Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BUTIR SOAL

Dr. Dewi Indrapangastuti, M.Pd.


Ada beberapa alasan mengapa diperlukan analisis butir soal.
Menurut (Asmawi Zainul, dkk : 1997), yaitu:
§ Untuk mengetahui kekuatan dan § Untuk dijadikan alat guna menilai butir
kelemahan butir tes, sehingga dapat soal yang akan disimpan dalam kumpulan
dilakukan seleksi dan revisi butir soal. soal.
§ Untuk menyediakan informasi tentang § Untuk memperoleh informasi tentang
spesifikasi butir soal secara lengkap, butir soal sehingga memungkinkan untuk
sehingga akan lebih memudahkan bagi menyusun beberapa perangkat soal yang
pembuat soal dalam menyusun perangkat paralel. Penyusunan perangkat seperti ini
soal yang akan memenuhi kebutuhan ujian sangat bermanfaat bila akan melakukan
dalam bidang dan tingkat tertentu. ujian ulang atau mengukur kemampuan
§ Untuk segera dapat mengetahui masalah beberapa kelompok peserta tes dalam
yang terkandung dalam butir soal, seperti: waktu yang berbeda.
kemenduaan butir soal, kesalahan
meletakkan kunci jawaban, soal yang
terlalu sukar dan terlalu mudah, atau soal
yang mempunyai daya beda rendah.
1). Tingkat Kesukaran (Difficulty level)
2). Daya beda
3). Distribusi Jawaban (Distraktor)
Tingkat Kesukaran (Difficulty level)
Menurut Asmawi Zainul, dkk (1997)
§ Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes menjawab benar
terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal biasanya dilambangkan
dengan p. Makin besar nilai p yang berarti makin besar proporsi yang menjawab
benar terhadap butir soal tersebut, makin rendah tingkat kesukaran butir soal itu.
Hal ini mengandung arti bahwa soal itu makin mudah, demikian pula sebaliknya.
§ Besarnya tingkat kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Untuk
sederhananya, tingkat kesukaran butir dan perangkat soal dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu mudah, sedang dan sukar. Sebagai patokan dapat digunakan
tabel sebagai berikut:
§ Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal yang
mempunyai tingkat kesukaran berimbang, yaitu : soal berkategori sukar
sebanyak 25%, kategori sedang 50% dan kategori mudah 25%.

Menurut Suharsimi Arikunto (2001)


• Soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar tidak berarti tidak boleh
digunakan. Hal ini tergantung dari tujuan penggunaannya. Jika dari peserta
tes banyak, padahal yang dikehendaki lulus hanya sedikit maka diambil
peserta yang terbaik, untuk itu diambilkan butir soal tes yang sukar.
• Demikian sebaliknya jika kekurangan peserta tes, maka dipilihkan soal-soal
yang mudah. Selain itu, soal-soal yang sukar akan menambah motivasi
belajar bagi siswa-siswa yang pandai, sedangkan soal-soal yang mudah
akan membangkitkan semangat kepada siswa yang lemah.
Asmawi Zainul, dkk (1997) Suryabrata (1999)
Daya beda butir soal ialah Tujuan pokok mencari daya
indeks yang menunjukkan beda adalah untuk menentukan
tingkat kemampuan butir soal apakah butir soal tersebut
membedakan kelompok yang memiliki kemampuan
berprestasi tinggi (kelompok membedakan kelompok dalam
atas) dari kelompok yang aspek yang diukur, sesuai
berprstasi rendah (kelompok dengan perbedaan yang ada
bawah) diantara para peserta pada kelompok itu.
tes.
• Daya beda butir soal yang sering • Koefisien daya beda berkisar antara
digunakan dalam tes hasil belajar –1,00 sampai dengan +1,00. Daya
adalah dengan menggunakan beda +1,00 berarti bahwa semua
indeks korelasi antara skor butir anggota kelompok atas menjawab
dengan skor totalnya. benar terhadap butir soal itu,
• Daya beda dengan cara ini sering sedangkan kelompok bawah
disebut validitas internal, karena seluruhnya menjawab salah
nilai korelasi diperoleh dari dalam terhadap butir soal itu.
tes itu sendiri. Daya beda dapat • Sebaliknya daya beda –1,00 berarti
dilihat dari besarnya koefisien bahwa semua anggota kelompok
korelasi biserial maupun atas menjawab salah butir soal itu,
koefesien korelasi point biserial. sedangkan kelompok bawah
seluruhnya menjawab benar
terhadap soal itu.
• Daya beda yang dianggap masih • bila daya beda itu menjadi negatif,
memadai untuk sebutir soal ialah maka butir soal itu sama sekali
apabila sama atau lebih besar tidak dapat dipakai sebagai alat
dari +0,30. Bila lebih kecil dari itu, ukur prestasi belajar, butir soal
maka butir soal tersebut tersebut harus dikeluarkan dari
dianggap kurang mampu perangkat soal.
membedakan peserta tes yang • Makin tinggi daya beda suatu butir
mempersiapkan diri dalam soal, maka makin baik butir soal
menghadapi tes dari peserta tersebut, dan sebaliknya makin
yang tidak mempersiapkan diri. rendah daya bedanya, maka butir
soal itu dianggap tidak baik
• Alternatif jawaban jawaban juga terdiri • Proporsi alternatif jawaban masing-masing
dari dua bagian, yaitu kunci jawaban butir soal dapat dilihat pada kolom
proportion endorsing pada hasil analisis
dan pengecoh. Pengecoh dikatakan
berfungsi apabila semakin rendah
tingkat kemampuan peserta tes semakin • Menurut Depdikbud (1997) untuk menilai
banyak memilih pengecoh, atau makin pengecoh (distraktor) dari
masing_x0002_masing butir soal dapat
tinggi tingkat kemampuan peserta tes dikategorikan sebagai berikut:
akan semakin sedikit memilih pengecoh.
• Apabila proporsi peserta tes yang
menjawab dengan salah atau memilih
pengecoh kurang dari 0,025 maka
pengecoh tersebut harus direvisi. Dan
untuk pengecoh yang ditolak apabila
tidak ada yang memilih atau proporsinya
0,00 (Depdikbud : 1997).
https://sch.paperplane-tm.site/2020/02/aplikasi-analisis-butir-soal-pilihan.html

https://www.nomifrod.com/2016/12/aplikasi-analisis-butir-soal-pilihan-ganda.html

https://aziseko77.files.wordpress.com

https://www.avastudio.org/2021/03/ABS-PilihanGanda.html

ITEMAN 4.3 Download (Free trial)


https://iteman.software.informer.com

https://www.ipamts.com/2020/04/aplikasi-analisis-butir-soal-pg-tsani.html

https://geograph88.blogspot.com/2015/02/software-excel-analisis-butir-soal.html

Anda mungkin juga menyukai