SKRIPSI
Oleh:
Pembimbing:
Dr. Andi Rahman, MA
ii
SURAT TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Disusun oleh:
NIM: 171410648
Telah selesai dibimbing oleh kami, dan menyetujui untuk selanjutnya dapat diujikan.
Menyetujui:
Pembimbing
iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
SERANGGA DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR ILMI
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Rizqi Manarul Haq
Nomor Induk Mahasiswa :171410648
Jurusan/Kosentrasi : Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Fakultas/Program : Ushuluddin
Telah diujikan pada sidang munaqasah pada tanggal: 31 Desember 2021
TIM PENGUJI
No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1
Dr. Lukman Hakim, MA Ketua Sidang
2 Sekretaris
Syaiful Arief, M. Ag
Sidang
3
Dr. A. Husnul Hakim, SQ, MA Penguji I
4
Masrur Ikhwan, MA Penguji II
5
Dr. Andi Rahman, MA Pembimbing
iv
MOTTO
ِ ِ
ْ ُس ِر ي
(6)س ًرا ْ ( ا َّن َم َع ال ُْع5) س ًرا
ْ ُس ِر ي
ْ فَا َّن َم َع ال ُْع
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, (5) Sesungguhnya beserta
kesulitan itu ada kemudahan. (6)
(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
v
KATA PENGANTAR
الرِح ْي ِم
َّ ْح ِن َّ ِاّلل
الر ْ ه ٰس ِم ه
ْ ِب
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat serta kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ., keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi “Serangga Dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Ilmi” ini
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir yang merupakan sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Agama di program studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. Penulis
menyadari bahwa karya tulis sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaannya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Kepada Bapak dan Ibu tersayang, Drs. M Fachrir Rahman MA. dan
Dra. Nur Mukminah yang selalu memberikan bantuan dalam Do’a
dan nasihat, serta dengan ikhlas banting tulang untuk membiayai
sekolah penulis sampai perguruan tinggi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA., selaku Rektor Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta yang telah
memberikan kesempatan belajar kepada kami.
3. Abah Dr. KH. Ahmad Husnul Hakim MA., dan Ibu Nyai Fadilah
Masrur SQ. MA., selaku murobbi ruh kami dan sekaligus orang tua
kami di tanah perantauan, yang telah mengajarkan kami berbagai
macam hal terutama tentang Adab dan Al-Qur’an.
4. Bapak Dr. Andi Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta yang telah
memberi kemudahan dalam penyusunan karya tulis ini sekaligus
Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan
motivasi sampai titik akhir.
5. Bapak Lukman Hakim, MA., selaku Kepala Program Studi Ilmu
Al- Quran dan Tafsir yang telah memberikan arahan dan motivasi
untuk menyusun karya tulis ini.
6. Segenap Civitas Institut PTIQ Jakarta, khususnya para dosen-dosen
yang telah memberikan ilmu yang tidak terhingga kepada penulis.
7. Kakak-Kakakku tersayang, Khidmatul Irfani M. Pd., dr. Mirats
Izzatul Milah., Indah Faidun Najah S. Kom., yang senantiasa
memberikan bantuan dan do’a serta dukungan kepada penulis.
vi
8. Sahabat Elsiq Tabarokarrahman, yang senantiasa terus memberikan
bantuan dan dorongan supaya terselesaikan penyusunan skripsi ini.
vii
PEDOMAN TRANLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi merupakan penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini transliterasi arab-latin, mengacu
pada berikut ini:
1. Konsonan Tunggal
Arab Latin Arab Latin
ا A ض Dh
ب B ط Th
ت T ظ Zh
ث Ts ع ‘a
ج J غ Gh
ح ẖ ف F
خ Kh ق Q
د D ك K
ذ Dz ل L
ر R م M
ز Z ن N
س S و W
ش Sy ه H
ص Sh ي Y
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah :a ا:a ْي...: ai
Kasrah i ي:i ْو...: au
Dhammah :u و:u
viii
3. Kata Sandang
ال
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ) al-qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya.
Contoh: البقرة− al-Baqarah املدينة− al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ال
( ) as-syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai
dengan bunyinya. Contoh: الرجل− ar-Rajul الشمس− asy-Syams
4. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ), ّ
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku secara umum,
baik tasydid yang berada di tengahkata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
ix
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal
(bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandang.
Contoh: `Ali Hasan al-Âridh, al-Asqallânî, al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus
untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf
kapital.
Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah, dan seterusnya.
x
DAFTAR ISI
MOTTO ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN .................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah........................................ 4
C. Rumusan Masalah............................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ................................ 5
E. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5
F. Metodologi Penelitian ....................................................... 7
G. Sistematika Pembahasan ................................................... 8
BAB II MENGENAL TAFSIR ILMI
1. Pengertian Serangga..................................................... 22
xi
2. Anatomi Serangga........................................................ 24
1. Nyamuk......................................................................................32
2. Lalat ...........................................................................................40
3. Semut..........................................................................................47
4. Lebah ..........................................................................................51
5. Belalang .....................................................................................59
6. Rayap..........................................................................................65
7. Kutu ............................................................................................71
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan. .................................................................... 76
B. Saran-Saran. .................................................................... 76
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa Arab tersebut tidak dapat mendatangkan satu surah saja yang
serupa dengan Al-Qur’an, padahal mereka bangsa Arab pada masa tersebut,
terkenal kepiawaiannya dalam hal berbahasa dan bersyair.
Perlu diperhatikan di sini sebelum Rasulullah saw diutus, akal manusia
lebih dekat dengan fenomena-fenomena indriawi serta materi dibandingkan
dengan ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu akal manusia mulai
bergerak menuju kesempurnaan berpikir. Oleh karena itulah pada zaman
sekarang Al-Qur’an lebih dekat dengan rasionalitas dibandingkan dengan
fenomena indriawi.1
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengkajian ayat-ayat
Al-Qur’an dengan tema kemukjizatan Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan
ilmu pengetahuan mulai berkembang. Dalam ilmu tafsir hal ini menjadi corak
tersendiri dalam bentuk Tafsir Ilmi. Tafsir Ilmi merupakan tafsir yang
1
berupaya untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu eksperimen) dengan tujuan untuk
mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an.2
Sebagaimana diketahui di sini bahwasanya Al-Qur’an bukanlah kitab
ilmiah sebagaimana yang dipahami orang saat ini. Al-Qur’an merupakan
kitab yang diturunkan oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada manusia.
Al-Qur’an ini mengandung berbagai fakta ilmiah, guna dengan
keberadaannya, semua makhluk dapat mengenal Allah dan keagungannya.
Meskipun ilmu pengetahuan kini berkembang pesat, tak satupun teori ilmiah
tersebut yang bertentangan dengan Al-Qur’an.
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwasanya pada zaman ini
kemukjizatan Al-Qur’an dari sisi ilmiah lebih unggul daripada kemukjizatan
dari sisi kebahasan yakni Al-Qur’an memiliki struktur serta keindahan bahasa
yang sangat tinggi. Karena pada zaman ini kajian ilmu pengetahuan lebih
maju daripada kajian kebahasaan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berkenaan dengan Sains
dan Ilmu Pengetahuan seperti Geografi, Sosial, Fisika, Astronomi, Biologi,
dan sebagainya.3 Walaupun Al-Qur’an mengandung isyarat-isyarat ilmiah,
tidak dapat dikatakan bahwasanya Al-Qur’an merupakan kitab ilmiah
sebagaimana dipahami oleh beberapa orang. Karena pada dasarnya Al-
Qur’an turun dengan tujuan untuk memberi petunjuk kepada manusia,
menetapkan aturan hidup agar mereka meraih kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Salah satu fungsi dari ayat-ayat ilmiah ini adalah untuk mengantarkan
manusia untuk dapat mengenal Allah serta keagungan-Nya.4
Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman
2
kala itu seperti kemenangan Nabi Muhammad ﷺdalam peperangan beliau
serta kematian tokoh-tokoh kaum musyrikin. M Quraish Shihab mengatakan
bahwasanya kata اق َوِِف أَنْ ُف ِس ِه ْم
ِ َآَيتِنَا ِِف ْاآلف
َ juga bermakna akan
diperlihatkan rahasia-rahasia alam serta keajaiban ciptaan-Nya di segenap
ufuk dan pada diri manusia yang diungkap melalui penelitian dan pengamatan
ilmuwan, yang mana kesemuanya membuktikan keagungan serta kekuasaan
Allah sekaligus membuktikan kebenaran informasi Al-Qur’an. Ayat ini juga
menjelaskan bahwasanya kata َش ِهيد dapat juga berarti Allah Maha
Disaksikan. Oleh karena itu, dimanapun mata seorang manusia tertuju
ataupun pikiran Anda tertuju, di sana seorang manusia akan menemukan bukti
tentang kekuasaan Allah, sehingga Allah Maha Disaksikan di mana pun dan
kapanpun.5
Salah satu contohnya adalah Al-Qur’an menyebutkan beberapa hewan di
dalam Al-Qur’an, dan salah satunya adalah dari spesies serangga. Dari
beberapa jenis serangga tersebut Allah hanya menyebutkan 7 serangga, yang
di antaranya adalah lebah pada surah An-Nahl ayat 68-69, Nyamuk pada
surah Al-Baqarah ayat 26, Belalang pada surah Al-Qamar ayat 7 dan Al-A’raf
Ayat 133, Rayap pada Surah Saba’ ayat 14, Lalat pada Surah Al-Hajj ayat 73,
Semut pada Surah An-Naml ayat 1, Laron dalam Surah Al-Qori'ah ayat 4, dan
Kutu dalam Surah Al-Araf ayat 133.
Apabila diperhatikan di sini tidak mungkin Al-Qur’an memasukkan
hewan dalam Al-Qur’an secara acak, pemilihan tersebut pasti memiliki
hikmah tertentu. Serangga umumnya merupakan hewan yang terkadang
diremehkan oleh manusia karena ia merupakan binatang yang lemah dan
rapuh. Akan tetapi penelitian modern mununjukkan bahwasanya selama lebih
dari 300 juta tahun, serangga telah mendominasi/menguasai bumi karena
merekalah jenis hewan pertama di bumi.6 Karena serangga merupakan hewan
yang membuat manusia serta hewan-hewan lainnya dapat hidup di muka
bumi bagi kehidupan manusia.7
Contohnya adalah kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang
memiliki jasa sangat besar terhadap kelangsungan hidup manusia.
Penyerbukan bunga yang dilakukan oleh kupu-kupu hingga menghasilkan
buah dan bibit menjadikan tumbuhan hidup lestari, sehingga dapat menjaga
keseimbangan makhluk hidup lainnya.8
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), jilid 12, hal
171 90-91
6 Wardani, Seri Pengetahuan Anak Serangga, (Makassar: Citra Adi Bangsa, 2007)
hal 6
7 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, (Pamulang: Karisma Publishin
Group, hal 6
8 Dahlan Djzazh, Serangga yang Sangat Berjasa, (Jakarta: CV Rian Utama, 2007),
hal 3
3
Oleh karena itulah melalui hal-hal kecil sekalipun yang seringkali
diremehkan oleh sebagian manusia, dapat ditemukan tangan-Nya atau kita
dapat menarik pelajaran darinya. Peremehan terhadap suatu yang kecil ini
telah terjadi sejak masa lampau, yaitu tatkala orang-orang musyrik mengkritik
penyebutan lalat dan nyamuk dalam Al-Qur’an, kemudian Allah Swt
berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 26
وض ةا فَ َم ا فَ ْو قَ َه ا َ ِض ر
َ ب َم ثَ اًل َم ا بَ ُع َّ إِ َّن
ْ َاَّللَ ََل يَ ْس تَ ْح يِ ي أَ ْن ي
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu dan yang boleh jadi diremehkan atau
dianggap tidak wajar dan tepat oleh orang-orang kafir.9”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis
mengklasifikasikan permasalahan yang akan menjadi acuan penulis. Pokok
permasalahan tersebut berupa:
4
1. Bagaimana korelasi terkait ayat-ayat yang membicarakan tentang
serangga dan ilmu pengetahuan?
2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan Khazanah
keislaman penulis secara pribadi dan masyarakat secara umum
terkhusus lagi dibidang tafsir Ilmi.
b. Sebagai syarat serta tugas akhir guna menyelesaikan Strata I
pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Institut Perguruan Ilmu Al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Sepanjang pengamatan yang dilakukan, tidak dijumpai skripsi ataupun
literatur yang judul dan materi pembahasannya sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat ini, hanya saja ada beberapa buku terbitan
ataupun skripsi yang mengambil tema yang sama dengan apa yang penulis
teliti, yaitu tentang Serangga Dalam Al-Qur’an. Di antara literatur yang
penulis maksud adalah sebagai berikut:
1. Skripsi , ”Matsal Serangga Dalam Al-Qur’an (Studi Kritis Tafsir
Kemenag)”, karya Muhammad Rifki, mahasiswa Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Skripsi ini
menjelaskan tentang perumpamaan/amtsal serangga dalam Al-
Qur’an yang disertai dengan studi kritis terhadap tafsir
Kementerian Agama tentang matsal pada kata ankabut, baudhah,
dan dzubab. Sedangkan Skripsi penulis membahas tentang
Serangga dalam Al-Qur’an perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Perbedaan skripsi penulis terlihat dari perbedaan metode
penelitian. Skripsi di atas menggunakan metode deskriptif-
analitis sedangkan penulis menggunakan metode Tafsir Ilmi.
Skripsi di atas lebih menitikberatkan pada kajian
amtsal/perumpamaan. Sedangkan Skripsi penulis
menitikberatkan pada kajian Tafsir Ilmi.
2. Skripsi, “Serangga Dalam Al-Qur’an” Studi Tafsir Tematik
karya Lailatun Ni’mah, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab,
dan Dakwah, IAIN Ponorogo, 2019. Skripsi ini menjelaskan
5
tentang tafsir ayat-ayat tentang serangga dalam Al-Qur’an
disertai penceritaan/narasi Al-Qur’an tentang serangga.
