Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

TEORI EKONOMI MAKRO LANJUTAN


INDRAWANSYAH/041520871

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

1. Berdasarkan data di atas, terangkanlah bagaimana hubungan kondisi pasar tenaga


kerja dengan kondisi perekonomian yakni pada masa sebelum dan saat adanya
pandemi covid-19 melalui analisis hukum Okun, beri ulasan Anda
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2019
mengalami kenaikan di bandingkan tahun 2018 , pada tahun 2019 tercatat 94,77 % atau
128755,27 ribu jiwa naik di bandingkan 2018 yang hanya berada di 94,70 % atau 126282,19
ribu jiwa sedangkan pengangguran pada Agustus 2019 sebesar 5,23% atau mencapai 7104,42
ribu orang. Angka pengangguran tersebut naik secara jumlah dibandingkan Agustus 2018
sebesar 7073,39 ribu orang atau turun secara persentase sebesar 5,30%.
Sementara 2020 jumlah penduduk yang bekerja sebesar 92,93% atau 128454,18 mengalami
penurunan sebesar 1,84 % atau 301,09 ribu jiwa dan pengangguran pun menaik menjadi 7,07
% atau mencapai 9767,75 ribu jiwa , sedangkan di 2021 penduduk yang bekerja mengalami
kenaikan walaupun tidak signifikan menjadi 93,51 % atau 131050,52 ribu jiwa sedangkan
jumlah pengangguran pada Agustus 2021 adalah sebesar 9102,05 ribu jiwa jpenduduk.
Jumlah itu menurun dibanding jumlah pengangguran setahun sebelumnya yang mencapai
9767,75 ribu orang.Dengan demikian, maka tingkat pengangguran terbuka (TPK) Indonesia
pada Agustus 2021 adalah sebesar 6,49 persen. Komposisi TPK pada Agustus 2021
mengalami penurunan sebesar 0,58 persen dari TPK di Agustus 2020 yang mencapai 7,07
persen.
Berdasarkan hukum Okun, membuat rumus mengenai tingkat pengangguran sehubungan
dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu:
UEn = UEn-1 – 0,4 (AG – ToG)
UEn = adalah tingkat pengangguran sekarang
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

UEn-1 = tingkat pengangguran yang lalu


0,4 = konstanta pertumbuhan pengangguran bila pertumbuhan ekonomi naik sebesar 1 persen
diatas rata- rata
AG = pertumbuhan aktual (actual growth)
ToG = tingkat pertumbuhan rata-rata/trend (trend of growth)
Prosedur estimasi yang dilakukan untuk mendapatkan koefisien Okun digunakan simple
linear regression model:
y = β0 + β1x + ε
di mana
y = tingkat pengangguran
x = pertumbuhan ekonomi
β0 = konstanta
β1 = koefisien regresi atau koefisien Okun
ε = error term
Hukum Okun mendeskripsikan hubungan antara perubahan rata-rata tingkat pengangguran
dengan penduduk yang bekerja sangat bertentangan , jika rata rata pengangguran menaik
maka penduduk yang bekerja akan menurun sebaliknya jika rata rata pengangguran menurun
maka jumlah penduduk yang bekerja akan naik
Hukum Okun menggunakan model sederhana dengan meregresikan first difference dari
tingkat pengangguran (U) terhadap persentase perubahan output (ΔY/Y), dengan
menggunakan data
kuartalan untuk kurun waktu 2018 -2021, dan memperoleh:
ΔU = (ΔY/Y) -------------- (1)
Disimpulkan bahwa semakin sedikit penduduk yang bekerja maka tingkat pengangguran akan
meningkat dan pertumbuhan ekonomi pun menjadi lebih menurun.
Berdasarkan hukum Okun, Putong (2013) membuat rumus mengenai tingkat pengangguran
sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu:
UEn = UEn-1 – 0,4 (AG – ToG) --------- (2)
UEn = adalah tingkat pengangguran sekarang
UEn-1 = tingkat pengangguran yang lalu
0,4 = konstanta pertumbuhan pengangguran bila pertumbuhan ekonomi naik sebesar 1 persen
diatas rata-rata
AG = pertumbuhan aktual (actual growth)
ToG = tingkat pertumbuhan rata-rata/trend (trend of growth)
Misalkan tingkat pengangguran tahun 2018 adalah 5,30 persen dan penduduk yang bekerja
tahun 2018 sebesar 94,70 persen adalah unemployment rate = a + b (Real output growth) atau
URn = URn-1 – 0,4 (AG – ToG) maka UR 2018 94,70 - 5,30 = 89,4 persen.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan, apabila pertumbuhan ekonomi aktual
lebih tinggi dari nilai rata-ratanya maka tingkat pengangguran sekarang akan lebih kecil dari
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

sebelumnya. Sebaliknya bila pertumbuhan ekonomi aktual lebih lebih rendah dari nilai rata-
ratanya, maka pengangguran sekarang akan lebih besar dari sebelumnya. Estimasi difference
version hukumOkun menunjukkan hasil sebagai berikut: Change in the unemployment rate =
a + b (Real output growth).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Arah Kebijakan Fiskal Menghadapi Dampak Pandemi Anggaran penanggulangan


