A. Expression
Ekspresi adalah pengungkapan
Ekspresi pada sebuah bangunan berarti apa yang di komunikasikasikan sebuah bangunan dalam
tampilannya
Ekspresi sebuah bangunan tidak selalu terbatasi struktur
contoh dari Corbusian bangunan dibuat “melayang-layang dari atas tanah”, sehingga
menawarkan
kekosongan transisi antara bangunan dan
lahan (Gambar 5.5).
Ekspresi sebuah bangunan dapat membagi antara teori arsitektur era modern dengan era sebelumnya,
dibedakan dengan masa transisi dari era satuke era lainnya
Era gotik, ditunjukkan dengan keaslian orde/ masa pada bangunan didesain dengan pertimbangan
rasional
Era baroque, ditunjukkan dengan memanipulasi orde-orde dalam komposisi yang dramatis
B. Suppresion
• Expression :
keindahan fasad bangunan
• Suppression :
pembebanan bangunanstruktur
Struktur menjadi pembebanan pada fasad.Struktur mempengaruhi keindahan fasad.
Struktu rmempengaruhi keindahan fasad (pola-pola struktur ditampilkan secara jujur)
• Secara ekstrim dari wajah yang terlihat bangunan ini akan memacu kita bagaimana
tektonikanya dalam mengembangkan potensi tampang itu sediri (Le Corbusier, Vila Savoye,
Poissy, 1931)
• Dalam bangunan ini Corbusian membuat bangunan tampak “melayang” dengan adanya struktur
kolom pada lantai dasar yang tekesan membuat “melayang” void apartemen dari lantai bawah
sampe atas, di bagian atap Le Corbusier memberi finishing struktur membran yang membuat
kesan abstrak kulit bangunan secara efektif (Le Corbusier, Unite d’habitation, Marseilles, 1952)
• Dari segi struktural dapat dilihat di lantai paling atas terdapa struktur mrmbran yaitu ada nya
bentukan tembok yang melengkung sehingga membuatnya menyatu dengan lingkungan sekitar
• Dalam arsitektur klasik untuk mendirikan sebuah bangunan akan adanya transisi ‘kepuasan’
antara bangunan dengan lingkungan yang diakhiri pada level atap. Yang sampai sekarang ini
tetap berlaku aturan tersebut dengan mengintrepetasikan secara berbeda-beda ( T.C. Howwit,
Portland Building, Nottingham University, 1957)
• Peranan dari lantai dasar (podium) dan entablature dan seringkali dipresentasikan dengan
bentukanyang lebih variatif
Terdapatduamassabangunan yang kontras pada style dan formasinya, yang terkesan
‘bertabrakan’ dan ‘meledak’ pada akhirnya sehingga menimbulkan suasana dramatis
(Deconstructive design: Wexner Center for the Arts, Ohio State University, Colombus)
C. ROOF
Design notebook
• Atap merupakan hal yang penting di dalam suatu design.
• Atap bisa menjadi peran visual utama dalam suatu bangunan.
• Atap juga sering ‘disembunyikan’ di belakang parapet wall. Jadi hanya memanfaatkan kegunaan
dari atap itu sendiri tidak untuk ditonjolkan.
• Untuk memilih atap, tidak hanya dari bentuknya ‘ form’ contohnya seberapa curam
kemiringannya.
• Macam – macam atap juga bisa dilihat dari membran atap itu sendiri. Berat atau ringan atap.
• Atap juga bisa mempengaruhi bentuk akhir dari bangunan itu sendiri.
• Atap juga bisa dibuat lenih menarik dan tidak monoton dengan cara memainkan unsur
tektonikanya.
• Bisa juga dengan mengekspos atau menyembunyikan talang drainase dan lainnya.
• Membahas tentang macam-macam bentuk atap yang dapat berpengaruh juga pada estetika
tampang bangunan.
Analizing Architecture
Atap merupakan bagian paling atas bangunan
Merupakan bagian dari startifikasi dan mempengaruhi ruang bawahnya
Atap sebagai penyaring cahaya
Intinya atap sebagai pelindung dari matahari dan hujan, kalau dibandingkan dengan design
notebook buku ini kurang menjelaskan jenis atap dan ekspresinya kurang dibahas.
