Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017

Vol. 2, No. 1, Hal 9-17

GAMBARAN CYBERSLACKING PADA MAHASISWA


Yemima Valencia Susanto Putri
Yemimavalenciasp@gmail.com
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Krida Wacana

Yasinta Astin Sokang


Astinsokang@ukrida.ac.id
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Internet telah menjadi alat komunikasi yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini menimbulkan cyberslacking pada mahasiswa. Cyberslacking dapat ditemukan ketika
mereka mengakses internet untuk hal yang tidak berkaitan dengan kelas yang sedang
berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku
cyberslacking pada mahasiswa. Cyberslacking terdiri atas minor cyberslacking dan serious
cyberslacking. Data dikumpulkan dari 84 mahasiswa dengan menggunakan cyberslacking
questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat minor cyberslacking berada pada
tingkat sedang (mean=13,36, SD=4,986) dan tingkat serious cyberslacking berada pada tingkat
rendah (mean=11,48, SD=6,920). Hasil data tambahan menunjukkan bahwa online streaming
adalah aplikasi yang paling banyak digunakan di internet.
Keywords :cyberslacking, internet, Mahasiswa

Pendahuluan Mereka memainkan handphone, tab, ipad,


Internet sudah menjadi alat laptop, dan gadget lainnya ketika kegiatan
komunikasi yang tak terhindarkan dalam belajar-mengajar sedang berlangsung. Hasil
kehidupan sehari-hari (Young, 1999; pengamatan ini juga diperkuat dengan
Ceyhan & Ceyhan, 2008; APJII, 2014). Hal penyebaran kuesioner singkat terhadap 21
ini terlihat dari jumlah pengguna internet di mahasiswa yang menunjukkan hasil bahwa
Indonesia yang sudah mencapai 88,1 juta para mahasiswa sering menggunakan
orang dimana 49% diantaranya berusia 18- gadget mereka ketika di kelas. kegiatan
25 tahun (APJII, 2014). Peningkatan ini yang biasa dilakukan mahasiswa adalah
terjadi salah satunya disebabkan karena mengecek sosial media yang mereka miliki
mahasiswa menggunakan internet sebagai seperti: instagram, aplikasi chatting,
alat utama pembelajaran (Young, 2004). facebook, melakukan browsing, menonton
Junco dan Cotten (2011) menyatakan video, melakukan belanja online atau
bahwa internet digunakan untuk sekedar membaca berita. Mereka mengaku
mengumpulkan informasi yang berkaitan alasan mereka memakai gadget karena
dengan tugas, sebagai media komunikasi merasakan kebosanan di kelas.
dengan teman sekelas guna mendiskusikan Cyberslacking adalah perilaku
tugas yang sedang dikerjakan. Di balik menggunakan internet di lingkungan
manfaat tersebut, internet juga memberikan belajar untuk kepentingan pribadi yang
konsekuensi negatif, yaitu cyberslacking. tidak terkait dengan tugas di kelas
Berdasarkan pengamatan yang (Geokearslan et al. 2016; Lim,
dilakukan peneliti, ditemukan mahasiswa 2002;Lavoie & Pychyl, 2001). Sebagian
banyak melakukan pengalihan perhatian besar orang menggunakan internet sebagai
dari dosen yang sedang mengajar di kelas. pengalih dari tujuan mereka (Davis, et al.

