Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kalvin

NPM : (202114500465)
Kelas : S2D Ekonomi

Jawaban :
1. 3 Manfaat belajar Filsafat :
 Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
 Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa
yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau
hanya merupakan sebagian dari kebenaran
 Filsafat Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan.
Apakah belajar filsafat bisa membuat orang lebih cerdas? Ya bisa, karena dengan
belajar filsafat orang dapat memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis,
membentuk argumen dalam bentuk lisan mau pun tulisan secara sistematis dan kritis,
mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam
menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.
2. Menurut saya, orang yang menguasai ilmu tanpa memahami filsafat ilmu yaitu orang
yang mempunyai ilmu tetapi tidak dia mengimplementasikan dikehidupan sehari hari,
karena disaat kita memahami filsafat kita memahami ilmu yang kita punya untuk kita
implementasikaan di kehidupan. Maka dia akan juga akan keliru antara ilmu dan
wawasan yang dipunya.

3. Tanggung Jawab Ilmuwan :


(1) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (berpikir, melakukan penelitian
dan pengembangan, menumbuhkan sikap positif-konstruktif, meningkatkan nilai
tambah dan produktivitas, konsisten dengan proses penelaahan keilmuan, menguasai
bidang kajian ilmu secara mendalam, mengkaji perkembangan teknologi secara rinci,
bersifat terbuka, professional dan mempublikasikan temuannya)
(2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menemukan masalah yang
sudah/akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan mengkomunikasikannya,
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, menggunakan hasil penemuan untuk kepentingan
kemanusiaan, mengungkapkan kebenaran dengan segala konsekuensinya dan
mengembangkan kebudayaan nasional.
(3) Seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan
sosial yang akan berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi
dimasyarakat.
(4) Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang mana di
masyarakat tersebut sering terjadi permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut
mampu merumuskan jalan keluar dari permasalahan sosial tersebut.

4. Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf
ternama dari Prancis. Artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya
kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah
keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia
bisa berpikir sendiri.
Jika dijelaskan, kalimat "cogito ergo sum" berarti sebagai berikut. Descartes ingin
mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan
keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya
sendiri.
Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinya sendiri
tersebut, dia telah membersihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin
menuntunnya ke jalan yang salah. Ia takut bahwa mungkin saja berpikir sebenarnya
tidak membawanya menuju kebenaran. Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada
hakikatnya tidak membawa manusia kepada kebenaran, tetapi sebaliknya
membawanya kepada kesalahan. Artinya, ada semacam kekuatan tertentu yang lebih
besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan pikirannya ke
jalan yang salah.
Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan
dirinya kepada kesalahan, tetapi ia tetaplah berpikir. Inilah satu-satunya yang jelas.
Inilah satu-satunya yang tidak mungkin salah. Maksudnya, tak mungkin kekuatan tadi
membuat kalimat "ketika berpikir, sayalah yang berpikir" salah. Dengan demikian,
Descartes sampai pada kesimpulan bahwa ketika ia berpikir, maka ia ada. Atau dalam
bahasa Latin: COGITO ERGO SUM, aku berpikir maka aku ada.

5. Di dalam ruang lingkup filsafat ilmu berkaitan erat dengan fakta, data, dan
konfirmasi. Karena setiap orang yang berfikir akan berhadapan dengan fakta. Fakta
dan realita ada yang berpotensi menjadi data sebuah penelitian ilmu. Ketiga hal itu
(fakta, realita, dan data) akan menjadi bahan konfirmasi sebuah penelitian. Penelitian
yang memanfaatkan konfirmasi yang jauh lebih terpercaya dibanding hanya dilandasi
prediksi yang tidak jelas.
a. Fakta (Kenyataan)
Yaitu empiris yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan
ini ada beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian yang berbeda-beda,
diantaranya adalah positivisme, ia hanya mengakui penghayatan yang empirik dan
sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu
dengan yang sensual lainnya. Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh
masuk subyektifitas peneliti–. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta
bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau
diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
b. Data
Konfirmasi yang semakin jelas dan dapat di andalkan.
c. Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan
datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai
konfirmasi absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang
sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi
probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif.

Anda mungkin juga menyukai