Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elsadai Cathlin Maureen Banne

NIM : 228114154
Kelas : FSMC 2022

Tugas UV-Vis Spectroscopy

1. Mengapa spektrum UV-Vis untuk setiap senyawa bersifat unique dan spesifik?
Jawab :
Spektrum UV-Vis sering dilakukan untuk penelitian, produksi dan kontrol kualitas
(quality control) untuk klasifikasi dan studi dari suatu zat. Prinsip spektrum UV-Vis yaitu
absorpsi atau penyerapan cahaya yang ditransmisikan sehingga didapat panjang
gelombang yang sesuai dengan karakteristik senyawa tersebut. Setiap senyawa memiliki
karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan menghasilkan spektrum atau panjang
gelombang yang berbeda pula. Hal inilah yang menjadi alasan setiap senyawa bersifat
unique dan spesifik. Spektrum yang diperoleh digunakan sebagai mengidentifikasi atau
mengukur suatu zat. Hasil yang didapat dari jumlah cahaya atau panjang gelombang yang
diserap oleh sampel adalah informasi kuantitatif dari suatu zat.

2. Apakah fungsi dari monochromator dalam spektrophotometer?


Jawab :
Monokromator adalah alat untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda
(terdispersi). Dalam optik, dispersi adalah fenomena hasil pemisahan sinar ke komponen-
komponen spektranya dengan panjang gelombang tertentu. Monokromator terdiri atas
elemen pendispersi, suatu celah masuk (entrance sliry) dan celah keluar (exir stir). Fungsi
elemen pendispersi adalah untuk mendispersikan radiasi yang jatuh kepadanya sesuai
dengan panjang gelombang. Prinsip dari monokromator yaitu sinar yang masuk akan
diuraikan menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran zat
tertentu. Cahaya polikromatis dipecah menjadi monokromatis pada warna tertentu dan
pada panjang gelombang tertentu yang dapat bertinteraksi dengan senyawa. Dalam
spektrofotometer monokromator berfungsi menghasilkan radiasi monokromatis yang
diperoleh dilewatkan melalui kuvet yang berisi sampel dan blanko secara bersaman dengan
bantuan cermin berputar.
3. Jelaskan perbedaan spektrofotometer single beam dan double beam, juga cara
penggunaanya!
Jawab :
Perbedaannya terletak pada pemberian cahaya yang mana pada single-beam cahaya
akan hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari
larutan yang di masukan. Sedangkan pada double beam nilai blanko dapat langsung diukur
bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Cara
menggunakannya pun memiliki perbedaan yaitu pada spektrofotometri single beam
menggunakan 1 kuvet dan pada spektrofotometer double beam menggunakan 2 kuvet.
Pada spektrofotometer single beam kuvet diisi dengan larutan yang akan diukur
absorbansinya sedangkan pada spektrofotometer double beam kuvet yang dapat langsung
diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama.
Single beam mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal dan satu jalur optik,
maka dari itu diperlukan standar referensi untuk mengukur intensitas cahaya sebelum
sampel dimasukkan. Pada spektrofotometer double beam pengukuran dapat dilakukan
secara bersamana antara kuvet yang berisi sampel dan kuvet yang berisi blanko dalam satu
ruang sehingga pembacaan serapan zat tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan listrik.
Double beam memiliki dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang berentuk V
yaitu pemecah sinar. Sinar pertama melewati blanko dan dinar kedua secara bersamaan
melewati sampel.
• Spektrofotometri Single Beam
Instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran kuantitatif absorbansi. Panjang
gelombang tunggal. Pengukuran sampel dan blanko atau standar dengan dieksekusi
secara bergantian dengan sel yang sama. Dapat dilihat bahwa cahaya
monokromatik hanya melewati satu kuvet. Masukkan kuvet dengan larutan praktis
terlebih dahulu sebelum masuk ke detektor. Saat mengukur larutan sampel atau
larutan jika mengukur nilai kosong ganti kuvet kosong dengan kuvet kosong
lainnya. Hapus semua secara manual. Larutan standar dan larutan sampel diukur.
• Spektrofotometer Double Beam

Karena spektrofotometer memiliki sinar ganda, saat mengukur absorbansi tidak


perlu berganti-ganti antara sampel dan blanko. Spektrofotometer jenis double beam
diabsorbansi (A) secara otomatis ditampilkan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Dalam jenis spektrofotometer double beam, cahaya menjadi
monokromatik melalui pembagi berkas dalam dua arah untuk melewati dua kuvet
secara bersamaan (sel referensi dan sel sampel) sebelum terdeteksi oleh detektor.
Tidak perlu melepas salah satu kuvet secara manual sebelumnya.