pandemi covid-19 dan sektor terdampak yang dialokasikan Pemerintah Indonesia
termasuk besar. PDB Nasional yang berkisar Rp15 ribu triliun, Indonesia berani
menganggarkan sekitar Rp400 triliun. Presiden mengeluarkan Perppu untuk
menambah alokasi belanja dalam APBN 2020 pada 31 Maret 2020. Pemerintah
memproyeksikan peningkatan pembiayaan anggaran menjadi Rp852,9 triliun. Karena
dampak pandemi, angka tersebut naik Rp547 triliun dari APBN 2020. Kemenkeu
mencatat realisasi pembiayaan anggaran dalam APBN 2020 sebesar Rp1.190,9 triliun.
Realisasi tersebut telah mencapai 114,6% dari target pembiayaan anggaran dalam
Perpres Nomor 72 tahun 2020. Realisasi pembiayaan juga naik 196,2% dibandingkan
tahun sebelumnya. Pembiayaan anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan
utang, investasi, pemberian pinjaman, kewajiban pinjaman, dan pembiayaan lainnya.
Sumber: Mediaindonesia.com, 18 Juli 2021 12:35 WIB
Pertanyaan:
Berdasarkan wacana di atas diketahui bahwa terdapat kebijakan fiskal ekspansif
sebagai salah satu upaya dalam menghadapi dampak pandemi, terangkan apa yang
dimaksud dengan kebijakan fiskal ekspansif dan bagaimana dampak dari kebijakan
fiskal tersebut terhadap pergeseran kurva AD? (Gambarkan pergeseran kurva AD)
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan fiskal ekspansif merupakan peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan
pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian.
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan
menurunkan angka pengangguran. Kebijakan fiskal ekspansif adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan
jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada saat munculnya kontraksional
gap.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Dampak kebijakan fiskal ekspansif terhadap pendapatan, tingkat bunga dan nilai tukar
bergantung pada apakah kebijakan dilakukan secara permanen atau temporer. Jika kebijakan
dilakukan bersifat temporer, pergeseran ke kiri kurva BOP relatif lebih luas, karena perkiraan
depresiasi dimasa depan juga sementara, dan pergeseran kurva IS ke kiri juga relatif lebih
kecil karena surplus BOP relatif lebih kecil, kebijakan fiskal ekspansif kemudian secara
substantial dapatmeningkatkan pendapatan. Namun jika kebijakan diperkirakan dilakukan
secara permanen, pergeseran kurva BOP ke kiri relatif lebih kecil dan pergeseran kurva IS ke
kiri relatif lebih besar (Yarbrough & Yarbrough, 2002).
Kondisi tersebut akibat apresasi yang terjadi karena adanya efek Crowding Out dari
kebijakan fiskal ekspansif yang menyebabkan naiknya tingkat bunga. Dengan kondisi aliran
modal tidak sempurna, naiknya tingkat bunga. akan mendorong aliran masuk sehingga mata
uang domestik mengalami apresiasi (kurs turun). Apresiasi membuat harga barang dan jasa
domestik relatif lebih mahal dari pada harga barang dan jasa luar negeri, menghasilkan
pergeseran pengeluaran dari produk domestik ke produk luar negeri, impor naik sehingga
kurva IS kembali bergeser ke kiri, sehingga pendapatan nasional turun. Dapat disimpulkan
bahwa kebijakan fiskal ekspansif akan efektif jika dilakukan secara temporer, dan kurang
efektif untuk meningkatkan pendapatan jika kebijakan dilakukan secara permanen
(Yarbrough & Yarbrough, 2002).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Diketahui bahwa suatu negara memiliki tingkat inflasi 25% tahun 2018 dan ingin
menurunkannya menjadi 10%, sementara rasio pengorbanan negara tersebut adalah
3%, hitunglah presentasi PDB riil yang harus dikorbankan jika negara tersebut ingin
mencapai inflasi 10% dalam waktu:
a. 5 tahun,
b. 8 tahun,
c. 10 tahun,
d. 15 tahun.
Terangkanlah bagaimana hubungan antara rasio pengorbanan terhadap PDB riil, beri ulasan
Anda!
Inflansi 2018 = 25 %
Rasio = 3%
Target inflansi = 10 %
PDB Rill?
PDB Rill = ( PDB Normal x100 ) / deflaktor
= 25 % x 100 / 3
= 25 / 3
= 8,33 %
PDB Rill = ( PDB Normal x100 ) / deflaktor
= 10 % X 100 /3
= 10 / 3
= 3,33%
Sementara hubungan antara pdb rill dengan rasio pengeorbanan adalah persentase satu tahun
yag harus di korbankan untuk mennurunkan inflansi sebesar 1 %
Rasio pengeorbanan adalah menurunkan inflansi 1 % maka 5 tahun atau 2023 sebesar 25 %-
5 % = 20 %
Adanya pertimbangan perubahan inflasi, PDB riil dihitung dengan membagi PDB nominal
dengan deflatornya. Deflator merupakan rasio antara PDB riil dengan PDB nominal, yang
menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal,
barang jadi, dan jasa. Ditinjau dari fungsinya, deflator PDB sering digunakan bersama
dengan Indek Harga Konsumen (IHK) untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi di suatu
negara.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4 Deretan Masalah Mengintai Perusahaan Pembiayaan di Tengah Pandemi


