Raja Tuo memiliki Putri semata wayang sangat cantik bernama Putri
Lenggogeni.Disamping pintar, Putri Lenggogeni juga di kenal cerdas bahkan Putri
Lenggogeni sering memberikan masukan pada ayahnya ketika terhimpit masalah
terkait kerajaan atau rakyat. Tak ayal banyak yang warga yang meyakinkan kalau
Putri Lenggogeni akan menjadi penerus tahta untuk kerajaan Bukit Parasapan.
Dengan kecantikan dan kecerdasanya ada banyak laki laki yang jatuh cinta
padanya. Sayangnya tak seorangpun yang berani melamarnya karena menyadari
bahwa sang Putri yang sempurna itu hanya pantas bersanding dengan pria yang
gagah,rupawan dan seorang Putra Mahkota.
Di sisi lain ada seorang sudagar yang kaya raya dari Rupit. Yang bernama
Tuan Hendrik yang tingal bersama kedua anak buahnya yang bernama Rajo
anggangg dan Manger Labu. Kedua anak buahnya sedang memasarkan barangan
dagangan di kerajaan Bukit Parasapan mendengar kabar tentang kecantikan Putri
Lenggogeni yang mempesona banyak laki-laki.
Karena mendengar kabar demikian kedua anak buah Tuan Hendrik pergi
ke Pulau Cermin menemui Tuan Hendrik untuk menyampaikan kabar. “wahai
Tuan Hendrik,ada seorang putri yang sangat cantik dan cerdas di kerajaan Bukit
Parasapan. Namanya Lenggogeni,Putri Raja Tuo kiranya tuan hendrik berkenan
melamarnya” kata Raja Aggang.
Sejak saat itu hingga tiga bulan purnama Tuan Hendrik merasa gelisah. Ia
berharap semoga tidak ada yang terjadi padanya dan kapalnya. Beruntung ,setelah
tiga bulan purnama berlalu,tidak ada hal yang terjadi bahkan kapalpun masih utuh
tentu saja hal tersebut membuat sang Putra Mahkota palsu merasa senang. Ia
yakin akan berhasil melamar Putri Lenggogeni yang cantik.
Pesan moral yang bisa di dapat dari legenda Batu Ajuang Batu Peti ini
adalah kebohongan pasti akan membawa kehancuran. Sama seperti yang terjadi
pada Tuan Hendrik yang tidak jujur atas statusnya yang bukan seorang Pangeran,
pada akhirnya kapalnya hancur di terjang angin badai.