D. OPENING
LE COBUSIER
Berpendapat bahwa untuk mengatur bukaan maka harus memperhatikan proporsi untuk
menciptakan keharmonisan pada suatu bangunan
Opening juga dapat diartikan sebagai “lubang” yang mana harus memiliki identitas yang jelas
mengenai fungsinya. Contohnya ialah berupa bukaan yang memang berfungsi sebagai “ jendela”,
sebuah bukaan untuk menikmati pemandangan di Luar, sekaligus sebagai tempat sirkulasi udara
dan masuknya cahaya bukan sebagai akses masuk, namun lain dengan bukaan yang berupa Pintu
masuk. Pintu masuk atau lubang yang memiliki tinggi lebih dibandingkan tinggi manusia
diidentikkan sebagai akses masuk ke dalam bangunan maupun sebagai akses antara satu ruang
dengan ruang lainnya.
Bukaan juga dapat sekaligus berfungsi sebagai pemisah antara dinding dan atap. Hal ini sering
kita jumpai seperti gambar di bawah
Bukaan di dalam bangunan juga dapat sekaligus sebagai elemen estetika yang mampu
memperindah ruangan di dalamnya dan penampilan luarnya, namun Bukaan lebih di identikkan
kepada fungsinya bukan dari penampilannya saja, karena apablia dalam mendesain, kita hanya
mengutamakan faktor estetika, maka fungsi, yang merupakan kebutuhan penghuni bisa tidak
terpenuhi.
Dalam kaitannya dengan struktur bangunan, jendela dapat difungsikan sebagai penopang struktur
di atasnya dengan penambahan railing besi. Hal ini menyatukan fungsi bukaan sebagai jendela
untuk sirkulasi udara, cahaya, dan penopang dinding
Opening /bukaan harus jelas fungsinya , tepat proporsinya dan bukaan juga dapat memberikan
effect pada bangunan itu sendiri seperti kesan lebih tinggi,luas dan terang cahaya
E. ELEVATIONS
1. Architecture Design Notebook
Ketinggian bangunan dapat dilihat dari bentukan tampang dari sebuah bangunan.
Ketika struktur berinteraksi dengan bukaan-bukaan dan material-material dalam bangunan akan
menimbulkan kesan elevasi (ketinggian) yang ditangkap dari sosok luar bangunan (fasad).
2. Analysing Architecture
Ketingginan bangunan dibagi menjadi 3 strarta berdasarkan leveling yang dibentuk pada sebuah
bangunan. Strata tersebut adalah
a. lantai dasar (berada di dalam tanah)
b. lantai satu (berada di atas permukaan tanah)
c. lantai atas (berada dibawah atap)
contoh :
a. Lab pertanian Frederik Blom, 1837 : memiliki 3 strata leveling bangunan yang ada lantai
dasarnya dibuat struktur untuk menopang bangunan.
b. Villa savoye,Lle Corbisier : terdapat 3 strata leveling bangunan yang diberi kebun pada lantai
atasnya dan lantai dasar yang terbuka
c. The National Archives, Prancis : ketinggian di dalam ruang bangunan dibuat acak untuk
membuat rak-rak buku.
3. Ideas That Shaped Building
Ketinggian bangunan seringkali menjadi masalah seorang arsitek dalam membuat bentuk artistik
yang sesuai untuk skyscraper.
