Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum I

BATHYMETRY

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan peta batimetri merupakan salah satu bidang kajian hidrografi. Batimetri
adalah ukuran dari tinggi rendahnya dasar iaut yang merupakan sumber informasi utama
mengenai dasar laut. batimetri adalah studi dan pemetaan dasar laut. Melibatkan
memperoleh pengukuran kedalaman laut dan setara dengan pemetaan topografi bumi.
Batimetri adalah dasar dari ilmu hidrografi, yang mengukur karakteristik fisik badan
air. Tetapi hidrografi tidak hanya mencakup batimetri, tetapi juga bentuk dan karakteristik
pantai; karakteristik pasang surut, arus dan gelombang, dan sifat fisik dan kimia air. Peta
batimetri sangat mirip dengan peta topografi, yang menggunakan garis untuk
menunjukkan bentuk dan ketinggian karakteristik tanah. Namun, dalam peta topografi
garis menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Tidak seperti, peta
batimetri menghubungkan titik-titik dengan kedalaman yang sama.
Pada saat ini kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan
kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan pelabuhan,
perencanaan jalur kapal, perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi navigasi
kelautan dan lain-lain. Data batimetri perairan ini akan semakin dibutuhkan dengan
adanya prioritas Pembangunan Nasional dalam bidang maritim serta keinginan
Indonesia sebagai poros maritim dunia. Gagasan terbesar menuju poros maritim dunia
adalah dengan membangun tol laut.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui kontur kedalaman
perairan.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat pada praktikum ini adalah :


1. Untuk mengetahui system koordinasi bumi
2. Untuk mendeteksi adanya bencana tsunami
3. Untuk perencanaan pinggir pantai
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dasar perairan
BAB II
5. Untuk dapat mengetahui aturan-aturan dasar dalam membuat garis kontur
batimetri.

TINJAUAN PUSTAKA

Dilautan, suhu bervariasi secara horizontal sesuai garis lintang, dan juga secara
vertikal sesuai dengan kedalaman. Secara alamiah sumber utama suhu dalam air adalah
matahari. Suhu akan berubah sesuai dengan perubahan intensitas penyinaran cahaya
matahari secara horizontal, suhu air laut cenderung berkurang ke arah lintang tinggi
(kutub). Sedangkan secara vertikal, suhu semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya kedalaman.Suhu dalam lautan bervariasi sesuai dengan kedalaman. Massa
air permukaan diwilayah tropik, panas sepanjang tahun yaitu berkisar 20-30oC.
Sedangkan pada wilayah subtropik, hangat dimusim panas (Kanginan, 2014).
Dibawah air permukaan hangat, suhu mulai menurun dan mengalami penurunan
yang cepat pada kisaran kedalaman yaitu antara 50-300 meter atau sekitar 20-100 meter
(Hutabarat, 1984). Zona dikedalaman dimana terjadi penurunan suhu yang sangat cepat
ini disebut Termoklin. Termoklin adalah suatu gambaran yang terjadi sepanjang tahun
diperairan tropik, sedangkan didaerah subtropik hanya terjadi pada musim panas.
Didaerah kutub, termoklin tidak kenal (Nybakken, 2012).
Secara umum kecuraman pada gelombang akan berkurang dengan meningkatnya
panjang gelombang. Gelombang yang berombak pendek yang dibangkitkan dengan cepat
oleh angin lokal yang keras biasanya tidak menyenangkan untuk kapal-kapal kecil karena
gelombangnya curam walaupun tidak terlalu tinggi (Foster, 2018).
Dalam proses pengukuran kedalaman suatu perairan sering berhubungan juga
dengan beberapa faktor penting (aspek fisika laut) seperti gelombang Adapula faktor
cahaya atau kecerahan, tekanan, suara di laut dan lain-lain. mendapatkan data
kedalaman optimum mencakup seluruh kedalaman dalam area survey Untuk saat ini
mengukur kedalaman perairan menggunakan peralatan elektronik yang bernama
fathometer atau echosounder (Stewart, 2017).
Gelombang juga sangat berpengaruh pada pengukuran kedalaman perairan.
Gelombang laut yang disebabkan atau dibangkitkan oleh angin. Jika ada dua lapisan
fluida yang mempunyai perbedaan kecepatan bertemu, maka akan ada tegangan fiksi
diantara keduanya, maka ada yang namanya transfer suatu energi. Dipermukaan laut,
kebanyakan energi yang ditransfer merupakan hasil dari arus yang dibangkitkan oleh
angin (Johnson, 2015).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bawean adalah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 120 kilometer sebelah
utara Gresik. Secara administratif, pulau ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Gresik, Jawa Timur. Pasukan VOC menguasai pulau ini pada tahun 1743. Pulau ini terdiri
atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak.
Pulau Bawean terkenal dengan kekayaan alamnya yang indah dan unik. Tak
sedikit yang mengatakan bahwa Pulau Bawean ini adalah surga tersembunyi dari
Kabupaten Gresik. Hal ini tak lain karena pamornya yang belum begitu terekspos, bahkan
masih jarang dikunjungi oleh wisatawan. Penduduk Pulau Bawean merupakan campuran
antara Suku Bawean sebagai suku asli, Madura, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan
Jawa.
Menurut beberapa sumber, pulau ini pada awalnya juga bukan merupakan pulau
berpenghuni. Ia hanyalah onggokan pulau biasa yang mungkin hanya dihuni oleh
hewanhewan liar. Namun, semuanya berubah setelah sekelompok pasukan Majapahit
terdampar di pulau ini sekitar tahun 1350-an. Kala itu, para pelaut tersebut konon hilang
kendali di tengah badai besar di tengah laut Jawa. Kapal mereka kemudian mengarah ke
sebuah daratan yang saat ini dikenal dengan nama Pulau Bawean.

