Anda di halaman 1dari 15

SEMANGAT RESOLUSI JIHAD ULAMA DAN SANTRI DALAM

MELAWAN PENJAJAH INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah berdirinya Negara kesatuan republik indonesia tidak bisa
1

dilepaskan dari peran para ulama, pejuang islam atau lebih tepatnya kaum
santri.1 Allah SWT. Melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga bangsa
indonesia memperoleh kemerdekaan secara ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, keamanan, dan agama. Peran ulama dan Santri dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, merupkan sejarah panjang yang tidak
bisa dilupakan begitu saja. Berangkat dari pengalaman kelembagaan pesantren
yang lama dipimpinnya, ulama hanya memiliki makna bahwa lawannya adalah
imperealis barat, yakni kerajaan protestan belanda dan pemerintahan kolonial
belanda. Oleh karena itu, dalam mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945
hanya dengan angkat senjata dalam Organisasi Kesenjataan , baik Laskar
Hizbullah, Sabilillah bersama BKR, TKR, TRI, TNI, selama perang
kemerdekaan 1365-1369 H / 1945-1950 M melawan tentara sekutu inggris dan
NICA.2
Umat Islam di bawah komando para ulama telah memberikan warna dan
sangat yang terang dalam sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan negara
Indonesia, utamanya dalam perlawanan menetang penjajahan Belanda, merebut
dan mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik saat seluruh bangsa
mempertaruhkan hidup dan mati untuk tetap tegaknya ke-merdekaan Indonesia.
Begitu mendalamnya torehan sejarah yang dipahat umat Islam sepanjang masa
Imperialisme di bumi Nusantara ini, sehingga kemanapun kita mencoba melacak
1
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), cet ke-1 (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2008), hlm.64.
2
Ahmad Mansur Suryanegara, API Sejarah 2 (Bandung: PT Grafindo Media Pratama,2010), 201.
jejak perjuangan dimasa penjajahan maka senantiasa pula akan kita temukan
pijaran api semangat perjuangan Islam dimana-mana.
Mempelajari tentang sejarah perjuangan perlawanan umat Islam
Indoneisa melawan penjajah Belanda, maka dalam perjalanannya akan kita
temukan periode dimana bermunculan berbagai macam lembaga atau organisasi
sosial dan keagamaan yang berjuang mewadahi kekuatan ummat sebagai salah
satu potensi yang menopang untuk tegaknya kedaulatan negara. Perjuangan
umat Islam dan organisasi yang mewadahinya dapat dilihat mulai dari lahirnya
SDI (Serikat Dagang Indonesia) tahun 1911 M yang kemudian pada tanggal 10
September 1912 menjadi wadah Serikat Islam (SI), 3 kemudian muncullah
organisasi Muhamadiyyah tahun 1912, kemudian disusul NU pada tahun 1926 di
bawah pimpinan oleh KH. Hasyim Asy’ari, dimana NU tampil sebagai pionir
dan perintis kemerdekaan semenjak masa jauh sebelum Indonesia merdeka dan
merekapun ikut menjadi bagian pendiri dari negara Republik Indonesia ini.4
Peran ulama dan santri yang tinggal di pesantren-pesantren, Jauh
sebelum Proklamasi Kemerdekaan sudah terbukti berperan dalam setiap gerakan
sosial mewujudkan cita-cita keadilan dan kemerdekaan orang-orang pribumi
atau bangsa Indonesia. Sartono Kartodirdjo mengungkapkan bahwa peristiwa
pertentangan sosial politik terhadap penguasa kolonial, menurut laporan
pemerintahan Belanda sendiri dipelopori oleh para Kiai sebagai pemuka agama,
para haji dan guru- guru ngaji.52
3
Setelah berjuang ratusan tahun melawan kolonialisme, dengan tegas
Indonesia menyatakan kemerdekaannya dengan pembacaan naskah proklamasi
republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Namun pada tanggal 15 September
1945 tentara inggris datang ke Indonesia yang tergabung dengan AFNEI (Allied
forces netherland east indies) untuk melucuti tentara jepang, dengan membawa
23
Ahmad Mansur Suryanegara, A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil, (Jakarta:
Grafiti,1985), hlm. 353-394.
4
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia
(Bandung: Mizan,1996), hlm. 340-347.
5
Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, cet. Ke-1 (Depok: Komunitas
Bambu,2015), hlm. 3.

3
misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan belanda sebagai jajahan
Hindia belanda.6 Di belakang itu, satuan semi militer pemerintahan sipil
Belanda, Netherland indies Civil administration ( NICA) turut membonceng.
Rencana tentara sekutu Inggris menjadikan Indonesia kembali sebagai
tanah jajannya. Dan pada tanggal 29 September 1945. Tentara sekutu Inggris
dan AFNEI membonceng NICA mendarat di Jakarta, Semarang, Surabaya, dan
Sumatera.
Pada waktu itu pemerintahan republik Indonesia belum melakukan
perlawanan yang nyata terhadap tentara sekutu dan NICA, maka pada tanggal 21
sampai 22 Oktober 1945 para ulama melalui himpunan nadhatul ulama
melaksanakan rapat besar wakil daerah seluruh Jawa dan Madura. Untuk
mengajukan resolusi jihad pada pemerintah Republik Indonesia dengan
menyatakan:" memohon dengan sangat kepada pemerintahan Indonesia supaya
menentukan sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap tiap-tiap
usaha yang akan membahayakan kemerdekaan agama dan negara Indonesia
terutama terhadap Belanda dan kaki tangannya. Supaya pemerintah melanjutkan
perjuangan yang bersifat" Sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia
yang merdeka dan beragama Islam."74Pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara
sekutu Inggris dan NICA sebanyak 6.000 Serdadu goerkha dari india akan
mendarat di Surabaya dengan bertujuan mengambil interniran Belanda dari
Jepang di bawah pimpinan Brigadir aulbertin walter sothern Mallaby. Pelucutan
senjata yang ingin dilakukan oleh tentara sekutu mendapatkan tentangan keras
dari pimpinan Indonesia di Surabaya. Pada akhirnya tanggal 26 Oktober 1945,
dicapai kesepakatan antara pimpinan Indonesia dengan Mallaby. Kesepakatan
tersebut berisi bahwa senjata-senjata yang dilucuti hanya tentara Jepang dan
tentara Inggris selaku wakil sekutu akan membantu Indonesia dalam
pemeliharaan keamanan.

46
Zainal Munasichin, Resolusi Jihad NU Sejarah yang Dilupakan (Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Partai Kebangkitan Bangsa, 2001), 12.
7
Soleiman Fadli dan Muhammad Subhan, Antologi NU: sejarah, istilah, amaliah, uswah,
(Surabaya: Khalista, 2008), hlm. 95.
Pada malam hari 26 Oktober 1945 tentara sekutu Inggris melakukan
penyerangan ke penjara kalisolok untuk membebaskan Kolonel Huiye, serta
beberapa tentara dan perwira Belanda. Siang harinya, pada tanggal 27 Oktober,
penyebaran pamflet yang berisikan perintah penyerahan senjata milik rakyat
Indonesia kepada sekutu. Kejadian ini atas perintah Mayjen Hawthorn, dengan
menggunakan pesawat Dakota yang melintas dari arah Jakarta. Hal itu sangat
bertentangan dengan kesepakatan yang telah dilakukan pimpinan Indonesia
dengan Mallaby, merasa dikhianati, pimpinan militer Surabaya
menginstruksikan kepada pasukannya untuk melakukan penyerbuan ke seluruh
pos pertahanan Inggris.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, para pemimpin Islam yakni
Nahdatul Ulama dan Masyumi menyatakan, bahwa perang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia adalah Perang Sabil, yang menjadi kewajiban bagi kaum
muslimin untuk dilakukan. Kemudian para Kyai dan santri mulai bergerak dari
berbagai pesantren di Jawa Timur menuju ke Surabaya. Serangan total dilakukan
pada tanggal 28 Oktober 1945 pada pukul 04.30 pagi. Pada tanggal 31 Oktober
1945 Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh, dan pada saat itu sekutu masih terus
melancarkan serangan dan komandan Tentara Angkatan Darat sekutu Mayor
Jenderal R. C. Mansergh mengultimatum rakyat Indonesia agar menyerahkan
senjatanya paling lambat jam 6 pagi pada tanggal 10 November 1945. Dan pada
tanggal itulah Puncak pertempuran Surabaya terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
mengangkat suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah lahirnya resolusi jihad.
2. Bagaimana perjuangan ulama dan santri melawan sekutu dalam
pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
3. Bagaimana sejarah lahirnya Hari Santri Nasional 22 Oktober