Teori frame yang menggunakan konstruksi baja adalah salah satu penyelesaian skyscraper
terhadap bentuk yang didesain untuk skyscraper yang biasanya malah menimbulkan masalah
baru. Seperti yang dikutip dari Louis Sullivan yang diterbitkan dalam volume 57 dari Magazine
1896 , “The Tall Office Building Artistically Considered”menjadi titik tolak untuk desain
gedung pencakar langit berikutnya .
o 1. Kondisi praktis yang ditimbulkan oleh gedung pencakar langit memerlukan basement
untuk mesin pemanasan , pencahayaan , dan sirkulasi penghuni .
o 2. Lantai dasar harus memiliki pintu masuk umum , tetapi juga alam lokasi untuk bisnis,
seperti bank , yang memerlukan bukaan besar dan ruang terbebani .
o 3. Lantai kedua , mudah dicapai dengan tangga yang luas , akan memiliki fungsi yang sama
dengan berurangnya tuntutan spasial.
o 4. Lantai di atas itu akan menjadi lantai yang berfungsi sebagai kantor dan sebagainya
o 5. Akhirnya , di bagian atas akan menjadi loteng tangki air dan mesin lainnya.
Ideas That Shaped Building : Elevasi dicontohkan pada gedung gedung pencakar langit di dunia.
Mulai dari pembagian zona maupun struktur rangka yang dipakai.
F. WALL MEMBRANES
adn
Dinding mempunyai fungsi sebagai pengisi, bukan sebagai struktur. Memang ada suatu kondisi
dimana struktur di sembunyikan oleh bidang atau fasad besar. Karena struktur rangka
memerlukan lapisan penutup yang mendukungnya sebagai nilai estetika daripada langsung
memperlihatkan bentuk struktur dari sebuah bangunan,
Cara yg paling mudah untuk perwujudan fasad luar yaitu dengan mengisi bagian kosong antara
kolom dan balok.
Analyzing
Dinding digunakan untuk membatasi ruang satu dgn ruang yg lain sehingga bias lebih member
privasi, yang juga berguna sebagai penghalang secara fisik.
Dinding dapat memberi suatu ciri untuk pengidentifikasian suatu ruang
Bentuk dari suatu dinding juga bisa mempengaruhi suatu estetika, begitu juga dgn bukaan di
sebuah dinding yg bisa memberi nilai lebih dari suatu estetika
Itsb
Ruskin>> mengutamakan pengeksposan dari sebuah struktur
Viollet De Luc >>kebutuhan dalam pengeksposan dari sebuah struktur bisa disesuaikan dgn
kebutuhan
Teori Frederick Baumann >> penggunaan material baja sebagai struktur dan batu bata sebagai
dinding nya bisa menimbulkan kesan kkoh pada bangunan sehingga bisa menahan beban angin
yang ada
Frank Llyod Wright >> menggunakan system struktur di pusat sebagai struktur tahan gempa
Le Corbusier >> pengekspresian dari sebuah dinding terpengaruh oleh system struktur yg ada
Contoh contoh bangunan karya Le Corbusier, Frank Lloyd Wright dkk yang menerapkan
berabgai macam material dan struktur pada selubung bangunan yang mereka rancang.
KESIMPULAN
Jadi dari buku architecture design notebook dapat diambil kesimpulan yaitu cara
pengekspresian dinding, sebagai penamabh unsure estetika. Sedangkan pada analyzing
architecture cara pengekspresian dinding sebagai penutup bangunan ialah dengan
mengolah dinding ke berbagai bentuk ataupun dengan pengolahan materialnya, yang
memiliki fungsi yang dapat memberikan efek tertentu pada bangunan. Lalu pada buku
ideas, pembentukan dinding justru bergantung dari macam2 struktur yang ada yang juga
mempunyai masing2 fungsi dari tiap system.
G. The Corner
1. Design notebook
The corner jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya bisa sudut atau pojok. Sudut dan
pojok sendiri juga memiliki arti yang berbeda.
Menurut KBBI sendiri, sudut dapat berarti 1 penjuru; pojok: bilik; mata; 2 bangun yg dibuat
oleh dua garis yg berpotongan di sekitar titik potongnya: tumpul; siku-siku; 3 tempat yg jauh-
jauh dan tidak mudah dikunjungi; pelosok: bendera merah putih berkibar sampai ke kota; 4 egi
(arah pandangan, pokok, atau dasar pandangan yg tentu). Sedangkan pojok berati 1 tempat di
antara dua garis atau dua sisi (ujung, permukaan, dsb) bertemu; sudut; penjuru; 2 tempat yg jauh
atau yg tidak mudah kelihatan (didatangi, dihubungi, dsb): penduduk dr kota berdatangan untuk
ikut menyambut dan mengelukannya; 3 lajur di sudut surat kabar tempat karangan pendek,
berisikan hal-hal yg humoris, tetapi mengandung kritik atau sindiran.
