Anda di halaman 1dari 101

SERANGGA DALAM AL-QUR’AN

PERSPEKTIF TAFSIR ILMI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin


Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S.1)
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

MUHAMMAD RIZQI MANARUL HAQ


NIM : 171410648

Pembimbing:
Dr. Andi Rahman, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PTIQ JAKARTA
2021 M / 1442 H
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Rizqi Manarul Haq
Nomor Pokok Mahasiswa : 171410648
Jurusan/Kosentrasi : Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Fakultas/Program : Ushuluddin
Judul Skripsi : Serangga Dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Ilmi
Menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri.


2. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan sanksi yang berlaku di lingkungan kampus Institut PTIQ dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mataram, 22 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Rizqi Manarul Haq

ii
SURAT TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

SERANGGA DALAM AL-QUR’AN


PERSPEKTIF TAFSIR ILMI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin, Untuk Memenuhi Persyaratan Strata Satu
(S.1) memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Disusun oleh:

Muhammad Rizqi Manarul Haq

NIM: 171410648

Telah selesai dibimbing oleh kami, dan menyetujui untuk selanjutnya dapat diujikan.

Jakarta, 22 Desember 2021

Menyetujui:

Pembimbing

Dr. Andi Rahman, MA

Dekan Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ

Dr. Andi Rahman, MA

iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
SERANGGA DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR ILMI
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Rizqi Manarul Haq
Nomor Induk Mahasiswa :171410648
Jurusan/Kosentrasi : Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Fakultas/Program : Ushuluddin
Telah diujikan pada sidang munaqasah pada tanggal: 31 Desember 2021

TIM PENGUJI
No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1
Dr. Lukman Hakim, MA Ketua Sidang
2 Sekretaris
Syaiful Arief, M. Ag
Sidang
3
Dr. A. Husnul Hakim, SQ, MA Penguji I
4
Masrur Ikhwan, MA Penguji II
5
Dr. Andi Rahman, MA Pembimbing

Jakarta, 31 Desember 2021


Mengetahui
Dekan Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ

Dr. Andi Rahman, MA

iv
MOTTO

ِ ِ
ْ ُ‫س ِر ي‬
(6)‫س ًرا‬ ْ ‫( ا َّن َم َع ال ُْع‬5) ‫س ًرا‬
ْ ُ‫س ِر ي‬
ْ ‫فَا َّن َم َع ال ُْع‬
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, (5) Sesungguhnya beserta
kesulitan itu ada kemudahan. (6)
(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)

Suatu kesulitan (masalah) datang bersamaan dengan dua kemudahan (jalan


keluar)

-DR. KH. AHMAD HUSNUL HAKIM IMZI, MA-

v
KATA PENGANTAR
‫الرِح ْي ِم‬
َّ ‫ْح ِن‬ َّ ِ‫اّلل‬
‫الر ْ ه‬ ٰ‫س ِم ه‬
ْ ِ‫ب‬
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat serta kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬., keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi “Serangga Dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Ilmi” ini
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir yang merupakan sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Agama di program studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. Penulis
menyadari bahwa karya tulis sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaannya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Kepada Bapak dan Ibu tersayang, Drs. M Fachrir Rahman MA. dan
Dra. Nur Mukminah yang selalu memberikan bantuan dalam Do’a
dan nasihat, serta dengan ikhlas banting tulang untuk membiayai
sekolah penulis sampai perguruan tinggi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA., selaku Rektor Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta yang telah
memberikan kesempatan belajar kepada kami.
3. Abah Dr. KH. Ahmad Husnul Hakim MA., dan Ibu Nyai Fadilah
Masrur SQ. MA., selaku murobbi ruh kami dan sekaligus orang tua
kami di tanah perantauan, yang telah mengajarkan kami berbagai
macam hal terutama tentang Adab dan Al-Qur’an.
4. Bapak Dr. Andi Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta yang telah
memberi kemudahan dalam penyusunan karya tulis ini sekaligus
Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan
motivasi sampai titik akhir.
5. Bapak Lukman Hakim, MA., selaku Kepala Program Studi Ilmu
Al- Quran dan Tafsir yang telah memberikan arahan dan motivasi
untuk menyusun karya tulis ini.
6. Segenap Civitas Institut PTIQ Jakarta, khususnya para dosen-dosen
yang telah memberikan ilmu yang tidak terhingga kepada penulis.
7. Kakak-Kakakku tersayang, Khidmatul Irfani M. Pd., dr. Mirats
Izzatul Milah., Indah Faidun Najah S. Kom., yang senantiasa
memberikan bantuan dan do’a serta dukungan kepada penulis.

vi
8. Sahabat Elsiq Tabarokarrahman, yang senantiasa terus memberikan
bantuan dan dorongan supaya terselesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak


kekurangan, kesalahan, dan masih sangat perlu perbaikan serta penyempurnaan
karena keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis
mempersembahkan skripsi ini. Semoga apa yang telah penulis lakukan melalui
penelitian ini dapat membawa manfaat dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Aamiin

Mataram, 22 Desember 2021


Penulis

Muhammad Rizqi Manarul Haq

vii
PEDOMAN TRANLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi merupakan penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini transliterasi arab-latin, mengacu
pada berikut ini:

1. Konsonan Tunggal
Arab Latin Arab Latin
‫ا‬ A ‫ض‬ Dh

‫ب‬ B ‫ط‬ Th
‫ت‬ T ‫ظ‬ Zh
‫ث‬ Ts ‫ع‬ ‘a
‫ج‬ J ‫غ‬ Gh
‫ح‬ ẖ ‫ف‬ F
‫خ‬ Kh ‫ق‬ Q
‫د‬ D ‫ك‬ K
‫ذ‬ Dz ‫ل‬ L
‫ر‬ R ‫م‬ M
‫ز‬ Z ‫ن‬ N
‫س‬ S ‫و‬ W
‫ش‬ Sy ‫ه‬ H
‫ص‬ Sh ‫ي‬ Y

2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah :a ‫ ا‬:a ‫ْي‬...: ai
Kasrah i ‫ ي‬:i ‫ْو‬...: au
Dhammah :u ‫ و‬:u

viii
3. Kata Sandang
‫ال‬
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ) al-qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya.
Contoh: ‫ البقرة‬− al-Baqarah ‫ املدينة‬− al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ‫ال‬
( ) as-syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai
dengan bunyinya. Contoh: ‫ الرجل‬− ar-Rajul ‫ الشمس‬− asy-Syams
4. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ), ّ
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku secara umum,
baik tasydid yang berada di tengahkata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh: ‫ امنا ابهلل‬− Âmanna billâhi ‫ – امن السفهاء‬Âmana as-Sufahâ`u


5. Ta’ Marbuthah (‫)ة‬
Apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na`at), maka huruf
tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh: ‫ اَّلفئدة‬− al-Af`idah


‫ة‬
Sedangkan ta` Marbûthah ( ) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)
dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:
‫ – اآلية الكربى‬al-Âyat al-Kubrâ
Hamzah ditrasliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal kata,
hamzah tidak dilambangkan, karena dalam bahasa Arab berupa alif.

Contoh: ‫ – شيء‬Syai`un ‫ امرت‬− Umirtu


6. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila
telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang Disempurnakan
(EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD

ix
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal
(bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandang.
Contoh: `Ali Hasan al-Âridh, al-Asqallânî, al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus
untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf
kapital.
Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah, dan seterusnya.

x
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ ii

SURAT TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................ iii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN .................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi


ABSTRAK .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah........................................ 4
C. Rumusan Masalah............................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ................................ 5
E. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5
F. Metodologi Penelitian ....................................................... 7
G. Sistematika Pembahasan ................................................... 8
BAB II MENGENAL TAFSIR ILMI

A. Pengertian Tafsir Ilmi ........................................................ 9

B. Sejarah Perkembangan Tafsir Ilmi..................................... 11

C. Kontroversi Tafsir Ilmi ..................................................... 14

BAB III KORELASI PENAFSIRAN AL-QUR'AN DAN SAINS

A. Serangga Perspektif Al-Qur’an. ........................................ 17


B. Pengertian Serangga Menurut Saintis ................................ 24

1. Pengertian Serangga..................................................... 22

xi
2. Anatomi Serangga........................................................ 24

3. Perkembangbiakan Serangga ........................................ 28

4. Tingkah Laku Serangga................................................ 29

C. Korelasi Antara Ayat Al-Qur’an Tentang Serangga dan


Serangga Secara Sains ...................................................... 31

D. Spesies Serangga dalam Al-Qur’an ................................... 33

1. Nyamuk......................................................................................32

2. Lalat ...........................................................................................40

3. Semut..........................................................................................47

4. Lebah ..........................................................................................51

5. Belalang .....................................................................................59

6. Rayap..........................................................................................65

7. Kutu ............................................................................................71

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan. .................................................................... 76

B. Saran-Saran. .................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 77


DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS/PENELITI............................... 80

xii
ABSTRAK

Serangga merupakan spesies hewan terbanyak di dunia. Serangga dapat ditemukan


hampir di semua tempat bahkan di tempat ekstrem sekalipun seperti di Gurun dan
Antartika. Walaupun serangga memiliki ukuran kecil dan dipandang sebelah mata
oleh sebagian orang, sebagaimana orang-orang kafir yang mempertanyakan
keberadaan lalat dan nyamuk di dalam Al-Qur’an, serangga memiliki kemampuan
yang luar biasa dan memiliki peran yang sangat krusial di muka bumi. Penelitian ini
akan membahas bagaimana penafsiran Al-Qur’an tentang serangga dan bagaimana
pandangan sains tentang serangga serta mencoba mengkorelasikan antara pandangan
mufassir dan sains terhadap serangga.
Penelitian pada kajian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
research). Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dari
kitab-kitab tafsir baik itu kitab tafsir klasik ataupun kontemporer , buku-buku Sains,
dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan objek penelitian. Hal-hal yang dilakukakan
dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan serangga, dan memaparkan penafsiran Al-Qur’an tentang ayat-ayat tersebut
disertai dengan pandangan sains terhadap serangga yang disebutkan dalam ayat
tersebut. Kemudian mengkorelasikan antara penafsiran Al-Qur’an dan Sains tentang
ayat-ayat tentang serangga.
Setelah dilakukan penelitian ini ditemukan 7 serangga dalam Al-Qur’an yaitu
Lebah pada surah An-Nahl ayat 68-69, Nyamuk pada surah Al-Baqarah ayat 26,
Belalang pada surah Al-Qamar ayat 7 dan Al-A’raf Ayat 133, Rayap pada Surah Saba’
ayat 14, Lalat pada Surah Al-Hajj ayat 73, Semut pada Surah An-Naml ayat 18, Laron
dalam Surah Al-Qori'ah ayat 4, dan Kutu dalam Surah Al-Araf ayat 133.
Dari segi penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an tentang serangga dan pandangan sains
tentang serangga pada ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya kita tidak
boleh meremehkan ciptaan Allah walaupun ciptaan Allah tersebut berbentuk kecil dan
terlihat remeh sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Karena serangga
yang memiliki ukuran tubuh mungil dan terlihat remeh memiliki kemampuan yang
luar biasa dan memiliki peran yang krusial di muka bumi. Allah juga mengutus
ciptaan-Nya serangga untuk mengazab Fir’aun. Di sisi lain melalui penelitian ini juga
ditemukan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah yang menciptakan segala sesuatu
serasi, dan tidak tertukar dengan yang lainnya.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Allah menganugerahi mukjizat yang luar biasa kepada para rasul-Nya
guna mengukuhkan kedudukan mereka di hadapan para kaumnya, dan
mukjizat tersebut sesuai dengan keadaan kaumnya. Pada masa Rasulullah,
kala itu bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang handal dalam bidang syair
dan sastra, fasih, serta lugas dalam berbahasa. Derajat dalam satu kabilah
dalam bangsa Arab akan naik apabila mereka memiliki seseorang dari
kalangan mereka yang memiliki kecakapan dalam bersyair. Apabila mereka
tidak memilikinya maka kabilah tersebut mendapatkan sanksi sosial berupa
tidak dianggap oleh kabilah-kabilah yang lain.
Berdasarkan hal tersebut Allah mengukuhkan kenabian Rasulullah
dengan mukjizat yang menakjubkan yaitu Al-Qur’an. Kitab yang memiliki
struktur Bahasa yang elok, indah, serta rumit, sehingga orang-orang Arab
pada masa itu tidak dapat menirunya walaupun satu ayat saja. Hal tersebut
sebagaimana yang diungkapkan Al-Qur’an dalam Al-Baqarah ayat 23:

ِ‫ب ِِمَّا نَ َّزلْ نَ ا َع لَ ٰى َع ب ِد ََن فَ أْ تُوا بِ س ورةٍ ِم ن ِم ثْ لِ ه‬


ٍ ْ‫َو إِ ْن ُك نْ تُ ْم ِِف َري‬
ْ َ ُ ْ
‫ي‬ ِ ِ ‫اَّللِ إِ ْن ُك نْ تُ م‬ ِ ‫و ا ْد ُع وا ُش ه َد اء ُك م ِم ن ُد‬
َ ‫ص اد ق‬ َ ْ َّ ‫ون‬ ْ ْ َ َ َ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 23)

Bangsa Arab tersebut tidak dapat mendatangkan satu surah saja yang
serupa dengan Al-Qur’an, padahal mereka bangsa Arab pada masa tersebut,
terkenal kepiawaiannya dalam hal berbahasa dan bersyair.
Perlu diperhatikan di sini sebelum Rasulullah saw diutus, akal manusia
lebih dekat dengan fenomena-fenomena indriawi serta materi dibandingkan
dengan ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu akal manusia mulai
bergerak menuju kesempurnaan berpikir. Oleh karena itulah pada zaman
sekarang Al-Qur’an lebih dekat dengan rasionalitas dibandingkan dengan
fenomena indriawi.1
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengkajian ayat-ayat
Al-Qur’an dengan tema kemukjizatan Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan
ilmu pengetahuan mulai berkembang. Dalam ilmu tafsir hal ini menjadi corak
tersendiri dalam bentuk Tafsir Ilmi. Tafsir Ilmi merupakan tafsir yang

1 Nadiah Thayyarah, Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani ,Terj: M Zaenal Arifin dkk,

(Jakarta: Penerbit Zaman, 2013), hal 17-18

1
berupaya untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu eksperimen) dengan tujuan untuk
mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an.2
Sebagaimana diketahui di sini bahwasanya Al-Qur’an bukanlah kitab
ilmiah sebagaimana yang dipahami orang saat ini. Al-Qur’an merupakan
kitab yang diturunkan oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada manusia.
Al-Qur’an ini mengandung berbagai fakta ilmiah, guna dengan
keberadaannya, semua makhluk dapat mengenal Allah dan keagungannya.
Meskipun ilmu pengetahuan kini berkembang pesat, tak satupun teori ilmiah
tersebut yang bertentangan dengan Al-Qur’an.
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwasanya pada zaman ini
kemukjizatan Al-Qur’an dari sisi ilmiah lebih unggul daripada kemukjizatan
dari sisi kebahasan yakni Al-Qur’an memiliki struktur serta keindahan bahasa
yang sangat tinggi. Karena pada zaman ini kajian ilmu pengetahuan lebih
maju daripada kajian kebahasaan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berkenaan dengan Sains
dan Ilmu Pengetahuan seperti Geografi, Sosial, Fisika, Astronomi, Biologi,
dan sebagainya.3 Walaupun Al-Qur’an mengandung isyarat-isyarat ilmiah,
tidak dapat dikatakan bahwasanya Al-Qur’an merupakan kitab ilmiah
sebagaimana dipahami oleh beberapa orang. Karena pada dasarnya Al-
Qur’an turun dengan tujuan untuk memberi petunjuk kepada manusia,
menetapkan aturan hidup agar mereka meraih kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Salah satu fungsi dari ayat-ayat ilmiah ini adalah untuk mengantarkan
manusia untuk dapat mengenal Allah serta keagungan-Nya.4
Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman

ِ ‫ي ََلُم أَنَّهُ ا ْْل ُّق ۗ أَوََلْ يك‬


َ ِ‫ْف بَِرب‬ ِ ِ ِ ‫سنُ ِري ِهم‬
‫ك‬ َ َ َ ْ َ َّ َ‫آَيتنَا ِِف ْاآلفَاق َوِِف أَنْ ُفس ِه ْم َح َّ َّٰت يَتَب‬
َ ْ َ
‫أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِل َش ْي ٍء َش ِهيد‬
”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tidakkah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat
[54]; 53)
Pada masa Nabi Muhammad kata ‫اق َوِِف أَنْ ُف ِس ِه ْم‬
ِ َ‫ آَيتِنَا ِِف ْاآلف‬ini
َ
menjelaskan bahwasanya akan diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang terjadi

2 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal


Katulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 Hal 35-36
3 Nurul Maghfirah, 99 Fenomena Menakjubkan Dalam Al-Quran, (Bandung: Mizan

Media Utama, 2015), hal 9-11


4 Nadiah Thayyarah, Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani, hal 18

2
kala itu seperti kemenangan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dalam peperangan beliau
serta kematian tokoh-tokoh kaum musyrikin. M Quraish Shihab mengatakan
bahwasanya kata ‫اق َوِِف أَنْ ُف ِس ِه ْم‬
ِ َ‫آَيتِنَا ِِف ْاآلف‬
َ juga bermakna akan
diperlihatkan rahasia-rahasia alam serta keajaiban ciptaan-Nya di segenap
ufuk dan pada diri manusia yang diungkap melalui penelitian dan pengamatan
ilmuwan, yang mana kesemuanya membuktikan keagungan serta kekuasaan
Allah sekaligus membuktikan kebenaran informasi Al-Qur’an. Ayat ini juga
menjelaskan bahwasanya kata ‫َش ِهيد‬ dapat juga berarti Allah Maha
Disaksikan. Oleh karena itu, dimanapun mata seorang manusia tertuju
ataupun pikiran Anda tertuju, di sana seorang manusia akan menemukan bukti
tentang kekuasaan Allah, sehingga Allah Maha Disaksikan di mana pun dan
kapanpun.5
Salah satu contohnya adalah Al-Qur’an menyebutkan beberapa hewan di
dalam Al-Qur’an, dan salah satunya adalah dari spesies serangga. Dari
beberapa jenis serangga tersebut Allah hanya menyebutkan 7 serangga, yang
di antaranya adalah lebah pada surah An-Nahl ayat 68-69, Nyamuk pada
surah Al-Baqarah ayat 26, Belalang pada surah Al-Qamar ayat 7 dan Al-A’raf
Ayat 133, Rayap pada Surah Saba’ ayat 14, Lalat pada Surah Al-Hajj ayat 73,
Semut pada Surah An-Naml ayat 1, Laron dalam Surah Al-Qori'ah ayat 4, dan
Kutu dalam Surah Al-Araf ayat 133.
Apabila diperhatikan di sini tidak mungkin Al-Qur’an memasukkan
hewan dalam Al-Qur’an secara acak, pemilihan tersebut pasti memiliki
hikmah tertentu. Serangga umumnya merupakan hewan yang terkadang
diremehkan oleh manusia karena ia merupakan binatang yang lemah dan
rapuh. Akan tetapi penelitian modern mununjukkan bahwasanya selama lebih
dari 300 juta tahun, serangga telah mendominasi/menguasai bumi karena
merekalah jenis hewan pertama di bumi.6 Karena serangga merupakan hewan
yang membuat manusia serta hewan-hewan lainnya dapat hidup di muka
bumi bagi kehidupan manusia.7
Contohnya adalah kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang
memiliki jasa sangat besar terhadap kelangsungan hidup manusia.
Penyerbukan bunga yang dilakukan oleh kupu-kupu hingga menghasilkan
buah dan bibit menjadikan tumbuhan hidup lestari, sehingga dapat menjaga
keseimbangan makhluk hidup lainnya.8

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), jilid 12, hal
171 90-91
6 Wardani, Seri Pengetahuan Anak Serangga, (Makassar: Citra Adi Bangsa, 2007)
hal 6
7 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, (Pamulang: Karisma Publishin
Group, hal 6
8 Dahlan Djzazh, Serangga yang Sangat Berjasa, (Jakarta: CV Rian Utama, 2007),

hal 3

3
Oleh karena itulah melalui hal-hal kecil sekalipun yang seringkali
diremehkan oleh sebagian manusia, dapat ditemukan tangan-Nya atau kita
dapat menarik pelajaran darinya. Peremehan terhadap suatu yang kecil ini
telah terjadi sejak masa lampau, yaitu tatkala orang-orang musyrik mengkritik
penyebutan lalat dan nyamuk dalam Al-Qur’an, kemudian Allah Swt
berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 26

‫وض ةا فَ َم ا فَ ْو قَ َه ا‬ َ ِ‫ض ر‬
َ ‫ب َم ثَ اًل َم ا بَ ُع‬ َّ ‫إِ َّن‬
ْ َ‫اَّللَ ََل يَ ْس تَ ْح يِ ي أَ ْن ي‬
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu dan yang boleh jadi diremehkan atau
dianggap tidak wajar dan tepat oleh orang-orang kafir.9”

Semakin berkembangnya pengetahuan modern, satu persatu ayat-ayat


dalam Al-Qur’an mulai terbukti secara sains. Walaupun begitu perlu
diingatkan kembali bahwasanya kita tidak boleh melupakan tujuan utama
penurunan Al-Qur’an, yakni sebagai petunjuk bagi manusia.10
Karena tidak memungkinkan bagi penulis untuk mencantumkan seluruh
fakta-fakta ilmiah tersebut, maka dari itu penulis mengkerucutkannya pada
Serangga dalam Al-Qur’an dengan pendekatan Tafsir Ilmi. Karena spesies
serangga merupakan binatang yang berukuran kecil yang di dalamnya
terdapat pelajaran-pelajaran yang dapat diambil oleh manusia.
Hal-hal kecil ini seringkali luput dari pandangan manusia. Karena
manusia umumnya lebih sering tersandung dengan batu kecil, dan bukan batu
besar. Disebabkan manusia lebih sering luput dari hal-hal kecil daripada hal-
hal besar.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Apa itu Tafsir Ilmi?
2. Bagaimana Perkembangan Tafsir Ilmi?
3. Bagaimana Kontroversi Tafsir Ilmi di Kalangan Para ahli tafsir?
4. Bagaimana Perspektif Serangga dalam Al-Qur’an?
5. Bagaimana Perspektif Serangga dalam Sains?
6. Bagaimana Korelasi Serangga dalam Al-Qur’an dan Sains?

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis
mengklasifikasikan permasalahan yang akan menjadi acuan penulis. Pokok
permasalahan tersebut berupa:

9 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap


Fenomena”, (Jakarta: Lentera Hati, 2013), Hal 5
10 Ahmad Izzan , Metodologi Ilmu Tafsir, hal 208

4
1. Bagaimana korelasi terkait ayat-ayat yang membicarakan tentang
serangga dan ilmu pengetahuan?

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi


1. Tujuan penulisan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
a. Upaya untuk mengetahui Tafsir Ilmi secara mendalam dan lebih
proporsional
b. Usaha untuk mengorek serta menjelaskan Al-Qur’an dilihat dari
sisi keilmiahannya, berdasarkan ayat-ayat tentang serangga.