[9]
2002). Salah satu ciri penting cyberslacking melakukan cyberslacking (Gerow, et al.
yaitu bahwa motif melakukan 2010).
cyberslacking adalah untuk menghindari Penelitian yang dilakukan Lavoie
tugas dan menjelajahi hal yang lebih dan Pychyl (2001) menemukan bahwa
disenangi di internet (Blanchard & Henle, cyberslacking sudah menjadi bagian dari
2008) dibandingkan dengan kebutuhan kehidupan bermahasiswa. Mahasiswa yang
beristirahat untuk mengembalikan tenaga membawa laptop ke kelas duapertiga kali
dan fokus (ONeill, Hambley, & Chatellier, lebih rentan melakukan cyberslacking
2014). (Ragan, Jennings, Massey, & Doolittle,
Cyberslacking (disebut juga dengan 2014). Mahasiswa cenderung mencari
Cyberloafing) terbagi atas dua jenis, yaitu kegiatan lain (off-task) ketika merasakan
(1) minor cyberslacking dan (2) serious kebosanan atau berusaha untuk tetap
cyberslacking (Blanchard & Henle, 2008). terjaga ketika kegiatan belajar mengajar
Bentuk perilaku dari minor cyberslacking sedang berlangsung (Ragan et al. 2014).
menurut Blanchard dan Henle (2008) yaitu Hal ini menyebabkan mahasiswa memiliki
mengirim atau menerima e-mail pribadi di potensi yang cukup tinggi melakukan
kelas, melakukan browsing, membaca cyberslacking (Meier et al. 2016).
berita, dan melakukan belanja online. Cyberslacking dikatakan
Sedangkan bentuk perilaku dari serious memberikan dampak yang positif pada
cyberslacking yaitu mengunjungi situs emosi seseorang (Lim & Chen, 2012).
dewasa, mengurus situs pribadi dan Kesenangan ketika melakukan
berinteraksi dengan orang lain melalui cyberslacking (seperti: menggunakan
chatrooms, blog, dan iklan personal, facebook) membantu mahasiswa
melakukan perjudian online, dan mengurangi stres terkait masalah akademik
mengunduh lagu secara ilegal (Blanchard (Meier, Reinecke, & Meltzer, 2016).
& Henle, 2008). Dampak lain yang didapatkan dari
Survei yang dilakukan oleh sebuah melakukan cyberslacking adalah
situs karir, menemukan bahwa lebih dari mahasiswa dapat mengaplikasikan
90% karyawan dari 1244 sampel informasi yang diperoleh dari browsing
melakukan cyberslacking ketika mereka terhadap tugas yang didapatkan (Meier,
sedang bekerja (Marron, 2000). Survei lain Reinecke, & Meltzer, 2016).
juga menemukan bahwa sekitar 84% Cyberslacking ditemukan berkaitan
karyawan mengirim e-mail yang tidak dengan performa mahasiswa (Ravizza,
berkaitan dengan pekerjaan dan sekitar Hambrick, & Fenn, 2013). Cyberslacking
90% berselancar di internet, ketika mereka yang dilakukan mahasiswa mengalihkan
seharusnya bekerja (Vault dalam Lim, perhatian dari aktivitas yang berkaitan
2002) dengan kegiatan belajar mengajar di kelas
Cyberslacking dipengaruhi oleh (Gerow et al. 2010), sehingga nilai ujian
sikap, emosi, dan faktor sosial yang yang didapatkan mahasiswa menjadi
dimiliki mahasiswa untuk menggunakan rendah (Ravizza et al. 2013). Hasil yang
internet untuk urusan pribadi (ONeill, ditemukan Meier et al. (2016) menemukan
Hambley, & Chatellier, 2014). Lingkungan bahwa melakukan cyberslacking (seperti
yang mendukung (teman yang melakukan menggunakan facebook di kelas) dapat
cyberslacking) memengaruhi mahasiswa merusak hasil akademis mahasiswa dan
untuk melakukan cyberslacking. Namun, kesejahteraan secara keseluruhan. Menurut
keinginan mahasiswa untuk melakukan Geokearslan et al. (2016) dan jika
cyberslacking ternyata menjadi faktor yang cyberslacking di kelas dilakukan dengan
lebih mempengaruhi untuk melakukan menggunakan smartphone, maka akan
cyberslacking dibanding faktor adanya berisiko lebih tinggi untuk mengalami
pengaruh dari sesama teman yang smartphone addiction.

