Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan....

(Betariana) 557

PENGARUH PERTAMBANGAN MANGAN KLIRIPAN BAGI MASYARAKAT KULON


PROGO 1953-1983

Oleh: Betariana, Prodi Ilmu Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Yogyakarta, dos.diosas26@gmail.com

ABSTRAK

Mangan merupakan salah satu hasil tambang berupa mineral logam yang sebagian besar
dimanfaatkan untuk industri baja. Salah satu daerah penghasil mangan di Indonesia adalah di
wilayah Kliripan, Kulon Progo. Pertambangan mangan di Kliripan ini telah ada sejak zaman kolonial
Belanda. Setelah merdeka PD Pertambangan Mangan Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian
mengambil alih eksploitasi di wilayah Kliripan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan pertambangan selama beroperasi, serta bagaimana pengaruh
pertambangan bagi masyarakat Kulon Progo. Dari kajian yang dilakukan, diketahui bahwa
pertambangan ini awalnya di usahakan sendiri oleh masyarakat sekitar daerah tambang tetapi
kemudian diambil alih olehPertambangan Mangan Yogyakarta dan melakukan kerja sama dengan
kontraktor swasta yaitu, PT Pertambangan Wonokembang. Keberadaan pertambangan di Kliripan ini
juga memberikan pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Kulon Progo. Perubahan
sosial ekonomi yang terjadi diantaranya adalah memberikan lapangan kerja baru dan meningkatkan
pendapatan bagi masyarakat sekitar area pertambangan. Selain itu juga memberikan pendapatan
bagi keuangan Pemerintah Daerah untuk keperluan pembangunan Daerah.

Kata Kunci: Pengaruh, Pertambangan Mangan, Kulon Progo

THE INFLUENCE OF THE KLIRIPAN MANGANESE MINING FOR COMMUNITIES OF


KULON PROGO 1953-1983

ABSTRACT

Manganese is one of the mining products of metal minerals which are mostly used for the steel
industry. One of the manganese producing regions in Indonesia is in the Kliripan region, Kulon Progo.
Manganese mining in this type has existed since the Dutch colonial era. After independence the PD
Pertambangan Mangan Daerah Istimewa Yogyakarta took over exploitation in the Kliripan region.
The purpose of this study was to find out how mining progressed during operation, as well as how
mining influences the people of Kulon Progo. From the studies conducted, it was found that the mining
was initially self-managed by the community around the mine area but was later taken over by PD
Pertambangan Mangan Daerah Istimewa Yogyakarta and collaborated with a private contractor,
namely PT Pertambangan Wonokembang. The existence of mining in this Kliripan also influences the
socio-economic conditions of the people of Kulon Progo. The socio-economic changes that occurred
included providing new employment and increasing income for communities around the mining area.
In addition, it also provides income for the Regional Government's finances for regional development
needs.

Keywords: Influence, Manganese Mining, Kulon Progo


558 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

PENDAHULUAN Kesultanan Yogyakarta. Algemeene Indische

Salah satu jenis hasil tambang yang Mijnbouw en exploitatie Maatscappij tahun

ada di Indonesia adalah mangan. Mangan (Mn) 1926 baru melakukan penyelidikan seksama

merupakan salah satu unsur kimia yang dan penyempurnaan cara penambangannya.2

memiliki nomor atom 25. Sembilan puluh lima Setelah Indonesia merdeka,

persen lebih biji mangan digunakan orang di penambangan Mangan diambil alih oleh

dalam dunia industri metallurgy. Sisanya negara.Pertambangan Mangan di Kliripan

digunakan di dalam industri baterai dan kimia. sendiri baru kembali dibuka pada tahun 1953.

Perkembangan industri pertambangan di Pada perusahaan-perusahaan Mangan tidak

Indonesia dimulai tahun 1852. Pemerintah terdapat investasi yang berarti. Kebanyakan

Hindia Belanda mendirikan jawatan mangan digali oleh rakyat setempat dan dijual

pertambangan atau Dienst van het Mijnweze.. kepada perusahaan-perusahaan yang disebut

Hasil penemuannya antara lain endapan produsen mangan.3 Setelah dikeluarkannya UU

batubara Ombilin Sumatera Barat pada tahun No 11 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok

1866, namun baru berhasil ditambang oleh Pertambangan, kini pengusahaannya dilakukan

Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1891. oleh Perusahaan Daerah Pertambangan Jawa

Mangan di Indonesia telah ditemukan Barat untuk Tasikmalaya dan Perusahaan

orang sejak tahun 1854 yaitu yang terdapat di Daerah Pertambangan Daerah Istimewa

Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Yogyakarta untuk Kliripan.

Walaupun demikian endapan biji mangan yang


diusahakan terlebih dahulu yaitu yang terdapat METODE PENELITIAN

di Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta. Metode penelitian sejarah adalah

Tambang mangan di Karangnunggal baru di proses menguji dan menganalisis secara kritis

usahakan pada tahun 1930. Dua daerah rekaman-rekaman dan peninggalan masa

endapan biji mangan itu dahulu diusahakan lalu. 4 Penelitian ini ini menggunakan metode

oleh NV Algemeene Indische Mijnbouw en sejarah yang mempunyai empat tahap, yaitu:

exploitatie Maatscappij (AIME).1 Heuristik, Kritik Sumber atau Verifikasi,

Sejak adanya kepastian hukum bagi


kontrak konsesi yaitu dengan terbitnya
2
Ibid., hlm. 159.
Koninklijk Besluit tanggal 2 September 1873
nomor 13, sejumlah pengusaha kemudian 3
Biro Perancang Negara, Laporan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima
mulai mengarahkan perhatian pada potensi
Tahun 1956-1960: Mengenai tahun-tahun
kandungan mineral yang ada di wilayah 1956-1957 dan 1958, (Jakarta: Percetakan
Negara, 1959), hlm. 60.
1
Asril Riyanto, Mangan: Bahan
4
Galian Industri, (Jakarta: Departemen Louis Gottschalk, Understanding
Pertambangan & Energi Pusat Pengembangan History: A Primer of Historical Method, a.b.
Teknologi Mineral, 1989), hlm. 4. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah,
(Jakarta: UI Press, 1986), hlm, 35.
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 559