Sedangkan Skripsi penulis membahas tentang Serangga dalam
Al-Qur’an dengan dengan menggunak perpspektif Tafsir Ilmi.
Perbedaan skripsi penulis terlihat dari perbedaan metode
penelitian. Skripsi di atas menggunakan metode tafsir maudhu’I
sedangkan penulis menggunakan metode Tafsir Ilmi. Skripsi di
atas lebih menjelaskan tentang bagaimana Al-Qur’an
menceritakan serangga-serangga tersebut di dalam Al-Qur’an.
Sedangkan Skripsi penulis menitikberatkan pada kajian Tafsir
Ilmi, yaitu bagaimana pandangan Sains dan penafsiran terhadap
serangga dalam Al-Qur’an.
3. Skripsi, “Serangga Dalam Al-Qur’an”, karya Novi Puspitasari,
mahasiswa Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017. Skripsi ini menjelaskan tentang penafsiran ayat
tentang serangga dari kitab Mafatihul Ghaib, serta hikmah
penyebutan serangga dalam Al-Qur’an. Sedangkan Skripsi
Penulis menjelaskan tentang Serangga dalam al-Qur’an
berdasarkan penafsiran, serta bagaimana pandangan Sains
terhadap Serangga.
4. Skripsi, “Binatang Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Maudhu'i)”,
karya Hidayat, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2017. Skripsi ini menjelaskan tentang
seluruh binatang dalam Al-Qur’an dan manfaat penyebutan
binatang dalam Al-Qur’an. Jadi Skripsi ini menjelaskan tidak
hanya serangga saja akan tetapi seluruh binatang dalam Al-
Qur’an. Sedangkan Skripsi penulis membahas hanya tentang
Serangga dalam Al-Qur’an. Perbedaan skripsi penulis terlihat dari
perbedaan metode penelitian. Skripsi di atas menjelaskan tentang
manfaat-manfaat yang dapat diambil oleh manusia terhadap
penyebutan-penyebutan hewan-hewan tersebut dalam Al-Qur’an.
Sedangkan Skripsi penulis menitikberatkan pada kajian Tafsir
Ilmi, yaitu bagaimana pandangan Sains dan penafsiran terhadap
serangga dalam Al-Qur’an.
5. Skripsi, al-Bahr fi Al-Qur’an: Telaah Tafsir Ilmi Kementerian
Agama Ri, karya Khanifatur Rahma, mahasiswa Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Skripsi ini
menjelaskan tentang Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI tentang
laut. Sedangkan Skripsi Penulis menjelaskan tentang Tafsir Ilmi
tentang Serangga, yaitu bagaimana pandangan Sains dan
Penafsiran terhadap serangga dalam Al-Qur’an.
Itulah beberapa literatur yang penulis temukan. Kiranya karya-karya
tersebut dapat menunjukkan bahwa skripsi yang penulis kerjakan berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Yang mana skripsi ini memfokuskan
pada pendapat para mufassir Indonesia yang telah penulis sebutkan
sebelumnya.
6
F. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
(Library Research) dengan menggunakan metode Tafsir ilmi yaitu
menjelaskan ayat-ayat Al-Qur`an yang tersebar dalam beberapa surat yang
mengandung isyarat-isyarat ilmiah dengan penemuan ilmiah, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Data
Berkaitan dengan masalah yang terkait dengan rencana studi
ini maka data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Pengertian serta penjelasan secara lengkap tentang tafsir ilmi
b. Ayat-ayat yang berkaitan dengan serangga.
c. Penafsiran dan pendapat ulama dalam memahami ayat-ayat
yang berkenaan dengan serangga.
d. Penjelasan para ilmuwan tentang serangga.
e. Korelasi antara Al-Qur’an dan sains tentang serangga.
2. Sumber Penelitian
Sumber pokok dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an Al-Karim.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang digunakan dalam kajian ini
merupakan pendekatan tafsir. Sehingga hasilnya sesuai dan tidak
melenceng dari koridor penafsiran. Karena penelitian ini berupaya
untuk mengkorelasikan antara Al-Qur’an dan penemuan-penemuan
ilmiah, maka yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab Tafsir seperti
Tafsir Al-Mishbah (M Quraish Shihab), Tafsir Al-Munir (Wahbah
Az-Zuhaili), Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim (Ibnu Katsir), Tafsir Syarowi
(M Mutawalli Syarowi), dan buku-buku ilmiah seperti Bugs: The
World’s Most World Terrifying Insects (Susan Barraclough), Biologi
Insekta Entomologi (H Mohammad Hadi), Book of Life Insect &
Other Invertebrates (Rupert Matthews), dan sebagainya.
Tentu saja, dalam penelitian perlu ada sumber-sumber lainnya
baik dari kitab-kitab tafsir maupun dari buku ilmiah lainnya seperti:
“Hewan Dalam Perpspektif Al-Qur’an dan Sains (Tafsir Ilmi
Kemenag RI) Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani, (Dr. Nadiah
Thayyarah), Mukhtarat min Tafsir Al-Ayat Al-Kauniyah fi Al-Qur’an
Al-Karim (Prof. Dr. Zaghloul El Naggar), Serangga dan
Pengendalian Hayatinya (Dina Maulina dkk), Keunikan Serangga
(Riyana H S), dan buku-buku serta jurnal-jurnal lainnya.
7
kesucian Al-Qur’an para Ulama merumuskan beberapa prinsip dasar
dalam menyusun sebuah tafsir Ilmi, antara lain11 :
a. Memperhatikan arti dan kaidah-kaidah kebahasaan.
b. Memperhatikan konteks ayat yang ditafsirkan, sebab ayat-
ayat dan surah Al-Qur’an, bahkan kata dan kalimatnya, saling
berkorelasi. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an harus dilakukan
secara komprehensif, tidak parsial.
c. Memperhatikan hasil-hasil penafsiran dari Rasulullah SAW
selaku pemegang otoritas tertinggi, para sahabat, tabiin, dan
para ulama tafsir, terutama yang menyangkut ayat yang
dipahaminya. Selain itu, penting juga memahami ilmu-ilmu
Al-Qur’an lainnya seperti nasikh-mansukh, asbabun-nuzul,
dan sebagainya.
d. Tidak menggunakan ayat-ayat yang mengandung isyarat
ilmiah untuk menghukumi benar atau salahnya sebuah hasil
penemuan ilmiah. Al-Qur’an mempunyai fungsi yang jauh
lebih besar dari sekadar membenarkan atau menyalahkan
teori-teori ilmiah.
e. Memperhatikan kemungkinan satu kata atau ungkapan
mengandung mengandung selain makna, kendatipun
kemungkinan makna itu sedikit jauh.
f. Memahami isyarat-isyarat ilmiah hendaknya memahami
betul segala sesuatu yang menyangkut objek bahasan ayat,
termasuk penemuan-penemuan ilmiah yang berkaitan
dengannya.
g. Sebagian ulama menyarankan agar tidak menggunakan
penemuan-penemuan ilmiah yang masih bersifat teori dan
hipotesis, sehingga dapat berubah.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, serta mendapatkan
hasil yang runtut dan sistematis, maka dalam penulisan skripsi ini terbagi
dalam lima bab, agar tergambar kemana arah dan tujuan dari penelitian ini.
Bab pertama, berupa pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, mengemukakan tentang gambaran Tafsir Ilmi secara umum,
yaitu meliputi pengertian Tafsir Ilmi, perkembangan Tafsir Ilmi, Urgensi
Tafsir Ilmi, antara penolakan dan persetujuan Tafsir Ilmi.
Bab ketiga, membahas tentang pengertian serangga berdasarkan riset-
riset ilmiah tentang serangga, pandangan Al-Qur’an tentang serangga, serta
korelasi antara ayat Al-Qur’an tentang serangga dan riset-riset ilmiah tentang
serangga.
11 Poin-poin prinsip ini disimpulkan dari ketetapan Lembaga Pengembangan I’jaz Al-
Qur’an dan Sunah, Rabitah ‘Alam Islami di Mekah dan lembaga serupa di Mesir.
8
Bab keempat, penutup yakni kesimpulan dan saran-saran.
9
BAB II
MENGENAL TAFSIR ILMI
ك َش ِهي ادا َعلَ ٰى َ ِث ِِف ُك ِل أ َُّمةٍ َش ِهي ادا َعلَْي ِه ْم ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم ۖ َوِج ْئ نَا ب
ُ َويَ ْوَم نَْب َع
ِ ِ ٍ ِ ِ َ ٰه ُؤََل ِء ۚ ونََّزلْنَا َعلَي
َ اب تِْب يَا اَن ل ُك ِل َش ْيء َوُه ادى َوَر ْْحَةا َوبُ ْش َر ٰى ل ْل ُم ْسل ِم
ي َ َك الْكت ْ َ َ
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.” (QS. An-Nahl [16]: 89)
اَّلل قَ ِادر َعلَ ٰى أَ ْن يُنَ ِزَل آيَةا َولَٰكِ َّن أَ ْكثَ َرُه ْم ِ ِ ِ
ََّ َوقَالُوا لَ ْوََل نُ ِزَل َعلَْيه آيَة م ْن َربِه ۚ قُ ْل إِ َّن
ۚ اح ْيهِ إََِّل أ َُمم أ َْمثَالُ ُك ْم ِ ِ ِ
َ َض َوََل طَائ ٍر يَط ُري ِبَن ِ ( َوَما ِم ْن َدابَّةٍ ِِف ْاْل َْر37)ََل يَ ْعلَ ُمو َن
(38) اب ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُُثَّ إِ َ َٰل َرّبِِ ْم ُُْي َشُرو َن ِ ََما فََّرطْنَا ِِف الْكِت
“Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak
diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui". (37) Dan tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (38)
(QS. Al-An’am [6]: 37-38)
10
Kemudian untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan penjelasan tafsir
ilmi.
Tafsir secara Bahasa mengikuti wazan taf’il, yang bermakna
menyingkap, menerangkan, dan juga menjelaskan makna-makna rasional.
Tafsir memiliki kata kerja fasara-yafsuru-fasran. Kata tafsir dan fasran
memiliki arti menjelaskan dan menyingkap, akan tetapi dalam Lisanul ‘Arab
kedua kata memiliki perbedaan. Kata al-fasr berarti menyingkap sesuatu yang
tertutup, sedangkan at-tafsir mengungkap kemusykilan suatu lafadz.13
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya kata tafsirah bahwasanya
terambil dari kata tafsir. Karena menurut mereka kata al-fasr memiliki arti
‘sebutan bagi sedikit air yang dipakai oleh seorang dokter untuk
mendiagnosis penyakit seorang pasien.14 Menurut Raghib Al-Asfahani (502
H/1108 M) kata al-fasr dan as-safr merupakan dua kata yang memiliki
kedekatan makna beserta lafadznya. Kata al-fasr memiliki makna
mengungkapkan makna yang abstrak, sedangan kata as-safr bermakna
menampakkan benda terhadap penglihatan mata. Safarat al-mar’atu sufura
(Perempuan tersebut menampakkan mukanya).15
Tafsir secara etimologi adalah sebagai berikut
1. Muhammad Husein ad-Dzahabi
Tafsir adalah ilmu yang membahas tentang maksud yang dinginkan
oleh Allah sesuai kemampuan manusia, yang tercakup di dalamnya
setiap sesuatu yang diperlukan untuk memahami makna dan
penjelasan yang dimaksudkan.16
2. Menurut Az-Zarkasyi
Tafsir adalah ilmu untuk memahami Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Muhammad, menerangkan makna-maknanya serta
mengeluarkan hukum dan hikmah-hikmahnya.17
Perlu diketahui di sini Ilmu Tafsir dan Tafsir sebenarnya merupakan
sesuatu yang berbeda. Tafsir adalah produk yang dihasilkan oleh ilmu Tafsir
tersebut, sedangkan ilmu tafsir adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
menghasilkan tafsir. Akan tetapi, para ahli tafsir umumnya tidak
menghiraukan tentang perbedaan antara tafsir dan ilmu tafsir, dikarenakan
keduanya memiliki hubungan yang cukup erat18.
Ilmi secara Bahasa adalah yang ilmiah atau bersifat ilmiah. Kata ilmi
dalam tafsir ilmi bermakna ilmu-ilmu eksperimen yaitu ilmu-ilmu yang dapat
dibuktikan melalui penelitian dan rasa, yang berfungsi sebagai alat bantu
untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ilmu eksperimen ini terbagi menjadi
dua yaitu: 1) ilmu alam seperti; fisika dan kimia, dan sebagainya 2) ilmu
13 Manna’ Al-Qaththan, Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, Terj: Aunur Rafiq El-Mazni
11
kemanusiaan seperti ilmu sosial dan ilmu jiwa. Ilmu filsafat dan ketuhanan
bukan merupakan cakupan tafsir ilmi, dikarenakan para mufassir lebih
mengkerucutkannya pada ilmu-ilmu eksperimen ini, dan juga kedua ilmu
tersebut memiliki ranah tersendiri dalam penafsiran yaitu tafsir kalam/falsafi.
Tafsir Ilmi secara terminologi adalah sebagaimana yang diungkapkan
oleh beberapa Ulama yaitu:
1. Fahd al-Rumi mengatakan bahwasanya tafsir ilmi adalah upaya
seorang mufaasir untuk mengungkapkan relasi antara penemuan-
penemuan ilmu esperimen dengan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an
dengan maksud untuk menyibak kemukjizatan Al-Qur’an sebagai
sumber ilmu yang sejalan dan sejalan di setiap waktu dan tempat
2. Abd Al-Rahman berpendapat bahwasanya tafsir ilmi yaitu tafsir Al-
Qur’an yang dilandasi dengan uraian dan keterangan isyarat Al-
Qur’an yang menunjukkan keagungan Allah dalam mengatur ciptaan-
Nya.19
3. Husain az-Zahabi mengemukakan bahwasanya tafsir ilmi merupakan
tafsir yang membahas istilah-istilah ilmu pengetahuan yang
dituturkan oleh Al-Qur’an, serta berupaya untuk untuk menguak
dimensi saintifik dan menyingkap rahasia kemukjizatannya terkait
informasi-informasi sains yang belum terungkap pada masa turunnya
Al-Qur’an sehingga menjadi tanda bahwa Al-Qur’an bukan karangan
manusia melainkan, firman Allah swt.
4. Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI menyatakan bahwasanya tafsir
ilmi merupakan sebuah upaya untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an
yang mengandung isyarat ilmiah dari perspektif ilmu pengetahuan
modern.20
Jadi dari beberapa penjelasan di atas disimpulkan bahwasanya tafsir ilmi
merupakan salah satu corak tafsir yang berusaha untuk menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan ilmu-ilmu eksperimen yang memiliki
tujuan utama untuk mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an.
12
ِ ي ََلُم أَنَّهُ ا ْْل ُّق ۗ أَوََلْ يك ِ ِ ِ سنُ ِري ِهم
ْف َ َ َ ْ َ َّ َآَيتنَا ِِف ْاآلفَاق َوِِف أَنْ ُفس ِه ْم َح َّ َّٰت يَتَب
َ ْ َ
ك أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِل َش ْي ٍء َش ِهيد
َ ِبَِرب
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
13
pesat. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu filsafat, ilmu
teologi, ilmu logika, serta ilmu pengetahuan lainnya.26 Puncaknya yaitu pada
saat dikemukakan terdapatnya kesesuaian ilmu Yunani dengan ayat-ayat Al-
Qur’an, dan hal ini malah memperkuat validitas mukjizat Al-Qur’an.
Contohnya seperti yang dikatakan oleh filsuf Yunani tentang 7 macam planet
dalam ilmu astronomi, yang kemudian dalam penafsiran disebut sebagai al-
samawat al-sab’u (tujuh tingkatan langit). Inilah yang menjadi pemicu utama
yang melatarbelakangi perkembangan metode penafsiran Al-Qur’an dengan
corak tafsir ilmi, yang mana corak tersebut menarik perhatian para ilmuwan
dan kaum intelektual.
Menurut Muhammad Ali ar-Ridhai, para ulama tafsir membagi
perkembangan tafsir ilmi menjadi 3 periode, yaitu:
1. Periode Pertama di mulai dari abad ke-2 hingga ke-5 hijriah, yaitu
pada saat penerjemahan buku-buku peninggalan Yunani ke dalam
Bahasa Arab. Para Ulama Muslim seperti Ibnu Sina berusaha untuk
mendalami kesesuaian Sebagian ayat-ayat Al-Qur’an terhadap teori-
teori Ptolomeus.
2. Periode kedua dimulai dari abad ke-6 hijriah, yaitu ketika ulama-
ulama muslim mulai berusaha untuk memisahkan ilmu pengetahuan
dan filsafat Yunani dari ajaran Al-Qur’an al-Karim, dengan sebab
adanya dakhil terhadap ajaran agama Islam. Pelopor dari Gerakan ini
adalah Abu Hamid Al-Ghazali.
3. Periode ketiga dimulai sejak abad ke-18 Masehi, yaitu masa
perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa, pada masa ini banyak
terdapat buku-buku yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Eropa
seperti fisika, kimia, dan kedokteran. Perkembangan ilmu
pengetahuan ini kemudian berdampak dengan adanya pemisahan
antara ilmu pengetahuan dan agama yang dianut oleh masyarakat
Eropa kala itu. Teori-teori pengetahuan yang ditemukan oleh
ilmuwan barat kala itu selalu berseberangan dengan pendapat gereja.
Buku-buku agama menurut mereka hanya berisikan kisah tahayul
dan doktrin yang tidak masuk akal, yang membuat mereka terkurung
dalam kebodohan.
26 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1993) hal 56
27 Udi Yuliarto, Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan, Jurnal
Khatulistiwa Volume 1, Nomor 1 Maret 2011 Hal 37
14
al-Hayawanat wa al-Nabatat wa al-Jawahir al-Madaniyah. Karya ini
dipublikasikan dua tahun sebelum penjajahan Inggris. Selanjutnya muncul
tokoh-tokoh lainnya seperti Mushtofa Shadiq al-Rafi dengan karyanya I’jaz
Al-Qur’an, ‘Abd al-Rahman al-Kawakibi dengan karyanya Thaba’I al-
Istibdad wa Mashari’ al-Istib’ad, Dr. ‘Abd al-‘Aziz Isma’il dalam karyanya
al-Islam wa al-Tibb al-Hadits, dan yang paling fenomenal adalah Thantawi
Jauhari (1870-1940) dalam karyanya al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an28.
Di era modern ini juga tafsir ilmi makin meluas dan populer hal tersebut
disebabkan beberapa faktor:
1. Pengaruh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan Bangsa Eropa
terhadap dunia Arab dan Muslim. Dan hegemoni tersebut disebabkan
karena bangsa Eropa memiliki superioritas dalam bidang teknologi.
2. Munculnya kesadaran untuk membangun rumah baru bagi peradaban
Islam setelah mengalami dualisme budaya yang tercermin dalam
sikap dan pemikiran. Yaitu “berhati Islam dan berbaju Barat. Pada
hakikatnya tafsir ilmi ingin membentuk kesatuan budaya melalui
hubungan harmonis antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Di
samping itu juga para penggagas tafsir ingin menunjukkan kepada
dunia bahwasanya agama Islam tidak kontradiktif dengan ilmu
pengetahuan. Ia berbeda dengan Eropa masa lampau yang mana para
ilmuwan kala itu menjadi korban apabila bertentangan dengan gereja.
3. Perubahan cara pandang kaum Muslimin Modern terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an, terutama dengan munculnya penemuan-penemuan
modern pada abad 20. Seiring ditemukannya seorang Muslim modern
melihat adanya penafsiran yang lebih jauh dari apa yang diungkapkan
oleh tafsir-tafsir terdahulu.
4. Memahami Al-Qur’an dengan pendekatan ilmu sains modern bisa
menjadi Ilmu Kalam Baru. Dahulu ajaran Al-Qur’an diperkenalkan
dengan pendekatan logika dan filsafat sehingga menghasilkan ribuan
karya ilmu kalam, pada masa modern ini tafsir dengan pendekatan
ilmu sains modern dapat menjadi alternatif. Di dalam Al-Qur’an
terdapat kurang lebih 750-1000 ayat kauniyyah, sementara ayat-ayat
hukum hanya sekitar 250 ayat.29
15
mengatakan bahwasanya Tafsir Al-Jawahir tersebut mengandung segalanya
bagaikan ensiklopedia kecuali tafsir itu sendiri.
Kontroversi tersebut kemudian menjadi fenomenal, ketika pada tahun
1976 seorang dokter dari Prancis, Maurice Bucaille, menuliskan bukunya
yang berjudul The Bible, The Quran and Science. Bukunya tersebut
mengungkapkan keserasian Al-Qur’an dengan fakta-fakta sains modern
mutakhir di bidang biologi, geologi dan kosmologi yang hal tersebut
sebelumnya belum diketahui orang pada zaman dahulu.30
Ulama klasik yang mendukung tafsir ilmi adalah al-Ghazali, ar-Razi, al-
Mursi, as-Suyuthi dan ulama modern yang mendukungnya yaitu Muhammad
Abduh, Tantawi Jauhari, Hanafi Ahmad. Selanjutnya Ulama-ulama yang
mennetang tafsir ilmi yakni asy-Syatibi dari kalangan ulama klasik dan
Mahmud Syaltut, Amin al-Khuli, dan Abbas Aqqad dari kalangan ulama
modern.31
Ulama yang mendukung tafsir ilmi berpendapat bahwasanya model
penafsiran dengan corak tafsir ilmi, membuka kesempatan bagi mufassir
untuk mengembangkan potensi keilmuan yang telah dan akan dibentuk dalam
dan dari Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya sebagai ilmu agama yang bersifat
I’tiqadiyah (keyakinan) dan amaliah (perbuatan). Ia juga tidak hanya disebut
al-ulum al-diniyah wal I’tiqadiyah wal amaliyyah, akan tetapi meliputi semua
ilmu keduniaan yang beraneka ragam jenis dan bilangannya32.
Sedangkan mereka yang menentang tafsir ilmi berargumentasi antara
lain:
1. Kerapuhan Filologis (kebahasaan)
Al-Qur’an diturunkan kepada bangsa arab dengan bahasa
mereka, oleh karena itulah ia tidak akan memuat sesuatu yang mereka
tidak mampu memahaminya. Para sahabat tentu lebih mengetahui Al-
Qur’an dan apa yang dimuat di dalamnya, dan tidak ada di antara
seorang sahabat yang berpendapat bahwasanya Al-Qur’an mencakup
seluruh ilmu pengetahuan.
2. Kerapuhan Teologis
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, yang
mengandung pesan etis keagamaan baik hukum, akhlak, muamalah
maupun akidah. Al-Qur’an berkaitan dengan pandangan manusia
terhadap hidup, bukan teori-teori ilmiah. Ia merupakan buku petunjuk
dan bukan buku ilmiah, oleh karena itulah isyarat-isyarat ilmiah yang
terkandung dalam Al-Qur’an dikemukakan dengan konteks petunjuk
bukan menjelaskan teori-teori baru.
3. Kerapuhan Logikanya
Ilmu pengetahuan memiliki sifat dinamis dan berubah-ubah. apa
yang dianggap salah pada masa silam, boleh jadi diakui
16
kebenarannya pada masa sekarang dan begitu pula sebaliknya. Dan
hal tersebut menunjukkan bahwasanya ilmu pengetahuan pada
hakikatnya relatif dan subjektif. Oleh karena itu tidak patut bagi
seorang mufassir untuk menafsirkan sesuatu yang kekal dan absolut
(Al-Qur’an) dengan sesuatu yang relatif dan berubah-ubah.33
Untuk di masa sekarang kritik utama para cendekiawan muslim
terhadap tafsir ilmi adalah bahwasanya para ilmuwan Muslim
mencari-cari kebenaran sains modern di dalam Al-Qur’an untuk
menunjukkan keunggulan Islam sebagai kompensasi apologetis
terhadap rasa rendah diri mereka akan ketertinggalan umat Islam di
bidang Sains dari dunia Barat.34
Untuk mengetengahi masalah ini Abdul Madjid al-Salam al-
Muhtasib berkomentar, “Tujuan utama penafsiran Al-Qur’an
menurut mufassir dulu adalah ialah menerangkan hal-hal yang
dikehendaki dalam Allah dalam kitab-Nya tentang akidah dan
hukum-hukum syariat. Tetapi, Ketika umat Islam terjangkiti
perpecahan internal, mereka melupakan tujuan utama dari
penafsiran Al-Qur’an itu dan lebih berorientasi pada penafsiran
yang membabi buta dan cenderung membela dan mempertahankan
mazhabnya. Mereka lupa diri dari tujuan semula tatkala menafsirkan
Al-Qur’an, yang sesungguhnya menuntut terhadap kecermatan dan
objektifitas. Dedikasi mereka bergeser kepada penafsiran yang
bersifat subjektif yang bahkan menyimpang dari dasar tujuan
penafsiran itu sendiri. Jika ini yang menjadi faktor penyebabnya,
seyogyanya tidak perlu melarang secara berlebihan adanya
pengembangan tafsir ilmi itu. Tetapi, para pendukungnya perlu
dingatkan dan diluruskan pendiriannya agar dalam menafsirkan Al-
Qur’an tidak mengabaikan sisi akidah dan Syariah yang menjadi
bagian penting dari tujuan penurunan Al-Qur’an, yakni sebagai
petunjuk bagi manusia.”35
17
BAB III
KORELASI PENAFSIRAN AL-QUR’AN DAN SAINS
ِ ِ
َ ( َوالَّذي قَد2) الَّذي َخلَ َق فَ َس َّو ٰى
(3) َّر فَ َه َد ٰى
“Yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang
menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS. Al-A’la
[87]: 2-3)
Maksud ayat di atas adalah Allah menciptakan seluruh hidup itu فَ َس َّو ٰى.
Menurut Wahbah Az-Zuhaili فَ َس َّو ٰى bermakna Allah menyempurnakan
makhlukNya yaitu menjadikan bagian-bagiannya cocok, dan tidak tertukar
serta diatur dalam aturan yang sempurna.39 Sedangkan menurut Ibnu Katsir
dijelaskan bahwa فَ َس َّو ٰى bermakna Allah menciptakan makhluk dan
menyempurnakannya dengan bentuk yang sebaik-baiknya.40 Sedangkan
Ghoffar, (Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i, 2007), cet. 4, jilid 8, hal 451
18
menurut M. Quraish Shihab فَ َس َّو ٰىberarti menyeimbangkan sesuatu dari segi
kualitas dan kuantitasnya dengan sesuatu yang lain. Pada konteks ini
maksudnya adalah Allah menyempurnakan penciptaan makhluk dari sisi
kualitas dan kuantitasnya serta menyeimbangkannya sesuai dengan kadarnya
masing-masing.41
Selain itu juga Allah telah memberi takaran ( َّر
َ )قَدyang sesuai terhadap
setiap makhluknya, sehingga mereka tidak dapat melampaui batas ketetapan
tersebut sekaligus Allah menunjukkan kepada makhluk-makhlukNya itu arah
yang seharusnya mereka tuju ( )فَ َه َد ٰى. 42
Atau pada konteks hewan dapat kita
pahami bahwasanya Allah menganugerahi insting kepada mereka.
