Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Psikologi MANDALA

2021, Vol. 5, No. 1, 43-54


ISSN: 2580-4065

Dinamika Kelelahan Emosi Orang Tua Yang Memiliki ABK


Tunagrahita di SLB Kota Denpasar

Ayu Elva Cristiani, Ni Nyoman Ari Indra Dewi, Ni Ketut Jeni Adhi,
Tio Rosalina
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas Dhyana Pura
Email: ariindradewi@undhirabali.ac.id

Abstrak. Kelelahan emosional terjadi pada orang tua yang memiliki ABK
Tunagrahita, hal ini terjadi akibar beban kerja, tekanan waktu, kurangnya
dukungan sosial hingga stress karena peran yang dilakoni. Masalah yang
diulas dalam penelitian ini adalah dinamika kelelahan mosional orang tua
yang memiliki ABK tunagrahita di SLB kota Denpasar. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode
pengumpulan data berupa wawancara dan observasi terhadap narasumber
yang sesuai kreteria yang ada di SLB kota Denpasar. Adapun hasil
penelitian yang ditemukan tanda-tanda dari kelelahan emosional pada
narasumber muncul karena memiliki ABK tunagrahita yang membuat
narasumber merasa pekerjaan menjadi berat, tidak puas pada diri sendiri,
merasa pekerjaan sebagai suatu tuntutan, gelisah memikirkan anak hingga
merasa kecewa pada diri sendiri. Kelelahan emosional berdampak pada
munculnya perilaku menjadi tidak sabar saat mengurus anak, tidak sabar
mendampingi anak belajar, memiliki konflik dengan pasangan, lelah saat
mengurus anak dan bekerja, cemas terhadap hal yang terjadi pada anak,
kontrol emosi tidak stabil dan merasa kecewa dengan lingkungan sekitar.

Kata Kunci: kelelahan emosional, orang tua, ABK tunagrahita

Pendahuluan dan memperkaya”. Husna Dkk (2019)


Undang-undang Nomor 20 tahun mengatakan apapun jenis pendidikan
2003 tentang SISDIKNAS pasal 13 ayat yang ada di Indonesia dapat
(1) berbunyi “jalur pendidikan terdiri diselenggarakan untuk membebaskan
atas pendidikan formal, nonformal, dan manusia dari beban hidup sehingga
informal yang dapat saling melengkapi anak yang memiliki keterbatasan

43
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

intelektual, emosi, dan mental mendapat tunagrahita, dari hasil kesimpulan yang
pendidikan yang sama. Di Indonesia dapat dilihat bahwa orang tua yang
telah mendirikan sekolah khusus anak memiliki ABK tunagrahita lebih merasa
dengan keterbatasan fisik dan mental lelah ketika harus mengurus anaknya,
yaitu SLB. Undang-undang Nomor 72 cepat marah, perasaan yang tidak
tahun 1991 pasal (1) ayat (1) yang karuan, memukul anak ketika rewel dan
berbunyi “pendidikan luar biasa adalah merasa sakit secara fisik ketika
pendidikan yang khusus mengasuh anak, serta pada lingkungan
diselenggarakan bagi peserta didik yang sosial juga terjadi pengucilan dengan
menyandang kelainan fisik atau timbulnya rasa malu untuk memiliki
mental”. Di Bali khususnya Denpasar anak lagi karena takut akan memiliki
terdapat SLB dengan klasifikasi C yaitu anak yang sama. Penjelasan yang serupa
SLB dengan murid menyandang ABK juga dikatakan oleh Atmaja (2018)
tunagrahita hal ini telah dilansir dari bahwa orang tua yang memiliki anak
biografi dari SLB Kota Denpasar. tunagrahita harus siap menerima
Dalam penelitian ini, penulis ingin dampak sosial yang terjadi karena
meneliti terkait ABK tunagrahita karena ketidakmampuan anak dalam menerima
tunagrahita menurut Atmaja (2018) dan melakukan norma sosial akan
merupakan jenis ABK yang memiliki dipandang oleh masyarakat bahwa anak
IQ 70 ke bawah serta survei di tidak mampu berbuat sesuatu akibat
Indonesia bahwa penyandang ketunagrahitaannya, jadi hal tersebut
tunagrahita berkisar 2,3% atau 1,92% akan berdampak pada orang tuanya
anak usia sekolah. Oleh sebab itu orang karena kurangnya dukungan sosial akan
tua yang memiliki ABK tunagrahita mengakibatkan tekanan dan kelelahan
harus lebih memberikan perhatian dan secara berlebih yang dapat
pengasuhan untuk anaknya, sering kali menyebabkan kelelahan emosional.
orang tua merasakan kelelahan dan Berbeda dengan anak tunalainnya, misal
tekanan yang berlebih akibat tuntutan anak tunanetra (tidak dapat melihat)
pengasuhan anak dan pekerjaannya adalah anak yang tidak memiliki
maka dari kelelahan yang terjadi secara permasalahan pada intelektual dan
terus menerus akan mengakibatkan kognitifnya secara signifikan sehingga
kelelahan emosional. (Asyari, 2014). anak dapat meningkatkan perkemangan
Menurut Maslach & Jackson (2001) psikomotor untuk mengembangkan
kelelahan emosional merupakan kognitif dan memperluas mental anak,
kelelahan emosi yang terjadi karena oleh sebab itu orang tua yang memiliki
timbulnya perasaan tertekan serta anak tunanetra akan lebih percaya diri
diakibatkan oleh pekerjaan yang dalam mendidik anak serta memberikan
ditandai dengan kehabisan sumberdaya pelayanan pendidikan khusus untuk
emosional dan kurangnya energi. Pada anaknya tanpa merasa adanya tekanan
penelitian ini penulis telah melakukan dan kelelahan secara berlebih. (Atmaja,
studi pendahuluan yaitu wawancara 2018)
dengan orang tua yang memiliki ABK