Menurut buku Design Notebook yang ditulis oleh Peter Fawcett, the corner adalah pertemuan
dua dinding yang membentuk suatu sudut tertentu.
Dalam berarsitektur, sudut tidak hanya sebuah pertemuan dua dinding yang biasa saja. Akan
tetapi memiliki manfaat sendiri apabila dieksplor lebih jauh lagi. Beberapa manfaat dari sudut
dalam berarsitektur. Oleh perusahaan aksen bangunan, mereka dimanfaatkan sebagai papan
reklame. Sudut juga dapat menimbulkan daya Tarik tersendiri pada bangunan dan juga dapat
menjadi sebuah icon.
Suatu pojok pada bangunan dapat di jadikan olahan yang menarik sehingga dapat
menjadi bangunan yang menarik. Pojokan tersebut dapat dikatakan sebagai aksen pada
bangunan. Sudut suatu bangunan memiliki banyak kegunaan selain sebagai aksen juga bisa
dimanfaatkan menjadi suatu system utilitas, contohnya seperti talang air hujan dan jurai. Olahan
– olahan seperti “bingkai dinding” bisa ditempatkan di pojok.
Pemanfaatan aksen di pojokan suatu bangunan biasanya dipakai untuk kepentingan
komersil, seperti iklan.
1. Analyzing Architecture
Pojok bukanlah suatu hal yang tidak berarti. Pojok juga memiliki fungsi. Tidak hanya
sebagai pertemuan dua dinding, sudut sendiri memiliki beberapa fungsi.
Pojok dapat menjadi sebuah ruang. Tanpa adanya sudut yang membentuk sebuah pojokan,
maka sebuah ruang akan lebih sulit untuk dirasakan.
Adanya sudut pada sebuah bangunan, dapat menjadi sebuah struktur bangunan yang kuat.
Selain menjadi kekuatan struktur pada sebuah bangunan, sudut juga dapat menjadi aksen. Aksen
yang diberikan sudut bangunan dapat bermacam-macam. Salah satu aksen yang memiliki fungsi
yang baik untuk sebuah bangunan adalah bukaan yang dibuat pada sudut bangunan. Dengan
adanya bukaan pada sudut bangunan, maka bangunan akan memiliki sebuah aksen yang bagus
serta memiliki kualitas cahaya ataupun udara yang baik untuk ruang di dalamnya.
2. Ideas That Shaped Building
The corner atau sudut bangunan, dalam berarsitektur sendiri, dapat menjadi pusat dari tampilan
sebuah
bangunan. Sudut bangunan yang diberi aksen atau dekorasi akan menjadi bagus dan menjadi
pusat
perhatian dari bangunan.
H. SCALE
Skala arsitektural juga termasuk salah satu perhatian penting bagi seorang arsitek dalam
merancang.
Skala bebeda dengan ukuran. Skala pada bangunan menuntut manusia untuk menafsirkan ukuran
dan
proporsi bangunan tersebut. Untuk menentukan proporsi bangunan maka kita memerlukan suatu
acuan
(scale clues). Acuan disini dapat berupa lingkungan sekitar bangunan dan elemen pada
bangunan itu sendiri
.
I. SCALE CLUES
Architecture Design Notebook
Scale tidak hanya masalah ukuran Tapi pengkajian terhadap elemen dari bentuk dan
sosok karya arsitektur. Dalam gambar denah, tampak dan potongan menggunakan suatu acuan
dalam mengkomunikasikan perbandingan skala objek yang dikomunikasikan dengan objek lain
yang sudah lumbrah diketahui.
Dengan menggunakan element yang sudah umum sebagai pembanding dimensi , maka
pengamat akan dengan cepat dapat mengetahui dimensi objek yang diamati.
