Ketenagakerjaan Tara
Ketenagakerjaan Tara
UNIFIKASI
Pertanyaan yang muncul: bagaimana menyatukannya?
→ Tahap penyatuan etnis dan sebagainya, biasanya di negara yang baru merdeka
kalau di indonesia adanya semboyan bhinneka tunggal ika jadi itu gunanya unifikasi. kalau itu udah
dianggap selesai, baru masuk ke industrialisasi.
INDUSTRIALISASI
→ indo sekarang di tahap ini
Pertanyaan yang muncul: bagaimana mengisi negara yang tadi sudah merdeka? siapa yang
dikorbankan? buruh?
2. kenyamanan investasi
itu mengapa politik ketenagakerjaan yang muncul di negara industrialisasi pinggiran biasanya
menciptakan buruh yang murah secara ekonomis dan patuh secara politis
Itulah mengapa upah minimum di Indonesia tidak pernah naik secara signifikan.
fungsi regulasi: negara ikut campur tangan
Di negara maju, buruh tidak di domestikan. Mereka paham betul bahwa buruh merupakan agen
perubahan.
NEGARA KESEJAHTERAAN
Pertanyaan yang muncul: apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
industrialisasi?
Prediksi karl marx tidak terjadi disini. menurut dia, kalau suatu negara basis materialnya industri, akan
semakin besar terjadi revolusi. tapi hal ini tidak pernah terjadi di negara kesejahteraan karna
mengawinkan negara sosialis di negara kapitalis, dimana karakter:
- sosialis: promotor kesejahteraan masyarakat, dan
- kapitalis: negara kesatuan (tapi nyatanya belum banyak terjadi)
Beberapa negara mengalami tahapan seperti ini, tetapi negara-negara berkembang sering tidak
mengikuti, sehingga diatas keras menyatakan negara kesejahteraan tetapi realitanya masih di tahap
industrialisasi.
KONTEKS FILOSOFIS
Cari filosofi nya: bisa dari naskah akademik, klo udah liat konsideratnya
KONTEKS SOSIOLOGIS
misal pas pandemi, regulasinya harus berbeda karena adanya diskresi tentang keadaannya saat itu.
KONTEKS POLITIS
Hukum itu produk politik. Tidak netral dari kepentingan politik yang ada di dalamnya. Yang mana yang
lebih kuat akan menentukan yang lebih lemah.
- fleksibilitas pasar kerja: hubungan kerja yang sifatnya fleksibel. tidak selalu menguntungkan
pekerja. Dibuktikan dengan munculnya hubungan kerja konvensional yang sebetulnya sulit
diartikan.
HUBUNGAN KERJA
→ hubungan antara pekerja dan pengusaha yang timbul dari perjanjian kerja dengan hubungan atasan
dan bawahan yang konkrit
hubungan kerja merupakan bentuk perikatannya, perjanjian kerja merupakan bentuk konkritnya
harus dipahami basis hubungan yang sebenarnya privat —> perjanjian: (ada di buku 3 KUHPer)
1. perjanjian kerja: bersifat suboordinatif dalam kekuasaan
2. perjanjian melakukan jasa: bersifat setara, harus punya skill (dibuktikan melalui sertif/ dll),
orientasi utamanya upaya bukan hasil
3. perjanjian pemborongan
AKTOR
1. Pekerja
2. Pengusaha/pemberi kerja
!!bandingkan dengan hubungan industrial!!
UNSUR ESSENSIALIA
1. Pekerjaan
2. Upah
3. Perintah
untuk menganalisis perjanjian hubungan kerja agar tidak terjadi pergeseran hubungan kerja di
kemudian hari
PERJANJIAN KERJA
Menurut peraturan perundang-undangan
→ Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha/pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja,
hak, dan kewajiban para pihak
BENTUK
1. Tertulis → PKWT harus tertulis, kalau ngga ditulis jadi PKWTT
!!TP dari UUCK jadi pasal lex imperfecta!!
→ menyatakan kewajiban tp tanpa sanksi, karna harus tertulis,tp klo ngga jg gpp
2. Lisan → PKWTT (tapi harus ada surat pengangkatan juga), jadi perjanjian konsensual (asal ada
kata sepakat)
SYARAT SAH
kenapa perlu ada syarat sah? biar bisa mengikat. tanpa syarat sah, perjanjian tidak bisa mengikat
1. Kesepakatan para pihak
penyesuaian kehendak
permintaan pembatalan: jangka waktu 5 tahun, diajukan ke pengadilan
3. obyek tertentu
prestasi yang jelas supaya bisa ditentukan jenisnya (misal bikin rumah trs prestasinya cuma “bikin
rumah 2 kamar” nanti gajelas lantainya perlu gimana, pintunya gimana)
!!jika syarat 1 dan 2 tidak terpenuhi, bisa dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak!!
