Anda di halaman 1dari 15

Aljabar, Pangkat dan Akar 3.

Bentuk Akar
Sifat-sifat :
1. Operasi aljabar
 Operasi penjumlahan atau
pengurangan pada aljabar hanya dapat
dilakukan pada suku yang sejenis saja.
Misalnya,
2x + 3x = 5x
3x + 5x + x2 = x2 + 8x
 Perkalian 1 suku dengan 1 suku
a (b + c) = ab + ac
 Perkalian 2 suku dengan 2 suku
(a + b)(c + d) = ac + ad + bc + bd
 Perkalian Istimewa
(a + b)2 = (a + b)(a + b) = a2 + 2ab +
b2
(a – b)2 = (a – b)(a – b) = a2 – 2ab +
b2
a2 + b2 = (a – b)2 + 2ab
a2 – b2 = (a + b)(a – b)
(a + b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
a3 + b3 = (a + b)(a2 – ab + b2)
a3 – b3 = (a – b)(a2 + ab + b2)
 Bentuk Istimewa Lainnya
Merasionalkan Bentuk akar

2. Bentuk Berpangkat
Bentuk umum

Sifat-sifat :
Waktu, Jarak, dan Kecepatan Hubungan ketiga komponen tersebut dapat
digambarkan melalui rumus berikut :
A. Waktu
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit = 3.600 detik
1 hari = 24 jam Dari rumus diatas dapat kita ketahui rumus
1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari jarak dan waktu juga :
Hubungan satuan waktu diatas yang paling
sering dipakai, namun juga perlu untuk
mengetahui hubungan satuan waktu
lainnya sebagai persiapan diri yang lebih
baik.

Waktu untuk menyusul (arah sama) TRIK :


Agar lebih mudah dalam menghapal ketiga
rumus diatas, dapat digunakan trik segitiga
dibawah ini.

Waktu untuk berpapasan (arah berlawanan)

B. Jarak
Dibawah ini adalah gambar yang
menjelaskan hubungan antar satuan
panjang.

1 km = 10 hm = 100 dam = 1000 m


1 m = 10 dm = 100 cm = 1000 mm
1 m = 0,001 km
1 mm = 0,000001 km

C. Kecepatan
Satuan kecepatan berupa jarak/waktu.
Misalnya km/jam, meter/detik, dan lainnya.

Kecepatan Rata-Rata

Hubungan Waktu, Jarak dan Kecepatan


Perbandingan Perbandingan dari dua atau lebih besaran,
1. Perbandingan dua nilai dimana bila suatu komponen bertambah ,
maka komponen yang lain berkurang atau
menurun nilainya.
Misalnya, untuk membangun rumah Pak
Budi, bila jumlah pekerja sebanyak 10
orang, maka pembangunannya dapat
Menghitung nilai A jika B diketahui diselesaikan selama 15 hari. Semakin
banyak jumlah pekerja yang ada, maka akan
semakin cepat pekerjaan selesai (jumlah
Menghitung nilai B jika A diketahui
hari semakin berkurang).

Menghitung nilai A dan B jika jumlah


keduanya diketahui
TIPS :
Cari terlebih dahulu komponen apa yang
dibandingkan, lalu kita gunakan logika
Menghitung nilai A dan B jika selisih
dengan membayangkannya dalam
keduanya diketahui. kehidupan sehari-hari. Hal ini akan
memudahkan dalam menentukan apakah
hal yang dibandingkan tersebut merupakan
perbandingan senilai atau berbalik nilai.
2. Perbandingan tiga nilai atau lebih

Menghitung salah satu nilai objek bila Perbandingan campuran


jumlah seluruh objek diketahui. Perbandingan 3 komponen yang
didalamnya terdapat perbandingan senilai
dan berbalik nilai.

O = objek yang dikerjakan


S = subjek yang mengerjakan
T = waktu pekerjaan
Perbandingan senilai
Perbandingan dimana bila suatu komponen Misalnya, untuk membangun 2 unit rumah
yang dibandingkan bertambah , maka oleh 4 pekerja dibutuhkan waktu 20 hari.
komponen yang lain bertambah pula. Berapa banyak pekerja yang dibutuhkan
Misalnya, 1 kg jeruk dijual seharga Rp untuk menyelesaikan 5 rumah dalam waktu
10.000. Secara logika, semakin banyak kg 40 hari ?
jeruk yang dibeli, maka jumlah uang yang Jadi, jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
harus dikeluarkan juga semakin banyak. menyelesaikan 5 rumah
dalam waktu 40 hari
adalah 5 orang.

Perbandingan berbalik nilai


Contoh :
Teori Peluang, Permutasi, dan Kombinasi 3! = 3 x 2 x 1
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1
Peluang 9! = 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1

Permutasi
Memperhatikan urutan. Contoh, urutan
huruf {ABC} berbeda dengan {CAB} begitu
juga dengan {BAC) dan {ACB}.
> Berapa peluang kita untuk mendapatkan Rumus untuk mencari banyaknya
mata dadu enam? Jumlah sisi dadu yang kita permutasi n unsur jika disusun pada
harapkan hanyalah satu dari total enam sisi unsur k di mana k ≤ n adalah :
dadu, yaitu yang memiliki angka enam.
Maka peluang untuk mendapatkan sisi dadu
tersebut adalah : Permutasi dapat berupa permutasi siklis
maupun permutasi berulang sebagai
berikut.
 Permutasi siklis
Frekuensi Harapan Digunakan untuk melihat banyaknya
Adalah banyaknya kemunculan kejadian penyusunan benda yang disusun secara
yang dimaksud dalam beberapa kali melingkar.
percobaan.