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya resolusi jihad.
2. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan para ulama dan santri dalam
melawan sekutu di Surabaya.
3. -Lebih mengetahui dan memahami tentang asal muasal penetapan Hari
Santri Nasional.
-Menanamkan jiwa patriot dan meneladani semangat jihad tokoh-tokoh
agama, para ulama dan santri dalam kemerdekaan Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Resolusi Jihad


Jihad selalu menyita perhatian dari berbagai kalangan baik dari Islam
sendiri maupun non muslim. Bagi kalangan Islam, ajaran jihad merupakan
sesuatu yang inheren sehingga setiap muslim secara otomatis adalah
Mujahid.85Menurut Sebagian ulama Fiqih bahwa jihad adalah mengerahkan
kemampuan untuk membunuh orang-orang kafir dan pemberontak (bughat).9
58
Gugun El-Guyananie, Resolusi Jihad Paling Syar'i (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang,
2010), hlm. 56.
9
Muhammad Iqbal, Siyaisyah, Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), hlm. 248.
10
Latif, Laskar Hizbullah Berjuang Menegakkan Negara RI, 53.
Pada saat itu para pemimpin bangsa Indonesia sadar bahwa tanah air
Indonesia yang baru saja terlepas dari jajahan kekuasaan penjajah Jepang akan
terjajah lagi. Namun semua lapisan rakyat Indonesia telah siap bertempur untuk
mempertahankan negaranya yang baru saja merdeka. 10 Kemungkinan akan
terjadinya penyerangan kembali yang dilakukan oleh tentara sekutu, yang
menjadikan perjuangan rakyat Indonesia dalam kemerdekaan belum berakhir.
Dan disebabkan oleh Kedatangandatangan Brigadir Jenderal Aubertin Walter
Sothern Mallaby beserta pasukannya Brigade 49 divisi India tentara inggris ke
Surabaya. K. H. Hasyim Asy'ari mempelopori Resolusi Jihad untuk memerangi
kaum kafir tersebut.
Dikala situasi Surabaya semakin mencekam dengan meningkatnya
aktivitas pasukan Inggris menjadi pertimbangan para Kiai NU segera bertindak
untuk membangkitkan dan mengobarkan semangat perlawanan terhadap Inggris.
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan segera memanggil para konsul
NU untuk menentukan sikap menghadapi aksi yang dilakukan NICA-belanda
yang memboncengi Inggris.116
Bung Karno atas saran Jendral Sudirman mengirimkan utusan khusus
kepada Kyai Haji Hasyim Asy ‘ari Rasul Akbar NU di Tebuireng Jombang
untuk meminta mengeluarkan fatwa hukum berjihad membela negara yang
bukan berasaskan Islam seperti NKRI.12 Menanggapi pernyataan itu Kyai
Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa Sudah terang bagi umat Islam Indonesia
untuk melakukan pembelaan terhadap tanah air dari berbagai macam bahaya
kekuatan asing.7
Sebagai organisasi sosial keagamaan yang sangat anti terhadap
penjajahan, Nahdlatul Ulama memanggil para konsulnya se-jawa dan Madura
untuk menentukan sikap terhadap NICA. Pertemuan para konsul NU
berlangsung 21-22 Oktober 1945 bertempat di Kantor PBNU di Bubutan
Surabaya. Maka pada 22 Oktober 1945 lahirlah Resolusi Jihad. Resolusi ini

611
Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU (Surabaya: Bisma Satu, 1999), hlm. 129
712
Munaisichin, Resolusi Jihad NU Sejarah yang Dilupakan, hlm. 8.
13
Latif, Laskar Hizbullah Berjuang Menegakkan Negara RI, hlm. 53.
14
Ibid.,54.
menyebar, dan menjadi pegangan moral bagi badan perjuangan Islam di Jawa
dan Madura.13
Resolusi jihad yang diserukan oleh K.H. Hasyim Asy’ari selaku
pimpinan tertinggi NU dan semangat serta keberanian rakyat Indonesia untuk
melawan sekutu dan NICA membara di mana-mana. Pondok-pondok pesantren
berubah menjadi markas Hizbullah dan Sabilillah, para pemuda semakin siap
bertempur sampai titik darah penghabisan. Bahkan mereka bertekad lebih baik
mati berkalang tanah daripada menyerah kepada penjajah.14
Dikumpulnya para konsul NU se-Jawa dan Madura di kantor PBNU,
Bubutan, VI/2 Surabaya. Pada 21-22 Oktober 1945 oleh Kiyai Hasyim Asy'ari.
K. H. Abdul Wahab Chasbullah menjadi pemimpin rapat kala itu,alam rapat
yang dipimpin ketua besar K.H. Abdul Wahab Chasbullah , kyai Hasyim
menetapkan fatwa bertajuk resolusi jihad fisabilillah. Resolusi ini menyebar, dan
menjadi pegangan moral bagi badan perjuangan Islam di Jawa dan Madura.
“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (Jang
Haries dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki,perempuan, anak-anak,
bersendjata ataoe tidak), agi Jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari
tempat masoek dan kedoedoekan musuh. Bagi orang-orang Jang berada di
loear djarak lingkaran tadi,kewadjiban itu Djadi fardloe kifajah (Jang tjoekoep
kaloe dikerdjakan sebagian sadja”... Seru Kiai Hasyim sebagaimana dicatat
Saifuddin Zuhri dalam Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangan di
Indonesia.

2.2. Perjuangan ulama dan santri melawan sekutu dalam pertempuran 10


november 1945 di surabaya
Pasukan sekutu Inggris berencana akan kembali melakukan penyerangan
terhadap Indonesia di Surabaya, yang bertujuan untuk mengambil kembali
jajahan dan kekuasaannya yang berada di Surabaya. Jakarta, Bandung, dan
Semarang, sudah terlebih dahulu jatuh ke tangan tentara sekutu Inggris.
Para pemuda dan santri yang berjuang dalam barisan Hizbullah dipimpin
oleh H. Zainal Arifin. Sementara itu para Kyai berada di barisan Mujahidin yang
dipimpin K. H. Wahab Abdullah.
Pertempuran di Surabaya terjadi bersamaan dengan dicetuskannya fatwa
Resolusi Jihad oleh K.H Hasyim Asy'ari. Beliau menegaskan bahwa hukum
membela tanah air adalah fardu ain bagi setiap umat Islam di Indonesia. Dan
bagi umat Islam yang berada dalam radius 94 km dari pusat pertempuran wajib
ikut berperang melawan tentara sekutu.
Pengibaran bendera Belanda pada malam hari 19 September 1945, di
hotel Yamato, Surabaya. Menjadikan situasi pada saat itu kian memanas.
Tepatnya pukul 21:00 sekelompok orang Belanda dibawah pimpinan WVC
Ploegman mengibarkan bendera di puncak hotel Yamato di sisi sebelah Utara.
Pada keesokan hari, para pemuda melihat bendera Belanda itu berkibar di
tingkat teratas hotel Yamato. Keributan tak terhindarkan. Kemarahan para
pemuda Surabaya pun tak dapat terbendung. Penghinaan yang dilakukan oleh
Belanda, membuat para pemuda mengasumsikan kan bahwa tentara Belanda
akan kembali merebut kekuasaan di Surabaya. Akhirnya Cak Asyari seorang
kader pemuda Ansor berupaya mencapai ketinggian Tri Warna dan merobek
bagian berwarna biru dan merah putih pun kembali berkibar.
Bersamaan dengan situasi Surabaya yang semakin mencekam pada
tanggal 25 September 1945, pimpinan Laskar Hizbullah Surabaya K. H.
Abunnafik melakukan konsolidasi dari menyusun struktur organisasi. Cabang-
cabang Hizbullah Surabaya pun dibentuk dengan beranggotakan Pemuda Ansor
dan Hizbul Wathan. Beliau memutuskan Hussaini Tiway dan Moh. Muhajir
sebagai pimpinan Hizbullah Surabaya Tengah, Damiri Ichsan dan A. Hamid Has
sebagai pimpinan Hizbullah Surabaya Barat, Mas Ahmad, Syafi'i dan Abid
Shaleh sebagai pimpinan Hizbullah Surabaya Selatan, dan Mustakim Zain,
Abdul Mannan dan Achyat sebagai pimpinan Hizbullah Surabaya Timur.
Pada 15 Oktober 1945, terjadinya pertempuran lima hari di Semarang,
yang menjadi puncak pertempuran di Semarang setelah beberapa peristiwa yang
terjadi. Pertempuran lima hari (15-20) Oktober 1945) di Semarang diawali
dengan mendaratnya pasukan tentara Jepang di pulau Jawa pada 1 Maret 1942.
Peristiwa ini 2.000 pejuang Indonesia gugur termasuk dr. Kariadi dan 8
karyawan RS Purusara Semarang. Pada tanggal 21-22 Oktober 1945 digelarnya
rapat konsul NU se-Jawa dan Madura oleh PBNU, yang bertempat di kantor
Hofds bestuur Nahdlatul Ulama, Bubutan VI/2 Surabaya. Situasi perjuangan dan
upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjadi pembahasan utama
mereka. Dan pada tanggal 22 Oktober 1945 PBNU mengeluarkan sebuah
resolusi jihad sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratus Syekh
K.H Hasyim Asy'ari.
Rakyat Indonesia siap menyambut kedatangan tentara sekutu, ketika
Bung Tomo berkonsultasi dengan K. H. Hasyim Asy’ari untuk meminta restu
dimulainya perlawanan terhadap tentara sekutu Inggris. Kiayi Hasyim Asy’ari