ASAS
→ pikiran dasar yang tersirat di belakang peraturan hukum yang konkrit. Berfungsi sebagai pembatas
untuk saling menyeimbangkan
- konsensualisme
- Pacta sunt servanda
- kebebasan berkontrak → bebas menentukan apapun tentang kontrak asal tidak bentrok dengan
UU
- itikad baik/keadilan
- kepribadian → hanya mengikat pihak yang membuat, tetapi ada pengecualian (janji untuk pihak
ketiga) → derdenbeding, derdenwerking
??Bisa ga hakim ikut campur isi perjanjian, misalnya karena jumlah ganti rugi ke perusahaan tidak
sebanding dengan upahnya??
gabisa kalau perjanjian didasari pacta sunt servanda, tapi bisa dengan asas itikad baik. keadilan lebih
diutamakan.
!!catatan!!
a. segala hal atau biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan perjanjian dilaksanakan dan menjadi
tanggung jawab pengusaha
b. tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama dan peraturan
perundangan yang berlaku
c. dibuat rangkap 2
d. tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak
??kalau suatu pengusaha sudah membuat perjanjian dari awal untuk mengikuti pekerja dalam
asuransi kesehatan swasta. Ditengah jalan pemerintah mengeluarkan UU BPJS yang mengharuskan
pemberi kerja mengikutsertakan pekerja nya dalam BPJS, kalau tidak ada sanksi pidana. itu gimana
solusinya??
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Pekerja meninggal dunia
2. Berakhirnya jangka waktu
3. Selesainya pekerjaan (+UUCK)
4. Putusan pengadilan dan atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
5. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja
??kalau pengusaha melakukan pelatihan kerja trs melakukan suatu jaminan 2 tahun awal kerja di
perusahaan yang sama, kalau ternyata sebelum 2 tahun dia keluar trs mau dituntut bawanya ke PHI
atau PN??
kalau pelatihan kerja itu merupakan perjanjian perdata → cari juga kalau yang dibawa ke PHI tuh
gimana
2. Bentuk
a. tertulis bahasa Indonesia
b. jika tidak tertulis menjadi PKWTT (dalam UUCK gaada)
c. jika dibuat dalam bahasa indonesia dan bahasa asing dan terdapat perbedaan
penafsiran, yang berlaku adalah versi bahasa Indonesia
3. Masa Percobaan
→ tidak dikenal, jika dalam PKWT ada masa percobaan maka masa percobaan batal demi hukum
4. Dasar Pekerjaan
a. Jangka waktu
b. selesainya pekerjaan
5. Sifat Pekerjaan
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan
paling lama 3 tahun (UUCK jadi 5 tahun)
c. Pekerjaan yang bersifat musiman (UUCK: cuaca/musim, kondisi tertentu: pekerjaan
tambahan untuk memenuhi target atau pesanan)
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru dan/atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajagan)
!!catatan!!
1. jenis,sifat atau kegiatan bersifat tidak tetap
2. UUCK ciptaker perjanjian kerja harianmasuk PKWT asal kurang 21 hari dalam 1 bulan
6. Perpanjangan
a. 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun (PP 35/2021 Pasal 8 tentang jangka waktu
→ kesepakatan, tidak boleh 5 tahun: multitafsir/selesainya pekerjaan: sampai selesai
pekerjaan)
b. diberitahukan secara tertulis pada pekerja paling lama 7 hari sebelum perjanjian
berakhir
7. Pembaharuan
a. 1 kali, paling lama 2 tahun
b. setelah lebih dari 30 hari sejak berakhirnya perjanjian
!!catatan!!
UUCK tidak lagi mengenal pembaharuan PKWT
PERATURAN PERUSAHAAN
peraturan tertulis yang dibuat pengusaha untuk perusahaan yang memiliki perusahaan minimal 10
orang pekerja, memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Syarat lain:
1. 1 perusahaan 1 PP, berlaku untuk seluruh pekerja
2. berlaku untuk seluruh cabang/unit kerja/perwakilan (umum), tapi dapat bikin PP turunan untuk
masing-masing (khusus)
3. perusahaan grup: masing-masing punya PP
SYARAT KERJA
- Hal-hal yang berlum diatur di perpuu
- Ketentuan tersebut lebih baik dari per-uu-an/minimal sama
- Rincian pelaksanaan peraturan per-uu-an
??bagaimana jika berubah lebih rendah, tapi tidak bertentangan dengan peraturan per
undang-undangan??