 Permutasi berulang
Bila kita melempar dadu sebanyak 12 kali Dalam penyusunannya urutan
percobaan, maka berapa kali kemungkinan diperhatikan dan suatu objek dapat
munculnya mata dadu enam? Dalam hal ini dipilih lebih dari sekali sehingga ada
kita dapat memakai rumus frekuensi perulangan.
harapan dengan menggunakan peluang
yang sudah kita dapatkan sebelumnya.
fh= 1/6 x 12 = 2 dimana :
Maka peluang untuk mendapat mata dadu n = banyaknya objek yang dapat dipilih
enam adalah dua kali. r = jumlah yang harus dipilih

Batas-Batas Nilai Peluang Kombinasi


-Jika P(A) = 0, maka kejadian tersebut tidak Kombinasi merupakan sebuah kumpulan
pernah terjadi atau suatu kemustahilan. dari sebagian atau seluruh objek dengan
-Jika P(A) = 1, maka kejadian tersebut tidak memperhatikan urutannya. di dalam
merupakan kepastian. kombinasi, {AB} dianggap sama dengan
-Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi, {BA} sehingga sebuah kombinasi dari dua
dan A’ adalah suatu kejadian dimana A tidak objek yang sama tidak dapat terulang.
terjadi, maka :
P(A) + P(A’) = 1

Permutasi dan Kombinasi


Faktorial adalah perkalian suatu bilangan
bulat positif dengan semua bilangan bulat
positif lain yang kurang dari bilangan bulat
tersebut.
Lambang faktorial berupa tanda seru (!).
n!=nx(n–1)x(n–2)x…x3x2x1
Aritmetika dan Geometri Contoh :
10, 20, 30, 40, 50, 60, ...
Diantara setiap dua suku bilangan diatas akan
disisipkan 4 buah bilangan sehingga bilangan-
bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang
disisipkan membentuk barisan aritmatika baru.
Carilah beda dari barisan aritmatika yang
Misalnya, terbentuk.
Aritmatika: Jawab :
2, 5, 8, 11, 14, 17, ... (ditambah 3) Jumlah beda awal (b) = U2 – U1 = 20 – 10 = 10
20, 15, 10, 5, ... (dikurang 5) Setelah disisipkan, maka barisan bilangannya
Geometri: akan berpola seperti ini
3, 6, 12, 24, 48, 96, ... (dikali 2) 10, a, b, c, d, 20, e, f, g, h, 30, i, j, k, l, 40, m, n, o,
200, 100, 50, 25, ... (dibagi 2) p, 50, q, r, s, t, 60 ...
Maka, beda baru (b’) adalah b/(k+1) =
10/(4+1) = 10/5 = 2.

2. Geometri
1. Aritmatika Rasio
Suku ke-n (Un)

dengan Suku ke-n


a = U1 = suku pertama
b = beda
Un = suku ke-n Jumlah suku ke-n

Jumlah suku ke-n (Sn)

Suku tengah (Ut)

Suku ke-n (Un) bila Sn diketahui Jika diantara dua suku barisan aritmatika
disisipkan k buah suku sehingga membentuk
barisan geometri baru maka rasio barisan
geometri setelah disipkan k buah suku akan
Suku tengah (Ut) berubah.

Jika diantara dua suku barisan aritmatika Banyak suku dari barisan aritmatika yang
disisipkan k buah suku sehingga membentuk disisipkan k buah suku juga akan berubah.
barisan aritmatika baru maka beda barisan
aritmatika setelah disipkan k buah suku akan
berubah. Deret geometri tak berhingga
Merupakan deret yang memiliki banyak suku
yang tak berhingga.
b’ = beda barisan yang baru
k = banyak suku yang disisipkan
r dengan syarat -1< r <1
Banyak suku dari barisan aritmatika yang
disisipkan k buah suku juga akan berubah.

n’ = banyak suku barisan aritmatika baru


Aritmatika Sosial

A. Perhitungan Untung dan Rugi

Sering pusat perbelanjaan memberikan diskon ganda


yang menarik seperti “Diskon 40% + 20%” atau lebih
ekstrim lagi “Diskon 50% + 50%”. Sebagian orang
mungkin langsung berpikir 50 + 50, artinya 100 dong
alias free alias gratis. Tapi kok begitu dibawa ke kasir,
Persentase untung dan rugi produk yang free tadi tetap dibayar ya? Hehe.
Begitulah diskon ganda atau additional discount. Arti
50% + 50% bukan berarti diskonnya jadi 100%
melainkan setelah dihitung-hitung jadi 75%.
Bagaimana caranya?
Pertama, hitung diskon awal, yaitu 50%. Kemudian
diberikan diskon lagi sebesar 50%, maka diskon
kedua akan kita kalikan dengan sisa setelah diskon
B. Perhitungan Bunga awal, yaitu 50% (100% - 50%). Jadi jumlah diskon
Bunga merupakan balas jasa berupa keuntungan. yang kedua adalah 50% x 50% = 25%.
Bunga yang akan kita pelajari pada bab ini hanyalah INGAT
bunga tunggal, yaitu bunga yang didapat atas modal Kalikan diskon dengan harga jual/beli sebelum
awal saja. diskon.
Diskon 1 x Harga Jual/Beli;
Diskon 2 x Harga sebelum diskon 2 (sisa setelah
diskon pertama);
Diskon 3 x Harga sebelum diskon 3 (sisa setelah
diskon 2);
Begitu selanjutnya;
Jika ditanyakan total diskon, maka jumlahkan semua
diskon tersebut. Namun, jika yang ditanyakan adalah
harga jual/beli akhir (setelah diskon) adalah 100%
dikurangi dengan total semua diskon tersebut.
Contoh lainnya :
Sebuah toko memberikan diskon 30% lalu
memberikan diskon lagi sebesar 20% untuk sepasang
sepatu yang harga awalnya Rp100.000. Hitunglah
jumlah total diskon yang diberikan dan jumlah yang
harus dibayarkan oleh pembeli.
 Diskon 1 = 30%
 Diskon 2 = (100% - 30%) x 20% = 14%
C. Rabat (Diskon), Bruto, Neto dan Tara  Total diskon = 30% + 14% = 44%
 Bruto: berat barang dengan kemasannya  Total setelah diskon 100% - 44% = 56%
(berat kotor).  Maka, jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli
 Neto: berat barang tanpa kemasannya (berat adalah 56% x Rp100.000 = Rp56.000.
bersih). TIPS :
 Tara: berat kemasannya saja.  Jangan menghapal rumus. Cobalah untuk
 Rabat (diskon): potongan harga yang mengilustrasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya saat kita membeli pulpen atau lainnya.
diberikan kepada pembeli.
 Dalam mengerjakan soal, tentukan terlebih dahulu
alur penyelesaiannya agar lebih mudah. Misalnya,
menentukan terlebih dahulu harga jual/beli dan
dilanjutkan dengan diskon, persentase untung/rugi
dan sebagainya.
 Biasanya dalam soal, jumlah barang tidak diberikan
dalam bentuk unit melainkan dalam satuan ukuran
Contoh dalam kehidupan sehari-hari: jumlah, misalnya lusin, rim, kodi dan lainnya.
 Berat parfum dengan botolnya disebut bruto. Sehingga kita juga perlu untuk mempelajari satuan
 Berat cairan parfumnya saja disebut neto. ukuran tersebut.
 Berat botolnya saja disebut tara.
Mean, Median, Modus, dan Range Untuk mencari median dari umur mereka
Andi, budi, candra, doni dan eka sudah berlima (ganjil), maka hal yang pertama
bersahabat sejak kecil. Umur mereka saat kita lakukan adalah mengurutkannya
ini berturut-turut adalah 17, 16, 16, 18, dan terlebih dahulu yaitu 16, 16, 17, 18, dan 19.
19 tahun. Setelah itu ambil umur yang berada pada
Untuk lebih mempermudah dalam urutan ketiga (5+1)/2 untuk menjadi
memahaminya, perhatikan pertanyaan median, yaitu 17 tahun.
berikut :
 Mean : berapa rata-rata umur mereka C. Modus
berlima? Modus adalah data yang paling sering
 Median : berapa umur tengah mereka muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
berlima? Modus dilambangkan dengan Mo.
 Modus : umur berapa yang paling banyak Dari pengertian modus tersebut, maka
dimiliki ? modus dari umur mereka berlima adalah 16
 Range : berapa selisih umur yang tertua tahun (paling banyak muncul/dimiliki 2
dengan yang termuda? orang).