Merdeka.com - Industri pembiayaan atau multifinance tak luput dari dampak pandemi
virus corona.
Saat pandemi ini, multifinance harus rela melakukan restrukturisasi besar-besaran
terhadap para nasabahnya yang terkena dampak langsung Covid-19, mulai dari
penundaan pembayaran cicilan, hingga perpanjangan tenor pembiayaan.
Berdasarkan hasil monitoring Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 11 Agustus 2020,
progress penerapan program restrukturisasi terhadap debitur yang terdampak Covid-
19 mencakup 4.823.271 kontrak dengan total outstanding pokok sebesar Rp150,43
triliun dan bunga sebesar Rp38,03 triliun.
Sumber: Merdeka.com, 12 Agustus 2020 16:51
Pertanyaan:
Berdasarkan wacana di atas, terangkanlah bagaimana pengaruh kendala pembiayaan yang
terjadi pada perusahaan multifinance terhadap kondisi investasi dan perekonomian saat ini,
beri ulasan Anda
Pengaruh kendala pembiayaan yang terjadi pada perusahaan multifinance terhadap kondisi
investasi dan perekonomian yaitu berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan
dua Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait perusahaan pembiayaan dan perusahaan
efek. Salah satu peraturan tersebut melarang perusahaan pembiayaan atau multifinance
investasi di efek saham dan produk turunan lain dengan aset dasar saham.

Langkah restrukturisasi harus dilakukan demi menjaga agar tidak terjadi lonjakan rasio
pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) secara masif. Namun,
restrukturisasi ini sejatinya bukanlah solusi terakhir, karena setelahnya, ada permasalahan
likuiditas dan solvabilitas yang mengintai multifinance.

Di tengah pengetatan likuiditas yang dialami bank sebagai source of funding terbesar
mutifinance, tentu, multifinance harus mencari alternatif pendanaan lainnya.

Terkait aturan perusahaan pembiayaan, pertimbangan OJK melarang investasi saham karena
kegiatan perusahaan pembiayaan semakin kompleks serta penanganan berbagai masalah di
perusahaan pembiayaan yang membutuhkan mitigasi risiko yang efektif dan efisien untuk
memastikan pemenuhan aspek prudensial.

Tersebut mengatur ketentuan investasi pembelian saham oleh perusahaan pembiayaan


sebagai upaya pemenuhan aspek prudensial untuk menciptakan ekosistem industri
perusahaan pembiayaan yang sehat.
Ketentuan baru ini menambahkan pengaturan terkait investasi pembelian saham oleh
perusahaan pembiayaan. Dalam beleid tersebut, perusahaan pembiayaan dilarang memiliki
saham dan atau surat berharga dengan underlying berbentuk saham atau yang dijamin dengan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

saham untuk tujuan investasi jangka pendek, jual beli, manajemen arus kas; dan atau
penyertaan modal selain dalam rangka pengembangan kegiatan usaha Perusahaan
Pembiayaan.

Bagi perusahaan pembiayaan yang telah memiliki saham atau surat berharga dengan
underlying berbentuk saham sebelum POJK Nomor 7/POJK.05/2022 berlaku, maka
diwajibkan untuk mengalihkan kepemilikannya paling lambat satu tahun sejak POJK
diundangkanSedangkan untuk perusahaan efek melalui POJK Nomor 8/POJK.04/2022,
bertujuan untuk memperkuat pengawasan di sektor jasa keuangan yang memerlukan
informasi kondisi keuangan dan kegiatan usaha yang lengkap, akurat, terkini, utuh dan dapat
diperbandingkan.

Bagi perusahaan pembiayaan yang telah memiliki saham atau surat berharga dengan
underlying berbentuk saham sebelum POJK Nomor 7/POJK.05/2022 berlaku, maka
diwajibkan untuk mengalihkan kepemilikannya paling lambat satu tahun sejak POJK
diundangkan.

Sedangkan untuk perusahaan efek melalui POJK Nomor 8/POJK.04/2022, bertujuan untuk
memperkuat pengawasan di sektor jasa keuangan yang memerlukan informasi kondisi
keuangan dan kegiatan usaha yang lengkap, akurat, terkini, utuh dan dapat diperbandingkan.
Sumber : Teori Ekonomi Makro Lanjutan ESPA4320, kompas.com dan Ensiklopedia
mengenai PDB RILL dan kebijakan fisikal

Anda mungkin juga menyukai