2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan Khazanah
keislaman penulis secara pribadi dan masyarakat secara umum
terkhusus lagi dibidang tafsir Ilmi.
b. Sebagai syarat serta tugas akhir guna menyelesaikan Strata I
pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Institut Perguruan Ilmu Al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka
Sepanjang pengamatan yang dilakukan, tidak dijumpai skripsi ataupun
literatur yang judul dan materi pembahasannya sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat ini, hanya saja ada beberapa buku terbitan
ataupun skripsi yang mengambil tema yang sama dengan apa yang penulis
teliti, yaitu tentang Serangga Dalam Al-Qur’an. Di antara literatur yang
penulis maksud adalah sebagai berikut:
1. Skripsi , ”Matsal Serangga Dalam Al-Qur’an (Studi Kritis Tafsir
Kemenag)”, karya Muhammad Rifki, mahasiswa Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Skripsi ini
menjelaskan tentang perumpamaan/amtsal serangga dalam Al-
Qur’an yang disertai dengan studi kritis terhadap tafsir
Kementerian Agama tentang matsal pada kata ankabut, baudhah,
dan dzubab. Sedangkan Skripsi penulis membahas tentang
Serangga dalam Al-Qur’an perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Perbedaan skripsi penulis terlihat dari perbedaan metode
penelitian. Skripsi di atas menggunakan metode deskriptif-
analitis sedangkan penulis menggunakan metode Tafsir Ilmi.
Skripsi di atas lebih menitikberatkan pada kajian
amtsal/perumpamaan. Sedangkan Skripsi penulis
menitikberatkan pada kajian Tafsir Ilmi.
2. Skripsi, “Serangga Dalam Al-Qur’an” Studi Tafsir Tematik
karya Lailatun Ni’mah, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab,
dan Dakwah, IAIN Ponorogo, 2019. Skripsi ini menjelaskan

5
tentang tafsir ayat-ayat tentang serangga dalam Al-Qur’an
disertai penceritaan/narasi Al-Qur’an tentang serangga.
Sedangkan Skripsi penulis membahas tentang Serangga dalam
Al-Qur’an dengan dengan menggunak perpspektif Tafsir Ilmi.
Perbedaan skripsi penulis terlihat dari perbedaan metode
penelitian. Skripsi di atas menggunakan metode tafsir maudhu’I
sedangkan penulis menggunakan metode Tafsir Ilmi. Skripsi di
atas lebih menjelaskan tentang bagaimana Al-Qur’an
menceritakan serangga-serangga tersebut di dalam Al-Qur’an.
Sedangkan Skripsi penulis menitikberatkan pada kajian Tafsir
Ilmi, yaitu bagaimana pandangan Sains dan penafsiran terhadap
serangga dalam Al-Qur’an.
3. Skripsi, “Serangga Dalam Al-Qur’an”, karya Novi Puspitasari,
mahasiswa Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017. Skripsi ini menjelaskan tentang penafsiran ayat
tentang serangga dari kitab Mafatihul Ghaib, serta hikmah
penyebutan serangga dalam Al-Qur’an. Sedangkan Skripsi
Penulis menjelaskan tentang Serangga dalam al-Qur’an
berdasarkan penafsiran, serta bagaimana pandangan Sains
terhadap Serangga.
4. Skripsi, “Binatang Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Maudhu'i)”,
karya Hidayat, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2017. Skripsi ini menjelaskan tentang
seluruh binatang dalam Al-Qur’an dan manfaat penyebutan
binatang dalam Al-Qur’an. Jadi Skripsi ini menjelaskan tidak
hanya serangga saja akan tetapi seluruh binatang dalam Al-
Qur’an. Sedangkan Skripsi penulis membahas hanya tentang
Serangga dalam Al-Qur’an. Perbedaan skripsi penulis terlihat dari
perbedaan metode penelitian. Skripsi di atas menjelaskan tentang
manfaat-manfaat yang dapat diambil oleh manusia terhadap
penyebutan-penyebutan hewan-hewan tersebut dalam Al-Qur’an.
Sedangkan Skripsi penulis menitikberatkan pada kajian Tafsir
Ilmi, yaitu bagaimana pandangan Sains dan penafsiran terhadap
serangga dalam Al-Qur’an.
5. Skripsi, al-Bahr fi Al-Qur’an: Telaah Tafsir Ilmi Kementerian
Agama Ri, karya Khanifatur Rahma, mahasiswa Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Skripsi ini
menjelaskan tentang Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI tentang
laut. Sedangkan Skripsi Penulis menjelaskan tentang Tafsir Ilmi
tentang Serangga, yaitu bagaimana pandangan Sains dan
Penafsiran terhadap serangga dalam Al-Qur’an.
Itulah beberapa literatur yang penulis temukan. Kiranya karya-karya
tersebut dapat menunjukkan bahwa skripsi yang penulis kerjakan berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Yang mana skripsi ini memfokuskan
pada pendapat para mufassir Indonesia yang telah penulis sebutkan
sebelumnya.

6
F. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
(Library Research) dengan menggunakan metode Tafsir ilmi yaitu
menjelaskan ayat-ayat Al-Qur`an yang tersebar dalam beberapa surat yang
mengandung isyarat-isyarat ilmiah dengan penemuan ilmiah, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Data
Berkaitan dengan masalah yang terkait dengan rencana studi
ini maka data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Pengertian serta penjelasan secara lengkap tentang tafsir ilmi
b. Ayat-ayat yang berkaitan dengan serangga.
c. Penafsiran dan pendapat ulama dalam memahami ayat-ayat
yang berkenaan dengan serangga.
d. Penjelasan para ilmuwan tentang serangga.
e. Korelasi antara Al-Qur’an dan sains tentang serangga.

2. Sumber Penelitian
Sumber pokok dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an Al-Karim.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang digunakan dalam kajian ini
merupakan pendekatan tafsir. Sehingga hasilnya sesuai dan tidak
melenceng dari koridor penafsiran. Karena penelitian ini berupaya
untuk mengkorelasikan antara Al-Qur’an dan penemuan-penemuan
ilmiah, maka yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab Tafsir seperti
Tafsir Al-Mishbah (M Quraish Shihab), Tafsir Al-Munir (Wahbah
Az-Zuhaili), Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim (Ibnu Katsir), Tafsir Syarowi
(M Mutawalli Syarowi), dan buku-buku ilmiah seperti Bugs: The
World’s Most World Terrifying Insects (Susan Barraclough), Biologi
Insekta Entomologi (H Mohammad Hadi), Book of Life Insect &
Other Invertebrates (Rupert Matthews), dan sebagainya.
Tentu saja, dalam penelitian perlu ada sumber-sumber lainnya
baik dari kitab-kitab tafsir maupun dari buku ilmiah lainnya seperti:
“Hewan Dalam Perpspektif Al-Qur’an dan Sains (Tafsir Ilmi
Kemenag RI) Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani, (Dr. Nadiah
Thayyarah), Mukhtarat min Tafsir Al-Ayat Al-Kauniyah fi Al-Qur’an
Al-Karim (Prof. Dr. Zaghloul El Naggar), Serangga dan
Pengendalian Hayatinya (Dina Maulina dkk), Keunikan Serangga
(Riyana H S), dan buku-buku serta jurnal-jurnal lainnya.

3. Teknik Pengolahan Data


Karena obyek penelitian ini berupa ayat-ayat Al-Qur`an yang
tersebar dalam beberapa surat yang mengandung isyarat-isyarat
ilmiah dengan penemuan ilmiah, maka tehnik pengolahan data yang
digunakan adalah teknik pengolahan data Tafsir Ilmi. Untuk menjaga

7
kesucian Al-Qur’an para Ulama merumuskan beberapa prinsip dasar
dalam menyusun sebuah tafsir Ilmi, antara lain11 :
a. Memperhatikan arti dan kaidah-kaidah kebahasaan.
b. Memperhatikan konteks ayat yang ditafsirkan, sebab ayat-
ayat dan surah Al-Qur’an, bahkan kata dan kalimatnya, saling
berkorelasi. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an harus dilakukan
secara komprehensif, tidak parsial.
c. Memperhatikan hasil-hasil penafsiran dari Rasulullah SAW
selaku pemegang otoritas tertinggi, para sahabat, tabiin, dan
para ulama tafsir, terutama yang menyangkut ayat yang
dipahaminya. Selain itu, penting juga memahami ilmu-ilmu
Al-Qur’an lainnya seperti nasikh-mansukh, asbabun-nuzul,
dan sebagainya.
d. Tidak menggunakan ayat-ayat yang mengandung isyarat
ilmiah untuk menghukumi benar atau salahnya sebuah hasil
penemuan ilmiah. Al-Qur’an mempunyai fungsi yang jauh
lebih besar dari sekadar membenarkan atau menyalahkan
teori-teori ilmiah.
e. Memperhatikan kemungkinan satu kata atau ungkapan
mengandung mengandung selain makna, kendatipun
kemungkinan makna itu sedikit jauh.
f. Memahami isyarat-isyarat ilmiah hendaknya memahami
betul segala sesuatu yang menyangkut objek bahasan ayat,
termasuk penemuan-penemuan ilmiah yang berkaitan
dengannya.
g. Sebagian ulama menyarankan agar tidak menggunakan
penemuan-penemuan ilmiah yang masih bersifat teori dan
hipotesis, sehingga dapat berubah.

G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, serta mendapatkan
hasil yang runtut dan sistematis, maka dalam penulisan skripsi ini terbagi
dalam lima bab, agar tergambar kemana arah dan tujuan dari penelitian ini.
Bab pertama, berupa pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, mengemukakan tentang gambaran Tafsir Ilmi secara umum,
yaitu meliputi pengertian Tafsir Ilmi, perkembangan Tafsir Ilmi, Urgensi
Tafsir Ilmi, antara penolakan dan persetujuan Tafsir Ilmi.
Bab ketiga, membahas tentang pengertian serangga berdasarkan riset-
riset ilmiah tentang serangga, pandangan Al-Qur’an tentang serangga, serta
korelasi antara ayat Al-Qur’an tentang serangga dan riset-riset ilmiah tentang
serangga.

11 Poin-poin prinsip ini disimpulkan dari ketetapan Lembaga Pengembangan I’jaz Al-

Qur’an dan Sunah, Rabitah ‘Alam Islami di Mekah dan lembaga serupa di Mesir.

8
Bab keempat, penutup yakni kesimpulan dan saran-saran.

9
BAB II
MENGENAL TAFSIR ILMI

A. Pengertian Tafsir Ilmi


Tafsir ilmi atau Saintifis, merupakan salah satu corak dari tafsir Al-
Qur’an. Corak ini sering terlibat dalam upaya melegitimasi Al-Qur’an dengan
temuan saintifik atau sebaliknya, melegitimasi temuan saintifik dengan Al-
Qur’an. Salah satu yang menjadi pendorong kemunculan corak ini yaitu, umat
muslim juga meyakini bahwasanya Al-Qur’an komplit menyediakan
petunjuk terhadap segala hal12 dengan berdasarkan kepada Surah An-Nahl
ayat 89:

‫ك َش ِهي ادا َعلَ ٰى‬ َ ِ‫ث ِِف ُك ِل أ َُّمةٍ َش ِهي ادا َعلَْي ِه ْم ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم ۖ َوِج ْئ نَا ب‬
ُ ‫َويَ ْوَم نَْب َع‬
ِ ِ ٍ ِ ِ َ ‫ٰه ُؤََل ِء ۚ ونََّزلْنَا َعلَي‬
َ ‫اب تِْب يَا اَن ل ُك ِل َش ْيء َوُه ادى َوَر ْْحَةا َوبُ ْش َر ٰى ل ْل ُم ْسل ِم‬
‫ي‬ َ َ‫ك الْكت‬ ْ َ َ
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.” (QS. An-Nahl [16]: 89)

dan al-An’am ayat 37-38:

‫اَّلل قَ ِادر َعلَ ٰى أَ ْن يُنَ ِزَل آيَةا َولَٰكِ َّن أَ ْكثَ َرُه ْم‬ ِ ِ ِ
ََّ ‫َوقَالُوا لَ ْوََل نُ ِزَل َعلَْيه آيَة م ْن َربِه ۚ قُ ْل إِ َّن‬
ۚ ‫اح ْيهِ إََِّل أ َُمم أ َْمثَالُ ُك ْم‬ ِ ِ ِ
َ َ‫ض َوََل طَائ ٍر يَط ُري ِبَن‬ ِ ‫( َوَما ِم ْن َدابَّةٍ ِِف ْاْل َْر‬37)‫ََل يَ ْعلَ ُمو َن‬
(38) ‫اب ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُُثَّ إِ َ َٰل َرّبِِ ْم ُُْي َشُرو َن‬ ِ َ‫َما فََّرطْنَا ِِف الْكِت‬
“Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak
diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui". (37) Dan tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (38)
(QS. Al-An’am [6]: 37-38)

12 Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, (Jakarta:

Prenamedia Group, 2019), hal 46

10
Kemudian untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan penjelasan tafsir
ilmi.
Tafsir secara Bahasa mengikuti wazan taf’il, yang bermakna
menyingkap, menerangkan, dan juga menjelaskan makna-makna rasional.
Tafsir memiliki kata kerja fasara-yafsuru-fasran. Kata tafsir dan fasran
memiliki arti menjelaskan dan menyingkap, akan tetapi dalam Lisanul ‘Arab
kedua kata memiliki perbedaan. Kata al-fasr berarti menyingkap sesuatu yang
tertutup, sedangkan at-tafsir mengungkap kemusykilan suatu lafadz.13
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya kata tafsirah bahwasanya
terambil dari kata tafsir. Karena menurut mereka kata al-fasr memiliki arti
‘sebutan bagi sedikit air yang dipakai oleh seorang dokter untuk
mendiagnosis penyakit seorang pasien.14 Menurut Raghib Al-Asfahani (502
H/1108 M) kata al-fasr dan as-safr merupakan dua kata yang memiliki
kedekatan makna beserta lafadznya. Kata al-fasr memiliki makna
mengungkapkan makna yang abstrak, sedangan kata as-safr bermakna
menampakkan benda terhadap penglihatan mata. Safarat al-mar’atu sufura
(Perempuan tersebut menampakkan mukanya).15
Tafsir secara etimologi adalah sebagai berikut
1. Muhammad Husein ad-Dzahabi
Tafsir adalah ilmu yang membahas tentang maksud yang dinginkan
oleh Allah sesuai kemampuan manusia, yang tercakup di dalamnya
setiap sesuatu yang diperlukan untuk memahami makna dan
penjelasan yang dimaksudkan.16
2. Menurut Az-Zarkasyi
Tafsir adalah ilmu untuk memahami Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Muhammad, menerangkan makna-maknanya serta
mengeluarkan hukum dan hikmah-hikmahnya.17
Perlu diketahui di sini Ilmu Tafsir dan Tafsir sebenarnya merupakan
sesuatu yang berbeda. Tafsir adalah produk yang dihasilkan oleh ilmu Tafsir
tersebut, sedangkan ilmu tafsir adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
menghasilkan tafsir. Akan tetapi, para ahli tafsir umumnya tidak
menghiraukan tentang perbedaan antara tafsir dan ilmu tafsir, dikarenakan
keduanya memiliki hubungan yang cukup erat18.
Ilmi secara Bahasa adalah yang ilmiah atau bersifat ilmiah. Kata ilmi
dalam tafsir ilmi bermakna ilmu-ilmu eksperimen yaitu ilmu-ilmu yang dapat
dibuktikan melalui penelitian dan rasa, yang berfungsi sebagai alat bantu
untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ilmu eksperimen ini terbagi menjadi
dua yaitu: 1) ilmu alam seperti; fisika dan kimia, dan sebagainya 2) ilmu

13 Manna’ Al-Qaththan, Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, Terj: Aunur Rafiq El-Mazni

(Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2017), hal 407-408


14 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2007), hal 4
15 Manna’ Al-Qaththan, Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, hal 408
16 Muhammad Husein adz-Dzahabi, At-Tafsir wal-Mufassirun, Terj: Nabhani Idris,

(Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hal 4


17 Manna’ Al-Qaththan, Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, hal 409
18 Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah dan Perkembangannya, hal 6

11
kemanusiaan seperti ilmu sosial dan ilmu jiwa. Ilmu filsafat dan ketuhanan
bukan merupakan cakupan tafsir ilmi, dikarenakan para mufassir lebih
mengkerucutkannya pada ilmu-ilmu eksperimen ini, dan juga kedua ilmu
tersebut memiliki ranah tersendiri dalam penafsiran yaitu tafsir kalam/falsafi.
Tafsir Ilmi secara terminologi adalah sebagaimana yang diungkapkan
oleh beberapa Ulama yaitu:
1. Fahd al-Rumi mengatakan bahwasanya tafsir ilmi adalah upaya
seorang mufaasir untuk mengungkapkan relasi antara penemuan-
penemuan ilmu esperimen dengan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an
dengan maksud untuk menyibak kemukjizatan Al-Qur’an sebagai
sumber ilmu yang sejalan dan sejalan di setiap waktu dan tempat
2. Abd Al-Rahman berpendapat bahwasanya tafsir ilmi yaitu tafsir Al-
Qur’an yang dilandasi dengan uraian dan keterangan isyarat Al-
Qur’an yang menunjukkan keagungan Allah dalam mengatur ciptaan-
Nya.19
3. Husain az-Zahabi mengemukakan bahwasanya tafsir ilmi merupakan
tafsir yang membahas istilah-istilah ilmu pengetahuan yang
dituturkan oleh Al-Qur’an, serta berupaya untuk untuk menguak
dimensi saintifik dan menyingkap rahasia kemukjizatannya terkait
informasi-informasi sains yang belum terungkap pada masa turunnya
Al-Qur’an sehingga menjadi tanda bahwa Al-Qur’an bukan karangan
manusia melainkan, firman Allah swt.
4. Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI menyatakan bahwasanya tafsir
ilmi merupakan sebuah upaya untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an
yang mengandung isyarat ilmiah dari perspektif ilmu pengetahuan
modern.20
Jadi dari beberapa penjelasan di atas disimpulkan bahwasanya tafsir ilmi
merupakan salah satu corak tafsir yang berusaha untuk menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan ilmu-ilmu eksperimen yang memiliki
tujuan utama untuk mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an.

B. Sejarah Perkembangan Tafsir Ilmi


Menurut Ahmad Syirbasyi, sejak zaman dahulu umat Islam telah
berusaha untuk mengkorelasikan antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
Mereka berupaya untuk mengorek beberapa jenis ilmu pengetahuan dari ayat-
ayat Al-Qur’an. Walaupun Al-Qur’an tidak menyebut nama suatu ilmi secara
spesifik dan menjelaskannya secara rinci, namun isyarat ke arah tersebut
banyak terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satu landasan filosofinya
adalah pada surah Al-Hasyr ayat 53 yaitu:

19 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal


Khatulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 Hal 34-35
20 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan

Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2012), hal xxii

12
ِ ‫ي ََلُم أَنَّهُ ا ْْل ُّق ۗ أَوََلْ يك‬ ِ ِ ِ ‫سنُ ِري ِهم‬
‫ْف‬ َ َ َ ْ َ َّ َ‫آَيتنَا ِِف ْاآلفَاق َوِِف أَنْ ُفس ِه ْم َح َّ َّٰت يَتَب‬
َ ْ َ
‫ك أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِل َش ْي ٍء َش ِهيد‬
َ ِ‫بَِرب‬
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwasanya penafsiran Al-Qur’an


melalui pendekatan ilmu pengetahuan sangat mungkin untuk dilakukan.
karena kemungkinan besar dimensi ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an
dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. 21
Pada abad pertama hijriah tepatnya pada saat pembukaan kota-kota,
Islam telah mengenalkan muslimin terhadap nuansa pemikiran baru, berbaur
dengan umat agama lain yang memiliki latar belakang pemikiran berbeda,
oleh sebab itu terjadilah proses asimilasi di antara kaum muslimin dan non-
muslimin kala itu.22
Perkembangan terus berjalan hingga pada masa kebangkitan intelektual
Islam yaitu pada masa Bani Abasyiah. Gerakan ini ditandai dengan proyek
penerjemahan karya-karya berbahasa Persia, Sanskerta, Suriah, dan Yunani
ke Bahasa Arab.23 Gerakan penerjemahan ini berlangsung dalam 3 fase. Fase
pertama pada masa khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase
ini karya-karya dalam bidang astronomi dan manthiq banyak diterjemahkan.
Fase kedua berlangsung pada masa khalifah al-Ma’mun sampai tahun 300 H.
Buku-buku yang diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran.
Fase terakhir yaitu setelah tahun 300 H, tepatnya setelah adanya pembuatan
kertas, bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan makin meluas.24
Pada masa pemerintahan ini umat Islam tidak hanya mentransfer ilmu
pengetahuan dari luar saja, akan umat Islam kala itu mampu mengembangkan
pengetahuan melebihi apa yang mereka dapatkan, sehingga mampu melebihi
ilmuwan-ilmuwan non-muslim.25
Dengan masuknya ilmu-ilmu pengetahuan tersebut, Tafsir bi al-ra’yi
yaitu tafsir dengan metode rasional yang lebih banyak bertumpu pada
pendapat dan pemikiran daripada hadis dan pendapat sahabat berkembang

21 Badri Khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2004), hal 108


22 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal

Katulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 hal 36


23 Philip K. Hitti, History of the Arabs, Terj: Cecep Lukman Yakin, (Jakarta: Serambi

Ilmu Semesta, 2010) hal 381


24 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2014), hal 146
25 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal

Khatulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 Hal 36

13
pesat. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu filsafat, ilmu
teologi, ilmu logika, serta ilmu pengetahuan lainnya.26 Puncaknya yaitu pada
saat dikemukakan terdapatnya kesesuaian ilmu Yunani dengan ayat-ayat Al-
Qur’an, dan hal ini malah memperkuat validitas mukjizat Al-Qur’an.
Contohnya seperti yang dikatakan oleh filsuf Yunani tentang 7 macam planet
dalam ilmu astronomi, yang kemudian dalam penafsiran disebut sebagai al-
samawat al-sab’u (tujuh tingkatan langit). Inilah yang menjadi pemicu utama
yang melatarbelakangi perkembangan metode penafsiran Al-Qur’an dengan
corak tafsir ilmi, yang mana corak tersebut menarik perhatian para ilmuwan
dan kaum intelektual.
Menurut Muhammad Ali ar-Ridhai, para ulama tafsir membagi
perkembangan tafsir ilmi menjadi 3 periode, yaitu:
1. Periode Pertama di mulai dari abad ke-2 hingga ke-5 hijriah, yaitu
pada saat penerjemahan buku-buku peninggalan Yunani ke dalam
Bahasa Arab. Para Ulama Muslim seperti Ibnu Sina berusaha untuk
mendalami kesesuaian Sebagian ayat-ayat Al-Qur’an terhadap teori-
teori Ptolomeus.
2. Periode kedua dimulai dari abad ke-6 hijriah, yaitu ketika ulama-
ulama muslim mulai berusaha untuk memisahkan ilmu pengetahuan
dan filsafat Yunani dari ajaran Al-Qur’an al-Karim, dengan sebab
adanya dakhil terhadap ajaran agama Islam. Pelopor dari Gerakan ini
adalah Abu Hamid Al-Ghazali.
3. Periode ketiga dimulai sejak abad ke-18 Masehi, yaitu masa
perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa, pada masa ini banyak
terdapat buku-buku yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Eropa
seperti fisika, kimia, dan kedokteran. Perkembangan ilmu
pengetahuan ini kemudian berdampak dengan adanya pemisahan
antara ilmu pengetahuan dan agama yang dianut oleh masyarakat
Eropa kala itu. Teori-teori pengetahuan yang ditemukan oleh
ilmuwan barat kala itu selalu berseberangan dengan pendapat gereja.
Buku-buku agama menurut mereka hanya berisikan kisah tahayul
dan doktrin yang tidak masuk akal, yang membuat mereka terkurung
dalam kebodohan.

Perkembangan ini membawa pengaruh besar dalam dunia Islam. para


Ulama mengembangkan tafsir ilmi guna membuktikan kemukjizatan Al-
Qur’an. Dan hal tersebut terbukti bahwa Islam dapat menjawab tantangan
tersebut.27
Di era modern tafsir ilmi muncul Kembali pada tahun 1880 melalui karya
Muhammad bin Ahmad al-Iskandari yaitu seorang sarjana yang memiliki
latar belakang fisika dalam karyanya Kasyf al-Asrar al-Nuraniyah Al-
Qur’aniyah fi Ma Yata’allaq bi al-Ajram al-Samawiyah wa al-Ardhiyah wa

26 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1993) hal 56
27 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal
Khatulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 Hal 37

14
al-Hayawanat wa al-Nabatat wa al-Jawahir al-Madaniyah. Karya ini
dipublikasikan dua tahun sebelum penjajahan Inggris. Selanjutnya muncul
tokoh-tokoh lainnya seperti Mushtofa Shadiq al-Rafi dengan karyanya I’jaz
Al-Qur’an, ‘Abd al-Rahman al-Kawakibi dengan karyanya Thaba’I al-
Istibdad wa Mashari’ al-Istib’ad, Dr. ‘Abd al-‘Aziz Isma’il dalam karyanya
al-Islam wa al-Tibb al-Hadits, dan yang paling fenomenal adalah Thantawi
Jauhari (1870-1940) dalam karyanya al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an28.

