SISTEM DAN
TEKNOLOGI
PENGELOLAAN LIMBAH
B3 PADAT MEDIS DAN
NON MEDIS DI RS
DEFINISI LIMBAH B3 PADAT PP 101/2014
Kode Kode Kategori
Jenis Kegiatan Sumber Limbah Uraian Limbah
Kegiatan Limbah Bahaya
Bahan atau produk yang tidak memenuhi
A336-1
spesifikasi teknis, kedaluwarsa, dan sisa
1
Manufakturing, formulasi, A336-2 Residu proses produksi dan formulasi 1
produksi, dan distribusi 1
A336-3 Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
(MFPD) produk farmasi. 1
36 Farmasi
IPAL yang mengolah efluen A336-4 Reactor bottom wastes 1
proses manufaktur dan
A336-5 Sludge dari fasilitas produksi
produksi farmasi
B336-1 Absorban dan filter bekas atau karbon aktif 2
B336-2 Sludge dari IPAL 2
A337-1 Limbah klinis memiliki karakteristik infeksius 1
A337-2 Produk farmasi kedaluwarsa 1
Seluruh rumah sakit dan A337-3 Bahan kimia kedaluwarsa 1
laboratorium klinis
Rumah sakit dan A337-4 Peralatan laboratorium terkontaminasi 1
Fasilitas incinerator
37 fasilitas pelayanan
IPAL yang mengolah effluen Peralatan medis mengandung logam berat,
kesehatan
dari kegiatan rumah sakit A337-5 termasuk merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan 1
dan laboratorium klinis sejenisnya
B337-1 Kemasan produk farmasi 2
B337-2 Sludge IPAL 2
A338-1 Bahan kimia kedaluwarsa 1
Laboratorium riset dan Seluruh jenis laboratorium
komersial mencakup kecuali laboratorium yang A338-2 Peralatan laboratorium terkontaminasi B3 1
38
industri yang memiliki termasuk dalam kode A338-3 Residu sampel Limbah B3 1
laboratorium industri 37
A338-4 Sludge IPAL 1
KATEGORI BAHAYA PP 101/2014
• Kategori I
• Lampiran II
• TCLP, > konsentrasi zat TCLP-A lampiran III
• LD50, ≤ 50 mg/kg berat Badan hewan uji
• Kategori II
• TCLP, ≤ konsentrasi zat TCLP-A dan > konsentrasi zat TCLP-B
lampiran III
• LD50, > 50 mg/kg dan ≤ 5.000 mg/kg berat badan hewan uji
• Uji toksikologi sub-kronis lampiran II
JENIS LIMBAH B3 PADAT MEDIS
JENIS LIMBAH B3 PADAT MEDIS
JENIS LIMBAH B3 PADAT NON MEDIS
Lakukan
pemilahan
sesuai
ketentuan
Minimisasi
Simbol limbah B3
KRITERIA LIMBAH B3 SESUAI PP
101/2014 TENTANG PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Pewadahan
Pewadahan
Pengangkutan
Sistem pengelolaan
• Full swakelola
Semua sarana prasarana seperti tempat sampah, plastik
sampah, whelled bin, tenaga, dan pengolahan di kelola oleh
pihak rumah sakit
• Semi swakelola
Sebagian dari sarana prasarana atau tenaga atau pengolahan
di kelola oleh pihak ke 3
• Full outsourching
Semua sarana prasarana seperti tempat sampah, plastik
sampah, whelled bin, tenaga, dan pengolahan di serahkan
kepada pihak ke 3
Penyimpanan
• TPS harus memiliki ijin
• Bangunan TPS yang memenuhi persyaratan harus sesuai dengan Keputusan
Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
• Kelengkapan Bangunan TPS antara lain:
– Ketersediaan kotak P3K
– Safety shower
– logbook limbah
– SOP/ SPO
– Peralatan dan sistem pengamanan kebakaran
– Bangunan dilengkapi dengan simbol dan titik koordinat
– Di ruang penyimpanan terdapat palet untuk meletakkan limbah
– Tempat/ fasilitas pencucian whelled bin, kontainer, ruang penyimpanan
Penyimpanan
Persyaratan tempat penyimpanan
• Rancang bangun dan luas ruang penyimpanan sesuai dengan jenis,
karakteristik dan jumlah limbah B3.
• Bangunan beratap dari bahan yang tidak mudah terbakar.
• Memiliki ventilasi udara.
• Terlindung dari air hujan.
• Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai
• Lantai kedap air, tidak bergelombang, kuat, tidak retak.
• Dilengkapi saluran pembuangan limbah cair dari hasil kegiatan pembersihan
yang dihubungkan ke IPAL
• Dinding dari bahan yang tidak mudah terbakar.
• Dilengkapi dengan penangkal petir (jika dibutuhkan).
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Pengolahan
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan teknologi pengolahan :
Pengolahan
Pilihan teknologi (WHO) :
Termal, kimia, irradiasi, biologi, mekanikal
Pada proses desorpsi panas, material limbah dipanaskan pada suhu sekitar
3000 C didalam suatu silinder yang berputar dengan kondisi tekanan udara
yang rendah. Dengan melakukan pemutaran (pengadukan) maka
pemanasan menjadi efisien karena panas menyebar secara merata
kesemua bagian material limbah dan proses desorpsi dapat berlangsung
secara lebih cepat. Dalam hal pemanasan ini, limbah tidak dibakar langsung
dengan nyala api tetapi hanya dialiri udara panas sambil dilakukan
pengadukan. Pada kondisi normal, tekanan udara 1 atmosfer, proses
penguraian limbah organik menjadi karbon (karbonisasi) terjadi pada suhu
sekitar 400 – 600 oC, tetapi jika karbonisasi dilakukan dalam kondisi tekanan
udara lebih kecil dari 1 atmosfer, penguraian limbah organik dapat terjadi
pada suhu sekitar 200 – 400 oC. Selama proses pemanasan awal, material
limbah yang mudah menguap akan keluar dari limbah
Desorpsi panas
Swakelola pengolahan
Swakelola pengolahan
Swakelola pengolahan
Pengolahan secara outsourching