3. Limbah B3
Ada limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Ini adalah jenis limbah yang
dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan, dan
kelangsungan makhluk hidup akibat sifat-sifat senyawanya.
Sifat limbah B3 dalam pengelolaan sampah memang memerlukan
penanganan khusus. Hal ini karena mengandung senyawa yang mudah
meledak, beracun, berbahaya, bersifat mengiritasi, dan korosif.
Senyawa B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan
Zn, serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan lainnya.
Limbah B3 tak hanya dihasilkan oleh industri, tetapi bisa juga karena
beberapa aktivitas rumah tangga.
Pengelompokan Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujud
1. limbah cair
Limbah ini adalah sisa dari hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cairan. Limbah cair dibagi lagi menjadi empat, yaitu limbah cair
domestik, limbah cair industri, rembesan dan luapan, dan limbah air
hujan.
2. limbah padat
Sisa hasil kegiatan industri maupun aktivitas domestik yang
berbentuk padat. Contoh dari limbah padat di antaranya kertas,
plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dan lain-lain.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi 6 kelompok, yaitu
sampah organik mudah busuk, sampah organik dan anorganik tak
membusuk, sampah abu, sampah bangkai binatang, sampah sapuan,
dan sampah industri.
3. limbah gas yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara alami,
udara mengandung unsur kimia seperti O2 , N2 , NO2 , CO2 , dan H2.
Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami,
akan menurunkan kualitas udara dan mengganggu kesehatan.
Jenis Limbah di Sistem penanganan limbah di Pabrik farmasi dikenal istilah Waste
Industri Farmasi Management System yang merupakan tanggung jawab dari unit Health,
Safety, and Environment (HSE).
HSE Departement bertanggung jawab salah satunya terhadap lingkungan
yaitu meminimalkan dampak ke lingkungan dari kegiatan bisnis.
Pengelolaan Limbah di Industri Farmasi
Pengelolaan
Limbah di
Industri Farmasi
Industri farmasi memproduksi obat-obatan hingga alat-alat kesehatan. Bukan
tanpa efek samping, industri ini melahirkan limbah yang menjadi persoalan
baru. Lalu bagaimana cara menanggulangi limbah industri farmasi yang
tepat? Simak informasi selengkapnya disini.
Limbah Industri Farmasi, Bagaimana Pengolahan yang Dianjurkan?
Industri farmasi menjadi salah satu cabang industri yang memiliki
perkembangan cukup pesat sekarang ini. Hal tersebut merupakan wujud
nyata dari pembangunan yang baik di bidang kesehatan. Berbagai kebutuhan
seperti obat-obatan dan produk kesehatan dihasilkan oleh industri farmasi
dengan kuantitas yang lebih banyak.
Mengenal Wujud Limbah Industri Farmasi
Ada tiga bentuk limbah yang umum ditemukan :
1. Limbah yang berwujud gas
2. Limbah yang berwujud cair
3. Limbah yang berwujud padat
Industri Hijau, Bagaimana Penerapannya?
Keberadaan limbah tidak hanya berdampak buruk bagi alam, tapi juga dapat
membuat ekosistem yang ada disekitarnya berpotensi mengalami kerusakan.
Itulah mengapa pembangunan di bidang industri ini harus diimbangi dengan
pengelolaan limbah yang baik. Yaitu harus sejalan dengan konsep UU
tentang limbah industri yakni dengan mewujudkan pengembangan konsep
industri hijau yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Mewujudkan konsep industri hijau tentunya harus diimbangi dengan sistem
pengolahan limbah yang baik dan benar. Khususnya untuk industri farmasi,
pengelolaan lingkungan harus di imbangi dengan upaya terpadu. Berikut ini
beberapa poin yang wajib diperhatikan :
Pengelolaan
Pemanfaatan
Pengawasan
Pengendalian
Pemulihan lingkungan hidup.
Mengolah Limbah Industri Farmasi Sesuai Dengan Jenisnya
Berikut beberapa contoh limbah farmasi serta cara pengelolaannya.
1. Limbah Farmasi Berupa Gas
- Limbah industri yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi yang
pertama adalah limbah yang berupa gas.
- Limbah gas ini merupakan material yang berupa debu atau uap yang
dihasilkan selama proses produksi atau berasal dari uap lemari asam
laboratorium dan lain sebagainya.
- Limbah gas akan mengakibatkan menurunnya kualitas udara di
sekitar pabrik. Hal ini juga dapat membahayakan makhluk hidup yang
ada disekitarnya. Terutama apabila terpapar secara terus menerus
oleh limbah gas tersebut. Untuk menanggulanginya, dapat dipasang
beberapa alat yang dapat mengurangi kuantitas dari limbah gas.
