GAMBARAN PERILAKU
CYBERLOAFING MAHASISWA
FPPSI UNJ ANGKATAN 2022
KELOMPOK 4
ANGGOTA
KELOMPOK 4
2.3. Alamat Responden JL. H. AMAT NO. 5B PONDOK KARYA, TANGERANG SELATAN
Batuk buatan artinya kritik, meragukan, Menutup telinga artinya tidak mau
heran, dan cemas. mendengarkan.
Bersiul dan bernyanyi kecil artinya Membentuk cincin dengan jari artinya
percaya diri. persatuan dan kepuasan.
Menekan kepala dengan tangan artinya Menggosok-gosokkan ibu jari dengan
mengalami banyak kesukaran, jari tengah artinya mencari solusi.
keputusasaan, dan ketidakberdayaan. Menggosok-gosok jari atau buku jari
Meletakkan telunjuk di sisi hidung artinya artinya frustasi, agresi, dan musuhan.
sedih, kepayahan, kelelahan, dan curiga.
5. LANDASAN TEORITIK
5.3. WAWANCARA
Perilaku
No. Dimensi Definisi Operasional
Target
Mengakses media sosial adalah tindakan atau proses yang dilakukan oleh
seseorang untuk membuka, masuk, atau mengunjungi platform media sosial
Aktivitas tertentu, seperti Instagram, Twitter, Facebook, atau platform lainnya, dengan
1.
browsing. menggunakan perangkat elektronik seperti komputer, laptop, tablet, atau
Mengakses smartphone, dan mengakses konten yang terdapat pada platform media sosial
media sosial. tersebut, termasuk membaca dan menulis postingan, mengirim pesan,
menonton video, memposting foto atau video, dan melakukan interaksi dengan
pengguna lainnya. Dalam konteks ini, mengakses media sosial juga dapat
mencakup proses mendaftar dan masuk ke akun pengguna pada platform
media sosial tersebut.
6.1. WHAT A. Observasi saat di Lokasi
Perilaku
No. Dimensi Definisi Operasional
Target
Perilaku
No. Definisi Operasional
Target
Kepala Kepala tegak selama proses wawancara berlangsung, posisi kepala selama berbicara menghadap ke
1.
Tegak atas, dan tidak menunduk dan menatap mata lawan bicara
Kepala Kepala tunduk selama proses wawancara berlangsung posisi kepala selama berbicara menghadap kebawah
2.
tunduk. atau melihat ke arah lantai.
Memegang Memegang hidung saat proses wawancara berlangsung di mana subjek saat berbicara memegang hidung
3.
hidung. atau menyentuh bagian hidung selama menjawab pertanyaan.
6.1. WHAT B. Observasi saat Wawancara
Perilaku
No. Definisi Operasional
Target
Kedipan
Kedipan mata yang cepat saat proses wawancara berlangsung di mana subjek saat berbicara atau
4. mata yang
mendengarkan mengedipkan mata beberapa kali dalam waktu yang singkat.
cepat
Batuk buatan Batuk buatan saat proses wawancara berlangsung dilihat ketika subjek ada secara sengaja mengeluarkan
5.
suara seperti batuk saat mendengar atau menjawab pertanyaan.
Bersiul dan
Bersiul dan bernyanyi kecil saat proses wawancara berlangsung dilihat ketika subjek mengeluarkan suara
6 bernyanyi
seperti siulan atau nyanyian kecil ketika menjawab atau mendengar pertanyaan.
kecil.
6.1. WHAT B. Observasi saat Wawancara
Perilaku
No. Definisi Operasional
Target
Menekan
kepala Menekan kepala dengan tangan saat proses wawancara berlangsung dilihat ketika subjek memegang
7
dengan kepala selama beberapa detik dan memberikan tekanan saat menjawab atau mendengar pertanyaan.
tangan.
Meletakkan
telunjuk di Meletakkan telunjuk di sisi hidung selama proses wawancara berlangsung dilihat saat subjek memegang
8.
sisi hidung. hidung selama beberapa detik saat mendengar atau menjawab pertanyaan.
Menutup Menutup telinga selama proses wawancara berlangsung dilihat saat subjek meletakkan tangan pada
9
telinga telinga selama beberapa detik saat mendengar atau menjawab pertanyaan.