44
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

Teori kelelahan emosional pertama Tipe penelitian yang digunakan


kali digunakan oleh Maslach & Jackson adalah pendekatan kualitatif dengan tipe
(1981) yang mana teorinya model fenomenologi. Bernawi &
menyebutkan bahwa kelelahan Darojat (2018) mengatakan
emosional merupakan kelelahan secara fenomenologi berkonsentrasi pada
emosi yang dapat terjadi serta timbul pengalaman pribadi termasuk bagian
akibat adanya perasaan yang tertekan dari masing-masing individu yang
dan kelelahan yang diakibatkan oleh saling memberikan pengalaman satu
sebuah hal atau pekerjaan, yang mana sama lainnya. Adapun alasan pemilihan
hal tersebut ditandai dengan habisnya model fenomenologi sebagai metode
sumberdaya emosional dan kekurangan penelitian yang akan dipakai karena
energy serta motivasi untuk ingin melihat pengalaman yang sama
mengerjakan suatu hal. Menurut dari narasumber guna untuk mengetahui
Maslach & Jackson (2001) terdapat dinamika kelelahan emosional yang
beberapa hal yang akhirnya dirasakan dari setiap narasumber.
memengaruihi timbulnya kelelahan Teknik penggalian data pada
emosional, ada empat (4) faktor penelitian ini, yaitu menggunakan
penyebab kelelaham emosional, yaitu: teknik observasi dan wawancara yang
1. Beban Berja (Workload), telah disesuaikan dengan
maksudnya adalah tekanan yang Pada teknik wawancara menurut
timbul dari pekerjaan seseorang Sugiyono (2017) merupakan kegiatan
yang mana dianggap tidak cukup pertemuan dari dua orang yang
mampu untuk menyelesaikan melakukan tukar pikiran, informasi,
pekerjaan tersebut dengan tepat serta ide melalui proses tanya jawab
waktu. untuk mendapatkan makna dalam
2. Tekanan Waktu (Time Pressure), sebuah topik yang telah ditentukan oleh
maksudnya adalah ketegangan yang kedua belah pihak. Adapun teknik
harus dihadapi seseorang dalam wawancara dibagi menjadi tiga (3),
menyelesaikan pekerjaannya. yaitu terstruktur, semi-terstruktur, dan
3. Kurangnya Dukungan Sosial (Lack tak terstruktur. Berdasarkan pembagian
of Social Support), diartikan teknik wawancara, penggalian informasi
sebagai keadaan yang terjadi karena menggunakan teknik wawancara semi-
kurangnya dukungan dari orang- terstruktur yang dilakukan secara
orang disekitar baik keluarga, terbuka dengan memilih dan
teman, saudara, dan pasangan. menentukan subjek dikalangan
4. Stres karena Peran (Role Stress), masyarakat berdasarkan fokus
yaitu seseorang akan mengalami penelitian yang dapat dilihat dari
ambiguitas pada pekerjaannya dan pedoman wawancara yaitu, faktor
tengah menghadapi konflik dalam umum, beban kerja, tekanan waktu,
pekerjaan dan keluarganya. kurangnya dukungan sosial, dan stress
peran, Untuk penggalian data dengan
Metode Penelitian teknik observasi yang digunakan adalah