menjawab “tunggu dulu, singa Jawa Barat belum datang”. Baru diketahui
kemudian bahwa yang dimaksudkan “singa Jawa Barat” adalah Kiayi Abbas dari
Pesantren Buntet.15 8
Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945 M, berdampak pada berkumpulnya para
Kiayi dan Santri dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, membanjiri
kota Surabaya. Hadirlah para ulama antara lain: Hadratus Syeikh Rais Akbar
Kiayi Hasyim Asy’ari dari pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur; Kiayi
Asyhari dan Kiayi Toenggoel Woeloeng dari Yogyakarta; Kiayi Abbas dari
Pesantren Buntet Cirebon; dan Kiayi Moesthofa Kamil dari Partai Serikat Islam
Garut Jawa Barat, ikut serta dalam memimpin Palagan Surabaya. Kehadirannya
membangkitkan para ulama untuk berpartisipasi dalam Barisan Sabilillah,
bersama pemuda dan santri yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam
Indonesia, 2 Oktober 1945, dan Laskar Hizbullah, bertujuan menghadang
pendaratan tentara sekutu dan NICA yang akan menegakkan kembali penjajahan
di Indonesia.16 Sampai sembilan hari kemudian pada 31 Oktober 1945
terbunuhnya Brigadir Jendral Mallaby. Bentrokan-bentrokan bersenjata tentara
Inggris tersebut memuncak dengan terbunuhnya brigadir jenderal Mallaby. 9
815
H. Ahmad Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan; Kiyai Abbas, Pesantren Butet dan
Bela Negara, (Yogyakarta:LKiS, 2014), hlm. 92.
916
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 2, (Bandung: Salamadani, 2012), hlm. 208.
Memasuki November, situasi semakin mendekati perang besar. inilah
pertaruhan eksistensi republik Indonesia yang memproklamasikan
kemerdekaannya bukan dari lantaran hadiah penjajah melainkan perjuangan
mati-matian dengan darah dan air mata.
Pada tanggal 8 November 1945 dengan nomor c-512-5, Manserg
meminta agar Gubernur Suryo datang ke kantornya pada 9 November 1945.
Tetapi Gubernur Suryo tidak memenuhi undangan itu. Suryo hanya
mengirimkan balasan yang berisi sanggahan terhadap tuduhan Mansergh serta
memberitahu Manserg tentang persetujuan yang telah di capai oleh Presiden
Soekarno dan Jendral Hawtorn. Yang mengirimkan surat gubernur Suryo adalah
Residen Sudirman, Roslan Abdulgani, dan TD Kundan. Ketiga utusan itu
kembali, Manserg menyerahkan surat balasan dan ultimatum kepada bangsa
Indonesia yang berada di Surabaya. Dalam Ultimatum itu Inggris meminta agar
bangsa Indonesia menyerah kepada Inggris.17 Dan menyerahkan senjatanya,
paling lambat jam 06.00 pagi 10 November 1945. Dan apabila Indonesia tidak
menaati perintah tersebut, mereka mengancam akan menggempur kota Surabaya
dari darat, laut dan udara.
Pada 7-8 November 1945, resolusi jihad yang digaungkan pertama kali
oleh K.H. Hasyim Asy'ari dikukuhkan dalam konteks yang lebih luas, yakni
kongres umat Islam (KUI) di Yogyakarta. Dan ini juga merupakan sebagai
respon atas ultimatum tentara sekutu.
Ultimatum itu tidak didengar oleh rakyat. Walaupun tentara sekutu
Inggris memiliki jumlah keseluruhan bersama NICA dan Goerkha sekitar 15.000
orang yang dibantu dengan divisi India ke-5 dan senjata pemusnah meriam-
meriam dari kapal penjelajah Sussek dan beberapa kapal Destroyer-perusak,
serta pesawat Mosquito dan Thurderbolt dari royal Air Force Inggris. Namun,
tidak mampu memadamkan semangat kemerdekaan yang sedang membara dihati
rakyat.18 10