Elemen pembanding dimensi yang lumbrah digunakan dibagi menjadi dua katagori yaitu
general environmental element atau elemen umum lingkungan, dan familiar building elements
atau elemen bangunan yang akrab diketahui.
General environmental element atau elemen umum lingkungan adalah pembanding skala
yang menggunakan elemen lingkungan yang membentuk fisikal konteks bangunan seperti pohon
, pagar, “furniture” jalan seperti lampu jalan, mobil atau kendaraan lain
.
Familiar building elements atau elemen bangunan yang akrab diketahui adalah
pembanding dimensi yang menggunakan elemen bangunan yang sudah lumbrah diketahui
biasanya karena fungsi elemen yang bersangkutan terikat dengan argonomi contohnya anak
tangga, pintu, ketinggian lantai dan jendela.
Pada masa arsitektur klasik eropa, secara tradisoanal perancang dapat mengetahui skala
bangunan dengan melihat proporsi dari tatanan langgam klasik yang sangat terikat, akan tetapi
pada masa arsitektur modern cara ini tidak efektif dilakukan karena pada masa moderisme
berkembang teknologi sudah mendukung untuk melakukan manipulasi tektonika secara ekstrem,
sehingga dimensi-dimensi yang menjadi acuan umum pada arsitektur klasik seperti tinggi kolom,
panjang bentang dan sebagainya tidak dapat menjadi acuan pembanding skala pada arsitektur
modern.
Analysing Architecture
Dalam buku ini tidak terlalu rinci menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
scale clues, hanya menyinggung tentang pengukuran sekala dapat dilakukan dengan tubuh
manusia sebagai pembanding, dimana keberadaan manusia adalah focus utama suatu arsitektur
sehingga elemen-elemen arsitektur yang dihadirkan harus sesuai dengan konteks argonomi dan
konteks bangunan yang dihadirkan
J. NORMAL SCALE
DESIGN NOTEBOOK
• Skala normal adalah 'berarti' membandingkan dengan sesuatu yang lain
• Bangunan skala normal umumnya tidak dimanipulasi oleh sang arsitek, dan mendesain dengan
cara yang santai
• Ukuran bangunan dan bagian-bagian penyusunnya (ex.tinggi plafon) kebanyakan megikuti
dengan standart yang tersedia
• Skala normal ini paling mudah dicapai bila sebuah bangunan dipecah menjadi serangkaian
komponen yang lebih kecil yang masing-masing dapat dirasakan secara visual dan perasaan
ANALYSING ARCHITECTURE
Gambar ini menunjukkan seorang pria yang berdiri di panggung yang agak kecil. Namun jika
seseorang mengatakan bahwa orang ini dibandingkan dengan orang di atas panggung yang
berada di antara kakinya, persepsi seseorang tentang ukuran panggung berubah secara dramatis.
Skala adalah tentang ukuran relatif.
Orang mengatur ukuran bangunan yang mereka gunakan, tetapi bangunan juga mengatur ukuran
kehidupan mereka. Orang-orang mengambil ukuran dari arsitektur karya yang mereka huni, dan
menggunakan pengukuran mereka untuk membuat berbagai jenis penilaian
IDEAS THAT SHAPE BUILDINGS
Skala proporsi manusia dijadikan patokan untuk menentukan skala bangunan yang akan dirancang.
Ini mengambl dari teori Vitruvius
K. INTIMATE SCALE
IDN
Skala Intim adalah skala dimana bangunan atau ruangan kelihatan lebih kecil dari besaran yang
sesungguhnya sehingga timbul suasana intim
ANALYSING
In architecture scale has another meaning, still to do with relative sizes. It refers to the size of
something relative to oneself.
Pada buku analyzing architecture dijelaskan bahwa skala intim tidak dapat diukur secara matematis,
tetapi diukur secara visual dan perasaan.