45
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

observasi tak terstruktur yang akan emosi pada anak tidak stabil,
melihat aspek penampilan fisik, gerak mencemaskan hal yang terjadi pada
tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara anak, mudah merasa lelah saat bekerja,
dan aktivitas yang dilakukan dan merasa kecewa pada lingkungan
(Sugiyono,2017) eksternal ketika memiliki ABK
tunagrahita.
Hasil dan Bahasan
Setting Penelitian Bahasan
Penelitian ini dilaksanakan dari Dari hasil wawancara yang telah
bulan april 2020 sampat juli 2021 penulis lakukan dengan keempat (4)
dengan menggunakan dua pasang narasumber dimana telah diketahui
narasumber (ayah & ibu) yang memiliki bahwa dua pasang orang tua memiliki
ABK tunagrahita di SLB Kota Denpasar ABK tunagrahita yang bersekolah di
sehingga kriteria dari orang tua SLB Kota Denpasar yaitu:
mengikuti pada data yang berada di Pada tema pertama dikategori satu
SLB tersebut, termasuk rentan usia, terkait memperlihatkan kondisi berupa
tempat tinggal, dan lain sebagainya. mengeluhkan pekerjaan yang dilakukan
narasumber satu, dua, dan tiga
memperlihatkan kondisi yang berbeda
Hasil Penelitian dimana tiga narasumber menganggap
Pada penelitian ini, penulis pekerjaan yang dilakukannya
menemukan data temuan di lapangan merupakan sebuah kewajiban dan sudah
yang dibagi menjadi dua (2) kategori menjadi tanggung jawab untuk
dan masing-masing kategori memiliki melaksanakanna, pada kondisi lain
tema yang berbeda. Pada kategori terlihat juga tanda kelelahan emosional
pertama adalah tanda-tanda kelelahan ketika memiliki ABK tunagrahita yang
emosional pada kehidupan sehari-hari, menyebabkan narasumber harus
pada kategori ini didapatkan tema berhenti dari pekerjaan yang berada di
dilapangan, yaitu mengeluhkan luar rumah dan lebih memilih fokus
pekerjaan, merasa pekerjaan berat, untuk merawat anak karena
menganggap pekerjaan sebuah tuntutan, menganggap bahwa anak tidak akan ada
tidak puas dengan pekerjaan, merasa yang mengurusi serta harus memiliki
kecewa pada diri sendiri, dan selalu pekerjaan rumah yang dapat membantu
gelisah memikirkan anak. Pada kategori kebutuhan rumah tangga, tanda yang
kedua adalah dampak kelelahan lain juga dilihat akibat memiliki tekanan
emosional karena memiliki ABK dalam pekerjaan yang mengharuskan
tunagrahita dengan temuan tema di untuk bekerja secara maksimal agar
lapangan, yaitu tingkat kesabaran pekerjaan tuntas dilakukan sehingga
mengurus anak menurun, tingkat menghabiskan waktu lebih banyak di
kesabaran mengajar anak menurun, tempat kerja, sedangkan pada
konflik pada pasangan, merasa mudah narasumber empat tidak menjelaskan
lelah dalam mengurus anak, kontrol lebih lanjut terkait tanda pertama.

