PEMBELAJARAN PECAHAN
A. RASIO
Menurut KBBI, rasio adalah hubungan taraf atau bilangan antara dua hal
yang mirip; perbandingan antara berbagai gejala yang dapat dinyatakan
dengan angka; nisbah. Pada dasarnya, Rasio adalah angka-angka yang
menunjukkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang
lain. Rasio digunakan untuk membandingkan jumlah dua kategori yang
berbeda seperti rasio siswa bertubuh tinggi dan siswa bertubuh rendah. Dalam
hal ini, bertubuh tinggi dan bertubuh rendah adalah dua kategori yang
berbeda. Rasio disimbolkan dengan Double Colon (:) atau tanda sama dengan
(=). Berikut adalah soal cerita yang dapat dijadikan contoh soal tentang rasio:
Susi dam keluarganya tinggal di kota Siantar, Sumatera Utara. Ayah susi
bersuku batak, sementara ibunya bersuku jawa. Dalam keluarga besar
susi, terdapat 6 anak laki-laki dan 8 anak perempuan yang berusia
dibawah 20 tahun. Berapakah rasio anak laki-laki dengan anak
perempuan yang terdapat dalam keluarga Susi?
Jawab: Berdasarkan cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 14
anak dibawah umur 20 tahun dalam keluarga susi, ada 6 anak laki-
laki dan 8 anak perempuan. Sehingga, rasio anak laki-laki dan anak
perempuan berusia dibawah 20 tahun dalam keluarga Susi adalah
6: 8.
B. PERBANDINGAN
Perbandingan merupakan konsep matematika yang sering diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan konsep perbandingan di dalam kelas
misalnya, Salma adalah salah satu siswa yang paling tinggi di kelasnya.
Artinya, Salma adalah siswa yang paling tinggi dibandingkan dengan teman-
temannya di kelas. Agar Anda lebih memahami konsep perbandingan,
perhatikanlah ilustrasi berikut!
Sumatera Utara adalah provinsi yang kaya akan budaya dan seni seperti
senjata khas Sumatera Utara yaitu piso sanalenggam dan piso gaja dompak.
Kedua senjata tersebut memliki ukuran panjang yang berbeda.
25 cm
45 cm
a) Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai disebut juga proporsi. Perbandingan senilai
adalah beberapa perbandingan yang nilainya sama atau dua rasio yang
sama. Artinya, jika ada dua komponen yang dibandingkan, maka
kedua komponen tersebut akan sama-sama semakin besar atau semakin
kecil, baik dalam hal ukuran ataupun jumlah.
Contohnya:
Nur membeli durian di kedai ucok sebanyak 2kg dengan harga Rp.
30.000. Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan Nur jika ingin
membeli 10 kg durian?
Jawab :
30.000
Harga 1 kg durian = = Rp. 15.000
2
X = 15 hari
3
Gambar di atas menggambarkan pecahan . Artinya, 8 adalah
8
1/3 1/2
2/6
2/4
4/1 4/8
2
Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa, 1/3 = 2/6 = 4/12 dan ½ =
2/4 = 2/8. Ilustrasi tersebut memberikan aturan fundamental dari pecahan
senilai: Untuk sembarang pecahan, pecahan yang senilai dari diperoleh
dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan
bilangan tidak nol yang sama.
2) Pecahan Murni
Bilangan pecahan murni yang disebut juga bilangan pecahan sejati
adalah bilangan pecahan yang paling sederhana (tidak dapat
disederhanakan lagi). Contoh bilangan murni antara lain 1/3, 2/5, dan 5/7.
3) Pecahan Senama
Bilangan-bilangan pecahan yang mempunyai penyebut sama
dinamakan bilangan-bilangan pecahan senama. Contoh bilangan pecahan
senama antara lain: 1/6, 3/6. dan 4/6.
4) Pecahan Campuran
Bagian yang diarsir dari seluruh gambar di atas adalah bagian 3/2.
1 1 3 2 5
+ = +6 =6
2 3 6
Penjumlahan Penjumlahan
berpeneyebut berpeneyebut
beda sama
KONSEP PENJUMLAHAN PECAHAN
b) Pengurangan Pecahan
Pengurangan pecahan dapat diselesaikan seperti konsep penjumlahan
pecahan. Pertama, samakan penyebut pecahan-pecahan yang dikurangkan,
kemudian kurangi pembilang-pembilang pecahan dan biarkan
penyebutnya tetap.
Contoh:
Wana diberi ¾ kg salak sidimpuan oleh kakeknya. Karena ia memiliki
adik, ia memberikan 1/6 kg salak tersebut kepada adiknya. Berapa kg sisa
salak yang dimiliki wana?
3 1 9 2 7
- = - = 12
4 6 12 12
Pengurangan Pengurangan
berpeneyebut berpeneyebut
beda sama
KONSEP PENGURANGAN PECAHAN
c) Perkalian Pecahan
Konsep perkalian pecahan sama halnya seperti pada perkalian
bilangan asli. Misalnya, kita akan menghitung:
4 8
x 10
6
Untuk mengalikan kedua pecahan tersebut, pertama kita gambar pecahan
8/10. Selanjutnya kita arsir 4/6 dari daerah 4/10. Perhatikan Gambar
berikut.
8
10
4 8
X
6 10
24
60
Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa hasil kalinya dapat
diperoleh dengan mengalikan pembilang kedua pecahan, per hasil kali dari
penyebut.
d) Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan dapat dimaknai serupa dengan pembagian
bilangan cacah. Salah satu makna dalam pembagian bilangan cacah dapat
direpresentasikan dengan pengurangan berulang. Hal ini akan kita gunakan
untuk memaknai pembagian pecahan.
Misalnya, 1/3 ÷ 2/1 = …
1
3
1 2 1
÷ =
3 1 6
Berdasarkan gambar di atas, dapat dibuktikan dengan rumus bahwa:
1 2 1 1 1
÷ = x =
3 1 3 2 6