6.1. WHAT B. Observasi saat Wawancara
Perilaku
No. Definisi Operasional
Target
Membentuk
Membentuk cincin dengan jari selama proses wawancara berlangsung dilihat saat subjek membuat
10 cincin
pola seperti cincin dengan jari selama beberapa detik saat mendengar atau menjawab pertanyaan.
dengan jari.
Menggosok-
Menggosok-gosokkan ibu jari dengan jari tengah selama proses wawancara berlangsung dilihat saat subjek
gosokkan ibu
11. membuat pola seperti menyatukan ibu jari dengan jari tengah dan membuat gerakan selama mendengar
jari dengan
atau menjawab pertanyaan.
jari tengah.
Menggosok-
Menggosok-gosok jari atau buku jari selama proses wawancara berlangsung dilihat saat subjek membuat
gosok jari
12 pola seperti menyatukan dan menggesekan jari-jari atau buku-buku jari selama beberapa detik saat
atau buku
mendengar atau menjawab pertanyaan.
jari.
6.2. WHO
OBSERVASI 4 OBSERVASI 5
Observer : Syifa Aulia Salsabila Observer : Raffie Syahdana
dan Afiqah Nurul Faizah Dzakwan dan Syifa Aulia Salsabila
Observee : NH Observee : NH
6.3. WHEN
OBSERVASI 4 OBSERVASI 5
Tempat : Kampus D Halimun Tempat : Kampus D Halimun
Hari dan Tanggal : Senin, 15 Hari dan Tanggal : Rabu, 17 Mei
Mei 2023 2023
Waktu : 11.00-13.00 WIB Waktu : 14.00-16.00 WIB
6.5. HOW
OBSERVASI SAAT DI LOKASI
Penelitian ini menggunakan teknik observasi dengan pencatatan data event. Teknik
pencatatan event merupakan salah satu teknik pencatatan dimana perilaku dicatat
sebanyak yang terjadi dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Teknik ini digunakan
karena tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati perilaku
cyberloafing yang dilakukan oleh mahasiswa selama proses pembelajaran.
Menggunakan metode event recording, setiap perilaku cyberloafing yang spesifik dan
teramati selama jangka waktu tertentu akan dicatat. Dengan demikian, data yang
diperoleh dari observasi menggunakan metode ini akan memberikan gambaran yang
spesifik mengenai jenis dan frekuensi perilaku cyberloafing yang terjadi. Metode
pencatatan event dipilih karena sangat efektif dalam mencatat perilaku yang spesifik
dan dapat dihitung jumlahnya. Selain itu, metode ini juga memungkinkan peneliti untuk
memperoleh data yang lebih terperinci dan akurat.
6.5. HOW
Pada wawancara penelitian ini, pihak yang Wawancara dilakukan agar interviewer
berinisiatif untuk memulai wawancara adalah memperoleh informasi dari responden mengenai
pihak interviewer. Wawancara dimulai dengan topik cyberloafing pada mahasiswa yang hasilnya
pembukaan serta penjelasan terkait proses, bertujuan untuk kebutuhan penelitian. Dari
tujuan, dan pengenalan diri dari setiap masing-masing pihak seringkali memiliki persepsi
interviewer. Setelah sesi pengenalan akan yang berbeda terkait pelaksanaan wawancara.
dilanjutkan pada sesi wawancara dimana Oleh karena itu, sebelum wawancara dimulai juga
interviewer akan mengajukan pertanyaan satu dibutuhkan persamaan persepsi agar wawancara
per satu terlebih dahulu kepada interviewee, dapat berjalan dengan baik. Persamaan persepsi
kemudian interviewee menjawab pertanyaan dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan
tersebut, dan begitupun seterusnya hingga tingkat interaksi serta gambaran pelaksanaan
pertanyaan terakhir. wawancara.
7.2. SITUASI WAWANCARA
WAKTU, HARI, TANGGAL, DAN TAHUN
Wawancara akan dilaksanakan pada Jumat, 19 Mei 2023 pada
pukul 08.30-09.00 WIB.
TEMPAT
Wawancara akan dilaksanakan secara luring dan dilaksanakan di Kampus
D Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta. Hal ini
dikarenakan agar wawancara lebih mudah dilaksanakan dan tidak
menyulitkan subjek penelitian untuk berpindah tempat.
