Anda di halaman 1dari 10

TUGAS II

MENGIDENTIFIKSI ELEMEN BENTUK BANGUNAN GEOMETRI


ARSITEKTUR PADA BANGUNAN SDYNEY OPERA HOUSE

ARNI ULAIKA 551421027


KELAS : A ARSITEKTUR

TEKNIK ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makala ini dengan tepat waktu.

Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak sanggup untuk


menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Salawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada baginda tercinta
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik secara fisik atau akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makala untuk memenuhi tugas satu mata kuliah
Geometri Arsitektur.

Dalam penyusunan makala ini semoga Allah permudah segala urusan kita

terutama dalam menuntut ilmu. Saya sebagai penyusun tentu menyadari

bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak

terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya maka dari itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran membangun agar lebih baik lagi

selanjutnya. Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan

pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….

2.1 Bentuk-Bentuk Elemen Dasar pada Bangunan

2.2 Mengidentifikasi bangunan sdyney opera house

2.3 Bentuk-Bentuk Elemen Dasar Arsitektur pada sdyney opera house

2.4 Elemen Massa sdyney opera house

2.5 Elemen Ruang sdyney opera house

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam arsitektur, sebuah bangunan terbentuk dari beberapa unsur perancangan yang
berupa titik, garis, bidang dan ruang. Semua unsur perancangan ini membentuk elemen-elemen
bangunan yang harus disusun untuk membentuk sebuah komposisi arsitektur yang secara estetis
nyaman dilihat keseluruhannya. Elemen-elemen bangunan berupa tekstur, warna, dinding, jendela,
pintu, atap, kolom struktur dan lain-lain yang menciptakan bentuk akan menimbulkan suatu
keragaman dan kerumitan alami dalam kebutuhan program bangunan. Komposisi bentuk tanpa
keanekaragaman dapat menimbulkan kemonotonan. Keanekaragaman tanpa aturan menimbulkan
kekacauan. Sehingga diperlukan prisipprinsip desain sebagai acuan dasar dalam mengkomposisikan
bentuk agar sebuah bangunan terarah penyusunannya. Komposisi bentuk arsitektur dalam sebuah
bangunan akan mencerminkan fungsi yang terkandung pada bangunan tersebut dan arti yang
disampaikan. Penggunaan elemen dasar arsitektur dalam bangunan memiliki latar belakang yang
kaya dan beragam

Latar belakang ini mencakup aspek budaya, sejarah, teknologi, dan bahkan perkembangan
sosial. Dalam peradaban kuno, elemen-elemen dasar seperti dinding, atap, jendela, pintu, dan kolom
sering digunakan dengan penekanan pada keindahan yang menggambarkan identitas budaya
masingmasing. Misalnya, bangunan-bangunan klasik Yunani terkenal dengan kolom-kolom Dorik,
Ionik, dan Korintus yang memiliki perbedaan estetika yang kuat. Elemen dasar arsitektur ada pada
bangunan karena mereka merupakan komponen esensial yang memungkinkan sebuah bangunan
memiliki struktur, fungsi, dan estetika yang baik. Dalam kombinasi, elemen-elemen dasar ini
membentuk karya seni yang kompleks dan fungsional yang kita sebut sebagai bangunan. Mereka
adalah bagian tak terpisahkan dalam proses perancangan arsitektur, dan setiap elemen memiliki
peran yang penting dalam menciptakan bangunan yang berfungsi dengan baik dan memiliki
keindahan estetika yang unik.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Bentuk Elemen Dasar Pada Bangunan

Dinding (Wall): Dinding adalah elemen yang membatasi dan memisahkan ruang dalam suatu
bangunan. Mereka dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti batu, beton, bata, atau kayu. Dinding
juga dapat memiliki elemen dekoratif seperti ukiran, panel, atau lapisan pelapis.

Atap (Roof): Atap adalah elemen yang melindungi bangunan dari cuaca dan elemen alam lainnya.
Atap dapat memiliki berbagai bentuk dan bahan, seperti atap datar, atap miring, genteng, atau
kubah. Desain atap juga dapat memiliki pengaruh besar pada gaya arsitektur sebuah bangunan.