Di era modern ini juga tafsir ilmi makin meluas dan populer hal tersebut
disebabkan beberapa faktor:
1. Pengaruh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan Bangsa Eropa
terhadap dunia Arab dan Muslim. Dan hegemoni tersebut disebabkan
karena bangsa Eropa memiliki superioritas dalam bidang teknologi.
2. Munculnya kesadaran untuk membangun rumah baru bagi peradaban
Islam setelah mengalami dualisme budaya yang tercermin dalam
sikap dan pemikiran. Yaitu “berhati Islam dan berbaju Barat. Pada
hakikatnya tafsir ilmi ingin membentuk kesatuan budaya melalui
hubungan harmonis antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Di
samping itu juga para penggagas tafsir ingin menunjukkan kepada
dunia bahwasanya agama Islam tidak kontradiktif dengan ilmu
pengetahuan. Ia berbeda dengan Eropa masa lampau yang mana para
ilmuwan kala itu menjadi korban apabila bertentangan dengan gereja.
3. Perubahan cara pandang kaum Muslimin Modern terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an, terutama dengan munculnya penemuan-penemuan
modern pada abad 20. Seiring ditemukannya seorang Muslim modern
melihat adanya penafsiran yang lebih jauh dari apa yang diungkapkan
oleh tafsir-tafsir terdahulu.
4. Memahami Al-Qur’an dengan pendekatan ilmu sains modern bisa
menjadi Ilmu Kalam Baru. Dahulu ajaran Al-Qur’an diperkenalkan
dengan pendekatan logika dan filsafat sehingga menghasilkan ribuan
karya ilmu kalam, pada masa modern ini tafsir dengan pendekatan
ilmu sains modern dapat menjadi alternatif. Di dalam Al-Qur’an
terdapat kurang lebih 750-1000 ayat kauniyyah, sementara ayat-ayat
hukum hanya sekitar 250 ayat.29

C. Kontroversi Tafsir Ilmi


Tafsir ilmi telah lama diperdebatkan oleh beberapa ulama, dari ulama
klasik hingga modern. Puncak dari pertentangan tafsir ilmi adalah
penentangan ulama terhadap Tafsir Al-Jawahir karya Thantawi Jauhari yang
mencantumkan banyak gambar dalam tafsirnya bagaikan ensiklopedia yang
diterbitkan pada awal abad ke 20. Para ulama yang menentangnya

28 Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, hal 191


29 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Sains,, hal xxiii-xxiv

15
mengatakan bahwasanya Tafsir Al-Jawahir tersebut mengandung segalanya
bagaikan ensiklopedia kecuali tafsir itu sendiri.
Kontroversi tersebut kemudian menjadi fenomenal, ketika pada tahun
1976 seorang dokter dari Prancis, Maurice Bucaille, menuliskan bukunya
yang berjudul The Bible, The Quran and Science. Bukunya tersebut
mengungkapkan keserasian Al-Qur’an dengan fakta-fakta sains modern
mutakhir di bidang biologi, geologi dan kosmologi yang hal tersebut
sebelumnya belum diketahui orang pada zaman dahulu.30
Ulama klasik yang mendukung tafsir ilmi adalah al-Ghazali, ar-Razi, al-
Mursi, as-Suyuthi dan ulama modern yang mendukungnya yaitu Muhammad
Abduh, Tantawi Jauhari, Hanafi Ahmad. Selanjutnya Ulama-ulama yang
mennetang tafsir ilmi yakni asy-Syatibi dari kalangan ulama klasik dan
Mahmud Syaltut, Amin al-Khuli, dan Abbas Aqqad dari kalangan ulama
modern.31
Ulama yang mendukung tafsir ilmi berpendapat bahwasanya model
penafsiran dengan corak tafsir ilmi, membuka kesempatan bagi mufassir
untuk mengembangkan potensi keilmuan yang telah dan akan dibentuk dalam
dan dari Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya sebagai ilmu agama yang bersifat
I’tiqadiyah (keyakinan) dan amaliah (perbuatan). Ia juga tidak hanya disebut
al-ulum al-diniyah wal I’tiqadiyah wal amaliyyah, akan tetapi meliputi semua
ilmu keduniaan yang beraneka ragam jenis dan bilangannya32.
Sedangkan mereka yang menentang tafsir ilmi berargumentasi antara
lain:
1. Kerapuhan Filologis (kebahasaan)
Al-Qur’an diturunkan kepada bangsa arab dengan bahasa
mereka, oleh karena itulah ia tidak akan memuat sesuatu yang mereka
tidak mampu memahaminya. Para sahabat tentu lebih mengetahui Al-
Qur’an dan apa yang dimuat di dalamnya, dan tidak ada di antara
seorang sahabat yang berpendapat bahwasanya Al-Qur’an mencakup
seluruh ilmu pengetahuan.
2. Kerapuhan Teologis
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, yang
mengandung pesan etis keagamaan baik hukum, akhlak, muamalah
maupun akidah. Al-Qur’an berkaitan dengan pandangan manusia
terhadap hidup, bukan teori-teori ilmiah. Ia merupakan buku petunjuk
dan bukan buku ilmiah, oleh karena itulah isyarat-isyarat ilmiah yang
terkandung dalam Al-Qur’an dikemukakan dengan konteks petunjuk
bukan menjelaskan teori-teori baru.
3. Kerapuhan Logikanya
Ilmu pengetahuan memiliki sifat dinamis dan berubah-ubah. apa
yang dianggap salah pada masa silam, boleh jadi diakui

30 Tim Tafsir Ilmi Salman ITB, Tafsir Ilmi Salman, hal 25


31 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Sains, hal xxiv
32 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, hal 208

16
kebenarannya pada masa sekarang dan begitu pula sebaliknya. Dan
hal tersebut menunjukkan bahwasanya ilmu pengetahuan pada
hakikatnya relatif dan subjektif. Oleh karena itu tidak patut bagi
seorang mufassir untuk menafsirkan sesuatu yang kekal dan absolut
(Al-Qur’an) dengan sesuatu yang relatif dan berubah-ubah.33
Untuk di masa sekarang kritik utama para cendekiawan muslim
terhadap tafsir ilmi adalah bahwasanya para ilmuwan Muslim
mencari-cari kebenaran sains modern di dalam Al-Qur’an untuk
menunjukkan keunggulan Islam sebagai kompensasi apologetis
terhadap rasa rendah diri mereka akan ketertinggalan umat Islam di
bidang Sains dari dunia Barat.34
Untuk mengetengahi masalah ini Abdul Madjid al-Salam al-
Muhtasib berkomentar, “Tujuan utama penafsiran Al-Qur’an
menurut mufassir dulu adalah ialah menerangkan hal-hal yang
dikehendaki dalam Allah dalam kitab-Nya tentang akidah dan
hukum-hukum syariat. Tetapi, Ketika umat Islam terjangkiti
perpecahan internal, mereka melupakan tujuan utama dari
penafsiran Al-Qur’an itu dan lebih berorientasi pada penafsiran
yang membabi buta dan cenderung membela dan mempertahankan
mazhabnya. Mereka lupa diri dari tujuan semula tatkala menafsirkan
Al-Qur’an, yang sesungguhnya menuntut terhadap kecermatan dan
objektifitas. Dedikasi mereka bergeser kepada penafsiran yang
bersifat subjektif yang bahkan menyimpang dari dasar tujuan
penafsiran itu sendiri. Jika ini yang menjadi faktor penyebabnya,
seyogyanya tidak perlu melarang secara berlebihan adanya
pengembangan tafsir ilmi itu. Tetapi, para pendukungnya perlu
dingatkan dan diluruskan pendiriannya agar dalam menafsirkan Al-
Qur’an tidak mengabaikan sisi akidah dan Syariah yang menjadi
bagian penting dari tujuan penurunan Al-Qur’an, yakni sebagai
petunjuk bagi manusia.”35

33 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan


Sains, hal xxiv-xxv
34 Tim Tafsir Salman ITB, Tafsir Salman, hal 26
35 Ahmad Izzan , Metodologi Ilmu Tafsir, hal 208

17
BAB III
KORELASI PENAFSIRAN AL-QUR’AN DAN SAINS

A. Serangga Perspektif Al-Qur’an


Allah menciptakan berbagai hewan di muka bumi ini bermacam-macam
dengan sedemikian rupa serta diatur kehidupannya sehingga mereka dapat
bertahan hidup di muka bumi. Misalnya hewan-hewan di muka bumi bernafas
dengan cara yang berbeda-beda, ada yang bernafas dengan insang, trakea,
pundi-pundi udara, paru-paru, dan sebagainya. Allah pulalah yang
menjadikan hewan-hewan kecil seperti serangga tidak dapat bertumbuh lebih
besar lagi dan begitu pula sebaliknya.36 Karena tatanan di muka bumi akan
berantakan apabila serangga yang merupakan hewan yang dengan populasi
terbanyak saat ini misalnya dapat tumbuh sebesar singa.37 Begitulah Allah
menganugerahi hewan-hewan di muka bumi ini sesuai dengan porsinya
masing-masing38. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang
menjelaskan juga tentang makhluk hidup yang lain selain jin dan manusia
yaitu:
a. Firman Allah dalam Surah Al-A’la Ayat 2-3

ِ ِ
َ ‫( َوالَّذي قَد‬2) ‫الَّذي َخلَ َق فَ َس َّو ٰى‬
(3) ‫َّر فَ َه َد ٰى‬
“Yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang
menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS. Al-A’la
[87]: 2-3)

Maksud ayat di atas adalah Allah menciptakan seluruh hidup itu ‫فَ َس َّو ٰى‬.
Menurut Wahbah Az-Zuhaili ‫فَ َس َّو ٰى‬ bermakna Allah menyempurnakan
makhlukNya yaitu menjadikan bagian-bagiannya cocok, dan tidak tertukar
serta diatur dalam aturan yang sempurna.39 Sedangkan menurut Ibnu Katsir
dijelaskan bahwa ‫فَ َس َّو ٰى‬ bermakna Allah menciptakan makhluk dan
menyempurnakannya dengan bentuk yang sebaik-baiknya.40 Sedangkan

36 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap

Fenomena”, hal 242


37 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 6
38 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap

Fenomena”, hal 242


39 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Terj: Abdul Hayyie al Kattani, dkk., Cet 1,

(Jakarta: Gema Insani, 2013), jilid 15 hal 486


40 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir, Terj. Abdul

Ghoffar, (Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i, 2007), cet. 4, jilid 8, hal 451

18
menurut M. Quraish Shihab ‫ فَ َس َّو ٰى‬berarti menyeimbangkan sesuatu dari segi
kualitas dan kuantitasnya dengan sesuatu yang lain. Pada konteks ini
maksudnya adalah Allah menyempurnakan penciptaan makhluk dari sisi
kualitas dan kuantitasnya serta menyeimbangkannya sesuai dengan kadarnya
masing-masing.41
Selain itu juga Allah telah memberi takaran ( ‫َّر‬
َ ‫ )قَد‬yang sesuai terhadap
setiap makhluknya, sehingga mereka tidak dapat melampaui batas ketetapan
tersebut sekaligus Allah menunjukkan kepada makhluk-makhlukNya itu arah
yang seharusnya mereka tuju ( ‫)فَ َه َد ٰى‬. 42
Atau pada konteks hewan dapat kita
pahami bahwasanya Allah menganugerahi insting kepada mereka.
Pada surah Al’Ala ayat keempat Allah menjelaskan bahwa Dia juga yang
menentukan kadar makhluknya ‫قَدَّر‬. Menurut Wahbah Az-Zuhaili secara

bahasa ‫قَدَّر‬ bermakna, menjadikan segala sesuatu dengan ukuran-ukuran


khusus, yakni Meletakkan ukuran tersendiri bagi setiap makhluk hidup. Dan
Allah juga menentukan kadar jenis segala sesuatu seperti macam, ukuran,
sifat, perbuatan, dan ajalnya.43 Sedangkan ‫ فَ َه َد ٰى‬bermakna memberitahukan
manfaat diciptakan dan menjelaskan jalan yang baik dan jalan yang buruk
kepadanya dengan cara diberi kecenderungan, ilham, dan juga berbagai
tanda-tanda.
Jadi maksud ayat ini adalah bahwa Allah menentukan ukuran yang sesuai
bagi setiap makhluknya dan menganugerahinya sesuatu yang pantas baginya,
kemudian memberitahunya petunjuk serta kegunaannya. Atau dapat pula
dikatakan bahwa Allah menentukan anggota badan setiap makhluk dan
menyusunnya dalam bentuk khusus sehingga menjadi bentuk yang kuat.44
Di dalam Tafsir Al-Quran Al-Adzim, Mujahid mengatakan bahwa makna
surah Al-A’la ayat 4 lebih khusus berkaitan dengan manusia dan hewan
ternak yang diberi petunjuk oleh Allah.

.‫ام لِ َمَراتِعِ َها‬ ِ َّ ‫لش َقاوةِ و‬


َ ‫ َوَه َدى ْاْلَنْ َع‬،‫الس َع َادة‬
ِ ِ ‫ال ُُم‬
ِْ ‫ َه َدى‬:‫اهد‬
َ َ َّ ‫اْلنْ َسا َن ل‬ َ َ َ‫ق‬

41 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009), jilid 15,
hal 234
42 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009), vol 15, hal
234-235
43 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 486
44 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 488

19
“Memberi petunjuk kepada manusia jalan menuju kesengsaraan dan
jalan menuju kebahagiaan. Dan memberikan petunjuk kepada binatang
ternak untuk pergi ke tempat penggembalaannya”.45

b. Firman Allah dalamSurah Fussilat Ayat 53

ِ ‫ي ََلُم أَنَّهُ ا ْْل ُّق ۗ أَوََلْ يك‬


َ ِ‫ْف بَِرب‬ ِ ِ ِ ‫سنُ ِري ِهم‬
‫ك‬ َ َ َ ْ َ َّ َ‫آَيتنَا ِِف ْاآلفَاق َوِِف أَنْ ُفس ِه ْم َح َّ َّٰت يَتَب‬
َ ْ َ
‫أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِل َش ْي ٍء َش ِهيد‬
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat
[54]: 53)
Pada masa Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ ‫آَيتِنَا‬
َ (tanda-tanda) yang dijanjikan oleh
ayat ini adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi kala itu yang berupa
kemenangan-kemenangan kaum muslimin dalam peperangan di berbagai
daerah, kematian tokoh kaum musyrikin dan juga segenap peperangan yang
dimenangkan oleh kaum muslimin pada saat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬telah wafat.
Pada masa ini ayat ‫اق َوِِف أَنْ ُف ِس ِه ْم‬
ِ َ‫ ( آَيتِنَا ِِف ْاآلف‬tanda-tanda (kekuasaan)
َ
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri) berarti rahasia-
rahasia alam serta keajaiban ciptaan Allah pada diri manusia melalui
penelitian dan pengamatan ilmuwan. Yang mana hal-hal tersebut
membuktikan keesaan serta kekuasaan Allah sekaligus kebenaran Al-Qur’an.
Jadi Allah telah mengungkap untuk manusia ayat-ayat-Nya di segenap
penjuru sejak ayat ini diturunkan. Dan hal ini terus berlanjut karena setiap
saat lahir suatu penemuan hakikat penemuan baru yang belum dikenal.
Pada ayat ini Allah berfirman dengan menggunak dhomir jamak (plural)
yaitu ‫ َسنُ ِري ِه ْم‬. Ketika Allah menggunakan dhomir jamak pada firman-Nya,
maka maknanya adalah terdapat keterlibatan selain Allah terhadap konteks
yang diungkapkan. Jadi makna ‫( َسنُ ِري ِه ْم‬Allah akan memperlihatkan kepada
mereka) menunjukkan adanya keterlibatan ulama dan cendikiawan, untuk
menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah dan juga kebenaran Al-Qur’an.46

c. Firman Allah dalam Surah Al-An’am Ayat 38

45 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 8 hal 451
46 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, vol, 12 hal 90-91

20
‫اح ْيهِ إََِّل أ َُمم أ َْمثَالُ ُك ْم ۚ َما فََّرطْنَا ِِف‬ ِ ِ ِ
َ َ‫ض َوََل طَائ ٍر يَط ُري ِبَن‬ ِ ‫َوَما ِم ْن َدابَّةٍ ِِف ْاْل َْر‬
‫اب ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُُثَّ إِ َ َٰل َرّبِِ ْم ُُْي َش ُرو َن‬
ِ َ‫الْكِت‬
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am [6]; 38)

Ayat ini masih berkaitan dengan ayat sebelumnya. Yaitu Al-An’am ayat
37

‫اَّللَ قَ ِادر َعلَى أَ ْن يُنَ ِزَل آيَةا َولَكِ َّن‬


َّ ‫َوقَالُوا لَ ْوََل نُ ِزَل َعلَْيهِ آيَة ِم ْن َربِهِ قُ ْل إِ َّن‬
‫أَ ْكثَ َرُه ْم ََل يَ ْعلَ ُمو َن‬
“Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak
diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui". (QS. Al-An’am [6]: 37)

Di dalam ayat 37 surah Al-An’am dijelaskan bahwa Allah berkuasa


dalam menurunkan tanda kebesaran-Nya dan seluruh mukjizat. Kemudian
pada ayat 38 Surah Al-An’Am ini mukjizat tersebut dibuktikan pada ayat ini.
Bukti tersebut berupa tentang adanya penjagaan. Pertolongan, rahmat, dan
kebajikan Allah Swt terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi.47
ٍ‫َدابَّة‬ menurut Wahbah Az-Zuhaili yaitu mencakup manusia dan hewan
yang berjalan di atas bumi. Menurut beliau maksud ayat ini adalah
bahwasanya seluruh makhluk hidup di muka bumi ini baik yang berjalan di
atas bumi maupun burung-burung yang terbang di langit adalah ciptaan Allah.
Mereka merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup seperti manusia.
Mereka juga memperoleh rizki, memiliki ajal tertentu, aturan-aturan, kondisi,
serta memiliki tabiat-tabiat tersendiri. Mereka tidak luput dari aturan Allah,
serta Allah juga menjaga mereka.
Tujuan Allah menyebutkan ِ ‫َدابَّةٍ ِِف ْاْل َْر‬
‫ض‬ (hewan yang berjalan di
muka bumi) secara khusus agar orang-orang yang kafir tersebut dapat
melihatnya secara langsung. Bahwa tidak ada satu pun dari makhluk-

47 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 4, hal 184

21
makhluk tersebut yang terlalaikan, baik rizki maupun keteraturan, baik yang
ada di darat, laut, maupun di udara.48
Tidak jauh berbeda dari hal tersebut, M Quraish Shihab menjelaskan
bahwa ayat ini menjelaskan tentang kebesaran kekuasaan Allah Swt. dalam
rangka membuktikan keagunganNya memenuhi permintaan kaum kafir pada
ayat sebelumnya. Ayat ini menerangkan bahwasanya bukti-bukti tersebut
dapat dilihat oleh seluruh umat manusia dari generasi ke generasi. Bukti-bukti
tersebut antara lain keberadaan binatang-binatang di permukaan bumi dan
burung-burung yang terbang di udara, yang kesemuanya mirip dengan
manusia. Masing-masing memiliki ciri, kekhususan, dan sistem tersendiri
yang dianugerahkan oleh Allah Swt.49
Kemiripan manusia dengan binatang-binatang laut, darat, dan udara
yang dimaksud pada ayat tersebut adalah keserupaannya dalam berbagai
bidang. Misalnya mereka juga hidup, beranjak dari kecil hingga besar,
memiliki naluri, penindasan yang kuat atas yang lemah dan lain-lain. Akan
tetapi tentu saja keserupaan manusia dengan binatang-binatang tersebut tidak
menyangkut dalam segala aspek. Keserupaan tersebut membuktikan bahwa
Allah tidak menciptakannya sia-sia, keberadaanya pun memiliki tujuan dan
masing-masing tidak terhalangi untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan
potensi yang diberikan oleh Allah.50
Keberadaan ciptaan-ciptaan Allah Swt. juga merupakan sebab manusia
dapat melakukan imitasi-imitasi biologi yang bermanfaat bagi manusia. Di
antaranya adalah:
1) Melalui cara terbang burung, Wright bersaudara mendapatkan
inspirasi untuk membuat pesawat pertama pada tahun 1903.51
2) Kemampuan lalat yang dapat terbang ke segala arah menginspirasi
peneliti untuk mengembangkan pesawat mata-mata. 52
3) Kemampuan capung yang dapat merubah arah dalam waktu singkat
membantu penelitian pembuatan pesawat tempur. 53
4) Keunikan kumbang permata yang bertelur pada pohon yang
terbakar, diaplikasikan oleh ilmuwan untuk mengembangkan
penelitian sensor pendeteksi kebakaran hutan.54
Semua hewan dan perilaku mereka telah diteliti oleh para ilmuwan dari
generasi ke generasi bahkan dengan bantuan alat paling canggih sekalipun.
Setiap kali peralatan dan pengetahuan manusia bertambah maju, penelitian
itu juga menyingkap adanya sesuatu keteraturan yang sangat tinggi dalam

48 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 4 hal 185


49 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 3, hal 411
50 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap

Fenomena”, hal 243


51 Tom Jackson, Inside A Helicopter, Terj: Penerbit Pakar Karya, (Bandung: Penerbit

Pakar Karya, 2006) hal 4


52 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, Terj: Lusiani Saputra,

Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2020 hal terakhir cover


53 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal terakhir cover
54 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal terakhir cover

22
kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya keteraturan dalam hal migrasi,
pertumbuhan, perlindungan diri, mencari makan dan sebagainya.55

B. Pengertian Serangga Menurut Saintis


1. Pengertian Serangga
Serangga merupakan binatang kecil yang memiliki 6 kaki. Tubuh
serangga dibagi menjadi tiga bagian. Untuk menutupi dan melindungi
bagian tubuhnya, serangga memiliki lapisan kerangka luar yang
fungsinya layaknya baju perang.56 Semua makhluk hidup di muka bumi
diklasifikasikan menjadi 5 bagian. Yaitu Monere (bakteri), Protista
(Organisme bersel tunggal), Plantae (tumbuhan), Animalia (hewan),
Fungi (jamur).
Serangga merupakan bagian dari Animalia. Umumnya orang awam
apabila disebutkan serangga, maka yang terbayang dalam pikirannya
adalah sesuatu yang kecil, merayap, dan dapat terbang. Menurut ahli
zoologi nama serangga tertuju pada satu kelas yaitu Insekta. Kemudian
diklasifisikan lagi (Filum) berdasarkan bentuk tubuh yang secara umum
sama. Serangga diklasifikasikan dalam filum Arthropoda (kaki yang
berbuku-buku) kemudian filum ini diklasifisikan menjadi beberapa kelas
yaitu Crustacea (kepiting, lobster, dan udang), Arachnida (laba-laba-
kalajengking, tungau, kutu), dan Myriapoda (kaki seribu, lipan).
Dunia dipenuhi oleh serangga. Berdasarkan riset penelitian, Insekta
(kelas Serangga) merupakan kelas yang paling beragam, sehingga tidak
memungkinkan untuk mengetahui jumlah yang tepat dari seluruh jenis
serangga. Karena setiap tahun, 7000 jenis serangga baru ditemukan,
khususnya jenis kumbang, lalat, dan tawon parasit. Akan tetapi ratusan
bahkan ribuan jenis serangga lainnya telah punah setiap tahun sebelum
sempat teridentifikasi, hal tersebut disebabkan oleh kerusakan hutan. 57
Untuk lebih gamblangnya dapat dianalogikan dengan perbandingan
setiap satu orang dunia berbanding dengan seratus juta serangga. 58 Hal
ini disebabkan karena serangga memiliki kemampuan reproduksi tinggi
dalam waktu yang relatif singkat sehingga menyebabkan keragaman
genetiknya menjadi lebih banyak. Faktor yang lain juga disebabkan
kemampuan serangga yang dapat berkembang biak hampir di semua
tempat bahkan di tempat ekstrem sekalipun, seperti di padang pasir
bahkan di Antartika sekalipun. 59
Salah satu contohnya adalah Belgica Antartika. Serangga ini
merupakan salah satu spesies agas yakni serangga yang tidak dapat

55 Nadiah Thayyarah, Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani, hal 543


56 Wardani, Seri Pengetahuan Anak Serangga, (Makassar: Penerbit Citra Adi
Bangsa, 2007), hal 6
57 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, (Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti, 2007),

hal 1
58 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, hal 6
59 Dini Siti Anggraeni, Peranan Serangga Dalam Kehidupan, (Jakarta: Ganeca Exac,

2008), hal 2-3

23
terbang. Serangga ini memiliki ordo Diptera yang merupakan ordo yang
sama dengan nyamuk. Faktor yang menjadi sebab Belgica Antartika
dapat bertahan hidup di Antartika adalah karena ia dianugerahi
kemampuan untuk bertahan hidup di suhu rendah. Antartika merupakan
habitat yang paling ekstrim di muka bumi. Lebih dari 99.6% areanya
tertutup es dan salju secara permanen. Walaupun demikian, spesies
serangga telah ditemukan hidup di Antartika pada tahun 1900.60
Faktor pendukung juga yaitu serangga memiliki kerangka luarnya
yang kuat, kemampuan terbangnya, dan ukuran tubuhnya yang mungil.61
Bahkan ada jenis serangga yaitu kecoak yang telah hidup selama lebih
dari 300 juta tahun lalu.62 Hal tersebut karena kecoak dianugerahi dengan
daya tahannya terhadap radiasi, dan diperkirakan ia merupakan salah
satu makhluk yang akan hidup apabila terjadi perang nuklir.63 Kecoa juga
memiliki memiliki resistensi terhadap racun. Apabila Seekor kecoak
mati disebabkan oleh racun, maka anak-anak kecoak akan terlahir
dengan tubuh yang memiliki resistensi terhadap racun tersebut. Faktor
pendukung juga karena ketika dalam bahaya, kecepatan dan kecerdasan
kecoak meningkat. Kecepatan kecoak meningkat menjadi 150 km/jam
dan meningkatkan IQ hingga 340.64 Makanan dari serangga ini adalah
hampir semua bahan organik dan anoraganik.65 Kecoak memakan
sayuran, makanan busuk, bahkan material sintetis seperti plastik.66
Serangga merupakan hewan yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, walaupun di sisi lain serangga dapat melakukan
kerusakan.67 Selama lebih dari 300 juta tahun, serangga telah
mendominasi/menguasai bumi karena merekalah jenis hewan pertama di
bumi.68 Peran serangga dalam hubungannya dengan tumbuhanlah yang
membuat manusia dapat hidup di muka bumi ini.69
Contohnya adalah kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang
memiliki jasa sangat besar terhadap kelangsungan hidup manusia.
Penyerbukan bunga yang dilakukan oleh kupu-kupu hingga
menghasilkan buah dan bibit menjadikan tumbuhan hidup lestari,

60 Iryna Kozeretska, Svitlana Serga, Pavlo Kovalenko, Volodymyr Gorobchyshyn,


and Peter Convey, Belgica Antartica (Diptera: Chironomidae): A Natural Model Organism
for Extreme Environments, Insect Science, 2021, 0, 1-19 , hal 1
61 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates. Terj: Imam

Setiadji, (Bandung: Pakar Raya Pustaka, 2013), hal 6


62 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, Terj:

Alexander Sindoro, (Tangerang: Karisma Publishing Group, 2010), hal 119


63 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 119
64 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, Terj: Lusiani Saputra,

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2020) hal 86


65 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 119
66 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 86
67 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, hal 6
68 Wardani, Seri Pengetahuan Anak Serangga, hal 6
69 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 22