1. harus kesepakatan SP/wakil pekerja (wakil)
2. Harus mendapatkan pengesahan kembali
3. Tidak ada pengesahan, dianggap tidak ada perubahan
→ Perjanjian kerja bersama merupakan perjanjian kerja secara kolektif (pekerja diwakili sama serikat
pekerja), kalau perjanjian kerja itu perjanjian dengan individu pekerja
MASALAHNYAAA, di Indonesia tuh banyak perusahaan yang sudah banyak anggotanya tapi ga buat
serikat pekerja (perusahaan ga wajib buat serikat pekerja), atau banyak serikat pekerja yang tujuannya
sudah berbeda daripada tujuan serikat pekerja yang seharusnya (isinya udah ga sesuai). Pada akhirnya
banyak pekerja yang rela bekerja meskipun hak nya tidak terpenuhi seluruhnya karna peraturan
perusahaan yang lebih menguntungkan perusahaan dan ketidakmampuan serikat pekerja untuk
“membela” mereka, karena berbeda kalau individu yang berhadapan dengan pengusaha atau sp yang
berhadapan karena posisi tawarnya berbeda.
banyaknya perusahaan mengadakan paguyuban (semacam organisasi non-formal) yang lebih fokus ke
kegiatan sosial. Padahal organisasi kaya gini gabisa menjadi perwakilan kuasa hukum mereka di
pengadilan. → berdasarkan UU No 2 tahun 2004 tentang penyelesaian hubungan industrial, pengurus sp
yang belum menjadi advokat bisa menjadi kuasa hukum dalam pengadilan.
DEFINISI
1. Perjanjian
mengikuti syarat sah, asas, dan sistem Hukum Perjanjian, selain peraturan di bidang
ketenagakerjaan
2. Klasifikasi
a. berdasarkan keuntungan yang diperoleh: perjanjian atas beban, bukan perjanjian
cuma-cuma karena atas pengusaha dan pekerja muncul hak dan kewajiban
b. berdasarkan tujuan: perjanjian obligatoir karena menimbulkan kewajiban
c. tipikal prestasi: Resultaatsverbintenis, berorientasi pada upaya atau proses, kaya
dokter-pasien atau advokat —> yang penting dokter dan advokat sudah berusaha
sebaik-baiknya, dibuktikan dengan pelaksanaannya sesuai kode etik, perjanjian, dan
ketentuan peraturan
d. hak dan kewajiban: perjanjian bertimbal balik
e. cara terbentuknya: perjanjian formil, tidak cukup kata sepakat (kalo gitu konsensuil),
perlu formalitas, berdasar UU 13 tahun 2003 dijelaskan bahwa PKB merupakan
perjanjian tertulis
f. nama dan tempat pengaturan: perjanjian bernama/Nominaat —> perjanjian yang sudah
ada pengaturannya dalam KUHPer, KUHD, dan UU yang berelasi, kalau di PP ga termasuk
!!catatan!!
- Definisi asas hukum: asas hukum merupakan pikiran dasar, tersirat (abstrak, tidak masuk UU
walaupun ada beberapa yang ditulis di UU kaya “asas dan tujuan”, tapi tetap tidak kehilangan
sifat asasnya), bukan peraturan konkrit.
- Macam asas hukum: asas hukum terdiri dari asas hukum khusus, umum, dan universal.
- Fungsi asas: membangun sistem, menyeimbangkan penyelesaian, dll
!!pentingnya keberadaan asas!!
asas hukum berfungsi untuk membangun sistem, menyeimbangkan, penyelesaian, dll. kalau sistem
bermasalah, sistem itu sendiri yang harus memperbaiki, dan didalam sistem itu ada asas.
fungsi menyeimbangkan: misal dalam ketenagakerjaan, banyak perikatan yang mengandung ancaman
hukuman (klausala penalti), dan ancamannya tinggi biar pekerja tetap terikat. MISAL perjanjian kerja
yang menyatakan pekerja gaboleh keluar kerja sebelum 2 tahun bekerja, kalau dilanggar denda 500 juta.
kalau berdasar asas pacta sunt servanda, kalau keluar harus bayar 500 juta untuk menghormati
perjanjiannya. TAPI tidak dengan asas itikad baik, menurut asas itikad baik KUHPer pasal 1338,
pelaksanaan perjanjian harus patut dan layak. makanya hakim bisa intervensi disini, misal akhirnya
pekerja tetap bayar denda tapi bisa dikurangin.