Jendela (Window): Jendela adalah elemen yang memberikan pencahayaan alami dan sirkulasi udara
ke dalam ruangan. Mereka dapat berupa kaca tructu atau jendela ganda dengan berbagai bentuk dan
ukuran. Desain jendela juga dapat bervariasi dari yang sederhana hingga yang sangat dekoratif.

Pintu (Door): Pintu adalah elemen yang memberikan akses ke dalam dan luar bangunan. Pintu dapat
memiliki berbagai gaya dan bahan, seperti pintu kayu, besi, atau kaca. Desain pintu juga sering
mencerminkan karakteristik budaya atau gaya arsitektur tertentu.

Kolom (Column): Kolom adalah elemen tructur yang digunakan untuk mendukung struktur bangunan
di bagian atasnya. Kolom dapat memiliki berbagai gaya arsitektur, seperti kolom Dorik, Ionik, atau
Korintus dalam arsitektur klasik Yunani.

Lantai (Floor): Lantai adalah elemen horizontal yang membentuk dasar tempat berdirinya bangunan.
Lantai dapat terbuat dari berbagai bahan, termasuk kayu, beton, keramik, atau batu.

Plafon (Ceiling): Plafon adalah elemen horizontal di bagian atas ruangan yang sering kali dihiasi atau
diatapi dengan berbagai material, seperti truct, kayu, atau panel akustik.

Tiang (Beam): Tiang adalah elemen horizontal yang digunakan untuk mendukung lantai atau atap
dalam struktur bangunan. Mereka sering terkait erat dengan kolom dalam membangun fondasi
bangunan.

Tangga (Stairs): Tangga adalah elemen yang digunakan untuk menghubungkan lantai yang berbeda
dalam bangunan. Mereka dapat memiliki berbagai bentuk dan desain, dari tangga lurus hingga spiral.
Terowongan (Arch): Terowongan adalah elemen tructural yang digunakan untuk mendukung dinding
atau atap di atasnya. Terowongan dapat berbentuk lengkung atau segmen lingkaran dan sering
digunakan untuk menciptakan jendela atau pintu lengkun

2.2 Mengidentifikasi Pada Bangunan

Bangunan Sydney Opera House adalah salah satu ikon terkenal dan menakjubkan di dunia
yang terletak di pelabuhan Sydney, Australia. Berikut adalah beberapa informasi tentang
bangunan ini: 1. Desain Ikonik: Sydney Opera House dirancang oleh arsitek asal Denmark,
Jørn Utzon, dan selesai dibangun pada tahun 1973.

2.3 Bentuk-Bentuk Elemen Dasar Arsitektur pada sdyney

Bangunan Sydney Opera House memiliki beberapa bentuk yang menonjol dalam desainnya
yang sangat ikonik. Berikut adalah bentuk-bentuk utama yang ada dalam arsitektur Sydney
Opera House:

• Bentuk Kerang: Salah satu bentuk yang paling terkenal adalah elemen utama bangunan
yang mirip dengan kerang atau kulit moluska yang terbuka. Ini adalah ciri khas yang
paling terlihat dan mengesankan dari Opera House.
2.4 Elemen Massa

Sydney Opera House adalah bangunan yang sangat unik dan kompleks dalam hal desain
arsitektur. Ada beberapa elemen dasar yang membentuk struktur dan estetika bangunan ini:

• Segi Enam Putih: Salah satu ciri khas yang paling terkenal dari Sydney Opera House
adalah panel keramik putih yang membentuk segi enam. Panel-panel ini terbuat dari
beton prategang dan dilapisi dengan keramik putih yang memberikan tampilan
bangunan yang mengesankan
• Segi Enam: Segi enam adalah bentuk geometri yang mendominasi desain Sydney
Opera House. Setiap "kerang" atau "layar" pada bangunan ini memiliki bentuk segi
enam yang mencolok. Segi enam ini memiliki sudut-sudut tumpul yang melengkung,
menciptakan tampilan yang sangat khas.
• Busur dan Kurva Desain atap bangunan Atap Bersisik
• Pola-pola Berulang
• Pilar-pilar Beton
2.5 Elemen Ruang sdyney opera house