[10]
Wang, Chen, & Liang (2011) dalam dengan aktivitas online dalam serious
penelitiannya menemukan bahwa tingkat cyberslacking. Lebih lanjut Blanchard dan
mahasiswa yang mengakses media sosial Henle ( 2008) juga menyatakan bahwa
ketika berada di kelas sebesar 64% dan minor cyberslacking lebih diterima di
tingkat mahasiswa yang mengakses media norma sosial dibandingkan dengan serious
sosial ketika mengerjakan tugas sebesar cyberslacking. Minor cyberslacking dirasa
80%. Hasil penelitian Aagaard (2015) lebih sedikit berisiko dibandingkan dengan
menyebutkan bahwa penggunaan facebook serious cyberslacking. Hal ini yang
di kelas sudah menjadi hal yang sangat menyebabkan frekuensi melakukan minor
biasa dilakukan setiap harinya. Hasil cyberslacking ditemukan lebih tinggi
penelitian Meier, Reinecke, & Meltzer dibandingkan dengan frekuensi melakukan
(2016) menyatakan kebiasaan membuka serious cyberslacking.
facebook dan kesenangan yang didapatkan
dari mengecek facebook dapat memprediksi Metode Penelitian
frekuensi prokrastinasi dengan Penelitian ini menggunakan
menggunakan media online. Hasil pendekatan kuantitatif dengan teknik
penelitian Tindell dan Bohlander (2012) analisis statistik deskriptif. Perhitungan
menyatakan bahwa mahasiswa dilakukan dengan menggunakan SPSS
menggunakan smartphone mereka untuk versi 16.0.
mengakses internet ketika mereka di kelas.
Informasi yang didapatkan mahasiswa Instrumen Penelitian
ketika mengakses internet di kelas, baik Instrumen penelitian yang
informasi yang dapat langsung diterapkan digunakan dalam penelitian ini adalah The
di dalam kelas maupun informasi lainnya, scale for cyber slacking in the
dapat membantu mahasiswa dalam questionnaire (Ince & Gl, 2011)
mengerjakan tugasnya. berdasarkan konstruk teori dari Blanchard
Beberapa penelitian eksploratif & Henle (2008) yang membagi
telah dilakukan sebelumnya dengan cyberslacking menjadi dua aspek yaitu
menggunakan partisipan karyawan yang minor cyberslacking dan serious
bekerja di kantor (Lim & Teo, 2005), akan cyberslacking. Peneliti melakukan adaptasi
tetapi belum ditemukan adanya penelitian dengan menerjemahkan aitem, lalu
eksploratif mengenai cyberslacking pada mengeliminasi aitem yang dirasa tidak
mahasiswa. Oleh karena itu, dengan alasan relevan dengan mahasiswa. Setelah itu
ini peneliti tertarik untuk meneliti peneliti meminta review dari dosen
gambaran cyberslacking pada mahasiswa. pembimbing terkait dengan aitem skala
Aktivitas online dalam minor tersebut. Skala lalu di uji coba terhadap 35
cyberslacking ditemukan lebih banyak mahasiswa dan menghasilkan beberapa
dilakukan oleh karyawan dibandingkan aitem digugurkan. Instrumen lain yang
digunakan yaitu intensitas
aplikasi yang dipakai
partisipan. Instrumen ini
berisikan beberapa aplikasi
yang biasa digunakan
mahasiswa.

