Pertemuan: 6
SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN :
1. fotosintesis
2. transpirasi dan respirasi
3. gerak pada tumbuhan
4.pertumbuhan dan hormone
5.reproduksi tumbuhan
Dosen Pembimbing:
Ena Suma Indrawati SP.d MP.d
1.FOTOSINTESIS
Istilah fotosintesis secara harfiah berarti ‘sintesis menggunakan cahaya’. Fotosisntesis
adalah proses penyusunan senyawa karbon dengan menggunakan energi matahari, lebih
khusus lagi energi cahaya mendorong sintesis karbohidrat (Taiz and Eduardo, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata serapan bahasa Inggris yakni photosynthesis. Secara etimologi
istilah Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yakni Phos mempunyai arti cahaya, dan
“synthesis” yakni “menyusun bersama-sama”.
Dari arti kata diatas maka pengertian fotosisnteisi adalah proses penyusunan bahan
organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi cahaya yang terjadi pada
tumbuhan yang mengandung klorofil atau zat hijau daun. Fotosintesis akan terjadi apabila
tumbuhan itu mempunyai klorofil atau zat hijau daun. Kklorofil merupakan pigmen yang
berfungsi menangkap energi matahari lalu mengkonversikannya menjadi energi kimia yang
terkait dalam molekul karbohidrat.
3) Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) bila kadar fotosintat (karbohidrat) berkurang maka laju
fotosintesis akan naik sebaliknya kadar fotosintat bertambah laju fotosintesisi akan
berkurang
4) Kadar air. Apabila kadar air menurun maka stoma akan menutup, dan menghambat
masuknya CO2
5) Suhu optimum enzim untuk bekerja dalam proses fotosintesiS
6) Tunas muda, laju fotosintesis akan lebih tinggi pada tumbuhan muda atau kecambah, hal
ini tunas muda memerlukan banyak energi dan makanan.
Pada percobaaan Sachs, daun A sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. Setelah
daun A tersebut dipetik, kemudian direbus, direndam dalam alkohol untuk melarutkan
klorofilnya dan setelah itu dicelupkan ke dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak
putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna biru hitam yang
menunjukkan adanya amilum.
1) Macam-macam Transpirasi
a)Transpirasi Stomata
Stomata kebanyakan di bagian daun tumbuhan, letaknya di jaringan mesofil daun,
diantara sel yang tidak tersusun rapat, sehingga terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi
oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding basah ini ke ruang
antar sel, uap air kemudian berdifusi melalui stomata ke atmosfer di luar.
b)Transpirasi kutikula
Transpirasi kutikula adalah evaporasi (penguapan) air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis. Penguapan melalui kutikula kecil sekali apabila dibandingkan dengan
transpirasi melalui stomata.
c) Transpirasi lentisel
Lentisel adalah suatu jaringan yang berada dekat kulit kayu dengan susunan sel yang lepas.
Uap air yang tertranspirasi sedikit sekali, sama dengan kutikula.
a. Faktor dalam, yaitu banyak sedikitnya stomata, besar kecilnya daun tumbuhan, berlapis lilin
tidaknya permukaan daun, tebal tipisnya daun, banyak sedikitnya bulu dipermukaan daun,
dan bentuk serta lokasi stomata.
b Faktor luar, yaitu kuat tidaknya sinar matahari, anginnya, dan konsentrasi air di dalam tanah.
a. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya apabila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi. Namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berespirasi jauh lebih rendah daripada oksigen yang tersedia di udara.
c. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan naik turunnya
suhu. Peningkatan suhu sampai 400C atau lebih akan menurunkan respirasi, hal ini karena
enzim mengalami denaturasi (rusaknya enzim) yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan subtratnya
d. Tipe dan Umur Tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
5. REPRODUKSI TUMBUHAN
Reproduksi tumbuhan adalah proses di mana tumbuhan menghasilkan keturunan atau anak
tumbuhan baru. Reproduksi tumbuhan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual, dan
berbeda-beda antara spesies tumbuhan yang berbeda.Proses reproduksi tumbuhan dapat terjadi
melalui dua cara, yaitu secara seksual atau aseksual.
Reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan adanya pembentukan
bunga. Bunga memiliki putik dan benang sari sebagai organ reproduksi tumbuhan. Meskipun
bunga memiliki beragam bentuk dan susunan, terdapat beberapa bagian yang dimiliki oleh
semua bunga.
