Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


“Resolusi Penginderaan Jarak Jauh”

Oleh:

IKE PUSPITA SARI


NIM.M1A121056
KEHUTANAN B
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, dan hidayat-Nya sehinnga saya dapat

menyelesaikan laporan tentang persiapan lahan tanpa ada sesuatu

halangan apapun. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada nabi besar junjungan kita Rasulullah SAW yang telah kita damba-

dambakan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, maka, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya

harapkan demi peningkatan kualitas laporan ini. Saya berharap semoga

makalah ini dapat menjadi secuil sumbangan dalam dunia pendidikan kita.

Kendari, 24 Oktober 2023

Ike Puspita Sari


NIM.M1A121056
DAFTAR ISI

HALAMAN
SAMPUL............................................................................................
KATA
PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR
ISI............................................................................................................
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan dan
Manfaat.........................................................................................
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Resolusi
Temporal.........................................................................
2.2 Pengertian Resolusi
Radiometrik.....................................................................
2.3 Pengertian Resolusi
Spasial.............................................................................
2.4 Pengertian Resolusi
Spektral...........................................................................
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan......................................................................................................
3.2
Saran................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................
I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan

ilmu untuk mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena

melalui analisa terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan alat

tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah ataupun fenomena yang

dikaji (Lillesand dan Kiefer,2008).

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) merupakan pengukuran

atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang

tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau

pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh

sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa,

satelit, kapal atau alat lain). Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk

memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui


analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung

dengan objek, atau fenomena yang dikaji (Lillesand, 2004). Teknologi

inderaja, dalam hal ini citra satelit beresolusi tinggi, dipandang sebagai

metode yang tepat untuk memperoleh data tutupan/penggunaan lahan.

Teknologi ini mampu meliput wilayah yang luas, mutakhir, tersedia dengan

berbagai tingkat kerincian sesuai keperluan, serta semakin mudah dan

murah dalam memperolehnya. Pembuatan peta tutupan lahan secara

manual dengan pemetaan langsung di lapangan akan sangat mahal

biayanya bila dibandingkan dengan interpretasi foto udara (Amelia, 2015).

Sistem penginderaan jauh ini memiliki macam-macam resolusi

yang terdiri dari resolusi spasial,temporal dan radiometrik. Resolusi

spasial adalah ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada

data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan

dinyatakan dengan pixel. Tingkat resolusi spasial terdiri dari resolusi

spasial tinggi berkisar : 0.6-4 m, menengah berkisar : 4-30 m dan rendah

berkisar : 30 - > 1000 m. Resolusi spasial ini terdapat pada beberapa citra

yaitu LANDSAT, SPOT,IKONOS, dan lain-lain. Sedangkan resolusi temporal

adalah lamanya waktu bagi sensor satelit untuk mengindera daearah yang

sama untuk yang kedua kalinya, dan resolusi ini hanya terdapat pada

LANDSAT dan SPOT saja. resolusi temporal terdiri dari resolusi temporal

tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari. Resolusi temporal sedang berkisar

antara : 4-16 hari. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari.

Penginderaan jauh bahkan kini mulai banyak digunakan oleh


kalangan ilmu sosial dan pendidikan (pedagogi). Proyek penelitian yang

mencoba menggunakan penginderaan jauh untuk kajian sosial antara lain

dilakukan oleh Research project on Land-Use/Cover Change (LUCC) of the

IGBP and the International Human Dimensions Programme on Global

Environmental Change (IHDP) (Turner et.al., 1995). Proyek ini dirancang

untuk memperbaiki pemahaman tentang kekuatan manusia dan biofisik

yang membentuk perubahan penggunaan lahan/penutup lahan melalui

tiga cara penilaian: (1) studi berbasis dinamika penggunaan penutup tanah,

fokus pada pengelola lahan; (2) pengamatan berbasis spasial atas

konsekuensi penutupan lahan; dan (3) model integratif dinamika ini pada

berbagai skala analisis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu resolusi temporal?

2. Apa itu resolusi radiometrik?

3. Apa itu resolusi spasial?

4. Apa itu resolusi spektral?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk mengetahui resolusi temporal

2. Untuk mengetahui resolusi radiometrik

3. Untuk mengetahui resolusi spasial


4. Untuk mengetahui resolusi spektral

II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resolusi Temporal

Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke

daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu

perulangan ke asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau

hari, contoh resolusi temporal ini: a. Resolusi temporal tinggi berkisar

antara : <24 jam - 3 hari. b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-

16 hari c. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari (Suwargana,

2013).
Resolusi temporal mengacu pada frekuensi di mana sensor dapat

mengunjungi kembali lokasi tertentu di permukaan bumi. Sensor dengan

resolusi temporal yang tinggi dapat memberikan pembaruan yang lebih

sering, sehingga memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap

proses dinamis seperti pertumbuhan vegetasi, perubahan tutupan lahan,

dan bencana alam. Namun, resolusi temporal yang tinggi sering kali

mengorbankan resolusi spasial, karena sensor mungkin memiliki bidang

pandang yang lebih kecil dan mencakup lebih sedikit area di setiap

gambar.

