Anda di halaman 1dari 13

BAB

PEMBELAJARAN PECAHAN

Beberapa konsep matematika yang sering disamakan maknanya oleh sebagian


besar orang adalah tentang rasio, perbandingan, dan pecahan. Ketiga konsep
tersebut sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, namun yang perlu
Anda sadari bahwa hakikat dan penggunaan kata rasio, perbandingan, dan
pecahan berbeda-beda. Agar Anda lebih memahami perbedaan dari ketiganya,
bacalah materi berikut dengan seksama!

A. RASIO
Menurut KBBI, rasio adalah hubungan taraf atau bilangan antara dua hal
yang mirip; perbandingan antara berbagai gejala yang dapat dinyatakan
dengan angka; nisbah. Pada dasarnya, Rasio adalah angka-angka yang
menunjukkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang
lain. Rasio digunakan untuk membandingkan jumlah dua kategori yang
berbeda seperti rasio siswa bertubuh tinggi dan siswa bertubuh rendah. Dalam
hal ini, bertubuh tinggi dan bertubuh rendah adalah dua kategori yang
berbeda. Rasio disimbolkan dengan Double Colon (:) atau tanda sama dengan
(=). Berikut adalah soal cerita yang dapat dijadikan contoh soal tentang rasio:
Susi dam keluarganya tinggal di kota Siantar, Sumatera Utara. Ayah susi
bersuku batak, sementara ibunya bersuku jawa. Dalam keluarga besar
susi, terdapat 6 anak laki-laki dan 8 anak perempuan yang berusia
dibawah 20 tahun. Berapakah rasio anak laki-laki dengan anak
perempuan yang terdapat dalam keluarga Susi?
Jawab: Berdasarkan cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 14
anak dibawah umur 20 tahun dalam keluarga susi, ada 6 anak laki-
laki dan 8 anak perempuan. Sehingga, rasio anak laki-laki dan anak
perempuan berusia dibawah 20 tahun dalam keluarga Susi adalah
6: 8.
B. PERBANDINGAN
Perbandingan merupakan konsep matematika yang sering diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan konsep perbandingan di dalam kelas
misalnya, Salma adalah salah satu siswa yang paling tinggi di kelasnya.
Artinya, Salma adalah siswa yang paling tinggi dibandingkan dengan teman-
temannya di kelas. Agar Anda lebih memahami konsep perbandingan,
perhatikanlah ilustrasi berikut!

Sumatera Utara adalah provinsi yang kaya akan budaya dan seni seperti
senjata khas Sumatera Utara yaitu piso sanalenggam dan piso gaja dompak.
Kedua senjata tersebut memliki ukuran panjang yang berbeda.

25 cm

45 cm

Panjang kedua benda pada gambar di atas dapat dinyatakan dalam


perbandingan sebagai berikut:
1) Piso gaja dompak adalah 20 cm lebih panjang dari piso
sanalenggam
2) Piso gaja dompak adalah 20 cm lebih pendek dari piso
sanalenggam
3) Panjang piso sanalenggam berbanding panjang piso gaja
dompak adalah 45: 25
4) Panjang piso gaja dompak berbanding panjang piso
sanalenggam adalah 25: 45
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
perbandingan adalah pasangan terurut bilangan a dan b yang dapat
𝑎
dinyatakan dalam atau a: b, dan dibaca a berbanding b, dengan b ≠ 0.
𝑏

Berikut adalah macam-macam perbandingan:

a) Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai disebut juga proporsi. Perbandingan senilai
adalah beberapa perbandingan yang nilainya sama atau dua rasio yang
sama. Artinya, jika ada dua komponen yang dibandingkan, maka
kedua komponen tersebut akan sama-sama semakin besar atau semakin
kecil, baik dalam hal ukuran ataupun jumlah.
Contohnya:
Nur membeli durian di kedai ucok sebanyak 2kg dengan harga Rp.
30.000. Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan Nur jika ingin
membeli 10 kg durian?
Jawab :
30.000
Harga 1 kg durian = = Rp. 15.000
2

Harga 10 kg durian = 10 x 15.000 = Rp. 150.000


Jadi, jumlah uang yang harus dikeluarkan Nur untuk membeli 10 Kg
durian adalah Rp. 150.000.
Berdasarkan contoh soal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perbandingan senilai memiliki beberapa sifat penting, diantaranya:
1) a : b = c : d sama dengan a x d = b x c
2) Dengan perbandingan senilai suku-sukunya dapat dipertukarkan
tanpa berubah nilainya, yaitu:
➢ Mempertukarkan suku-suku tepi a : b = c : d sama dengan d
:b=c:a
➢ Mempertukarkan suku-suku tengah a : b = c : d sama
dengan a : c = b : d
➢ Mempertukarkan letak perbandingan a : b = c : d sama
dengan c : d = a : b
➢ Mempertukarkan letak suku pada perbandingan a : b = c : d
sama dengan b : a = d : c
3) Dalam setiap perbandingan senilai, semua suku pada perbandingan
pertama dan pada perban dingan kedua dapat dikalikan dengan
bilangan tak nol yang sama.

b) Perbandingan Berbalik Nilai


Perbandingan berbalik nilai merupakan kebalikan dari
perbandingan senilai. Dalam perbandingan berbalik nilai, komponen-
komponen yang dibandingkan akan berbanding terbalik. Artinya
apabila satu komponen semakin besar, maka komponen lain akan
berbanding terbalik dengan komponen tersebut atau semakin mengecil
baik dalam hal ukuran ataupun jumlah. Perhatikan ilustrasi cerita
berikut!