Alat Reproduksi
Alat reproduksi generatif pada tumbuhan terdiri dari putik (pistil) dan benang sari (stamen).
1. Putik (pistil)
Putik merupakan organ betina pada bunga yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
– Stigma: Bagian paling atas putik yang berfungsi sebagai penangkap serbuk sari. Stigma
memiliki permukaan yang lengket atau berbulu untuk menempelkan serbuk sari yang datang.
– Stilus: Bagian tengah putik yang merupakan saluran panjang yang menghubungkan stigma
dengan bakal biji.
– Bakal biji (ovarium): Bagian bawah putik yang mengandung sel telur atau ovum. Ovarium
dapat berisi satu atau lebih ruang yang disebut ruang biji, tempat bakal biji berkembang.
– Tangkai sari (filamen): Bagian panjang dan tipis yang menopang kepala sari. Tangkai sari
berfungsi untuk memposisikan kepala sari agar dapat melepaskan serbuk sari dengan mudah.
– Kepala sari (anther): Bagian yang terdapat di ujung tangkai sari dan berisi serbuk sari. Kepala
sari melepaskan serbuk sari saat matang.
Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan terjadi tanpa melibatkan penyatuan sel-sel
reproduksi jantan dan betina. Individu baru yang dihasilkan dalam reproduksi ini adalah salinan
genetik tumbuhan induknya. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.
Reproduksi vegetatif alami terjadi secara alami pada tumbuhan tanpa campur tangan
manusia. Metode-metode reproduksi vegetatif alami meliputi:
– Tunas: Tumbuhan menghasilkan tunas baru dari bagian-bagian tubuhnya, seperti tunas akar,
tunas batang, atau tunas daun. Tunas-tunas ini tumbuh menjadi individu baru yang identik
dengan tumbuhan induknya.
– Fragmentasi: Tumbuhan dapat menghasilkan individu baru ketika bagian tubuhnya terputus
dan mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru. Potongan-potongan batang, akar, atau daun yang
terlepas dapat memberikan asal bagi pertumbuhan individu baru.
– Pembelahan: Beberapa tumbuhan dapat membelah diri menjadi dua atau lebih bagian yang
kemudian tumbuh menjadi individu baru.
– Stek: Bagian tanaman yang sehat dipotong dan ditempatkan dalam kondisi yang sesuai agar
dapat tumbuh menjadi individu baru. Metode stek dapat dilakukan pada batang, daun, atau akar
tumbuhan.
– Okulasi dan cangkok: Bagian tanaman (okul atau mata) yang mengandung tunas disatukan
dengan tanaman lain (pohon inang) untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan.
– Kultur jaringan: Metode reproduksi vegetatif yang melibatkan isolasi dan pertumbuhan
jaringan tanaman dalam kondisi laboratorium. Ini dapat mencakup pembiakan tanaman melalui
embriogenesis somatik atau pembentukan kalus.
Reproduksi vegetatif buatan dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu, seperti pemuliaan
tanaman, perkembangbiakan tanaman yang langka, atau produksi massa tanaman yang identik.
DAFTAR PUSTAKA
https://mediaindonesia.com/humaniora/574573/mengenal-macam-macam-
sistem-gerak-tumbuhan-beserta-contohnya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/09/194205069/hormon-
hormon-yang-memengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
tumbuhan?page=all
UMSU
https://faperta.umsu.ac.id › 2023/05/15 › apa-itu-repr... Apa Itu Reproduksi
Tumbuhan - Fakultas Pertanian
Amien, Moch dkk., (1990) Makhluk Hidup 2 untuk SMP. Edisi Revisi Jakarta.
Balai Pustaka Campbell, Neil A. (2004). Biologi. Terjemahan. Jakata: Erlangga.
Dickison, William C. (2000). Integratitive Plant Anatomy. California: Academic
Press.
Dwidjoseputro. (1994). Pengantar Fisologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hayati, Riza Sativani. (2016). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
Hidayat, Estiti B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Hopkins, William G. and Norman P. A. Huner. (2008). Introduction to Plant
Physiology. United States of America ; John Wiley & Sons, Inc.
Kimbal, John W. (1983). Biologi. Terjemahan. Jakarta. Erlangga
Rinie, Pratiwi. (2003). Biologi 2. Jakarta. Depdiknas
Taiz, Lincoln. and Eduardo Zeiger. (2002). Plant Physiology : Sinaur Associates.
Wibisono, S. (1994). Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Depdikbud.