A. Mean D. Range
Mean atau rata-rata hitung. Mean biasanya Range adalah selisih antara nilai terbesar
disimbolkan dengan x. dan terkecil. Range dilambangkan dengan R.

n = banyaknya data Maka kita juga dapat mencari range umur


xn = nilai data ke-n mereka berlima, yaitu 2 tahun (selisih
Dengan rumus tersebut, maka kita dapat antara umur tertinggi 19 tahun dengan
menjawab rata-rata dari umur mereka umur terendah 17 tahun).
berlima, yaitu :

Maka rata-rata umur mereka berlima


adalah 17,2 tahun.

x1,2,... = rata-rata
n1,2,... = jumlah data

B. Median
Median adalah nilai data yang terletak di
tengah setelah data diurutkan. Dengan
demikian, median membagi data menjadi
dua bagian yang sama besar. Median (nilai
tengah) disimbolkan dengan Me.
Jika banyaknya data n ganjil, maka

Jika banyaknya data n genap, maka


Eksponen Lanjutan dan Persamaannya Selain bentuk diatas, ada juga bentuk
Eksponen adalah bentuk perkalian dengan eksponen lanjut yang menyerupai
bilangan yang sama yang di ulang-ulang atau pertidaksamaan kuadrat. Sehingga dalam
singkatnya adalah perkalian yang diulang-ulang. penyelesaiannya perlu untuk menguasai
Di tinjau dari bentuknya, bentuk an (dibaca : a materi pertidaksamaan kuadrat (ada di bab
pangkat n) dengan a disebut basis atau bilangan berikutnya).
pokok dan n disebut eksponen atau pangkat.
(af(x))2 + af(x) + c > 0
Tanda ketidaksamaan diatas juga dapat
A. Persamaan Eksponen berupa ≥, < dan ≤.
Persamaan eksponen adalah persamaan yang
eksponen dan bilangan pokoknya memuat
variabel. Perhatikan contoh-contoh berikut ini. INGAT
 42x + 1 = 24x + 2 merupakan persamaan  Apapun yang berpangkat 0 hasilnya adalah 1.
 Apapun yang menjadi pangkat dari bilangan
yang eksponennya memuat variabel x.
pokok 1 hasilnya adalah 1.
 (y + 5)5y – 1 = (y + 5)5 – y merupakan
TIPS :
persamaan yang eksponen dan bilangan  Pertidaksamaan eksponen untuk tipe
pokoknya memuat variabel y. sederhana mudah untuk dikerjakan, namun
Ada beberapa bentuk persamaan eksponen, pertidaksamaan eksponen lanjut akan lebih
yaitu : sulit dan akan sering dikeluarkan soalnya
 af(x) = 1 pada ujian seleksi. Untuk itu, sebaiknya lebih
Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = 0. sering membahas soal yang lanjutan. Jika
 af(x) = am ternyata soal yang dikeluarkan tipe
Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = m. sederhana, maka lebih mudah kan?
 af(x) = ag(x)  Pastikan kita sudah menguasai dengan baik
sifat-sifat dasar eksponen. Sesulit apapun
Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = g(x).
soalnya, pada dasarnya dalam
 af(x) = bf(x) penyelesaiannya kembali pada sifat-sifat
Jika a > 0 dan a ≠ 1, b > 0 dan b ≠ 1, dan eksponen itu sendiri.
a ≠ b, maka f(x) = 0.  Penggunaan metode mencoret angka akan
 A(af(x))2 + B(af(x)) + C = 0 lebih mempermudah pengerjaan soal dan
dengan af(x) = p, maka bentuk persamaan juga meningkatkan ketelitian.
diatas dapat diubah menjadi persamaan
Contoh Soal
kuadrat : Ap2 + Bp + C = 0. 1. Jika diketahui m2n4 = 64 dan mn = 4 maka nilai 2m – 8
=
Jawab :
B. Pertidaksamaan Eksponen m2 . n4 = 64
Penyelesaian pertidaksamaan eksponen m2 . n2 . n2 = 64
hampir sama dengan penyelesaian (mn)2 . n2 = 64
(4)2 . n2 = 64
persamaan eksponen, hanya tanda yang n2 = 4 → n = 2
dipakai bukan berupa sama dengan, maka 2m – 8 = 2(2) – 8 = -4
melainkan tanda pertidaksamaan. Tanda 2. Jika 3x3= 6561 dan 4y = 1024 maka
Jawab :
pertidaksamaan eksponen tergantung dari 3x3 = 6561 = 38
bilangan pokok (basis) persamaan x3 = 8 → x3 = 23 → x = 2
4y = 1024 = 45
eksponen dan tanda awalnya. y = 5 maka x < y
Untuk a > 1, maka tanda ketidaksamaannya 3. Jika 2x ∶ 4x = 5 dan (2/4)y = 5 maka ...
tidak berubah (tetap). Jawab :
2x ∶ 4x = 5 = (2/4)y
af(x) > ag(x), maka f(x) > g(x) (2/4)x = (2/4)y
af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≥ g(x) maka x = y
af(x) < ag(x), maka f(x) < g(x)
af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≤ g(x)
Untuk 0 < a < 1, maka tanda
ketidaksamaannya berubah (dibalik).
af(x) > ag(x), maka f(x) < g(x)
af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≤ g(x)
af(x) < ag(x), maka f(x) > g(x)
af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≥ g(x)
Persamaan Kuadrat c. Menggunakan rumus
Persamaan kuadrat dalam x mempunyai bentuk
umum:
ax2 + bx + c = 0 , a ≠ 0
a, b dan c adalah bilangan riil. Rumus diatas disebut dengan rumus ABC. Akar
1. Menyelesaikan Persamaan kuadrat x1 dan x2 didapat dengan menggunakan ±,
Persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan dengan + untuk x1 dan – untuk x2 atau
beberapa cara, yaitu dengan: sebaliknya.
a. memfaktorkan 2. Jenis-jenis Akar Persamaan Kuadrat
b. melengkapkan kuadrat sempurna D = b2 - 4ac
c. menggunakan rumus Apabila:
a. Memfaktorkan
Untuk nilai a = 1, pemfaktoran sebagai berikut :  D > 0, persamaan kuadrat mempunyai
Cari dua angka yang jika di tambahkan (+) dua akar real berlainan, .
menghasilkan b dan jika dikalikan (x)  D = 0, persamaan kuadrat mempunyai
menghasilkan c. dua akar real sama.
Contoh  D < 0, maka persamaan kuadrat
x2 + 7x + 12 = 0 mempunyai akar tidak real (imajiner).
(+) = 7 3. Rumus-rumus akar
(x) = 12 Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari
angkanya : 3 dan 4 persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 maka :
sehingga  x1 + x2 = -b/a
x2 + 7x + 12 = 0  x1 . x2 = c/a
(x + 3)(x + 4) = 0
 x1 - x2 = -D/4a
x = − 3 atau x = − 4
4. Menyusun Persamaan Kuadrat
Untuk nilai a > 1, pemfaktoran sebagai berikut :
Persamaan kuadrat dapat disusun dengan :
Cari dua angka (misalnya P dan Q), yang jika
 menggunakan perkalian faktor, jika akar-
ditambahkan (+) menghasilkan b dan jika
akar persamaan kuadrat x1 dan x2 maka
dikalikan (x) hasilnya adalah ac.
persamaannya adalah
Kemudian masukkan dua angka tadi (P dan Q)
(x – x1) (x – x2) = 0
ke pola berikut:
Contoh :
1/a (ax + P)(ax + Q) = 0
Tentukan persamaan kuadrat yang akar
Contoh :
akarnya 3 dan -2.
2x2 + x − 6 = 0
(x – x1) (x – x2) = 0
a = 2, b = 1 dan c = − 6
(x – 3) (x – (-2)) = 0
cari angka P dan Q
(x – 3) (x + 2) = 0
P+Q=b=1
x2 – 3 x + 2 x – 6 = 0
P.Q = ac = (2)(−6) = − 12
x2 – x – 6 = 0.
sehingga P = 4 dan Q = − 3
 menggunakan jumlah dan hasil kali akar-
masukkan pola
akar, Dengan menggunakan x1 + x2 = -b/a
1/a (ax+P)(ax+Q)=0
dan x1 x2 = c/a, maka akan diperoleh
1/2 (2x+4)(2x-3)=0
persamaan:
sederhanakan, (kalikan 1/2 dengan (2x + 4))
x2 – (x1 + x2)x + x1 . x2 = 0
(x + 2)(2x − 3) = 0
Contoh:
x = −2 atau x = 3/2
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-
b. Melengkapkan kuadrat sempurna
akarnya –2 dan –3.
Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat
x1 + x2 = – 5
diselesaikan dengan mengubahnya menjadi
x1 . x2 = 6
bentuk kuadrat sempurna (x + p)2 = q.
Jadi, persamaan kuadratnya
a2 + 2ab + b2 = (a + b)2
x2 – (–5)x + 6 = 0 → x2 + 5x + 6 = 0.
a2 − 2ab + b2 = (a − b)2
Contoh :
x2 – 6x + 5 = 0
x2 – 6x + 9 – 4 = 0
x2 – 6 x + 9 = 4
(x – 3)2 = 4
x – 3 = 2 atau x – 3 = –2
x = 5 atau x = 1
Tabel dan Diagram Persentase
1. Jumlah suatu data Untuk mencari persentase dapat kita
Dari tabel dan diagram kita bisa mencari gunakan rumus berikut :
jumlah suatu data yang diinginkan. Jumlah
data tersebut dapat kita peroleh dengan
cara menggunakan operasi dasar
matematika (+/- dan x/:) atas beberapa
data dan cara lainnya. Soal yang diberikan Berapa persen jumlah siswa laki-laki dan
biasanya juga diberikan dalam bentuk perempuan yang ada di kelas?
persentase, derajat dan lainnya. Penjelasan Misalnya diketahui :
terkait persentase dan derajat telah dibahas 30 siswa laki-laki
pada bab sebelumnya. 10 siswa perempuan
2. Persentase atas suatu data Dari data tersebut bisa kita ketahui bahwa
Persentase atas suatu data dapat diperoleh jumlah seluruh siswa adalah 40 orang. Maka
dengan membandingkan jumlah data persentasenya dapat dicari dengan mudah.
tersebut dengan jumlah data secara 75% laki-laki (30/40 x 100%)
keseluruhan. 25% perempuan (10/40 x 100%)
3. Persentase atas kenaikan suatu data
Cara pengerjaan dari pertanyaan ini hampir
sama dengan persentase, namun persentase
yang dicari merupakan persentase atas
Bagaimana jika yang ditanya adalah jumlah
kenaikan data. bagian atau totalnya sendiri? Kita hanya perlu
% kenaikan/penurunan mengutak-atik rumus diatas saja dengan
=(data akhir-data awal )/(data awal) mengubah posisi.
4. Rata-rata atas suatu data
Rata-rata yang dimaksud disini sama halnya
dengan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Sehingga rumus dan cara
pengerjaannya masih sama. Hanya saja
bagian mengharuskan kita mencari rata-
rata atas suatu data yang disajikan dalam TIPS :
bentuk tabel dan diagram. - Sebaiknya jangan menghapal ketiga rumus
5. Membandingkan suatu data dengan data tersebut. Pahami konsep dari rumus yang
pertama saja dengan baik, lalu dengan
lainnya
mengubah posisi bisa kita dapatkan kedua
Misalnya membandingkan jumlah rumus lainnya.
penduduk tahun 2000 dengan 2017. Dari - Terkadang data yang disediakan soal dalam
jumlah tersebut maka kita dapat mendapat bentuk pecahan dan kita diminta untuk