46
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

Berdasarkan hasil pembahasan sejalan dengan penelitian yang


penelitian yang didapatkan maka sejalan dilakukan oleh Karatepe (2013)
dengan hasil penelitian oleh Liftyawan menyebutkan bahwa kelelahan
& Dkk (2020) membahas terkait konflik emosional terjadi pada orang yang
antara pekerjaan dan keluarga terhadap bekerja akibat dihadapkan dengan
kelelahan emosional yang menjelaskan tuntutan kerja yang berlebih sehingga
bahwa, adanya konflik serta tekanan tidak dapat mengelola waktu antara
dari pekerjaan sehingga mengalami peran dan konflik pada pekerjaan dan
kurangnya waktu bersama keluaga di keluarga.
rumah akibat harus menjalankan Berdasarkan dari sebaran tema dua
tanggung jawab pada pekerjaannya pada kategori satu dapat dilihat bahwa
sehingga berdampak pada kondisi keempat narasumber merasakan tanda
mental yang menurun dan membuatnya kelelahan emosional yaitu merasa
cenderung lelah pada akhir kerja dan bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan
mengeluhkan hal tersebut karena merupakan pekerjaan yang berat
merasa tidak nyaman dalam berdasarkan dari tekanan pekerjaan
menjalankan aktivitas di tempat kerja. masing-masing.
Disimpulkan bahwa narasumber Pada tema tiga dikategori satu yaitu
satu (1), dua (2), dan tiga (3) memiliki menganggap pekerjaan sebuah tuntutan,
tanda kelelahan emosional terkait narasumber merasa lelah pada saat jarak
mengeluhkan pekerjaanna namun pada tempuh pekerjaan yang cukup jauh,
narasumber empat (4) tidak harus memakai penuh waktu untuk
memaparkan terkait keluhan pada menyelesaikan pekerjaan sehingga
pekerjaanya. waktu istirahat sedikit, serta harus
Pada tema dua dikategori satu menyiapkan sebanyak-banyaknya
terkait merasa pekerjaan cukup berat, jumlah pesanan untuk lebih banyak
mendapatkan hasil yaitu, dapat dilihat menghasilkan uang. Hal ini sesuai
ketika pekerjaan yang dilakukan dengan penelitian Nurlaila & Sudarma
menempuh jarak yang cukup jauh (2017) bahwa saat orang memiliki
sehingga harus pergi sampai berhari- tuntutan pekerjaan yang cukup tinggi
hari, kondisi lain juga terlihat ketika maka hal ini juga akan meningkatkan
pekerjaan yang dilakukan berjumlah kondisi kelelahan emosional pada orang
banyak sehingga memakan waktu tersebut.
berhari-hari untuk menyelesaikannya, Dari sebaran tema tiga pada
hal yang lain terjadi akibat sistem kategori satu dapat disimpulkan bahwa,
pekerjaan yang harus menyelesaikannya narasumber satu (1), dua (2), dan empat
selama sehari dengan resiko pekerjaan (4) merasakan tanda ditema tiga namun
yang cukup tingga, serta akibat jumlah narasumber tiga (3) tidak menjelaskan
pekerjaan yang cukup banyak secara lebih lanjut.
mengharuskan pembatasan dalam Pada tema empat dikategori satu
membuat pesanan dipekerjaan tersebut. tentang ketidakpuasan narasumber pada
Berdasarkan kondisi tersebut maka pekerjaannya, didapatkan kondisi

