Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR ILMU EKONOMI

TINGKAT PENGANGGURAN DAN INFLASI NEGARA JERMAN


SERTA KEADAAN EKONOMI

Oleh :

Vivi Puspita Melati Putri (12220059)

Dosen Mata Kuliah :

Ayu Indira Dewiningrat, SE., MM

PENGANTAR ILMU EKONOMI


UNDIKNAS UNIVERSITY
SEMESTER 2
2023/2024
A. Tingkat Pengangguran Negara Jerman
GRAFIK PENGANGGURAN NEGARA JERMAN 2020-2023

Dapat dilihat pada grafik tabel diatas, tingkat pengangguran di jerman mulai melonjak
sangat drastis pada tahun 2020 sampai di angka 6,40%. Hal itu terjadi akibat dari
dampak Covid-19. Berbagai pembatasan kegiatan seperti lockdown masa pandemi
corona menjadi pukulan untuk negara Jerman. Ekspor Jerman juga turun sekitar 10
persen, impor turun 8,6 persen dan konsumsi rumah tangga mencatat rekor penurunan
tertinggi 6 persen. Investasi perusahaan juga merosot. Namun, pemerintah tidak
tinggal diam akan hal itu, Jerman mulai memperbaikinya dengan pemberlakuan
peraturan dimana perusahaan didorong untuk menghindari pemutusan tenaga kerja.

Pekerja Jerman yang disuruh tidak masuk kerja untuk sementara waktu tetap dihitung
sebagai pekerja karena pemerintah membayar perusahaan untuk terus memberikan
sebagian besar gaji pekerja tersebut. Sehingga, tingkat pengangguran di Jerman mulai
menurun. Hingga tingkat pengangguran rendah terjadi pada tahun 2022 yaitu pada
angka 5,00%. Namun, pada bulan Agustus 2022 tingkat pengangguran meningkat lagi
menjadi 5,50%. Peningkatan tersebut bisa terjadi akibat perang agresi antara Rusia
dan Ukraina yang berdampak masuknya pengungsi Ukraina sebagai penerima
manfaat jaminan sosial. Ada peningkatan signifikan sebanyak 45.000 pekerjaan yang
membutuhkan kontribusi asuransi sosial. Menurut survei, perusahaan lebih enggan
untuk menciptakan lapangan kerja baru, namun permintaan tenaga kerja tetap pada
tingkat yang sangat tinggi.
B. Tingkat Inflasi Negara Jerman
GRAFIK TINGKAT INFLASI JERMAN 2020-2023

Dalam grafik tabel tersebut, bisa dilihat bahwa tahun 2020 Jerman mengalami deflasi
yang dimana itu diakibatkan oleh implikasi dari anjloknya permintaan akibat krisis
yang ditimbulkan pandemi virus corona. Akibatnya, pendapatan nasional menurun
dan produktivitas tenaga kerja rendah. Suku bunga sudah dipangkas ke level negatif
untuk menjaga biaya pinjaman agar tetap rendah dan meningkatkan permintaan.
Deflasi ini makin menekan pemerintah Jerman untuk semakin meningkatkan
pengeluaran publik guna memulihkan permintaan dan ekonomi.

Selanjutnya, di tahun 2021 sampai 2022 inflasi melonjak naik terus menerus. Inflasi
yang lebih tinggi, yang berarti kenaikan harga di seluruh perekonomian, akan
melemahkan daya beli konsumen. Inflasi di negara dengan ekonomi terbesar Eropa ini
telah meningkat selama berbulan-bulan, karena didorong oleh kenaikan harga energi
dan pangan, serta penarikan pengurangan sementara pajak pertambahan nilai (PPN)
yang bertujuan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi covid-19 tahun
lalu dengan mendorong konsumsi domestik.

C. Keadaan Ekonomi Negara Jerman


Jerman akan dihadapkan dengan kelangkaan pekerja dalam jumlah besar, jika tidak
mulai merekrut imigran terampil untuk menggantikan tenaga kerja yang akan pensiun.
Jerman merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa akan tetapi
berpopulasikan manula dan tingkat angka kelahiran rendah. Sehingga Jerman
membutuhkan setidaknya 400 ribu imigran terampil tiap tahun agar permintaan
terpenuhi. Pertumbuhan ekonomi Jerman mencapai 1,2 persen (yoy) pada kuartal III
2022. Capaian itu menjadi angin segar bagi negara yang dikejar resesi karena
lonjakan inflasi dan tipisnya pasokan energi.

Anda mungkin juga menyukai