2.2 Pengertian Resolusi Radiometrik

Resolusi radiometrik adalah kemampuan suatu sensor untuk

membedakan berbagai tingkat energi elektromagnetik (radiasi) yang

dipantulkan atau dipancarkan oleh benda-benda di permukaan bumi. Hal

ini ditentukan oleh jumlah bit yang digunakan untuk mewakili nilai digital

dalam gambar, dengan kedalaman bit yang lebih tinggi menghasilkan

jumlah kemungkinan nilai yang lebih besar dan, oleh karena itu, resolusi

radiometrik yang lebih tinggi. Sensor dengan resolusi radiometrik tinggi

dapat menangkap perbedaan pantulan yang halus, yang berguna untuk

aplikasi seperti klasifikasi tutupan lahan dan deteksi perubahan.

Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat (range)

representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format

raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit

(0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-
65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka sesnsor

tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi

(Syah,2010).

Resolusi radiometrik ialah kemampuan sensor dalam mencatat

respons spektral objek. Sensor yang peka dapat membedakan selisih

respons yang paling lemah sekalipun. Kemampuan sensor ini secara

langsung dikaitkan dengan kemampuan koding, yaitu mengubah intensitas

pantulan atau pancaran spektral menjadi angka digital. Kemampuan ini

dinyatakan dalam bit. Landsat 7 ETM+ memiki resolusi radiometrik

sebesar 8 bit yang berarti 256 tingkat kecerahan (0-255), 0 untuk sinyal

terlemah (hitam) dan 255 untuk sinyal terkuat (putih). Berbeda halnya

dengan Landsat 8 OLI yang memiliki resolusi radiometrik sebesar 16 bit

yang berarti 65536 tingkat kecerahan 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan

65535 untuk sinyal terkuat (putih). Hal tersebut menjelaskan bahwa

Landsat 8 OLI memiliki resolusi radiometrik lebih tinggi dibandingkan

Landsat 7 ETM+. Semakin tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki maka

akan semakin tinggi pula kemampuan untuk membedakan objek-objek di

permukaan bumi (Hernan, 2016).

2.3 Pengertian Resolusi Spasial

Resolusi spasial adalah ukuran terkecil suatu objek yang dapat

dideteksi oleh sistem penginderaan jauh. Hal ini ditentukan oleh


karakteristik sensor, seperti ukuran elemen detektor dan ketinggian sensor

di atas permukaan bumi. Gambar beresolusi tinggi (0,6-4 m) dapat

memberikan informasi detail tentang objek kecil, sedangkan gambar

beresolusi sedang (4-30 m) dapat mencakup area yang lebih luas dengan

detail yang lebih sedikit.

Resolusi spasial merupakan kemampuan untuk menampakkan dua

objek yang berdekatan secara terpisah. Dapat disebut juga daya memecah

detail suatu objek. Resolusi spasial dipengaruhi oleh pixel citra tersebut.

Semakin banyak pixel dan ukuran pixel yang kecil memberikan detail yang

lebih baik, karena setiap pixel akan mewakili informasi suatu citra.

Semakin besar matrix pixel maka akan memberikan resolusi spasial yang

lebih baik. Resolusi spasial dapat disebabkan juga oleh blur akibat faktor

geometris, misalnya karena ukuran fokus tabung, dofusi cahaya pada

receptor, bukan diafragma, dan pergerakan pasien. Dalam diagnostik

pencitraan digital, resolusi spasial 2,5-5,0 mm merupakan range optimal

dalam menghasilkan citra. Untuk mammografi yang membutuhkan detail

tinggi ketika ada mikro kalsifikasi, ataupun tulang yang membutuhkan

detail maka dibutuhkan resolusi spasial yang lebih tinggi. Dalam

pencitraan CR penyebab resolusi spasial yang rendah adalah karena

hamburan cahaya saat imaging plate dibaca. Kejadian ini dapat

mengakibatkan blur pada saat imaging plate dibaca oleh imaging plate

reader (Setyawan, 2014).


2.4 Pengertian Resolusi Spektral

Resolusi spektral adalah kemampuan suatu instrumen untuk

memisahkan sinyal yang berasal dari objek yang berbeda dalam spektrum

elektromagnetik. Resolusi spektral dapat diukur dalam satuan panjang

gelombang atau frekuensi, dan semakin tinggi resolusi spektral, semakin

baik instrumen tersebut dalam menghilangkan sinyal yang terdekat.