24
sehingga dapat menjaga keseimbangan makhluk hidup lainnya. Di
samping itu pula sutera alam yang berasal dari benang ulat sutera telah
ribuan tahun dipergunakan manusia sebagai bahan pakaian. Salah satu
penelitian para ilmuwan juga telah memanfaatkan zat hormon kelamin
kupu-kupu betina untuk keperluan pertanian dan perminyakan. Hasil
penelitian tersebut menghasilkan pertanian mereka terlindung dari kupu-
kupu perusak dan juga dapat berguna untuk memantau kebocoran pipa
gas dan minyak bumi, yang mana hal tersebut banyak menghabiskan
biaya dan waktu.70
Selain itu semut dan kumbang juga memiliki peran untuk
menyuburkan tanaman. Melalui hasil galian semut dan kumbang air hujan
masuk ke dalam tanah, sehingga membantu tanaman tumbuh. Serangga
juga adalah pembersih alami. Mereka mengkonsumsi sampah yang
terletak di tanah.71

2. Anatomi Serangga
Serangga merupakan hewan yang memiliki 3 bagian tubuh yaitu
bagian kepala, dada, dan perut. Di kepala terdapat 2 buah antena dan 2
jenis mata, yaitu Ocellus (mata tunggal), dan Ommateum (mata
majemuk). Dada serangga terbagi menjadi dada depan (prothorax), dada
tengah (mesothorax), dan dada belakang (metathorax). Di setiap dada
terdapat sepasang kaki. Sehingga seluruh kakinya berjumlah 6 buah.
Spesies ini ada yang dianugerahi sayap dan ada pula yang tidak.72
Gambar 3.1
Struktur Tubuh Serangga73

Serangga dianugerahi mata berupa omatidium berbentuk segi enam


yang berkumpul menjadi satu mata yang disebut sebagai mata majemuk
(omateum). Jumlah omatidium serangga sekitar 200-28.000 buah. Dalam

70Dahlan Djzazh, Serangga yang Sangat Berjasa, hal 3


71Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 7
72 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, Terj: Iwan Wildana, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2010), hal 18-19


73 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 18

25
mata majemuk serangga, masing-masing mata menerima gambar dan
masing-masing mata hanya menerima sinar yang masuk dengan garis
lurus. Lalu potongan-potongan gambar itu dikumpulkan di saraf mata,
dan terbentuklah gambar yang sempurna yang kemudian dikirimkan ke
otak. Disebabkan banyak potongan gambar yang masuk ke mata melalui
mata majemuk, serangga dapat melihat benda yang bergerak dengan jelas.
Di sisi lain serangga juga memiliki 2-3 mata tunggal yang berfungsi
mengetahui terang dan gelap. 74

Gambar 3.2
Struktur Kepala Serangga75

74 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 21


75 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 20

26
Gambar 3.3
Perbandingan Struktur Mata Manusia dan Serangga 76

Serangga tidak memiliki lidah dan hidung. Sebagai gantinya,


serangga dianugerahi antena yang berfungsi sebagai lidah dan hidung
yang dapat membedakan bau dan mencari makanan. Contohnya kupu-
kupu menggunakan antenanya untuk mengetahui bau teman-temannya.
Kecoa menggunakan antenanya untuk mencari makanan.77
Serangga memiliki mulut yang bermacam-macam. Misalnya mulut
untuk mengunyah yang terdapat pada belalang, mulut untuk menghisap
yang terdapat pada kupu-kupu, mulut untuk menjilat yang terdapat pada
lalat, dan mulut untuk menusuk yang terdapat pada nyamuk. Terdapat
juga serangga yang bentuk mulutnya berubah ketika masih muda dan
setelah dewasa. (itu karena makanan serangga itu juga berbeda, padahal
Allah lah yang menciptakan) Contohnya adalah ngengat dan larva kupu-
kupu (ulat) memiliki mulut untuk mengunyah karena makanan mereka
daun, setelah dewasa, mulutnya berubah menjadi mulut penghisap, karena
dipakai untuk menghisap madu.78

76 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 21


77 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 22
78 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 24-25

27
Gambar 3.4
Macam-Macam Bentuk Mulut Serangga79

Kaki serangga terdiri dari sepasang kaki depan, satu pasang kaki
tengah yang berfungsi menopang tubuh, dan kaki belakang berfungsi
mendorong tubuh ke depan. Serangga memiliki keragaman serta fungsi
kaki yang berbeda. Kutu dianugerahi kaki yang kuat dapat melompat 100
kali tingginya. Orong-orong menggunakan kaki depan untuk menggali
tanah, karena ia dianugerahi dengan kaki depan yang kuat. Serangga-
serangga yang dapat menempel di kaca, tembok, dan lain-lain, seperti
lalat dan nyamuk, memiliki lendir yang kuat di ujung kakinya. Angang-
angang (serangga yang dapat berjalandi air) dianugerahi dengan tubuh
yang ringan dan ujung kakinya yang dipenuhi minyak, sehingga dapat
berjalan di air.80

79 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 25


80 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 28-31

28
Gambar 3.5
Struktur Kaki Serangga81

Seperti yang dijelaskan di atas, serangga tidak memiliki hidung.


Serangga bernapas menggunakan alat pernapasan yang biasa disebut
trakea pada perutnya. Walaupun Serangga tidak terlihat memiliki telinga,
sebenarnya serangga juga memiliki telinga. Ada beberapa jenis serangga
yang memiliki pendengaran yang sangat tajam seperti jangkrik.82

3. Perkembangbiakan Serangga
Sebagian besar serangga berkembangbiak dengan cara bertelur
(ovipar). Beberapa jenis lain menghasilkan telur yang tidak dibuahi dan
menghasilkan keturunan, misalnya beberapa jenis kutu daun, belalang
tongkat, dan serangga daun. Jenis serangga lain ada juga yang tidak
bertelur namun melahirkan keturunan misalnya beberapa jenis kutu daun,
lalat penghisap darah dan kecoa.83
Serangga betina bertelur melalui tabung di belakang badan mereka.
Beberapa serangga melekatkan telur mereka di tempatnya dengan cairan
lengket, dan ada juga serangga yang mengebor daun atau biji untuk
bertelur, ataupun bertelur di lubang di bawah tanah.84
Spesies Serangga melakukan metamorfosis. Metamorfosis adalah
“Perubahan bentuk”, yaitu cara serangga untuk tumbuh dan berkembang
dari telur hingga menjadi serangga dewasa yang akhirnya mampu
berkembang biak kembali. Metamorfosis serangga dibagi menjadi 3 jenis.

81 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 29


82 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 37-38
83 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 2
84 Joy Richardson, Mengaggumkan Tentang Serangga, hal 8

29
Metamorfosis sempurna, metamorfosis tidak sempurna, dan tidak
bermetamorfosis.85

Gambar 3.6
Macam-Macam Metamorfosis Serangga86

Serangga yang baru lahir disebut dengan larva, kebanyakan larva


serangga sama sekali tidak mirip dengan induknya. Ketika telur kupu-
kupu menetas, seekor ulat bulu merangkak keluar. Ulat bulu memakan
daun. Ia melepaskan kulitnya beberapa kali, hingga ia tumbuh besar dan
gemuk. Ketika ulat telah sampai pada puncak pertumbuhannya. Ulat akan
bersiap melakukan perubahan besar. Ulat akan membungkus dirinya, ia
memintal kepompong atau membuat pembungkus di sekeliling dirinya,
yang kemudian ia berubah menjadi pupa (kepompong). Ia sama sekali
tidak bergerak selama tubuhnya berubah. Di dalam kepompong kaki dan
sayap mulai tumbuh. Beberapa minggu kemudian, seekor kupu-kupu
keluar dari kepompong.87

4. Tingkah Laku Serangga

85 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 2


86 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 59
87 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, hal 11-12

30
Serangga mempunyai tingkah laku yang terprogram, yaitu mereka
lahir dengan kapasitas untuk berperilaku dalam satu set pola tertentu
apabila menerima rangsangan yang sesuai. Serangga-serangga ini juga
terkadang bersifat spesialis, yaitu mereka diprogram untuk melakukan
hal-hal tertentu dengan sangat efisien, sedangkan hal lainnya tidak sama
sekali. Salah satu contohnya adalah spesies serangga kumbang kentang
yang hanya memakan tanaman kentang dan tidak memakan tanaman
lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dimaksudkan bahwa seluruh serangga
terprogram penuh karena terkadang tingkah laku tersebut menjadi sedikit
longgar.88 Beberapa tingkah laku serangga yaitu:

a. Tingkah Laku Bawaan


Tingkah laku bawaan ini adalah hasil interaksi organisme
dengan lingkungannya melalui reseptor (saraf yang peka
terhadap rangsangan panca indra) seperti mata, setae (bulu
atau rambut) dan pengindera sejenisnya, dan juga melalui
efektor (sel yang mampu mengadakan reaksi terhadap
rangsangan) seperti otot. Apa yang dilakukan serangga pada
waktu tertentu adalah faktor dari tanda-tanda yang diterima
dari luar disertai dengan faktor internal yang berupa pola
inheren (sifat) di dalam saraf, keadaan fisiologis lapar atau
lelah), jenis dan tingkat hormon yang beredar dalam darah dan
informasi yang dipelajari. Salah satu contoh dari hal ini adalah
banyak dari tingkah laku serangga yang dilakukan tanpa
pengalaman lebih dahulu dan tanpa interaksi dengan anggota
spesies lainnya.89

b. Kemampuan untuk menentukan sikap, arah, tempat, dan


sebagainya
Serangga diprogram untuk tanggap terhadap tanda-tanda
lingkungan seperti cahaya, gravitasi, bau, dan rangsangan
lainnya. Salah satu contohnya adalah seekor ratu semut yang
masih perawan bersifat fototaksis positif (menyukai cahaya)
dan setelah kawin ia menjadi fototaksis negatif (menjauhi
cahaya). Contoh lainnya juga terlihat dari kesanggupan
serangga untuk menemukan lingkungan optimum dalam
berbagai periode perkembangannya, makan, kawin, dan
penyebaran populasi. Hal tersebut karena serangga memiliki
kapasitas navigasi yang dapat menentukan sudut yang tepat
dengan arah sinar matahari.90

88 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),


hal 77-78
89 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, hal 78
90 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, hal 82-83

31
c. Pengetahuan dan Memori
Semua hewan mempunyai semacam kesanggupan untuk
memodifikasi tingkah lakunya sebagai hasil dari
pengalamannya. Hewan-hewan yang memiliki siklus hidup
yang pendek dan memiliki sistem saraf yang sederhana seperti
serangga, tidak dapat menyimpan pola yang sudah dipelajari
dalam waktu yang lama. Beberapa tingkah laku serangga dapat
disimpan lama dan tidak mudah segera terhapuskan, tetapi
beberapa tingkah laku lainnya mungkin tidak mampu disimpan
lama dan dihapuskan oleh tingkah laku yang baru dipelajari.
Salah satu contoh serangga yang memiliki memori temporal
yang sangat baik adalah lebah madu. Mereka sanggup untuk
memperkirakan waktu yang telah ia lewati, menggunakan
perubahan sudut matahari untuk mencari makan. Lebah madu
juga dapat mengingat selama beberapa hari tentang lokasi
tentang lokasi dan waktu yang digunakan dari beberapa sumber
makanan.91

C. Korelasi Antara Ayat Al-Qur’an Te ntang Serangga dan Ser angga


Secara Sains :
1. Korelasi Surah Al-A’la Ayat 2 dan 3 dengan Sains
a. Al-Qur’an menyebutkan di dalam surah Al-A’la Ayat 2 & 3 bahwa
Allah menciptakan segala sesuatu serasi, dan tidak tertukar dengan
yang lainnya.92 Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya serangga
yang memiliki mulut, kaki, dan bentuk badan bermacam-bermacam.
Sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup tersebut. Salah satu
contohnya adalah Allah menciptakan nyamuk dengan mulut yang
dapat menusuk sehingga ia dapat menghisap darah untuk keperluan
reproduksinya. Bahkan Allah berkuasa untuk merubah bentuk
mulut hewan tersebut demi kebutuhannya. Contohnya adalah ulat
yang awalnya memiliki mulut untuk mengunyah, berubah menjadi
mulut untuk menghisap ketika menjadi kupu-kupu, demi
kebutuhannya. 93

b. Allah juga menentukan kadar jenis segala sesuatu seperti macam,


ukuran, sifat, perbuatan dan ajalnya.94 Allah menjadikan serangga
memiliki siklus hidup yang pendek dan berukuran mungil.95 Tidak
dapat dibayangkan bagaimana jadinya apabila, serangga yang

91 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, serangga hal 85-86


92 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Terj: Abdul Hayyie al Kattani, dkk., Cet 1,
(Jakarta: Gema Insani, 2013), jilid 15 hal 486
93 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 24-25
94 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 486
95 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, serangga hal 85-86

32
merupakan hewan terbanyak di muka bumi 96 memiliki ketahanan
hidup yang kuat97 dan memiliki siklus hidup yang panjang. Tentu
saja kehidupan di muka bumi menjadi tidak seimbang.

c. Allah pun tidak luput untuk menunjukkan jalan yang baik dan jalan
yang buruk kepada makhluk hidup.98 Riset ilmiah menunjukkan
bahwa serangga memiliki tingkah laku yang terprogram. Mereka
lahir dengan kapasitas untuk berperilaku dalam satu set pola tertentu
apabila menerima rangsangan tertentu. Salah satu contohnya adalah
kesanggupan serangga untuk menemukan lingkungan optimum
dalam berbagai periode perkembangannya, makan, kawin, serta
penyebaran populasi. Hal tersebut karena serangga dianugerahi
kemampuan menentukan sudut yang tepat dengan arah sinar
matahari.99

2. Korelasi Surah Fussilat Ayat 53 dengan Sains


Al-Qur’an menyatakan bahwa akan diperlihatkan tanda-tanda
kekuasaan Allah di segala penjuru dunia. 100 Riset ilmiah menemukan
bahwasanya, serangga yang memiliki ukuran kecil yang kadangkala
diremehkan orang, memiliki peran penting di muka bumi. Serangga
merupakan jenis pertama di muka bumi. Hal tersebut dapat kita lihat
karena serangga merupakan hewan polinator, yaitu hewan yang
memiliki peran penyerbukan. Penyerbukan merupakan sebab
tumbuhan-tumbuhan dapat tumbuh subur di muka bumi. 101 Di sisi lain
serangga juga memiliki peran sebagai pembersih alami di muka bumi.
Salah satu contohnya adalah kecoak yang memakan segala macam
sampah dari yang organik hingga non organik. 102

3. Korelasi Surah Al-An’am Ayat 38 dengan Sains


Ayat ini menjelaskan tentang kebesaran Allah dalam rangka
membuktikan keagungan-Nya untuk memenuhi orang-orang kafir. Dan
bukti-bukti tersebut dapat dilihat oleh seluruh umat manusia dari
generasi ke generasi. Bukti-bukti tersebut antara lain keberadaan
binatang-binatang di muka bumi dan burung-burung yang terbang di
udara tersebut mirip dengan manusia, walaupun tidak dalam berbagai

96 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, (Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti, 2007),


hal 1
97 Dini Siti Anggraeni, Peranan Serangga Dalam Kehidupan, (Jakarta: Ganeca Exac,
2008), hal 2-3
98 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 488
99 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, hal 78
100 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, vol, 12 hal 90-91
101 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 22
102 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 119

33
aspek. Keserupaan tersebut membuktikan bahwa Allah tidak
menciptakannya sia-sia. 103
Riset ilmiah menyatakan serangga merupakan hewan yang
memiliki peran penting di muka bumi, seperti yang dijelaskan di atas.
Di sisi lain melalui beberapa hewan, manusia dapat melakukan imitasi-
imitasi biologi yang bermanfaat bagi manusia. Contohnya adalah
melalui cara terbang burung, Wright bersaudara mendapatkan inspirasi
untuk membuat pesawat pertama pada tahun 1903.104 Keunikan
kumbang permata yang bertelur pada pohon yang terbakar,
diaplikasikan oleh ilmuwan untuk membuat alat pendeteksi kebakaran
hutan. 105

D. Spesies Serangga dalam Al-Qur’an


Allah menyebutkan sekitar 7 serangga dalam Al-Qur’an yaitu Lebah pada
surah An-Nahl ayat 68-69, Nyamuk pada surah Al-Baqarah ayat 26, Belalang
pada surah Al-Qamar ayat 7 dan Al-A’raf Ayat 133, Rayap pada Surah Saba’
ayat 14, Lalat pada Surah Al-Hajj ayat 73, Semut pada Surah An-Naml ayat
18, Laron dalam Surah Al-Qori'ah ayat 4, dan Kutu dalam Surah Al-Araf ayat
133).

1. Nyamuk
a. Nyamuk Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Al-Baqarah Ayat
26

‫وضةا فَ َما فَ ْوقَ َها ۚ فَأ ََّما‬


َ ‫ب َمثَاًل َما بَ ُع‬ َ ‫ض ِر‬ْ َ‫اَّللَ ََل يَ ْستَ ْحيِي أَ ْن ي‬ َّ ‫إِ َّن‬
ِ ِِ ِ ِ
‫ين َك َف ُروا فَيَ ُقولُو َن‬ َ ‫آمنُوا فَيَ ْعلَ ُمو َن أَنَّهُ ا ْْلَ ُّق م ْن َرّب ْم ۖ َوأ ََّما الَّذ‬
َ ‫ين‬ َ ‫الَّذ‬
‫اَّللُ ِّبَٰ َذا َمثَاًل ۘ يُ ِض ُّل بِهِ َكثِ اريا َويَ ْه ِدي بِهِ َكثِ اريا ۚ َوَما يُ ِض ُّل‬ َّ ‫َما َذا أ ََر َاد‬
‫ي‬ ِ ِ ‫بِهِ إََِّل الْ َف‬
َ ‫اسق‬
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-
orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?".
Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan
dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya

103 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 3, hal 411


104 Tom Jackson, Inside A Helicopter, Terj: Penerbit Pakar Karya, (Bandung: Penerbit
Pakar Karya, 2006) hal 4
105 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal terakhir cover

34
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang
yang fasik,” (QS. Al-Baqarah [2]: 26)

As-Sudiy berkata dalam tafsirnya, telah diriwayatkan dari Abu


Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu
Mas’ud, dan sejumlah sahabat.”Tatkala Allah membuat dua
ِ
perumpamaan yaitu ْ ‫َمثَلُ ُه ْم َك َمثَ ِل الَّذي‬
‫استَ ْوقَ َد ََن ارا‬
)Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api{Al-
Baqarah Ayat 17}) dan َّ ‫ب ِم َن‬
‫الس َماء‬ ٍ ِ‫صي‬
َ ‫( أ َْو َك‬Atau seperti {orang
yang tertimpa} hujan lebat dari langit {Al-Baqarah Ayat 19}) ini
bagi orang-orang munafik. Orang-orang munafik tersebut berkata
Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung untuk membuat
perumpamaan-perumpamaan ini. Maka Allah menurunkan Surah
ِ َ‫( هم ا ْْل‬Al-Baqarah Ayat
‫اس ُرو َن‬
Al-Baqarah ayat 26 hingga lafadz
ُُ
27).106
Riwayat lain juga menyebutkan bahwasanya Abdur Razak
meriwayatkan dari Mu’ammar, dari Qatadah, menurutnya, “Ketika
Allah menyebutkan laba-laba dan lalat, orang-orang musyrik pun
bertanya, “Untuk apa laba-laba dan lalat itu disebut?”, lalu Allah
menurunkan ayat ‫وضةا‬
َ ‫ب َمثَاًل َما بَ ُع‬ َّ ‫إِ َّن‬
ْ َ‫اَّللَ ََل يَ ْستَ ْحيِي أَ ْن ي‬
َ ‫ض ِر‬
‫فَ َما فَ ْوقَ َها‬. Makna ayat ini ada yang mengartikan bahwa Allah
memberitahukan bahwa Dia tidak memandang remeh. Adapula
yang mengartikan, Allah tidak segan untuk membuat perumpamaan
apa saja baik dalam bentuk kecil maupun besar.107

‫وضةا‬
َ ‫ بَ ُع‬pada ayat ini menurut Wahbah Az-Zuhaili bermakna
‫( الناموسة املعروفة‬nyamuk). Asy-Sya’rowi juga berpendapat
108

demikian.109 Di sisi lain di dalam Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa


maksud kata ini adalah kutu yang kecil.110

106 Abu Al-Fida Isma’il bin Umar bin Katsir Al-Qurasy, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim,

(Saudi Arabia: Dar Taibah li An-Nasyr wa At-Tauzi’, 1999), jilid 1, hal 206
107 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni

Katsir, jilid 1 hal 94


108 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 1, hal 79
109 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, Terj: Tim Terjemah Safir Al-

Azhar, (Jakarta: Duta Azhar, 2007), jilid 1, hal 139


110 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Terj: Bahrun

Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), jilid 1, Hal 15

35
‫( فَ َما فَ ْوقَ َها‬dan yang lebih rendah dari itu). Sehubungan dengan
penggalan ayat ini terdapat dua pendapat. Pendapat pertama
mengatakan yang lebih kecil dan hina. Contohnya sebagaimana
seseorang yang disifati dengan tabiat keji dan kikir. Maka orang
yang mendengarnya mengatakan َ ِ‫ َوُه َو فَ ْو َق ذَل‬،‫نَ َع ْم‬
‫ك‬ (Benar,
bahkan ia lebih dari itu), yaitu lebih dari apa yang disifatkan. Ini
merupakan pendapat Al-Kisa’i dan Abu Ubaid, menurut Ar-Razi
dan mayoritas muhaqqiqin.
Pendapat Kedua menyatakan artinya adalah yang lebih besar
darinya, karena tidak ada yang lebih hina dan kecil dari pada
nyamuk. Ini pendapat Qatadah ibnu Di’amah, dan menjadi pilihan
Ibnu Jarir. Pendapat ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan
Imam Muslim dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:

ْ َ‫ت لَهُ ِّبَا َد َر َجة َوُُِمي‬


‫ت‬ ُ ‫َما ِم ْن ُم ْسلٍِم يُ َش‬
ْ َ‫اك َش ْوَكةا فَ َما فَ ْوقَ َها إََِّل ُكتِب‬
‫َع ْنهُ ِّبَا َخ ِطيئَة‬

“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih besar


darinya melainkan dicatat baginya derajat dan dihapuskan dosa
dari dirinya”.