Seperti melengkapi pabrik dengan cerobong asap atau menggunakan
alat-alat yang dapat mengurangi kadar limbah gas di dalam pabrik
tersebut.
2. Limbah Farmasi Cair
- Limbah farmasi cair merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
produksi seperti pencucian alat-alat laboratorium, sanitasi ruangan,
sanitasi karyawan, alat-alat produksi dan juga limbah cair sisa
pembakaran dan pelarut bekas reagen.
- Limbah cair industri farmasi memiliki kandungan BOD dan COD dan
juga kadar fenol yang tinggi sehingga mengandung zat-zat berbahaya.
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan
serta makhluk hidup yang ada disekitarnya Oleh sebab itu, limbah
cair yang dihasilkan harus diolah terlebih dahulu sebelum benar –
benar dilepas ke alam.
- Pengelolaan limbah industri yang berbentuk cair tentu perlu
penanganan yang berbeda dengan jenis limbah yang lainnya. Karena
berwujud cairan, biomassa harus dipisahkan terlebih dahulu dari air.
Sehingga zat-zat berbahaya yang terdapat didalamnya menjadi
berkurang.
- Adapun upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi dampak
limbah farmasi tersebut ada beberapa cara. Berikut ini beberapa opsi
yang bisa Anda coba:
Membuat sumur drainase
Membuat instalasi pengelolaan air limbah
Memproses limbah cair dengan memisahkan zat kimia berbahaya di
dalamnya
3. Limbah Farmasi Padat
- Limbah padat ini dapat berupa obat-obatan atau alat-alat kesehatan
seperti infus, injeksi dan lainnya. Dengan perbedaan karakteristik dan
jenis limbah, maka penanganannya juga berbeda.
- Limbah industri yang dihasilkan oleh pabrik sebaiknya disimpan
dengan cara yang baik. Berikut ini beberapa cara memilah limbah
padat sebelum dibuang :
1. Sebelum diangkut ke pembuangan, limbah sebaiknya disimpan di
tempat khusus.
2. Pisahkan limbah berdasarkan jenisnya.
3. Anda perlu memilah-milah jenis limbah sesuai dengan sifat dan
karakteristiknya. Misalnya memisahkan jenis sampah sesuai dengan
sifatnya. Sampah yang mudah terurai digabungkan menjadi satu.
Demikian juga dengan limbah padat yang tidak mudah terurai perlu
dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
4. Penampungan limbah juga sebaiknya dilakukan di tempat khusus
yang memenuhi standar yang berlaku.
5. Wadah yang digunakan sebaiknya merupakan media yang kuat, tidak
mudah rusak, kedap air, dan tidak mudah bocor.
6. Limbah farmasi juga sebaiknya disimpan didalam ruangan khusus
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Itulah beberapa contoh mengenai cara-cara pengelolaan limbah industri
farmasi yang baik dan benar. Sebagai tambahan informasi, untuk kategori
limbah B3 sebaiknya tidak disimpan lebih dari 90 hari. Kandungan zat kimia
yang terdapat pada limbah sangat berbahaya jika dibiarkan mengendap
tanpa diproses terlebih dahulu.
Untuk tahapan selanjutnya yakni pengangkutan, pengolahan hingga
pemusnahan limbah bisa diserahkan pada perusahaan waste management
yang memiliki izin operasional (pihak ketiga).
Aktivitas Siswa 1. Apa yang anda ketahui tentang limbah organik dan limbah
anorganik?
2. Jelaskan tentang jenis-jenis limbah berdasarkan wujudnya
3. Apa yang anda ketahui tentang limbah B3
4. Jelaskan tentang pengelolaan limbah industri farmasi berupa :
a. Limbah gas
b. Limbah cair
c. Limbah padat
Aspek-aspek Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
ketenagakerjaan kerja pada waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja,
baik pada pekerjaan yang menghasilkan barang maupun jasa.
Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan bidang hukum privat yang
memiliki aspek publik, karena meskipun hubungan kerja dibuat berdasarkan
kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang WAJIB
tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik.
Lalu, apa saja yang berpotensi menjadi permasalahan dalam
ketenagakerjaan? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini!
Lebih lanjut, tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja yang mempunyai keahlian pada bidang tertentu atau khusus
yang diperoleh dari bidang pendidikan. Sebagai contoh: dosen, dokter, guru,
pengacara, akuntan dan sebagainya.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang
diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan Pekerjaan
Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK adalah surat izin yang diberikan
kepada Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian untuk dapat melaksanakan
Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi dan fasilitas distribusi atau
penyaluran.
Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian meliputi:
Pekerjaan a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi;
Kefarmasian b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi;
c. Pekerjaan kefarmasan dalam distribusi atau penyaluran Sediaan Farmasi;
dan
d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.