Bangunan Sydney Opera House dirancang dengan memperhatikan banyak


elemen yang memiliki nilai keindahan, termasuk warna, tekstur, cahaya, pola, skala,
dan aksesoris. Berikut adalah beberapa elemen keindahan yang terdapat di dalam
Sydney Opera House:
• Warna: Bangunan ini memiliki warna utama yang terbuat dari panel keramik
putih yang menciptakan tampilan yang bersih dan ikonik. Panel-panel
keramik ini memantulkan cahaya matahari dengan indah, menciptakan efek
warna yang dinamis sepanjang hari.
• Penggunaan Cahaya Alami*: Interior Opera House didesain dengan
penempatan jendela-jendela besar yang menghadap ke Pelabuhan Sydney. Ini
memungkinkan cahaya alami memasuki ruang-ruang dalam, menciptakan
efek dramatis yang terus berubah sepanjang hari. Cahaya yang dipantulkan
dari udara juga menambah keindahan alami.
• Aksesoris ; Lampu Gantung Di dalam ruang-ruang Opera House, menemukan
berbagai lampu gantung yang dirancang dengan indah. Lampu-lampu ini
menciptakan atmosfer yang istimewa di dalam bangunan.
• Tekstur yang dapat ditemukan di dalam dan di sekitar Opera House:
Panel Keramik: Fasad luar Opera House tertutup oleh panel-panel keramik
putih yang memberikan tekstur halus pada bangunan ini. Panel-panel ini
menambahkan lapisan visual yang unik dan menciptakan efek yang
bersih dan cerah.
• Pola Geometri pada Panel Eksterior: Fasad Opera House dilapisi dengan
panel-panel keramik putih yang membentuk pola geometri berulang. Panel-
panel ini menciptakan tampilan yang bersih dan kohesif.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sdney Opera House adalah salah satu ikon arsitektur terkenal di dunia,
yang terletak di tepi Pelabuhan Sydney, Australia. Bangunan ini dirancang oleh
arsitek Denmark, Jørn Utzon, dan dibangun pada tahun 1973. Berikut adalah
beberapa poin penting yang dapat disimpulkan tentang bangunan ini: Desain
Ikonik: Sydney Opera House dikenal di seluruh dunia karena desain ikoniknya
yang menyerupai kerang atau kulit moluska. Struktur atap yang melengkung
dan panel-panel keramik putih menciptakan tampilan yang unik.
3.2 Saran
Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus terus menerus dilakukan
untuk memastikan bahwa Opera House tetap dalam kondisi terbaiknya. Ini
termasuk perawatan terhadap keramik eksterior, struktur beton, dan sistem
teknis.
Efisiensi Energi: Bangunan dapat ditingkatkan efisiensinya dalam hal
penggunaan energi. Upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi
pencahayaan, pemanasan, dan pendinginan di seluruh bangunan.
Aksesibilitas Universal: Menolak aksesibilitas bagi semua orang adalah
hal yang penting. Hal ini dapat mencakup peningkatan dalam hal fasilitas akses,
tanda-tanda, dan akses untuk penyandang disabilitas.
Teknologi Modern: Terus memperbarui teknologi di dalam bangunan,
termasuk sistem pencahayaan dan audio visual, dapat meningkatkan
pengalaman pengunjung selama pertunjukan.
Program Edukasi dan Budaya: Memperluas dan memperluas program
pendidikan dan budaya yang terkait dengan Opera House dapat membantu lebih
banyak orang untuk menghargai dan memahami nilai budaya dan sejarahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim https://lucrebelajar.blogspot.com/2022/03/bangunan-
geometri.html.Di akses pada tanggal 26

Anda mungkin juga menyukai