Jadi maksud ayat ini adalah Allah memberitahukan bahwa Dia


tidak pernah menganggap remeh sesuatu apapun yang telah
dijadikan-Nya sebagai perumpamaan, meskipun hal yang hina dan
kecil seperti nyamuk. Karena Allah tidak memandang remeh
penciptaan-Nya, Dia pun tidak segan untuk membuat perumpamaan
dengan lalat atau laba-laba.111
Kenyataan bahwa Al-Qur’an menyebutkan lebah, lalat, semut,
dan binatang-binatang lain sejenisnya yang mungkin dalam
anggapan orang-orang musyrik tidak layak dalam susunan kalimat
yang dibuat oleh orang-orang yang fasih, sesungguhnya tidak
merusak kefasihan Al-Qur’an dan tidak bertentangan dengan
statusnya sebagai mukjizat.112 Allah membuat perumpamaan baik
kecil, maupun besar bukanlah sesuatu yang aneh, dan tidak pula

111 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 1 hal 94
112 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 1, hal 82

36
jelek, sebab keagungan dalam semua itu sama, yaitu hal tersebut
merupakan ciptaan Allah Swt.113
Asy-Sya’rawi menyatakan bahwasanya makna ayat ini adalah
ketika Allah membuat perumpamaan nyamuk, kaum kafir
memahaminya secara tekstual dan tidak memahaminya secara
kontekstual. Sehingga mereka bertanya, Apa maksud dan tujuan
Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, yang bila dipukul
dengan sesuatu atau dengan tangan ia pun akan mati. Mengapa
Allah tidak membuat perumpamaan yang lebih besar. Sebagaimana
ungkapan mereka ‫اَّللُ ِّبَٰ َذا َمثَاًل‬
َّ ‫( َما َذا أ ََر َاد‬Apa Maksud dan tujuan
Allah dengan perumpamaan ini).
Hal tersebut karena mereka tidak menyadari bahwasanya dalam
bentuk nyamuk yang halus tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa. Karena dalam bentuk yang kecil tersebut, Allah telah
menciptakan semua sarana bagi nyamuk sesuai dengan
kebutuhannya. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwasanya
semakin kecil dan detail suatu ciptaan dan rekayasa maka semakin
membuktikan bahwa sesuatu yang diciptakan tersebut luar biasa.114

b. Nyamuk Perspektif Sains


1) Anatomi Nyamuk
Serangga ini merupakan hewan kecil yang memiliki sayap
ganda dengan kekuatan luar biasa yaitu dapat mengepakan
sayapnya 1000 kali per detik. Tercatat lebih dari 3000 spesies
nyamuk berterbangan di muka bumi. Hewan ini mampu hidup di
tempat yang beriklim dingin maupun panas, bahkan ada jenis
nyamuk yang mampu hidup di antartika. 115 Nyamuk merupakan
serangga yang berbentuk pipih dengan Panjang 3-6 mm, terkadang
lebih besar hingga 20 mm.116 Serangga ini memiliki sebuah
proboscis (belalai) yang menonjol secara langsung ke depan, dan
lebih panjang dari kepala. Nyamuk memiliki empat jarum dan dua
sungut di mulutnya. Memotong lapisan kulit dengan jarum gergaji
dan membuat lubang untuk masuk dengan jarum yang berbentuk
seperti bor. Kemudian mengeluarkan cairan hirudin (cairan yang
mencegah darah membeku) dan mulai menghisap darah. Ketika
nyamuk melepaskan unsur hirudin untuk mencegah darah
membeku saat menghisap darah, tubuh manusia merespons bahwa
hirudin yang masuk adalah musuh bagi tubuh. Pada saat itulah
sistem kekebalan tubuh mengeluarkan komponen histamin dari

113 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 1, hal 81


114 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 1, hal 138-139
115 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, (Kalimantan Barat: Derwati

Press, 2015), hal 5


116 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 20

37
tubuh sehingga membuat tubuh menjadi gatal terhadap gigitan
nyamuk.117

Gambar 3.7
Struktur Mulut Nyamuk118

MAKSILA(MX) = Pisau mirip gergaji yang menusuk jaringan


kulit
MANDIBULA (MB) = Tombak runcing yang mendorong fasil
HIPOFARINK (HP) = Selang yang menyuntikkan air liur
LABRUM (LB) = Selang makan untuk menghisap darah

2) Habitat Nyamuk dan Kehidupannya


Habitat nyamuk ditemukan di hampir di seluruh jenis habitat,
perkotaan, hutan hujan, daerah kering dan daerah pertanian.
Nyamuk memiliki kebiasaan beristirahat pada siang hari dan
beraktivitas pada sore hari. Nyamuk hidup dengan memakan
nektar sekaligus berperan sebagai penyerbuk.119 Hanya nyamuk
betina sajalah yang menghisap darah. Darah tersebut
dipergunakan sebagai protein bagi telur-telurnya.
Nyamuk betina bisa melihat mangsanya bahkan dengan
kondisi gelap sekalipun, karena nyamuk memiliki kemampuan
untuk mendeteksi mangsanya dengan mengandalkan hawa panas
dalam mangsanya.120 Lebih jelas lagi bahwasanya nyamuk
tersebut mendeteksi karbon dioksida dan bau asam laktat yang
berasal dari keringat mangsanya. Dengan sebab itulah nyamuk

117Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 74-75
118 https://images.app.goo.gl/U3Ddd4nUaRL8Fvpg8 (diakses pada tanggal 7
November 2021 15:47)
119 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 20
120 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8

38
lebih sering menggigit nyamuk seseorang yang jarang mandi,
mengeluarkan banyak keringat, atau memiliki suhu tubuh yang
tinggi.121 Dengan kemampuan nyamuk tersebut, para ilmuwan
terinspirasi untuk menciptakan kamera yang menangkap citra
(gambar) melalui hawa panas.
Nyamuk bukan menggigit mangsanya, akan tetapi menusukkan
sebuah jarum kecil dan tajam serta bergerigi ke dalam kulit
mangsanya. Dari jarum ini kemudian keluar air liur yang
membuat kulit terasa gatal-gatal setelah digigit nyamuk. 122 Di
samping itu juga air liur nyamuk berfungsi agar darah dari
korbannya dapat terus mengalir dan tidak terjadi pembekuan pada
darah.123

3) Nyamuk dan Penyakit


Walaupun nyamuk merupakan serangga yang bertubuh
mungil, terdapat spesies nyamuk membawa kuman atau virus
mematikan, seperti Nyamuk Anopheles, Culex dan Aedes
Aegypti. Nyamuk-nyamuk tersebut menyebabkan penyakit
Malaria, DBD, Chikungunya, dan sebagainya.124 Penyakit Malaria
merupakan salah satu penyakit tertua dan paling ditakuti di bumi.
Berkat insektisida yang kuat, penyakit ini hilang sepenuhnya.
Akan tetapi pemanasan global yang terjadi setiap tahunnya
membuat penyakit ini muncul kembali. Penyakit Malaria ini
menyebabkan 100 sampai 3 juta orang meninggal setiap
tahunnya.125
Malaria merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di
dunia. Dilansir dari World Malaria report 2020 yang disusun oleh
World Health Organization (WHO), terdapat setidaknya 229 juta
kasus infeksi malaria terjadi pada tahun 2019 dengan rata-rata
400.000 orang yang terinfeksi meninggal. Korban dari penyakit
ini rata-rata merupakan anak-anak di bawah lima tahun. Penyakit
Malaria terjadi 90% di wilayah Afrika dan disusul dengan Asia
Tenggara, Amerika Selatan dan Sub-Sahara Afrika.126
Para Ilmuwan telah berusaha membuat vaksin dari penyakit
ini selama kurang lebih 100 tahun akan tetapi belum berhasil127
Akan tetapi pada tahun 2021 ini vaksin malaria yang benar-benar
manjur telah ditemukan. Hal tersebut berdasarkan Riset di
University of Oxford yang menemukan vaksin malaria pertama

121 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 72-73
122 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
123 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 38
124 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
125 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 76

`126 https://www.malaria.id/artikel/mengenal-malaria-penyakit-mematikan-dunia
127 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 76

39
dengan tingkat efektifitas 77%. Karena vaksin-vaksin sebelumnya
hanya memiliki tingkat efektifitas sebesar 55,8%.128
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit-penyakit ini
adalah karena pembabatan dan kerusakan di Kawasan hutan secara
tidak terkendali. Jutaan nyamuk yang awalnya hidup serta
bermukim di hutan berpindah ke perkotaan. Sewaktu kondisi
bagus, nyamuk-nyamuk tersebut tinggal di sana. Semakin
berkembangnya zaman, hutan banyak yang rusak, oleh karena
itulah nyamuk-nyamuk masuk ke kota dan menyerang
masyarakat.
Menurut pakar entomologi dari Bagian Parasitologi dan
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Ahmad Arif Amir,
nyamuk dengan jenis apapun dapat pindah ke tempat lain. Apabila
sumber makanan nyamuk berkurang dan sudah habis, maka hewan
tersebut dapat merambat ke habitat lain di sekitranya. Dan di
dalamnya terdapat makanan yang diperlukan oleh nyamuk disertai
terdapatnya darah, maka nyamuk dapat hidup walaupun
habitatnya berbeda.129

4) Beberapa Kehebatan Nyamuk


a) Resistensi Nyamuk
Selama puluhan tahun manusia menyemprotkan insektisida
di dalam rumahnya agar dapat mengendalikan populasi nyamuk
Anopheles pembawa Malaria. Namun sejumlah kecil anakan
dapat lolos dari hal tersebut dan dianugerahi kekebalan alami.
Hal tersebut kemudian menghasilkan generasi nyamuk yang
imun dari insektisida jenis tersebut. Andrew Read seorang
profesor biologi dan entomologi yang merupakan Kepala Pusat
Dinamika Penyakit Menular di Pennsylvania State of University
mengatakan bahwa penyemprotan residu kimia dalam rumah
terbukti tidak efektif, dan hal tersebut menyebabkan nyamuk-
nyamuk Anopheles tersebut menjadi imun di berbagai wilayah
seperti Yunani, Indonesia, Haiti, dan Sudan. Insektisida-
insektisida yang menyerang secara membabi buta dan tanpa
pandang bulu tersebut akan menyebabkan nyamuk mencapai
kekebalan tahap maksimal, yang pada suatu waktu akan
menyebabkan insektisida itu tak berguna.130

b) Nyamuk Tidak Mati Terkena Hujan

128 https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5545423/vaksin-malaria-paling-

manjur-ditemukan-hasil-uji-77-persen-efektif (dikases pada tanggal 6 November 2021 10:00)


129 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 47-48
130 Pusat Data dan Analisa Tempo, Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat

Membahayakan Manusia, (Jakarta: Tempo Publishing, 2020), hal 21

40
Ketika seekor nyamuk terkena tetesan air hujan, efeknya
hampir sama seperti manusia ditabrak mobil. Riset menyatakan
bahwasanya nyamuk dapat menyerap tekanan air hujan yang
kira-kira beratnya 50 kali lebih berat dari bobot tubuhnya. Ketika
tetesan hujan mengenai nyamuk, nyamuk akan menempel pada
air dan jatuh hingga 20 kali panjang tubuhnya. Kemudian ia
membebaskan diri dan terbang tanpa cedera sedikit pun.
Keahlian nyamuk untuk selamat dari hujan badai ini menjadi
kunci bagi nyamuk untuk bertahan hidup dalam iklim yang
lembab. Hal ini juga yang menginspirasi ilmuwan untuk
mengembangkan robot terbang kecil yang dapat bekerja di luar
ruangan.131

c. Korelasi Surah Al-Baqarah Ayat 26 dengan Sains


Pada Surah Al-Baqarah Ayat ini merupakan jawaban Allah
terhadap pernyataan orang-orang musyrik yang mempertanyakan
tentang terdapatnya lalat dan laba-laba di dalam Al-Qur’an. Pada
ayat ini juga Allah menegaskan bahwa Dia tidak memandang remeh
ciptaan-Nya, apakah perumpamaan tersebut berbentuk nyamuk
maupun lebih kecil dari itu. 132 Orang-orang kafir tersebut
kemudian bertanya-tanya, apa maksud serta tujuan Allah
menjadikan nyamuk sebagi perumpamaan, yang apabila dipukul
dengan sesuatu atau dengan apapun ia akan mati. 133
Riset ilmiah menyatakan bahwa nyamuk luar biasa. Dalam
moncong nyamuk terdapat 6 pisau bedah disertai dengan cairan
yang dapat mengencerkan darah (sifat darah apabila keluar dari
tubuh adalah membeku).134 Nyamuk juga merupakan hewan yang
membawa beberapa penyakit yang menggemparkan dunia, seperti
Malaria, DBD, dan sebagainya.135 Nyamuk juga memiliki resistensi
terhadap obat nyamuk, yang mana apabila ia terus menerus dikenai
dengan obat nyamuk, maka ia akan kebal terhadap obat nyamuk
tersebut. 136

2. Lalat
a. Lalat Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Al-Hajj Ayat 73

131 Pusat Data dan Analisa Tempo, Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat

Membahayakan Manusia, hal 50-53


132 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni

Katsir, jilid 1 hal 94


133 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 1, hal 138-139
134 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 74-75
135 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
136 Pusat Data dan Analisa Tempo, Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat

Membahayakan Manusia, (Jakarta: Tempo Publishing, 2020), hal 21

41
ِ ‫ض ِرب مثَل فَاستَ ِمعوا لَهُ ۚ إِ َّن الَّ ِذين تَ ْد ُعو َن ِمن ُد‬
‫ون‬ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ‫َّاس‬ ُ ‫ََي أَيُّ َها الن‬
ُّ ‫اجتَ َم ُعوا لَهُ ۖ َوإِ ْن يَ ْسلُْب ُه ُم‬ َِّ
‫ب َش ْي ئاا ََل‬
ُ ‫الذ َاب‬ ْ ‫اَّلل لَ ْن ََيْلُ ُقوا ذُ َاب ااب َولَ ِو‬
ِ َ ۚ ُ‫يَ ْستَ ْن ِق ُذوهُ ِم ْنه‬
‫وب‬
ُ ُ‫ب َوال َْمطْل‬ ُ ‫ف الطَّال‬ َ ‫ض ُع‬
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah
olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru
selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah”. (QS. Al-Hajj [22]: 73)

Pada ayat ini Allah menegaskan betapa hina dan remehnya


berhala-berhala yang mereka sembah. Dan juga betapa dungunya
akal para penyembahnya. Di dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan
bahwasanya perumpamaan ini tentang keadaan keburukan berhala-
berhala tersebut, dan menegaskan bahwasanya keadaan dan tingkah
para penyembahnya jauh lebih buruk. Berhala-berhala dan Al-
Andaad (hal-hal yang mereka jadikan sebagai sekutu bagi Allah)
walaupun mereka bekerjasama dan bersinergi untuk menciptakan
seekor lalat, mereka tak akan mampu menciptakan satu ekor lalat
pun. Bahkan yang lebih parah lagi, berhala-berhala tersebut sama
sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan mengusir
satu lalat pun, seandainya seekor lalat tersebut merampas sesuatu
dari berhala itu seperti wewangian yang dilumurkan kepadanya,
mereka sedikitpun tidak mampu menolak dan merebutnya kembali.
Padahal lalat adalah makhluk ciptaan Allah yang lemah. 137
Menurut Asy-Sya’rawi ayat ini memberikan
perumpamaan/analogi kepada seluruh manusia ( ‫َّاس‬
ُ ‫ ) ََي أَيُّ َها الن‬tidak
terlepas apakah ia kafir maupun muslim. Tapi lebih terkhusus
kepada kaum musyrikin, karena ayat ini tidak menggunanakan ‫ََي‬
ِ
‫آمنُوا‬ َ ‫أَيُّ َها الَّذ‬.
َ ‫ين‬ Yaitu bahwasanya sesembahan orang-orang
musyrik tersebut walaupun bekerja sama, tidak akan mampu
menciptakan sesuatu walaupun hanya seekor lalat. Dan mereka
tidak akan pernah mampu melakukan hal tersebut berlangsung
selamanya baik saat ini, maupun di masa yang akan datang.
Kemudian Allah menantang mereka pada sesuatu yang lebih ringan,

137 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 9, hal 277

42
yaitu mereka ditantang untuk mengambil kembali sesuatu yang
telah dirampas oleh seekor lalat. Maka mereka tidak akan pernah
bisa mengambil kembali sesuatu tersebut. Karena ketika lalat
menghinggapi sesuatu misalnya madu, maka madu tersebut akan
menempel di kaki lalat walaupun sedikit.138
Sayyid Quthb mengatakan bahwasanya menciptakan lalat
walaupun ia adalah hewan yang lemah dan hina, sebenarnya sama
mustahilnya seperti menciptakan hewan lain yang lebih besar.
Karena pada dasarnya mereka tidak akan bisa menciptakan sesuatu
yang hidup/kehidupan. Dan di sisi lain pula lalat adalah sesuatu
yang kecil yang dapat merampas sesuatu dari manusia seperti mata,
anggota badan, bahkan nyawa manusia.139
Karena hal yang wajar apabila seekor singa atau harimau atau
sesuatu yang lebih besar dari itu untuk mengambil sesuatu dari kita
dan tidak dapat bagi kita untuk mengambilnya lagi, karena seekor
singa lebih kuat dari kita. Ini merupakan salah satu gaya bahasa Al-
Qur’an yang ingin menanamkan kesan terhadap pembacanya. 140

b. Lalat Perspektif Sains


1) Anatomi dan Habitat Lalat
Di bumi ini terdapat lebih dari 116.000 spesies lalat.141 Lalat
merupakam serangga yang berkaki panjang, ramping dengan
ukuran tubuh 1 hingga 25 mm, disertai dengan antena yang
berukuran kecil. 142
Lalat merupakan spesies serangga yang berkembang biak
dengan sangat cepat dan dengan jumlah banyak. 143 Satu pasang
lalat dapat menghasilkan 325 triliun selama musim panas.144
Akan tetapi lalat dianugerahi dengan umur yang pendek. 145
Umur lalat kira-kira 28 hari.146 Jumlah lalat tetap terjaga karena
lalat juga dimakan oleh hewan lain.147
Lalat tidak mengecap makanan dengan makanan mulutnya
sebagaimana serangga lain, akan tetapi dengan menggunakan

138 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 9, hal 360


139 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an, Terj: As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim
Basyarahil, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), juz xvii, hal 150
140 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap

Fenomena”, hal 310


141 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, (Jakarta: PT

Mediantara Semesta 2020), hal 17


142 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 17
143 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 28
144 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 83
145 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 28
146 https://www.idntimes.com/science/discovery/putri-wahyudewi/8-hewan-dengan-

usia-terpendek/7 (dikases pada tanggal 11 November 08:15)


147 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 83

43
rambut sensorik yang terdapat pada kakinya. Oleh karena itu,
lalat akan terus berkeliling sampai menemukan makanan yang
enak. Dan apabila lalat terus mengelilingi satu tempat, berarti dia
sudah menemukan makanan yang sesuai dengan seleranya.148
Lalat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya
memiliki habitat-habitatnya tersendiri. Ada lalat yang memiliki
habitat di tempat basah, yang memiliki makanan larva serangga
lain dan rayap. Ada pula spesies lalat yang bertangkai mata
(Dalmanni) yang hidup di tempat yang sangat basah, yang
memiliki makanan bagian yang bersifat cair baik dari tumbuhan
maupun hewan. Lalat ini juga merupakan salah satu pengebor
batang dan penambang yang dapat juga menjadi hama bagi
tanaman padi, jagung, dan tebu. 149 Akan tetapi dari sekian jenis
lalat, hanya 6 spesies yang tinggal di Indonesia. Yaitu spesies
dari Lalat rumah, Lalat Daging, Lalat Kandang, Lalat Mimik,
Lalat Hijau, Lalat Rumah Mungil.150

2) Lalat Pembawa Penyakit


Spesies Lalat Rumah yang ada di sekitar kita tidak menggigit,
akan tetapi mereka dapat menularkan lebih dari 40 penyakit
serius yang di antaranya penyakit seperti TBC, Tifus, dan
Salmonellosis. hal tersebut karena satu ekor lalat menampung 33
juta organisme penyebab infeksi dan 500 juta lagi terdapat pada
permukaan kaki dan tubuhnya151. Lalat rumah menyebarkan
bakteri penyakit melalui kaki dan mulutnya. Bakteri penyakit
itu menempel padanya saat mereka mencari makan di tempat
yang kotor. Karena lalat memiliki kebiasaan membuang kotoran
serta telurnya pada sumber makananya.152 Lalat makan makanan
dengan cara memuntahkan protein pencernaan yang berfungsi
memecah makanan padat menjadi cairan. Setelah makanan padat
menjadi cairan, maka lalat menghisapnya menggunakan
mulutnya.153
Melalui bulu dan kaki, lalat juga menyebarkan penyakit
seperti Demam Tifoid yaitu penyakit yang menyebabkan
demam, sakit, perut, muntah, dan diare, Kolera yaitu penyakit
yang menyebabkan diare akut dan dehidrasi yang 50% dapat
menyebabkan kematian, Disentri (Radang Usus disertai Diare
Berdarah) yang menyebabkan demam, muntah, sakit perut, dan
diare dan sebagainya. Lalat juga memiliki kemampuan untuk

148 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 26


149 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 21-22
150 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 27
151 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 39
152 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 29
153 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 25

44
menularkan penyakit. Hal tersebut terjadi apabila lalat hinggap
pada feses orang dengan penyakit menular dan kemudian
hinggap pada makanan yang mana makanan tersebut dikonsumsi
oleh seseorang. 154
Terdapat beberapa spesies lalat di muka bumi yang
menyebabkan menyebabkan penyakit mengerikan di antaranya
yaitu:
a) Lalat Tsese dan penyakit tidur
Lalat Tsese hidup di Selatan Afrika. Arti dari
nama ini adalah lalat yang membunuh sapi. Apabila
lalat ini menghisap darah manusia atau hewan,
protozoa (hewan mikroorganisme) bernama
trypanosoma akan masuk ke dalam korbannya dan
menyebabkan penyakit tidur. Penyakit ini dapat
membunuh secara perlahan. 155
Penyakit ini menyebabkan sakit kepala,
terkantuk-kantuk, perilaku abnormal, kehilangang
kesadaran diri dan koma.156
Walaupun terlihat mengerikan, hewan ini telah
melindungi Afrika selama 400 tahun. Sejak tahun 1567
banyak bangsa Eropa yang ingin menjelajahi Afrika
untuk mendapatkan gula dan kopi. Akan tetapi
sebagian besar dari mereka mati karena lalat ini.
Sehingga bangsa Eropa tidak berhasil menguasai
Afrika hingga 400 tahun.157

b) Lalat Biru
Lalat ini hidup di zona beriklim sedang dan bertelur di
bekas luka dan hidung manusia atau hewan ternak.
Belatung yang keluar dari telurnya menggali daging
dan memakannya.158

c) Lalat Pasir
Kebanyakan Hidup di Afrika Tengah dan Asia
Tenggara. Lalat ini membawa penyakit Leishmaniasis.
Penyakit ini menyebabkan kulit seseorang kering dan
berdarah. Apabila terlalu parah maka daging
penderitanya bisa digerogoti.159 Apabila tidak diobati

154 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 80
155 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
156 Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009),

hal 145
157 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
158 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
159 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82

45
maka penyakit ini memiliki tingkat mortalitas hingga
100%.160

d) Lalat Hitam (Black Flies)


Lalat ini menyebabkan penyakit bernama
Onchocerciasis. Dalam ilmu kedokteran penyakit ini
kerap disebut sebagai penyakit buta sungai. Penyakit
ini tidak mematikan, akan tetapi dapat menyebabkan
kebutaan.161

Walaupun umumnya manusia menganggap bahwasanya lalat


merupakan makhluk yang merupakan pembawa penyakit, akan
tetapi lalat memiliki peranan penting dalam kehidupan dan
keseimbangan ekosistem. Saat lalat masih berupa larva atau
maggot keberadaannya sangat penting dalam membersihkan
sampah organik dan kotoran. Sampah yang diuraikan akan lebih
mudah menyatu dengan tanah. Dalam dunia kedokteran terdapat
istilah maggot therapy. Larva lalat digunakan sebagai
pengobatan, karena beberapa jenis lalat menghasilkan zat
koagulan dan antiseptik atau zat yang dapat membunuh
kuman.162 Di samping itu juga lalat bermanfaat untuk membantu
penyerbukan bunga, yang di antaranya adalah pohon teh,
Eucalyptus (Jenis Tumbuhan di Australia), dan Grevillea (bunga
laba-laba).163

c. Korelasi Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 73


Ayat ini menjelaskan tentang tantangan Allah kepada
sesembahan kaum musyrikin, yaitu untuk bekerjasama membuat
seekor lalat saja, dan mereka juga ditantang untuk mengambil
kembali sesuatu yang diambil oleh lalat. 164
M Quraish Shihab berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah
lalat merampas keaslian dari makanan yang telah dihinggapinya.165
Karena berdasarkan Riset ilmiah dinyatakan bahwasanya lalat
menampung 33 juta organisme penyebab infeksi dan 500 juta lagi
terdapat pada permukaan kaki dan tubuhnya.166 Ketika lalat hinggap
pada suatu makanan maka ia akan menjatuhkan berbagai macam
bakteri ke dalam makanan tersebut. Sehingga suatu makanan
tersebut telah berubah menjadi sesuatu yang lain. Hal ini disebabkan

160Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, hal 119


161Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, hal 114
162 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 18
163 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates. hal 39
164 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 9, hal 360
165 M Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap

Fenomena”, hal 311


166 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 39

46
lalat memiliki kebiasaan muntah dan membuang kotorannya pada
makanannya. 167
Sayyid Quthb berpendapat bahwa maksud ayat ini lalat dapat
mengambil sesuatu dari manusia, seperti mata, anggota badan
lainnya, dan bahkan nyawa manusia. 168 Berdasarkan riset ilmiah,
lalat menyebabkan banyak penyakit yang diantaranya adalah 40
penyakit serius. 169 Yang salah satunya adalah penyakit
Onchocerciasis yang menyebabkan kebutaan. Beberapa jenis lalat
bahkan dapat menyebabkan penyakit yang menyebabkan
kematian.170
Apabila diperhatikan lalat yang merupakan hewan kecil dan
lemah, akan tetapi dapat merenggut anggota tubuh manusia bahkan
hingga meninggal dunia, merupakan salah satu kuasa Allah. Karena
merupakan hal yang wajar apabila hewan yang memiliki bentuk
ukuran serta kekuatan lebih besar dari manusia untuk merenggut
anggota tubuh manusia.
Di samping itu pula terdapat hadis tentang lalat yang sejalan
dengan ilmu pengetahuan:

ِ ِ ِ ِ ‫الذابب ِِف إِ ََن ِء أ‬ ِ


ْ ِ ‫َحد ُك ْم فَ ْليَ ْغم ْسهُ ُكلَّهُ ُُثَّ ليَطَْر ْحهُ فَإ َّن‬
‫ِف‬ َ ْ ُ َ ُّ ‫إ َذا َوقَ َع‬
ِ ِ َ‫إِح َدى جن‬
‫اآلخ ِر ش َفاءا‬ َ ‫ِف‬ْ ِ‫اح ْيه َداءا َو‬
َ َ ْ
“Apabila seekor lalat jatuh di minuman salah seorang dari
kamu, maka benamkanlah, kemudian buanglah, karena
sesungguhnya di salah satu sayapnya terdapat obat dan
disayap lainnya terdapat penawarnya.”171

Salah satu uji coba yang telah dilakukan ilmuwan pada lalat
rumah, telah ditemukan bahwasanya lalat ini dapat membawa
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini merupakan bakteri yang salah
satunya dapat menyebabkan diare. Hal tersebut terjadi apabila kita
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini.
biasanya bakteri ini terdapat di bagian kaki, badan, atau sayap
lalat. Pada penelitian ini ditemukan bahwa lalat mengandung

167 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 29
168 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an, Terj: As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim
Basyarahil, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), juz xvii, hal 150
169 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 39
170 Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, hal 114
171 Abu Abdillah Ahmad bin Isma’il Al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari, cet. Ke-1,

(Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2002), hal 1463

47
Actinomycetes (bakteri) yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli.172

3. Semut
a. Semut Perspektif Al-Qur’an dalam Surah An-Naml Ayat 17-18)

ِْ ‫ودهُ ِم َن ا ْْلِ ِن َو‬ ِ


‫( َح َّ َّٰت إِذَا‬17) ‫س َوالطَّ ِْري فَ ُه ْم يُ َوز ُعو َن‬ ِ ْ‫اْلن‬ ُ ُ‫َو ُح ِشَر ل ُسلَْي َما َن ُجن‬
‫َّم ُل ْاد ُخلُوا َم َساكِنَ ُك ْم ََل َُْي ِط َمنَّ ُك ْم‬ ِ
ْ َ‫َّم ِل قَال‬
ْ ‫ت َنَْلَة ََي أَيُّ َها الن‬ ْ ‫أَتَ ْوا َعلَ ٰى َواد الن‬
(18)‫ودهُ َوُه ْم ََل يَ ْش ُع ُرو َن‬ُ ُ‫ُسلَْي َما ُن َو ُجن‬
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan
burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (17)
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar
kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka
tidak menyadari"(18). (QS. An-Naml [27]: 17-18)
ِ
Ayat ini menceritakan kisah semut.
ْ ‫َح َّ َّٰت إِ َذا أَتَ ْوا َعَل ٰى َواد الن‬
‫َّم ِل‬
(hingga apabila mereka samapai di lembah semut) yaitu lembah yang
berada di Syam atau di tempat lainnya yang dihuni oleh banyak semut.
Ratu semut kemudian berseru, sebagaimana yang dipahami oleh Nabi
Sulaiman ُ ُ‫َّم ُل ْاد ُخلُوا َم َساكِنَ ُك ْم ََل َُْي ِط َمنَّ ُك ْم ُسلَْي َما ُن َو ُجن‬
ُ‫وده‬ ْ ‫ََي أَيُّ َها الن‬
‫ َوُه ْم ََل يَ ْش ُع ُرو َن‬. ‫ ََل َُْي ِط َمنَّ ُك ْم‬ada kemungkinan kalimat ini merupakan
jawaban terhadap perintah. Maksudnya adalah masuklah kamu jangan
sampai terinjak, seperti istilah bersungguh-sungguhlah kamu, jangan
sampai gagal.173

Sayyid Quthb menjelaskan bahwasanya pada ayat ini dijelaskan


tentang seekor semut yang berkata/berkomunikasi kepada kelompoknya
untuk masuk ke dalam sarangnya agar mereka tidak terinjak oleh
pasukan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang takjub terhadap perkataan
semut itu tersenyum serta tersentuh terhadap perkataan semut tadi.174
Nabi Sulaiman telah mendengar komunikasi semut tadi sebelum sampai
pada semut tadi, dikarenakan angin memindahkan suara semut, saat

172 Ahmadi dkk, Identifikasi dan Daya Hambat Sayap Lalat Rumah (Musca
Domestica) terhadap Eschericia coli, Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung,
Volume 11, No 2, Hal 309-311
173 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 10 hal 258
174 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an, hal 393

48
Sulaiman masih jauh.”175 Semut dianggap sebagai makhluk yang dapat
berbicara, mereka dapat melakukan pembicaraan dengan sesamanya.176
Di dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan bahwasanya Allah memberikan
pada setiap hewan naluri tertentu. Dengan naluri tersebut ia bisa
menghasilkan apa yang bermanfaat bagi dirinya dan mencegah dirinya
dari hal-hal yang membahayakan. Orang yang mempelajari tabiat-tabiat
hewan-hewan akan mengetahui karakter-karakter hewan tersebut. Dan ia
akan mengetahui keajaiban yang menakjubkan, serta ilham-
ilham/informasi-informasi tersembunyi yang aneh. Semua hal tersebut
mengajak kita kepada keimanan kepada Allah sebagai pencipta.177

b. Semut Perspektif Sains


1) Anatomi Semut
Semut merupakan serangga kecil yang dianugerahi kekuatan
yang sangat besar karena seekor semut dapat mengangkat beban
antara 20 hingga 50 kali lebih berat dari berat badannya sendiri. Para
ilmuwan juga mengatakan bahwasanya semut memiliki otak yang
secanggih dengan computer.178 Di muka bumi ini semut memiliki
sekitar 9000 spesies. Semut memiliki struktur tubuh yang terdiri
atas kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala terdiri atas
mandibula (rahang), maksila, dan palpi. Tubuh semut memiliki
kerangka luar yang memberi perlindungan dan sebagai tempat
menempelnya otot. Pada kepala semut terdapat banyak organ
sensor, dan juga antena yang berguna sebagai alat berkomunikasi,
serta alat peraba untuk mendeteksi sesuatu yang ada di hadapannya.
Pada bagian kepala juga terdapat sepasang rahang (mandibula) yang
digunakan semut untuk membawa makanan, membuat sarang, dan
juga untuk mempertahankan diri dari predator.179

2) Kehidupan Semut
Semut adalah serangga sosial yang hidup dalam koloni-koloni
besar. Koloni semut terdiri atas semut ratu, semut betina pekerja,
dan semut jantan.180 Semut ratu dan semut jantan memiliki sayap
sedangkan semut pekerja tidak memiliki sayap. Berbeda dengan
lebah, lebah dalam satu sarang hanya terdapat satu ratu, sedangkan
dalam koloni semut terdapat beberapa ratu semut.181 Dalam
koloninya, semut-semut pekerja berkelompok sesuai dengan

175 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 10, hal 179
176 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid 2, hal 353
177 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Terj: Abdul Hayyie al Kattani, dkk., Cet 1,

(Jakarta: Gema Insani, 2013), jilid 10 hal 261


178 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
179 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, (Tangerang: PT Sandiarta

Sukse, 2011), hal 111


180 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 30
181 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 100

49
tugasnya. Ada semut pembersih, ada yang merawat larva semut,
sedangkan yang lain mengumpulkan makanan dan melindungi
sarang.182
Dalam koloni, semut ratu merupakan semut terbesar. Saat
dewasa semut ratu terbang meninggalkan sarang untuk mencari
tempat yang cocok untuk membangun koloni baru. Semut ratu
merontokkan sayapnya setelah menemukan tempat baru untuk
berkembang biak. Tatkala semut ratu telah bertelur, semut pekerja
merawat telur-telur semut. Pada malam hari, semut pekerja
membawa telur masuk jauh ke dalam terowongan sarang agar
terlindungi dari udara dingin. Pagi siang harinya, semut pekerja
membawa telur-telur ke permurkaan sarang untuk dihangatkan.183
Sarang semut terdiri atas kamar-kamar. Di antaranya adalah
kamar semut jantan, kamar pupa, kamar larva, kamar telur, kamar
ratu semut, dan gudang penyimpanan makanan, dan lain-lain.184

Gambar 3.8
Bentuk Sarang Semut185

3) Komunikasi Semut
Semut berkomunikasi dengan bantuan antenanya, karena pada
dasarnya semut memiliki penglihatan yang buruk. Antena semut

182 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 30
183 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 30
184 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 93
185 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 93

50
sangat peka dalam hal meraba dan membau.186 Komunitas semut
sangat ahli dalam membedakan aroma tubuh kerabatnya. Hasil studi
para peneliti University of California, Riverside, menunjukkan para
semut memiliki kemampuan tingkat tinggi untuk mendeteksi
perubahan kimia feromon (zat kimia yang dikeluarkan semut).
Semut memproduksi feromon, senyawa kimia dengan aroma
tertentu, untuk berkomunikasi dengan yang lain. Mereka saling
mendeteksi feromon menggunakan ujung antenanya yang sangat
sensitif. Hal tersebutlah yang membuat semut saling menyentuhkan
antena untuk mengenali aroma kerabatnya. Hal seperti ini mirip
Ketika orang bersalaman dan bertukar kartu nama.187 Setiap koloni
semut memiliki bau unik yang membantu anggotanya saling
mengenali, inilah yang membantu semut untuk mengenali adanya
penyusup yang terdapat di dalam sarang.188
Selain itu zat feromon juga digunakan oleh semut untuk
mengabarkan koloninya ketika ia menemukan makanan. Semut
tersebut akan berjalan menuju sarangnya sambal meninggalkan
jejak bau dari sumber makanan ke tempat sarangnya. Selain itu juga
semut memiliki kemampuan untuk menemukan jalan tercepat dari
sarang menuju sumber makanan.189
Semut juga dapat mencium kematian. Ketika semut mati, teman
satu sarangnya dengan segera mengevakuasi dan
menyingkirkannya. Hal tersebut karena semua pada umumnya
memiliki 2 zat kimia yang dinamakan oleh para ilmuwan “zat kimia
kematian” dan “zat kimia kehidupan. Ketika semut mati “zat kimia
kehidupan”mereka memudar dan menyisakan “zat kimia
kematian”. Hal tersebutlah yang menjadikan semut lain mengetahui
kematian kerabatnya.190

c. Korelasi antara Surah An-Naml Ayat 18 dan Sains


Ayat ini mengungkapkan bahwasanya semut menyuruh pasukannya
untuk masuk ke dalam sarangnya agar tidak terinjak oleh Nabi
Sulaiman.191 Riset ilmiah mengatakan bahwa semut menggunakan zat
feromon/zat yang dikeluarkan semut untuk berbicara dengan yang
lainnya. Yang di antaranya adalah ia berkomunikasi apabila
menemukan makanan192, mengabarkan koloninya apabila ia mati

186 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
187 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, (Jakarta: Tempo
Publishing, 2021), hal 67-68
188 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
189 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2014),

hal 95
190 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, hal 42-44
191 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 10 hal 258
192 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2014),

hal 95

51
sehingga semut yang lain tidak terinfeksi, 193 serta dengan zat feromon
inilah ia juga dapat mengenali mana musuh dan mana kawan. 194

4. Lebah
a. Lebah Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah An-Nahl Ayat 68-69)

‫َّج ِر َوِِمَّا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ك إِ ََل الن‬


َ ‫َّح ِل أَن َّاَّتذي م َن ا ْْلبَال بُيُواًت َوم َن الش‬ َ ُّ‫َوأ َْو َح ٰى َرب‬
‫ج‬ ِِ ِ َ‫ات ف‬ ِ ‫( ُُثَّ ُكلِي ِمن ُك ِل الثَّمر‬68)‫ي ع ِر ُشو َن‬
ُ ‫اسلُكي ُسبُ َل َربك ذُلُاًل ۚ ََيُْر‬ ْ ََ ْ َْ
‫ك َآليَةا لَِق ْوٍم‬َ ِ‫َّاس ۗ إِ َّن ِِف َٰذل‬
ِ ‫ِم ْن بُطُوِِنَا َشَراب ُمُْتَلِف أَل َْوانُهُ فِيهِ ِش َفاء لِلن‬
(69) ‫يَتَ َف َّك ُرو َن‬
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang
di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl
[16]: 68-69)

Pada ayat ini dijelaskan bahwasanya Allah memberi wahyu kepada


lebah. Wahyu di sini maksudnya adalah ilham, petunjuk, dan bimbingan
bagi lebah, agar menjadikan gunung-gunung, pepohonan, dan juga
tempat-tempat yang dibuat manusia sebagai rumah mereka. Lebah-lebah
tersebut membuat rumah-rumahnya dengan penuh ketelitian dalam
menyusun dan menatanya, sehingga tidak satu pun bagian yang rusak.195
Menurut Asy-Sya’rawi Allah mewahyukan kepada lebah secara
rahasia dan tanpa kita sadari. Analogi contoh proses ini misalnya pada
seorang pembantu yang cerdas yang mengerti perintah majikannya
hanya dengan melalui pandangan majikannya saja. Ia dapat mengetahui
apakah majikannya ingin minum, makan maupun yang lain.196
Allah juga memberikan izin kepada lebah untuk memakan segala
macam sari buah-buahan, berjalan di berbagai macam jalan yang telah
dimudahkan oleh Allah, di mana ia bisa dengan kehendaknya berjalan di
udara dan juga di daratan yang membentang luas baik di lembah-lebah

193 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, hal 42-44
194 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
195 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni

Katsir, jilid 5, hal 78


196 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 7, hal 630

52
maupun di gunung-gunung yang menjulang tinggi. Lebah-lebah tersebut
juga dapat masuk kembali ke rumah-rumah mereka, tanpa ada satu pun
yang keliru memasuki rumahnya. 197
ِ ِ‫( فَاسلُكِي سبل رب‬dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
‫ك ذُلُاًل‬ َ َ ُُ ْ
dimudahkan {bagimu}) kata ‫ذُلُاًل‬ merupakan bentuk plural yang
bermakna sesuatu yang mudah ditelusuri. Kata merupaka kata sifat dari
‫ُسبُ َل‬ (jalan-jalan). Jadi makna ayat tersebut adalah jalan-jalan yang
ditempuh lebah dari sarangnya menuju tempat ia menghisap sari bunga
sangat mudah untuk ditempuhnya. Para ulama menjelaskan kemudahan
berupa lebah yang dapat menemukan kembali sarangnya dengan mudah,
walaupun berpergian jauh untuk mencari makanan.
ِ ‫الثَّمر‬.
‫ات‬
Pada ayat ini dijelaskan bahwasanya lebah memakan
ََ Kata

ِ ‫ الثَّمر‬dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai buah-buahan. Apabila


‫ات‬ََ
diperhatikan di sini tidak mungkin lebah memakan buah karena lebah
ِ ‫ الثَّمر‬di sini serupa dengan makna ‫ات‬
‫ات‬ ِ ‫ََّّثَر‬
memakan sari bunga. Kata
ََ َ
‫ القلب‬yang bermakna buah hati/inti hati. Inti dari tumbuh-tumbuhan
adalah bunga. Jadi maksud ayat di sini tidak bertentangan dengan fakta
ilmiah yang ada.198
Huruf fa pada ayat ini bermakna lalu/kemudian. Jadi maksud ayat ini
adalah Allah mengisyaratkan bahwa Allah menciptakan naluri kepada
lebah, yaitu dari bunga ke bunga, dan dari taman ke taman. Apabila ia
tidak menemukan kembang, ia terus terbang walaupun menempuh jarak
yang jauh. Apabila telah kenyang maka secara naluriah ia akan kembali
ke sarangnya dan memuntahkan dari perutnya madu yang berlebih.199
ِ
Kalimat ُ‫َشَراب ُمُْتَلف أَل َْوانُه‬ (minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya) Lebah maka dari seluruh buah-buahan dan bunga-
bungaan yang memiliki khasiat yang berbeda-beda sesuatu dengan
materi, warna, rasa, dan baunya.200
Lebah-lebah tersebut menghasilkan madu dengan cara memuntahkan
madu dari dalam perutnya. Dan madu tersebut merupakan obat bagi

197 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 79
198
Abdul Ghaniy Abu Al-‘Azmi, Mu’jam Al-Ghaniy, Maktabah Syamilah No.
3083, Hal 1690
199 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 6 hal 648
200 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 7, hal 632

53
manusia. Sebagaimana hadis Nabi dalam kitab Shahih al-Bukhari
disebutkan dari Ibnu Abbas, di mana dia bercerita, Rasulullah bersabda:

ِ ِ‫ عن سع‬،‫س‬
‫ َع ِن‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْري‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ص ِح‬
َ ْ َ ِ َ‫ م ْن َحديث َس ٍاَل ْاْلَفْط‬:‫يح الْبُ َخا ِر ِي‬ َ ‫ِِف‬
‫ ِِف‬:ٍ‫"الش َفاءُ ِِف ثًََلثَة‬
ِ :‫اَّلل َعلَيهِ وسلَّم‬ َِّ ‫ول‬
َ َ َ ْ َُّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ ٍ َّ‫ابْ ِن َعب‬
َ َ‫اس ق‬
"ِ‫ َوأ َِْنَى أَُّم ِِت َع ِن الْ َكي‬،‫ أ َْو كيَّةٍ بِنَا ٍر‬،‫ أ َْو َش ْربَةِ َع َس ٍل‬،‫َش ْرطةِ ِ ُْم َجم‬
“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu pembekaman, minum
madu, atau pembakaran dengan api. Aku melarang umatku dari kayy
(pengobatan dengan cara pembakaran). 201
Firman Allah ِ ‫فِيهِ ِش َفاء لِلن‬
‫َّاس‬ (di dalamnya terdapat obat bagi
manusia) sering dijadikan alasan oleh para ulama untuk menyatakan
bahwa madu adalah obat bagi segala macam penyakit. Penelitian modern
mengungkapkan bahwa madu tidak menjadi obat segala macam
penyakit, bahkan banyak dokter menasihati pengidap diabetes untuk
tidak mengonsumsi madu. Jadi yang dimaksud dengan kata an-
nas/manusia pada ayat di atas bisa diartikan dengan sebagian manusia.202

b. Lebah Perspektif Sains


Terdapat sekitar 20.000 spesies lebah di muka bumi ini. Jenis
makanan lebah adalah serbuk sari dan nektar yang dikumpulkan dari
bunga. Serbuk sari ini mengandung protein dan nektar memberi energi.
lebah merupakan kelompok serangga penyerbuk yang paling penting
di muka bumi. 203
1) Anatomi Lebah
Lebah memiliki 2 jenis mulut. Yang pertama jenis lebah
madu yang memiliki jenis mulut penghisap. Jenis yang lain
adalah yang diadaptasi dari lebah carpenter (kayu) yang
berfungsi untuk menggigit. Antena pada lebah merupakan
organ pembau dan peraba pada lebah. Lebah menggunakan
antenanya untuk mendeteksi aroma bunga dan untuk
menemukan nektar.204
Lebah memiliki 5 mata, yang terdiri dari 2 mata majemuk
dan 3 mata sederhana atau ocelli. Lebah tidak dapat melihat
warna merah, sebaliknya ia dianugerahi kemampuan untuk

201 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 79-80
202 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, hal 649 jilid 6
203 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
204 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28

54
melihat cahaya ultraviolet yang tidak kasat mata bagi manusia.
Beberapa bunga memliki pola garis yang memantulkan sinar
ultraviolet yang berbentuk garis yang disebut sebagai “garis
pemandu madu”. Garis inilah yang mengarahkan lebah dan
serangga lain menuju nektar. 205

2) Habitat Lebah
Spesies Lebah ada yang hidup sendiri dan ada pula yang
hidup berkoloni. sekitar 500 lebih spesies lebah yang hidup
berkoloni. Lebah yang berkoloni seperti lebah madu, dan
lebah-lebah tidak bersengat lainnya, mengeluarkan lilin untuk
membangun sarang. Sebuah koloni lebah madu dapat berisi
3.000 hingga 40.000 ekor. Hal tersebut tergantung dari jenis
spesies, musim, dan keadaan sekitar lebah.206 Lebah biasanya
membuat sarang di atas pohon kayu, atap rumah, atau di atas
bukit. Saranagnya disusun dari zat lilin yang terdapat dalam
tubuhnya.207

3) Kehidupan Lebah
Sebuah koloni terdiri atas satu ratu lebah, lebah betina
pekerja, dan lebah jantan. Lebah jantan pekerja tidak memiliki
sengat dan bertugas untuk mengawini lebah ratu. Ratu bertelur
rata-rata 600 hingga 700 telur per hari. Lebah pekerja
melaksanakan berbagai tugas seperti membersihkan sarang,
menghasilkan lilin, dan mengumpulkan makanan untuk
koloninya. Lebah madu pekerja berkomunikasi dengan pekerja
lainnya saat menemukan dengan cara menari. Gerak tarian ini
bisa melingkar ataupun dalam bentuk angka delapan, disertai
dengan kibasan abdomen (perut) dan dengungan bertiti nada
tinggi. Lebah pekerja juga bertugas menjaga dan menyuapi
larva serta memastikan kondisi larva tetap hangat. 208
Lebah ratu mengeluarkan feromon (zat kimia yang
digunakan serangga untuk merangsang/memikat lawan
jenisnya) untuk mengabarkan kepada lebah pekerja bahwa
dirinya masih hidup. Feromon juga memperlambat
perkembangan lebah-lebah pekerja betina menjadi lebah-lebah
ratu. Pada saat suatu koloni mulai terlalu padat sejumlah lebah
akan terbang ke lokasi lain untuk membuat koloni baru. Hal ini
merupakan aktivitas tahunan lebah.209

205 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
206 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
207 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 73
208 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 29
209 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 29

55
Lebah madu yang terkenal komunitas dan pembagian
perannya. Pada dasarnya dalam satu koloni hanya terdiri dari
satu lebah ratu, kelompok lebah perawat ratu, dan kelompok
lebah pengumpul makanan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Andrew Feinberg, peneliti dari John Hopkins
dan Arizona State University dalam jurnal Nature
Neuroscience menyatakan bahwa hal tersebut didasarkan dari
bahan kimia yang disebut sebagai epigenetik menempel pada
gen di dalam otaknya. Perbedaan pola epigenetik ini
memengaruhi pola pekerjaan lebah.210
Lebah Madu merupakan serangga dengan tingkat
kekerabatan yang tinggi. Lokasi pembuatan sarang ditentukan
oleh sejumlah lebah pekerja. Jumlah lebah jantan dalam suatu
koloni lebih sedikit dari lebah betina. Lebah jantan bertugas
untuk mengawini ratu lebah. Setelah mengawini ratu lebah ia
akan diusir oleh lebah pekerja dan akhirnya dibunuh.
Sedangkan lebah betina menjadi lebah pekerja yang melakukan
banyak pekerjaan.211

4) Bentuk Sarang Lebah


Sarang lebah tersusun atas ratusan sel kecil berbentuk
segi enam. Para ahli matematika telah membuktikan bahwa
bentuk heksagonal adalah bentuk paling sempurna untuk
sarang lebah. Walaupun sarang lebah terlihat rentan, sarang ini
ternyata sangat kuat. Karena lebah membangun sarangnya
dengan sudut yang akurat. Setiap rongga sarang lebah dibuat
dengan kemiringan 13 derajat, agar madu di dalamnya tidak
tumpah.212

5) Peran Lebah Madu Terhadap Kehidupan


Lebah Madu merupakan salah satu spesies serangga lebah
yang bertanggung jawab terhadap lebih dari 70%
penyerbukan pertanian dunia selama 100 generasi. Hal tersebut
dikarenakan lebah merupakan serangga yang tidak membeda-
bedakan jenis bunga. Jika lebah madu punah, manusia juga
akan sulit untuk bertahan hidup karena kekurangan bahan
makanan. Albert Einstein menyatakan “Jika lebah madu punah
dari bumi, manusia juga akan punah dalam waktu 4 tahun.”213
Sebenarnya teknologi manusia sekarang mumpuni untuk
melakukan penyerbukan buatan, akan tetapi hasil dan bunga

210 Pusat Data dan Analisa Tempo, Membuka Tabir Keajaiban Anatomi Tubuh Lebah,
(Jakarta: Tempo Publishing, 2021), hal 25
211 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 96-98
212 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, hal 87
213 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18

56
dari penyerbukan tersebut lebih rendah dari yang dilakukan
oleh serangga khususnya lebah. Oleh karena itulah di Korea
Selatan, lebah sengaja diletakkan di kebun atau rumah kaca.
Yaitu lebah dengan jenis Bombus Pascuorum dan Osmia
Cornifrons.214

6) Madu
Madu merupakan bahan makanan yang sangat dikenal
manfaatnya sejak ribuan tahun lalu. Madu dikenal memiliki
banyak manfaat untuk menjaga kesehatan, bahkan
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di samping itu,
madu juga memiliki banyak manfaat untuk menjaga
kecantikan, terutama kulit. Madu merupakan cairan alami yang
keluar dari perut lebah. Cairan ini seperti sirop, akan tetapi
umumnya lebih kental. Kekentalan dan warna madu sangat
beragam. Madu memiliki beragam warna seperti warna putih,
kekuningan, kuning, kecokelatan, bahkan kehitaman.215 Madu
biasanya digolongkan menurut nama daerah asalnya seperti
madu sumbawa, madu Kalimantan, dan sebagainya. namun
pada umumnya madu digolongkan berdasarkan dari tempat
lebah berkembang biak, misalnya lebah yang hidup di sekitar
kebun durian, maka madu yang dihasilkan mengandung sari
durian216. Madu alami yang dihasilkan lebah tidak seragam
rasa, aroma, warna maupun kekentalannya. Hal tersebut karena
lebah menghisap berbagai jenis nektar bunga. Sedangkan madu
yang diternakkan umumnya memiliki warna yang seragam,
karena umumnya makan satu jenis nektar saja.217

7) Proses Terjadinya Madu


Mula-mula lebah pekerja mencari nektar dan polen
(tepung sari bunga). Nektar dan polen ini diperoleh dari
berbagai jenis bunga, baik tanaman hias, buah-buahan,
tanaman sayuran, dan sebagainya. Dalam sehari lebah mampu
mengumpulkan 40 mg nektar dan 20 mg polen. Lebah
menempuh kira-kira dua kilometer per hari.218
Madu berasal dari nektar-nektar bunga yang dikumpulkan
oleh lebah. Dalam satu hari seekor lebah madu keluar sebanyak
7-14 kali untuk mengumpulkan madu. Satu kilogram madu
dihasilkan oleh lebah madu yang bolak balik sebanyak 40 ribu

214 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18
215 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, (Yogyakarta:
Rapha Publishing, 2014), hal 3-4
216 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 38
217 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 11
218 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 10