Pada surah Al’Ala ayat keempat Allah menjelaskan bahwa Dia juga yang
menentukan kadar makhluknya قَدَّر. Menurut Wahbah Az-Zuhaili secara
41 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009), jilid 15,
hal 234
42 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009), vol 15, hal
234-235
43 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 486
44 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 15 hal 488
19
“Memberi petunjuk kepada manusia jalan menuju kesengsaraan dan
jalan menuju kebahagiaan. Dan memberikan petunjuk kepada binatang
ternak untuk pergi ke tempat penggembalaannya”.45
45 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 8 hal 451
46 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, vol, 12 hal 90-91
20
اح ْيهِ إََِّل أ َُمم أ َْمثَالُ ُك ْم ۚ َما فََّرطْنَا ِِف ِ ِ ِ
َ َض َوََل طَائ ٍر يَط ُري ِبَن ِ َوَما ِم ْن َدابَّةٍ ِِف ْاْل َْر
اب ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُُثَّ إِ َ َٰل َرّبِِ ْم ُُْي َش ُرو َن
ِ َالْكِت
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am [6]; 38)
Ayat ini masih berkaitan dengan ayat sebelumnya. Yaitu Al-An’am ayat
37
21
makhluk tersebut yang terlalaikan, baik rizki maupun keteraturan, baik yang
ada di darat, laut, maupun di udara.48
Tidak jauh berbeda dari hal tersebut, M Quraish Shihab menjelaskan
bahwa ayat ini menjelaskan tentang kebesaran kekuasaan Allah Swt. dalam
rangka membuktikan keagunganNya memenuhi permintaan kaum kafir pada
ayat sebelumnya. Ayat ini menerangkan bahwasanya bukti-bukti tersebut
dapat dilihat oleh seluruh umat manusia dari generasi ke generasi. Bukti-bukti
tersebut antara lain keberadaan binatang-binatang di permukaan bumi dan
burung-burung yang terbang di udara, yang kesemuanya mirip dengan
manusia. Masing-masing memiliki ciri, kekhususan, dan sistem tersendiri
yang dianugerahkan oleh Allah Swt.49
Kemiripan manusia dengan binatang-binatang laut, darat, dan udara
yang dimaksud pada ayat tersebut adalah keserupaannya dalam berbagai
bidang. Misalnya mereka juga hidup, beranjak dari kecil hingga besar,
memiliki naluri, penindasan yang kuat atas yang lemah dan lain-lain. Akan
tetapi tentu saja keserupaan manusia dengan binatang-binatang tersebut tidak
menyangkut dalam segala aspek. Keserupaan tersebut membuktikan bahwa
Allah tidak menciptakannya sia-sia, keberadaanya pun memiliki tujuan dan
masing-masing tidak terhalangi untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan
potensi yang diberikan oleh Allah.50
Keberadaan ciptaan-ciptaan Allah Swt. juga merupakan sebab manusia
dapat melakukan imitasi-imitasi biologi yang bermanfaat bagi manusia. Di
antaranya adalah:
1) Melalui cara terbang burung, Wright bersaudara mendapatkan
inspirasi untuk membuat pesawat pertama pada tahun 1903.51
2) Kemampuan lalat yang dapat terbang ke segala arah menginspirasi
peneliti untuk mengembangkan pesawat mata-mata. 52
3) Kemampuan capung yang dapat merubah arah dalam waktu singkat
membantu penelitian pembuatan pesawat tempur. 53
4) Keunikan kumbang permata yang bertelur pada pohon yang
terbakar, diaplikasikan oleh ilmuwan untuk mengembangkan
penelitian sensor pendeteksi kebakaran hutan.54
Semua hewan dan perilaku mereka telah diteliti oleh para ilmuwan dari
generasi ke generasi bahkan dengan bantuan alat paling canggih sekalipun.
Setiap kali peralatan dan pengetahuan manusia bertambah maju, penelitian
itu juga menyingkap adanya sesuatu keteraturan yang sangat tinggi dalam
22
kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya keteraturan dalam hal migrasi,
pertumbuhan, perlindungan diri, mencari makan dan sebagainya.55
hal 1
58 Joy Richardson, Mengagumkan Tentang Serangga, hal 6
59 Dini Siti Anggraeni, Peranan Serangga Dalam Kehidupan, (Jakarta: Ganeca Exac,
23
terbang. Serangga ini memiliki ordo Diptera yang merupakan ordo yang
sama dengan nyamuk. Faktor yang menjadi sebab Belgica Antartika
dapat bertahan hidup di Antartika adalah karena ia dianugerahi
kemampuan untuk bertahan hidup di suhu rendah. Antartika merupakan
habitat yang paling ekstrim di muka bumi. Lebih dari 99.6% areanya
tertutup es dan salju secara permanen. Walaupun demikian, spesies
serangga telah ditemukan hidup di Antartika pada tahun 1900.60
Faktor pendukung juga yaitu serangga memiliki kerangka luarnya
yang kuat, kemampuan terbangnya, dan ukuran tubuhnya yang mungil.61
Bahkan ada jenis serangga yaitu kecoak yang telah hidup selama lebih
dari 300 juta tahun lalu.62 Hal tersebut karena kecoak dianugerahi dengan
daya tahannya terhadap radiasi, dan diperkirakan ia merupakan salah
satu makhluk yang akan hidup apabila terjadi perang nuklir.63 Kecoa juga
memiliki memiliki resistensi terhadap racun. Apabila Seekor kecoak
mati disebabkan oleh racun, maka anak-anak kecoak akan terlahir
dengan tubuh yang memiliki resistensi terhadap racun tersebut. Faktor
pendukung juga karena ketika dalam bahaya, kecepatan dan kecerdasan
kecoak meningkat. Kecepatan kecoak meningkat menjadi 150 km/jam
dan meningkatkan IQ hingga 340.64 Makanan dari serangga ini adalah
hampir semua bahan organik dan anoraganik.65 Kecoak memakan
sayuran, makanan busuk, bahkan material sintetis seperti plastik.66
Serangga merupakan hewan yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, walaupun di sisi lain serangga dapat melakukan
kerusakan.67 Selama lebih dari 300 juta tahun, serangga telah
mendominasi/menguasai bumi karena merekalah jenis hewan pertama di
bumi.68 Peran serangga dalam hubungannya dengan tumbuhanlah yang
membuat manusia dapat hidup di muka bumi ini.69
Contohnya adalah kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang
memiliki jasa sangat besar terhadap kelangsungan hidup manusia.
Penyerbukan bunga yang dilakukan oleh kupu-kupu hingga
menghasilkan buah dan bibit menjadikan tumbuhan hidup lestari,
24
sehingga dapat menjaga keseimbangan makhluk hidup lainnya. Di
samping itu pula sutera alam yang berasal dari benang ulat sutera telah
ribuan tahun dipergunakan manusia sebagai bahan pakaian. Salah satu
penelitian para ilmuwan juga telah memanfaatkan zat hormon kelamin
kupu-kupu betina untuk keperluan pertanian dan perminyakan. Hasil
penelitian tersebut menghasilkan pertanian mereka terlindung dari kupu-
kupu perusak dan juga dapat berguna untuk memantau kebocoran pipa
gas dan minyak bumi, yang mana hal tersebut banyak menghabiskan
biaya dan waktu.70
Selain itu semut dan kumbang juga memiliki peran untuk
menyuburkan tanaman. Melalui hasil galian semut dan kumbang air hujan
masuk ke dalam tanah, sehingga membantu tanaman tumbuh. Serangga
juga adalah pembersih alami. Mereka mengkonsumsi sampah yang
terletak di tanah.71
2. Anatomi Serangga
Serangga merupakan hewan yang memiliki 3 bagian tubuh yaitu
bagian kepala, dada, dan perut. Di kepala terdapat 2 buah antena dan 2
jenis mata, yaitu Ocellus (mata tunggal), dan Ommateum (mata
majemuk). Dada serangga terbagi menjadi dada depan (prothorax), dada
tengah (mesothorax), dan dada belakang (metathorax). Di setiap dada
terdapat sepasang kaki. Sehingga seluruh kakinya berjumlah 6 buah.
Spesies ini ada yang dianugerahi sayap dan ada pula yang tidak.72
Gambar 3.1
Struktur Tubuh Serangga73
25
mata majemuk serangga, masing-masing mata menerima gambar dan
masing-masing mata hanya menerima sinar yang masuk dengan garis
lurus. Lalu potongan-potongan gambar itu dikumpulkan di saraf mata,
dan terbentuklah gambar yang sempurna yang kemudian dikirimkan ke
otak. Disebabkan banyak potongan gambar yang masuk ke mata melalui
mata majemuk, serangga dapat melihat benda yang bergerak dengan jelas.
Di sisi lain serangga juga memiliki 2-3 mata tunggal yang berfungsi
mengetahui terang dan gelap. 74
Gambar 3.2
Struktur Kepala Serangga75
26
Gambar 3.3
Perbandingan Struktur Mata Manusia dan Serangga 76
27
Gambar 3.4
Macam-Macam Bentuk Mulut Serangga79
Kaki serangga terdiri dari sepasang kaki depan, satu pasang kaki
tengah yang berfungsi menopang tubuh, dan kaki belakang berfungsi
mendorong tubuh ke depan. Serangga memiliki keragaman serta fungsi
kaki yang berbeda. Kutu dianugerahi kaki yang kuat dapat melompat 100
kali tingginya. Orong-orong menggunakan kaki depan untuk menggali
tanah, karena ia dianugerahi dengan kaki depan yang kuat. Serangga-
serangga yang dapat menempel di kaca, tembok, dan lain-lain, seperti
lalat dan nyamuk, memiliki lendir yang kuat di ujung kakinya. Angang-
angang (serangga yang dapat berjalandi air) dianugerahi dengan tubuh
yang ringan dan ujung kakinya yang dipenuhi minyak, sehingga dapat
berjalan di air.80
28
Gambar 3.5
Struktur Kaki Serangga81
3. Perkembangbiakan Serangga
Sebagian besar serangga berkembangbiak dengan cara bertelur
(ovipar). Beberapa jenis lain menghasilkan telur yang tidak dibuahi dan
menghasilkan keturunan, misalnya beberapa jenis kutu daun, belalang
tongkat, dan serangga daun. Jenis serangga lain ada juga yang tidak
bertelur namun melahirkan keturunan misalnya beberapa jenis kutu daun,
lalat penghisap darah dan kecoa.83
Serangga betina bertelur melalui tabung di belakang badan mereka.
Beberapa serangga melekatkan telur mereka di tempatnya dengan cairan
lengket, dan ada juga serangga yang mengebor daun atau biji untuk
bertelur, ataupun bertelur di lubang di bawah tanah.84
Spesies Serangga melakukan metamorfosis. Metamorfosis adalah
“Perubahan bentuk”, yaitu cara serangga untuk tumbuh dan berkembang
dari telur hingga menjadi serangga dewasa yang akhirnya mampu
berkembang biak kembali. Metamorfosis serangga dibagi menjadi 3 jenis.
29
Metamorfosis sempurna, metamorfosis tidak sempurna, dan tidak
bermetamorfosis.85
Gambar 3.6
Macam-Macam Metamorfosis Serangga86
30
Serangga mempunyai tingkah laku yang terprogram, yaitu mereka
lahir dengan kapasitas untuk berperilaku dalam satu set pola tertentu
apabila menerima rangsangan yang sesuai. Serangga-serangga ini juga
terkadang bersifat spesialis, yaitu mereka diprogram untuk melakukan
hal-hal tertentu dengan sangat efisien, sedangkan hal lainnya tidak sama
sekali. Salah satu contohnya adalah spesies serangga kumbang kentang
yang hanya memakan tanaman kentang dan tidak memakan tanaman
lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dimaksudkan bahwa seluruh serangga
terprogram penuh karena terkadang tingkah laku tersebut menjadi sedikit
longgar.88 Beberapa tingkah laku serangga yaitu:
31
c. Pengetahuan dan Memori
Semua hewan mempunyai semacam kesanggupan untuk
memodifikasi tingkah lakunya sebagai hasil dari
pengalamannya. Hewan-hewan yang memiliki siklus hidup
yang pendek dan memiliki sistem saraf yang sederhana seperti
serangga, tidak dapat menyimpan pola yang sudah dipelajari
dalam waktu yang lama. Beberapa tingkah laku serangga dapat
disimpan lama dan tidak mudah segera terhapuskan, tetapi
beberapa tingkah laku lainnya mungkin tidak mampu disimpan
lama dan dihapuskan oleh tingkah laku yang baru dipelajari.
Salah satu contoh serangga yang memiliki memori temporal
yang sangat baik adalah lebah madu. Mereka sanggup untuk
memperkirakan waktu yang telah ia lewati, menggunakan
perubahan sudut matahari untuk mencari makan. Lebah madu
juga dapat mengingat selama beberapa hari tentang lokasi
tentang lokasi dan waktu yang digunakan dari beberapa sumber
makanan.91
32
merupakan hewan terbanyak di muka bumi 96 memiliki ketahanan
hidup yang kuat97 dan memiliki siklus hidup yang panjang. Tentu
saja kehidupan di muka bumi menjadi tidak seimbang.
c. Allah pun tidak luput untuk menunjukkan jalan yang baik dan jalan
yang buruk kepada makhluk hidup.98 Riset ilmiah menunjukkan
bahwa serangga memiliki tingkah laku yang terprogram. Mereka
lahir dengan kapasitas untuk berperilaku dalam satu set pola tertentu
apabila menerima rangsangan tertentu. Salah satu contohnya adalah
kesanggupan serangga untuk menemukan lingkungan optimum
dalam berbagai periode perkembangannya, makan, kawin, serta
penyebaran populasi. Hal tersebut karena serangga dianugerahi
kemampuan menentukan sudut yang tepat dengan arah sinar
matahari.99
33
aspek. Keserupaan tersebut membuktikan bahwa Allah tidak
menciptakannya sia-sia. 103
Riset ilmiah menyatakan serangga merupakan hewan yang
memiliki peran penting di muka bumi, seperti yang dijelaskan di atas.
