judicial Riview.

PR : Tuliskan jawaban soal di bawah ini:


a. Bagaimana kalau UUD ada kekurangan atau perlu direvisi? Siapa lembaga yang berhak
mengamandemen? Apa dasar hukumnya?
b. Bagaimana kalau TAP MPR bermasalah? Siapa yang berhak mengkoreksi? Apa dasar
hukumnya
c. Bagaimana kalau isi UU diminta ditinjau kembali? Siapa yang dapat menguji/
membatalkan UU? Bagaimana Prosedurnya
d. Bagaimana kalau PERPU tidak disetujui DPR?
e. Bagaimana kalau isi PP bermasalah? Siapa yang menilai/menguji? Siapa yang dapat
membatalkan PP
f. Bagaimana kalau isi Perpres dianggap melanggar norma hukum? Siapa yang menilai?
g. Bagaimana kalau isi PERDA bermasalah? Siapa yang dapat menilai/menguji? Bagaimana
Prosedurnya. Siapa yang dapat membatalkan?
h. Bagaimana kalau Pergub bermasalah ? Siapa yang dapat menilai/menguji? Siapa yang
dapat membatalkan? Bagaimana Prosedurnya?

10. Proses pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia


a. Dasar hukum dan Pedoman pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia
diatur dengan:
1. Pasal 20 UUD 1945
2. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
3. UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
4. UU Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
5. Pasal 162-Pasal 173 UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah
6. Peraturan Presiden Nomor 87 thun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan serta ,
7. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2021
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Tata Cara dan Prosedur Pengharmonisasian, Pembulatan dan Pemantapan Konsepsi
Rancangan Peraturan Perundang-undangan

b. Proses pembentukan peraturan perundang-undangan melalui tahap-tahap sebagai berikut:


- Perencanaan Peraturan perundang-undangan (Pasal 16 sd Pasal 42)
- Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 43 sd Pasal 64)
- Pembahasan/Pengesahan/Penetapan Rancangan Peraturan perundang-undangan
(Pasal 65 sd Pasal 80)
- Pengundangan (Pasal 81 sd Pasal 87)
- Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 88 sd Pasal 95)
- Pemantauan dan Peninjauan terhadapt Peraturan Perundang-Undangan (Pasal 95A UU
No 15 Tahun 2019)

11. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan:


- Perencanaan pembentukan UU oleh PROLEGNAS (Program Legislasi Nasional}
sedangkan perencanaan pembentukan PERDA oleh PROLEGDA (Program Legislasi
Daerah)
- Dalam keadaan tertentu DPR/DPD atau Presiden dapat saja menyusun perundang-
undangan diluar PROLEGNAS asal disertai alasan yang berdasar (lihat Pasal 23)
- Perencanaan penyusunan perundang-undangan dimaksudkan agar dapat mewujudkan
sistem hukum nasional dan terencana dengan baik sehingga segalanya siap. Jadi
Prolegnas merupakan skala prioritas program pembentukan peraturan perundang-
undangan

12. Penyusunan Peraturan Perundang-undangan:


- Rancangan Undang-Undang yang beasal dari Presiden, DPR , DPD harus disertai Naskah
Akademik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan wajib disertai Naskah Akademik.
- Rancangan PERDA I dan PERDA II disertai Naskah Akademik/ penjelasan/keterangan.
- DPD dapat mengajukan RUU tetapi yang berkaitan dengan: otonomi daerah, hunb pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran daerah, pengelolaan sumberdaya alam dan ekonomi,
pembagian pusat dan daerah.
- Usul RUU wajib dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan koswepsi RUU (
lihat Peraturan Menteri Hukum dan Haka Asasi Manusia Nomor 20 Tahun 2015).
- PR: Pelajari gugatan DPD ke MKRI terkait soal ini.

13. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


- Wajib memeperhatikan UU Nomor 12 Tahun 2011 beserta Lampiran II nya.
- Dalam Lampiran II UU Nomor 12 Tahun 2011 terdapat 284 petunjuk dan pedoman dalam
menyusun peraturan perundang-undangan.

14 . Pembahasan Rancangan peraturan perundang-undangan


- Pembahasan RUU dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau Menteri yang ditunjuk.
- Pembahasan RUU dapat mengikutsertakan DPD apabila RUU yang dibahas berkaitan dengan
5 (lima ) bidang.
- PR lihat Pasal 65 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 tuliskan dalam hal apa saja.
- Keikutsertaan DPD membahas RUU di atas pun hanya dalam Pembicaraan Tingkat I.
- PR: Jelaskan yang dimaksud Pembicaraan Tingkat I dan Pembicaraan Tingkat II. Lihat Pasal
67 UU Nomor 12 Tahun 2011.

15. Pengesahan Rancangan Undang-Undang


- Rancangan UU yang telah disetujui bersama DPR dan Presiden harus sudah mendapat
pengesahan Presiden paling lambat 30 hari sejak RUU disetujui bersama oleh DPR dan
Presiden.
- Apabila tidak ditandatangani oleh Presiden , dalam waktu tersebut, maka dianggap disetujui
dan wajib diundangkan.
- Pasal 74 UU Nomor 12 Tahun 2011 mengatur bahwa dalam setiap UU harus dicantumkan batas
waktu penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya sebagai Pelaksana UU tersebut.

16. Pengundangan
- Agar setiap orang mengetahui adanya Peraturan Perundang-undangan harus diundangakan
dengan menempatkannya dalam : Lembaran Negara, Tambahahan Lembaran Negara> PR
lihat Pasal 81 UU Nomor 12 Tahun 2011.
- PR: Tuliskan yang anda Lihat dan kuasai Pasal 67

17. Penyebarluasan
- Penyebarluasan Prolegnas, RUU, UU dilakukan oleh DPR/ DPD untuk bidang tertentu bersama
Pemerintah
- Penyebarluasan dapat dilakukan melalui berbagai cara/media

18. Pemantauan dan Peninjauan Terhadap Suatu Peraturan Perundang-Undangan


- Pemantauan dan Peninjauan Terhadap UU dilakukan setelah UU berlaku (lihat Pasal 95A UU
Nomor 15 Tahun 1995)
- Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU dilaksanakan oleh DPR, DPD dan Pemerintah
- Hasil pemantauan dan peninjauan terhadap UU dapat dimasukan untuk Program Legislasi
Nasional berikutnya
Catatan: Dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 sebelumnya tidak diatur

19. Partisipasi Masyarakat


- Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan maupun tertulis dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ( lihat Pasal 96)
- Agar masyarakat dapat berpartisipasi maka RUU wajib dapat diakses oleh masyarakat.
PR: Tuliskan bagaimana bentuk pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan yang benar dan baik?

20. PR: tuliskan alur atau proses pembentukan UU Di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai