Anda di halaman 1dari 14

Makalah Biologi Umum

Pertemuan: 6
SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN :
1. fotosintesis
2. transpirasi dan respirasi
3. gerak pada tumbuhan
4.pertumbuhan dan hormone
5.reproduksi tumbuhan

Nama: Hesi Indriyani


NIM : 23113002
Prodi: Pendidikan fisika

Dosen Pembimbing:
Ena Suma Indrawati SP.d MP.d
1.FOTOSINTESIS
Istilah fotosintesis secara harfiah berarti ‘sintesis menggunakan cahaya’. Fotosisntesis
adalah proses penyusunan senyawa karbon dengan menggunakan energi matahari, lebih
khusus lagi energi cahaya mendorong sintesis karbohidrat (Taiz and Eduardo, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata serapan bahasa Inggris yakni photosynthesis. Secara etimologi
istilah Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yakni Phos mempunyai arti cahaya, dan
“synthesis” yakni “menyusun bersama-sama”.
Dari arti kata diatas maka pengertian fotosisnteisi adalah proses penyusunan bahan
organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi cahaya yang terjadi pada
tumbuhan yang mengandung klorofil atau zat hijau daun. Fotosintesis akan terjadi apabila
tumbuhan itu mempunyai klorofil atau zat hijau daun. Kklorofil merupakan pigmen yang
berfungsi menangkap energi matahari lalu mengkonversikannya menjadi energi kimia yang
terkait dalam molekul karbohidrat.

Gambar 3.29. Proses Fotosintesis


(Sumber: https//www.zonareferensi.com)
Secara umum reaksi fotosintesis sebagai berikut.

Gambar 3.30. Sketsa Fotosintesis


Di samping menghasilkan karbohidrat, proses fotosintesis juga menghasilkan oksigen
(O2) dan air (H2O). Komponen utama fotosintesis adalah klorofil (zat hijau daun) dan cahaya
dalam hal ini cahaya matahari. Fungsi klorofil sebagai penyerap sinar matahari, klorofil
terdapat dalam organel dalam tumbuhan yang disebut kloroplas.
Gambar 3.31. Sel Kloroplas.
(Sumber: www.infodanpengertian.com)

Kloroplas terdapat di bagian mesofil di dalam daun. Kloroplas inilah tempat


berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan. Kloroplas ditemukan pada semua bagian yang
berwarna hijau dan buah yang belum matang. Daun merupakan tempat utama fotosintesis
pada tumbuhan karbon dioksida (CO2) masuk ke dalam daun dan oksigen (O2) ke luar daun
melalui mikroskopik yang disebut stomata. Dari mana air yang diperlukan untuk terjadinya
proses fotosintesis? Air didapat dari dalam tanah yang diserap oleh akar tanaman dialirkan
ke daun melalui pembuluh kayu. Sebaliknya daun mengirimkan karbohidrat hasil fotosintesis
melalui pembuluh tapis ke akar dan bagian-bagian dari tumbuhan yang tidak berfotosintesis.
Fotosintesis terjadi di kloroplas. Prosesnya terjadi dua reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap. Reaksi terang, karena prosesnya harus membutuhkan cahaya matahari. Reaksi ini
terjadi di ruang kosong antar sel pada kloroplas yang disebut membran tilakoid. Dalam reaksi
ini klorofil akan menyerap cahaya matahari, energi cahaya matahari ini digunakan untuk
memecah air (H2O) menjadi molekul oksigen (O2) dan hidrogen (H2). Reaksi ini disebut
reaksi fotolisis. Reaksi gelap, karena prosesnya tidak tergantung cahaya, terjadi pada bagian
stroma kloroplas. Proses reaksi gelap merupakan pengubahan karbon dioksida (CO2) menjadi
glukosa. Reaksi gelap akan terjadi sesudah reaksi terang dilalui, dengan proses reaksi yang
sangat kompleks.