57
kali dari bunga ke sarang lebah dan hinggap pada 5,6 juta
tangkai bunga.
Sebenarnya nektar merupakan zat yang tidak terlalu
manis. Lebah madu lah yang membuatnya menjadi manis.
Tatkala lebah madu menyimpan nektar di sarang lebah, lebah
yang masih muda akan berulang kali memakan dan
memuntahkan nektar tersebut, dan mencampurkannya dengan
air liur. Pada proses ini, nektar difermentasi dan menjadi madu.
Kemudian mereka mengepakkan sayapnya untuk
menghilangkan air dan mengentalkan madu. Setelah madu
siap, lebah menyimpan dan menutupnya di dalam sarang,
setelah sarang lebah diambil dan disaring, jadilah madu yang
biasa kita makan.219 Madu pada dasarnya digunakan sebagai
makanan oleh lebah itu sendiri. Akan tetapi jumlah madu yang
dihasilkan lebah melebihi kebutuhannya, sehingga madu sering
diambil manfaatnya untuk manusia220
Selain menghasilkan madu, lebah madu juga
menghasilakan beberapa manfaat bagi manusia yaitu:
a) Lilin Lebah
Lilin lebah merupakan bahan untuk membangun sarang
lebah. Berwarna kuning dan akan mengeras di suhu
ruangan. Bermanfaat untuk bahan lilin, lem, dan
kosmetik.
b) Royal Jelly
Cairan putih yang dihasilkan oleh lebah madu untuk
makanan ratu lebah. Terkenal akan manfaatnya untuk
kesehatan.
c) Propolis
Hasil campuran air liur dan lendir lebah dengan cairan
tanaman dan serbuk sari. Propolis merupakan zat resin
lengket berwarna coklat yang meningkatkan imunitas.
d) Racun dari Sengatan Lebah
Digunakan dalam terapi pengobatan radang sendi atau
sebagai pembuatan kosmetik.221

Beberapa penelitian modern yang Membuktikan Khasiat


Madu:222
a) Madu Dapat Menyembuhkan Luka Sayatan
b) Menyembuhkan Luka bakar
c) Menyembuhkan Konjungtivitis/Belekan
d) Memperbaiki Kekurangan Gizi

219 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
220 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 8
221 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
222 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 17-30

58
e) Meningkatkan Performa Atlet
f) Mengobati Jerawat
g) Meredakan Gangguan Pencernaan
h) Sebagai Antibiotik Oles
i) Mengurangi Efek Radioterapi pada Kanker
j) Mengatasi Gangguan Hati
k) Mengatasi Pendarahan
l) Sebagai Antioksidan
m) Mengobati Kanker

c. Korelasi Antara Surah An-Nahl Ayat 68-69


Pada ayat ini Allah memberikan petunjuk kepada lebah untuk
membuat sarangnya. 223 Lebah membangun sarangnya dengan sudut
yang sangat akurat yaitu dengan kemiringan 13 derajat, sehingga madu
yang terdapat di dalamnya tidak tumpah. Para peneliti mengungkapkan
bahwa sarang lebah dengan bentuk heksagonal adalah bentuk terbaik
untuk sarang lebah daripada bentuk-bentuk lainnya. 224
Di dalam ayat ini juga Al-Qur’an menginformasikan bahwa lebah
memakan semua macam-macam nektar buah-buahan. Riset ilmiah
mengatakan bahwa berbeda dengan serangga lain, spesies lebah tidak
membeda-bedakan jenis nektar bunga. Lebah Madu merupakan
serangga yang melakukan penyerbukan terhadap 70% pertanian di
dunia. Apabila Lebah Madu punah, maka manusia akan sulit untuk
bertahan hidup, karena kekurangan bahan makanan. 225
Lebah juga diberikan kemudahan oleh Allah untuk mencari nektar
bunga dan kembali ke sarangnya226. Riset ilmiah menyatakan lebah
dianugerahi kemampuan melihat ultraviolet yang tidak kasat mata bagi
manusia. Beberapa bunga memliki pola garis yang memantulkan sinar
ultraviolet yang berbentuk garis yang disebut sebagai “garis pemandu
madu”. Garis inilah yang mengarahkan lebah dan serangga lain menuju
nektar. 227 Lebah madu juga memiliki kemampuan untuk mengingat
lokasi sumber makanan dalam waktu beberapa hari. Ia juga dapat
memperkirakan waktu yang telah ia lewati dan menggunakan sudut
matahari untuk mencari makan. 228
Al-Qur’an menginformasikan bahwa dari dalam perut lebah keluar
minuman yang bermacam-macam warnanya serta obat bagi manusia.
Riset ilmiah menunjukkan bahwa tatkala lebah madu menyimpan
nektar di sarang lebah, lebah yang masih muda akan berulang kali
memakan dan memuntahkan nektar tersebut, dan mencampurkannya

223 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 78
224 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, hal 87
225 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18
226 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 6 hal 648
227 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
228 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, serangga hal 85-86

59
dengan air liur. Pada proses ini, nektar difermentasi dan menjadi
madu.229 Warna madu bermacam-macam seperti warna putih,
kekuningan, kuning, kecokelatan, bahkan kehitaman. 230 Madu juga
memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit
bagi manusia, salah satu contohnya adalah madu dapat mengatasi
gangguan hati.231

5. Belalang
a. Belalang Perspektif Al-Qur’an Be rdas a rka n Surah Al-A’raf Ayat 133
dan Al-Qomar ayat 7

ٍ ‫ص ًَل‬
‫ت‬ ٍ ‫ع والدَّم آَي‬
َّ ‫ت ُم َف‬ ِ َّ ‫فَأَرسلْنَا علَي ِهم الطُّوفَا َن وا ْْلراد والْ ُق َّمل و‬
َ َ َ َ ‫الض َفاد‬ َ َ َ َ ََ َ ُ َْ َْ
‫ي‬َ ‫ْربوا َوَكانُوا قَ ْواما ُُْم ِرِم‬
َُ ‫استَك‬
ْ َ‫ف‬
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak
dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan
diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf Ayat [7]:
133)

‫اث َكأ ََِّنُ ْم َجَراد ُمْن تَ ِشر‬


ِ ‫خشَّعا أَبصارهم ََيْرجو َن ِمن ْاْلَج َد‬
ْ َ ُ ُ ْ ُُ َ ْ ‫ُ ا‬
“Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari
kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan” (QS. Al-
Qomar [54]: 7)

Pada s urah Al-A’raf ini dijelaskan tentang beberapa azab yang


menimpa kaum Fir’aun. Allah menyebutkan dalam surah Al-Isra’ ayat
101 bahwa ayat-ayat (tanda kebesaran Allah yang berbentuk azab
tersebut ada sembilan.

َ ‫يل إِ ْذ َجاءَ ُه ْم فَ َق‬ِ ِ ٍ ٍ ‫ولََق ْد آتَي نَا موس ٰى تِسع‬


‫ال‬ ْ َ‫آَيت بَيِنَات ۖ ف‬
َ ‫اسأ َْل بَِِن إ ْسَرائ‬ َ َْ َ ُ ْ َ
‫ح اورا‬
ُ ‫وس ٰى َم ْس‬ َ ‫لَهُ فِ ْر َع ْو ُن إِِّن َْلَظُن‬
َ ‫ُّك ََي ُم‬

229 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
230 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, (Yogyakarta:
Rapha Publishing, 2014), hal 3-4
231 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 17-30

60
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan
buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala
Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya:
"Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir".
(Q. S. Al-Isra’ Ayat 101)
Salah satu azab Fir’aun tersebut adalah ‫ا ْْلََر َاد‬. Menurut Wahbah Az-
Zuhaili ‫ ا ْْلََر َاد‬merupakan serangga yang terkenal memakan tumbuh-
tumbuhan. Ia memakan hasil tanaman dan buah-buahan mereka.232
Menurut Ibnu Katsir ‫ ا ْْلََر َاد‬sudah dikenal dan masyhur dengan binatang
yang dapat dimakan. Sebagaimana terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim.

َ ‫ فَ َق‬،‫اَّللِ بْ َن أَِِب أ َْو ََف َع ِن ا ْْلََر ِاد‬


‫ َغَزْوََن‬:‫ال‬ َّ ‫ْت َع ْب َد‬ َ َ‫َع ْن أَِِب يع ُفور ق‬
ُ ‫ َسأَل‬:‫ال‬
ٍ ‫اَّلل َعلَيهِ وسلَّم سبع َغزو‬ َِّ ‫ول‬ِ ‫مع رس‬
‫ات ََنْ ُك ُل ا ْْلََر َاد‬ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َُّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬ َُ ََ
“Dari Abu Ya’fur, ia mengatakan, aku pernah bertanya kepada
Abdullah bin Abi Aufa tentang belalang, maka ia berkata; “Kami pernah
berangkat berperang bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬sebanyak tujuh kali, dan
kami memakan belalang.”233

Di dalam hadis lain juga dijelaskan

َّ ‫يث َع ْب ِد‬
‫الر ْْحَ ِن بْ ِن‬ ِ ‫ وابن ماج ْه ِمن ح ِد‬،‫َْحَ ُد بن حْن ب ٍل‬
َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ْ ‫ َوأ‬،‫َوَرَوى الشَّافع ُّي‬
ِِ
َ َ‫اَّللُ َعلَْيهِ َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ ِ‫ َع ِن الن‬،‫ َع ِن ابْ ِن ُع َمَر‬،ِ‫ َع ْن أَبِيه‬،‫َسلَ َم‬ ِ
:‫ال‬ َ ‫َّب‬ ْ ‫َزيْد بْ ِن أ‬
"‫ال‬ُ ‫الط َح‬ِ ‫ والْ َكبِ ُد و‬،‫وت وا ْْلر ُاد‬ ِ ِ ْ َّ‫"أ ُِحل‬
َ َ ََ َ ُ ُ‫ ا ْْل‬:‫ت لَنَا َم ْي تَ تَان َوَد َمان‬
Imam Syafi’i, Imam Ahmad Ibnu Hambal, serta Imam Ibnu Majah
telah meriwayatkan melalui hadis Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam,
dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi ‫ ﷺ‬telah bersabda. “Dihalalkan
bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, yaitu ikan dan belalang,
serta hati dan limpa.234

232 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 5 hal 76


233 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 3, hal 443
234 Abu Al-Fida Isma’il bin Umar bin Katsir Al-Qurasy, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim,

jilid 3, hal 462

61
Di samping belalang tersebut juga terdapat azab-azab yang lain
seperti kutu dan darah. Azab tersebut tidak datang sekaligus, akan tetapi
datang secara silih berganti.235
Sedangkan pada Surah Al-Qomar ini dijelaskan bahwa Allah
memerintahkan kepada Nabi-Nya agar berpaling dari orang-orang yang
apabila melihat suatu bukti, maka mereka berpaling dan mengatakan
bahwa bukti kerasulannya adalah sihir yang terus menerus.236 Orang-
orang tersebut pada saat yaumul hisab tepatnya pada saat Malaikat Israfil
menyeru mereka, pada hari itu mereka tertunduk lesu dan hina. Mereka
keluar dari kuburan mereka dalam jumlah besar, dengan kondisi hiruk
piruk serta bertebaran di mana-mana untuk memenuhi seruan malaikat
tersebut. Mereka bagaikan koloni-koloni belalang yang bertebaran.237
Menurut Ibnu Asyur yang dimaksud belalang di sini adalah anak-
anak belalang sebelum memiliki sayap, hal tersebut karena mereka
berada di lubang tanah dan bermunculan serta bertumpuk satu sama
lain.238

b. Belalang Perspektif Sains


1) Anatomi Belalang
Belalang merupakan jenis serangga yang memiliki antena yang
lebih pendek dari bagian tubuhnya. Belalang diklasifikasikan
sebagai serangga herbivora dari ordo Caelifera.239 Belalang
merupakan serangga yang bermata besar dan memiliki telinga
yang terletak di perut.240
Belalang memiliki femur yaitu ruas kaki belakang yang
panjang dan kuat. Suara yang kita dengar dari belalang
merupakan hasil dari femur yang digosokkan pada sayap depan
ataupun saat belalang tersebut mengepakkan sayapnya saat ia
terbang.241Pada dasarnya sayap pada belalang digunakan olehnya
untuk membantunya lompat lebih jauh pada saat ia melompat.
Belalang dapat melompat 200 kali lebih Panjang dari tubuhnya.242

2) Habitat Belalang
Belalang merupakan hewan yang aktif pada siang hari dan
memiliki habitat umumnya di rerumputan.243 Hal tersebut karena

235 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 5, hal 63


236 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 7, hal 602
237 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 14, hal 183
238 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 13 hal 233-234
239 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 8
240 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40
241 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 8
242 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40
243 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40

62
rerumputan merupakan sumber makanan belalang. Habitat ini
dijadikan belalang sekaligus sebagai tempat perlindungannya dari
predator.244 Belalang adalah hewan herbivora yang memakan
berbagai tumbuhan, tanaman, dan rumput. Beberapa jenis belalang
bahkan dapat menghancurkan tanaman, oleh karena itulah
belalang merupakan serangga yang dianggap sebagai hama.
Belalang juga memiliki spesies belalang yang bernama belalang
kembara yang dapat menghancurkan tanaman pangan pertanian.
Hal tersebut karena apabila kondisinya tepat (cuaca mendukung
perkembangan belalang atau terdapat sedikit predator belalang),
maka belalang ini dapat berkembang biak dalam jumlah besar. Hal
itu juga didukung juga dengan kemampuan belalang yang dapat
makan setara dengan bobot tubuhnya.245

3) Kehidupan Belalang
Kehidupan terbesar belalang dapat beranggota hingga 50 miliar
serangga dan dapat mencakup dataran seluas 1000 km persegi.
Dalam satu hari kawanan belalang ini dapat melahap tanaman
yang jumlahnya cukup untuk memberi makan setengah juta
manusia dalam satu tahun penuh.246

4) Belalang dan Beberapa Kasusnya


a) Kasus Sudan
Terdapat spesies belalang di Sudah dengan jenis belalang
gurun yang menewaskan 11 orang dalam waktu 2 pekan saja
dan membuat 1600 orang dirawat di rumah sakit yang terjadi
pada tahun 1987-1989. Hal tersebut disebabkan karena
belalang gurun di Sudan telah menemukan iklim paling
nyaman untuk memasuki musim kawin. Selain
menghancurkan sektor pertanian di Sudan, belalang ini juga
membuat epidemi asma bagi manusia. Masyarakat Sudan
mengatakan bahwasanya belalang-bealang tersebut
menimbulkan aroma yang sangat kuat sehingga menggangu
pernapasan mereka. Surat kabar setempat telah
memberitakan bahwa hal ini terjadi karena saat belalang-
belalang tersebut kawin, mereka melepaskan suatu hormon
yang mengganggu pernapasan manusia. 247
Hal tersebut memunculkan kekhawatiran bagi penduduk
di sekitar benua Afrika. Karena belalang dewasa walaupun
memiliki siklus hidup hanya 28 hari, akan tetapi mampu

244Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 9


245Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40-41
246 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40
247 Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan

yang Mengejutkan Ekosistem, (Jakarta: Tempo Publishing, 2020), hal 14

63
terbang hingga sejauh 60 km sehari. Belalang merupakan
hama yang sangat ditakuti oleh sektor pertanian. Walaupun
berat belalang hanya 2,5 gram akan tetapi berat segerombolan
belalang bisa mencapai 70 ribu ton. Kawanan belalang
semacam ini bisa memakan tanaman pertanian dalam sehari
sebanyak yang dimakan 700 ribu ekor gajah atau setara
dengan 175 juta manusia.248

Gambar 3.9
Kasus Hama Belalang di Afrika249

b) Kasus Maroko
Pada tahun 1961, Belalang dengan spesies Belalang
gurun telah memakan sebanyak 7000 ton jeruk di Maroko
dalam waktu lima hari saja.250
c) Kasus Kalimantan Tengah, Kotawaringin Barat
Pada tahun 1991, 16 ribu hektar tanah pertanian,
perkebunan, dan pekarangan penduduk Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah dimangsa belalang kembara. 40%
diantaranya merupakan tanaman padi. Kerugiannya
diperkirakan sekitar 1,1 Milyar rupiah. Angka tersebut belum
termasuk kerugian dari tanaman perkebunan.251
d) Kasus di Sumba Timur, NTT
Serangan belalang terhadap masyarakat sumba yang
terpahit terjadi pada tahun 1973-1975 dan 1999-2002. Pada

248Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan
yang Mengejutkan Ekosistem, hal 19-20
249 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 101
250 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 115
251 Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan

yang Mengejutkan Ekosistem hal 27-28

64
waktu tersebut terjadi bencana kelaparan dan rawan gizi
terhadap masyarakat sumba. Hal tersebut disebabkan krisis
bahan makanan pokok. Tanaman pangan mereka yang berupa
pada dan jagung gagal berproduksi karena diserang
belalang.252
e) Kasus di India
Pada tahun 2020 lalu kawanan belalang menyerang
negara India tepatnya di negara bagian Rajasthan dan
Madhya Pradesh. Lahan pertanian yang luasnya sekitar
50.000 hektar telah hancur dimakan belalang. Menurut Food
and Agriculture Organization (FAO) yang merupakan
lembaga organisasi pangan dan agrikultur dibawah naungan
PBB menyatakan bahwasanya sekelompok belalang yang
berjumlah 40 juta ekor dapat memakan bahan pangan
sebanyak yang dimakan oleh 35.000 manusia. Dan hal
tersebut menyebabkan produksi pangan di daerah tersebut
lebih rendah dan menyebabkan harganya meningkat.253

Gambar 3.10
Kasus Hama Belalang di India254

c. Korelasi Surah Al-A’raf Ayat 133 dan Surah Al-Qomar Ayat 4 dengan
Sains

252 https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5d1377a40d823069675f7ff2/hama-

belalang-kumbara-kembali-serang-sumba-timur-bagaimana-mengendalikannya (diakses
pada tanggal 6 November 2021 15:40)
253 https://www.dw.com/id/india-diserang-hama-belalang-terburuk-dalam-30-

tahun/a-53586323 (diakses pada tanggal 15 November 2021 20:00)


254 https://www.dw.com/id/india-diserang-hama-belalang-terburuk-dalam-30-

tahun/a-53586323 (diakses pada tanggal 15 November 2021 20:00)

65
1) Di dalam Surah Al-A’raf Ayat 133 dijelaskan bahwa belalang
merupakan salah satu azab yang menimpa kaum Fir’aun. 255
Melalui riset-riset ilmiah kita dapat mengetahui tentang gambaran
tentang belalang. Belalang merupakan hewan yang dapat
memakan makanan setara dengan bobot tubuhnya.256 Pada tahun
1961, Belalang dengan spesies Belalang gurun telah memakan
sebanyak 7000 ton jeruk di Maroko dalam waktu lima hari saja.257
Bahkan kasus belakang yang lainnya yaitu yang terjadi di Sudan
pada tahun 1987-1989 yang dapat menewaskan 11 orang dan
membuat 1600 orang dirawat di rumah sakit. Hal ini disebabkan
oleh spesies belalang gurun yang mengeluarkan aroma yang
sangat kuat sehingga mengganggu pernapasan manusia. 258
Perlu diketahui di sini bahwasanya ini hanya merupakan gambaran
tentang belalang. Tidak menutup kemungkinan bahwa belalang
pada saat sekarang dan pada saat azab tersebut diturnakan berbeda.
Karena ratusan bahkan ribuan jenis serangga lainnya telah punah
setiap tahun sebelum sempat teridentifikasi, hal tersebut
disebabkan oleh kerusakan hutan. 259

2) Di dalam Surah Al-Qomar Ayat 4 dijelaskan tentang gambaran


manusia pada yaumul hisab, yaitu mereka keluar dari kuburan
mereka layaknya belalang dan dalam jumlah besar. Mereka
bagaikan koloni-koloni belalang. 260 Riset ilmiah menyatakan
bahwa koloni belalang dapat mencapai hingga 50 miliar261
Melalui riset ilmiah ini setidaknya kita dapat membayangkan
bagaimana kondisi yaumul hisab nanti.

6. Rayap
a. Rayap Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Saba’ Ayat 14 dan Al-
Qori’ah Ayat 4

ۖ ُ‫ض ََتْ ُك ُل ِم ْن َسأَتَه‬


ِ ‫ت َما َد ََّلُْم َعلَ ٰى َم ْوتِهِ إََِّل َدابَّةُ ْاْل َْر‬
َ ‫ضْي نَا َعلَْيهِ ال َْم ْو‬َ َ‫فَلَ َّما ق‬
ِ ‫اب ال ُْم ِه‬
‫ي‬ ِ ‫ت ا ْْلِ ُّن أَ ْن لَ ْو َكانُوا يَ ْعلَمو َن الْغَْيب َما لَبِثُوا ِِف ال َْع َذ‬ ِ َ‫فَلَ َّما خَّر تَب يَّ ن‬
َ َ
َ ُ
255Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 5 hal 76
256Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40-41
257 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 115
258 Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan

yang Mengejutkan Ekosistem, (Jakarta: Tempo Publishing, 2020), hal 14


259 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, (Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti, 2007),

hal 1
260 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 14, hal 183
261 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40

66
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap
yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah
jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah
mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.”(Q. S. Saba’
Ayat 14.)

ِ ُ‫اش الْمب ث‬
‫وث‬ ْ َ ِ ‫َّاس َكالْ َفَر‬
ُ ‫يَ ْوَم يَ ُكو ُن الن‬
“Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,”
(Q. S. Al-Qori’ah Ayat 4)

Pada surah Saba’ ayat 14 ini dijelaskan bahwasanya, pada saat Nabi
Sulaiman meninggal dunia, beliau meninggal dalam keadaan masih
tetap bersandar pada tongkatnya. Pada saat itu para jin tetap
menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugasnya seperti biasa
tanpa menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal dunia. Hal
tersebut berlangsung hingga rayap menggerogoti tongkat Nabi
Sulaiman, lalu jasadnya pun tersungkur jatuh. Wahbah Az-Zuhaili
memaknai ِ ‫َدابَّةُ ْاْل َْر‬
‫ض‬ sebagai ‫ اْلرضة‬yaitu serangga yang memakan
kayu (rayap).262
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan selain mereka mengatakan
bahwasanya Nabi Sulaiman telah wafat dalam waktu yang cukup lama,
yaitu hampir satu tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh ulama salaf
lainnya.263
Pada Surah Al-Qori’ah ayat 4 ini dijelaskan tentang keadaan
manusia pada hari kiamat. Yaitu bagaikan anai-anai yang berterbangan
(laron) karena banyak serta bertumpuknya manusia serta lemahnya
mereka, karena sebagian mereka terjerumus dalam api yang menyala-
nyala.264
ِ ُ‫اش الْمب ث‬
Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa makna ‫وث‬ ْ َ ِ ‫َكالْ َفَر‬
adalah ‫َكغَ ْو َغاء ا ْْلََراد ال ُْم ْن تَ ِشر‬ (seperti koloni belalang yang
berhamburan), dan di antara mereka juga terbang beriring-iringan
dengan yang lainnya secara tak beraturan. Demikian itu karena mereka
dalam keadaan kebingungan.265

262 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 11, hal 470


263 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 6, hal 558-559
264 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 15 hal 558-559
265 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid 2, hal 1373

67
ِ ُ‫ الْمب ث‬yakni dalam
‫وث‬ َْ hal persebaran, perpecahan, dan perasaan
bingung mereka atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka itu
ِ ُ‫اش الْمب ث‬
‫وث‬ ْ َ ِ ‫( َكالْ َفَر‬anai-anai yang berterbangan) sebagaimana firman
Allah dalam surah Al-Qomar ayat 7 ‫شر‬ ِ َ‫( َكأ ََِّنُم جراد م ْن ت‬Seakan-akan
ُ ََ ْ
mereka itu belalang yang bertebaran).266
Al-Maraghi memaknai ِ ‫ الْ َفَر‬sebagai
‫اش‬ serangga yang biasanya
mengerumuni sinar lampu ketika malam hari (laron). Sedangkan
ِ ُ‫ الْمب ث‬diartikan sebagai sesuatu yang terpisah dan tercerai berai. Al-
‫وث‬ َْ
Maraghi berpendapat bahwa keadaan manusia yang hidup ketika
terjadinya kiamat sangat mengerikan, sehingga menjadikan manusia
tercerai berai kebingungan tanpa mengerti apa yang harus mereka
lakukan, dan tidak mengetahui apa yang mereka dambakan. Hal
tersebut diibaratkan seperti laron yang memiliki sikap bercerai berai,
setiap laron akan terbang ke arah yang berlainan dengan yang
lainnya.267

b. Rayap Perspektif Sains


Rayap adalah serangga bertubuh lunak yang diyakini merupakan
evolusi dari leluhurnya yang berupa kecoak purba. Dari Fosilnya
tersebut, ditemukan bahwasanya ia telah hidup sekitar 130 juta tahun
yang lalu. Rayap tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Rayap lebih
beradaptasi dengan baik pada tempat dengan cuaca hangat dan kondisi
yang lembab, daripada dengan iklim yang dingin. Di dunia ini rayap
terbagi menjadi 2 jenis rayap yaitu rayap tanah dan rayap kayu, yang
memiliki kurang lebih 2.750 spesies rayap.268
Rayap merupakan serangga yang dikenal sebagai hama bagi
manusia. Walaupun rayap kecil, akan tetapi, namun kekuatannya dapat
menghancurkan bangunan terutama yang terbuat dari kayu. Rayap
digolongkan masih satu keluarga dengan semut, dengan sebutan semut
putih.269

1) Anatomi Rayap
Rayap memiliki kutikula (bungkus luar) lunak yang mudah
mengering, sehingga rayap dapat hidup di sarang yang gelap,

266 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 8, hal 528
267 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Terj: Bahrun Abubakar dkk,

(Semarang: PT Karya Toha Semarang, 1993), jilid 15 hal 396


268 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44
269 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 99