LINGKUNGAN SEKITAR
Agar wawancara dapat berjalan dengan optimal, saat pelaksanaan
wawancara memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung dengan kondisi
tenang dan minim gangguan. Oleh karena itu, peneliti memilih melaksanakan
wawancara setelah kegiatan perkuliahan usai.
7.3. INTERVIEW GUIDE
7.3.1 Pembagian Topik
7.4. INFORMASI TAMBAHAN
1.Pembukaan
2. Aspek Browsing : Lembar Informasi Partisipan
Mengakses situs web
Informed Consent
Mengakses media sosial
Bermain game
Membuka Situs Berbelanja Online
3. Aspek Emailing :
Membuka, Membaca, atau Mengirim
Pesan Pribadi
4. Penutupan
8. RELIABILITAS DAN VALIDITAS
RELIABILITAS VALIDITAS
Validitas Isi
Peneliti menggunakan indikator perilaku Lim
& Teo (2005) sebagai target untuk mencapai
validitas isi.
RELIABILITAS
RELIABILITAS
RELIABILITAS
9. ANALISIS
HASIL
9.1. HASIL OBSERVASI
9.1.1. Hasil Observasi saat di Lokasi Kesatu 9.1.2. Hasil Observasi saat di Lokasi Kedua
Ruang 207 Fakultas Pendidikan Psikologi Ruang 204 Fakultas Pendidikan Psikologi
Rabu, 3 Mei 2023 pukul 14.00-16.00 WIB Rabu, 8 Mei 2023 pukul 08.00-10.00 WIB
Afiqah Nurul Faizah dan Ghina Faadhilah (observer) Raffie Syahdana Dzakwan (observer)
Ruang 207 Fakultas Pendidikan Psikologi Ruang 206 Fakultas Pendidikan Psikologi
Rabu, 15 Mei 2023 pukul 08.30-10.30 WIB Rabu, 15 Mei 2023 pukul 11.00-13.00 WIB
Ghina Faadhilah dan Hanise Adilla (observer) Syifa Aulia dan Afiqah Nurul Faizah (observer)
AKTIVITAS BROWSING
Mengakses situs web sebanyak 2 kali
Mengakses media sosial sebanyak 2 kali
Bermain Game sebanyak 1 kali
AKTIVITAS EMAILING
Membuka, membaca, atau mengirim
pesan pribadi sebanyak 8 kali.
9.2 HASIL
WAWANCARA
MENGAKSES SITUS WEB
menurut subjek penggunaan situs web dalam proses pembelajaran itu
tergantung pemakaian masing-masing individu apakah efektif atau malah larut
dalam situs web.
Subjek mengatakan bahwa ia membuka situs web ketika disuruh dosen dan
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Subjek juga mengatakan bahwa adanya notifikasi dari aplikasi, chat, dan game
yang muncul sehingga membuat ia tertarik untuk mengunjungi situs web.
Subjek juga mengatakan bahwa ia juga merasa terdistraksi ketika disuruh
dosen untuk googling sesuatu, tetapi ia justru searching atau membuka hal lain
di luar konteks pembelajaran.
9.2 HASIL
WAWANCARA
MENGAKSES MEDIA SOSIAL
Subjek mengatakan bahwa ia memiliki kesadaran diri ketika kuliah untuk
secukupnya saja mengakses media sosial saat pembelajaran di dalam kelas.
Subjek mengatakan bahwa ia jarang mengakses media sosial selama
perkuliahan berlangsung di dalam kelas.
Subjek mengatakan bahwa yang berperan besar dalam ketertarikan membuka
media sosial, seperti TikTok, instagram adalah notifikasi yang muncul di layar
HP. Hal tersebut juga lah yang membuat subjek merasa terdistraksi ketika
selama pembelajaran di dalam kelas.
Subjek juga mengatakan bahwa adanya momen tertentu, seperti disuruh dosen untuk
browsing atau dosen memberikan materi kepada PJ di grup WhatsApp yang membuat
ia tertarik untuk membuka media sosial ketika saat pembelajaran di dalam kelas.
9.2 HASIL
WAWANCARA
BERMAIN GAME
Subjek mengatakan bahwa ia lebih sering membuka game ketika merasa lagi
bosan di matkul tertentu.
