Persamaan kuadrat merupakan bentuk persamaan yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2. Bentuk
umumnya adalah dengan , a, b, dan c adalah koefisien dan x merupakan
variabelnya.
Untuk menentukan akar-akar, ada tiga metode yang biasa digunakan, yaitu metode pemfaktoran, melengkapkan
kuadrat sempurna, dan metode rumus abc. Namun metode melengkapkan kuadrat sempurna jarang atau cukup
sulit untuk digunakan dalam menentukan akar-akar, sehingga tidak akan dibahas di pembahasan ini.
Metode Pemfaktoran
Pertama, carilah dua bilangan, misalnya dan , sehingga jika dijumlahkan, hasilnya adalah , sedangkan jika
dikalikan, hasilnya adalah . Dengan kata lain, dan .
Contoh:
Jawab:
(a):
dan . Cari dua bilangan, dan , sehingga dan .
(b):
Sama dengan (a), cari dan sehingga dan .
Tidak semua bentuk persamaan kuadrat dapat difaktorkan. Sebagai contoh, kita tidak dapat memfaktorkan
bentuk di mana tidak ada bilangan bulat dan yang memenuhi dan .
Hal ini karena akar-akar persamaan tersebut bukanlah berbentuk bilangan bulat atau bilangan rasional, tetapi
bilangan irrasional. (Baca juga: bentuk akar).
Jawab:
, dan , sehinga dengan menerapkannya pada rumus abc di atas, kita dapat:
Sedangkan tidak lah mempunyai akar-akar riil. Perhatikan penjabaran berikut ini:
Perhatikan bahwa kuadrat dari setiap bilangan riil pasti lebih besar atau sama dengan 0, dengan kata lain,
, sehingga .
Naahh, untuk mengetahui apakah suatu persamaan kuadrat mempunyai dua akar riil, satu akar riil (kembar),
atau tidak mempunyai akar-akar riil, kita dapat melihat Diskriminan nya (D), yaitu
Jawab:
Karena hanya mempunyai satu akar riil, berarti .
Dengan demikian, .
Contoh:
Jika dan merupakan akar-akar dari , tentukanlah nilai dari .
Jawab:
Persamaan kuadrat di atas tidak bisa difaktorkan, jadi akar-akarnya berbentuk bilangan irasional, yang mana
menjadi sulit bagi kita untuk menghitung nilai .
Namun, kita tidak perlu menghitung satu-satu berapa nilai dari dan , tapi bisa menghitung langsung nilai
dari , dengan menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar.
Perhatikan bahwa .
Dengan demikian, .
Kita dapat menyusun sebuah persamaan kuadrat baru dari informasi akar-akarnya. Jika akar-akarnya adalah
dan , maka persamaan kuadrat barunya adalah:
Contoh:
ax + by = p ............................................................................ (1)
cx + dy = q ............................................................................. (2)
Persamaan (1) dan (2) di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks seperti di bawah ini.
Tujuan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah menentukan nilai x dan y yang
memenuhi sistem persamaan itu. Oleh karena itu, berdasarkan penyelesaian matriks bentuk AX = B
dapat dirumuskan sebagai berikut.
asalkan ad bc 0.
Contoh Soal 23 :
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan cara matriks.
2x + y = 7
x + 3y = 7
Jawab:
Dari persamaan di atas dapat kita susun menjadi bentuk matriks sebagai berikut.
Dengan menggunakan rumus penjelasan persamaan matriks di atas, diperoleh sebagai berikut.
Kalian tentu tahu bahwa untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dapat dilakukan
dengan beberapa cara, misalnya eliminasi, substitusi, gabungan antara eliminasi dan substitusi, operasi
baris elementer, serta menggunakan invers matriks. Kalian dapat menggunakan cara-cara tersebut
dengan bebas yang menurut kalian paling efisien dan paling mudah.
Misalkan diberikan sistem persamaan linear tiga variabel berikut.
Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks seperti berikut.
asalkan det A 0.
Contoh Soal 24 :
2x + y z = 1
x+y+z=6
x 2y + z = 0
Jawaban :
Cara 1:
Operasi elemen baris, selain dapat digunakan untuk mencari invers matriks, dapat pula digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear.
y + 3z = 11 2 + 3z = 11
3z = 11 2
3z = 9
z=3
x+y+z=6x+2+3=6
x+5=6
x=65
x=1
Cara 2:
Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks sebagai berikut.
det A =
Dengan cara yang sama, kalian akan memperoleh K31 = 2, K32 = 3, dan K33 = 1 (coba tunjukkan).
Jadi, X =
A. Perbandingan Trigonometri
Perhatikan lingkaran dengan pusat O (0, 0) dan jari-jari (r), sedangkan titik A (x, y) pada lingkaran dan sudut
dibentuk oleh OA terhadap sumbu X. Pada berlaku r2 = x2 + y2 sehingga diperoleh perbandingan trigonometri
sebagai berikut.
Contoh Soal
Jawab :
sin 2A = sin (A + B)
= sin A cos A + cos A sin A
= 2 sin A cos A
Jadi,sin2A =2 sin A cos A
Atau
Cos 2A = cos2A-sin2A
= cos2 A- (1 cos2 A)
= cos2 A 1 + cos2 A
= 2 cos2 A 1 .(2)
Atau
Cos 2A = cos2A-sin2A
= (1 -sin2A)-sin2A
= 1 2 sin2A . (3)
Contoh Soal
Jawab:
tan A + tan B =
tan A tan B =
Contoh Soal
jawab:
C. Identitas Trigonometri
Untuk membuktikan suatu persamaan mempakan identitas atau bukan maka persamaan itu diubah dengan salah
satu dari cara-cara berikut.
Contoh Soal
Jawab.
Teori Himpunan
29 Sep
HIMATIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap mahasiswa
berbeda satu sama lain.
1.2 Penyajian
A. Himpunan Enumerasi
Mengenumerasi artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda
kurung kurawal. Biasanyasuatu himpunan diberi nama dengan menggunakan huruf kapital maupun dengan
menggunakan simbol-simbol lainnya.
B. Contoh
Meskipun himpunan biasa digunakan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai sifat mirip, tetapi dari
definisi himpunan diketahui bahwa sah-sah saja elemen-elemen di dalam himpunan tidak mempunyai
hubungan satu sama lain, asalkan berbeda.
contoh: {hewan, a, Amir, 10, komputer} adalah himpunan yang terdiri dari lima elemen, yaitu hewan, a,
Amir, 10, komputer.
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa suatu himpunan bisa terdapat anggota himpunan lain.
K={ }
Contoh tersebut adalah himpunan kosong, karena K hanya berisi satu elemen yaitu { }.
Himpunan 100 buah bilangan asli pertama bisa dituli {1, 2, , 100}
Untuk menuliskan himpunan yang tak berhingga, kita dapat menggunakan tanda ellipsis().
C. Keanggotaan
maka, 1 A dan b A
D. Simbol-simbol Baku
Terdapat sejumlah simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang sering digunakan,
antara lain:
Kadang-kadang kita berhubungan dengan himpunan-himpunan yang semuanya merupakan bagian dari sebuah
himpunan yang universal. Himpunan yang universal ini disebut semesta dan disimbolkan dengan U.
Himpunan U harus diberikan secara eksplisit atau diarahkan berdasarkan pembicaraan. Sebagai contoh,
misalnya U = {bil. Genap kurang dari 6} berarti U = {2, 4}
Cara lain menyajikan himpunan adalah dengan notasi pembentuk himpunan (set builder). Dengan cara
penyajian ini, himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi oleh anggotanya.
Contoh:
F. Diagram Venn
Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh
matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881. di dalam diagram Venn, himpunan semesta
(U) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di
dalam segi empat tersebut.
1.3 Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan himpunan yang elemen-
elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau |A| , notasi |A| untuk menyatakan kardinalitas himpunan.
B = {x|x merupakan HIMA di STTG}, Maka |B| = 4, dengan elemen-elemen B adalah HIMATIF, HIMAKOM,
HIMASIP, HIMATI.
A = {a, {a}, {{a}}, maka |A| = 3, dengan elemen-elemen A (yang berbeda) adalah a, {a}, dan {{a}}.
Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai kardinalitas tidak berhingga pula. Sebagai
contoh, himpunan bilangan riil mempunyai jumlah anggota tidak berhingga, maka |R| = .
Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong
(null set).
Notasi: atau { }
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
Notasi: A B
A={1,2,3}
B={1,2,3,4,5,7}
C={1,2,4,5}
Jadi : * A B
* A bukan himpunan bagian C
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B
dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka
A B.
Notasi : A = B A B dan B A
tiga prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan:
A = A, B = B, dan C=C
Jika A = B,maka B
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan
tersebut sama.
Notasi: A ~ B |A|=|B|
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B
Contoh: jika A={2,4,6,8} dan B={3,5,7} maka A // B sebab elemen himpunan A dan elemen himpunan B
tidak ada yang sama.
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
Notasi : P(A) atau 2A
Jika |A| = m, maka |P(A)| = 2m.
Contoh:
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, & himpunan kuasa dari himpunan {} adalah
P({}) = {, {}}.
1. Irisan ( )
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya merupakan elemen dari
himpunan A dan himpunan B.
2. Gabungan ( )
Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A B = { x | x A atau x B }
3. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu himpunan yang
elemennya
4. Selisih
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen A dan bukan
elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif terhadap
himpunan A.
Notasi : A B = { x | x A dan x B } = A B
5. Beda Setangkup
Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah sesuatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A atau B,
tetapi tidak pada keduanya.
6. Perkalian Kartesain
Perkalian kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua
pasangan
berurutan (ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen kedua dari himpunan A dan B.
Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
Catatan:
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B B x A dengan syarat A dan B tidak kosong.
A=A A=
AU =A AU=U
3. Hukum Komplemen: 4. hukum idempotent:
A=U AA=A
A = A A=A
5. Hukum Involusi: 6. Hukum Penyerapan:
(A)= A A (A B) = A
A (A B) = A
7. Hukum Komutatif: 8. Hukum Asosiatif: 1.12 Prinsip Inklusi-Eksklusi
AB=BA
A (B C)=(A B) C
Berapa banyak anggota
AB=BA didalam gabungan dua buah
A (B C)=(A B) C himpunan A dan B?
Penggabungan dua buah
A (B C)=(A B) C menghasilkan dua buah
9. Hukum distributif : 10. Hukum DeMorgan : himpunan baru yang elemen-
elemenya berasal dari himpunan
A (B C) = (A B) (A C) AB = A B A dan himpunan B.
Himpunan A dan
A (B C) = (A B) (AC) AB = A B himpunan B mungkin saja
memiliki elemen-elemen yang
sama. Banyaknya elemen
bersama antara A dan B adalah A B. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali, sekali
pada A dan sekali pada B, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen didalam
A B, karena itu, jumlah elemen hasil penghubungan seharusnya adalah jumlah elemen dimasing-
masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen didalam irisannya, atau A B = A + B
A B.
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi. Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung jumlah
elemen hasil operasi beda setangkup: A B = A + B 2A B
1.13 Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2 ..dari A sedemikian
sehingga :
(a) A1 A2 . = A, dan
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
1.14 Multiset
Dari definisi himpunan, himpunan adalah kumpulan elemen yang berbeda. Namun pada beberapa
situasi, adakalanya elemen himpunan tidak seluruhnya berbeda, misalnya himpunan nama-nama
mahasiswa di sebuah kelas. Nama-nama mahasiswa di dalam sebuah kelas mungkin ada yang sama,
karena itu ada perulangan elemen yang sama di dalam himpunan tersebut. Himpunan yang elemennya
boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan-ganda atau multiset. Contoh: {1, 1, 1, 2, 2, 3},
{2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {} adalah himpunan ganda.
Multiplisitas dari suatu elemen pada multiset adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada multiset.
Misalkan : Jika M = { 0, 1, 01, 1, 0, 001, 0001, 00001, 0, 0, 1}, maka multiplisitas elemen 0 adalah 4.
Himpunan merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap
elemennya adalah 0 atau 1. Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sbg kardinalitas himpunan
padanannya, dgn mengasumsikan elemen2 di dalam multiset semua berbeda.
1. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen
tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh:
P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
P Q = { a, a, a, b, c, c, d, d
2. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tsb
pada himpunan P dan Q.
Kalimat himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Kalimat dapat berupa kesamaan
himpunan, misalnya A (B C) = (A B) (A C) adalah sebuah kesamaan himpunan, atau berupa
kalimat implikasi seperti jika A B = dan A (B C) maka selalu berlaku bahwa A C.
Program Linear
Program Linear merupakan bagian dari matematika berupa pemecahan masalah pengoptimalan, yaitu
memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linear yang bergantung pada kendala (batasan) linear.
Kendala ini bisa berupa pertidaksamaan atau persamaan linear.
Jadi, nilai dan yang memaksimumkan nilai harus memenuhi ketiga pertidaksamaan (kendala) di atas.
Untuk itu, agar kamu memahami materi program linear, kamu harus memahami terlebih dahulu materi
persamaan garis lurus dan sistem pertidaksamaan linear.
Contoh: Persamaan garis yang melewati titik A (0,3) dan (5, 0) adalah
Contoh: Persamaan garis yang melewati titik A (2, 4) dan B (3, 5) adalah:
Pada soal program linear, terkadang bentuk pertidaksamaan tidak langsung dinyatakan dalam notasi variabel,
tetapi melalui suatu bahasa atau pernyataan, sehingga perlu diterjemahkan ke bentuk pertidaksamaan linear
biasa. Penerjemahan ini disebut dengan pemodelan matematika, dan sistem pertidaksamaan liner yang terbentuk
disebut dengan model matematika.