68
hangat, serta lembab. Rayap memiliki bakteri organisme bersel
satu dalam ususnya untuk membantunya mencerna bahan liat
dalam tubuhnya.270 Rayap merupakan serangga yang buta,
akan tetapi ia dianugerahi dengan sepasang antena yang peka
yang dapat mencium, meraba, ataupun merasa.271 Dalam
koloni rayap berkomunikasi mengenai arah dan keberadaan
makanan melalui getaran, kontak fisik, dan juga bau zat kimia
yang disebut feromon.272
Rayap terbagi menjadi beberapa kasta yang terdiri dari raja,
ratu, pekerja, dan tentara. Setiap kasta memiliki susunan tubuh
yang berbeda. Kasta tentara dan pekerja tidak dapat
bereproduksi. Rayap tentara dianugerahi dengan rahang yang
kuat yang menonjol disertai dengan kepala yang besar dan
keras. Pada spesies tertentu rayap, kasta tentara dapat
meledakkan dirinya dan mengeluarkan cairan lengket yang
membungkus penyerang sarangnya. Sedangkan tubuh rayap
pekerja biasanya lebih kecil, lebih pucat, dan lebih lunak
daripada tubuh rayap tentara. Karena anatomi dari rayap ini
berbeda-beda rayap dengan kasta tentara tidak mencari makan
sendiri, rayap pekerja lah yang bertugas menyediakan
makanan, merawat telur, memperbaiki sarang, dan memberi
makan rayap-rayap muda.273

2) Habitat Rayap
Rayap sangat menyukai tempat dengan suhu berkisar antara
11° C – 26, 6° C. 274 Rayap biasanya bersarang di bawah tanah
atau di dalam rongga tanggul pohon, akara semak, kayu
bangunan, dan bahkan di dalam buku. Ada juga rayap yang
tinggal di atas tanah yang biasanya disebut sebagai gumuk
rayap. Sarang ini terbuat dari tanah dan air liur rayap yang
tingginya bisa mencapai 8-9 m.275

3) Cara berkembang biak


Rayap merupakan serangga sosial yang hidup dalam
kelompok. Sebuah koloni terkecil rayap bisa berisi ratusan
bahkan ribuan ekor rayap, sedangkan koloni besar rayap bisa
berisi hingga jutaan ekor rayap. Raja dan Ratu dalam koloni
rayap bertugas membuat koloni rakyat. Seekor ratu rayap pada
awalnya bertelur dalam jumlah kecil. (Seolah-olah ia tahu

270 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44
271 Kambini Yudianto, Rayap Sang Artsitek Handal, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2006),
hal 29
272 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
273 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
274 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 100
275 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44

69
bahwasanya kasta pekerja sedikit) Kemudian pada saat jumlah
pekerja dalam koloni cukup, dan rayap-rayap tumbuh dewasa,
ratu bertelur lebih banyak lagi hingga 36.000 telur sehari. Hal
tersebut karena tubuh ratu bisa bertumbuh hingga ke ukuran
yang membuatnya tidak bisa bergerak lagi.276

Gambar 3.11
Ratu Rayap yang Sedang Bertelur 277

Pada saat tertentu dalam satu tahun akan dihasilkan rayap


jantan dan betina yang memiliki sayap dan mampu untuk
bereproduksi. Dalam jumlah yang banyak, rayap-rayap (laron)
ini terbang ke segala penjuru untuk membentuk koloni-koloni
baru.278
Musim kawin laron umumnya terjadi satu tahun sekali.
Curah hujan merupakan pemicu proses perkawinan ini. Karena
pada saat curah hujan tinggi kondisi tanah menjadi lunak
sehingga mudah untuk digali. Saat laron jantan dan betina
bertemu, mereka akan mendarat dan melepaskan sayapnya.
Kemudian melakukan ritual yang disebut “tandem running”
dimana laron jantan akan mengikuti laron betina dan
menyentuh perut betina dengan antenanya saat berlari untuk
menemukan sarang baru.
Di dalam sarang laron ini laron jantan dan betina melakukan
perkawinan. Secara otomatis laron jantan akan menjadi raja
dan laron betina akan menjadi ratu. Secara berkala ratu rayap
akan menghasilkan telur yang berkembang menjadi pekerja

276 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44-45
277 http://www.solusiantirayap.co.id/Membasi_Rayap_Harus_Mengenal_Fungsi_Masing-

Masing_Anggota_Koloni_Rayap.html (dikases pada tanggal 26 November 16:45)


278 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45

70
dan prajurit. Sebelum ratu memproduksi kasta laron,
dibutuhkan koloni tertentu.279

c. Korelasi Surah Saba’ Ayat 14 (Rayap) dan Surah Al-Qoriah Ayat 4


(Laron)
a) Pada Surah Saba’ Ayat 14 ini dijelaskan bahwasanya, pada saat
Nabi Sulaimana meninggal dunia, beliau meninggal dalam
keadaan masih tetap bersandar pada tongkatnya. Pada saat itu
para jin tetap menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tugasnya seperti biasa tanpa menyadari bahwa Nabi Sulaiman
telah meninggal dunia. Hal tersebut berlangsung hingga rayap
menggerogoti tongkat Nabi Sulaiman, lalu jasadnya pun
tersungkur jatuh. 280 Walaupun tidak ada kaitannya dengan ayat
ini, berdasarkan riset ilmiah rayap merupakan serangga yang
tidak kalah menakjubkan dengan semut. Rayap memiliki
kemampuan untuk mencerna kayu yang dibantu dengan
organisme bersel satu yang ada di tubuhnya. Layaknya semut,
rayap juga memiliki kasta-kasta dalam koloninya. Koloni tentara
dapat meledakkan dirinya untuk melawan musuhnya. 281
b) Pada Surah Al-Qori’ah Ayat 4 ini dijelaskan kondisi manusia
pada hari kiamat. Yaitu bagai laron yang berterbangan. 282 Riset
ilmiah menyatakan bahwa dalam jumlah yang banyak, rayap-
rayap (laron) ini terbang ke segala penjuru untuk membentuk
koloni-koloni baru. 283 Bisa jadi gambaran pada hari kiamat
manusia-manusia akan menuju ke segala arah dengan tidak
beraturan disebabkan dahsyatnya hari kiamat seperti laron.

7. Kutu
a. Kutu Perspektif Al-Qur’an dalam Surah Al-A’raf Ayat 133

ٍ ‫ص ًَل‬
‫ت‬ ٍ ‫ع والدَّم آَي‬
َّ ‫ت ُم َف‬ ِ َّ ‫فَأَرسلْنَا علَي ِهم الطُّوفَا َن وا ْْلراد والْ ُق َّمل و‬
َ َ َ َ ‫الض َفاد‬ َ َ َ َ ََ َ ُ َْ َْ
َ ‫ْربوا َوَكانُوا قَ ْواما ُُْم ِرِم‬
‫ي‬ َُ ‫استَك‬
ْ َ‫ف‬
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak
dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap
menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”. (QS.
Al-A’raf [7]: 133)

279 Ahmad Pervez, Termites and Sustainable Management, (India: Springer


International Publishing AG, 2018), hal 132
280 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 11, hal 470
281 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
282 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 15 hal 558-559
283 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45

71
Salah satu azab yang ditimpikan kepada kaum Fir’aun adalah ‫الْ ُق َّم َل‬.
menurut Asy-Sya’rawi sejenis kutu. Akan tetapi kutu tersebut bukanlah
kutu penghuni badan atau pakaian, akan tetapi hama yang menyerang
biji-bijian, sawah, dan tanaman. Ketika melihatnya kita berusaha untuk
memberantasnya dengan tangan atau dengan pembasmi serangga.284
Ada juga yang menyebutkan bahwa ‫ الُْق َّم َل‬tersebut adalah ‫السوس أ َْو‬
ُّ
‫ نَ ْوع ِم ْن الْ ُقَراد فََت تَ بَّ َع َما تََرَكهُ ا ْْلََراد‬ulat atau sejenis serangga yang
memakan apa yang ditinggalkan belalang.285 Quraish Shihab memaknai
‫ الْ ُق َّم َل‬sebagai kutu yang berupa hama tanaman. 286

Menurut Wahbah Az-Zuhaili setelah azab belalang tersebut


diangkat dari mereka, mereka kembali lagi kepada kekufuran,
pendustaan, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Sebulan setelah hal itu
Allah mengirimkan ulat-ulat atau kutu-kutu yang merusak tanaman
mereka, memakan seluruh hasil pertanian mereka dan memusnahkan
semua yang hijau.287
Berbeda dengan hal tersebut Al-Maraghi memaknai ‫ الْ ُق َّم َل‬sebagai
lalat kecil. Dalam Taurat diterangkan bahwa nyamuk dan lalat adalah
termasuk sepuluh azab yang diberikan tuhan kepada Fir’aun dan
kaumnya, agar mereka melepaskan Bani Israil bersama Musa.

b. Kutu Perspektif Sains


Kutu adalah jenis serangga yang tidak memiliki sayap. 288 Kutu
memiliki jenis habitat yang berbeda, misalnya kutu kepala, mereka
tinggal di kepala manusia. Selain itu juga, ada jenis kutu yang tinggal
di daun-daun dan batang serta menyebabkan kerusakan pada
tumubuhan. Kutu kepala menghisap darah sebagai makanan mereka.
sementar itu daun tumbuhan merupakan makanan dari kutu daun.289
Kutu merupakan serangga dengan famili Hemiptera. Yaitu
serangga yang memiliki badan berbentuk oval, pipi dan mulut yang
membuat mereka dapat menghisap darah atau cairan dari tanaman,
binatang, atau manusia. Beberapa jenis kutu di muka bumi ini,
misalnya Kutu Pembunuh Lebah, yaitu kutu yang membunuh dan
memakan serangga lain. Kutu Yang Meludah, yaitu jenis kutu yang

284 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, hal 63-64 jilid 5


285 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid, 1 hal 633
286 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 4 hal 265
287 Wahbah Az-Zuhaili, jilid 5 hal 78-79
288 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 60
289 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 60-61

72
tanaman pangan seperti tebu dan menyebabkan kerusakan serius pada
pohon cemara dan willow. 290 Karena ayat di atas berfokus pada Kutu
Daun maka kita akan memfokuskannya pada Kutu Daun:

1) Anatomi Kutu Daun


Kutu Daun merupakan spesies kutu yang memiliki panjang
1-6 mm. Kutu Daun memiliki 2 buah kornikula atau tabung
yang mencuat dari ujung belakang badannya. Alat ini
menyemprotkan cairan kimia untuk mempertahankan diri.
Kutu ini memiliki cakar kecil di ujung setiap tungkai yang
memungkinkan kutu daun dapat berpegangan erat di tanaman
untuk menghisap cairannya. Kutu daun memiliki warna yang
bermacam-macam seperti berwarna hijau, hitam, merah,
cokelat, putih, abu-abu, atau ungu muda.291

Gambar 3.12
Struktur Tubuh Kutu Daun 292

2) Habitat Kutu Daun


Spesies Kutu Daun praktis dijumpai di negara mana pun di
dunia. Akan tetapi serangga ini tidak mampu bertahan terhadap

290 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 9
291 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 10
292 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 9

73
dingin atau panas yang hebat. Di negara-negara beriklim
sedang, kutu ini dapat bertahan hidup. 293

3) Kehidupan Kutu Daun


Kutu Daun yang merupakan jenis kutu yang merupakan
hama yang menakutkan bagi manusia. Hal tersebut disebabkan
karena serangga ini mampu berkembang biak dengan mudah.
Kutu daun mampu berkembangbiak dengan sangat cepat,
karena ia mampu berkembangbiak baik melalui perkawinan
maupun tidak melalui perkawinan. Hal tersebut terjadi pada
saat musim panas, kutu daun yang tidak kawin tetap dapat
melahirkan beberapa ekor tiruannya sendiri yang disebut klon.
Di samping itu pula kutu ini pun mampu menghasilkan
beberapa anak betina berturut-turut dan mampu menghasilkan
anak dalam beberapa jam setelah kelahirannya. Rata-rata anak
yang dilahirkannya adalah 9 buah. Dan apabila cuaca buruk
sehingga predator alami kutu daun tidak dapat membunuh kutu
daun dalam jumlah besar setiap tahun, serangga ini dapat
memenuhi lahan yang demikian luas sehingga tidak
memungkinkan bagi manusia untuk menanam tanaman pangan
untuk menanam tanaman pangan (tanaman pokok seperti padi,
jagung, dan sebagainya) di beberapa daerah. Bahkan terdapat
jenis Kutu Daun jenis Persik Hijau yang dapat menyerang
bunga yang dapat menularkan hingga 100 macam virus
tanaman ketika serangga ini makan. Berbagai cara telah
dilakukan untuk memberantasnya dimulai dari pestisida buatan
industri hingga bedak bayi dan air bekas cuci piring yang
diencerkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya
terdapat sekitar 3.800 spesies kutu daun yang terdapat di
seluruh dunia, dan memungkinkan terdapatnya ratusan spesies
lagi yang belum ditemukan.294

c. Korelasi Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 133


Salah satu azab yang menjadi azab Fir’aun adalah kutu daun.295
Atau beberapa Ulama melain menjelaskan bahwa maksud ayat ini ulat-
ulat. 296 Riset ilmiah menyatakan bahwa kutu daun adalah serangga
yang dapat berkembangbiak dengan sangat cepat. Kutu daun dapat
melahirkan anak betina berturut-turut dan mampu menghasilkan anak
beberapa jam setelah kelahirannya. Serangga ini bahkan dapat
melahirkan tanpa melalui proses perkawinan. 297 Perlu diketahui di sini

293 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11
294 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11
295 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, hal 63-64 jilid 5
296 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid, 1 hal 633
297 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11

74
bahwasanya ini hanya merupakan gambaran tentang kutu daun. Tidak
menutup kemungkinan bahwa kutu daun pada saat sekarang dan pada
saat azab tersebut diturnakan berbeda. Karena ratusan bahkan ribuan
jenis serangga lainnya telah punah setiap tahun sebelum sempat
teridentifikasi, hal tersebut disebabkan oleh kerusakan hutan. 298

Dari beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang serangga


ini, dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian:
A. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang matsal (perumpamaan)
yang terdapat pada Surah Al-Baqarah ayat 26 (nyamuk), Al-Qomar
ayat 7 (belalang), Al-Hajj ayat 73 (lalat), dan Al-Qori’ah ayat 4
(laron).
B. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kisah yang terdapat pada
Surah An-Naml ayat 18 (semut) dan Saba’ ayat 14 (rayap).
C. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang azab yang terdapat pada
Surah Al-A’raf ayat 133 (kutu dan belalang).
D. Ayat Al-Qur’an yang menunjukkan kekuasaan Allah yang terdapat
pada Surah An-Nahl ayat 68-69 (lebah).

Di samping itu pula, apabila kita perhatikan di sini, dari penelitian-


penelitian tersebut terdapat beberapa karakter serangga yang dapat kita ambil
sebagai ibrah (pelajaran) bagi manusia yaitu:

A. Sikap Patriotisme Rayap


Rayap tentara dianugerahi dengan rahang yang kuat yang menonjol
disertai dengan kepala yang besar dan keras. Pada spesies tertentu
rayap, kasta tentara dapat meledakkan dirinya dan mengeluarkan
cairan lengket yang membungkus penyerang sarangnya.299
B. Sikap Musyawarah Lebah Madu
Lebah Madu merupakan serangga dengan tingkat kekerabatan yang
tinggi. Lokasi pembuatan sarang ditentukan oleh sejumlah lebah
pekerja. Seekor lebah yang menemukan tempat pembuatan sarang,
akan memanggil beberapa koloninya untuk menentukan apakah
koloninya tersebut ingin membuat sarangnya pada tempat tersebut
atau tidak. 300
C. Sikap Tolong Menolong Rayap
Rayap tentara dianugerahi dengan rahang yang kuat yang menonjol
disertai dengan kepala yang besar dan keras. Karena anatomi dari
rayap ini berbeda-beda, rayap dengan kasta tentara tidak dapat
mencari makan sendiri, rayap pekerja lah yang bertugas menyediakan

298 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 1


299 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
300 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 96-98

75
makanan, merawat telur, memperbaiki sarang, dan memberi makan
rayap-rayap muda.301

D. Kerja Sama Tim yang Teratur


Koloni-koloni serangga seperti lebah, rayap, dan semut ini memiliki
sistem yang sangat teratur. Setiap individunya memiliki tugas-tugas
tersendiri dalam koloninya.

301 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45

76
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari penelitian ini, ditemukan beberapa korelasi


antara Ayat-Ayat tentang Serangga dan Sains, yakni sebagai berikut:

1. Membuktikan Betapa Lemahnya Manusia (Al-Baqarah Ayat 26, Al-Hajj


Ayat 73, Al-A’raf Ayat 133)
2. Kesesuaian Ayat dan Riset Ilmiah (Surah An-Naml Ayat 18, Surah An-
Nahl Ayat 68-69, Al-Hajj Ayat 73 )
3. Membantu Menjelaskan Pemahaman tentang Al-Qur’an (Al-A’raf Ayat
133, Al-Qomar Ayat 7, Al-Qoriah Ayat 4)
4. Seluruh penelitian tentang serangga ini membantah pernyataan orang-
orang kafir yang meremehkan tentang adanya lalat dan laba-laba di
dalam Al-Qur’an. Dan menganggap bahwa hal tersebut mengugurkan
kesempurnaan Al-Qur’an. Karena serangga walupun ukurannya kecil
memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat luar biasa. (Semua Ayat
Tentang Serangga yang Terdapat Dalam Al-Qur’an)

B. Saran
1. Penelitian ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Kesimpulan yang
dihasilkan juga bisa diperdebatkan. Kritik, saran dan masukan akan sangat
membantu penulis untuk memperbaiki penelitian ini.
2. Dengan selesainya penulisan skrispi ini, diharapkan bisa menjadi bahan
evaluasi dalam penelitian kedepannya, khususnya terkait dengan masalah
tentang Serangga perspektif Al-Qur’an dan Sains.

77
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. 2007. Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsiir. Terjemahan. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i.
Abu Al-‘Azmi, Abdul Ghaniy. Mu’jam Al-Ghaniy. Maktabah Syamilah No. 3083.
Affani, Syukron. 2019. Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, Jakarta:
Prenamedia Group.
Al Endy, KST. 2015. Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit. Kalimantan Barat: Derwati
Press.
Al-Bukhari, Abu Abdillah Ahmad bin Isma’il. 2002. Sahih Al-Bukhari. Beirut: Dar
Ibnu Katsir.
Al-Mahalli, Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuthi. 2005. Tafsir Jalalain. Terjemahan:
Bahrun Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Al-Qaththan, Manna’. 2017. Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, Terjemahan: Aunur Rafiq
El-Mazni. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar.
Al-Qurasy, Abu Al-Fida Isma’il bin Umar bin Katsir. 1999. Tafsir Al-Qur’an Al-
Adzim. Saudi Arabia: Dar Taibah li An-Nasyr wa At-Tauzi’.
Asyiah. 2007. Mengenal Berbagai Serangga. Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti.
Az-Zuhaili, Wahbah. 2013. Tafsir Al-Munir. Terjemahan: Abdul Hayyie al Kattani.
dkk. Cetakan 1. Jakarta: Gema Insani.
Barraclough, Susan. 2010. Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects.
Terjemahan: Alexander Sindoro. Tangerang: Karisma Publishing Group.
Djzazh, Dahlan. 2007. Serangga yang Sangat Berjasa. Jakarta: CV Rian Utama.
Farida, Nur. 2020. Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat. Jakarta: PT
Mediantara Semesta.
Hadi, H. Mohammad. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hitti, Philip K. 2010. History of the Arabs. Terjemahan: Cecep Lukman Yakin,
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Husein adz-Dzahabi, Muhammad. 2010. At-Tafsir wal-Mufassirun. Terjemahan:
Nabhani Idris. Jakarta: Kalam Mulia.
Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi Ilmu Tafsir. Bandung: Tafakur.
Jackson, Tom. 2006. Inside A Helicopter. Terjemahan: Penerbit Pakar Karya.
Bandung: Penerbit Pakar Karya.
Khaeruman, Badri. 2004. Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an. Bandung: CV
Pustaka Setia,
Kwang-Woong, Lee. 2010. Why? Insects, Terjemahan: Iwan Wildana. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2012. Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Maghfirah, Nurul. 2015. 99 Fenomena Menakjubkan Dalam Al-Quran. Bandung:
Mizan Media Utama.
Matthews, Rupert dkk. 2013. Book of Life Insect & Other Invertebrates. Terjemahan:
Imam Setiadji. Bandung: Pakar Raya Pustaka.
Munir Amin, Samsul. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Terjemahan: Bahrun Abubakar
dkk. Semarang: PT Karya Toha Semarang

78
Mutawalli Syar’awi, Muhammad. 2007. Tafsir Sya’rawi, Terjemahan: Tim Terjemah
Safir Al-Azhar. Jakarta: Duta Azhar.
Nurhakim, Syerif. 2014. Dunia Burung dan Serangga. Jakarta: Penerbit Bestari.
Nurheti, Yuliarti. 2014. Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Yogyakarta:
Rapha Publishing.
Pervez, Ahmad. 2018. Termites and Sustainable Management. India: Springer
International Publishing AG.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2020. Belalang: Serangga dengan Beragam
Kelebihan yang Mengejutkan Ekosistem. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2020. Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat
Membahayakan Manusia. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2021. Membuka Tabir Keajaiban Anatomi Tubuh
Lebah. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2021. Menguak Rahasia Tubuh Semut. Jakarta:
Tempo Publishing.
Putri, Aulia. 2011. Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku. Tangerang: PT Sandiarta
Sukses.
Quthb, Sayyid. Fi Zhilalil-Qur’an. 2001. Terjemahan: As’ad Yasin, Abdul Aziz
Salim Basyarahil. Jakarta: Gema Insani Press.
Richardson, Joy. Mengagumkan Tentang Serangga. Pamulang: Karisma Publishing
Group.
Sembel, Dantje T. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Shihab, M Quraish. 2013. Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap
Fenomena”. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al Mishbah. 2009. Tangerang: Lentera Hati
Siti Anggraeni, Dini. 2008. Peranan Serangga Dalam Kehidupan. Jakarta: Ganeca
Exac.
Thayyarah, Nadiah. 2013. Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani. Terjemahan: M Zaenal
Arifin dkk. Jakarta: Penerbit Zaman.
Tim Tafsir Ilmi Salman ITB. 2014. Tafsir Ilmi Salman. Bandung: Mizan Media Utama
Wardani. 2007. Seri Pengetahuan Anak Serangga. Makassar: Citra Adi Bangsa.
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Youngju AN, Lee. 2020. Why? Useful and Harmful Insect. Terjemahan: Lusiani
Saputra, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ahmadi dkk. “Identifikasi dan Daya Hambat Sayap Lalat Rumah (Musca Domestica)
terhadap Eschericia coli”. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung.
Volume 11. No 2.
Iryna, Kozeretska., Serga, Svitlana., Pavlo, Kovalenko., Gorobchyshyn, Volodymyr.,
Peter, Convey., et al. Belgica Antartica (Diptera: Chironomidae): A Natural
Model Organism for Extreme Environments. (2021). Insect Science. 0, 1-19
Yuliarto, Udi. 2011. “Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan”, Jurnal
Khatulistiwa, Volume 1. Nomor 1.

https://images.app.goo.gl/U3Ddd4nUaRL8Fvpg8 (diakses pada tanggal 7 November


2021 15:47)

79
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5545423/vaksin-malaria-paling-manjur-
ditemukan-hasil-uji-77-persen-efektif (diakses pada tanggal 6 November 2021 10:00)
https://www.dw.com/id/india-diserang-hama-belalang-terburuk-dalam-30-tahun/a-
53586323 (dikases pada tanggal 15 November 2021 20:00)
http://www.solusiantirayap.co.id/Membasi_Rayap_Harus_Mengenal_Fungsi_Masin
g-Masing_Anggota_Koloni_Rayap.html (dikases pada tanggal 26 November 16.55)
https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5d1377a40d823069675f7ff2/hama-
belalang-kumbara-kembali-serang-sumba-timur-bagaimana-mengendalikannya
(diakses pada tanggal 6 November 2021 15:40)
https://www.idntimes.com/science/discovery/putri-wahyudewi/8-hewan-dengan-
usia-terpendek/7 (diakses pada tanggal 11 November 2021 08:15)

80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS/PENELITI

Muhammad Rizqi Manarul Haq, dilahirkan di


Kota Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat pada
tanggal 10 September 1997. Anak bungsu dari
empat bersaudara pasangan dari Drs H. M. Fachrir
Rahman Ma., dan Dra. Hj. Nur Mukminah.
Riwayat Pendidikan penulis yakni memulai
pendidikannya di Raudlatul Athfal Muslimat
Nahdaltul Wathan Mataram NTB (2003-2004),
lalu dilanjutkan di SDN 07 Mataram (2004-2010),
kemudian dilanjutkan di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari
Lombok Barat (2010-2013).

Pada tahun tersebut penulis melanjutkan


pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Aziziyah selama satu tahun (2013-2014), dikarenakan berbagai macam hal
penulis pindah ke Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram (2014-2016). Pada tahun
2016-2017 penulis kembali ke Pondok Pesantren Al-Aziziyah untuk fokus
menghafal Al-Qur’an. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di Institut
PTIQ Jakarta Fakultas Ushuluddin pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Pada saat yang bersamaan penulis juga melanjutkan di lembaga pendidikan non-
formal yaitu di Pesantren Elsiq Tabarokarrahman Wisma Mas Pondok Cabe Depok
(2018-2021).

81

Anda mungkin juga menyukai