47
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

dimana narasumber tidak mampu Berdasarkan sebaran tema empat


mengerjakan pekerjaan secara tuntas kategori satu dapat dilihat narasrumber
dan tidak tepat waktu maka akan merasa satu (1), dua (2), tiga (3) yang
marah pada diri sendiri, merasa merasakan kekecewaan pada diri sendiri
perasaan yang tidak karuan serta dalam kehidupannya sedangkan pada
mengakibatkan konsentrasi pecah, narasumber empat (4) tidak
merasa stress pada pekerjaan tersebut, menjelaskannya pada tema ini oleh
serta tidak puas dengan pekerjaan karena itu tidak dapat dimasukan
karena pendapatan yang sedikit. Dari kedalam tabel sebaran tema.
kondisi tersebut maka sejalan dengan Pada tema enam dikategori satu
penelitian dari Yuliastini & Putra tentang gelisah memikirkan anak, yang
(2015) bahwa, kepuasan pekerjaan mana narasumber mengalami kondisi
mempengaruhi kelelahan emosional saat bekerja dan melakukan perjalanan
yang berarti kepuasan kerja seseorang jauh merasa anak tidak ingin
rendah maka akan meningkatkan ditinggalkan di rumah, merasakan juga
kondisi kelelahan emosional. gelisah karena memiliki ABK
Dari sebaran tema empat kategori tunagrahita yang tinggal di rumah tidak
satu dapat dilihat bahwa narasumber ada yang mengurus jadi harus mengajak
satu (1) dan empat (4) memperlihatkan anak ikut pergi kemana saja.
tanda sesuai dengan tema sedangkan Berdasarkan kondisi tersebut maka
pada narasumber dua (2) dan tiga (3) sesuai dengan penelitian dari Miranda
tidak menjelaskan lebih lanjut sehingga (2013) bahwa, orang tua khusus ibu
tidak dapat dicantumkan. yang intens bertanggung jawab terhadap
Pada tema lima kategori satu pengasuhan Anak Berkebutuhan
tentang memiliki perasaan kecewa pada Khusus yang telah menempati posisi
diri sendiri, hal ini mendapatkan kondisi puncak dari penerimaan serta kesiapan
dimana narasumber merasa pekerjaan dalam mengasuh anaknya cenderung
menjadi terhambat akibat pandemi, mengalami kelelahan emosional yang
tidak dapat membagi waktu dalam ditandai dengan tekanan darah naik,
bekerja dan mengurus anak tunagrahita, kepala pusing, dan lain sebagainya.
perasaan kecewa akibat mengetahui Berdasarkan sebaran tema enam
bahwa anaknya adalah ABK kategori satu dapat dilihat bahwa
tunagrahita. Pada kondisi ini sesuai narasumber satu (1) dan dua (2)
penelitian yang dilakukan oleh Muis & merasakan tanda pada tema tersebut
Dkk (2018) bahwa, salah satu tanda sedangkan narasumber tiga (3) dan
kelelahan emosional seseorang terlihat empat (4) tidak menjelaskan secara rinci
dari rasa kecewa pada keadaan sekitar terkait tema ini.
atau bahkan hal yang sedang Pada tema satu dikategori dua
dikerjakannya, mereka menjadi frustasi, tentang kesabaran mengurus anak dapat
tidak puas, tidak termotivasi, tidak dilihat dari hasil wawancaranya bahwa
tertantang, dan akan merasa tidak narasumber satu (1), dua (2) dan tiga (3)
berhasil melakukan sebuah pekerjaan. merasa kehilangan kesabaran dalam

48
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

mengurus anak akibat memiliki ABK di rumah, dalam proses ini sering kali
tunagrahita yang mana ketiga akan muncul rasa jenuh, tegang,
narasumber berpikir anak dapat bingung, malas mengajari anak, merasa
mengganggu kegiatan bekerja, harus waktu untuk mengajari anak tidak
selalu didampingi, harus menghabiskan cukup, tidak mengerti tentang hal yang
waktu bersama anak, memecahkan anak pelajari serta menurunnya
fokus pada pekerjaan, sedangkan pada semangat anak-anak dalam belajar.
narasumber empat (4) tidak Pada tema tiga kategori dua terkait
menjelaskan kondisi pada tema ini konflik dengan pasangan dapat dilihat
sehingga tidak dapat dicantumkannya dari sebaran tema yaitu, narasumber
pada sebaran tema. Berdasarkan hal satu (1), tiga (3) dan empat (4) merasa
tersebut maka sesuai dengan penelitian bahwa konflik yang terjadi merupakan
sebelumnya dari Ahsyari (2014) bahwa konflik pasangan pada umumnya,
dampak kelelahan emosional terjadi terkait masa depan anak, biaya hidup,
karena memiliki ABK yang mana akan sedangkan narasumber dua (2) tidak
mengalami kelelahan secara fisik dan menjelaskan secara rinci oleh sebab itu
emosional maka hal tersebut penulis tidak mencantumkannya
menyebabkan adanya perubahan konsep disebaran tema. Berdasarkan kondisi
diri tentang masalah pengasuhan ABK. tersebut maka sesuai dengan penelitian
Pada tema dua kategori dua tentang sebelumnya dari Liftyawan & Dkk
kesabaran mengajar anak menemukan (2020) bahwa konflik pada keluarga
bahwa keempat narasumber dapat disebbkan oleh hal-hal berupa
mengatakan harus terbiasa untuk kurangnya kebersamaan dengan
mengajari anak ditambah dengan tahun keluarga, tanggung jawab pada keluarga
sekarang yang mana diberlakukannya berkurang, tidak memiliki komitmen
pembelajaran daring oleh sebab itu dalam menjalin hubungan dengan
kelelahan emosional terjadi ketika keluarga serta selalu menghabiskan
mengajari anak, keempat narasumber waktu di tempat kerja.
tidak memiliki batas kesabaran yang Pada tema empat kategori dua
cukup karena anak yang susah diajari, tentang lelah mengurus anak dapat
susah mengerti tugas sekolah membuat dilihat bahwa keempat narasumber
nasarumber menjadi kesal bahkan merasa mudah lelah pada saat mengurus
mengerjakan sendiri tugas anaknya anak dengan alasannya karena memiliki
supaya cepat selesai. Kondisi ini sesuai ABK tunagrahita yang membuat
dengan penelitian sebelumnya dari narasumber menjadi cepat lelah, stress,
Solichah & Shofiah (2021) bahwa orang menguras tenaga, mengeluh, kewalahan
tua yang melakukan kegiatan belajar di dalam menghadapi anak pada saat
rumah dan mendampingi anak yang belum dapat berjalan dan berbicara.
belajar dari rumah memnunculkan Berdasakan kondisi yang dialami oleh
beragam kondisi yang mana hal tersebut keempat narasumber sesuai dengan
menjadi tantangan bagi orang tua untuk penelitian dari Hardi & Sari (2019)
mengantikan pera guru pada saat anak bahwa mengurus ABK akan