Gambaran Umum
Karakteristik Partisipan
Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa

[11]
aktif Universitas X. Teknik pengambilan Nilai rata-rata tersebut termasuk dalam
sampling menggunakan purposive kategori rendah. Hal ini berdasarkan
sampling. Sampel berjumlah sebanyak 84 kategorisasi yang dibuat peneliti yaitu: 0-6
mahasiswa. kategori sangat rendah, 7-13 kategori
rendah, 14-20 kategori sedang, 21-27
Berdasarkan tabel 1, usia sampel paling kategori tinggi, dan 28-35 kategori tinggi.
banyak berkisar pada 17-20 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, tidak
Berdasarkan jenis kelamin, sampel terdapat perbedaan minor cyberslacking
perempuan lebih banyak dibandingkan (p , dengan partisipan laki-laki
dengan sampel laki-laki. Berdasarkan ( , dan partisipan perempuan
( , erdasarkan jenis kelamin,
terdapat perbedaan serious
cyberslacking (p< , dengan
partisipan laki-laki ( , dan
partisipan perempuan ( ,
Berdasarkan tabel, usia
ditemukan tidak memiliki korelasi
dengan minor cyberslacking (r= -.102
dan p > 0,05). Sedangkan usia
ditemukan tidak memiliki korelasi
tingkat semester, sampel paling banyak dengan serious cyberslacking. Usia tidak
berada pada tingkatan semester dua. memiliki korelasi dengan minor
Gadget yang paling banyak dipakai cyberslacking (r= .128 dan p > 0,05).
mahasiswa yaitu smartphone. Berdasarkan Tingkatan semester tidak memiliki korelasi
lama menggunakan internet, sampel paling dengan minor cyberslacking (r=.035 dan p
banyak berkisar pada 2-9 tahun. > 0,05). Tingkatan semester tidak memiliki
korelasi dengan serious cyberslacking
Hasil (r=.065 dan p > 0,05) Lama menggunakan
Berdasarkan tabel 2, aplikasi yang internet tidakmemiliki korelasi dengan
paling banyak dipakai mahasiswa yaitu minor cyberslacking (r=.171 dan p > 0,05).
aplikasi line yang biasa digunakan untuk Lama menggunakan internet tidak memiliki
berkomunikasi. Selanjutnya, aplikasi kedua korelasi dengan serious cyberslacking
yang paling banyak dipakai yaitu aplikasi (r=.161 dan p > 0,05). Intensitas
youtube, yang biasa digunakan untuk penggunaan aplikasi memiliki korelasi
menonton video dan dapat dikategorikan signifikan dan arah positif dengan minor
sebagai kegiatan streaming. cyberslacking (r=.419 dan p= 0,00).
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat Intensitas penggunaan aplikasi memiliki
bahwa nilai rata-rata minor cybeslacking korelasi signifikan dan arah positif dengan
sebesar 13,36. Nilai rata-rata tersebut serious cyberslacking (r=.378 dan p=0,00).
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
berdasarkan
kategorisasi yang
dibuat peneliti yaitu:
0-5 kategori sangat
rendah, 6-12
kategori rendah, 12-
Diskusi
17 kategori sedang, 18-24 kateogir tinggi, Tingkat minor cyberslacking
dan 23-30 kategori tinggi. Berdasarkan mahasiswa sedang (mean=13,36) dan
hasil diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata- serious cyberslacking rendah
rata serious cybeslacking sebesar 11,48. (mean=11,48). Hasil ini tidak sesuai