informasi mengenai pertumbuhan menyajikannya dalam bentuk persentase. Untuk
penduduk, prediksi tahun berikutnya dan itu kita perlu mengubah bilangan pecahan
lainnya. tersebut menjadi bilangan persen terlebih
6. Kesimpulan yang dapat diambil dahulu sebelum diolah. Misalnya, jumlah siswa
Kesimpulan yang dimaksud disini dapat laki-laki dikelas 3/4 dan perempuan 1/4.
bervariasi bentuknya tergantung dari soal yang - Kita harus mengubah penyebutnya menjadi
diminta. Misalnya data terkecil, data terbesar, seratus dengan mengalikan 4 dengan angka 25.
data terbanyak dan lainnya.
INGAT Coba cari persentase untuk siswa
Lingkaran memiliki 360o perempuannya.
TRIK : Selain dengan cara mengubah penyebutnya
Cara mengubah derajat menjadi persentase menjadi seratus, kita juga bisa menggunakan
360o = 100% rumus persentase diatas.
no/360o x 100% = n%
Bangun Datar
1. Persegi
Luas = a x t
Luas = s2 Keliling = 2 (a + m)
Keliling = 4s Sifat-sifat :
Sifat-sifat :  Mempunyai 4 sisi terdiri
 Terbentuk dari 4 ruas garis lurus dari 2 pasang sisi yang
yang sama panjang sejajar
 Mempunyai 4 sisi, sisi yang berhadapan sejajar  Sisi yang sejajar sama panjang
 Terdapat 4 sudut yang sama besar 90o  Mempunyai 4 titik sudut, 2 lancip dan 2 tumpul
 Simetri putar dan lipat masing-masing sebanyak  Sudut yang berhadapan sama besar
empat  Sepasang diagonalnya tidak sama panjang
 Mempunyai sepasang diagonal yang sama panjang  Simetri putar 2 buah dan tidak punya simetri lipat
2. Persegi Panjang 5. Trapesium
Luas = p x l Luas = 1/2 (a + c) x t
Keliling = 2 (p + l) Keliling = a + b + c + d
Sifat-sifat : Sifat-sifat :
 Terbentuk dari 4 buah  Terbentuk dari 4 garis
garis lurus lurus
 Mempunyai 4 sisi-sisi  Terdapat 2 garis lurus yang sejajar tapi tidak sama
yang berhadapan sama panjang panjang
 Mempunyai 4 sudut siku-siku  Jumlah sudut diantara sisi-sisi sejajar 180o
 Mempunyai 2 simetri putar  Memiliki 4 titik sudut
 Simetri lipatnya sebanyak 4 6. Lingkaran
 Mempunyai sepasang diagonal yang sama panjang Luas = πr2
3. Segitiga Keliling = 2πr
Luas = 1/2 x alas x tinggi Sifat-sifat :
Keliling = a + b + c  Tidak mempunyai titik
a. Segitiga Sama Kaki sudut
Sifat-sifat :  Terbentuk dari sebuah
 Mempunyai sepasang sudut lancip garis lengkung yang teratur
yang sama besar dan saling  Simetri lipat tidak terhingga
bersebelahan  Simetri putar tidak terhingga
 Mempunyai sepasang sisi yang sama panjang  Dalam lingkaran ada yang namanya radius (r)
 Mempunyai simetri lipat dan simetri putar 7. Layang-layang
masing-masing 1
b. Segitiga Sama Sisi Luas = 1/2 x d1 x d2
Sifat-sifat : Keliling = 2 (a + b)
 Sisinya sama panjang Sifat-sifat :
 3 sudutnya sama besar (90o)  Sisi yang berhadapan
 Simetri putar dan simetri lipat sama panjang
masing-masing 3  Mempunyai simetri putar 1
c. Segitiga Siku-Siku  Simetri lipat 1
Sifat-sifat :  Sepasang diagonal tidak sama Panjang
 Terbentuk dari 3 garis lurus 8. Belah ketupat
 Jumlah ketiga sudutnya 180o Luas = 1/2 x d1 x d2
 Mempunyai sudut sikut Keliling = 4s
 Berlaku rumus/aturan Sifat-sifat :
phytagoras  Terbentuk dari 4 buah garis lurus
Teorema Phytagoras  Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut
a 2 = b 2 + c2  Keempat sisinya sama panjang
b2 = a2 - c2  Sudut yang berhadapan sama besar
c2 = a2 - b2
 Diagonalnya berpotongan tegak lurus
d. Segitiga Sembarang
Sifat-sifat :  Mempunyai simetri lipat dan simetri putar 2
 Sifat bangun datar dari
segitiga sembarang Bangun Ruang
 3 sisinya tidak sama 1. Kubus
panjang Luas permukaan = 6s2
Volume = s3
 Mempunyai 3 sudut lancip yang
Panjang diagonal bidang = s√2
tidak sama besar
Panjang diagonal ruang = s√3
 Tidak Memiliki simetri lipat dan Sifat-sifat :
hanya punya satu simetri putar.
4. Jajar Genjang
 memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang ukurannya  memiliki 4 sisi ( 1 merupakan
sama luas alas yang berbentuk persegi .dan 3 sisi
(sisi ABCD = EFGH = BCFG = ...) tegak yang berbentuk segitiga)
 memiliki 12 rusuk yang ukurannya sama panjang  memiliki 8 rusuk
( rusuk AB = BC = AE = BF = ...)  memiliki 5 titik sudut ( 4 sudut
 memiliki 8 titik sudut berada di bagian alas dan 1 sudut berada di
( titik sudut A, B, C, ...) bagian atas yang merupakan titik puncak ).
 memiliki 4 buah diagonal ruanG 7. Prisma
(diagonal ruang AG, BH, CE, DF)
 memiliki 12 buah bidang diagonal Luas permukaan = (2 x luas alas) +
(bidang diagonal AF, BE, BG, CF, ...) (keliling alas x tinggi)
2. Balok Volume = luas alas x tinggi

Luas permukaan = 2(pl + pt + lt) Sifat-sifat :


Volume = p x l x t
Panjang diagonal ruang = √(p2+
 memiliki bidang alas dan bidang atas berupa
l2+ t2)
segitiga yang kongruen ( 2 alas tersebut juga
Sifat-sifat :
merupakan sisi prisma segitiga )
 memiliki 4 sisi berbentuk persegi panjang ( 2
 memilki 5 sisi ( 2 sisi berupa alas atas dan
pasang persegi panjang yang ukurannya sama )
bawah, 3 sisi lainnya merupakan sisi tegak)
 memiliki 2 sisi yang bentuknya sama
 memiliki 9 rusuk
 memiliki 12 rusuk
 memiliki 6 titik sudut
 memiliki 8 titik sudut Ingat :
3. Bola π = 22/7 = 3,14
Penjelasan diatas merupakan jenis limas segiempat
Luas permukaan = 4πr2 dan prisma segitiga, sedangkan masih banyak lagi
Volume = 4/3 πr3 jenis limas dan prisma lainnya, yaitu limas segitiga,
Sifat-sifat : limas segilima, limas segienam, prisma segiempat,
 memiliki 1 sisi prisma segilima dan lainnya. Yang membedakannya
 memiliki 1 titik pusat adalah bentuk alasnya sesuai dengan namanya
 tidak memiliki titik sudut sendiri. Untuk jenis limas dan prisma lainnya rumus
 memiliki jari-jari yang tak terhingga dan semuanya untuk mencari luas permukaan dan volumenya tetap
sama panjang sama, namun tentu saja rumus untuk mencari luas
4. Tabung alasnya berbeda. Rumus untuk mencari luas alasnya
tersebut dapat kita temui pada bangun datar yang
Luas permukaan tabung = 2πr (r + t) telah dibahas pada bab sebelumnya.
Luas selimut tabung = 2πrt
Luas permukaan tabung tanpa tutup = πr (r
+ 2t)
Volume = πr2t
Sifat-sifat :
 memiliki 3 sisi ( 2 sisi berbentuk lingkaran dan 1
sisi berupa selimut tabung )
 memiliki 2 rusuk
5. Kerucut
Luas permukaan kerucut = πr (r + s)
Luas selimut kerucut = πrs
Volume = 1/3 πr2t
Sifat-sifat :

 memiliki 2 sisi ( 1 sisi merupakan alas yang


berbentuk lingkaran dan 1 sisinya lagi
berupa sisi lengkung atau selimut kerucut )
 memiliki 1 rusuk
 memiliki 1 titik sudut
6. Limas Segiempat