49
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

memunculkan beberapa jenis respon berkurang karena anak selalu dianggap


dalam diri yaitu fisiologi, kognitif, tidak mampu melakukan hal apapun.
emosi, serta tingkah lakunya, oleh sebab Dari kondisi tersebut maka sesuai
itu mengurus ABK membutuhkan lebih dengan penelitian sebelumnya dari
banyak tenaga dibandingkan mengurus Young &Dkk (2015) yang menyatakan
anak normal pada umumnya. bahwa orang tua yang memiliki ABK
Pada tema lima kategori dua berada dalam situasi stress akan
tentang kontrol emosi tidak stabil maka meningkat lebih tinggi, memiliki tingkat
dapat dilihat kontrol emosi yang tidak kecemasan lebih tinggi, rasa percaya
stabil pada saat mengasuh anak atau diri rendah, stigma yang tinggi serta
meladeni anak memunculkan perilaku penghargaan diri menjadi rendah dan
yang terjadi adalah sering memarahi ketidakharmonisan dalam pernikahan,
anak dengan kalimat kasar bernada selalu memikirkan masa depan anak.
tinggi, membentak anak, merasa kesal Pada tema tujuh kategori dua
pada anak dan ingin selalu memarahi terkait merasa lelah saat bekerja, maka
anak supaya tidka nakal. Berdasaran penulis menemukan bahwa narasumber
kondisi tersebut maka sesuai dengan dua (2) , tiga (3), dan empat (4) merasa
penelitian dari Arujianto (2008) yang mudah lelah ketika mengerjakan
mengatakan bahwa keluarga yang pekerjaan hal ini terjadi akibat harus
memiliki ABK dapat menimbulkan membagi waktu bersama dengan anak
dampak kurang baik pada keharmonisan serta tuntutan pekerjaan yang cukup
orang tua dan anaknya, sering kali banyak, sedangkan narasumber satu (1)
orang tua mengalami problematika tidak menjelaskan lebih lanjut oleh
dalam menghadapi ABK seperti emosi karena itu tidak dapat dituliskan pada
menjadi tidak terkontrol, menjadi sebaran tema. Berdasarkan hal ini maka
gelisah, cemas, mengalami depresi, sesuai dengan penelitian sebelumnya
stress, dan bahkan mengalami yang dilakukan oleh Hariyono & Dkk
keputusasaan bahkan orang tua juga (2009) yang membahas terkait
menjadi hilang kesabaran dan lebih pekerjaan dilakukan dapat
emosional ketika mengasuh anaknya, mempengaruhi kinerja seseorang, hal
serta menjadi tidak peduli lagi akan ini berarti memiliki kaitan dengan
kepentingan anak. performanya dalam bekerja dan apabila
Pada tema enam kategori dua pekerjaan tersebut terlalu berlebih
terkait mencemaskan yang terjadi pada dalam pengerjaannya sampai melewati
anak, ditemukan bahwa keempat batas kemampuan fisik maka juga
narasumber merasa cemas ketika berpengaruh terhadap kinerjanya,
sesuatu hal terjadi pada anak mereka dimana hal tersebut berhubungan
dan berpikir bahwa anak tidak boleh dengan tingkat kelelahan yang
ditinggalkan sendiri, anak harus dirasakan oleh seseorang dengan
ditemani, harus diawasi setiap saat yang merasakan kondisi fisik yang lelah,
membuat rasa kepercayaan pada anak lesu, tidak memiliki semangat untuk
untuk mengeksplor sesuatu hal menjadi bekerja, mengeluh, serta kondisi fisik

50
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

yang dapat terlihat yaitu sakit kepala, menjadikan narasumber merasa dengan
lemas, pegal serta merasakan nyeri. memiliki ABK tunagrahita pekerjaan
Pada tema delapan kategori dua menjadi berat, mengeluhkan pekerjaan,
terkait rasa kecewa pada lingkungan tidak puas pada diri sendiri, merasa
eksternal menemukan bahwa, bahwa pekerjaan sebuah tuntutan,
narasumber satu (1) dan dua (2) gelisah memikirkan anak, dan merasa
memiliki kelelahan emosional yang kecewa pada diri sendiri.
diperoleh dari lingkungan eksternalnya Kemudian bagian kedua yaitu
yang mana narasumber merasa kecewa dampak kelelahan emosional dengan
dengan perkataan dan perilaku dari memperlihatkan perilaku seperti tidak
orang di lingkungannya yang tidak sabar mengurus anak, tidak sabar
mencerminkan dukungan bagi mengajari anak, memiliki konflik
narasumber dalam mengasuh dan dengan pasangan, merasa lelah saat
memberikan pendidikan khusus bagi mengurus anak, mencemaskan hal yang
anak tunagrahita sedangan untuk terjadi pada anak, mudah merasa lelah
narasumber tiga (3) dan empat (4) tidak saat bekerja, kontrol emosi yang tidak
menjelaskan secara lanjut namun hanya stabil, serta merasa kecewa pada
mengatakan bahwa lingkungan lingkungan sosialnya.
eksternal telah memahami terkait Dari kedua bagian di atas,
kekurangan anaknya. Berdasarkan kelelahan emosional menjadi dua
kondisi yang terjadi maka sesuai dengan bagian yaitu, didapatkan dari teori
penelitian sebelumnya dari Khoeriyah kelelahan emosional mengenai faktor
(2020) yang menyebutkan bahwa penyebab kelelahan emosional terkait
dukungan sosial diperlukan untuk beban kerja, tekanan waktu, peran yang
keluarga yang memiliki ABK dilakukan, serta dukungan dari
tunagrahita dengan upaya meningkatkan lingkungan sosial sehingga dari hasil
motivasi keluarga dalam mengasuh data lapangan menunjukkan adanya
anak serta untuk membantu tanda-tanda kelelahan emosional yang
meningkatkan kualitas perawatan anak terbentuk dan akan mengakibatkan
agar semakin baik. dampak kelelahan emosional yang telah
terjadi pada keempat narasumber yang
Simpulan mana perilaku muncul dapat dilihat dari
Dari hasil temuan penelitian pada segi fisik, mental, dan emosinya.
pembahasan bahwa kelelahan
emosional yang terjadi dari empat Pustaka Acuan
narasumber. Ahsyari, E. R. N. (2014). Kelelahan
Bagian pertama adalah tanda-tanda emosional dan strategi coping pada
dari kelelahan emosional pada wanita single parent (studi kasus
narasumber terkait alasan yang single parent di kabupaten paser).
memperlihatkan awal kelelahan Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 2. No
emosional narasumber yang muncul 3. ISSN: 2477-2666. Retrieved
karena memiliki ABK tunagrahita yang from: http://e-