1017
Latif, Laskar Hizbullah Berjuang Menegakkan Negara RI, 61.
18
Suryanegara, Api Sejarah 2, 209.
Sehari sebelum pecahnya pertempuran Akbar di Surabaya, komando
tertinggi K. H. Hasyim Asy'ari memerintahkan para santri dengan segenap
kekuatan bersenjatanya untuk memasuki Surabaya. Perintahnya jelas: tidak akan
menyerah dalam mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia. K. H.
Abbas Buntet Cirebon yang diperintahkan memimpin langsung komando
pertempuran, dengan dibantu K. H. Abdul Wahab Hasbulloh, Sutomo (Bung
Tomo), Roeslan Abdulgani, K.H Mas Mansur, dan Doel Arnowo, sebagai para
komando resimen.
Bung Tomo selain telah berhasil dalam mengobarkan spirit perlawanan
dengan serangkaian pidatonya yang bersemangat, ia disebut memiliki hubungan
khusus dengan kelompok Islam. Ia telah memperoleh kepercayaan dan
dukungan dari KH. Wahid Hasyim dan keduanya memiliki hubungan yang
sangat baik. Bung Tomo juga sering bertemu dengan Kyai untuk mendapatkan
pesan-pesan yang kemudian digunakan sebagai bahan materi dalam serangkaian
pidatonya untuk menggugah semangat berjuang.19
Pada sore hari 9 November 1945. Bung Tomo mendorong semangat
bertempur dengan berseru lantang : “Slogan kita tetap sama: Merdeka atau Mati.
Dan kita tahu, Saudara-saudara, bahwa kemenangan akan ada di pihak kita,
karena Tuhan ada di sisi yang benar. Percayalah saudara-saudara, bahwa Tuhan
akan melindungi kita semua. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”.20 11
Di tengah Takbir Allahu Akbar, dengan hanya menggenggam bambu
runcing para pemuda, Ulama dan Santri terus maju dengan gagah berani
melawan tentara sekutu. Mereka yakin Mati dalam pertempuran melawan
penjajah barat akan mati dengan indah sebagai syuhada. Bagaimanapun
kekuatan senjata Imperialisme Barat, tidak mungkin mampu memadamkan
semangat Ulama dan Santri yang hatinya sedang terpana oleh rasa cinta terhadap
keagungan nilai kemerdekaan. Lebih baik gugur sebagai Syuhada daripada
hidup terjajah.

1119
Frederick, Pandangan dan Gejolak, Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia,
(Surabaya: 1926-1946),hlm. 323.
20
Bilawie, Laskar Ulama-Santri & Revolusi Jihad, 227.
Perang Sabil 10 November 1945, Sabtu Legi, 4 Dzulhijjah 1364, di
Surabaya menampakkan keagungan semangat rela berkorban harta dan
keberanian jiwa yang tiada hingga para Ulama dan Santri bersama Tentara
Keamanan Rakyat Surabaya berubah menjadi lautan api dan darah. 21 Tembakan-
tembakan dari mobil lapis baja yang dimiliki pihak Republik bertempur dengan
tank-tank modern pasukan Inggris. Sementara satuan tempur dari Polisi,
Hizbullah, PRI, dan lainnya merangsek kearah kolone-kolone dan posisi
pasukan Inggris sehingga menimbulkan korban yang cukup banyak pada kedua
pihak.
Dalam pertempuran tanggal 12 November 1945, pihak pejuang berhasil
menembak jatuh dua pesawat tempur RAF Inggris hingga hancur bersama
penumpang di dalam pesawat yang di antaranya adalah Brigadir Jendral Robert
Guy Loder Simons.22 Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Sabtu Legi,
Dzulhijjah 1364, yang menunjukkan jiwa patriotik penuh keberanian dari
Ulama, Santri dan Pejuang, diperingati sebagai Hari Pahlawan.2312