Di sisi lain melalui beberapa hewan, manusia dapat melakukan imitasi-
imitasi biologi yang bermanfaat bagi manusia. Contohnya adalah
melalui cara terbang burung, Wright bersaudara mendapatkan inspirasi
untuk membuat pesawat pertama pada tahun 1903.104 Keunikan
kumbang permata yang bertelur pada pohon yang terbakar,
diaplikasikan oleh ilmuwan untuk membuat alat pendeteksi kebakaran
hutan. 105
1. Nyamuk
a. Nyamuk Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Al-Baqarah Ayat
26
34
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang
yang fasik,” (QS. Al-Baqarah [2]: 26)
وضةا
َ بَ ُعpada ayat ini menurut Wahbah Az-Zuhaili bermakna
( الناموسة املعروفةnyamuk). Asy-Sya’rowi juga berpendapat
108
106 Abu Al-Fida Isma’il bin Umar bin Katsir Al-Qurasy, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim,
(Saudi Arabia: Dar Taibah li An-Nasyr wa At-Tauzi’, 1999), jilid 1, hal 206
107 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), jilid 1, Hal 15
35
( فَ َما فَ ْوقَ َهاdan yang lebih rendah dari itu). Sehubungan dengan
penggalan ayat ini terdapat dua pendapat. Pendapat pertama
mengatakan yang lebih kecil dan hina. Contohnya sebagaimana
seseorang yang disifati dengan tabiat keji dan kikir. Maka orang
yang mendengarnya mengatakan َ ِ َوُه َو فَ ْو َق ذَل،نَ َع ْم
ك (Benar,
bahkan ia lebih dari itu), yaitu lebih dari apa yang disifatkan. Ini
merupakan pendapat Al-Kisa’i dan Abu Ubaid, menurut Ar-Razi
dan mayoritas muhaqqiqin.
Pendapat Kedua menyatakan artinya adalah yang lebih besar
darinya, karena tidak ada yang lebih hina dan kecil dari pada
nyamuk. Ini pendapat Qatadah ibnu Di’amah, dan menjadi pilihan
Ibnu Jarir. Pendapat ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan
Imam Muslim dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:
111 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 1 hal 94
112 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 1, hal 82
36
jelek, sebab keagungan dalam semua itu sama, yaitu hal tersebut
merupakan ciptaan Allah Swt.113
Asy-Sya’rawi menyatakan bahwasanya makna ayat ini adalah
ketika Allah membuat perumpamaan nyamuk, kaum kafir
memahaminya secara tekstual dan tidak memahaminya secara
kontekstual. Sehingga mereka bertanya, Apa maksud dan tujuan
Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, yang bila dipukul
dengan sesuatu atau dengan tangan ia pun akan mati. Mengapa
Allah tidak membuat perumpamaan yang lebih besar. Sebagaimana
ungkapan mereka اَّللُ ِّبَٰ َذا َمثَاًل
َّ ( َما َذا أ ََر َادApa Maksud dan tujuan
Allah dengan perumpamaan ini).
Hal tersebut karena mereka tidak menyadari bahwasanya dalam
bentuk nyamuk yang halus tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa. Karena dalam bentuk yang kecil tersebut, Allah telah
menciptakan semua sarana bagi nyamuk sesuai dengan
kebutuhannya. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwasanya
semakin kecil dan detail suatu ciptaan dan rekayasa maka semakin
membuktikan bahwa sesuatu yang diciptakan tersebut luar biasa.114
37
tubuh sehingga membuat tubuh menjadi gatal terhadap gigitan
nyamuk.117
Gambar 3.7
Struktur Mulut Nyamuk118
117Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 74-75
118 https://images.app.goo.gl/U3Ddd4nUaRL8Fvpg8 (diakses pada tanggal 7
November 2021 15:47)
119 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga, hal 20
120 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
38
lebih sering menggigit nyamuk seseorang yang jarang mandi,
mengeluarkan banyak keringat, atau memiliki suhu tubuh yang
tinggi.121 Dengan kemampuan nyamuk tersebut, para ilmuwan
terinspirasi untuk menciptakan kamera yang menangkap citra
(gambar) melalui hawa panas.
Nyamuk bukan menggigit mangsanya, akan tetapi menusukkan
sebuah jarum kecil dan tajam serta bergerigi ke dalam kulit
mangsanya. Dari jarum ini kemudian keluar air liur yang
membuat kulit terasa gatal-gatal setelah digigit nyamuk. 122 Di
samping itu juga air liur nyamuk berfungsi agar darah dari
korbannya dapat terus mengalir dan tidak terjadi pembekuan pada
darah.123
121 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 72-73
122 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
123 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 38
124 KST Al Endy, Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit, hal 5-8
125 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 76
`126 https://www.malaria.id/artikel/mengenal-malaria-penyakit-mematikan-dunia
127 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 76
39
dengan tingkat efektifitas 77%. Karena vaksin-vaksin sebelumnya
hanya memiliki tingkat efektifitas sebesar 55,8%.128
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit-penyakit ini
adalah karena pembabatan dan kerusakan di Kawasan hutan secara
tidak terkendali. Jutaan nyamuk yang awalnya hidup serta
bermukim di hutan berpindah ke perkotaan. Sewaktu kondisi
bagus, nyamuk-nyamuk tersebut tinggal di sana. Semakin
berkembangnya zaman, hutan banyak yang rusak, oleh karena
itulah nyamuk-nyamuk masuk ke kota dan menyerang
masyarakat.
Menurut pakar entomologi dari Bagian Parasitologi dan
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Ahmad Arif Amir,
nyamuk dengan jenis apapun dapat pindah ke tempat lain. Apabila
sumber makanan nyamuk berkurang dan sudah habis, maka hewan
tersebut dapat merambat ke habitat lain di sekitranya. Dan di
dalamnya terdapat makanan yang diperlukan oleh nyamuk disertai
terdapatnya darah, maka nyamuk dapat hidup walaupun
habitatnya berbeda.129
128 https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5545423/vaksin-malaria-paling-
40
Ketika seekor nyamuk terkena tetesan air hujan, efeknya
hampir sama seperti manusia ditabrak mobil. Riset menyatakan
bahwasanya nyamuk dapat menyerap tekanan air hujan yang
kira-kira beratnya 50 kali lebih berat dari bobot tubuhnya. Ketika
tetesan hujan mengenai nyamuk, nyamuk akan menempel pada
air dan jatuh hingga 20 kali panjang tubuhnya. Kemudian ia
membebaskan diri dan terbang tanpa cedera sedikit pun.
Keahlian nyamuk untuk selamat dari hujan badai ini menjadi
kunci bagi nyamuk untuk bertahan hidup dalam iklim yang
lembab. Hal ini juga yang menginspirasi ilmuwan untuk
mengembangkan robot terbang kecil yang dapat bekerja di luar
ruangan.131
2. Lalat
a. Lalat Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Al-Hajj Ayat 73
131 Pusat Data dan Analisa Tempo, Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat
41
ِ ض ِرب مثَل فَاستَ ِمعوا لَهُ ۚ إِ َّن الَّ ِذين تَ ْد ُعو َن ِمن ُد
ون ْ َ ُ ْ َ َ ُ َّاس ُ ََي أَيُّ َها الن
ُّ اجتَ َم ُعوا لَهُ ۖ َوإِ ْن يَ ْسلُْب ُه ُم َِّ
ب َش ْي ئاا ََل
ُ الذ َاب ْ اَّلل لَ ْن ََيْلُ ُقوا ذُ َاب ااب َولَ ِو
ِ َ ۚ ُيَ ْستَ ْن ِق ُذوهُ ِم ْنه
وب
ُ ُب َوال َْمطْل ُ ف الطَّال َ ض ُع
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah
olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru
selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah”. (QS. Al-Hajj [22]: 73)
42
yaitu mereka ditantang untuk mengambil kembali sesuatu yang
telah dirampas oleh seekor lalat. Maka mereka tidak akan pernah
bisa mengambil kembali sesuatu tersebut. Karena ketika lalat
menghinggapi sesuatu misalnya madu, maka madu tersebut akan
menempel di kaki lalat walaupun sedikit.138
Sayyid Quthb mengatakan bahwasanya menciptakan lalat
walaupun ia adalah hewan yang lemah dan hina, sebenarnya sama
mustahilnya seperti menciptakan hewan lain yang lebih besar.
Karena pada dasarnya mereka tidak akan bisa menciptakan sesuatu
yang hidup/kehidupan. Dan di sisi lain pula lalat adalah sesuatu
yang kecil yang dapat merampas sesuatu dari manusia seperti mata,
anggota badan, bahkan nyawa manusia.139
Karena hal yang wajar apabila seekor singa atau harimau atau
sesuatu yang lebih besar dari itu untuk mengambil sesuatu dari kita
dan tidak dapat bagi kita untuk mengambilnya lagi, karena seekor
singa lebih kuat dari kita. Ini merupakan salah satu gaya bahasa Al-
Qur’an yang ingin menanamkan kesan terhadap pembacanya. 140
43
rambut sensorik yang terdapat pada kakinya. Oleh karena itu,
lalat akan terus berkeliling sampai menemukan makanan yang
enak. Dan apabila lalat terus mengelilingi satu tempat, berarti dia
sudah menemukan makanan yang sesuai dengan seleranya.148
Lalat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya
memiliki habitat-habitatnya tersendiri. Ada lalat yang memiliki
habitat di tempat basah, yang memiliki makanan larva serangga
lain dan rayap. Ada pula spesies lalat yang bertangkai mata
(Dalmanni) yang hidup di tempat yang sangat basah, yang
memiliki makanan bagian yang bersifat cair baik dari tumbuhan
maupun hewan. Lalat ini juga merupakan salah satu pengebor
batang dan penambang yang dapat juga menjadi hama bagi
tanaman padi, jagung, dan tebu. 149 Akan tetapi dari sekian jenis
lalat, hanya 6 spesies yang tinggal di Indonesia. Yaitu spesies
dari Lalat rumah, Lalat Daging, Lalat Kandang, Lalat Mimik,
Lalat Hijau, Lalat Rumah Mungil.150
44
menularkan penyakit. Hal tersebut terjadi apabila lalat hinggap
pada feses orang dengan penyakit menular dan kemudian
hinggap pada makanan yang mana makanan tersebut dikonsumsi
oleh seseorang. 154
Terdapat beberapa spesies lalat di muka bumi yang
menyebabkan menyebabkan penyakit mengerikan di antaranya
yaitu:
a) Lalat Tsese dan penyakit tidur
Lalat Tsese hidup di Selatan Afrika. Arti dari
nama ini adalah lalat yang membunuh sapi. Apabila
lalat ini menghisap darah manusia atau hewan,
protozoa (hewan mikroorganisme) bernama
trypanosoma akan masuk ke dalam korbannya dan
menyebabkan penyakit tidur. Penyakit ini dapat
membunuh secara perlahan. 155
Penyakit ini menyebabkan sakit kepala,
terkantuk-kantuk, perilaku abnormal, kehilangang
kesadaran diri dan koma.156
Walaupun terlihat mengerikan, hewan ini telah
melindungi Afrika selama 400 tahun. Sejak tahun 1567
banyak bangsa Eropa yang ingin menjelajahi Afrika
untuk mendapatkan gula dan kopi. Akan tetapi
sebagian besar dari mereka mati karena lalat ini.
Sehingga bangsa Eropa tidak berhasil menguasai
Afrika hingga 400 tahun.157
b) Lalat Biru
Lalat ini hidup di zona beriklim sedang dan bertelur di
bekas luka dan hidung manusia atau hewan ternak.
Belatung yang keluar dari telurnya menggali daging
dan memakannya.158
c) Lalat Pasir
Kebanyakan Hidup di Afrika Tengah dan Asia
Tenggara. Lalat ini membawa penyakit Leishmaniasis.
Penyakit ini menyebabkan kulit seseorang kering dan
berdarah. Apabila terlalu parah maka daging
penderitanya bisa digerogoti.159 Apabila tidak diobati
154 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 80
155 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
156 Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009),
hal 145
157 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
158 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
159 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 81-82
45
maka penyakit ini memiliki tingkat mortalitas hingga
100%.160
46
lalat memiliki kebiasaan muntah dan membuang kotorannya pada
makanannya. 167
Sayyid Quthb berpendapat bahwa maksud ayat ini lalat dapat
mengambil sesuatu dari manusia, seperti mata, anggota badan
lainnya, dan bahkan nyawa manusia. 168 Berdasarkan riset ilmiah,
lalat menyebabkan banyak penyakit yang diantaranya adalah 40
penyakit serius. 169 Yang salah satunya adalah penyakit
Onchocerciasis yang menyebabkan kebutaan. Beberapa jenis lalat
bahkan dapat menyebabkan penyakit yang menyebabkan
kematian.170
Apabila diperhatikan lalat yang merupakan hewan kecil dan
lemah, akan tetapi dapat merenggut anggota tubuh manusia bahkan
hingga meninggal dunia, merupakan salah satu kuasa Allah. Karena
merupakan hal yang wajar apabila hewan yang memiliki bentuk
ukuran serta kekuatan lebih besar dari manusia untuk merenggut
anggota tubuh manusia.