ITSB
Pada buku Ideas That Shaped Building menjelaskan skala dalam hal umum dan fungsi-fungsi
penggunaan skala dalam arsitektur. Usaha menciptakan skala intim dalam suatu teater yang luas
dicapai dengan ornamen-ornamen yang diperbesar, penyederhanaan permukaan dinding dan
penekanan bentuk-bentuk horizontal. (Teater pusat di “Rockefeller Center” New York. Sumber
gambar: Ishar (1992)
L. HEROIC SCALE
• Skala heroik memiliki ukuran obyek yang lebih besar dari pada ukuran pada umumnya. Skala ini
berusah amembuat obyek terlihat megah dan besar sehingga memberi kesan manusia terlihat
kecil apabila dibandingkan dengan obyek berskala heroik. pada umumnya, tujuan arsitek
menghadirkan obyek dengan skala heroik yaitu sebagai simbol kekuasaan serta membangkitkan
semangat dan kekaguman bagi orang-orang yang melihat obye ktersebut.
• Skala heroik dapat diperoleh dengan cara seperti perletakkan elemen yang berukuran kecil
berdekatan dengan elemen yang besar sehingga tampak perbedaan ukuran besarnya, penerapan
langit-langit tinggi, dan penerapan satuan yang lebih besar dari biasanya
• contoh-contoh bangunan dengan skala heroik: masjid, gereja, bangunan monumental, tugu
pahlawan, gedung pemerintahan
M. SHOCK SCALE
Shock scale atauSkalaMencengangkanmerupakanskala yang mengubahukuranbenda-benda
familiar yang sudahdikenalukurannyamenjadiukuran yang
berbedasecaraektrembaikmenjadisemakinbesaratausemakinkecil.
Contoh: iklan beer yang digambarkandenganmobildenganbotol beer yang
diperbesarseukuranmobil.
Contoh lain yaitupadapusatkonvensiEisenmancolombus di Ohio.
Padabangunaniniterlihatadanyastrukturmemanjangsecaraparalel yang
sengajadihadirkanuntukmenimbulkankesanruangygterdistorsisehinggapemandanganinteriornya
pun
tidakterkesanmembosankanjustrumembuatkesanterkejutdenganadanyakehadiranfenomenabentuk
anyang seharusnyadalambentuknyatamemilikiukuran yang kecil . Variasidarikonsepstruktur
yang diadopsisengajadilakukandenganmalformasiskemadesain yang menggunakan program
morphing komputer.
Sehinggadarisebuahdesain yang sederhanadapatterlihatterdistorsidanterlihatseolah – olahmemutar,
membungkuk, danmeleleh.Karenahalsemacaminihanyabisadilakukanmelalui program komputer
yang kemudianakhirnyabisadiproyeksikandalamdunianyata yang menggunakanskala yang
fantastis.
Shock Scale tidakterlaludigunakansecaraarsitektural,
namunseringdigunakanolehdesainerpameranataupadaiklanuntukmengejutkandanmemcengangka
nparapengamat.
PadabukuA Design
Notebookhanyamembahasdefinisiskalamencengangkanitusendiridanmemberikansatucontoh yang
berupa poster. SedangkanpadabukuIdeas That Shaped Building memberikancontohbangunan
yang mengaplikasikan shock scale dengancaramendistorsikan interior agar
tidakterlihatmembosankan.
N. KONTEKS
Menurut kbbi ( kamus besar bahasa indonesia ), konteks berarti : 1 bagian suatu uraian atau kalimat
yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; 2 situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian
Subbab ini membahas bagaimana sebuah bangunan yang didirikan dalam satu kawasan tidak hanya
memperhatikan bangunan itu sendiri tetapi juga kesatuan dengan bangunan yang telah ada di
kawasan tersebut. Untuk mencapai kesatuan itu bisa dicapai dengan beberapa cara, misal
dengan memperhatikan skala bangunan dan skala jalan.
Dalam membangun kita perlu memperhatikan dan mempertahankan konteks yang kita usung.
Tetapi ketika kita membangunnya dalam suatu kawasan atau pada bangunan yang lebih dahulu
berdiri dan memiliki konteks yang berbeda, kita tidak bisa mengabaikan hal itu. Bangunan yang
akan dibangun harus bisa menyesuaikan dengan bangunan dan lingkungan sekitarnya tanpa
harus meninggalkan konteks yang telah dipilih.