Interpretasi dan yang terakhir adalah Penulisan Verifikasi dilakukan untuk mencari
atau Historiografi: keabsahan data dengan melakukan
a. Heuristik penyaringan secara kritis. Dalam penulisan ini,
Heuristik merupakan kegiatan mencari penulis menggunakan kritik intern dan ekstern.
sumber-sumber untuk mendapatkan data-data Kritik ekstern ialah cara melakukan verifikasi
atau materi.5 Berhasil atau tidaknya pencarian atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar”
sumber, pada dasarnya tergantung dari dari sumber sejarah. Sebelum semua kesaksian
wawasan peneliti mengenai sumber yang yang berhasil disimpulkan oleh sejarawan
diperlukan dan keterampilan teknis dapat digunakan untuk merekontruksi masa
penelusuran sumber. Sumber yang dipakai ini lalu, maka terlebih dahulu harus dilakukan
6
dibagi menjadi dua yaitu sumber primer dan pemeriksaan yang ketat. Kritik intern
sumber sekunder. Sumber primer berupa arsip merupakan pemeriksaan terhadap isi sumber
adan terbitan sejaman sedangkan sumber yang bertujuan untuk membuktikan apakah
sekunder adalah buku-buku yang relevan. kesaksian dan pernyataan sumber dapat
Sumber primer berupa arsip dan diandalkan atau tidak. Kritik intern digunakan
terbitan sejaman sedangkan sumber sekunder untuk mengetahui validitas isi sumber.
adalah buku-buku yang relevan. Pengumpulan Pengujian yang dilakukan adalah dengan
sumber dilakukan di Perpustakaan Pusat melihat keterkaitan antara satu sumber dengan
Universitas Negeri Yogyakarta, Laboratorium sumber lain.
Jurusan Pendidikan Sejarah, Perpustakaan c. Interpretasi
Fakultas Ilmu Sosial UNY, Perpustakaan Interpretasi atau penafsiran sering
Fakultas Ilmu Budaya UGM, Perpustakaan disebut sebagai biang subjektivitas. Itu
Pusat UPN Veteran Yogyakarta, Perpustakaan sebagian benar, tetapi sebagian salah. Benar,
Daerah DIY, Perpustakaan Daerah Kabupaten karena tanpa penafsiran sejarawan, data tidak
Kulon Progo dan BPAD DIY. bisa berbicara. Sejarawan yang jujur akan
Sumber sejarah lain yang digunakan mencantumkan data dan keterangan dari mana
adalah sumber lisan. Pengumpulan sumber data itu diperoleh. Orang lain dapat melihat
lisan ini dilakukan di Dusun Kliripan, kembali dan menafsirkan ulang. Itulah
Hargorejo, Kokap, Kulon Progo menggunakan sebabnya, subjektivitas penulisan sejarah
7
metode wawancara dengan penduduk di sekitar diakui, tetapi untuk dihindari. Interpretasi
Kliripan yang pada kurun 1953 sampai 1983 adalah menciptakan fakta sejarah dengan
merupakan pekerja di pertambangan. menafsirkan berbagai fakta yang telah ada di
b. Verifikasi
6
Ibid., hlm. 104.
7
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu
5
Helius Syamsudin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Bentang budaya, 2005),
Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 67. hlm. 78.
560 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

8
dalam sumber-sumber yang didapatkan. Yogyakarta. Dengan UU no 18/1951
Interpretasi terdiri dari dua macam yaitu Kabupaten Kulon Progo yang beribukota di
analisis yang berarti menguraikan dan sintesis Sentolo digabung dengan Kabupaten Adikarta
yang berarti menyatukan. yang beribukota Wates, menjadi satu
d. Historigrafi kabupaten, yaitu kabupaten Kulon Progo yang
Dapat dikatakan historiografi sebagai beribukota di Wates.
puncak dari rangkaian kerja seorang sejarawan, Hamparan wilayah Kabupaten Kulon
dan dari tahapan inilah dapat diketahui baik Progo mencakup dataran rendah, dataran
buruknya hasil kerja secara keseluruhan. Oleh tinggi, serta daerah perbukitan. Daerah yang
karena itu dalam penulisan diperlukan berbukit-bukit (Pegunungan Menoreh) terletak
kemampuan menyusun fakta-fakta yang disebelah utara dan sebagian sebelah barat
9
bersifat fragmentaris ke dalam tulisan yang yang membujur ke selatan. Wilayah
sistematis, utuh, dan komunikatif. perbukitan Kulon Progo sebegian besar berada
di sepanjang sisi barat dan sebagian wilayah
HASIL PENELITIAN DAN utara. Wilayah bagian barat Kulon Progo
PEMBAHASAN merupakan bagian dari gugusan pegunungan
Menoreh.
A. Kulon Progo Pada Tahun 1953-1983 Pegunungan Kulon Progo ini sebagian
Kulon Progo merupakan salah satu besar terdiri dari batuan vulkanis miosen.
dari empat kabupaten yang menjadi bagian dari Diatas pegunungan terdapat endapan kapur
wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. yang tebal dengan mempunyai sifat seperti
Kabupaten Kulon Progo dipimpin oleh seorang plateu dimana disitu terdapat gejala-gejala
bupati. Kabupaten ini mempunyai luas 586,28 karst. Tinggi puncak ini mencapai 850 meter.10
km² terbagi menjadi 12 wilayah kecamatan Pegunungan-pegunungan tesebut banyak
serta 88 kelurahan. Ibu kota kabupaten terletak menyimpan kekayaan alam seperti mangan dan
di Wates yang berjarak ±30 km dari pusat kota batu gamping.
Yogyakarta.
Awalnya wilayah Kulon Progo terbagi
8
Ibid.,
menjadi dua wilayah kekuasaan yaitu
9
Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Moeljono, dkk. Sejarah Tambang
Pengaruh Pelita di Daerah terhadap
Pakualaman.Pada tahun 1950, Pemerintah Kehidupan Masyarsakat Pedesaan DIY,
Republik Indonesia mengeluarkan UU No. 15 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1981/1982), hlm. 37.
tahun 1950 yang ditetapkan pada tanggal 8
10
Agustus 1950. Undang-Undang tersebut Hisbaron Murjanto, (2003),
“Peranan Sub Wehrkreise 106 Pada Masa
mengatur tentang pembentukan daerah-daerah Perang Kemerdekaan II di Kabupaten Kulon
kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Progo:Suatu Kajian Sejarah Lisan”, Patra
Widya, Vol. 4, No. 3, hlm. 16.
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 561

Gotong-royong masih menjadi budaya sebuah dusun yang termasuk dalam


yang kental dalam kehidupan keseharian onderdistrict Pengasih. Area penambangan
masyarakat kulon Progo. Gotong rotong dalam Kliripan tidak terbatas hanya di dusun Kliripan
istilah Jawa disebut sambatan yaitu melakukan saja, tetapi juga dusun-dusun lain di sekitarnya
kegiatan bersama untuk sebuah tujuan tertentu. seperi Kriyan, Krengseng, Penggung, Anjir,
Gotong royong biasa dilakukan dalam rangka dan Kembang. Sejarah pertambangan di
memperbaiki rumah, sarana sosial, perhelatan Kliripan dimulai pada tahun 1912. Kegiatan
perkawinan, perkuburan, dan aktivitas- penambangan ini bermula dari dikeluarkannya
aktivitas lainnya.11 peraturan tentang bentuk persewaan yang
Daerah kabupaten Kulon Progo bukan erfpacht, yaitu sewa tanah dengan hak
merupakan wilayah perbukitan dan memiliki konsesi.
tingkat kesuburan tanah relatif rendah. Kepastian hukum bagi kontrak konsesi
Mayoritas petani di Kulon Progo merupakan ini kemudian diperoleh setelah terbitnya
jenis petani berlahan sempit (kurang dari 1 Koninklijk Besluit tanggal 2 September 1873
hektar) bahkan tidak sedikit petani yang nomor 13. Dalam keputusan ini dimuat adanya
memiliki lahan hingga terpaksa menjadi buruh peluang bagi pemberian dan pengesahan
tani. Seperti umumnya di daerah di Jawa, di kontrak investasi bagi eksplorasi dan
Kabupaten Kulon Progo terdapat tiga sistem eksploitasi lahan.13
pertanian, yaitu sistem persawahan, H. W. Van Dalfsen adalah orang yang
perladangan, dan pekarangan. Para petani pertama kali menambang di wilayah area
biasanya selain menggarap tanah sawah Kliripan. Van Dalfsen adalah seorang
sebagai pekerjaan utama, juga menggarap pengusaha yang berkedudukan di Kediri.
tanah sempit di sekitar rumah dan tanah Dalfsen menghadap Sultan Hamengku
12
pertanian kering tanpa pengairan (ladang). Buwono VII sebagai penguasa di Kasultanan
B. Perkembangan Pertambangan Mangan Yogyakarta yang membawahi daerah Kulon
Kliripan 1953-1983 Progo agar bisa memperoleh hak konsesi untuk
Selama berada dibawah kekuasaan menambang di wilayah Kliripan. Usahanya
pemerintah kolonial Belanda wilayah Kliripan telah mendapat izin dari Kasultanan yang
juga tidak terlepas dari sasaran eksploitasi diberikan oleh Sri Sultan Yogya dengan akte
pertambangan. Pada waktu itu Kliripan adalah tertanggal 30 Mei 1893 yang disetujui oleh
pemerintah Belanda dengan Gouverments-
Arifudin Ismail, “Refleksi Pola
11
besluit 12 September 1893 No. 26.
Kerukunan Umat Beragama (Fenomena
Keagamaan di Jawa Tengah, Bali dan Pertambangan mangan ini dikenal dengan
Kalimantan Barat)”, dalam Analisa (Vol. 17, Konsesi Penggung-Kliripan, yang memetakan
No. 2, 2010), hlm. 178.
12
Koentjoroningrat, Masyarakat Desa
di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Fakultas
13
Ekonomi Universitas Indonesia, 1984), hlm 5. Ibid., hlm. 7.
562 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

areal seluas ± 3600 ha.14 Hasil yang diperoleh digali AIME di tiga area dari tahun 1918
Van Dalfsen dari tahun 1912 sampai tahun sampai 1941, berjumlah sekitar 160.000 ton.18
1918 berjumlah sekitar 30.000 ton.15 Hasil tambang ini diangkut menggunakan
Kemudian pada tahun 1918 AIME kereta lori dari area tambang ke Stasiun Paku
(Algemeene Industriele Mijnbouw Exploitatie Alam. Selain menggunakan lori, bijih mangan
Maatschappij) mengambil alih hak konsesi. juga diangkut dengan cara dipikul oleh kuli
Penggalian mangan dilakukan di tiga area tambang.
yaitu, Kliripan, Andjir dan Kembang. Metode Selama mengeksploitasi tambang
penambangan yang digunakan adalah Mangan di wilayah Kliripan dan sekitarnya,
penambangan terbuka untuk deposit mangan AIME telah menghasilkan ribuan ton Mangan.
dekat permukaan dan penambangan dalam Sebagian besar Mangan tersebut di ekspor ke
untuk deposit mangan yang dalam. Untuk negara-negara Eropa dan hanya sebagian kecil
penambangan yang dalam diterapkan metode yang dimanfaatkan di dalam negeri. Pada masa
penghentian ruang dan pilar. penjajahan Jepang, pemerintah militer
Pada tahun 1934 AIME menghentikan membina masyarakat demi kepentingan
19
usahanya, dan pada tahun 1935 tambang perangnya.
dikerjakan oleh seorang pengusaha bernama Ada jeda kegiatan selama tahun 1945
Yong Yan Pin secara borongan. Setelah itu sampai tahun 1953. Tetapi setelah jeda selama
AIME bekerja kembali pada tahun 1938-1939. delapan tahun tersebut, tujuh perusahaan
Area tambang di Penggung dan Kliripan mulai berbeda mulai melakukan penggalian tanpa
ramai dikerjakan lagi meskipun dengan mempunyai kewenangan. Pekerjaan tersebuat
16
menggunakan alat-alat yang sederhana. berlangsung selama tahun 1953 sampai tahun
Penambangan ini sudah menggunakan aliran 1959. Ketujuh perusahaan tersebut berhasil
listrik yang berasal dari Bakungan. Jarak dari memproduksi sekitar 57000 ton mangan
Bakungan ke pusat tambang di Kliripan kurang selama enam tahun.20
lebih 6 km. 17 Total produksi mangan yang Penggalian ditekankan pada pilar
keamanan yang mana ditinggalkan oleh AIME,
14
Sutrisno Kutoyo, Sejarah Daerah:
Daerah Istimewa Yogyakarta, (Jakarta:
Depdikbud RI, 1977), hlm. 197.
18
Higasinaka, Sukendar Asikin, R.
15 Soebedo, loc.cit,
H. Higasinaka, Sukendar Asikin, R.
Soebedo, “Geological and Geophysical
19
Investigation of the Kliripan Manganese Field, Djoko Darmono, Mineral dan
Central Java”, dalam Bulletin of National Energi Kekayaan Bangsa: Sejarah
Institute of Geology and Mining Bandung, Pertambangan dan Energi Indonesia, (Jakarta:
(Vol. 2, No. 1, 1969), hlm. 28. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
2009), hlm. 64.
16
Sutrisno Kutoyo, loc.cit.
20
Higasinaka, Sukendar Asikin, R.
17
Wawancara dengan Iman Sutomo di Soebedo, loc.cit.
Kliripan tanggal 10 Juli 2018.
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 563

dan dilakukan oleh penduduk lokal dalam di PD Pertambangan Mangan DIY. Meskipun
skala kecil dengan metode menambang untuk mandor sendiri ada juga yang berasal
menggunakan tangan. Perusahaan Daerah dari wilayah Kliripan. Hal ini dilakukan untuk
Pertambangan Mangan Daerah Istimewa memudahkan komunikasi dengan penduduk
Jogjakarta memiliki kewenangan untuk lokal.
membeli bijih mangan dari penduduk lokal dan Ada dua tata cara penambangan. Yang
memasarkannya ke konsumen lain. Penggalian pertama adalah tata cara penambangan terbuka.
tambang yang dilakukan oleh penduduk lokal Tata cara ini dipakai untuk menambang
terbatas pada dua wilayah yaitu, Kliripan dan mangan yang berada di dekat permukaan
Penggung. tanah. Penambangan dengan tata cara ini lebih
Kegiatan pertambangan hanya bisa mudah karena tidak mempunyai resiko yang
dilakukan pada musim kemarau. Hal ini tinggi. Alat yang digunakan juga lebih sedikit,
dikarenakan pada musim hujan semua aktivitas seperti ganco untuk mengambil batu mangan
pertambangan dihentikan karena air hujan dan wadah blek untuk menampung mangan
menutup pintu masuk galian tambang. Untuk yang telah ditambang. 21
meningkatkan bijih mangan, penduduk lokal Deposit mangan tidak hanya terdapat
melakukan pemilahan dengan tangan, mencuci di dekat permukaan tanah sehingga diperlukan
dan menyaring secara manual sehingga tata cara penambangan dalam untuk
didapatkan dua jenis kandungan yang terdapat menambang mangan yang berada di dalam
dalam bijih mangan: bijih mangan dengan rata- tanah. Tata cara ini lebih beresiko tinggi.
rata kualitas 46-48% Mn dan bijih mangan Untuk jenis penambangan dalam yang
dengan kualitas lebih dari 48% Mn. dilakukan pertama kali membuat terowongan.
Selama berada dibawah kuasa Terowongan ini terdiri dari dua jenis yaitu,
pertambangan PT Pertambangan terowongan horisontal dan terowongan
Wonokembang, penduduk sekitar kemudian vertikal. Pada terowongan horisontal setiap
diserap sebagai tenaga kerja di perusahaan kedalaman 2 m, didalam terowongan itu harus
tersebut. Selain penduduk sekitar, tenaga kerja diletakkan tiang penyangga yang terbuat dari
penambang ini juga berasal dari wilayah lain kayu yang kuat. Biasanya tiang penyangga
seperti Magelang, Sleman dan Bantul. Tenaga dibuat menggunakan kayu jati. Tiang ini dibuat
kerja di pertambangan ini tidak hanya laki-laki oleh pegawai tukang kayu. Setelah itu tiang
tetapi juga kaum perempuan. Khusus untuk dipasang ke dalam terowongan. Tiang ini
pekerja tambang perempuan hanya bekerja di berfungsi untuk menahan tanah yang mungkin
luar terowongan tambang karena beratnya bisa roboh akibat pembuatan terowongan
resiko. Untuk mandor dan pegawai kantor
pertambangan ini tidak berasal dari penduduk
21
Wawancara dengan Kemisoh di
sekitar melainkan pegawai yang telah bekerja Kliripan tanggal 10 Juli 2018
564 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

22
selama masa penambangan. Panjang tiang pancang untuk mengangkat mangan yang
terowongan ini bisa mencapai ±100 meter telah dipathol dari dalam sumur menggunakan
dibawah tanah.23 tali.Untuk mengetahui jumlah produksi
Untuk keperluan penerangan didalam mangan di Kliripan dapat dilihat dalam tabel
terowongan tambang menggunakan lampu berikut:
listrik yang disambungkan dengan diesel. Hal Tabel 1
Produksi Mangan Tahunan dengan
ini karena disekitar area tambang wilayahnya
kandungan 46% atau lebih di Kliripan dan
listrik belum banyak dipasang gardu listrik. Kembang
Sebelum adanya listrik penerangan yang Produk
dipakai menggunakan lampu petromaks dan Produksi
si
lilin. Tahun dalam Tahun
dalam
Didalam terowongan proses ton
ton
penambangannya adalah dengan memakai 1912- 2.124,0
ganco. Penduduk lokal menyebutnya dengan 250.000 1964
1958 15
nama dipathol. Setelah dipathol mangan 1959 729,445 1965 415,201
dikumpulkan kedalam lori dan lori yang telah
1960 1.654,929 1966 203,570
penuh ditarik keluar terowongan. Di luar
1961 2.723,379 1967 170,469
terowongan, batu mangan harus di geprek
1968
untuk menghasilkan kandungan mangan yang 1962 1.744,551 80,793
(Nov.)
baik. Batu mangan ini kandungannya tidak
1963 834,800
murni hanya mangan saja atau istilahnya
Sumber: Higasinaka, Sukendar Asikin,
adalah tailing. Tailing yang sudah digeprek R. Soebedo , “Geological and
kemudian menghasilkan bijih mangan dengan Geophysical, Investigations
of the Kliripan manganese
kandungan yang bervariatif. Semakin tinggi Field, Central Java”, dalam
kandungan mineral mangan dalam bijihnya, Buletin NIGM Bandung, (Vol
2, No 1, 1969), hlm 25.
maka harga jualnya juga semakin tinggi. Jenis
Untuk melakukan eksploitasi PD
terowongan yang kedua adalah terowongan
Pertambangan Mangan Yogyakarta di sahkan
vertikal. Terowongan ini berbentuk sumur
perjanjian kontrak kerja dengan PT
yang jika ditambang maka akan semakin
Pertambangan Wonokembang dan Kliripan
dalam. Pada mulut terowongan vertikal dibuat
pada tanggal 14 Februari 1972. Dengan
22 berlakunya kuasa eksploitasi ini maka kegiatan
Wawancara dengan Iman Sutomo di
Kliripan tanggal 10 Juli 2018. pertambangan/eksploitasi di Kliripan diambil
23 alih oleh PT Pertambangan Wonokembang,
Kantor Pusat Data Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Monografi Daerah sedangkan untuk kegiatan eksplorasi
Istimewa Yogyakarta Tahun 1979,
dikerjakan oleh PD Pertambangan Mangan
(Yogyakarta: Kantor Pusat Data Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, 1981), hlm. 161.
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 565

24
Yogyakarta. Pada tahun 1972 setelah mangan yang di ekspor adalah 3000 ton untuk
dieksploitasi oleh PT Pertambangan Mangan mineral 44-46%, 400 ton untuk mineral 50-
Wonokembang didapatkan catatan sebagai 52%, dan 200 ton untuk mangan dengan
berikut: kandungan mineral sebesar 80%. Ekspor
Tabel 2 percobaan ini melalui Pelabuhan Cilacap dan
Produksi Mangan Daerah Istimewa
dikirimkan ke Pelabuhan Nigata di Jepang.25
Yogyakarta 1972-1975 dalam ton
Produksi mangan Jawa Tengah selama
Daerah Penambangan
tahun 1975 berasal dari Kliripan, Kulon Progo
Kulon yang sarananya telah mengalami perbaikan. 26
Tah Progo
un Klirip Penggu dan Jumla Pada tahun 1976 hasil tambang mangan
an ng Gunu h menurun menjadi 2727 ton. Sejak tahun 1977
ng
Kidul hasil produksi pertambangan selama satu tahun
49,37
100,59 tidak mencapai 1000 ton. Pada tahun 1981,
1972 10,302 40,917
76
1733,5 2044,10 377,68 Perusahaan Pertambangan Mangan DIY yang
1973
77 4 1 kegiatannya di Kliripan dan Penggung
3019,6 1202,90 4222,5
1974 produksinya menurun sekitar 20 persen dari
67 0 67
3742,7 3742,7 angka tahun 1980. Rendahnya produksi,
1975 -
77 77
Sumber: Departemen Pertambangan terutama karena rendahnya harga mangan
RI, Buku Tahunan untuk ekspor, sehingga produksi mangan untuk
Pertambangan Indonesia
1975, (Jakarta: Departemen ekspor dibatasi.27
Pertambangan, 1976), Produksi mangan di area Kliripan
hlm.73.
Hasil tambang mangan ini di pasarkan sudah dihentikan sehingga hasil tambang

di dalam negeri. Mangan tersebut diangkut mengalami penurunan yang drastis. Selain

dengan menggunakan kereta ke berbagai kota karena perununan permintaan pasar industri

di Indonesia diantaranya Jakarta dan Surabaya. logam dan baja, juga dikarenakan kandungan

Pada tahun 1974 dilakukan ekspor percobaan bijih mangan yang ada di Kliripan tinggal

ke Jepang. Jumlah mangan yang di ekspor


yaitu sebanyak 3600 ton. Kandungan mineral Arsip BPAD DIY, “Pengiriman
25

Bahan Galian Mangan ke Jepang 1974”.


24
Perbedaan eksplorasi dan eksploitasi
26
adalah eksplorasi merupakan suatu bentuk Departemen Pertambangan dan
kegiatan penggalian informasi atau kumpulan Energi Indonesia, Buku Tahunan
data-data yang dilakukan dengan tujuan untuk Pertambangan Indonesia 1975, (Jakarta:
mengumpulkan beberapa data maupun Departemen Pertambangan dan Energi RI,
informasi-informasi yang nantinya akan diteliti 1976), hlm. 73
atau di informasikan kepada pihak-pihak lain
27
yang membutuhkanya. Sedangkan pengertian Departemen Pertambangan dan
dari ekploitasi adalah upaya atau bentuk Energi Indonesia, Buku Tahunan
kegiatan berupa penggalian potensi-potesi Pertambangan Indonesia 1981, (Jakarta:
yang terdapat pada suatu obyek sebagai tindakt Departemen Pertambangan dan Energi RI,
lanjut dari kegiatan eksplorasi. 1982), hlm. 99
566 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

tersisa pada kandungan mineral dengan untuk mendapatkan penghasilan yang pasti
kategori rendah. setiap bulannya. Sebagai contoh ketika bulan
lubang eksploitasi baru, maka kegiatan Ramadhan tiba tidak perlu lagi khawatir tidak
yang dilakukan PT Pertambangan mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhan
Wonokembang hanyalah melakukan kembali Lebaran karena pasti akan mendapat gaji dari
tailing bekas penambangan dari daerah kerja pekerjaan menambang.28
ITB di wilayah DU6/Yogya, dan di wilayah Keberadaan pertambangan ini juga
DU7/Yogya sama sekali tidak ada kegiatan telah membuka lapangan kerja baru yang tidak
penambangan. perlu memiliki keterampilan kerja tinggi,
sehingga dapat dilakukan oleh penduduk desa
C. Pengaruh Pertambangan Mangan yang sebagian besar bekerja sebagai petani
Kliripan Bagi Masyarakat Kulon Progo maupun buruh. Peningkatan produksi
penambangan berarti bertambah pula taraf
Munculnya pertambangan di suatu
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
daerah akan menimbulkan dampak bagi
Setiap buruh yang ingin bekerja di
masyarakat sekitar, seperti halnya yang terjadi
pertambangan mangan ini dapat langsung
di wilayah Kliripan setelah berdiri dan
mendaftar pada mandor yang mengurus
berkembangnya pertambangan mangan, telah
tambang. Bekerja di terowongan yang gelap
membawa pengaruh terhadap kehidupan
dan beresiko runtuh tentu tidaklah mudah.
ekonomi masyarakat sekitarnya yaitu
Tetapi karena desakan ekonomi maka banyak
masyarakat di Kabupaten Kulon Progo.
juga yang tetap bekerja di tambang ini.29
Keberadaan pertambangan di wilayah Kliripan
Untuk terpenuhinya kebutuhan,
ini selain membuka lapangan pekerjaan baru
penduduk di wilayah Kliripan mempunyai dua
juga menambah pendapatan bagi tenaga kerja
atau lebih pekerjaan, selain pekerjaan utama
di pertambangan. Meningkatnya pendapatan
yang dilakukan. Sebagai contoh, ketika musim
tenaga kerja tambang dapat dipakai untuk
panen tiba, masyarakat sekitar akan bekerja di
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
sawah. Kemudian setelah habis masa panen
Adanya pertambangan mangan di
mereka akan kembali bekerja di pertambangan.
wilayah Kliripan telah banyak membawa
Pedagang makanan ini ada juga yang
perubahan bagi kehidupan masyarakat.
menjajakan makanannya secara keliling.
Perubahan tersebut adalah adanya kemajuan,
Ketika waktu istirahat makan tiba maka para
baik itu kemajuan mental maupun kemajuan
pedagang ini akan datang menjajakan
fisik. Kemajuan fisik antara lain semakin
majunya wilayah sekitar area pertambangan, 28
Wawancara dengan Muryanto di
sedangkan kemajuan mental antara lain Kliripan tanggal 11 Juli 2018.
semakin meningkatnya kesejahteraan keluarga. 29
Wawancara dengan Kemisoh di
Pekerjaan di pertambangan memungkinkan Kliripan tanggal 10 Juli 2018.
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 567

makanannya bagi tenaga kerja yang ada di penjualan tersebut untuk menambah keuangan
pertambangan.30 Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo
Para kuli tambang dan pegawai sebagai tambahan keuangan untuk keperluan
perusahaan yang berasal dari luar daerah juga pembangunan daerah.
memerlukan tempat tinggal sementara karena Perubahan fisik di wilayah Kulon
jauhnya jarak rumah mereka dengan tempat Progo ini dapat dikatakan sebagai perubahan
mereka bekerja di pertambangan. Kebanyakan lambat. Pembangunan gedung-gedung dan
dari mereka kemudian menyewa tempat sarana baru ini menggunakan anggaran
tinggal di rumah-rumah penduduk. Hal ini keuangan Pemerintah Daerah. Keuangan
menyebabkan terjadinya peningkatan ekonomi Pemerintah Daerah juga berasal dari
keluarga bagi masyarakat yang rumahnya di pendapatan bagi hasil laba penjualan tambang
31
sewa sebagai tempat tinggal. Selain itu bagi PD Pertambangan Mangan Yogyakarta yang
penduduk yang lahannya disewa untuk mengelola pertambangan dengan pemerintah
kegiatan eksplorasi, akan mendapat ganti rugi Daearah yang mempunyai kuasa atas tanah
dari perusahaan. Jumlah ganti rugi ini yang ditambang.
tergantung dari berapa banyak tanah yang Pembangunan desa yang di fasilitasi
disewa serta jumlah tanaman mati dan rusak oleh PD Pertambangan Mangan Yogyakarta di
yang tumbuh di tanah tersebut. daerah Kliripan boleh dikatakan tidak ada..
Pembagian hasil tambang antara PD Pembangunan infrastruktur jalan juga lebih
Pertambangan Mangan DIY dan pemerintah dikarenakan kebutuhan dari perusahaan
Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 30% sendiri. Keadaan jalan yang buruk dapat
dari laba bersih. Hal ini diatur dalam Surat menyebabkan terhambatnya pengangkutan
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 74 hasil tambang ke Halte Pakualaman. Selain itu
tahun 1973 tentang Perimbangan Pembagian dapat menyebabkan kecelakaan kerja akibat
Hasil Pungutan Iuran Tetap, Iuran, Eksplorasi, kondisi jalan yang rusak.
Iuran Eksploitasi dari Pemegang Kuasa Selama beroperasi PD Pertambangan
Pertambangan Swasta Nasional bagi DATI I Mangan Yogyakarta dan PT Pertambangan
dan DATI II. Pada tahun 1974, PD Wonokembang telah menyerap banyak tenaga
Pertambangan Mangan DIY mengekspor 3600 kerja. Tenaga kerja ini ada juga yang berasal
ton mangan ke Jepang. Dari hasil penjualan dari luar wilayah Kabupaten Kulon Progo,
tersebut sebesar 30% ini menjadi hak seperti Bantul, dan Magelang. Sementara
pemerintah kabupaten Kulon Progo. Hasil untuk pegawai yang bekerja di kantor
perusahaan tidak berasal dari masyarakat
32
30
Wawancara dengan Satimi di sekitar. Mereka merupakan masyarakat
Kliripan tanggal 10 Juli 2018.
31 32
Wawancara dengan Iman Sutomo di Wawancara dengan Iman Sutomo di
Kliripan tanggal 10 Juli 2018. Kliripan tanggal 10 Juli 2018
568 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

pendatang yang tinggal dengan menyewa di perusahaan. Apalagi pegawai perusahaan


rumah penduduk. tambang tinggal dirumah penduduk yang
Pada tahun 1971, rata-rata gaji menyewakan rumahnya untuk ditinggali,
pegawai kuli tambang sekitar 60-80 rupiah artinya mereka berada dalam satu komunitas
setiap hari. 33 Besarnya gaji kuli tambang ini yang sama. Ketika dalam satu komunitas
juga tergantung dari pekerjaan yang dilakukan. terdapat kesenjangan sosial maka bukan tidak
Untuk kuli tambang yang bekerja di dalam mungkin akan terjadi kecemburuan sosial
terowongan gajinya lebih besar daripada kuli antara yang satu dengan lainnya.
penggeprek batu. Gaji ini akan naik setiap Kuli tambang yang merangkap
tahun tergantung berapa lama kuli tambang operator listrik memang mendapat manfaat
bekerja. ketika penerangan diganti dari lilin menjadi
Dilihat dari gaji yang didapatkan setiap lampu listrik dengan energi yang berasal dari
hari, jumlah tersebut sangat kurang untuk diesel. Mereka bisa ikut mengalirkan listrik
memenuhi kebutuhan pokok sehari hari seperti tersebut ke rumah pribadi mereka. Tentu saja
beras, susu, dan minyak. Gaji sebesar 80 hal ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga kerja
rupiah tersebut hampir setara dengan 1kg tambang yang sudah mempunyai tempat
beras. 34 Sekitar tahun 1970, beras merupakan tinggal permanen di wilayah tersebut. Listrik
barang yang langka. Langka disini bukan masih sulit didapatkan dan merupakan sesuatu
karena tidak ada beras, tetapi masyarakat yang langka.36
sekitar tidak mampu membelinya. Atau Pekerjaan di pertambangan Kliripan
singkatnya, masyarakat tidak makan beras terbagi menjadi tiga shift: pagi, siang dan sore
setiap hari. Konsumsi beras kemudian diselingi yang diatur oleh para mandor. Adanya
dengan hasil bumi lain seperti singkong, penerangan menggunakan listrik pekerjaan di
35
jagung dan umbi-umbian. malam hari menjadi lebih mudah. Beberapa
Kondisi sosial pegawai tambang juga pegawai operator listrik juga dapat
bergantung dengan gaji yang diterima oleh memanfaatkan listrik. Penerangan dengan
para pegawai tersebut setiap bulannya. listrik tentulah lebih baik jika dibandingkan
Perbedaan ini menyebabkan kesenjangan sosial dengan penerangan menggunakan lampu
antara kuli tambang dengan pegawai kantor petromaks. Tetapi pekerjaan di malam hari
menyebabkan terjadinya pencemaran suara.
33
Wawancara dengan Kemisoh 10 Juli Pencemaran suara ini memberi dampak pada
di Kliripan 2018 warga yang rumahnya berada tidak jauh dari
34
Harga 1kg beras tahun 1973 sekitar area tambang. Area tambang tetap ramai
Rp. 80, Biro Statistik DIY, Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam Angka 1973, (Yogyakarta:
Biro Statistik DIY, 1974), hlm. 92.
36
Wawancara dengan Muryanto di
35
Wawancara dengan Muryanto di Kliripan tanggal 11 Juli 2018
Kliripan tanggal 11 Juli 2018
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 569

karena banyaknya kuli tambang yang memerlukan penanganan yang serius. Hal
bekerja.37 tersebut disebabkan karena kegiatan pada
Pekerjaan di pertambangan merupakan umumnya terletak di bawah tanah, sehingga
pekerjaan yang beresiko tinggi. Begitu juga tidak mempengaruhi permukaan tanah kecuali
dengan pertambangan mangan di Kliripan. pada mulut atau bukaan lubang dan
Berada di bawah tanah tentu saja berbahaya terowongan. Selain itu disekitar lokasi kegiatan
bagi kuli tambang. Untuk mencegah terjadinya tidak terdapat usaha pertanian yang intensif.
tanah longsor di terowongan tambang sudah Lokasi ini berada di pegunungan yang
dilakukan usaha pencegahan dengan merupakan kawasan hutan dan tidak dekat
memasang balok kayu. Balok kayu ini dengan aliran irigasi sehingga kecil sekali
digunakan untuk meminimalisir guguran tanah kemungkinan untuk diusahakan sebagai lahan
yang longsor akibat di tambang. Resiko tinggi pertanian.
juga terjadi apabila dari dalam tanah keluar gas Keberadaaan pertambangan dalam
asam arang selama proses penambangan. Gas masyarakat dapat memberikan aspek positif
asam arang bisa berakibat fatal bagi dan negatif. Aspek positif pertambangan
penambang. Untuk meminimalisir gas yang menyediakan barang yang diperlukan oleh
akan terhirup, maka dialirkan oksigen masyarakat maupun lapangan kerja. Aspek
menggunakan alat blower ke dalam sumur negatif tidak jarang masyarakat mendapat
tambang. dampak buruk dari aktivitas pertambangan.39
Beberapa kali terjadi kasus kecelakaan
kerja kuli tambang akibat resiko pekerjaan KESIMPULAN
yang tinggi. Pada tahun 1972 seorang pekerja Mangan banyak digunakan dalam
tertusuk besi dari atas. Besi ini jatuh industri metallurgy, bijih mangan ini
menembus tubuh hingga menyebabkan digunakan untuk membuat propeller kapal dan
kematian. Tidak lama kemudian masih dalam juga untuk campuran logam yang sifatnya
tahun yang sama, terjadi longsoran batu di meredam getaran dan suara. Selain dalam
dalam terowongan hingga menewaskan industri metallurgy mangan juga digunakan
38
seorang pekerja. dalam industri kimia. Di Indonesia mangan
Dalam pelaksanaan kegiatan ditemukan sejak tahun 1854 oleh pemerintah
pertambangan PD Pertambangan Mangan kolonial Belanda. Mangan tersebut ditemukan
Yogyakarta baik eksplorasi maupun eksploitasi di Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat.
tidak terdapat masalah lingkungan yang
39
Dian Taufik Ramadhan dkk,
“Resolusi Konflik antara Masyarakat Lokal
37
Wawancara dengan Satimi di dengan Perusahaan Pertambangan (Studi
Kliripan tanggal 10 Juli 2018 Kasus: Kecamatan Naga Juang, Kabupaten
Mandailing Natal, Sumatera Utara)”, dalam
38
Wawancara dengan Satimi di Jurnal Ilmu Lingkungan (Volume 12, Nomor
Kliripan tanggal 10 Juli 2018 2, 2014), hlm. 92.
570 Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 3 No. 5 Tahun 2018

Kemudian pada tahun1893 disahkan konsesi diwilayah pegunungan yang tidak diusahakan
pertambangan mangan di Kliripan, Kulon sebagai area pertanian. Hal yang dapat
Progo, Yogyakarta. membahayakan adalah bekas-bekas
Keberadaan pertambangan mangan terowongan dan sumur yang ditinggalkan bisa
telah memberikan banyak manfaat bagi menyebabkan warga sekitar terperosok ke
penduduk di wilayah Kulon Progo. dalam lubang sumur. Untuk itu bekas sumur
Pertambangan mangan ini mempunyai dan terowongan ini kemudian ditimbun
pengaruh bagi penghidupan dan kehidupan kembali dengan tanah atau diberi pagar
rakyat di daerah-daerah yang diambil pembatas.
mangannya. Untuk segi sosial ekonomi
memberi pertolongan bagi rakyar sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mereka mendapat lapangan kerja baru di
Arsip:
pertambangan sehingga dengan bekerja
Arsip BPAD DIY, “Pengiriman Bahan Galian
sebagai kuli tambang mereka dapat memenuhi Mangan ke Jepang 1974”.
beberapa kebutuhan sehari-hari. Kebanyakan
Lembaran Daerah Daerah Istimewa Jogjakarta,
dari kuli tambang merupakan masyarakat Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Jogjakarta No. 5/1962, Seri A No. 8.
miskin sehingga dengan gaji sekitar 60-80
rupiah setiap hari, mereka dapat membeli
Buku, Majalah, Skripsi:
beras. Setidaknya mereka dapat mengkonsumsi
Arifudin Ismail, “Refleksi Pola Kerukunan
beras meskipun masih diselingi dengan Umat Beragama (Fenomena
Keagamaan di Jawa Tengah, Bali dan
makanan pokok lain seperti singkong, jagung
Kalimantan Barat)”, dalam Analisa
dan umbi-umbian. Vol. 17, No. 2, 2010.
Penduduk sekitar juga mendapat ganti
Asril Riyanto (1989), Mangan: Bahan Galian
rugi atas tanah yang mereka milik yang Industri, Jakarta: Departemen
Pertambangan & Energi Pusat
dijadikan area penambangan. Meskipun belum
Pengembangan Teknologi Mineral.
mencapai taraf yang baik, tetapi dapat sedikit
Biro Perancang Negara (1959), Laporan
mengurangi pengangguran. Dengan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
berkurangnya pengangguran berarti juga Lima Tahun 1956-1960: Mengenai
tahun-tahun 1956-1957 dan 1958,
mengurangi beban pemerintah Kulon Progo.
Jakarta: Percetakan Negara.
Selain itu pertambangan mangan di Kliripan
Biro Statistik DIY (1974), Daerah Istimewa
ini juga memberikan pemasukan bagi
Yogyakarta dalam Angka 1973,
pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Secara Yogyakarta: Biro Statistik DIY.
tidak langsung keberadaan pertambangan telah
Departemen Pertambangan dan Energi
meningkatkan kegiatan pembangunan daerah. Indonesia(1976), Buku Tahunan
Pertambangan Indonesia 1975,
Dampak lingkungan akibat adanya
Jakarta: Departemen Pertambangan
tambang juga tidak terlalu buruk. Hal ini dan Energi RI.
dikarenakan pertambangan ini berada
Pengaruh Pertambangan Mangan Kliripan.... (Betariana) 571

Departemen Pertambangan dan Energi Kantor Pusat Data Propinsi Daerah Istimewa
Indonesia(1982), Buku Tahunan Yogyakarta (1981), Monografi Daerah
Pertambangan Indonesia 1981, Istimewa Yogyakarta Tahun 1979,
Jakarta: Departemen Pertambangan Yogyakarta: Kantor Pusat Data
dan Energi RI. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dian Taufik Ramadhan dkk, “Resolusi Konflik Kantor Pusat Statistik DIY (1979), Monografi
antara Masyarakat Lokal dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Perusahaan Pertambangan (Studi 1977, Yogyakarta: Kantor Pusat
Kasus: Kecamatan Naga Juang, Statistik DIY.
Kabupaten Mandailing Natal,
Sumatera Utara)”, dalam Jurnal Ilmu Koentjoroningrat (1984), Masyarakat Desa di
Lingkungan (Volume 12, Nomor 2, Indonesia, Jakarta: Penerbit Fakultas
2014). Ekonomi Universitas Indonesia.

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Kuntowijoyo (2005), Pengantar Ilmu Sejarah,
Olahraga (2015), Ensiklopedi Budaya Yogyakarta: Bentang Budaya.
Kabupaten Kulon Progo, Kulon Progo:
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Louis Gottschalk (1986), Understanding
Olahraga. History: A Primer of Historical
Method, a.b. Nugroho Notosusanto,
Djoko Darmono(2009), Mineral dan Energi Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press.
Kekayaan Bangsa: Sejarah
Pertambangan dan Energi Indonesia, Moeljono, dkk. (1982),Sejarah Tambang
Jakarta: Departemen Energi dan Pengaruh Pelita di Daerah terhadap
Sumber Daya Mineral. Kehidupan Masyarsakat Pedesaan
DIY, Jakarta: Departemen Pendidikan
Edi Setyawan (2011), Budaya Indonesia: dan Kebudayaan.
Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sutrisno Kutoyo (1977), Sejarah Daerah:
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta:
H. Higasinaka, Sukendar Asikin, R. Soebedo, Depdikbud RI.
“Geological and Geophysical
Investigation of the Kliripan
Manganese Field, Central Java”, dalam Daftar Responden:
Bulletin of National Institute of 1. Iman Sutomo (82), mantan Pegawai
Geology and Mining Bandung, (Vol. 2, terowongan.
No. 1, 1969. 2. Keminah (85), mantan Mandor.
3. Kemisoh (60), mantan Penggali batu.
Harto Juwono, “Hak Konsesi di Tanah 4. Muryanto (61), mantan Penggali batu.
Kerajaan: Eksploitasi Tambang di 5. Satimi (65), mantan Penggeprek batu.
Kulon Progo”, Patrawidya, (Vol. 13,
No. 1, 2012).
Biodata Penulis:
Helius Syamsudin (2007), Metodologi Nama : Betariana
Sejarah,Yogyakarta: Ombak.
Tempat,
Hisbaron Murjanto, (2003), “Peranan Sub tanggal lahir : Kulon Progo,26 Maret 1994
Wehrkreise 106 Pada Masa Perang
Kemerdekaan II di Kabupaten Kulon Riwayat
Progo:Suatu Kajian Sejarah Lisan”, Pendidikan : SDN Wadas,SMP N 1
Patra Widya, Vol. 4, No. 3. Girimulyo, SMK N 1
Pengasih.

Anda mungkin juga menyukai