Anda di halaman 1dari 1

Stunting pada anak merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang

ditandai dengan nilai z-score kurang dari 2 standar deviasi (WHO, 2015).
Meskipun penyebab stunting lebih daripada sekedar malnutrisi, sebagain besar
disebabkan oleh kondisi kurang gizi yang kronis pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (WHO, 2021).

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif di pengaruhi oleh beberapa faktor


yaitu faktor predispsisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, pengalaman ibu, jumlah
anak, pemeriksaan kehamilan dan IMD), faktor pemungkin (penolong persalinan
dan upaya mempersiapkan ASI eksklusif) dan faktor pendorong (dukungan tenaga
kesehatan, iklan susu formula, dukungan suami, dan dukungan ibu dan mertua)
(Pratiwi et al., 2019).

Dukungan keluarga berpengaruh penting dengan perilaku tidak


memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan (Mardhiyah et al., 2018)
menyebutkan bahwa peran keluarga yaitu peran suami dan peran ibu mertua
terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya.

Berdasarkan data SSGI di tahun 2021, angka kejadian stunting di Provinsi


Bengkulu mencapai 22,1% sedangkan Kabupaten Seluma merupakan kabupaten
nomor 3 tertinggi angka kejadian stunting yaitu sebesar 24,7% (Kemenkes RI,
2021). Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditargetkan oleh
Pemerintah Bengkulu, di mana angka kejadian stunting ditargetkan turun menjadi
6,25% pada tahun 2023 (RADPG, 2021).

Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Seluma pada tahun 2021 mencapai


50,9%. Angka cakupan pemberian ASI Eksklusif ini telah melampaui target yang
tertuang dalam Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2021 di mana cakupan ASI
Eksklusif ditargetkan sebesar 40%. Namun hal ini tidak sejalan dengan angka
kejadian stunting di kedua puskesmas yang masih di atas target pemerintah
Kabupaten Seluma.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai peran keluarga dalam mendukung


keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif sebagai upaya pencegahan stunting di
Kabupaten Seluma.

Anda mungkin juga menyukai