Keterkaitan historisisme dan ikonografi praktis membangkitkan kesadaran semua arsitek untuk
pentingnya menghormati konteks yang mana setiap bangunan baru mengambil tempatnya.
Dalam perencanaan kontekstual, faktor-faktor seperti tinggi badan, skala, format jenis bangunan,
dan kedekatan dengan garis properti perlu diperhitungkan, bersama dengan warna dan tekstur
bahan. Prinsip kontekstualisme tidak berpura-pura untuk membentuk sebuah desain tetapi
tidak mengelilingi pembangunan dengan garis pedoman.
Sehingga bangunan yang akan dibangun harus bisa menyesuaikan dengan bangunan dan
lingkungan sekitarnya tanpa harus meninggalkan konteks yang telah dipilih
Ide atau konsep dalam membangun harus disertai dengan attitude dalam membangunnya jika
bangunan tersebut disandingkan dengan bangunan yang lain atau bangunan yang sudah berdiri
sebelumnya, selain itu dalam membangun harus memperhatikan fungsi dan dimensinya.
Gb 1. Kuil
Hal ini menunjukkan konsep dari sebuah bangunan memperhatikan fungsi dari bangunan tersebut,
dan hal ini pula yang mempengaruhi dimensinya.
-sejarah : konsepnya mengarah pada peristiwa holocaust yang pernah terjadi di jerman. Arsitektur
yang mencolok diperjelas dengan bentuk bangunan zigzag, jika diamati lebih dekat
seperti bentuk bintang david yang hancur. Di luar bangunan terdapat garden of exile,
sebuah taman dengan pilar-pilar miring yang mencerminkan isolasi dan disorientasi
kehidupan di pengasingan. Poros utama disebut dengan void, memotong beberapa
ruangan museum. Void ini menyoroti tentang kehampaan dan keputusasaan kaum
yahudi. Di ruang pameran berdiri holocaust tower yang tidak berjendela.
-budaya : museum ini mencakup setiap aspek kehidupan masyarakat yahudi di jerman selama lebih
dari 300 tahun terakhir, mulai dari agama, kebudayaan, hingga politik. Koleksinya meliputi
peralatan perak dan tekstil, benda upacara dan domestik, lukisan dan buku sejarah.
-dan dengan bentuk bangunan yang memanjang bisa membuat bangunan ini mengalami penambahan
masa bangunan tanpa merubah bangunan yang lama.
Jadi, “context” membahas keterkaitan dan hubungan antara bangunan yang akan dibangun dengan
semua aspek yang mendukungnya. Aspek itu bisa berupa sejarah, budaya, bentuk geografi,
keadaan sekitar atau yang lebih sederhana adalah keterkaitan bangunan dengan bangunan lain,
keterkaitan antara elemen dalam bangunan, skala, dimensi, dan lain-lain. Sehingga ketika
kita membangun, kita tidak bisa langsung membangun menurut kemauan kita, tetapi ada banyak
hal-hal yang perlu dipertimbangkan, dimana ketika kita memperhatikan aspek-aspek tersebut
bangunan kita akan menjadi lebih maksimal baik dalam bentuk maupun fungsinya.
Daftar pustaka :
Architecture desing notebook, peter a. Fawcett
Analyzing architecture, unwin
Ideas that shape buiding, fil hearn
Kamus besar bahasa indonesia
https://www.google.com/search?newwindow=1&site=&source=hp&q=konteks&oq=konte&gs_l
http://en.wikipedia.org/wiki/context
http://www.wespeakarchitecture.com/context.html
http://www.eki.ee/km/place/pdf/kp6_05_taurens.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/jewish_museum,_berlin
http://www.galeriarsitektur.com/a141/museum-yahudi
http://eropa.panduanwisata.com/german/judisches-museum-berlin-museum-yang-berfilosofi/
Arsip Blog
▼ 2014 (1)
o ▼ Januari (1)
CHAPTER 5. HOW IT WILL LOOK?
► 2013 (3)