Luas permukaan = luas alas x


jumlah luas segitiga tegak
Volume = 1/3 luas alas x tinggi
Sifat-sifat :
Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV) Pertidaksamaan
Persamaan linear satu variabel (PLSV) merupakan > Lebih dari
persamaan linier yang hanya memiliki satu variabel. < Kurang dari
Penting : > Lebih dari atau sama dengan
Kalimat terbuka merupakan sebuah kalimat yang di < Kurang dari atau sama dengan
dalamnya terkandung satu atau lebih variabel yang Pada persamaan LSV bagaimanapun kondisinya,
nilai kebenarannya belum diketahui. tanda “=” tidak akan berubah. Sedangkan lambang
x + 3 = 7 kalimat terbuka pada pertidaksamaan akan berubah dengan kondisi
4 + 3 = 7 kalimat benar tertentu sehingga kita juga perlu untuk mempelajari
4 + 4 = 7 kalimat salah sifat-sifat pertidaksamaan.
Bentuk Baku PLSV Sifat-sifat pertidaksamaan
ax + b = c dengan a ≠ 0 Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah jika
x disebut dengan variable; menambahkan atau mengurangkan suatu
a disebut koefisien pertidaksamaan dengan bilangan atau suatu ekspresi
b dan c disebut kontanta. matemtika tertentu.
3x + 5 = x – 8 merupakan persamaan linear satu Jika a > b maka
variabel karena memiliki satu variabel yaitu x a+c>b+c;a-c>b-c
(meskipun x tersebut berada di dua sisi) Jika a < b maka
2x – y = 6 tidak termasuk persamaan linear satu a+c<b+c;a-c<b-c
variabel dikarenakan memiliki dua variabel yaitu x misalnya
dan y (persamaan linear dua variabel) x+2>5⇒x+2-2>5-2⇒x>3
x2 + 2x = 15 hanya memiliki satu variabel, namun Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah jika
variabel tersebut memiliki pangkat lebih dari satu, mengalikan atau membaginya dengan bilangan
sehingga bukan merupakan PLSV. Persamaan positif.
tersebut merupakan persamaan kuadrat. Jika a > b dan c > 0
Penyelesaian PLSV maka
Substitusi ac > bc dan a/c > b/c
 Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan misalnya
bilangan yang sama. 4x ≥ 12
 Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bagi masing masing ruas dengan angka 4 (positif)
bilangan bukan nol yang sama. 4x/4 ≥ 12/ 4 ⇒ x ≥ 3
Misalnya. Tanda pertidaksamaan akan berbalik jika dikali atau
x-3=5 dibagi dengan sebuah bilangan negatif.
Tambahkan angka 3 pada kedua ruas agar hanya Jika a > b dan c < 0
tersisa variabel x. maka
x–3+3=5+3 ac < bc dan a/c < b/c (tandanya berubah)
x=8 misalnya
Lawan dan kebalikan bilangan -3x ≥ 9
bagikan kedua ruas dengan angka -3
 Bilangan positif dalam penjumlahan atau -3x ≥ 9
pengurangan bila dipindah ruas akan menjadi -3x/-3 ≤ 9/-3
negatif x ≤ -3
 Bilangan negatif dalam penjumlahan atau Pengaplikasian
pengurangan bila dipindah ruas akan menjadi Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-
positif hari yang dapat diselesaikan perhitungannya dengan
Misalnya menggunakan persamaan linear satu variabel (PLSV).
x+5=8 Biasanya permasalahan tersebut disajikan dalam
pindahkan angka 5 ke ruas kanan agar hanya tersisa bentuk soal cerita.
variabel x. TIPS :
x=8–5 Penyelesaian PLSV dalam bentuk soal cerita:
x=3 1. Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita
 Bilangan yang posisinya sebagai pembilang (diatas) menjadi beberapa kalimat model matematika,
dalam perkalian atau pembagian bila dipindah ruas sehingga membentuk sistem persamaan linear
akan menjadi penyebut (dibawah). satu variabel;
 Bilangan yang posisinya sebagai penyebut 2. Menyelesaikan sistem persamaan linear satu
(dibawah) dalam perkalian atau pembagian bila variabel; dan
dipindah ruas akan menjadi pembilang (diatas). 3. Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk
Misalnya menjawab pertanyaan pada soal cerita.
x/2=4
pindahkan angka 2 ke ruas kanan agar hanya tersisa
Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV)
variabel x.
Persamaan linear dua variabel (PLDV) adalah
x=4.2
x=8 persamaan linear yang memiliki dua variabel dengan
pangkat masing-masing variabel adalah satu.
PLDV memiliki bentuk umum :
ax + by = c dengan a,b ≠ 0
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) x + y=3
adalah dua buah persamaan linear dua variabel yang 2x + y = 5
mempunyai keterkaitan dan memiliki konsep -x = -2
penyelesaian yang sama. x = 2
Bentuk umum dari sistem ini adalah: Maka penyelesaian akhir dari sistem persamaan
a1x + b1y = c1 tersebut adalah x = 2 dan y = 1.
a2x + b2y = c2 Himpunan penyelesaiannya adalah :
x dan y disebut variabel HP = {2,1}
a dan b disebut koefisien TRIK :
c disebut konstanta Langkah-langkah metode eliminasi :
Persamaan-persamaan linear dua variabel dapat - Cari terlebih dahulu salah satu nilai variabel dengan
diselesaikan dengan beberapa cara, namun bab ini menggunakan metode eliminasi. Nilai dari variabel
akan lebih berfokus pada dua cara yang paling umum tersebut substitusikan ke salah satu persamaan untuk
dan mudah digunakan yaitu metode subtitusi dan mendapatkan nilai variabel lainnya.
metode eliminasi. Berikut adalah pembahasan - Selain kedua metode diatas, kita juga bisa
mengenai kedua buah metode tersebut. menggunakan metode eliminasi, yaitu dengan
1. Metode Substitusi menggabungkan metode substitusi dan eliminasi.
Metode substitusi merupakan suatu metode yang Mari kita lihat contoh diatas yang telah mendapatkan
digunakan dengan cara mengganti (mensubstitusi) nilai dari variabel y. Masukkan nilai y = 1 kedalam
salah satu variabelnya. Jika variabelnya x dan y, untuk salah satu persamaan yang ada.
menentukan variabel x kita harus mensubstitusi 2x + y = 5
variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya, bila ingin 2x + 1 = 5
mencari variabel y maka kita harus mengganti 2x = 5-1
variabel x terlebih dahulu. 2x = 4
Misalnya x =2
x + y = 3 ................. 1) Tentunya cara ini akan menghasilkan nilai x yang
2x + y = 5 ................2) sama dengan metode eliminasi. Mudah kan? Tetapi