TAHAPAN PERJANJIAN
1. Pra kontraktual → saat negosiasi, disini itikad baiknya muncul (secara subjektif)
2. Kontraktual → bertemunya penawaran dan penerimaan
3. Post kontraktual → pelaksanaan kontrak, itikad baik secara objektif
KEISTIMEWAAN PKB
1. Perjanjian kerja dan peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengannya, dengan
ancaman ketentuan yang bertentangan batal demi hukum
→ perjanjian kerja dan Peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan PKB (derajat PKB
lebih tinggi, diatas PKB ada UU)
2. Melengkapi perjanjian kerja
→ Indonesia bersifat kontinental, yang penting unsur-unsur esensial perjanjian sudah terpenuhi.
Padahal ada unsur-unsur lain seperti wanprestasi, overmacht, pelaksanaan perjanjian kerja, dll.
Maka PKB yang akan melengkapi unsur-unsur tersebut.
3. tidak dapat diganti dengan peraturan perusahaan selama masih ada SP/SB. Jika tidak ada
SP/SB setelanya, PP tidak boleh lebih rendah dari PKB sebelumnya
→ ketika dalam perusahaan ada PP dan PKB juga, maka PP tidak boleh bertentangan dengan
PKB. Kalau misal diciptakan PP lebih dulu terus kemudian PKB dibuat, PP nya kalau mau
dihilangin gamasalah. Kalau dikemudian hari SP nya bubar, kan otomatis PKB nya juga hilang
(karena yang bisa buat PKB itu SP), tapi PP yang kemudian dibuat setelah PKB ini tidak boleh
lebih rendah daripada PKB.
4. Bersifat tunggal: satu PKB berlaku untuk seluruh pekerja, PKWT dan PKWTT.
UU 21 thn 2000: “dalam 1 perusahaan boleh berdiri 2 SP atau lebih”.
PEMUNGUTAN SUARANYA
1. Panitia pemungutan suara harus sudah umumkan hasil setelah 30 hari kerja terbentuk
2. Pemungutan suara paling cepat 7 hari setelah pemberitahuan pemungutan suara oleh panitia
3. Panitia beritahu pengusaha dan dinas ketenagakerjaan untuk menyaksikan pemungutan suara
4. Panitia beri kesempatan kepada SP/SB untuk jelaskan program kerja agar dapat dukungan suara
5. penjelasan di luar jam kerja, di tempat yang disepakati oleh panitia dan pengusaha
6. tempat dan waktu pemungutan suara oleh panitia, tidak ganggu waktu kerja/proses produksi
7. perhitungan suara disaksikan oleh perwakilan pengusaha
??jika lebih dari satu SP/SB??
- SP/SB tercatat
- maksimal 3 SP/SB
- minimal punya anggota 10% dari keseluruhan jumlah pekerja
- ditentukan sesuai peringkat jumlah anggota terbanyak
- jika masih ada yang 10% diluar 3 SP/SB tersebut, maka bergabung
!!lihat juga Putusan MK No. 115/PUU-VII/2009!!
??apa yang bisa dilakukan perusahaan jika ada SP/SB yang menghendaki adanya PKB??
*kontekstualisasi untuk SP fisipol/UGM*
1. Perusahaan minta verifikasi keanggotaan SP/SB
2. Verifikasi panitia: wakil pengurus SP/SB disaksikan wakil Instansi Ketenagakerjaan dan pengusaha
3. Verifikasi: bukti kartu anggota. —> jika ada 2 kartu maka pilih yang terakhir. jika tidak ada kartu
anggota maka pernyataan tertulis pekerja dan bukti sebagai pekerja perusahaan tersebut.
4. Hasil verifikasi: BA, di tanda tangani panitia dan saksi, mengikat
5. Verifikasi di tempat kerja tidak ganggu proses produksi, dalam waktu satu hari yang disepakati
→ salah satu/kedua belah pihak mencatatkan pada instansi ketenagakerjaan untuk dilakukan
penyelesaian. Instansi tersebut adalah:
1. SKPD bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota: PKB satu kabupaten/kota
2. SKPD bidang ketenagakerjaan provinsi: PKB lebih satu kota/kabupaten dalam satu provinsi
3. Dirjen: lebih dari satu provinsi
*penyelesaian → mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian berdasarkan kesepakatan tertulis dari SP/SB dan pengusaha yang berunding, kesepakatan
tersebut memuat:
1. pihak-pihak yang melakukan perundingan
2. Wilayah kerja perusahaan
3. Tempat, tanggal, ttd para pihak
??bagaimana jika penyelesaian oleh institusi/mediasi tidak diterima para pihak atau salah satu pihak??