2.3. Sejarah Lahirnya Hari Santri Nasional 22 Oktober


Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional melalui
Keppres sebenarnya memiliki dasar sejarah yang kuat, yang merujuk pada
sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, yang kala itu 22 Oktober 1945 Rais
Akbar PBNU K. H. Hasyim Asy'ari menyerukan seruan jihad kepada seluruh
umat Islam di Indonesia untuk berjihad melawan pasukan kolonial di Surabaya,
Jawa timur pada 10 November 1945.
Dalam Insiden 10 November ini banyak santri yang meninggal dalam
berperang melawan tentara sekutu, termasuk santri yang membunuh Jendral
Mallaby, yakni seorang santri dari pesantren Tebuireng yang bernama Harun.
Untuk mengingatkan kita kepada pengorbanan para ulama dan santri
dalam pertempuran melawan penjajah sebagai upaya mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, dan meneladani semangat jihad para santri yang
1221
Suryanegara, Api Sejarah 2, 210
22
Bilawie, Op. Cit, hlm. 229.
23
Suryanegara, Loc. Cit.
digelorakan para ulama, maka pada tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari
santri nasional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perjuangan para ulama dan santri dalam melawan serta mengusir
penjajah tentara sekutu inggris di Surabaya sangat begitu besar, dengan hanya
membawa senjata yang seadanya, mereka tetap gagah berani melawan tentara
sekutu dengan fatwa yang dicetuskan K. H. Hasyim Asy'ari, semangat pada diri
merekapun bergelora.
Berbagai macam lembaga atau organisasi keagamaan seperti SDI
(Serikat Dagang Islam), Muhammadiyah dan NU. Yang memunculkan PII,
MIAI, Masyumi, Hizbullah, Sabilillah, dan Markas Ulama Perang Sabil
(MUPS). turut ikut andil dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Bung Tomo, salah satu pahlawan Nasional yang terkenal karena
peranannya dalam pertempuran 10 November 1945. Dengan penguasaan akses-
akses radio, Bung Tomo berperan besar untuk menyiarkan orasi-orasi untuk
memacu semangat para pahlawan dalam berjuang mempertahankan Indonesia.
Dalam perang 10 November ini banyak santri yang meninggal Dunia,
termasuk santri yang membunuh Jendral Mallaby, bernama Harun santri dari
pesantren Tebuireng.
10 November 1945 menjadi perang terbesar di Indonesia setelah
kemerdekaan, beribu-ribu pejuang gugur dalam peristiwa itu. Oleh karenanya
presiden republik Indonesia Soekarno menetapkan 10 November sebagai hari
pahlawan sebagai upaya penghormatan kepada pahlawan-pahlawan yang
berjuang dalam melawan sekutu Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2010. Api Sejarah 2. Bandung: PT Grafindo
Media Pratama.
Suryanegara, Ahmad Mansur,.dan A. P. E Korver. 1985. Sarekat Islam Gerakan
Ratu Adil. Jakarta: Grafiti.
Suryanegara, Ahmad Mansur. 1996. Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan
Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
Kartodirdjo, Sartono. 2015.Pemberontakan Petani Banten 1888. Depok:
Komunitas Bambu.
Munaisichin, Zainal. 2001. Resolusi Jihad NU Sejarah yang Dilupakan. Jakarta:
Dewan Pengurus Partai Kebangkitan Bangsa.
Fadli, Soleiman,. dan Muhammad Subhan. 2008. Antologi NU: Sejarah, Istilah,
Amaliah, Uswah. Surabaya: Khalista.
Munaisichin. Resolusi Jihad NU Sejarah yang di lupakan.
Latif. Laskar Hizbullah Berjuang Menegakkan Negara RI.
El-Guyananie, Gugun. 2010. Resolusi Jihad Paling Syar’i. Yogyakarta: PT LkiS
Printing Cemerlang.
Iqbal, Muhammad,. Siyaisyah. 2001. Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Frederick. 1926-1946. Pandangan dan Gejolak, Masyarakat Kota dan Lahirnya
Revolusi Indonesia. Surabaya:.
Bilawie. Laskar Ulama-Santri & Revolusi Jihad.
Anam, Choirul. 1999. Pertumbuhan dan Perkembangan NU. Surabaya: Bisma
Satu.
Hasan, H. Ahmad Zain. 2014. Perlawanan dari Tanah Pengasingan; Kiyai
Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara. Yogyakarta: LKiS.
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2012. Api Sejarah 2. Bandung: Salamadani.

Anda mungkin juga menyukai