4. Mengapa data kuantitatif dinyatakan valid apabila absorbansi berada dalam kisaran linear?
Jawab :
Jika absorbansi berada dalam kisaran linear maka kurva baku yang terbentuk
adalah linear yang menunjukkan bahwa larutan dapat menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu sehingga dihasilkan puncak absorbansi pada panjang gelombang
tersebut, dengan intensitas yang bervariasi secara linear seiring konsentrasi larutan yang
berubah. Hal ini sesuai dalam Hukum Beer. Hukum Beer menyatakan Aλ = ελ.b.c,
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai absorbansi (A) sebanding dengan konsentrasi (c)
dimana semakin tinggi konsentrasi maka seharusnya terjadipeningkatan absorbansi.
Sehingga, data kuantitatif dinyatakan valid apabila absorbansi dalam kisaran linear dengan
konsentrasi. Data kuantitatif dinyatakan valid apabila absorbansi berada dalam kisaran
linear (harus masuk dalam range linear) karena kurva baku memiliki bentuk sigmoid atau
terdapat lengkungan pada dasar dan puncaknya sehingga menyerupai huruf S. Data dapat
disebut baik ketika mempunyai nilai absorbansi 0,2 - 0,8. Jika hasil yang didapat linear,
maka nilai r yang didapatkan adalah semakin mendekati 1, yang mana dari nilai r diketahui
bahwa korelasinya sangat baik yaitu mendekati 1.

5. Mengapa panjang gelombang eksitasi pada spektrofluoro lebih kecil dari panjang
gelombang emisi/fluoresen?
Jawab :
Panjang gelombang eksitasi yang lebih pendek pada spektrofluorometri terjadi karena
molekul diberikan energi yang cukup untuk melompat ke tingkat energi yang lebih
tinggi, tetapi energi ini lebih tinggi dari tingkat energi yang diperlukan untuk
memancarkan cahaya. Ketika molekul kembali ke tingkat energi yang lebih rendah dan
melepaskan energi, itu terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar, yaitu panjang
gelombang emisi atau fluoresensi. Fenomena ini dijelaskan oleh hukum fisika dan
kuantum yang mengatur perpindahan energi elektron dalam molekul.

6. Mengapa pada spektrofluoro deteksi dilakukan pada sudut 90° dari sinar datang?
Jawab :
Deteksi pada sudut 90° dalam spektrofluorometri umumnya digunakan untuk
mengurangi atau menghindari cahaya eksitasi yang tersebar secara langsung ke detektor.
Pemilihan sudut deteksi ini membantu meminimalkan interferensi dari sinar eksitasi,
yang dapat meningkatkan kepekaan dan akurasi deteksi fluoresensi. Sebagai hasilnya,
sinyal fluoresensi yang diukur menjadi lebih murni dan dapat diinterpretasikan dengan
lebih baik. Sudut 90° sering dipilih karena menyediakan kondisi yang optimal untuk
memisahkan cahaya eksitasi dan fluoresensi.

7. Mengapa spektrofluoro dinyatakan lebih spesifik dari spektro UV-Vis?


Jawab :
Spektrofluorometri dianggap lebih spesifik daripada spektrofotometri UV-Vis karena
teknik ini fokus pada deteksi cahaya yang dipancarkan oleh molekul setelah terkena
cahaya eksitasi, bukan hanya penyerapan cahaya, seperti pada spektrofotometri UV-Vis.
Fluoresensi memberikan informasi tambahan tentang struktur dan lingkungan molekuler,
karena panjang gelombang dan intensitas fluoresensi dapat sangat bergantung pada sifat
molekuler tertentu. Oleh karena itu, spektrofluorometri sering dianggap lebih spesifik
dalam mengidentifikasi dan mengukur senyawa tertentu dengan resolusi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan spektrofotometri UV-Vis.

Anda mungkin juga menyukai