1)Faktor –faktor Penentu Laju Fotosintesis


1) Konsentrasi CO2 di udara

2) Intensitas cahaya, semakin baik laju fotosintesis bila tinggi intensitasnya

3) Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) bila kadar fotosintat (karbohidrat) berkurang maka laju
fotosintesis akan naik sebaliknya kadar fotosintat bertambah laju fotosintesisi akan
berkurang

4) Kadar air. Apabila kadar air menurun maka stoma akan menutup, dan menghambat
masuknya CO2
5) Suhu optimum enzim untuk bekerja dalam proses fotosintesiS

6) Tunas muda, laju fotosintesis akan lebih tinggi pada tumbuhan muda atau kecambah, hal
ini tunas muda memerlukan banyak energi dan makanan.

2) Para Ilmuwan Fotosintesis


Banyak ilmuwan yang berjasa dalam melakukan eksperimen untuk membuktikan
kebenaran peristiwa fotosintesis. Ilmuwan-ilmuwan tersebut antara lain Ingenhousz,
Engelmann, Sachs, Hill, Blackman, Ruben, Benson, Calvin, Emerson, Rabinoitch.

a) Jan Ingenhousz (1730-1799)


Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis. Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian
muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan
adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis
menghasilkan oksigen.

Gambar 3.32. Percobaan Ingenhousz


Cahaya diyakini mempunyai pengaruh tak langsung melalui penurunan konsentrasi CO2
oleh fotosintesis. Namun baru-baru ini, sejumlah kajian memperlihatkan bahwa cahaya
memiliki pengaruh kuat terhadap stomata, terlepas dari peranannya dalam fotosintesis.
Diduga cahaya bekerja di sel mesofil, kemudian mengirim pesan kepada sel penjaga atau
menerima cahaya terjadi di sel penjaga itu sendiri. Sharkey dan Rasche, menyimpulkan bahwa
pada tingkat cahaya rendah, konsentrasi CO2 antar-sel dapat menjadi faktor pengendali yang
utama. Pada tingkat cahaya tinggi, respons langsung terhadap cahaya dapat melebihi
kebutuhan pemenuhan CO2 untuk fotosintesis, dan menyebabkan peningkatan konsentrasi
CO2 antar sel. Naiknya konsentrasi CO2 antar sel dapat diamati saat cahaya ditingkatkan
(karena stomata membuka) yang ternyata berlawanan sekali dengan yang diperkirakan jika
stomata memberikan respon terhadap cahaya hanya melalui efek fotosintesis dari konsentrasi
CO2.

b) Gustav Julius Von Sachs (1962)


Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis
terbentuk karbohidrat dan amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian
yodium yang memberikan warna biru hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang
hijau dan terkena sinar. Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukopas
sebagai tempat untuk menyimpannya.
Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-l-pospat serta bantuan enzim berupa
posporilase amilum. Beratus-ratus molekul glukosa-i-pospat dapat digandeng-gandengkan
dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan ini terlepaslah molekul-molekul
Pospat.

Gambar 3.33. Percobaan Sach


(Sumber: pintarbiologi.com)

Pada percobaaan Sachs, daun A sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. Setelah
daun A tersebut dipetik, kemudian direbus, direndam dalam alkohol untuk melarutkan
klorofilnya dan setelah itu dicelupkan ke dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak
putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna biru hitam yang
menunjukkan adanya amilum.

Transpirasi pada Tumbuhan


Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Pengeluaran berupa uap H2O dan CO2 terjadi saat udara panas, pengeluarannya melalui
stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Semakin cepat laju transpirasi akan semakin cepat pula pengangkutan air dan zat hara
terlarut, sebaliknya semakin lambat laju transpirasi akan semakin lambat pula pengangkutan
air dan zat hara. Transpirasi pada tumbuhan sebagian besar melalui stomata sehingga jumlah
dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju traspirasi. Tranpirasi juga terjadimelalui
kutikula dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan akar
dalam jumlah sedikit.

1) Macam-macam Transpirasi

a)Transpirasi Stomata
Stomata kebanyakan di bagian daun tumbuhan, letaknya di jaringan mesofil daun,
diantara sel yang tidak tersusun rapat, sehingga terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi
oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding basah ini ke ruang
antar sel, uap air kemudian berdifusi melalui stomata ke atmosfer di luar.
b)Transpirasi kutikula
Transpirasi kutikula adalah evaporasi (penguapan) air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis. Penguapan melalui kutikula kecil sekali apabila dibandingkan dengan
transpirasi melalui stomata.

c) Transpirasi lentisel
Lentisel adalah suatu jaringan yang berada dekat kulit kayu dengan susunan sel yang lepas.
Uap air yang tertranspirasi sedikit sekali, sama dengan kutikula.

2) Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan


Faktor yang berpengaruh pada kegiatan transpirasi tumbuhan berasal dari dalam maupun
luar tumbuhan.

a. Faktor dalam, yaitu banyak sedikitnya stomata, besar kecilnya daun tumbuhan, berlapis lilin
tidaknya permukaan daun, tebal tipisnya daun, banyak sedikitnya bulu dipermukaan daun,
dan bentuk serta lokasi stomata.
b Faktor luar, yaitu kuat tidaknya sinar matahari, anginnya, dan konsentrasi air di dalam tanah.

Gambar 3.34. Letak Stoma pada Daun


(Hopkin & Norman, 2008)

Respirasi pada Tumbuhan


Respirasi berasal dari bahasa Latin yaitu respirare artinya bernafas. Respirasi adalah suatu
proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa organik menjadi CO2, H2O, dan energi.
Secara umum reaksi kimia respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut.
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi
Substrat respirasi adalah senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara
relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO 2 dan air. Substrat respirasi
terdiri dari karbohidrat terutama jenis gula, fruktosa, dan sukrosa, pati, lipid, dan asam-asam
organik serta protein. Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu tunas, kuncup
bunga, biji yang berkecambah, ujung akar, dan ujung batang.
1) Manfaat Respirasi bagi Tumbuhan
Dihasilkannya senyawa-senyawa sebagai “Building Block” yaitu senyawa-senyawa yang
penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut yaitu asam amino untuk
pembentuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, pra-zat karbon untuk pigmen porfirin
(seperti klorofil dan sitokrom) lemak, karotenoid, dan lainnya.
2) Faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan subtrat, ketersediaan
oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan (Salisbury, 1995).

a. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya apabila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.

b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi. Namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berespirasi jauh lebih rendah daripada oksigen yang tersedia di udara.

c. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan naik turunnya
suhu. Peningkatan suhu sampai 400C atau lebih akan menurunkan respirasi, hal ini karena
enzim mengalami denaturasi (rusaknya enzim) yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan subtratnya
d. Tipe dan Umur Tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

3. GERAK PADA TUMBUHAN


Terdapar tiga macam gerak pada tumbuhan, yakni gerak endonom, gerak higroskopis, dan
gerak esionom.
1.Gerak endonom
gerak yang disebabkan oleh adanya rangsangan yang berasal dari dalam. Gerak endonom
disebut juga gerak otonom atau gerak spontan. Contohnya adalah gerak Hydrilla Verticillata,
pecahnya buah polong-polongan, dan membukanya kotak-kotak sporangium tumbuhan paku.
Baca juga: Mengenal Kantong Semar, Tanaman Karnivora yang Dilindungi
2. Gerak higroskopis
gerak yang disebabkan perubahan kadar air. Contohnya adalah kacang-kacangan yang telah
lama matang, biasanya akan mengerut dan permukaannya menjadi tidak rata. Hal itu
disebabkan karena terjadi perubahan kadar air di dalam sel yang tidak merata.
3. Gerak esionom
gerak yang disebabkan oleh rangsangan dari luar tumbuhan. Terdapat 3 macam gerak
esionom yakni gerak tropisme, taksis, dan nasti.
Gerak tropisme merupakan gerakan pada sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi arah
rangsangan dari luar. Jika tumbuhan mendekati rangsangan disebut trofi positif, tetapi jika
tumbuhan menjauhi rangsangan disebut trofi negatif.
Gerak nasti adalah gerak pada tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang datang
dari luar, tetapi arah gerak tidak ditentukan oleh datangnya rangsang.
Gerak taksis adalah gerak seluruh tumbuhan karena adanya rangsang dari luar.
Cara Tumbuhan Melindungi Diri dari Musuhnya
Gerak Tropisme Fototropisme adalah gerakan pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsangan berupa cahaya. Contoh: pertumbuhan tanaman tunas biji-bijian.
Kemotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa zat kimia.
Geotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa gaya tarik bumi. Contoh:
pertumbuhan akar yang selalu menuju ke dalam tanah.
Hidrotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa air. Contoh: pertumbuhan
akar tanah yang selalu menuju sumber air.
Tigmotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa persinggungan. Contoh:
sulur markisa yang membelit dan batang mentimun yang membelit tanaman lain
Gerak Nasti Seismonasti - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa sentuhan.
Contoh: gerak menutupnya daun putri malu karena disentuh.
Niktinasti - gerak tidur pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa gelap. Contoh:
menutupnya daun petai cina
Fotonasti - gerak pada tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang berupa cahaya. Contoh:
bunga kembang sepatu yang mekar pada siang hari.
Termonasti - gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa suhu. Contoh: bunga
tulip mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
Haptonasi - gerak pada tumbuhan karena adanya rangsang berupa sentuhan. Contoh:
tumbuhan insektivora akan menutup jika ada serangga yang menyentuh sehingga serangga
akan tertutup daun kemudian dicerna dengan enzim.
Nastikompleks - gerak nasti yang dipengaruhi oleh banyak rangsang berupa cahaya, zat kimia,
panas, dan air. Contoh: proses membuka dan menutupnya stomata
Gerak Taksis Fototaksis - gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa cahaya.
Contoh: gerak Euglena sp yang mendekati cahaya
Kemotaksis - gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa zat kimia. Contoh:
gerak spermatozoid ke arkegonium pada tumbuhan lumut. (Z-3)

4.PERTUMBUHAN DAN HORMON TUMBUHAN

Hormon-Hormon yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Setiap


tumbuhan memiliki pengaruh hormon pada masing-masing dirinya.(Elene Akifeva)
- Tumbuhan bisa tumbuh dan berkembang karena dipengaruhi hormon Pada tahun 1928, Frits
Warmolt Went seorang ahli biologi dari Belanda, menjadi orang yang pertama kali menemukan
hormon pertumbuhan pada tanaman. Went menemukan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal berupa hormon yang disebut dengan
fitohormon.
Dilansir dari Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3 (2008), hormon-hormon tersebut dapat
memicu pertumbuhan namun juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman. Hormon Pemicu Pertumbuhan Hormon dapat memengaruhi pertumbuhan karena
menghasilkan pesan sinyal kepada sel untuk melakukan pembelahan dan juga dapat
mengaktivasi enzim.
Hormon pada tumbuhan atau fitohormon yang dapat memicu pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen. Auksin Auksin
atau Asam Indol Asetat adalah hormon yang berada di ujung-ujung tanaman dan daun yang
masih muda. Dilansir dari Encyclopedia Britannica
auksin berfungsi untuk mendorong pertumbuhan tanaman dengan cara pemanjangan sel pada
akar dan batang. Auksin juga berfungsi dalam perkembangan bunga dan buah. Namun auksin
dapat menghambat pertumbuhan jika terkena cahaya matahari. Tumbuhan yang terkena
matahari akan terhambat pertumbuhannya dibanding bagian yang tidak terkena cahaya. Inilah
mengapa batang tumbuhan akan condong ke arah cahaya atau yang biasa disebut sebagai
fototropisme.
Ghrelin, Hormon yang Mengatur Sensasi Lapar dan Kenyang Sitokinin Fitohormon sitokinin
mempercepat pembelahan sel pada tumbuhan atau biasa disebut dengan sitokinesis.
Sitokinin merupakan hormon yang dapat mempertahankan tumbuhan dari perubahan suhu
juga infeksi virus, penuaan pada tanaman berjalan lebih lambat
Giberelin adalah homon yang dapat membuat tumbuhan tumbuh dengan cepat karena
mendorong pembentukan biji, buah, dan bunga, juga mendorong pemanjangan pada batang.
Etilen adalah hormon pertumbuhan berbentuk gas yang dapat mempercepat pematangan pada
buah. Hormon etilen berada pada buah juga daun yang mengalami penuaan.
Kalin adalah hormon pertumbuhan yang memengaruhi pembentukan organ tanaman seperti
akar, batang, daun, dan bunga.
Asam traumalin merupakan hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk membangun jaringan
yang rusak dikarenakan luka. Jika tumbuhan terluka karena lingkungan luar, asam traumalin
akan memperbaiki bagian yang rusak tersebut.
Hormon penghambat pertumbuhan Asam abisisat Asam abisat adalah hormon yang
menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Asam abisisat membuat
tanaman tidak mampu bertunas walaupun kondisi lingkungan sekitarnya mendukung. Kondisi
ini biasa disebut dengan dormansi.

