Judul Penelitian
Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Penambang Emas di Desa Bulontio Timur Kecamatan
Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara
Identifikasi Masalah
Menurut pengamatan penulis, bahwa hidup menjadi seorang penambang emas tidaklah
mudah. Hidup serba berkecukupan membuat penambang harus memenuhi kebutuhan sehari-hari
walau hasil yang didapatkan dari menambang tidak seperti yang diinginkan, ditambah lagi dengan
dampak dari pertambangan yang imbasnya kepada masyarakat yang banyak
Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Penambang Emas di Desa Bulontio Timur
Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara ?
Penelitian Terdahulu
Judul : Kajian yang ditulis oleh Rini Adriani (2018) dengan judul “Jual Beli Limbah
Tambang Emas dalam Prespektif Hukum Islam (Studi di Kecamatan Kluet Tengah
Aceh Selatan)
Deskripsi : Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem jual beli limbah
tambang emas di Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan dan unsur
gharar pada praktek jual beli limbah tambang emas tersebut dalam perspektif
hukum Islam. Hasil penelitian diketahui bahwa: Proses jual beli limbah tambang
emas di 32 Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan sama seperti jual
beli barang lainnya, yakni dijual dengan harga yang berbedabeda. Limbah yang
kadar emasnya diperoleh besar maka harga limbahnya mencapai Rp. 50.000 –
100.000 per karung, namun sebaliknya kadar emas yang sedikit maka harga
limbahnya hanya Rp. 5.000 - 10.000 per karung yang dibayar secara tunai. Dalam
proses jual beli limbah tambang emas ini ijab kabul melibatkan antara penjual dan
toke atau agen, sehingga segala risiko yang akan dialami oleh toke terutama
kerugian saat hasil pengolahannya hanya mendapat kadar emas sedikit, dan bahkan
tidak ada sama sekali
Usulan Teori
Deskripsi : Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Talcott Parson
Teori
Dari judul penelitian yang telah tertera diatas maka penelitian ini menggunakan
teori fungsionalisme struktural AGIL yang dikemukakan oleh Talcott Parson yaitu
teori struktural fungsional yang termasuk dalam paradigma fakta sosial. Fungsi
diartikan sebagai kegiatan segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi
kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sistem (Rocher, 1975:40). Dengan
menggunakan definisi itu, Parsons percaya bahwa ada empat persyaratan mutlak
yang harus ada supaya masyarakat dapat berfungsi. Keempat persyaratan itu
disebutnya AGIL, yaitu: Adaptasi (Adaptation), pencapaian tujuan (Goal
attainment), integrasi (Integration), dan latensi (Latency) atau pemeliharaan pola.
Agar bisa tetap bertahan, maka sistem harus menjalankan keempat fungsi yang
saling mempengaruhi tersebut. Suatu tradisi juga harus menjalankan keempat
fungsi tersebut agar bertahan di Masyarakat.