[12]
dengan hasil penelitian Lavoie dan Pychyl besar jawaban partisipan menjawab
(2001) yang menyatakan bahwa karyawan kadang- kadang atau sangat sering pada
menggunakan 47% waktunya aitem saya mengunjungi online shop.
menggunakan internet untuk melakukan Penelitian Delafrooz, Paim, dan Khatibi
cyberslacking. Lavioe dan Pychyl (2010) menemukan bahwa sekarang ini
menyatakan bahwa hasil penelitiannya mahasiswa banyak berbelanja via online
mengindikasikan bahwa tingkat shop untuk alasan kemudahan (menyimpan
cyberslacking karyawan termasuk tinggi. waktu dan uang), harga yang lebih murah,
Perbedaan hasil ini diperoleh karena dan lebih banyaknya pilihan ketika mereka
mahasiswa tidak memiliki jam kuliah yang berbelanja. Hal ini yang membuat banyak
pasti seperti jam kerja karyawan. mahasiswa yang kadang-kadang atau
Tidakhanya perbedaan pada jam kerja, sangat sering mengunjungi online shop.
terdapat perbedaan pada tugas dan kegiatan Hasil menunjukkan bahwa tingkat
mahasiswa dan karyawan. Tugas dan serious cyberslacking berada pada tingkat
kegiatan mahasiswa meliputi, mengikuti rendah. Hasil ini diperoleh karena sebagian
kegiatan belajar-mengajar, membuat tugas, besar jawaban partisipan menjawab tidak
bercengkrama dengan teman-teman, dan pernah atau sangat jarang pada aitem saya
lain-lain. Untuk melaksanakan tugas dan mengunjungi situs judi. Wibowo (2013)
kegiatan tersebut, mahasiswa tidak selalu menyatakan bahwa melakukan judi online
menggunakan fasilitas internet. Sedangkan termasuk kedalam salah satu jenis cyber
pada karyawan, diminta untuk mengikuti crime. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
tuntutan pekerjaan yang pada era ini perilaku ini diikuti dengan resiko ditangkap
banyak dikerjakan di depan komputer oleh polisi. Hal ini yang dapat
dengan menggunakan fasilitas internet. menyebabkan banyak mahasiswa
Ditinjau dari segi perbedaan jam menjawab tidak pernah atau sangat jarang
kerja, mahasiswa mengalokasikan mengunjungi situs judi online.
waktunya untuk beberapa kegiatan, baik Tingkat minor cyberslacking
berkuliah, mengerjakan tugas dan lain-lain. mahasiswa sedang dan serious
Sedangkan pada penelitian sebelumnya cyberslacking rendah. Hasil ini
(Lavoie & Pychyl, 2001; Blanchard & menunjukkan bahwa frekuensi minor
Henle, 2008) yang meneliti cyberslacking cyberslacking lebih banyak dilakukan
dengan partisipan karyawan, alokasi waktu dibandingkan dengan serious
karyawan banyak digunakan untuk bekerja cyberslacking. Dari segi konstruk yang
di depan meja. Vitak et al. (2011) yang digunakan (Blanchard & Henle, 2008),
menyatakan bahwa semakin lama waktu pembagian minor cyberslacking dan
yang digunakan untuk mengakses internet serious cyberslacking memang dibagi
dalam bekerja atau di kelas, semakin berdasarkan frekuensi jenis kegiatan yang
banyak juga waktu yang digunakan untuk dilakukan. Perilaku yang termasuk minor
mereka terlibat dalam menggunakan cyberslacking adalah perilaku dengan
internet untuk urusan pribadi. Hal ini yang frekuensi yang banyak dilakukan oleh
menyebabkan tingkat cyberslacking di karyawan, sedangkan serious cyberslacking
mahasiswa cenderung lebih rendah adalah perilaku dengan frekuensi yang
dibandingkan dengan penelitian sedikit dilakukan oleh karyawan. Sehingga
sebelumnya (Lavoie & Pychyl, 2001; hal ini menjelaskan perbedaan tingkat
Blanchard & Henle, 2008) yang minor cyberslacking dan serious
menunjukkan tingkat cyberslacking pada cyberslacking pada penelitian ini.
karyawan cenderung tinggi. Data demografis menunjukkan
Hasil menunjukkan bahwa tingkat 91,7% partisipan paling sering mengakses
minor cyberslacking berada pada tingkat internet via smartphone, Geokearslan et
sedang. Hasil ini diperoleh karena sebagian al. (2016) menyatakan bahwa sekarang ini