Himpunan penyelesaian pertidaksamaan ini dapat ditentukan dengan menggunakan metode grafik dan uji titik.
Sedangkan himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linearnya adalah irisan dari semua daerah himpunan
penyelesaian pertidaksamaan linear tersebut.
Contoh:
Jawab:
Kemudian, uji masing-masing pertidaksamaan pada titik O (0,0), untuk menentukan daerah himpunan
penyelesaian setiap pertidaksamaan, dan perhatikan daerah irisannya. Maka didapat himpunan penyelesaiannya
seperti pada grafik berikut:
Nilai Optimum Fungsi Objektif Program Linear
Pada program linear, fungsi objektif merupakan suatu fungsi yang hendak ditentukan nilai
optimumnya (maksimum atau minimum).
Nilai optimum suatu fungsi objektif dapat ditentukan dengan menggunakan: (1) metode garis selidik (membuat
persamaan garis selidik) dan menggeser-geser garis selidik di daerah himpunan penyelesaian, atau (2). metode
pengujian titik sudut (menguji nilai titik sudut dan mensubstitusikannya pada fungsi objektif program
linear.
Titik sudut merupakan titik perpotongan masing-masing pertidaksamaan linear. Koordinat titik sudut dapat
dihitung dengan menggunakan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Menurut penulis, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan metode pengujian titik sudut, di mana
kita tinggal mensubstitusi nilai titik sudut sistem pertidaksamaan linear pada grafik koordinat Cartesius.
Jawab:
Kemudian tentukan daerah himpunan penyelesaiannya, yaitu irisan dari setiap pertidaksamaan. Yaitu seperti
pada grafik di bawah ini:
Titik potong haris dan adalah
Nilai fungsi pada titik dan tidak perlu dihitung, karena berada di bawah garis , yang
mana nilainya pasti lebih rendah.
Jadi, nilai maksimum fungsi objektif program linear tersebut adalah 464.
Geometri Bidang ( titik, garis, sudut, bidang )
Bidang-bidang yang hanya mempunyai panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi disebut bidang
dimensi dua atau bidang datar. Begitu juga bidang-bidang yang hanya mempunyai panjang dan tidak
mempunyai lebar dan tinggi disebut bidang dimensi satu atau bidang garis.
A. Titik
Secara matematik definisi titik adalah sesuatu yang tidak mempunyai bagian sama sekali, tidak berbentuk dan
tidak mempunyai ukuran.
Dari pengertian di atas, maka titik dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tidak mempunyai ukuran
2. Tidak memeiliki panjang, lebar atua tebal.
3. Memiliki tempat (posisi)
Gambar diatas untuk menunjukkan sebuah garis, dan penjelasannya sebagai berikut:
Melalui dua buah titik A dan B dapat digambar sebuah garis AB dan ditulis AB. Karena sifatnya tidak terbatas
atau tidak terhingga, maka gambar (model) garis diberi panah pada kedua ujungnya.
Ciri-ciri garis yaitu:
1. Tidak mempunyai pangkal.
2. Tidak mempunyai ujung.
3. Panjangnya tak terhingga.
Titik yang terletak pada satu garis yang sama disebut titik-titik segaris (kolinear). Misalnya titik-titik A dan B
yang terletak pada satu garis:
Dua garis disebut sejajar, jika keduanya tidak saling berpotongan atau berimpit. Jadi dapat dikatakan bahwa
satu garis adalah sejajar dengan dirinya sendiri.
Tiga atau lebih garis yang melalui satu titik yang sama disebut garis setitik atau garis yang kongruen.
Ruas garis digambarkan diatas penjelasanya sebagai berikut:
Disebut ruas garis AB ditulis AB (tidak dengan panah). Ruas garis AB adalah himpunan titik-titik A dan B dan
semua titik-titik diantara A dan B. Ciri-ciri ruas garis yaitu:
1. Mempunyai pangkal.
2. Mempunyai ujung.
3. Panjangnya terhingga (terbatas/dapat diukur).
Sinar garis digambarkan diatas, penjelasannya sebagai berikut:
Disebut sinar garis AB ditulis AB .Sinar AB adalah himpunan bagian dari garis termasuk titik A dan semua titik
di sisi/ di pihak yang sama. Ciri-ciri sinar garis yaitu:
1. Mempunyai pangkal.
2. Tidak mempunyai ujung (digambar panah).
3. Panjangnya tidak terhingga.
C. Sudut
Sudut dibentuk oleh dua garis lurus yang berpotongan pada satu titik yang sisi-sisinya bersekutu pada salah satu
ujungnya. Ciri-cirinya yaitu sisi-sisi sudut dibentuk oleh ruas-ruas garis dan sudut terbentuk karena ruas-ruas
garis yang pangkalnya bersekutu (bertemu) pada satu titik yang disebut titik sudut.