→ gugatan ke PHI daerah hukum pekerja bekerja. Jika lebih dari satu daerah Hukum PHI, maka
menggunakan PHI domisili perusahaan
ISI PKB
1. Nama, tempat kedudukan alamat SP/SB
2. Nama, tempat kedudukan alamat perusahaan
3. Nomor serta tanggal pencatatan SP/SB pada SKPD Ketenagakerjaan
4. Syarat kerja
5. Hak dan kewajiban para pihak (pengusaha dan pekerja/SP/SB)
6. Jangka waktu dan tanggal mulai berlaku
7. Tanda tangan para pihak/pembuat PKB
8. Ketentuan tidak boleh bertentangan dengan perpuu yang berlaku
!!catatan!!
- pengusaha dan SP/SB wajib memberitahukan kepada seluruh pekerja
- Pengusaha wajib cetak dan bagikan naskah PKB kepada seluruh pekerja, biaya ditanggung
pengusaha
HUBUNGAN PKB DENGAN KETENTUAN PERPUU
→ PKB tidak boleh bertentangan dengan perpuu yang berlaku.
→ Sesuai asas kebebasan berkontrak, perlu dilihat apakah peraturan perundang-undangan tersebut
bersifat pemaksa atau pelengkap. Dalam kebebasan berkontrak ada pembatasan, salah satunya
undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Undang-undang yang dimaksud adalah
undang-undang yang bersifat memaksa (dwingend recht).
PERUSAHAAN GROUP
→ bagaimana jika perusahaan group
1. Jika masing-masing perusahaan dalam group merupakan badan hukum sendiri maka PKB
dirundingkan oleh masing-masing perusahaan dan SP perusahaan (lihat persyaratan)
2. Satu perusahaan satu SP : PKB oleh perusahaan dan SP
3. Beberapa perusahaan satu SP : PKB oleh beberapa perusahaan dan SP tersebut
4. Beberapa perusahaan dan beberapa SP : beberapa perusahaan dan beberapa SP tersebut (lihat
persyaratan)
PERUBAHAN PKB
1. Kesepakatan
2. Bagian tidak terpisah dari PKB
3. Addendum
PENDAFTARAN PKB
*kontekstualisasi SP fisipol/UGM
Oleh pengusaha → ke instansi ketenagakerjaan → Lampirkan Naskah PKB yang dittd Pengusaha dan
SP/SB di atas materai yang cukup → format ada di lampiran Permenaker No 28/2014 → sistem online,
bertahap
→ tujuan pendaftaran: sebagai alat monitoring dan evaluasi pengaturan syarat-syarat kerja di
perusahaan dan rujukan utama jika terjadi perselisihan pelaksanaan PKB
*catatan:
- Pengusaha dan SP/SB wajib beritahukan isi dan perubahan PKB pada seluruh pekerja
- PKB sah dan mengikat
PERSELISIHAN PKB
ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA SP/SB
1. Perselisihan hak : terkait tidak dilaksanakan hak karena perbedaan penafsiran dan pelaksanaan
PKB
2. Perselisihan kepentingan : terkait ketidaksesuaian pendapat mengenai pembuatan , dan/atau
perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam PKB
PENGUPAHAN
DEFINISI UPAH
→ PPT: Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
→ Prof Ari: hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang. Di PP 881, upah tidak
selalu uang, bisa dalam bentuk barang tapi tidak lebih dari 25% jumlah upah (tidak berlaku lagi). Berupa
imbalan dari pemberi kerja (bisa sebelum kerja/sesudah).
KEBIJAKAN PENGUPAHAN
1. Upah minimum
2. Upah lembur
3. Upah tidak masuk kerja
4. Upah waktu istirahat
5. Bentuk dan cara pembayaran upah
6. Denda dan pemotongan Upah
7. Hak yang dapat diperhitungkan dengan upah
8. struktur dan skala upah
9. upah untuk pesangon
10. upah untuk pajak penghasilan
11. upah dalam kepailitan
PENDAPATAN
??apakah upah=penghasilan/pendapatan??
→ upah merupakan salah satu bentuk penghasilan. penghasilan bisa mencakup semua masukan, ga
cuma upah.
1. Upah
2. non-upah
UPAH
1. upah tanpa tunjangan
2. upah pokok dan tunjangan tetap
3. upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap
NON-UPAH
1. THR
2. Bonus
3. Uang pengganti fasilitas kerja
4. Uang servis pada usaha tertentu
PRINSIP
1. asas no work no pay
ada penyimpangannya: tidak bekerja tidak dibayar, tapi kalau sakit/libur ibadah/cuti tetap
dibayar
!!PENGECUALIAN!!
- Berhalangan
- melakukan pekerjaan lain diluar pekerjaan
- jalankan hak waktu istirahat kerjanya
2. Non diskriminasi
PENETAPAN UPAH
1. satuan waktu
2. satuan hasil
!!persentase penetapan skala upah tidak ada penetapannya lebih diutamakan yang mana!!
SATUAN HASIL
1. Hasil perkerjaan
2. kesepakatan
3. rata-rata upah
SATUAN WAKTU
1. Harian
2. Mingguan
3. Bulanan
WAKTU PEMBAYARAN
1. kesepakatan → kalo ga dicantumkan di kesepakatan, maka berlaku asas upah dibayarkan
secepat mungkin
2. hari libur/istirahat? → dibayar sebelumnya kalau berdasar asas upah dibayarkan secepat
mungkin
PENINJAUAN UPAH
1. berkala
2. PK/PP/PKB
UPAH LEMBUR
→ upah yang diberikan karena adanya kelebihan jam waktu kerja. upah lebih besar dari upah
reguler. sekarang di UUCK aturannya lembur sehari minimal 4 jam
!!penyitaan upah!!
→ tidak boleh lebih dari 20%
UPAH MINIMUM
1. Jaring pengaman
2. upah bulanan terendah
3. KHL, pertumbuhan ekonomi, produktivitas → dalam UUCK: kondisi ekonomi dan
ketenagakerjaan
2. UMK
→ UUCK ada dengan syarat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah atau inflasi
3. UMS
→ UUCK gaada
atau bisa juga misal seorang ibu yang hamil tua yang seharusnya bisa cuti melahirkan 1 bulan
sebelumnya untuk mengejar bonus. banyak yang kemudian orang mengabaikan kesehatannya
demi mengejar bonus.
2. di taraf internasional mulai ada perhatian sebagai K3 jadi syarat pekerjaan yang layak —> sudah
ada hari yang memperingati K3
3. Dari pendidikan dan praktis juga sudah mulai ada perhatian, setiap kerja juga memerlukan
bidang K3
→ bidang K3 dapat dikatakan sebagai bidang yang menjadi awal munculnya Hukum Perburuhan. hal ini
disebabkan oleh tujuan kedua bidang tersebut, yaitu untuk melindungi buruh sebagai pihak ekonomi
lemah dari eksploitasi yang cenderung dilakukan oleh majikan sebagai pihak pemilik modal.
Perlindungan pada bidang-bidang inilah yang pertama kali diberikan oleh negara dalam bentuk regulasi
bagi para buruh
→ Dahulu, bidang kesehatan kerja disebut dengan istilah “perlindungan buruh”, namun istilah itu tidak
lagi dianggap tepat digunakan untuk kondisi saat ini. Menurut Prof. Iman Soepomo, di Indonesia saat ini,
semua bidang dalam hukum perburuhan bertujuan melindungi buruh dari pihak ekonomi kuat. Dengan
demikian, kesehatan kerja bukanlah satu-satunya bidang yang berbicara mengenai perlindungan buruh,
karena sesungguhnya perlindungan tersebut merupakan hakikat dari Hukum Perburuhan secara
keseluruhan
→ Sementara itu, bidang keselamatan kerja, dahulu lebih ditujukan untuk menyelamatkan kepentingan
ekonomis perusahaan karena kecelakaan, untuk selanjutnya menyelamatkan para pekerja di tempat
kerja. Prof. Iman Soepomo berpendapat bahwa istilah keamanan kerja lebih tepat daripada keselamatan
kerja karena tujuannya kini adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan menciptakan keamanan di
tempat kerja, bukan lagi sekadar menyelamatkan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
- UU 1/1951 → pada awalnya : pernyataan berlakunya UU Kerja 12/1948 dari RI untuk seluruh
Indonesia
- UU 1/1970 → Keselamatan Kerja
- Peraturan tentang jamsos
- peraturan terkait K3, dapat ditemukan di berbagai peraturan, dikeluarkan oleh berbagai institusi
- Berbagai peraturan di tingkat teknis, baik berupa petunjuk teknis maupun pelaksanaan
- Masing-masing institusi/lembaga mempunyai karakter dan/atau manajemen K3 sendiri
disesuaikan dgn kondisi
!!study case!!
ada pekerja dari jakal atas dan otw pulang ke rumahnya di dekat ugm. pas lewat ugm, dia kejatuhan
batang pohon ugm. dia masuk rs, terus menuntut ugm. cara melindungi ugm kalau kita legal nya
gimana?