[13]
smartphone sudah sulit dipisahkan dari seseorang, semakin kecil kemungkinan
kehidupan pemiliknya. Partisipan sering individu tersebut melakukan cyberslacking.
mengakses internet via smartphone karena Hasil ini memberikan data tambahan bagi
smartphone sekarang ini tersedia dalam kedua penelitian sebelumnya, bahwa
bentuk yang mudah digenggam dan mudah korelasi negatif antara usia dengan
dibawa, sehingga memudahkan partisipan cyberslacking tidak hanya ditemukan pada
untuk mengakses smartphone tersebut. lingkup dunia kerja saja, tapi juga terjadi
Kemudahan ini mengantarkan mahasiswa dalam konteks dunia perkuliahan.
menjadi lebih mudah teralihkan Ditemukan bahwa lama
perhatiannya dari proses belajar mengajar. menggunakan internet ditemukan tidak
Berdasarkan jenis kelamin, tidak berkorelasi dengan minor cyberslacking
terdapat perbedaan minor cyberslacking dan serious cyberslacking. Hasil penelitian
partisipan laki-laki dengan partisipan menunjukkan bahwa tidak terdapat
perempuan namun terdapat perbedaan perbedaan tingkat minor cyberslacking dan
serious cyberslacking partisipan laki-laki serious cyberslacking bila dibedakan
dengan partisipan perempuan. Hasil ini berdasarkan lama menggunakan internet.
diperoleh karena pada beberapa aitem tidak Lebih lanjut Baturay dan Toker (2015)
terdapat perbedaan jawaban baik dari menyatakan bahwa 9 tahun merupakan
partisipan laki-laki maupun partisipan batas penggunaan internet, dimana
perempuan. Salah satu contoh aitem mahasiswa yang sudah menggunakan
tersebut adalah aitem saya mengunjungi internet lebih dari 9 tahun memiliki tingkat
situs judi dan aitem saya mengunjungi perilaku cyberslacking lebih tinggi
situs belanja online Pada aitem saya dibandingkan dengan yang menggunakan
mengunjungi situs judi didapatkan hasil internet di bawah 9 tahun.
yang tidak berbeda antara laki-laki dan Berdasarkan data demografis
perempuan Sedangkan untuk aitem saya terlihat bahwa aplikasi yang paling banyak
mengunjungi situs online, keuntungan digunakan mahasiswa adalah aplikasi
yang didapatkan dari berbelanja online juga Line yang biasa digunakan untuk saling
didapatkan oleh laki-laki maupun berkirim pesan. Hasil ini menunjukkan
perempuan. Hal ini yang menyebabkan bahwa komunikasi menjadi salah satu
tidak terdapat perbedaan tingkat alasan utama mahasiswa menggunakan
cyberslacking pada laki-laki maupun pada internet. Sponcil dan Gitimu (2013)
perempuan. menyatakan bahwa saat ini interaksi sosial
Berdasarkan hasil uji korelasi antara secara online sudah menjadi bagian dari
usia dengan serious cyberslacking, relasi sosial multimedia. Komunikasi
ditemukan hasil bahwa usia tidak memiliki menggunakan internet sudah dianggap
korelasi dengan serious cyberslacking. menjadi komunikasi yang kualitasnya
Namun usia memiliki korelasi positif hanya berbeda sedikit dibandingkan dengan
dengan minor cyberslacking. Hal ini komunikasi tatap muka dan memiliki
konsisten dengan hasil penelitian Garret & kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan
Danziger (2008) dan Henle, Kohut, & komunikasi hanya menggunakan telepon.
Booth (2009). Baturay dan Toker (2015) Peneliti menemukan bahwa aplikasi
menyebutkan bahwa semakin muda usia kedua yang banyak digunakan adalah