Subjek menyatakan pendapat tentang penggunaan game dalam konteks
pendidikan bahwa menurutnya dengan memainkan game selama proses
pembelajaran itu dapat meningkatkan fokusnya kembali
Subjek pernah merasa masih penasaran dengan game yang belum selesai dan
masih melanjutkan game tersebut ketika dosen sudah mulai menerangkan
karena rasa penasaran dari subjek untuk menyelesaikan game tersebut.
9.2 HASIL
WAWANCARA
MEMBUKA SITUS BELANJA
Subjek mengatakan bahwa kalau ia kehilangan fokus ia lebih memilih untuk
membuka aplikasi permainan daripada membuka aplikasi yang lain, seperti
membuka situs berbelanja online.
Subjek mengatakan bahwa ia jarang sekali membuka aplikasi shopee ketika
pembelajaran di dalam kelas.
Subjek mengatakan bahwa ia pernah merasa ke distract ketika ada notifikasi
yang muncul dari shopee dan ketika ada temannya yang membuka shopee, itu
tidak sampai mengganggunya karena temannya fokus sendiri.
9.2 HASIL
WAWANCARA
MEMBUKA, MEMBACA,
MENGIRIM PESAN PRIBADI
Subjek bukan orang yang harus selalu membalas atau membuka aplikasi pesan
pribadi selama pembelajaran berlangsung.
Subjek juga mengatakan bahwa ia menganggap aplikasi pesan itu memiliki sisi
yang positif bagi dirinya.
Subjek mengatakan bahwa saat ia lagi fokus belajar dan tiba-tiba muncul
notifikasi dari layar hp, pada saat itu juga ia pernah membuka aplikasi chat.
Biasanya ketika ia mendapatkan notifikasi chat dari teman atau keluarga yang
konteksnya lagi urgent dan pada saat itu juga langsung membalas chat
tersebut karena menurutnya membalas pesan tidak sampai memakan waktu 10
menit.
9.2 HASIL
WAWANCARA
MEMBUKA, MEMBACA,
MENGIRIM PESAN PRIBADI
Subjek juga menceritakan bahwa ia merasa terganggu ketika ada notifikasi dari
aplikasi pesan, misalnya chat dari temannya yang tidak sabar dan melakukan
spam chat ke subjek saat pembelajaran di dalam kelas.
Subjek menceritakan ketika dosen menyuruh untuk membuka materi, tetapi ia
justru membuka hal yang lain, seperti chat dari teman yang lebih menarik dan
masih merasa penasaran dengan topik di media sosial, sehingga subjek
membacanya sampai akhir karena banyaknya slide dari instagram.
9.3 HASIL KESELURUHAN
Perilaku target yang paling banyak muncul adalah aktivitas e-mailing kemudian bermain game.
Kedua perilaku target tersebut memiliki frekuensi kemunculan terbanyak pada tanggal dan
lokasi yang sama yaitu 15 Mei di ruang 204.
Perilaku target aktivitas e-mailing yang peneliti observasi berkebalikan dari hasil observasi,
dimana subjek mengatakan bahwa mampu untuk tidak mengecek aplikasi chat pribadi selama
pembelajaran.
Selaras dengan observasi ketiga yang dilakukan peneliti dimana perilaku bermain game ini paling
banyak muncul. Hal ini menandakan bahwa subjek pada mata kuliah tersebut sering merasa
bosan dan hilang fokus sehingga berdasarkan ungkapan subjek dari wawancara yang peneliti
lakukan menandakan bahwa ia sering meningkatkan kembali fokus dan konsentrasinya pada
mata kuliah di tanggal tersebut.
Perilaku target dalam membuka situs belanja online memiliki frekuensi kemunculan paling
sedikit diantara perilaku lainnya berdasarkan hasil observasi peneliti. Berdasarkan hasil
wawancara, subjek mengatakan bahwa jarang sekali membuka aplikasi belanja online karena
ketika ia merasa hilang fokus dan membayangkan sesuatu yang ia inginkan, ia hanya pada
konteks membayangkan saja, tidak lebih.