PERLINDUNGAN KHUSUS
→ UU 13/2003 tentang naker mengatur perlindungan khusus bagi:
1. perlindungan pekerja/buruh perempuan
2. perlindungan anak → ketenagakerjaan sebut 18 tahun maks anak, tapi banyak pengecualian
dengan berbagai persyaratan (bisa 14-18 tahun dengan persetujuan ortu atau wali). yang
dilarang MEMPEKERJAKAN ANAK bukan anak yang bekerja
3. perlindungan penyandang cacat
??mengapa??
- kapasitas badan anak tidak bisa dibandingkan dengan bobot kerja pada umumnya
- psikis nya bisa terpengaruh saat bekerja di sekitar orang dewasa
??kalau kita sebagai pemberi pekerjaan menerima seorang anak yang meminta pekerjaan karena
kedua orang tuanya sakit, terus gimana??
→ membuat perjanjian kerja memenuhi syarat sah salah satunya kecakapan, tapi itu kan syarat
subjektif, jadi tergantung para pihak. terus di UU dilihat ada sanksi atau ngga, tapi tetap dengan
persetujuan orang tua atau wali.
5. pekerja migran
KESELAMATAN KERJA
→ Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya,
landasan tempat kejadian lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan
→ Objek: Segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, maupun di udara
KESEHATAN KERJA
→ Relasi dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal
PENANGGUNG JAWAB K3
1. Pengusaha; atau
2. pimpinan; atau
3. pengurus tempat kerja
biasanya ada unitnya sendiri, atau kalau gaada bikin kepanitiaan nya sendiri yang biasanya sifat nya
ad hoc (dibuat karena berdasarkan kejadian nyata). Setiap tempat kerja memiliki unit K3 yang
berbeda karena standar tempat kerja berbeda
TUJUAN K3
1. Mencegah/mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja
2. mengamankan mesin, instalasi pesawat, alat kerja, bahan bakar, dan bahan hasil produksi
3. menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
4. penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia/sebaliknya
5. mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja
SASARAN K3
1. Perlindungan terhadap tenaga di lingkungan kerja
2. perlindungan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
3. perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi
MASALAH K3
→ Masalah K3 muncul karena ketidakseimbangan antara:
1. kapasitas kerja
2. beban kerja; dan
3. lingkungan kerja
Kalau kapasitas dan beban tidak sesuai, akan muncul penyakit yang kemudian menurunkan
produktivitas kerja. maka biasanya dibuat rekreasi → biar ga stress
Contoh: ishoma cuma setengah jam, solat butuh waktu, terus jalan keluar kantor, di sekitar kantor
cuma ada cilor, terus itu pun ngantri → kapasitas, beban, lingkungan tidak sesuai
1. Kapasitas Kerja
status kesehatan masyarakat Indonesia belum memuaskan → tidak memungkinkan bagi para
pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal
2. Beban Kerja
faktor yang mempengaruhi:
a. bekerja 8-24 jam sehari → giliran tugas malam → pola kerja berubah-ubah → kelelahan
meningkat
Kerja shift dan masing masing shift 6 jam-an, maka tubuh perlu beradaptasi, misal kalau
shift malam kesehatan seorang satpam harus diperhatikan karena saat jam itu
seharusnya seseorang tidur
b. tingkat gaji dan jaminan sosial rendah → kerja tambahan → beban psikis → stress
MAKANYA PUNYA PACAR PAS KULIAH!! GASEMPET CARINYA KALAU KELAR BELUM ADA!! deadline
dapet pacar: minggu depan
3. Lingkungan Kerja
jika tidak memenuhi persyaratan, akibatnya:
a. kecelakaan kerja (occupational accident)
b. penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja (occupational disease dan
work related diseases)
PENYEBAB KESALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan / keterampilan, cacat tubuh yang tidak kentara, keletihan, & kelesuan
2. Tingkah laku & kebiasaan yang ceroboh, sembrono, berani tanpa pertimbangan
3. Tidak mempedulikan petunjuk serta instruksi serta lemahnya pengawasan
PENYELENGGARAAN K3
3 hal yang harus diperhatikan:
1. Seberapa serius K3 hendak diimplementasikan dalam perusahaan
2. Pembentukan konsep budaya malu dari masing-masing pekerja bila tidak melaksanakan K3 serta
keterlibatan berupa dukungan serikat pekerja dalam pelaksanaan program K3 di tempat kerja
3. Kualitas program pelatihan K3 sebagai sarana sosialisasi
PENERAPAN K3
Kerja sama antara:
1. pemerintah
2. perusahaan
3. pekerja
K3 DIABAIKAN
- Fasilitas K3 → memperpanjang usia kerja para karyawan perusahaan
- Kesadaran pengusaha untuk menyediakan fasilitas K3 → masih rendah
Contoh:
- Pekerja menderita sakit karena kelalaian perusahaan → denda Rp 100.000/subsider kurangan
selama-lamanya 2 bulan
- Melanggar keselamatan kerja → penyegelan aset perusahaan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. UU 1970 Pasal 3 ayat 1 → Keselamatan kerja
→ “Mencegah & mengurangi kecelakaan; mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran;
mencegah & mengurangi bahaya peledakan; memberi kesempatan / jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran / kejadian-kejadian lain yang berbahaya; memberikan pertolongan pada
kecelakaan; memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; mencegah & mengendalikan
timbul / menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar / radiasi, suara & getaran”
CONTOH PENERAPAN K3
PT UBP
→ Salah satu perusahaan di Bali (saat itu) yang telah menerapkan K3 dengan relatih baik. Yang
dilakukan:
1. Calon karyawan dibekali K3 & harus patuh (mis: menggunakan alat pelindung diri seperti masker,
sarung tangan, sepatu khusus, helm tahan benturan, & sumbat telinga)
2. Dibentuk pengawasan K3
3. Melakukan pemeliharaan mesin pembangkit secara rutin & periodik
4. Meningkatkan & mempertahankan keandalan unit
5. Pengoperasian mesin sesuai instruksi kerja
6. Pengelolaan lingkungan dengan baik berupa mengurangi pemakaian gas freon
7. Menyempurnakan cerobong asap mesin pembangkit
8. Membuat lubang untuk pemantauan gas emisi
9. Membuat tempat khusus untuk merokok
10. Membuat tempat pembuangan sampah
→ Untuk mencapai sasaran tersebut Untuk mencapai sasaran tersebut, manajemen beserta karyawan
bertekad:
1. Mematuhi peraturan dan perundang-undangan K3
2. Melaksanakan sistem manajemen lingkungan K3
3. Mencegah pencemaran lingkungan, mengelola limbah
4. Melakukan prisnsip manajemen risiko
PT CIP
→ Perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan kaleng siap saji ini lebih memprioritaskan
kesehatan & sanitasi karyawannya:
1. Sebelum memasuki area produksi, karyawan wajib mencuci tangan, memakai sarung tangan,
masker, & topi pelindung rambut
2. Karyawan yang pekerjaannya berhubungan dengan area basah, wajib memakai sepatu boot, agar
terhindar dari kutu air yang nantinya berpengaruh terhadap kebersihan makanan & kesehatan
karyawan)
3. Karyawan yang sakit ringan seperti influenza / luka kecil tak diizinkan masuk ke ruang produksi,
tapi digiring ke poliklinik yang telah disediakan & dialihkan ke bidang pekerjaan lain yang tak
berhubungan langsung dengan makanan
PERUSAHAAN KONVEKSI RC
→ Perusahaan yang mayoritas pekerjanya adalah perempuan ini dinilai sudah memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan kerja, terutama yang berkaitan dengan saat datang bulan:
1. Menyediakan kursi yang membuat karyawan nyaman apalagi saat datang bulan
2. Membuat bantalan-bantalan khusus yang ditaruh di atas kursi
3. Masker antidebu untuk menjaga kesehatan pernapasan
4. Menggunakan kamera pengintai untuk mengawasi kerja karyawan (agar apabila ada karyawan
yang sakit & ada kejadian, bisa segera diketahui)
→ Pendekatan Teknis
1. Merancang kerja dan peralatan kerja
2. Memeriksa peralatan kerja
3. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi
→ Pendekatan Individu
1. Memperkuat sikap & motivasi tentang K3
2. Menyediakan pelatihan K3
3. Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif
2. Operasional
- Cakupan kepesertaan
- Administrasi kepesertaan
- Kolektibilitas iuran
- infrastruktur
3. Manfaat
- Tingkat manfaat yang diberikan
- Efektivitas dan efisiensi pelayanan masyarakat
4. Financial
- Biaya administrasi
- Investment return
- Sustainabilitas (aktuaria)
INTERAKSI ASPEK
1. Aspek politis
2. Aspek yuridis
3. Aspek sosiologis
4. Aspek fiskal
5. Aspek teknis
6. Aspek filosofis
KELEMBAGAAN
1. Koordinasi antar institusi yang terlibat ( Kementerian, Pemerintah Daerah, Universitas)
2. Penguatan kelembagaan penyelenggara program perlindungan untuk masyarakat miskin dan
informal
3. Penguatan lembaga yang berwenang melakukan monitoring dan evaluasi.