Berdasarkan besar sudutnya, maka sudut digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180o.
2. Sudut siku adalah sudut yang besarnya 90o.
3. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0o 90o.
4. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya lebih dari 90o.
D. Bidang
Bidang adalah permukaan rata yang meluas ke segala arah,tak terbatas, terus-menerus dalam semua arah, dan
tidak memiliki ketebalan.Bidang adalah himpunan titik-titik yang memiliki luas tak terhingga.Bidang terdiri
dari bidang datar dan bidang ruang.
Bidang datar disebut juga bidang berdimensi dua karena hanya mengandung unsur panjang dan lebar.Berikut ini
merupakan macam-macam bidang datar, yaitu:
1. Segitiga
Segitiga adalah gabungan dari tiga segmen/ruas garis yang titik-titiknya tidak kolinier (tidak terletak pada satu
garis). Ditinjau dari besar sudutnya, segitiga digolongkan menjadi:
a. Segitiga lancip (ketiga sudutnya lancip).
b. Segitiga siku-siku (salah satu sudutnya 90o).
c. Segitiga tumpul (salah satu sudutnya tumpul, >90o).
Sedangkan ditinjau dari panjang sisinya, segitiga digolongkan menjadi:
a. Segitiga sama sisi yang ketiga sisinya sama panjang.
b. Segitiga sama kaki yang mempunyai dua sisi yang sama panjang.
c. Segitiga sembarang yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
Secara umum, sifat-sifat segitiga adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai tiga sisi yang ketiga ujungnya saling bertemu dan membentuk tiga sudut.
b. Mempunyai tiga buah titik sudut.
c. Ketiga sudut besarnya 180o.
2. Segi Empat
Segi empat adalah suatu bangun yang mempunyai 4 sisi dan 4 sudut. Segi empat digolongkan menjadi:
a. Persegi (bujur sangkar), adalah bidang datar yang semua sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-
siku.
Sifat-sifat persegi yaitu:
- Jumlah sudut dalamnya 360o.
- Keempat sudutnya siku-siku.
- Sisi-sisinya sama panjang.
- Diagonalnya sama panjang.
- Perpotongan diagonalnya membentuk sudut 90o atau saling tegak lurus.
- Tiap-tiap sudut dibagi oleh diagonal menjadi dua bagian sama besar.
b. Persegi panjang, adalah segi empat yang keempat sudutnya siku-siku danmempunyai sisi berhadapan yang
sama panjang. Sifat-sifat persegi panjang yaitu:
- Setiap sudutnya siku-siku.
- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
- Jumlah sudut dalamnya 360o.
- Kedua diagonalnya berpotongan di tengah.
c. Jajar genjang, adalah bidang datar bersegi empat, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sifat-
sifat jajar genjang yaitu:
- Jumlah sudut dalamnya 360o.
- Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
- Diagonal yang satu membagi diagonal yang lain menjadi dua bagian yang sama panjang.
d. Belah ketupat, dapat disebut juga jajar genjang yang keempat sisinya sama panjang. Sifat-sifat belah ketupat
yaitu:
- Jumlah sudut dalamnya 360o.
- Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
- Sisi-sisinya sama panjang.
- Diagonalnya saling berpotongan dan saling tegak lurus (membentuk sudut 90o).
- Tiap-tiap sudut dibagi oleh diagonal menjadi dua sama besar.
e. Trapesium, adalah segi empat yang dua sisinya sejajar. Ada 3 jenis trapesium, yaitu trapesium yang keempat
sisinya tidak sama panjang, trapesium sama kaki yang kedua sisi tegaknya sama panjang, dan trapesium siku-
siku yang salah satu sudutnya siku-siku. Salah satu sifat trapesium yaitu dua sisinya sejajar.
f. Layang-layang, adalah segi empat yang kedua pasang sisinya saling berdekatan sama panjang dan salah satu
diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya. Sifat-sifatnya yaitu:
- Jumlah sudut dalamnya 360o.
- Sisi-sisi yang berdekatan sama panjang.
- Perpotongan kedua diagonalnya membentuk sudut 90o atau saling tegak lurus.
- Salah satu diagonal dibagi menjadi dua sama panjang oleh diagonal yang lain.
g. Lingkaran, adalah bidang datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi
suatu titik asal dengan jarak yang sama. Jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.