5. REPRODUKSI TUMBUHAN
Reproduksi tumbuhan adalah proses di mana tumbuhan menghasilkan keturunan atau anak
tumbuhan baru. Reproduksi tumbuhan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual, dan
berbeda-beda antara spesies tumbuhan yang berbeda.Proses reproduksi tumbuhan dapat terjadi
melalui dua cara, yaitu secara seksual atau aseksual.

Reproduksi seksual, juga dikenal sebagai reproduksi generatif, melibatkan serangkaian


peristiwa seluler yang kompleks yang melibatkan kromosom dan gen. Di sisi lain, reproduksi
aseksual, juga dikenal sebagai reproduksi vegetatif, melibatkan berbagai metode yang berbeda
untuk menghasilkan tumbuhan baru yang memiliki identitas yang sama.

Jenis Reproduksi Tumbuhan


Reproduksi tumbuhan terdapat dua jenis yaitu:

Reproduksi Secara Generatif (Kawin)


Reproduksi generatif atau seksual pada tumbuhan melibatkan proses penggabungan gamet
jantan dan gamet betina melalui pembuahan. Proses ini terjadi pada tumbuhan berbiji, baik
yang termasuk dalam kelompok gimnospermae (berbiji terbuka) maupun angiospermae
(berbiji tertutup).

Reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan adanya pembentukan
bunga. Bunga memiliki putik dan benang sari sebagai organ reproduksi tumbuhan. Meskipun
bunga memiliki beragam bentuk dan susunan, terdapat beberapa bagian yang dimiliki oleh
semua bunga.

Alat Reproduksi
Alat reproduksi generatif pada tumbuhan terdiri dari putik (pistil) dan benang sari (stamen).

1. Putik (pistil)
Putik merupakan organ betina pada bunga yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

– Stigma: Bagian paling atas putik yang berfungsi sebagai penangkap serbuk sari. Stigma
memiliki permukaan yang lengket atau berbulu untuk menempelkan serbuk sari yang datang.
– Stilus: Bagian tengah putik yang merupakan saluran panjang yang menghubungkan stigma
dengan bakal biji.
– Bakal biji (ovarium): Bagian bawah putik yang mengandung sel telur atau ovum. Ovarium
dapat berisi satu atau lebih ruang yang disebut ruang biji, tempat bakal biji berkembang.

2. Benang sari (stamen)


Benang sari adalah organ jantan pada bunga yang juga terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

– Tangkai sari (filamen): Bagian panjang dan tipis yang menopang kepala sari. Tangkai sari
berfungsi untuk memposisikan kepala sari agar dapat melepaskan serbuk sari dengan mudah.
– Kepala sari (anther): Bagian yang terdapat di ujung tangkai sari dan berisi serbuk sari. Kepala
sari melepaskan serbuk sari saat matang.

Pada tumbuhan berbunga (angiospermae), reproduksi generatif terjadi melalui proses


penyerbukan dan pembuahan yang melibatkan alat reproduksi betina (putik) dan alat
reproduksi jantan (benang sari). Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam reproduksi
generatif pada tumbuhan berbunga:

1. Penyerbukan (pollination)- Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari (pollen) dari


kepala sari (anther) benang sari ditransfer ke stigma putik. Penyerbukan dapat terjadi
melalui berbagai mekanisme seperti angin, serangga penyerbuk, atau penyerbukan
sendiri (self-pollination).
2. Pembuahan (fertilization)- Setelah penyerbukan, serbuk sari tumbuh melalui stilus
dan mencapai ruang biji (ovule) yang terdapat di dalam bakal biji (ovary) putik. Di
dalam ruang biji, sel sperma dalam serbuk sari membuahi sel telur (ovum),
menghasilkan pembuahan. Proses ini menggabungkan materi genetik dari gamet jantan
dan gamet betina.
3. Pembentukan embrio dan biji- Setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi
berkembang menjadi embrio, yang menjadi calon individu baru. Embrio ini dikelilingi
oleh jaringan endosperma yang menyediakan nutrisi bagi perkembangan embrio.
Selanjutnya, bakal biji yang mengandung embrio dan endosperma berkembang menjadi
biji.
4. Dispersi biji- Biji yang telah terbentuk memiliki struktur yang beragam untuk
membantu dalam penyebarannya. Biji dapat tersebar melalui angin, air, hewan, atau
dengan bantuan manusia. Penyebaran biji memungkinkan tumbuhan untuk
mengkolonisasi area baru dan berkembang biak.
Reproduksi Secara Vegetatif (Tidak Kawin)

Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan terjadi tanpa melibatkan penyatuan sel-sel
reproduksi jantan dan betina. Individu baru yang dihasilkan dalam reproduksi ini adalah salinan
genetik tumbuhan induknya. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.

1. Reproduksi Vegetatif Alami

Reproduksi vegetatif alami terjadi secara alami pada tumbuhan tanpa campur tangan
manusia. Metode-metode reproduksi vegetatif alami meliputi:

– Tunas: Tumbuhan menghasilkan tunas baru dari bagian-bagian tubuhnya, seperti tunas akar,
tunas batang, atau tunas daun. Tunas-tunas ini tumbuh menjadi individu baru yang identik
dengan tumbuhan induknya.

– Fragmentasi: Tumbuhan dapat menghasilkan individu baru ketika bagian tubuhnya terputus
dan mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru. Potongan-potongan batang, akar, atau daun yang
terlepas dapat memberikan asal bagi pertumbuhan individu baru.

– Pembelahan: Beberapa tumbuhan dapat membelah diri menjadi dua atau lebih bagian yang
kemudian tumbuh menjadi individu baru.

2. Reproduksi Vegetatif Buatan

Reproduksi vegetatif buatan melibatkan campur tangan manusia dalam menginduksi


reproduksi vegetatif pada tumbuhan. Beberapa metode reproduksi vegetatif buatan meliputi:

– Stek: Bagian tanaman yang sehat dipotong dan ditempatkan dalam kondisi yang sesuai agar
dapat tumbuh menjadi individu baru. Metode stek dapat dilakukan pada batang, daun, atau akar
tumbuhan.

– Okulasi dan cangkok: Bagian tanaman (okul atau mata) yang mengandung tunas disatukan
dengan tanaman lain (pohon inang) untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan.

– Kultur jaringan: Metode reproduksi vegetatif yang melibatkan isolasi dan pertumbuhan
jaringan tanaman dalam kondisi laboratorium. Ini dapat mencakup pembiakan tanaman melalui
embriogenesis somatik atau pembentukan kalus.

Reproduksi vegetatif buatan dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu, seperti pemuliaan
tanaman, perkembangbiakan tanaman yang langka, atau produksi massa tanaman yang identik.
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/humaniora/574573/mengenal-macam-macam-
sistem-gerak-tumbuhan-beserta-contohnya

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/09/194205069/hormon-
hormon-yang-memengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
tumbuhan?page=all

UMSU
https://faperta.umsu.ac.id › 2023/05/15 › apa-itu-repr... Apa Itu Reproduksi
Tumbuhan - Fakultas Pertanian
Amien, Moch dkk., (1990) Makhluk Hidup 2 untuk SMP. Edisi Revisi Jakarta.
Balai Pustaka Campbell, Neil A. (2004). Biologi. Terjemahan. Jakata: Erlangga.
Dickison, William C. (2000). Integratitive Plant Anatomy. California: Academic
Press.
Dwidjoseputro. (1994). Pengantar Fisologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hayati, Riza Sativani. (2016). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
Hidayat, Estiti B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Hopkins, William G. and Norman P. A. Huner. (2008). Introduction to Plant
Physiology. United States of America ; John Wiley & Sons, Inc.
Kimbal, John W. (1983). Biologi. Terjemahan. Jakarta. Erlangga
Rinie, Pratiwi. (2003). Biologi 2. Jakarta. Depdiknas
Taiz, Lincoln. and Eduardo Zeiger. (2002). Plant Physiology : Sinaur Associates.
Wibisono, S. (1994). Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai