Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1

Anggota:
1. Aulia Putri Sandy
2. Gianti Asni F
3. Nadya Puspa M
4. Nuralviatussyamsiah
5. Rinye Anggraeni
6. Tri Riski Nur K
7. Tria Syafira
8. Widi Putri
MK Kebijakan Kesehatan
Tingkat 4 Sarjana Terapan Kebidanan

Soal dan Pembahasan


1. Kebijakan SKN tahun 2009
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945.
Penyusunan SKN 2009 ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2004
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat
dipergunakan sebagai pedoman tentang bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, baik oleh masyarakat, swasta, maupun oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah serta pihak terkait lainnya.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi:
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4) Kepemimpinan.
Sistem Kesehatan Nasional juga disusun dengan memperhatikan
inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas,
termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara
global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi
semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif
Tersusunnya SKN 2009 mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan
kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan (RPJP-K) Tahun 2005-2025, memantapkan kemitraan dan kepemimpinan
yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan
bermutu, serta meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan
nasional.
2. Alasan mengubah SKN pada tahun 2009
Tiga alasan penting mengubah SKN 2004 menjadi SKN 2009
1) Belum adanya program desa siaga
Desa siaga ini merupakan program yang terbentuk secara terpusat untuk kegiatan
kesehatan dimasyarakat. Dengan adanya program desa siaga dapat membantu derajat
kesehatan masyarakat serta pemeliharaannya. Dalam rangka mempercepat tercapainya
Indonesia sehat 2010 maka dibutuhkan pemberdayaan masyarakat salah satunya yaitu
desa siaga. Jaringan kemitraan antara sektor pemerintahan dan swasta belum
dikembangkan secara optimal. Program-program kemitraan pemerintah dan swasta
(public and private mix) masih dalam tahap perintisan. Kemitraan yang telah
dibangun belum menampakkan kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan sehingga dikembangkanlah program desa siaga
pada SKN 2009.
2) Belum adanya program jaminan kesehatan masyarakat
Pada SKN 2004 menjelaskan bahwa dana pemerintah diarahkan hanya untuk
pembiayaan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.
Selain dari masyarakat rentan dan keluarga miskin maka tidak mendapatkan dana dari
pemerintah dan membayar dengan biaya masing-masing. Sedangkan pada SKN 2009
mengadakan program Jamkesmas atau jaminan kesehatan masyarakat, dengan adanya
program Jamkesmas maka ada lembaga secara khusus melakukan pengorganisasian
dari dana pemerintah untuk pendanaan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
3) Belum adanya program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi)
Dalam SKN 2004 belum mempersiapkan secara khusus program pencegahan
komplikasi melalui perencanaan persalinan.

3. Manfaat dari kebijakan SKN tahun 2009


1) Salah satu fokus SKN 2009 adalah pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak
kepada rakyat, salah satunya dengan upaya meningkatkan kepemilikan jaminan
kesehatan masyarakat dan pengalokasian dana untuk pelayanan kesehatan perorangan
melalui kepesertaan dalam jaminan kesehatan. Program ini memberikan manfaat
kepada masyarakat dimana banyak masyarakat dapat terbantu dengan adanya jaminan
kesehatan. Jaminan kesehatan juga meningkat dari tahun ke tahun. Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi
lokomotif pengembangan jaminan di berbagai daerah. Proporsi penduduk yang telah
mempunyai jaminan kesehatan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai jaminan
kesehatan pada tahun 2010 adalah 59,07% berbanding 40,93%. Cakupan kepesertaan
jaminan kesehatan secara nasional dengan berbagai cara penjaminan dari penduduk
yang telah mempunyai jaminan kesehatan pada tahun 2010 tersebut adalah: 54,8%
Jamkesmas, 22,6% Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di berbagai daerah, 12,4%
Asuransi Kesehatan (Askes) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Polisi Republik
Indonesia (Polri), 3,5% Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), 4,6% berbagai cara
penjaminan kesehatan oleh perusahaan serta 2,0% asuransi swasta/komersial.
Kontribusi terbesar kepesertaan jaminan kesehatan adalah dari Jamkesmas yakni 76,4
juta peserta.
4. Kelebihan dan Kekurangan SKN 2009
1. Kelebihan
● Merujuk pada visi misi RPJPK (2005-2025) : responsif gender. Sedangkan
pada SKN 2004, penyesuaian SKN berdasarkan kepmenkes 99a/1982.
● Terdapat beberapa program inovasi yang tidak ada pada SKN 2004
sebelumnya.
● Terdapat sub sistem baru yaitu:
- Sediaan farmasi, akses, dan makanan.
- Manajemen dan informasi kesehatan.
● Menjadi pedoman untuk upaya-upaya yang dilakukan dalam melindungi dan
meningkatkan kesehatan.
● Menjadi solusi dan menjawab permasalahan kesehatan yang ada.

2. Kekurangan
● Pada subsistem sediaan farmasi konsep obat esensial generik belum
sepenuhnya diterapkan.
● Pemerintah belum sepenuhnya dapat menyelenggarakan pembangunan
kesehatan yang efektif,efisien dan bermutu sesuai dengan prinsip - prinsip tata
pemerintah yang baik (good govermance).

Anda mungkin juga menyukai