Resolusi spektral sangat penting dalam berbagai aplikasi penginderaan

jauh, seperti pengamatan atmosfer, pengamatan lahan, dan pengamatan

laut.

Resolusi spektral dapat ditingkatkan dengan menggunakan

instrumen yang memiliki jumlah detektor yang lebih banyak atau dengan

menggunakan teknik pengiriman sinyal yang lebih canggih. Namun

peningkatan resolusi spektral seringkali diimbangi dengan penurunan

sensitivitas instrumen, sehingga perlu dilakukan trade-off antara resolusi

dan sensitivitas.

Dalam penginderaan jauh, resolusi spektral juga berhubungan

dengan kemampuan untuk membedakan objek yang berbeda berdasarkan

spektrum elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek

tersebut. Misalnya, resolusi spektral yang tinggi dapat membantu

membedakan jenis tanaman yang berbeda dalam citra satelit, karena

setiap jenis tanaman memiliki spektrum yang unik.

Pemanfaatan resolusi spektral terdapat beberapa poin yaitu:

1. Optimalisasi informasi dari berbagai data penginderaan jauh


multispektral : Model klasifikasi digital telah dikembangkan untuk

mengoptimalkan penggunaan informasi dari berbagai data

penginderaan jauh multispektral.

2. Mendukung pembelajaran berpikir spasial : Data penginderaan jauh

dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berpikir spasial.

Misalnya, konsep resolusi spektral dapat diajarkan kepada siswa

untuk membantu mereka memahami tingkat detail pada citra

penginderaan jauh.

3. Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan :

Citra satelit dengan resolusi spektral yang berbeda dapat digunakan

untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dan tutupan

lahan. Misalnya saja citra satelit Landsat 8 yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi perubahan suhu permukaan di kota Bandar

Lampung.

4. Mengidentifikasi penggunaan lahan dan suhu permukaan : Citra

satelit dapat digunakan untuk mengidentifikasi penggunaan lahan

dan suhu permukaan. Misalnya, citra satelit dapat digunakan untuk

mengidentifikasi penggunaan lahan dan suhu permukaan.

5. Meningkatkan resolusi spasial : Semakin kecil objek yang dapat

direkam oleh sensor, semakin baik sensor tersebut dan semakin

baik pula resolusi spasial pada gambar. Oleh karena itu,

peningkatan resolusi spektral dapat meningkatkan resolusi spasial.


III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke

daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Resolusi radiometrik

adalah kemampuan suatu sensor untuk membedakan berbagai tingkat

energi elektromagnetik (radiasi) yang dipantulkan atau dipancarkan oleh

benda-benda di permukaan bumi. Resolusi spasial merupakan

kemampuan untuk menampakkan dua objek yang berdekatan secara

terpisah. Resolusi spektral adalah kemampuan suatu instrumen untuk

memisahkan sinyal yang berasal dari objek yang berbeda dalam spektrum

elektromagnetik.

3.2 SARAN

Saran penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi banyak

orang sehingga penulis merasa bersyukur. Saran penulis juga berharap

untuk penulisan makalah selanjutnya lebih baik lagi dan lebih

meperhatikan kesesuain dalam penyusunan kata-kata.


DAFTAR PUSTAKA

Kiefer, L. 2008. Variasi Spasial Dan Temporal Hujan Konvektif Di Pulau


Jawa Berdasarkan Citra Satelit. Jurnal Agromet Indonesia. 22(1) :
1-14
Syah, A.F. 2010. Penginderaan Jauh Dan Aplikasinya Di Wilayah Pesisir
Dan Lautan. Jurnal Kelautan. 3(1). 18-28
Setyawan, R.C.N. 2016. Teknik Perbaikan Kualitas Citra Satelit Cuaca
Dengan Sataid. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. 16(2) : 101-
109
Suwargana, H.T. 2013. Uji Resolusi Spasial Pada Perangkat Lunak
Computed Radiography Menggunakan Pengolahan Citra Digital.
Youngster Physics Journal. 3(4) : 311-316
Hernan, Robert R., & Conway, J. 2016. "Psychological Factor in Remote
Sensing: A Review of Some Recent Research." Geocarto
International (4) 1989: 3-21.
Howard, John. A. (1996). Penginderaan Jauh untuk Sumberdaya Hutan:
Teori dan Aplikasi (Remote Sensing of Forest Resources: Theory
and Application), terj. Hartono, dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Amelia, Phil. (2015). Thinking about Spatial Thinking. New York: New York
Center for Geographic Learning.
Gersmehl, P.J., and C. A. Gersmehl (2007). "Spatial Thinking by Young
Children: Neurologic Evidence for Early Development and
Educability." Journal of Geography, 106: 5, 181-191.

Anda mungkin juga menyukai