Panggilan para Murid Yesus
Panggilan para Murid Yesus
Panggilan adalah pengalaman yang biasa, tapi bisa juga menjadi luar biasa
Panggilan sendiri bisa multi tafsir, maknanya bisa beragam, tergantung konteksnya
Injil Matius 4:18-22:
Yesus menyusuri Danau Galilea
Ada dua orang bersaudara: Simon Petrus dan Andreas, sedang menebarkan jala
Kata Yesus: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”
Mereka segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia
Di tempat lain, ada dua orang bersaudara yang juga dijumpai Yesus, Yakobus dan
Yohanes, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam
perahu
Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan jala, perahu dan
ayahnya
Injil Lukas 5:27-32:
Tokoh Lewi si pemungut cukai yang dipanggil oleh Yesus, dan ia segera
meninggalkan segalanya demi mengikuti Yesus
Kata Yesus: “Ikutlah Aku”
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Turat bersungut-sungut: “Mengapa kamu makan
dan minum bersama dengan orang berdosa?”
Jawab Yesus: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku
datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka
bertobat”
Kesimpulan:
1. Inisiatif panggilan selalu dari Allah
2. Tanggapan para murid atas panggilan Yesus selalu spontan, tanpa ragu, segera dan
meninggalkan segala-galanya
3. Mereka yang dipanggil bukan dari golongan orang hebat, kaya, terhormat,
terpandang, mapan, pejabat atau penguasa, bahkan justru ada dari kaum pendosa
4. Peristiwa panggilan dalam Injil terjadi secara sangat luar biasa
Panggilan Yesus tanpa syarat, kecuali satu: “Setiap orang yang mengikuti Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” (Matius 16:24-26)
Orang yang mau mengikuti Yesus harus mengambil sikap yang mantap, tidak terlalu
banyak pertimbangan, tidak terikat dengan apa yang menjadi miliknya dan apa yang
menjadi tugasnya selama ini.