Di samping itu pula terdapat hadis tentang lalat yang sejalan
dengan ilmu pengetahuan:
Salah satu uji coba yang telah dilakukan ilmuwan pada lalat
rumah, telah ditemukan bahwasanya lalat ini dapat membawa
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini merupakan bakteri yang salah
satunya dapat menyebabkan diare. Hal tersebut terjadi apabila kita
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini.
biasanya bakteri ini terdapat di bagian kaki, badan, atau sayap
lalat. Pada penelitian ini ditemukan bahwa lalat mengandung
167 Nur Farida, Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat, hal 29
168 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an, Terj: As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim
Basyarahil, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), juz xvii, hal 150
169 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 39
170 Dantje T. Sembel, Entomologi Kedokteran, hal 114
171 Abu Abdillah Ahmad bin Isma’il Al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari, cet. Ke-1,
47
Actinomycetes (bakteri) yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli.172
3. Semut
a. Semut Perspektif Al-Qur’an dalam Surah An-Naml Ayat 17-18)
172 Ahmadi dkk, Identifikasi dan Daya Hambat Sayap Lalat Rumah (Musca
Domestica) terhadap Eschericia coli, Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung,
Volume 11, No 2, Hal 309-311
173 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 10 hal 258
174 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil-Qur’an, hal 393
48
Sulaiman masih jauh.”175 Semut dianggap sebagai makhluk yang dapat
berbicara, mereka dapat melakukan pembicaraan dengan sesamanya.176
Di dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan bahwasanya Allah memberikan
pada setiap hewan naluri tertentu. Dengan naluri tersebut ia bisa
menghasilkan apa yang bermanfaat bagi dirinya dan mencegah dirinya
dari hal-hal yang membahayakan. Orang yang mempelajari tabiat-tabiat
hewan-hewan akan mengetahui karakter-karakter hewan tersebut. Dan ia
akan mengetahui keajaiban yang menakjubkan, serta ilham-
ilham/informasi-informasi tersembunyi yang aneh. Semua hal tersebut
mengajak kita kepada keimanan kepada Allah sebagai pencipta.177
2) Kehidupan Semut
Semut adalah serangga sosial yang hidup dalam koloni-koloni
besar. Koloni semut terdiri atas semut ratu, semut betina pekerja,
dan semut jantan.180 Semut ratu dan semut jantan memiliki sayap
sedangkan semut pekerja tidak memiliki sayap. Berbeda dengan
lebah, lebah dalam satu sarang hanya terdapat satu ratu, sedangkan
dalam koloni semut terdapat beberapa ratu semut.181 Dalam
koloninya, semut-semut pekerja berkelompok sesuai dengan
175 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 10, hal 179
176 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid 2, hal 353
177 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Terj: Abdul Hayyie al Kattani, dkk., Cet 1,
49
tugasnya. Ada semut pembersih, ada yang merawat larva semut,
sedangkan yang lain mengumpulkan makanan dan melindungi
sarang.182
Dalam koloni, semut ratu merupakan semut terbesar. Saat
dewasa semut ratu terbang meninggalkan sarang untuk mencari
tempat yang cocok untuk membangun koloni baru. Semut ratu
merontokkan sayapnya setelah menemukan tempat baru untuk
berkembang biak. Tatkala semut ratu telah bertelur, semut pekerja
merawat telur-telur semut. Pada malam hari, semut pekerja
membawa telur masuk jauh ke dalam terowongan sarang agar
terlindungi dari udara dingin. Pagi siang harinya, semut pekerja
membawa telur-telur ke permurkaan sarang untuk dihangatkan.183
Sarang semut terdiri atas kamar-kamar. Di antaranya adalah
kamar semut jantan, kamar pupa, kamar larva, kamar telur, kamar
ratu semut, dan gudang penyimpanan makanan, dan lain-lain.184
Gambar 3.8
Bentuk Sarang Semut185
3) Komunikasi Semut
Semut berkomunikasi dengan bantuan antenanya, karena pada
dasarnya semut memiliki penglihatan yang buruk. Antena semut
182 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 30
183 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 30
184 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 93
185 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 93
50
sangat peka dalam hal meraba dan membau.186 Komunitas semut
sangat ahli dalam membedakan aroma tubuh kerabatnya. Hasil studi
para peneliti University of California, Riverside, menunjukkan para
semut memiliki kemampuan tingkat tinggi untuk mendeteksi
perubahan kimia feromon (zat kimia yang dikeluarkan semut).
Semut memproduksi feromon, senyawa kimia dengan aroma
tertentu, untuk berkomunikasi dengan yang lain. Mereka saling
mendeteksi feromon menggunakan ujung antenanya yang sangat
sensitif. Hal tersebutlah yang membuat semut saling menyentuhkan
antena untuk mengenali aroma kerabatnya. Hal seperti ini mirip
Ketika orang bersalaman dan bertukar kartu nama.187 Setiap koloni
semut memiliki bau unik yang membantu anggotanya saling
mengenali, inilah yang membantu semut untuk mengenali adanya
penyusup yang terdapat di dalam sarang.188
Selain itu zat feromon juga digunakan oleh semut untuk
mengabarkan koloninya ketika ia menemukan makanan. Semut
tersebut akan berjalan menuju sarangnya sambal meninggalkan
jejak bau dari sumber makanan ke tempat sarangnya. Selain itu juga
semut memiliki kemampuan untuk menemukan jalan tercepat dari
sarang menuju sumber makanan.189
Semut juga dapat mencium kematian. Ketika semut mati, teman
satu sarangnya dengan segera mengevakuasi dan
menyingkirkannya. Hal tersebut karena semua pada umumnya
memiliki 2 zat kimia yang dinamakan oleh para ilmuwan “zat kimia
kematian” dan “zat kimia kehidupan. Ketika semut mati “zat kimia
kehidupan”mereka memudar dan menyisakan “zat kimia
kematian”. Hal tersebutlah yang menjadikan semut lain mengetahui
kematian kerabatnya.190
186 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
187 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, (Jakarta: Tempo
Publishing, 2021), hal 67-68
188 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
189 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2014),
hal 95
190 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, hal 42-44
191 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 10 hal 258
192 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2014),
hal 95
51
sehingga semut yang lain tidak terinfeksi, 193 serta dengan zat feromon
inilah ia juga dapat mengenali mana musuh dan mana kawan. 194
4. Lebah
a. Lebah Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah An-Nahl Ayat 68-69)
193 Pusat Data dan Analisa Tempo, Menguak Rahasia Tubuh Semut, hal 42-44
194 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 31
195 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
52
maupun di gunung-gunung yang menjulang tinggi. Lebah-lebah tersebut
juga dapat masuk kembali ke rumah-rumah mereka, tanpa ada satu pun
yang keliru memasuki rumahnya. 197
ِ ِ( فَاسلُكِي سبل ربdan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
ك ذُلُاًل َ َ ُُ ْ
dimudahkan {bagimu}) kata ذُلُاًل merupakan bentuk plural yang
bermakna sesuatu yang mudah ditelusuri. Kata merupaka kata sifat dari
ُسبُ َل (jalan-jalan). Jadi makna ayat tersebut adalah jalan-jalan yang
ditempuh lebah dari sarangnya menuju tempat ia menghisap sari bunga
sangat mudah untuk ditempuhnya. Para ulama menjelaskan kemudahan
berupa lebah yang dapat menemukan kembali sarangnya dengan mudah,
walaupun berpergian jauh untuk mencari makanan.
ِ الثَّمر.
ات
Pada ayat ini dijelaskan bahwasanya lebah memakan
ََ Kata
197 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 79
198
Abdul Ghaniy Abu Al-‘Azmi, Mu’jam Al-Ghaniy, Maktabah Syamilah No.
3083, Hal 1690
199 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 6 hal 648
200 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, jilid 7, hal 632
53
manusia. Sebagaimana hadis Nabi dalam kitab Shahih al-Bukhari
disebutkan dari Ibnu Abbas, di mana dia bercerita, Rasulullah bersabda:
ِ ِ عن سع،س
َع ِن،يد بْ ِن ُجبَ ٍْري ِ ِ ِ ِ ِ ص ِح
َ ْ َ ِ َ م ْن َحديث َس ٍاَل ْاْلَفْط:يح الْبُ َخا ِر ِي َ ِِف
ِِف:ٍ"الش َفاءُ ِِف ثًََلثَة
ِ :اَّلل َعلَيهِ وسلَّم َِّ ول
َ َ َ ْ َُّ صلَّى َ اَّلل ُ ال َر ُس َ َ ق:ال ٍ َّابْ ِن َعب
َ َاس ق
"ِ َوأ َِْنَى أَُّم ِِت َع ِن الْ َكي، أ َْو كيَّةٍ بِنَا ٍر، أ َْو َش ْربَةِ َع َس ٍل،َش ْرطةِ ِ ُْم َجم
“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu pembekaman, minum
madu, atau pembakaran dengan api. Aku melarang umatku dari kayy
(pengobatan dengan cara pembakaran). 201
Firman Allah ِ فِيهِ ِش َفاء لِلن
َّاس (di dalamnya terdapat obat bagi
manusia) sering dijadikan alasan oleh para ulama untuk menyatakan
bahwa madu adalah obat bagi segala macam penyakit. Penelitian modern
mengungkapkan bahwa madu tidak menjadi obat segala macam
penyakit, bahkan banyak dokter menasihati pengidap diabetes untuk
tidak mengonsumsi madu. Jadi yang dimaksud dengan kata an-
nas/manusia pada ayat di atas bisa diartikan dengan sebagian manusia.202
201 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 79-80
202 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, hal 649 jilid 6
203 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
204 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
54
melihat cahaya ultraviolet yang tidak kasat mata bagi manusia.
Beberapa bunga memliki pola garis yang memantulkan sinar
ultraviolet yang berbentuk garis yang disebut sebagai “garis
pemandu madu”. Garis inilah yang mengarahkan lebah dan
serangga lain menuju nektar. 205
2) Habitat Lebah
Spesies Lebah ada yang hidup sendiri dan ada pula yang
hidup berkoloni. sekitar 500 lebih spesies lebah yang hidup
berkoloni. Lebah yang berkoloni seperti lebah madu, dan
lebah-lebah tidak bersengat lainnya, mengeluarkan lilin untuk
membangun sarang. Sebuah koloni lebah madu dapat berisi
3.000 hingga 40.000 ekor. Hal tersebut tergantung dari jenis
spesies, musim, dan keadaan sekitar lebah.206 Lebah biasanya
membuat sarang di atas pohon kayu, atap rumah, atau di atas
bukit. Saranagnya disusun dari zat lilin yang terdapat dalam
tubuhnya.207
3) Kehidupan Lebah
Sebuah koloni terdiri atas satu ratu lebah, lebah betina
pekerja, dan lebah jantan. Lebah jantan pekerja tidak memiliki
sengat dan bertugas untuk mengawini lebah ratu. Ratu bertelur
rata-rata 600 hingga 700 telur per hari. Lebah pekerja
melaksanakan berbagai tugas seperti membersihkan sarang,
menghasilkan lilin, dan mengumpulkan makanan untuk
koloninya. Lebah madu pekerja berkomunikasi dengan pekerja
lainnya saat menemukan dengan cara menari. Gerak tarian ini
bisa melingkar ataupun dalam bentuk angka delapan, disertai
dengan kibasan abdomen (perut) dan dengungan bertiti nada
tinggi. Lebah pekerja juga bertugas menjaga dan menyuapi
larva serta memastikan kondisi larva tetap hangat. 208
Lebah ratu mengeluarkan feromon (zat kimia yang
digunakan serangga untuk merangsang/memikat lawan
jenisnya) untuk mengabarkan kepada lebah pekerja bahwa
dirinya masih hidup. Feromon juga memperlambat
perkembangan lebah-lebah pekerja betina menjadi lebah-lebah
ratu. Pada saat suatu koloni mulai terlalu padat sejumlah lebah
akan terbang ke lokasi lain untuk membuat koloni baru. Hal ini
merupakan aktivitas tahunan lebah.209
205 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
206 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
207 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 73
208 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 29
209 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 29
55
Lebah madu yang terkenal komunitas dan pembagian
perannya. Pada dasarnya dalam satu koloni hanya terdiri dari
satu lebah ratu, kelompok lebah perawat ratu, dan kelompok
lebah pengumpul makanan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Andrew Feinberg, peneliti dari John Hopkins
dan Arizona State University dalam jurnal Nature
Neuroscience menyatakan bahwa hal tersebut didasarkan dari
bahan kimia yang disebut sebagai epigenetik menempel pada
gen di dalam otaknya. Perbedaan pola epigenetik ini
memengaruhi pola pekerjaan lebah.210
Lebah Madu merupakan serangga dengan tingkat
kekerabatan yang tinggi. Lokasi pembuatan sarang ditentukan
oleh sejumlah lebah pekerja. Jumlah lebah jantan dalam suatu
koloni lebih sedikit dari lebah betina. Lebah jantan bertugas
untuk mengawini ratu lebah. Setelah mengawini ratu lebah ia
akan diusir oleh lebah pekerja dan akhirnya dibunuh.
Sedangkan lebah betina menjadi lebah pekerja yang melakukan
banyak pekerjaan.211
210 Pusat Data dan Analisa Tempo, Membuka Tabir Keajaiban Anatomi Tubuh Lebah,
(Jakarta: Tempo Publishing, 2021), hal 25
211 Lee Kwang-Woong, Why? Insects, hal 96-98
212 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, hal 87
213 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18
56
dari penyerbukan tersebut lebih rendah dari yang dilakukan
oleh serangga khususnya lebah. Oleh karena itulah di Korea
Selatan, lebah sengaja diletakkan di kebun atau rumah kaca.
Yaitu lebah dengan jenis Bombus Pascuorum dan Osmia
Cornifrons.214
6) Madu
Madu merupakan bahan makanan yang sangat dikenal
manfaatnya sejak ribuan tahun lalu. Madu dikenal memiliki
banyak manfaat untuk menjaga kesehatan, bahkan
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di samping itu,
madu juga memiliki banyak manfaat untuk menjaga
kecantikan, terutama kulit. Madu merupakan cairan alami yang
keluar dari perut lebah. Cairan ini seperti sirop, akan tetapi
umumnya lebih kental. Kekentalan dan warna madu sangat
beragam. Madu memiliki beragam warna seperti warna putih,
kekuningan, kuning, kecokelatan, bahkan kehitaman.215 Madu
biasanya digolongkan menurut nama daerah asalnya seperti
madu sumbawa, madu Kalimantan, dan sebagainya. namun
pada umumnya madu digolongkan berdasarkan dari tempat
lebah berkembang biak, misalnya lebah yang hidup di sekitar
kebun durian, maka madu yang dihasilkan mengandung sari
durian216. Madu alami yang dihasilkan lebah tidak seragam
rasa, aroma, warna maupun kekentalannya. Hal tersebut karena
lebah menghisap berbagai jenis nektar bunga. Sedangkan madu
yang diternakkan umumnya memiliki warna yang seragam,
karena umumnya makan satu jenis nektar saja.217
214 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18
215 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, (Yogyakarta:
Rapha Publishing, 2014), hal 3-4
216 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 38
217 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 11
218 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 10
57
kali dari bunga ke sarang lebah dan hinggap pada 5,6 juta
tangkai bunga.
Sebenarnya nektar merupakan zat yang tidak terlalu
manis. Lebah madu lah yang membuatnya menjadi manis.
Tatkala lebah madu menyimpan nektar di sarang lebah, lebah
yang masih muda akan berulang kali memakan dan
memuntahkan nektar tersebut, dan mencampurkannya dengan
air liur. Pada proses ini, nektar difermentasi dan menjadi madu.