Lala membeli dua puluh permen kemudian dibagikan kepada 5 orang


temannya, maka mereka akan mendapatkan jatah setiap orangnya
adalah sebanyak 4 buah permen. Sekarang, lala mengambil kembali
seluruh permen lalu ia bagikan kepada 10 orang, maka setiap orang
akan mendapatkan sebanyak 2 buah permen.

Berdasarkan ilustrasi cerita di atas, dapat disimpulkan bawah


semakin banyak orang yang akan dibagi maka akan semakin turun apa
yang di peroleh. Hal tersebut sesuai dengan prinsip perbandingan
berbalik nilai.
Contohnya:
Seorang juragan kain mendapat borongan kain sebanyak 5 kodi.
Juragan kain itu yakin dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu
60 hari jika menggunakan sebanyak 5 pekerja. Jika juragan kain itu
menggunakan 20 orang pekerja, berapa lama pekerjaan membuat kain
batik itu dapat selesai?
Jawab:
Cara I : Perhitungan Berdasarkan Hasil Kali
Waktu yang dibutuhkan untuk 1 pekerja = 5 x 60 hari
= 300 hari
Waktu yang dibutuhkan untuk 20 pekerja = 300 : 20
= 15 hari
Cara II : Perhitungan Berdasarkan Perbandingan
5 Pekerja = 60 hari
25 pekerja = X
Maka,
𝑋 5
= 20
60
5
X = 20 x 60 hari

X = 15 hari

Berdasarkan contoh soal di atas, diketahui bahwa soal tentang


perbandingan berbalik nilai dapat diselesaikan dengan dua cara yaitu
perhitungan berdasarkan hasil kali dan perhitungan berdasarkan
perbandingan, yangmana keduanya menghasilkan nilai yang sama.
Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah pekerja
maka semakin cepat kain baik diselesaikan, begitupun sebaliknya
semakin sedikit pekerja maka semakin lama kain baik dapat
diselesaikan, hal tersebut sesuai dengan konsep perbandingan berbalik
nilai.
C. MENGENAL PECAHAN
Pecahan, dalam bahasa inggris adalah fraction, berasal dari kata Latin
fractio (kata benda dari frangere) yang berarti memecah. Istilah pecahan
𝑎
dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam dan
𝑏
𝑎
angka dimana b ≠ 0. Berdasarkan notasinya, pecahan tidak memiliki
𝑏

perbedaan yang signifikan dengan perbandingan, namun hakikatnya pecahan


𝑎
memiliki bilangan khusus yangmana jika terdapat pecahan , a adalah
𝑏

bilangan yang berperan sebagai “pembilang” dan b adalah bilangan yang


berperan sebagai “penyebut”.
Pecahan dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga konsep, yaitu konsep
sebagian dari keseluruhan, konsep pembagian, dan konsep perbandingan.
1) Konsep Sebagian dari Keseluruhan.
Dengan konsep ini, pecahan digunakan untuk menyatakan sebagian
𝑎
dari keseluruhan. Pada pecahan , bilangan yang di bawah, b,
𝑏

menunjukkan banyaknya bagian yang sama dalam keseluruhan,


sedangkan bilangan yang di atas, a, menunjukkan banyaknya bagian
yang diperhatikan. Perhatikan gmbar berikut:

3
Gambar di atas menggambarkan pecahan . Artinya, 8 adalah
8

banyaknya keseluruhan dalam satu bagian dan 3 ada;ah banyaknya


bagian yang diperhatikan.
2) Konsep Pembagian.
Konsep ini menyatakan pecahan sebagai hasil bagi suatu bilangan
dengan bilangan yang lain. Konsep semacam ini dapat diilustrasikan
dengan berikut:
HASIL

Untuk menentukan 3 ÷ 4, maka kita bagi 3 dengan 2 terlebih


dahulu. Dari sini kita akan mendapatkan satu setengah. Setelah itu, kita
bagi dua satu setengah tersebut untuk mendapatkan ¾.
3) Konsep Perbandingan
Pecahan juga dapat digunakan sebagai perbandingan. Misalkan
banyaknya siswa laki-laki adalah sepertiga dari banyaknya siswa
perempuan.
Selain terdiri dari beberapa konsep, pecahan juga terditi dari beberapa jenis,
diantaranya:
1) Pecahan Senilai
Bilangan-bilangan pecahan senilai adalah bilangan-bilangan pecahan
yang cara penulisannya berbeda tetapi mempunyai hasil bagi yang sama,
atau bilangan-bilangan itu mewakili daerah yang sama, atau mewakili
bagian yang sama.Perhatikan gambar berikut:

1/3 1/2

2/6
2/4

4/1 4/8
2
Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa, 1/3 = 2/6 = 4/12 dan ½ =
2/4 = 2/8. Ilustrasi tersebut memberikan aturan fundamental dari pecahan
senilai: Untuk sembarang pecahan, pecahan yang senilai dari diperoleh
dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan
bilangan tidak nol yang sama.