[14]
aplikasi Youtube yang biasa digunakan internet untuk kepentingan hiburan dan
untuk melakukan kegiatan streaming video kepentingan lainnya.
atau musik. Kegiatan streaming ini belum
masuk ke dalam konstruk teori Blanchard Kesimpulan
dan Henle, (2008) mengenai pembagian Penelitian tingkat minor
jenis cyberslacking. Hal ini cyberslacking mahasiswa berada pada
dilatarbelakangi oleh waktu penelitian tingkat sedang, sedangkan tingkat serious
dimana saat itu kegiatan streaming belum cyberslacking berada pada tingkat rendah.
banyak dilakukan, aplikasi streaming Data tambahan menunjukkan bahwa
belum marak saat itu. Peneliti menemukan belakangan ini aplikasi streaming (seperti:
bahwa streaming belakangan ini menjadi Youtube, Joox) mulai banyak dipakai oleh
tren dikalangan mahasiswa bahkan para mahasiswa.
masyarakat umum. Hal ini ditandai dengan
semakin banyaknya aktivitas yang Saran
dilakukan lewat streaming. Menonton film, Penelitian selanjutnya disarankan
mendengar lagu, membaca komik, adalah untuk menggunakan sampel lebih banyak,
beberapa aktivitas yang dilakukan lewat dan lebih beragam untuk mendapatkan data
streaming ini. Aplikasi yang memfasilitasi yang lebih bervariasi. Penelitian
kegiatan ini juga semakin berkembang. selanjutnya disarankan untuk
Beberapa aplikasi tersebut adalah: mencantumkan jaringan internet yang
Youtube, Joox, webtoon, situs-situs dipakai mahasiswa untuk mengakses
menonton film online, dan lain-lain. Hal ini internet di kampus, dan biaya yang
didukung juga dengan hasil penelitian ini dikeluarkan setiap bulannya untuk
dimana beberapa aplikasi streaming seperti menggunakan internet, lama penggunaan
Youtube, Joox, yang menempati 10 besar internet perhari, untuk mendapatkan data
aplikasi yang paling banyak dipakai yang lebih bervariasi.

mahasiswa.
Keterbatasan penelitian ini adalah
tidak mencantumkan beberapa data
tambahan seperti jaringan internet yang
dipakai mahasiswa untuk mengakses
internet di kampus, dan biaya yang
dikeluarkan setiap bulannya untuk
menggunakan internet, dan lama
penggunaan internet perhari. Selain itu
pengambilan data menggunakan kuesioner
dirasa tidak cukup menggambarkan
cyberslacking pada mahasiswa sendiri.
Karena jika hanya dengan menggunakan
kuesioner, tidak diperoleh data penggunaan
internet, penggunaan internet untuk
keperluan akademis atau penggunaan

[15]
Daftar Pustaka Gerow, J. E., Galluch, P. S., & Thatcher, J.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet B. (2010). To slack or not to slack:
Indonesia. (2014). Profil Pengguna internet usage in the classroom.
Internet 2014. Jakarta: Journal of information techonology
Perpustakaan Nasional Rl: Katalog theory and application, 11, 5-24.
Dalam Terbitan (KDT). Henle, C. A., Kohut, G., & Booth, R.
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. (2009). Designing electronic use
Yogyakarta: Pustaka Belajar. polies to enhance employee
Baturay, M. H., & Toker, S. (2015). An perception of fairnessand to reduce
investigation of the impact of cyberloafing: An empirical test of
demographics on cyberloafing from justice theory. Computers in Human
an educational setting angle. Behavior, 25, 902-910.
Computer in Human Behavior, 50, Ince, M., & Gl, H. (2011). The Relation
358-366. of cyber slacking behaviors with
Blanchard, A. L., & Henle, C. A. (2008). various organizational outputs:
Correlates of different forms of Example of karamanoglu
cyberloafing: The role of norms and mehmetbey university. European
external locus of control. Journal of Scientific Research, 52,
Computers in Human Behavior, 24, 507-527.
10671084. Junco, R., & Cotten, S. R. (2011).
Ceyhan, A. A., & Ceyhan, E. (2008). Perceived academic effects of
Loneliness, depression, and instant messaging use. Computers
computer self-efficacy as predictors & Education, 56(2), 370-378.
of problematic internet use. Lavoie, J. A., & Pychyl, T. A. (2001).
Cyberpsychology & Cyberslacking and the
Behavior, 11(6), 699-701. Procrastination Superhighway:A
Davis, R., Flett, G., & Besser, A. (2002). Web-Based Survey of Online
Validation of a new scale for Procrastination, Attitudes, and
measuring problematic internet use: Emotion. Social Science Computer
implication for pre-employment Review.
screening. Cyberpsychology & Lim, V. K. (2002). The IT way of loafing
Behavior, 5(4), 331-345. on the job: Cyberloafing,
Delafrooz, N., Paim, L., & Khatibi, A. neutralizing and organizational
(2010). Students' online shopping justice. Journal of Organizational
behavior: an empirical study. Behavior, 23(5),675694.
Journal of American Science, 6(1), Lim, V. K., & Chen, D. J. (2012).
137-147. Cyberloafing at the workplace:
Garret, R. K., & Danziger, J. N. (2008). On Gain or drain on work? Behaviour
cyberslacking: Workplace status & Information Technology, 31,
and personal Internet use at work. 343353.
CyberPsychology & Behavior, Lim, V. K., & Teo, T. S. (2005).
11(3), 287-292. Prevalence, perceived seriousness,
Geokearslan, S., Mumcu, F. K., justification and regulation of
Haslaman, T., & evik, Y. D. cyberloafing in Singapore An
(2016). Modelling smartphone exploratory study. Information &
addiction: The role of smartphone Management, 42(8),10811093.
usage, selfregulation, self-efficacy Marron, K. (2000). Attack of the
and cyberloafing in university. cyberslackers. The Globe and
Computers in Human Behavior, 63, Mail, 5.
639-649.

[16]
Meier, A., Reinecke, L., & Meltzer, C. E. Wibowo, R. (2013). Perilaku Mahasiswa
( Facebocrastination? FISIP yang melakukan judi bola
Predictors of using Facebook for online. Skripsi S1.
procrastination and its effects on Young, K. S. (1999). Internet Addiction:
students well-being. Computers in Symptoms, Evaluation, and
Human Behavior, 64,65-76. Treatment. Innovations in Clinical
ONeill, T A , Hambley, L. A., & Practice, 17, 19-31.
Chatellier, G. S. (2014). Young, K. S. (2004). Internet Addiction: A
Cyberslacking, engagement, and new clinical phenomenon and its
personality in distributed work consequences. American Behavioral
environments. Computers in Human Scientist 48(4), 402-415.
Behavior, 40, 152-160. Young, K. S. (2009). Internet Addiction:
Ragan, E. D., Jennings, S. R., Massey, J. Diagnosis and Treatment
D., & Doolittle, P. E. (2014). Considerations. Journal of
Unregulated use of laptops over Contemporary Psychotherapy,
time in large lecture classes. 39(4), 241-246.
Computers & Education, 78, 78-
86.
Ravizza, S. M., Hambrick, D. Z., & Fenn,
K. M. (2013). Non-academic
Internet Use in the Classroom is
Negatively Related to Classroom.
Computers & Education, 78, 109-
114.
Sponcil, M., & Gitimu, P. (2013). Use of
social media by college students:
Relationship to communication and
self-concept. Journal of Technology
Research, 4, 1.
Sugiyono. (2016). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tindell, D. R., & Bohlander, R. W. (2012).
The use and abuse of cell phones
and text messaging in the
classroom: A survey of college
students. College Teaching, 60(1),
1-9.
Urbina, S. (2004). Essentials of psychology
testing. New Jersey, Hoboken: John
Wiley & Sons,Inc.
Vitak, J., Crouse, J., & LaRose, R. (2011).
Personal internet use at work:
Understanding cyberslacking.
Computers in Human Behavior,
27(5), 1751-1759.
Wang, Q., Chen, W., & Liang, Y. (2011).
The effects of social media on
college students.

[17]
[18]

Anda mungkin juga menyukai