Kemudian mereka mengepakkan sayapnya untuk
menghilangkan air dan mengentalkan madu. Setelah madu
siap, lebah menyimpan dan menutupnya di dalam sarang,
setelah sarang lebah diambil dan disaring, jadilah madu yang
biasa kita makan.219 Madu pada dasarnya digunakan sebagai
makanan oleh lebah itu sendiri. Akan tetapi jumlah madu yang
dihasilkan lebah melebihi kebutuhannya, sehingga madu sering
diambil manfaatnya untuk manusia220
Selain menghasilkan madu, lebah madu juga
menghasilakan beberapa manfaat bagi manusia yaitu:
a) Lilin Lebah
Lilin lebah merupakan bahan untuk membangun sarang
lebah. Berwarna kuning dan akan mengeras di suhu
ruangan. Bermanfaat untuk bahan lilin, lem, dan
kosmetik.
b) Royal Jelly
Cairan putih yang dihasilkan oleh lebah madu untuk
makanan ratu lebah. Terkenal akan manfaatnya untuk
kesehatan.
c) Propolis
Hasil campuran air liur dan lendir lebah dengan cairan
tanaman dan serbuk sari. Propolis merupakan zat resin
lengket berwarna coklat yang meningkatkan imunitas.
d) Racun dari Sengatan Lebah
Digunakan dalam terapi pengobatan radang sendi atau
sebagai pembuatan kosmetik.221
219 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
220 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 8
221 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
222 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 17-30
58
e) Meningkatkan Performa Atlet
f) Mengobati Jerawat
g) Meredakan Gangguan Pencernaan
h) Sebagai Antibiotik Oles
i) Mengurangi Efek Radioterapi pada Kanker
j) Mengatasi Gangguan Hati
k) Mengatasi Pendarahan
l) Sebagai Antioksidan
m) Mengobati Kanker
223 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 5, hal 78
224 Syerif Nurhakim, Dunia Burung dan Serangga, hal 87
225 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 18
226 M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, jilid 6 hal 648
227 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 28
228 H. Mohammad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, serangga hal 85-86
59
dengan air liur. Pada proses ini, nektar difermentasi dan menjadi
madu.229 Warna madu bermacam-macam seperti warna putih,
kekuningan, kuning, kecokelatan, bahkan kehitaman. 230 Madu juga
memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit
bagi manusia, salah satu contohnya adalah madu dapat mengatasi
gangguan hati.231
5. Belalang
a. Belalang Perspektif Al-Qur’an Be rdas a rka n Surah Al-A’raf Ayat 133
dan Al-Qomar ayat 7
ٍ ص ًَل
ت ٍ ع والدَّم آَي
َّ ت ُم َف ِ َّ فَأَرسلْنَا علَي ِهم الطُّوفَا َن وا ْْلراد والْ ُق َّمل و
َ َ َ َ الض َفاد َ َ َ َ ََ َ ُ َْ َْ
يَ ْربوا َوَكانُوا قَ ْواما ُُْم ِرِم
َُ استَك
ْ َف
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak
dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan
diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf Ayat [7]:
133)
229 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 19-20
230 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, (Yogyakarta:
Rapha Publishing, 2014), hal 3-4
231 Nurheti Yuliarti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, hal 17-30
60
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan
buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala
Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya:
"Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir".
(Q. S. Al-Isra’ Ayat 101)
Salah satu azab Fir’aun tersebut adalah ا ْْلََر َاد. Menurut Wahbah Az-
Zuhaili ا ْْلََر َادmerupakan serangga yang terkenal memakan tumbuh-
tumbuhan. Ia memakan hasil tanaman dan buah-buahan mereka.232
Menurut Ibnu Katsir ا ْْلََر َادsudah dikenal dan masyhur dengan binatang
yang dapat dimakan. Sebagaimana terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim.
َّ يث َع ْب ِد
الر ْْحَ ِن بْ ِن ِ وابن ماج ْه ِمن ح ِد،َْحَ ُد بن حْن ب ٍل
َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ْ َوأ،َوَرَوى الشَّافع ُّي
ِِ
َ َاَّللُ َعلَْيهِ َو َسلَّ َم ق
َّ صلَّى ِ ِ َع ِن الن، َع ِن ابْ ِن ُع َمَر،ِ َع ْن أَبِيه،َسلَ َم ِ
:ال َ َّب ْ َزيْد بْ ِن أ
"الُ الط َحِ والْ َكبِ ُد و،وت وا ْْلر ُاد ِ ِ ْ َّ"أ ُِحل
َ َ ََ َ ُ ُ ا ْْل:ت لَنَا َم ْي تَ تَان َوَد َمان
Imam Syafi’i, Imam Ahmad Ibnu Hambal, serta Imam Ibnu Majah
telah meriwayatkan melalui hadis Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam,
dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi ﷺtelah bersabda. “Dihalalkan
bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, yaitu ikan dan belalang,
serta hati dan limpa.234
61
Di samping belalang tersebut juga terdapat azab-azab yang lain
seperti kutu dan darah. Azab tersebut tidak datang sekaligus, akan tetapi
datang secara silih berganti.235
Sedangkan pada Surah Al-Qomar ini dijelaskan bahwa Allah
memerintahkan kepada Nabi-Nya agar berpaling dari orang-orang yang
apabila melihat suatu bukti, maka mereka berpaling dan mengatakan
bahwa bukti kerasulannya adalah sihir yang terus menerus.236 Orang-
orang tersebut pada saat yaumul hisab tepatnya pada saat Malaikat Israfil
menyeru mereka, pada hari itu mereka tertunduk lesu dan hina. Mereka
keluar dari kuburan mereka dalam jumlah besar, dengan kondisi hiruk
piruk serta bertebaran di mana-mana untuk memenuhi seruan malaikat
tersebut. Mereka bagaikan koloni-koloni belalang yang bertebaran.237
Menurut Ibnu Asyur yang dimaksud belalang di sini adalah anak-
anak belalang sebelum memiliki sayap, hal tersebut karena mereka
berada di lubang tanah dan bermunculan serta bertumpuk satu sama
lain.238
2) Habitat Belalang
Belalang merupakan hewan yang aktif pada siang hari dan
memiliki habitat umumnya di rerumputan.243 Hal tersebut karena
62
rerumputan merupakan sumber makanan belalang. Habitat ini
dijadikan belalang sekaligus sebagai tempat perlindungannya dari
predator.244 Belalang adalah hewan herbivora yang memakan
berbagai tumbuhan, tanaman, dan rumput. Beberapa jenis belalang
bahkan dapat menghancurkan tanaman, oleh karena itulah
belalang merupakan serangga yang dianggap sebagai hama.
Belalang juga memiliki spesies belalang yang bernama belalang
kembara yang dapat menghancurkan tanaman pangan pertanian.
Hal tersebut karena apabila kondisinya tepat (cuaca mendukung
perkembangan belalang atau terdapat sedikit predator belalang),
maka belalang ini dapat berkembang biak dalam jumlah besar. Hal
itu juga didukung juga dengan kemampuan belalang yang dapat
makan setara dengan bobot tubuhnya.245
3) Kehidupan Belalang
Kehidupan terbesar belalang dapat beranggota hingga 50 miliar
serangga dan dapat mencakup dataran seluas 1000 km persegi.
Dalam satu hari kawanan belalang ini dapat melahap tanaman
yang jumlahnya cukup untuk memberi makan setengah juta
manusia dalam satu tahun penuh.246
63
terbang hingga sejauh 60 km sehari. Belalang merupakan
hama yang sangat ditakuti oleh sektor pertanian. Walaupun
berat belalang hanya 2,5 gram akan tetapi berat segerombolan
belalang bisa mencapai 70 ribu ton. Kawanan belalang
semacam ini bisa memakan tanaman pertanian dalam sehari
sebanyak yang dimakan 700 ribu ekor gajah atau setara
dengan 175 juta manusia.248
Gambar 3.9
Kasus Hama Belalang di Afrika249
b) Kasus Maroko
Pada tahun 1961, Belalang dengan spesies Belalang
gurun telah memakan sebanyak 7000 ton jeruk di Maroko
dalam waktu lima hari saja.250
c) Kasus Kalimantan Tengah, Kotawaringin Barat
Pada tahun 1991, 16 ribu hektar tanah pertanian,
perkebunan, dan pekarangan penduduk Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah dimangsa belalang kembara. 40%
diantaranya merupakan tanaman padi. Kerugiannya
diperkirakan sekitar 1,1 Milyar rupiah. Angka tersebut belum
termasuk kerugian dari tanaman perkebunan.251
d) Kasus di Sumba Timur, NTT
Serangan belalang terhadap masyarakat sumba yang
terpahit terjadi pada tahun 1973-1975 dan 1999-2002. Pada
248Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan
yang Mengejutkan Ekosistem, hal 19-20
249 Lee Youngju AN, Why? Useful and Harmful Insect, hal 101
250 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 115
251 Pusat Data dan Analisa Tempo, Belalang: Serangga dengan Beragam Kelebihan
64
waktu tersebut terjadi bencana kelaparan dan rawan gizi
terhadap masyarakat sumba. Hal tersebut disebabkan krisis
bahan makanan pokok. Tanaman pangan mereka yang berupa
pada dan jagung gagal berproduksi karena diserang
belalang.252
e) Kasus di India
Pada tahun 2020 lalu kawanan belalang menyerang
negara India tepatnya di negara bagian Rajasthan dan
Madhya Pradesh. Lahan pertanian yang luasnya sekitar
50.000 hektar telah hancur dimakan belalang. Menurut Food
and Agriculture Organization (FAO) yang merupakan
lembaga organisasi pangan dan agrikultur dibawah naungan
PBB menyatakan bahwasanya sekelompok belalang yang
berjumlah 40 juta ekor dapat memakan bahan pangan
sebanyak yang dimakan oleh 35.000 manusia. Dan hal
tersebut menyebabkan produksi pangan di daerah tersebut
lebih rendah dan menyebabkan harganya meningkat.253
Gambar 3.10
Kasus Hama Belalang di India254
c. Korelasi Surah Al-A’raf Ayat 133 dan Surah Al-Qomar Ayat 4 dengan
Sains
252 https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5d1377a40d823069675f7ff2/hama-
belalang-kumbara-kembali-serang-sumba-timur-bagaimana-mengendalikannya (diakses
pada tanggal 6 November 2021 15:40)
253 https://www.dw.com/id/india-diserang-hama-belalang-terburuk-dalam-30-
65
1) Di dalam Surah Al-A’raf Ayat 133 dijelaskan bahwa belalang
merupakan salah satu azab yang menimpa kaum Fir’aun. 255
Melalui riset-riset ilmiah kita dapat mengetahui tentang gambaran
tentang belalang. Belalang merupakan hewan yang dapat
memakan makanan setara dengan bobot tubuhnya.256 Pada tahun
1961, Belalang dengan spesies Belalang gurun telah memakan
sebanyak 7000 ton jeruk di Maroko dalam waktu lima hari saja.257
Bahkan kasus belakang yang lainnya yaitu yang terjadi di Sudan
pada tahun 1987-1989 yang dapat menewaskan 11 orang dan
membuat 1600 orang dirawat di rumah sakit. Hal ini disebabkan
oleh spesies belalang gurun yang mengeluarkan aroma yang
sangat kuat sehingga mengganggu pernapasan manusia. 258
Perlu diketahui di sini bahwasanya ini hanya merupakan gambaran
tentang belalang. Tidak menutup kemungkinan bahwa belalang
pada saat sekarang dan pada saat azab tersebut diturnakan berbeda.
Karena ratusan bahkan ribuan jenis serangga lainnya telah punah
setiap tahun sebelum sempat teridentifikasi, hal tersebut
disebabkan oleh kerusakan hutan. 259
6. Rayap
a. Rayap Perspektif Al-Qur’an di dalam Surah Saba’ Ayat 14 dan Al-
Qori’ah Ayat 4
hal 1
260 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 14, hal 183
261 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 40
66
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap
yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah
jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah
mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.”(Q. S. Saba’
Ayat 14.)
