170110301017
Ilmu Sejarah
Universitas Jember
1
1.1 Judul
1.2 Pengertian
Dalam hal spasial ruang lingkup penelitian ini terbatas pada sekitar
wilayah Gunung Sadeng di Kecamatan Puger, Kabupaten jember. Lingkup ini
dipilih dengan pertimbangan kesesuaian dengan ruang lingkup kajian.
Dalam hal temporal frasa “Dari petani gamping tradisional” merujuk pada
sekitar tahun 1950 – 1960-an, dipilih sebagai permulaan penelitian ini sebab
diketahui aktivitas pertambangan bermula pada sekitar tahun tersebut, namun hal
tersebut masih kabur dan perlu penelusuran lebih lanjut. Kemudian frasa
“Korporasi Multinasional” merujuk pada sekitar tahun 2013 sebab pada tahun
1
tersebut Imasco berdiri dan terjadi pembaruan 4 ijin tambang yang berarti
sebelum tahun tersebut telah ada beberapa korporasi nasional sekalipun tak
sebesar Imasco, dan dengan demikian subjek untuk tujuan peneliti telah
tercukupi.
2
1.4.1. Menambah Wawasan Mengenai Dinamika Pertambangan di Gunung
Sadeng.
1.4.2. Menjadi Referensi Peneliti Menyangkut Dinamika Pertambangan di
Gunung Sadeng.
1.4.3. Memperkaya Khazanah Historigrafi Indonesia Khususnya di Bidang
Pertambangan.
1.6 Tinjauan Pustaka
1
Hofhidotul Aulia dkk, Jurnal Geografi “Pengaruh Lahan Karst di Gunung Sadeng Kecamatan
Puger Kabupaten jember Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat” dalam
repository.unej.ac.id , (Jember: Majalah pembelajaran Geografi).
2
Imam Ahmadi dkk, Jurnal Pendidikan “Puger: Sejarah dan Potensi Ekonomi” (Malang:
Pasca Sarjana UM, 2016), diunduh dari laman
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/gtk/article/199/187, diakses pada 25 September
2019.
3
1.7 Pendekatan dan Kerangka Teori
4
Ibid., hlm 197-198.
4
dimanfaatkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “tambang”
sebagai tempat yang diambil hasil buminya dari dalam bumi atau menggali
barang tambang dari dalam tanah. Pada intinya menambang berarti aktifitas
penggalian tanah dengan tujuan mengambil sumber daya yang tersedia di
dalamnya agar dapat diambil manfaatnya. UU Minerba tahun 2009 menyebutkan
bahwa pertambangan merupakan
5
Martini Sitompul, Mendulang Sejarah Tambang di Indonesia, Artikel dalam Historia.id,
https://historia.id/politik/articles/mendulang-sejarah-tambang-nusantara-p4WOp, diakses pada
Kamis, 25 September 2019.
5
tahun 1710 VOC membeli Timah dari Sultan Palembang, timah tersebut berasal
dari hasil perdagangan dengan orang Cina di Pulau Bangka.6
6
kepada penambang secara umum, dan dalam hal ini temasuk penambang batu
gamping (bahan mentah), pemilik alat penggilingan (pabrik penggilingan),
pekerja Tumang, pemodal/pemilik Tumang. Hubungan diantara ke empat peran
tersebut saling berhubungan satu sama lain, namun sama sekali tidak ada
hubungan antara pekerja tumang dan penambang batu, karena keduanya sama-
sama berstatus sebagai bawahan dalam hubungan dengan atasannya. Lalu media
massa menyebut semua kelompok tersebut sebagai petani gamping, sehingga
sebutan petani gamping yang dikenal saat ini bersifat lebih umum bagi
masyarakat yang beraktivitas diseputar produksi dan reproduksi tambang batu
gamping, yakni ke empat kelompok tersebut.
7
Speleologi, sebanyak 20 ijin pertambangan baru diterbitkan pada tahun 2010,
kemudian 4 ijin baru terbit di tahun 2013.9
9
Dikutip dari laman Caves.id,
https://peta.caves.or.id/search/2k=Puger&bPencarian&page=33, diakses pada 25 September
2019