51
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

journals.unmul.ac.id/index.php/psik bagi anak berkebutuhan khusus


oneo/article/view/3659 dalam dimensi politik hokum
Arijanto, I. (2008). Derajat depresi dan pendidikan. Jurnal Sosial &
faktor-faktor yang Budaya Syar-i. Vol 6, No 2. DOI:
memperngaruhinya pada orang tua 10.15408/sjsbs.v6i1.10454.
anak berkebutuhan khusus di Karatepe, O., M. (2013). The effects of
komunitas percik insani bandung. work overload and work-family
Jurnal Universitas Padjajaran. Vol conflict on job embeddedness and
10. No 2. Retrieved from: job performance: the mediation of
https://jurnal.unpad.ac.id emotional exhaustion.International
Atmaja, J. R. (2018). Pendidikan dan Journal of Contemporary
bimbingan anak berkebutuhan Hospitality Managemen. Vol. 25.
khusus. Bandung: PT Remaja No. 4, 614-634.Retrieved from:
Rosdakarya. ISBN: 978-602-446- https://www.emerald.com/insight/c
186-8. ontent/doi/10.1108/0959611131132
Bernawi.,& Dajarot, J. (2018). Penelitian 2952/full/html
fenomenologi pendidikan. Khoeriyah, S. M. (2020). Literatur
Yogyakarta. ISBN: 978-602-313- review: dukungan sosial bagi ibu
233-1. yang memiliki anak disabilitas.
Hardi, N. F., & Sari, F. P. (2019). Jurnal Kesehatan Karya Husada.
Parenting stress pada ibu yang Vol 1. No 9. ISSN: 2337-649X.
memiliki anak autis. Jurnal Retrieved from:
Bimbingan Konseling Dan http://jurnal.poltekkeskhjogja.ac.id
Dakwah Islam. Vol 16. No 1. Liftyawan, K. S., Hadi, F. S., &
Retrieved from: DOI: Agustina, T. S. (2020). Pengaruh
https://doi.org/10.14421/hisbah.20 konflik pekerjaan-keluarga
19.161-02 kelelahan emosional dan stress
Hariyono, W., Suryani, D., & kerja terhadap kinerja. Jurnal
Wulandari, Y. (2009). Hubungan Penelitian Ipteks. Vol 5 No 1.
antara beban kerja, stress kerja dan ISSN: 2459-9921. Retrieved from:
tingkat konflik dengan kelelahan http://jurnal.unmuhjember.ac.id/ind
kerja perawat di rumah sakit islam ex.php/PENELITIAN_IPTEKS/arti
yogyakarta pdhi kota yogyakarta. cle/view/3000/2307
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter,
ISSN: 1978-0575. Retrieved from: M. P. (2001). Job burnout. review
https://media.neliti.com/media/pub of psychology, 52 (1), 397-
lications/24895-ID-hubungan- 422.Retrieved from:
antara-beban-kerja-stres-kerja- https://www.annualreviews.org/doi/
dan-tingkat-konflik-dengan- abs/10.1146/annurev.psych.52.1.39
kelelahan-ker.pdf 7
Husna, F., Yunus, N. R., & Gunawan, A. Miranda, D. (2013). Strategi coping dan
(2019). Hak mendapat pendidikan kelelahan emosional (emotional

52
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

exhaustion) pada ibu yang memiliki mendampingi anak belajar dari


anak berkebutuhan khusus. Jurnal rumah. Jurnal Psikologi Dan
Ilmu Psikologi. Vol 1. No 2. ISSN: Psikologi Islam. Vol 18. No 1.
2477-2666. Retrieved from: ISSN: 1829-5703. Retrieved from:
http://e- https://doi.org/10.18860/psi.v18i1.1
journals.unmul.ac.id/index.php/psik 2197
oneo/article/view/3283 Sugiyono. (2017). Metode penelitian
Muis, M. R., Nasution, M. I., & kuantitatif, kualitatif, r&d.
Radiman, E. A. (2018)Pengaruh Bandung: Alfabeta. ISBN: 979-
kepemimpinan dan self efficacy 8433-640
terhadap kelelahan emosional serta Undang-undang RI No 20 Tahun
dampaknya terhadap kepuasan 2003 tentang SISDIKNAS.
kerja dosen. Jurnal Riset Sains Young, J.S., Cashwell, C.S. &
Manajemen. Vol 2. No 3. Retrieved Shcherbakova, J. (2015). The
from: DOI: moderating relationship of
10.5281/zenodo.1477532. spirituality on negative life events
Nurlaila, F., & Sudarma, K. (2017). and psychological adjustment.
Pengaruh tuntutan pekerjaan, tipe Counseling and Values, 45(1), 49-
kepribadian eksterovet, dan 57.
dukungan supervisor pada http://dx.doi.org/10.1002/j.2161-
kelelahan emosional. Jurnal 007X.2000.tb00182.x
management Analysis. Vol 6 No 4. Yuliastini, N. W. D., & Putra, M. D.
Retrieved from: DOI (2015). Pengaruh kelelahan
10.15294/maj.v6i4.18137 emosional terhadap kepuasan kerja
Solichah, N., & Shofiah, N. (2021). guru smk di denpasar. Jurnal
Mengapa ketahanan orangtua Manajemen Unud. ISSN:
diperlukan? Studi fenomenologi
tingkat rediliensi orangtua dalam

53
Jurnal Psikologi MANDALA
2021, Vol. 5, No. 1, 43-54
ISSN: 2580-4065

54

Anda mungkin juga menyukai