ِ ُاش الْمب ث
وث ْ َ ِ َّاس َكالْ َفَر
ُ يَ ْوَم يَ ُكو ُن الن
“Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,”
(Q. S. Al-Qori’ah Ayat 4)
Pada surah Saba’ ayat 14 ini dijelaskan bahwasanya, pada saat Nabi
Sulaiman meninggal dunia, beliau meninggal dalam keadaan masih
tetap bersandar pada tongkatnya. Pada saat itu para jin tetap
menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugasnya seperti biasa
tanpa menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal dunia. Hal
tersebut berlangsung hingga rayap menggerogoti tongkat Nabi
Sulaiman, lalu jasadnya pun tersungkur jatuh. Wahbah Az-Zuhaili
memaknai ِ َدابَّةُ ْاْل َْر
ض sebagai اْلرضةyaitu serangga yang memakan
kayu (rayap).262
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan selain mereka mengatakan
bahwasanya Nabi Sulaiman telah wafat dalam waktu yang cukup lama,
yaitu hampir satu tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh ulama salaf
lainnya.263
Pada Surah Al-Qori’ah ayat 4 ini dijelaskan tentang keadaan
manusia pada hari kiamat. Yaitu bagaikan anai-anai yang berterbangan
(laron) karena banyak serta bertumpuknya manusia serta lemahnya
mereka, karena sebagian mereka terjerumus dalam api yang menyala-
nyala.264
ِ ُاش الْمب ث
Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa makna وث ْ َ ِ َكالْ َفَر
adalah َكغَ ْو َغاء ا ْْلََراد ال ُْم ْن تَ ِشر (seperti koloni belalang yang
berhamburan), dan di antara mereka juga terbang beriring-iringan
dengan yang lainnya secara tak beraturan. Demikian itu karena mereka
dalam keadaan kebingungan.265
67
ِ ُ الْمب ثyakni dalam
وث َْ hal persebaran, perpecahan, dan perasaan
bingung mereka atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka itu
ِ ُاش الْمب ث
وث ْ َ ِ ( َكالْ َفَرanai-anai yang berterbangan) sebagaimana firman
Allah dalam surah Al-Qomar ayat 7 شر ِ َ( َكأ ََِّنُم جراد م ْن تSeakan-akan
ُ ََ ْ
mereka itu belalang yang bertebaran).266
Al-Maraghi memaknai ِ الْ َفَرsebagai
اش serangga yang biasanya
mengerumuni sinar lampu ketika malam hari (laron). Sedangkan
ِ ُ الْمب ثdiartikan sebagai sesuatu yang terpisah dan tercerai berai. Al-
وث َْ
Maraghi berpendapat bahwa keadaan manusia yang hidup ketika
terjadinya kiamat sangat mengerikan, sehingga menjadikan manusia
tercerai berai kebingungan tanpa mengerti apa yang harus mereka
lakukan, dan tidak mengetahui apa yang mereka dambakan. Hal
tersebut diibaratkan seperti laron yang memiliki sikap bercerai berai,
setiap laron akan terbang ke arah yang berlainan dengan yang
lainnya.267
1) Anatomi Rayap
Rayap memiliki kutikula (bungkus luar) lunak yang mudah
mengering, sehingga rayap dapat hidup di sarang yang gelap,
266 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsir, jilid 8, hal 528
267 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Terj: Bahrun Abubakar dkk,
68
hangat, serta lembab. Rayap memiliki bakteri organisme bersel
satu dalam ususnya untuk membantunya mencerna bahan liat
dalam tubuhnya.270 Rayap merupakan serangga yang buta,
akan tetapi ia dianugerahi dengan sepasang antena yang peka
yang dapat mencium, meraba, ataupun merasa.271 Dalam
koloni rayap berkomunikasi mengenai arah dan keberadaan
makanan melalui getaran, kontak fisik, dan juga bau zat kimia
yang disebut feromon.272
Rayap terbagi menjadi beberapa kasta yang terdiri dari raja,
ratu, pekerja, dan tentara. Setiap kasta memiliki susunan tubuh
yang berbeda. Kasta tentara dan pekerja tidak dapat
bereproduksi. Rayap tentara dianugerahi dengan rahang yang
kuat yang menonjol disertai dengan kepala yang besar dan
keras. Pada spesies tertentu rayap, kasta tentara dapat
meledakkan dirinya dan mengeluarkan cairan lengket yang
membungkus penyerang sarangnya. Sedangkan tubuh rayap
pekerja biasanya lebih kecil, lebih pucat, dan lebih lunak
daripada tubuh rayap tentara. Karena anatomi dari rayap ini
berbeda-beda rayap dengan kasta tentara tidak mencari makan
sendiri, rayap pekerja lah yang bertugas menyediakan
makanan, merawat telur, memperbaiki sarang, dan memberi
makan rayap-rayap muda.273
2) Habitat Rayap
Rayap sangat menyukai tempat dengan suhu berkisar antara
11° C – 26, 6° C. 274 Rayap biasanya bersarang di bawah tanah
atau di dalam rongga tanggul pohon, akara semak, kayu
bangunan, dan bahkan di dalam buku. Ada juga rayap yang
tinggal di atas tanah yang biasanya disebut sebagai gumuk
rayap. Sarang ini terbuat dari tanah dan air liur rayap yang
tingginya bisa mencapai 8-9 m.275
270 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44
271 Kambini Yudianto, Rayap Sang Artsitek Handal, (Jakarta: Penerbit Bestari, 2006),
hal 29
272 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
273 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
274 Aulia Putri, Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku, hal 100
275 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44
69
bahwasanya kasta pekerja sedikit) Kemudian pada saat jumlah
pekerja dalam koloni cukup, dan rayap-rayap tumbuh dewasa,
ratu bertelur lebih banyak lagi hingga 36.000 telur sehari. Hal
tersebut karena tubuh ratu bisa bertumbuh hingga ke ukuran
yang membuatnya tidak bisa bergerak lagi.276
Gambar 3.11
Ratu Rayap yang Sedang Bertelur 277
276 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 44-45
277 http://www.solusiantirayap.co.id/Membasi_Rayap_Harus_Mengenal_Fungsi_Masing-
70
dan prajurit. Sebelum ratu memproduksi kasta laron,
dibutuhkan koloni tertentu.279
7. Kutu
a. Kutu Perspektif Al-Qur’an dalam Surah Al-A’raf Ayat 133
ٍ ص ًَل
ت ٍ ع والدَّم آَي
َّ ت ُم َف ِ َّ فَأَرسلْنَا علَي ِهم الطُّوفَا َن وا ْْلراد والْ ُق َّمل و
َ َ َ َ الض َفاد َ َ َ َ ََ َ ُ َْ َْ
َ ْربوا َوَكانُوا قَ ْواما ُُْم ِرِم
ي َُ استَك
ْ َف
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak
dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap
menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”. (QS.
Al-A’raf [7]: 133)
71
Salah satu azab yang ditimpikan kepada kaum Fir’aun adalah الْ ُق َّم َل.
menurut Asy-Sya’rawi sejenis kutu. Akan tetapi kutu tersebut bukanlah
kutu penghuni badan atau pakaian, akan tetapi hama yang menyerang
biji-bijian, sawah, dan tanaman. Ketika melihatnya kita berusaha untuk
memberantasnya dengan tangan atau dengan pembasmi serangga.284
Ada juga yang menyebutkan bahwa الُْق َّم َلtersebut adalah السوس أ َْو
ُّ
نَ ْوع ِم ْن الْ ُقَراد فََت تَ بَّ َع َما تََرَكهُ ا ْْلََرادulat atau sejenis serangga yang
memakan apa yang ditinggalkan belalang.285 Quraish Shihab memaknai
الْ ُق َّم َلsebagai kutu yang berupa hama tanaman. 286
72
tanaman pangan seperti tebu dan menyebabkan kerusakan serius pada
pohon cemara dan willow. 290 Karena ayat di atas berfokus pada Kutu
Daun maka kita akan memfokuskannya pada Kutu Daun:
Gambar 3.12
Struktur Tubuh Kutu Daun 292
290 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 9
291 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 10
292 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 9
73
dingin atau panas yang hebat. Di negara-negara beriklim
sedang, kutu ini dapat bertahan hidup. 293
293 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11
294 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11
295 Muhammad Mutawalli Syar’awi, Tafsir Sya’rawi, hal 63-64 jilid 5
296 Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid, 1 hal 633
297 Susan Barraclough, Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects, hal 11
74
bahwasanya ini hanya merupakan gambaran tentang kutu daun. Tidak
menutup kemungkinan bahwa kutu daun pada saat sekarang dan pada
saat azab tersebut diturnakan berbeda. Karena ratusan bahkan ribuan
jenis serangga lainnya telah punah setiap tahun sebelum sempat
teridentifikasi, hal tersebut disebabkan oleh kerusakan hutan. 298
75
makanan, merawat telur, memperbaiki sarang, dan memberi makan
rayap-rayap muda.301
301 Rupert Matthews dkk, Book of Life Insect & Other Invertebrates, hal 45
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Penelitian ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Kesimpulan yang
dihasilkan juga bisa diperdebatkan. Kritik, saran dan masukan akan sangat
membantu penulis untuk memperbaiki penelitian ini.
2. Dengan selesainya penulisan skrispi ini, diharapkan bisa menjadi bahan
evaluasi dalam penelitian kedepannya, khususnya terkait dengan masalah
tentang Serangga perspektif Al-Qur’an dan Sains.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. 2007. Lubabut Tafsir Min Ibni
Katsiir. Terjemahan. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i.
Abu Al-‘Azmi, Abdul Ghaniy. Mu’jam Al-Ghaniy. Maktabah Syamilah No. 3083.
Affani, Syukron. 2019. Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, Jakarta:
Prenamedia Group.
Al Endy, KST. 2015. Nyamuk Pembawa Kuman Penyakit. Kalimantan Barat: Derwati
Press.
Al-Bukhari, Abu Abdillah Ahmad bin Isma’il. 2002. Sahih Al-Bukhari. Beirut: Dar
Ibnu Katsir.
Al-Mahalli, Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuthi. 2005. Tafsir Jalalain. Terjemahan:
Bahrun Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Al-Qaththan, Manna’. 2017. Mabahis fii Ulum Al-Qur’an, Terjemahan: Aunur Rafiq
El-Mazni. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar.
Al-Qurasy, Abu Al-Fida Isma’il bin Umar bin Katsir. 1999. Tafsir Al-Qur’an Al-
Adzim. Saudi Arabia: Dar Taibah li An-Nasyr wa At-Tauzi’.
Asyiah. 2007. Mengenal Berbagai Serangga. Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti.
Az-Zuhaili, Wahbah. 2013. Tafsir Al-Munir. Terjemahan: Abdul Hayyie al Kattani.
dkk. Cetakan 1. Jakarta: Gema Insani.
Barraclough, Susan. 2010. Bugs: The World’s Most World Terrifying Insects.
Terjemahan: Alexander Sindoro. Tangerang: Karisma Publishing Group.
Djzazh, Dahlan. 2007. Serangga yang Sangat Berjasa. Jakarta: CV Rian Utama.
Farida, Nur. 2020. Cari Tahu Tentang Penyakit dari Tikus dan Lalat. Jakarta: PT
Mediantara Semesta.
Hadi, H. Mohammad. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hitti, Philip K. 2010. History of the Arabs. Terjemahan: Cecep Lukman Yakin,
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Husein adz-Dzahabi, Muhammad. 2010. At-Tafsir wal-Mufassirun. Terjemahan:
Nabhani Idris. Jakarta: Kalam Mulia.
Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi Ilmu Tafsir. Bandung: Tafakur.
Jackson, Tom. 2006. Inside A Helicopter. Terjemahan: Penerbit Pakar Karya.
Bandung: Penerbit Pakar Karya.
Khaeruman, Badri. 2004. Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an. Bandung: CV
Pustaka Setia,
Kwang-Woong, Lee. 2010. Why? Insects, Terjemahan: Iwan Wildana. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2012. Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Maghfirah, Nurul. 2015. 99 Fenomena Menakjubkan Dalam Al-Quran. Bandung:
Mizan Media Utama.
Matthews, Rupert dkk. 2013. Book of Life Insect & Other Invertebrates. Terjemahan:
Imam Setiadji. Bandung: Pakar Raya Pustaka.
Munir Amin, Samsul. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Terjemahan: Bahrun Abubakar
dkk. Semarang: PT Karya Toha Semarang
78
Mutawalli Syar’awi, Muhammad. 2007. Tafsir Sya’rawi, Terjemahan: Tim Terjemah
Safir Al-Azhar. Jakarta: Duta Azhar.
Nurhakim, Syerif. 2014. Dunia Burung dan Serangga. Jakarta: Penerbit Bestari.
Nurheti, Yuliarti. 2014. Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Yogyakarta:
Rapha Publishing.
Pervez, Ahmad. 2018. Termites and Sustainable Management. India: Springer
International Publishing AG.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2020. Belalang: Serangga dengan Beragam
Kelebihan yang Mengejutkan Ekosistem. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2020. Sejumlah Kelebihan Nyamuk yang Dapat
Membahayakan Manusia. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2021. Membuka Tabir Keajaiban Anatomi Tubuh
Lebah. Jakarta: Tempo Publishing.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2021. Menguak Rahasia Tubuh Semut. Jakarta:
Tempo Publishing.
Putri, Aulia. 2011. Beraneka Ragam Hewan Berbuku-buku. Tangerang: PT Sandiarta
Sukses.
Quthb, Sayyid. Fi Zhilalil-Qur’an. 2001. Terjemahan: As’ad Yasin, Abdul Aziz
Salim Basyarahil. Jakarta: Gema Insani Press.
Richardson, Joy. Mengagumkan Tentang Serangga. Pamulang: Karisma Publishing
Group.
Sembel, Dantje T. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Shihab, M Quraish. 2013. Dia Di Mana-Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap
Fenomena”. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al Mishbah. 2009. Tangerang: Lentera Hati
Siti Anggraeni, Dini. 2008. Peranan Serangga Dalam Kehidupan. Jakarta: Ganeca
Exac.
Thayyarah, Nadiah. 2013. Mausu’ah al-I’jaz Al-Qur’ani. Terjemahan: M Zaenal
Arifin dkk. Jakarta: Penerbit Zaman.
Tim Tafsir Ilmi Salman ITB. 2014. Tafsir Ilmi Salman. Bandung: Mizan Media Utama
Wardani. 2007. Seri Pengetahuan Anak Serangga. Makassar: Citra Adi Bangsa.
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Youngju AN, Lee. 2020. Why? Useful and Harmful Insect. Terjemahan: Lusiani
Saputra, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ahmadi dkk. “Identifikasi dan Daya Hambat Sayap Lalat Rumah (Musca Domestica)
terhadap Eschericia coli”. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung.
Volume 11. No 2.
Iryna, Kozeretska., Serga, Svitlana., Pavlo, Kovalenko., Gorobchyshyn, Volodymyr.,
Peter, Convey., et al. Belgica Antartica (Diptera: Chironomidae): A Natural
Model Organism for Extreme Environments. (2021). Insect Science. 0, 1-19
Yuliarto, Udi. 2011. “Al-Tafsir Al-Ilmi Antara Pengakuan dan Penolakan”, Jurnal
Khatulistiwa, Volume 1. Nomor 1.
79
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5545423/vaksin-malaria-paling-manjur-
ditemukan-hasil-uji-77-persen-efektif (diakses pada tanggal 6 November 2021 10:00)
https://www.dw.com/id/india-diserang-hama-belalang-terburuk-dalam-30-tahun/a-
53586323 (dikases pada tanggal 15 November 2021 20:00)
http://www.solusiantirayap.co.id/Membasi_Rayap_Harus_Mengenal_Fungsi_Masin
g-Masing_Anggota_Koloni_Rayap.html (dikases pada tanggal 26 November 16.55)
https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5d1377a40d823069675f7ff2/hama-
belalang-kumbara-kembali-serang-sumba-timur-bagaimana-mengendalikannya
(diakses pada tanggal 6 November 2021 15:40)
https://www.idntimes.com/science/discovery/putri-wahyudewi/8-hewan-dengan-
usia-terpendek/7 (diakses pada tanggal 11 November 2021 08:15)
80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS/PENELITI
81