Pertama kita ubah terlebih dahulu persamaan yang sebaiknya gunakan metode yang menurut kita lebih
pertama dari x + y = 3 menjadi y = 3 – x. mudah dalam pengerjaannya.
Lalu persamaan tersebut kita masukkan ke dalam Pengaplikasiannya
persamaan yang kedua. Dalam kehidupan sehari – hari banyak permasalahan
2x + y = 5 yang dapat kita selesaikan menggunakan SPLDV
2x + (3 – x) = 5 terutama permasalahan jual - beli. Biasanya soal yang
2x – x = 5 – 3 disajikan dalam bentuk soal cerita. Akan tetapi,
x=2 permasalahan tersebut harus diubah terlebih dahulu
Kita sudah menemukan nilai x = 2 mari kita menjadi bentuk SPLDV agar dapat diselesaikan.
masukkan kedalam salah satu persamaan tersebut. TIPS :
x+y=3 Adapun langkah – langkah menyelesaikan
2+y=3 permasalahan SPLDV dalam bentuk soal cerita
y=1 sebagai berikut :
Maka penyelesaian dari sistem persamaan di atas  Melakukan pemisalan terhadap kedua besaran
adalah x = 2 dan y = 1. yang belum diketahui dengan membuat model
Himpunan penyelesaianya adalah : matematika dengan mengubah dua pernyataan
HP = {2, 1} dalam soal menjadi dua persamaan, dan
2. Metode Eliminasi  Menyelesaikan sistem persamaan tersebut.
Konsep dasar pada metode eliminasi adalah dengan
menghilangkan salah satu variabel yang ada di dalam
persamaan, variabel x atau y. Persamaan Linier Tiga Variabel (PLTV)
Misalnya
Persamaan linear tiga variable (PLTV) adalah
x + y = 3 ................. 1)
persamaan linear yang memiliki tiga variabel dengan
2x + y = 5 ................2)
Pertama tentukan variabel mana yang ingin kita pangkat masing-masing variabel adalah satu.
hilangkan, misalnya kita ingin menghilangkan PLTV memiliki bentuk umum :
variabel x. Untuk dapat menghilangkan variabel x hal ax + by + cz = d dengan a,b,c ≠ 0
yang pertama dilakukan adalah menyamakan nilai Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLDV)
koefisien x lalu mengurangkannya agar variabel x adalah tiga buah persamaan linear tiga variabel yang
menjadi 0 (menghilang). mempunyai keterkaitan dan memiliki konsep
Lihat jumlah x pada persamaan 1 dan 2, penyelesaian yang sama.
perbandingannya adalah 1 : 2 maka perkalian yang Bentuk umum dari sistem ini adalah:
digunakan adalah 2 dan 1. a1x + b1y + c1z = d1
x + y = 3 |dikali 2| 2x + 2y = 6 a2x + b2y + c2z = d2
2x + y = 5 |dikali 1| 2x + y = 5 (-) a3x + b3y + c3z = d1
y =1 x, y dan z disebut variabel
Lihat jumlah y pada persamaan 1 dan 2, a, b dan c disebut koefisien
perbandingannya adalah 1 : 1 maka tinggal d disebut konstanta
dikurangkan saja (tidak perlu dikalikan).
SPLTV dapat diselesaikan dengan metode subtitusi pertidaksamaannya diubah. Urutan
dan metode eliminasi. Penjelasan terkait kedua cara akan menjadi
tersebut sudah ada pada bab sebelumnya. Proses A< B < C
penyelesaiannya hampir sama dengan SPLDV, hanya
A (-1) < B (-1) < C (-1)
saja SPLTV lebih rumit dan kompleks sehingga
dibutuhkan ketelitian yang lebih.
-A< -B < -C
TIPS : A > B > C (urutan dibalik)
 Cara terbaik menyelesaikan SPLTV dengan 2. Ambil kasus secara acak dan cobalah
metode Eliminasi-Substitusi (gabungan). beberapa bilangan! lni artinya Anda bisa
 Langkah-langkah menyelesaikan SPLTV dengan mencoba angka yang terdapat di salah satu
metode gabungan: interval pada soal dengan memperhatikan
o Eliminasi variabel pertama dengan memasang- urutan, kemudian cek apakah apabila
masangkan dua persamaan dari ketiga angka tersebut diujikan pada interval yang
persamaan sehingga diperoleh SPL baru yang lain apakah masih memenuhi aturan
sederhana. urutan yang telah ditentukan di soal.
o Dari SPL baru, eliminasi lagi sehingga diperoleh Apabila angka yang Anda pilih tadi sesuai
nilai dari salah satu variabel yang ada.
dengan semua aturan urutan yang ada
o Dari nilai variabel yang telah ada, substitusikan
ke persamaan sebelumnya untuk memperoleh maka hubungan antar interval akan lebih
nilai variabel yang lainnya. mudah ditentukan.
Pengaplikasian Contoh:
Sama seperti PLSV dan SPLDV, SPLTV juga terdapat 1. Jika -2 ≤ x ≤ 7 dan 4 ≤ y ≤ 9, maka
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari namun hubungan x dan y adalah ....
lebih kompleks. Soal yang diberikan pun biasanya Pembahasan:
dalam bentuk soal cerita. Untuk itu kita harus dapat lnterval/daerah pada soal dapat kita
mengolah terlebih dahulu soal cerita tersebut
gambarkan posisinya di garis bilangan.
menjadi bentuk persamaan, lalu menyelesaikannya.
Contoh Soal :
Sejumlah uang tediri dari koin pecahan 500-an, 200-
an dan 100-an dengan total nilai Rp 100.000. Jika
total uang pecahan 500-an setengah dari total uang Terlihat bahwa hubungan x dan y tidak
pecahan 200-an, tetapi 3 kali total uang pecahan 100- dapat ditentukan.
an, maka banyaknya koin pecahan adalah ... 2. Jika 2 < x < 5 dan 0 < y < 1 ,5 maka
misalnya : manakah dari pernyataan berikut ini yang
a = koin pecahan 500-an selalu memberikan nilai xy?
b = koin pecahan 200-an
Pembahasan:
c = koin pecahan 100-an
maka :
Interval 2 < x < 5 tinggal dikalikan saja
dengan interval 0 < y < 1 ,5.
 500a +200b + 100c = 100.000
5a + 2b + c = 1.000 Hasilnya adalah
 a = 1/2 b → b = 2a 2 . 0 < x . y < 1,5 . 5
 a = 3c → c = 1/3 a 0 < xy < 7,5

Kemampuan Kuantitatif
Dalam tes logika ini, seorang peserta tes harus
mampu membuat penalaran logis terhadap satu
atau serangkaian persamaan angka-angka yang
ada.
TRIK:
1. Perhatikan urutan!
o Apabila A < B, B < C maka
hubungannya adalah A < B < C dan A <
C.
o Diketahui A < B < C maka apabila
dikenai operasi di seluruh ruas akan
menjadi:
A + p < B + p < C + p (urutan tetap)
A - p < B - p < C - p (urutan tetap)
A x p < B x p < C x p (urutan tetap)
A : p < B : p < C : p (urutan tetap)
o Diketahui A < B < C maka apabila dikali
negatif di seluruh ruas, tanda

Anda mungkin juga menyukai