10. PENUTUP
10.1 KESIMPULAN
Secara keseluruhan, subjek cenderung
melakukan cyberloafing dengan membuka situs
web, media sosial, bermain game, atau
membuka situs berbelanja online saat
kehilangan fokus atau merasa bosan selama
pembelajaran. Selain itu, terdapat juga faktor-
faktor seperti momen tertentu dan rasa
penasaran yang dapat mempengaruhi
keputusan subjek untuk melakukan
cyberloafing. Meskipun terdapat
kecenderungan untuk terdistraksi, subjek
memiliki kesadaran diri untuk mengatur waktu
dan mencoba untuk tidak terlalu terdistraksi
oleh aktivitas online maupun notifikasi dan
membatasi akses ke situs web, media sosial,
game, atau situs berbelanja online.
10.2 SARAN
UNTUK OBSERVER ATAU
UNTUK SUBJEK PENELITIAN INTERVIEWER SELANJUTNYA
1. Disarankan bagi subjek untuk meningkatkan 1. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
kesadaran diri terkait perilaku cyberloafing melakukan penelitian atau observasi dalam
dan dampaknya terhadap fokus dan jangka waktu yang lebih panjang dan
produktivitas selama pembelajaran. melibatkan lebih banyak responden sehingga
2. Subjek dapat mencoba mencari alternatif dapat menghasilkan data yang lebih
kegiatan yang lebih konstruktif dan representatif dan generalisasi yang lebih luas
bermanfaat saat merasa bosan atau 2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih
kehilangan fokus selama pembelajaran. lanjut dengan memperhatikan faktor-faktor
yang mungkin mempengaruhi perilaku
cyberloafing,
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LEMBAR INFORMASI PARTISIPAN
INFORMED CONSENT
LEMBAR HASIL
OBSERVASI
AFIQAH NURUL
FAIZAH
GHINA
FAADILLAH
HANISE ADILLA
RAFFIE
SYAHDANA
SYIFA AULIA
SALSABILLAH
LEMBAR OBSERVASI
NON VERBAL
LINK VIDEO WAWANCARA
https://drive.google.com/file/d/1PetunTnFWFXjgAWdUj2t
tZ74_-QAiTIN/view?usp=sharing
DOKUMENTASI
TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, A., & Henle, C. (2008). Correlates of Different Form of Cyberloafing: The Role of Norms and External Locus of Control. Computers in
Human Behavior, 24, 1067-1084.
Fadilah, A. (2011). Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP) terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan (skripsi).
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Gunawan, Y. I. P., & Amaludin, A. (2021). Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran dalam Jaringan di Masa Pandemi Covid-19. Madaniyah, 11(2), 133-150.
Jandaghi, G. dkk. (2015). Cyberloafing management in organizations. Iranian Journal of Management Studies, 8(3), 335-349.
Junco, R., & Cotten, S. R. (2012). The Relationship Between Multitasking and Academic Performance. Computers & Education, 59(2), 505-514.
Lim, V. K. G., & Teo, T. S. H. (2005). Prevalence, Perceived Seriousness, Justification and Regulation of Cyberloafing in Singapore: An Exploratory
Study. Information & Management, 42, 1081-1093.
Lim, V. K. G., Teo, T. S. H., & Loo, G. L. (2002). How do i loaf here? Let me count the ways. Communications of the ACM, 45, 66–70.
Nuha, M. U. (2021). Pengaruh Stres Akademik dan Kontrol Diri terhadap Perilaku Cyberloafing pada Mahasiswa Psikologi Islam IAIN Salatiga (skripsi).
Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang
O'Connor, P. J., & Perrewé, P. L. (2005). Cyberloafing: A social exchange perspective. Journal of Applied Psychology, 90(2), 295-304.
Ozler, D. E., & Polat. (2012). Cyberloafing Phenomenon in Organizations: Determinants and Impacts. Journal of eBusiness and eGovernment Studies.
Smith, H. J., Steinfield, C., & Ackerman, M. S. (2007). Social capital, self-esteem, and use of online social network sites: A longitudial analysis. Journal
of Applied Developmental Psychology, 28(4), 434-445.
Stewart, C. J. & Cash, W. B. (2014). Interviewing, Principles and Practise (15th ed). Mcgraw-Hill Education.
Stewart, C. J., & William B. Cash, J. (2012). Interviu Prinsip dan Praktik (Edisi 13). Jakarta: Salemba Humanika.
Taneja, A., Fiore, V., & Fischer, B. (2015). Cyber-Slacking In the Classroom: Potential for Digital Distraction in the New Age. Computers & Education,
82, 141-151.