2) Pecahan Murni
Bilangan pecahan murni yang disebut juga bilangan pecahan sejati
adalah bilangan pecahan yang paling sederhana (tidak dapat
disederhanakan lagi). Contoh bilangan murni antara lain 1/3, 2/5, dan 5/7.

3) Pecahan Senama
Bilangan-bilangan pecahan yang mempunyai penyebut sama
dinamakan bilangan-bilangan pecahan senama. Contoh bilangan pecahan
senama antara lain: 1/6, 3/6. dan 4/6.

4) Pecahan Campuran

Bagian yang diarsir dari seluruh gambar di atas adalah bagian 3/2.

Bagian yang diarsir dari seluruh gambar di atas adalah 1 bagian


ditambah bagian atau 1 ½ .
Kesimpulannya kedua gambar di atas dan bagian yang di arsir pada
kedua gambar menunjukkan luas daerah yang sama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa 3/2 = 1 ½
D. OPERASI PECAHAN
a) Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan pecahan dapat diilustrasikan dengan menggabungkan dua
nilai berbentuk pecahan. Penjumlahan pecahan ditandai dengan dua jenis
yaitu berpenyebut sama dan berpenyebut beda. Dalam mengajarkan materi
pecahan, guru dapat mengilustrasikannya dengan soal cerita.
Contoh:
Anton belajar bahasa khas suku batak toba selama ½ jam dan dilanjutkan
belajar tentang kebudayaan batak toba selama 1/3 jam. Berapa jamkah
Anton belajar bahasa dan kebudayaan batak toba?
Jawab:

Untuk memudahkan dalam penjumlahan pecahan, kita samakan penyebut


dua pecahan yang diberikan. KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka:

1 1 3 2 5
+ = +6 =6
2 3 6

Penjumlahan Penjumlahan
berpeneyebut berpeneyebut
beda sama
KONSEP PENJUMLAHAN PECAHAN

Untuk sembarang dua pecahan a/b dan c/d,

a/b + c/d = ad/bd + bc/bd = ad + bc / bd

b) Pengurangan Pecahan
Pengurangan pecahan dapat diselesaikan seperti konsep penjumlahan
pecahan. Pertama, samakan penyebut pecahan-pecahan yang dikurangkan,
kemudian kurangi pembilang-pembilang pecahan dan biarkan
penyebutnya tetap.
Contoh:
Wana diberi ¾ kg salak sidimpuan oleh kakeknya. Karena ia memiliki
adik, ia memberikan 1/6 kg salak tersebut kepada adiknya. Berapa kg sisa
salak yang dimiliki wana?

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa:

3 1 9 2 7
- = - = 12
4 6 12 12

Pengurangan Pengurangan
berpeneyebut berpeneyebut
beda sama
KONSEP PENGURANGAN PECAHAN

Untuk sembarang dua pecahan a/b dan c/d,

a/b - c/d = ad/bd - bc/bd = ad - bc / bd

c) Perkalian Pecahan
Konsep perkalian pecahan sama halnya seperti pada perkalian
bilangan asli. Misalnya, kita akan menghitung:
4 8
x 10
6
Untuk mengalikan kedua pecahan tersebut, pertama kita gambar pecahan
8/10. Selanjutnya kita arsir 4/6 dari daerah 4/10. Perhatikan Gambar
berikut.

8
10

4 8
X
6 10
24
60

Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa hasil kalinya dapat
diperoleh dengan mengalikan pembilang kedua pecahan, per hasil kali dari
penyebut.

KONSEP PERKALIAN PECAHAN

Untuk sembarang dua pecahan a/b dan c/d,

a/b x c/d = ac/ bd

d) Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan dapat dimaknai serupa dengan pembagian
bilangan cacah. Salah satu makna dalam pembagian bilangan cacah dapat
direpresentasikan dengan pengurangan berulang. Hal ini akan kita gunakan
untuk memaknai pembagian pecahan.
Misalnya, 1/3 ÷ 2/1 = …
1
3

1 2 1
÷ =
3 1 6
Berdasarkan gambar di atas, dapat dibuktikan dengan rumus bahwa:

1 2 1 1 1
÷ = x =
3 1 3 2 6

KONSEP PEMBAGIAN PECAHAN

Untuk sembarang dua pecahan a/b dan c/d, dengan c/d ≠ 0

a/b ÷ c/d = a/b x d/c

Anda mungkin juga menyukai