2.1 Pengunduhan Data


Langkah Pertama yang harus kita lakukan adalah membuka website ERDDAP
https://coastwatch.pfeg.noaa.gov/erddap/index.html untuk mendownload batimetri.
Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
BAB IV
Setelah membuka website ERDDAP lalu pada kolom search ketik bathymetry lalu tekan
search. Setelah itu pilih yang SRTM15_PLUS Estimated Topography, 15 seconds,
Global, v1. Lalu di graph. Lalu masukkan titik koordinat latitude (min,max) dan
Setelah

longitude (min,max) pulaunya dengan menggunakan google maps. dan setelah itu pilih
redraw the muncul gambar penampakan pulaunya, lalu di download pilih yang Download
the data or an Image dengan format tipe file .nc.

graph. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.


Setelah

2.2 Pengolahan Script


Langkah pertama kita buat script atau data pada aplikasi matlab seperti dibawah yang
bertujuan untuk membuat perintah pada data yang akan digunakan.
Untuk mencari figure1, maka digunakan script berikut:
clc close all clear all
data='srtm15plus_efb3_3d24_1c01.nc'
ncdisp(data) % z
% Size: 83x40
% Dimensions: longitude,latitude
% Datatype: single
d=ncread(data,'z');
d1=permute(d,[2,1]); figure(1)
contour(d1)
setelah dimasukkan data pada script nya, kemudian di run, dan akan menghasilkan
gambar seperti dibawah ini.

Figure 1. Garis Kontur

didapatkan figure 1, lalu kita melanjutkan ke figure 2 dengan melanjutkan script


berikut.

figure(2)
lat=ncread(data,'latitude');%40x1 lon=ncread(data,'longitude');%83x1
contourf(lon,lat,d1) colorbar; dlmwrite('batimetri.dat',d1,'delimiter','\
Setelah

t','precision','%.6f') % dlmwrite('file.txt',M,'delimiter','\
t','precision','%.6f') writes M % to file file.txt with elements
delimited by the tab character, using a % precision of 6 decimal places.
[m n]=size(d1) d2=d1; for
i=1:m for j=1:n
if d2(i,j)>=0
d2(i,j)=NaN; else
d2(i,j)=-d2(i,j); end
end end

Pada script nomor 19 tertera dlmwrite, untuk mencari dlmwrite nya ketik help dlmwrite
pada command windom lalu enter, maka akan didapatkan dlmwrite nya. Lalu dicopy
paste pada script. Setelah semua script sudah ditulis, lalu di run. Dan akan muncul
gambar seperti tampilan dibawah ini.

Figure 2. Terdapat warna pada kontur


didapatkan figure 2, lalu kita melanjutkan ke figure 3 dengan melanjutkan script
seperti berikut.
figure(3)
[C,H]=contourf(lon,lat,d2) colorbar; xlabel('longitude') ylabel('latitude')
title('Pulau Bawean Nasywa Khansa') grid on;
clabel(C,H)
Setelah

Pada script title diubah dan diganti format nya dengan nama pulau masing-masing dan
nama masing-masing sesuai yang telah ditentukan. Setelah itu, di run kan. Lalu akan
muncul gambar seperti dibawah ini.

Figure3. terdapat warna pada setiap kontur dan daratan sudah menghilang

Perbedaan Gambar pada setiap Figure :


Pada figure1, hanya terdapat garis kontur pulau bawean.
Pada figure2, hanya terdapat warna pada setiap garis kontur pulau bawean.
Dan pada figure3, daratan pada pulau bawean dihilangkan dan pada setiap garis
konturnya sudah terdapat warna kedalaman nya masing-masing.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat adalah :
1. Ukurlah kedalaman perairan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
penghitungannya
2. Batimetri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran lautan,laut dan dasae
perairan
3. Alat untuk mengukur kedalaman perairan adalah fathometer atau echosounder.
4. Dalam mengukur kedalaman perairan dipengaruhi oleh aspek fisika laut misalnya;
suhu,tekanan,cahaya dan lain-lain.
5. Data batimetri perairan ini akan semakin dibutuhkan dengan adanya prioritas
Pembangunan Nasional dalam bidang maritim serta keinginan Indonesia
sebagai poros maritim dunia.
4.2 Saran
Saran saya semoga computer di lab tidak ada yang error lagi saat digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Foster.2018. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga
Johnson.2015. Laboratory Exercises in Oceanography. 2nd Edition. W.H.
Freeman and Company, New York.
Kanginan.2014. Kamus Oseanografi. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta,
210 hlm.
Nybakken.2012. Survei Hidrografi. PT. Refika Aditama, Bandung, 163 hlm
Stewart.2012. Jurnal Riset dan Teknologi (JRTK) Volume 13, Nomor 1. Studi
Karakteristik Hydro-Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga
Khusus Cement Timor. Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai