Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lapisan Meningens


Meningens adalah lapisan otak yang terletak tepat disebelah dalam
kranium. Meningens berfungsi untuk:
 Melindungi otak
 Membentuk framework penopang untuk arteri, vena dan sinus venosus
 Menutupi rongga yang terisi cairan, spatium subarachnoideum, yang
penting bagi fungsi normal otak.
Meningens terdiri dari tiga lapis jaringan ikat, yaitu:
(1) Dura Mater yang merupakan lapisan fibrosa eksternal yang tebal dan keras.
(2) Arachnoid Mater yang merupakan lapisan intermedia tipis.
(3) Pia Mater yang merupakan lapisan bervaskularisasi internal halus.
Arachnoid mater dipisahkan dari pia mater oleh spatium subarachnoid
yang berisi cairan serebrospinal. Ruang yang terisi cairan tersebut membantu
mempertahankan keseimbangan cairan ekstraseluler dalam otak. Bila terjadi
ruptur arteri otak, maka akan mengisi spatium subarakhnoid sehingga
tercampur dengan serebrospinal dan mengganggu keseimbangan jumlah cairan
dalam otak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang
meningkat dan adanya desakan pada otak.
Gambar 2.1 Lapisan Meningens

(Moore, 2013)

2.2 Sistem Serebrovaskuler


Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak mengandung
zat makanan yang penting bagi fungsional otak. Terhentinya aliran darah serebrum
atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa detik saja akan menimbulkan
gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut selama beberapa detik, defisiensi CBF
menyebabkan kehilangan kesadaran dan akhirnya iskemia serebrum. CBF normal
adalah sekitar 50ml/100gram jaringan otak/menit. Pada keadaan istirahat otak
menerima seperenam curah jantung; dari aspek aspirasi oksigen, otak menggunakan
20% oksigen tubuh (Hartwig, 2012).
Empat arteri besar menyalurkan darah ke otak: dua arteri karotis interna dan
dua arteri vertebralis (yang menyatu dengan arteri basilaris untuk membentuk sistem
vertebrobasilar). Darah arteri yang menuju ke otak berasal dari arkus aorta. Secara
umum, arteri-arteri serebrum bersifat penetrans atau konduktans. Arteri-arteri
konduktans (karotis, serebri media dan anterior, vertebralis, basilaris, dan serebri
posterior) serta cabang-cabangnya membentuk suatu jaringan yang ekstensif di
permukaan otak. Secara umum, arteri karotis dan cabang-cabangnya memperdarahi
bagian terbesar dari hemisfer serebrum, dan arteri vertebralis memperdarahi dasar otak
dan serebelum. Arteri-arteri penetrans adalah pembuluh yang menyalurkan makanan
dan berasal dari arteri-arteri konduktans. Pembuluh-pembuluh ini masuk ke otak
dengan sudut tegak lurus serta menyalurkan darah ke struktur- struktur yang terletak di
bawah korteks (talamus, hipotalamus, kapsula interna, dan ganglia basal) (Hartwig,
2012).
Sirkulasi kolateral dapat terbentuk secara perlahan-lahan apabila terjadi
penurunan aliran darah normal ke suatu bagian. Sebagian besar sirkulasi kolateral
serebrum antara arteri-arteri besar adalah melalui Sirkulus Wilisi. Efek sirkulasi
kolateral ini adalah menjamin terdistribusinya aliran darah ke otak. Kolateral-kolateral
ini hanya berfungsi bila rute lain terganggu (Hartwig, 2012). Substansia grisea otak
memiliki laju metabolisme jauh lebih tinggi darpada di substansia alba, maka jumlah
kapiler dan aliran darah juga empat kali lebih besar (Guyton dan Hall, 2012).

Gambar 2.2 Sirkulus Willis

(Sumber: Radiopedia.org)

2.3 Perdarahan Subarakhnoid/Subarachnoid Hemorrhage (SAH)


Perdarahan subarakhnoid merupakan perdarahan yang terjadi di dalam
rongga subarakhnoid yang menyelubungi otak (Margono IS, Wardah RI,
2011). Diagnosis ini cenderung mempunyai konotasi sebagai sindrom klinis
daripada diagnosis patologi (Satyanegara, 2014).
2.3.1. Etiologi SAH
Sekitar 80% kasus disebabkan karena perdarahan spontan (non-
traumatik) akibat pecahnya aneurisma intrakranial. Arteri-Venous
Malformation (AVM) mengambil porsi sebanyak 4-5% dari penyebab
perdarahan subarakhnoid. Sisanya disebabkan oleh trauma, vaskulitis,
tumor, diseksi arteri serebral, pecahnya arteri superfisial, gangguan
pembekuan darah atau trombosis sinus dural (Satyanegara, 2014).
2.3.2. Mekanisme SAH
Pecahnya pembuluh darah akan membuat rongga antara arakhnoid
mater dan piamater terisi dengan darah. hal ini akan menyebabkan
penurunan aliran darah regional (regional cerebral bloodflow/rCBF), yang
dikaitkan dengan vasospasme yang terjadi, serta ditampilkan dalam
presentasi klinis neurologis. Vasospasme difus yang hebat akan menurukan
aliran darah regional hingga 3 cc/100 mg/menit. Berkurangnya aliran
darah serebral (CBF) sampai tahap ambang tertentu akan memulai
serangkaian gangguan fungsi neuronal. Bila aliran darah berkurang hingga
dibawah ambang fungsi elektrik, fungsi kortikal terganggu, namun neuron-
neuron masih tetap hidup sampai aliran darah turun dibawah ambang
kerusakan permanen, dan kemudian akan terjadi kerusakan yang permanen.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada stroke hemoragik yang masif dan
lama juga dapat terjadi iskemia (Satyanegara, 2014).

Gambar 2.3 Perdarahan Subarakhnoid

(Mayfield Clinic, 2017)


DAFTAR PUSTAKA

Hartwig, MS. 2012. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Price SA, Wilson LM,
penyunting. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
ke-6. (diterjemahkan oleh: Pendit B.U., Hartanto, H., Wulansari P.,
Mahanani, D.A.). Jakarta: EGC. hlm. 1105-32
Margono IS, Wardah RI. 2011. Stroke Perdarahan Sub Arachnoid (PSA) in Buku
Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan
Unair. p. 105-108.
Mayfield Clinic. 2017. Subarachnoid Hemorrhage and Vasospasm. Mayfield
Clinic, Ohio. [cited 02 Jul 2017] https://www.mayfieldclinic.com/PE-
SAH.HTM
Medical News Today. 2016. Aneurysms. Causes, Symptoms and Treatments.
Medical News Today, Brightod, UK. [cited 02 Jul 2017]
http://www.medicalnewstoday.com/articles/156993.php
Mount Sinai Hospital. 2017. Brain Aneurysms. Mount Sinai Hospital, New York.
[cited 02 Jul 2017]
http://www.mountsinai.org/patient-care/service-
areas/neurosurgery/areas-of-care/cerebrovascular-center/brain-aneurysms
Satyanegara, et al. 2014. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara. Jakarta: PT
Gramedia
Pustaka Utama. p. 347-348, 353-369.
Tokai University Hospital. 2017. Subarachnoid Hemorrhage. Tokai University
Hospital, Japan. [cited 02 Jul 2017] http://neurosurgery.med.u-
tokai.ac.jp/en/patients/sah/treatment.html

Anda mungkin juga menyukai