Anda di halaman 1dari 7

Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengolahan Limbah Padat

Medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman


A. Pendahuluan

Pengelolaan limbah padat medis di rumah sakit merupakan aspek kritis dalam upaya
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Rumah Sakit Umum Baiturrahman, sebagai lembaga
kesehatan yang mendukung masyarakat, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga
keamanan dan kesehatan baik bagi pasien maupun tim medisnya. Limbah padat medis yang
dihasilkan oleh rumah sakit ini melibatkan berbagai bahan berpotensi berbahaya, seperti bahan
infeksius, bahan kimia, dan barang tajam, yang memerlukan perhatian khusus dalam
pengelolaannya. Dalam hal ini, analisis keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang sangat
relevan untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pengelolaan limbah dilakukan
dengan aman dan efisien. Pendahuluan ini akan membahas secara mendalam mengenai urgensi
dan kompleksitas pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman.

Rumah Sakit Umum Baiturrahman, sebagai salah satu pilar pelayanan kesehatan di
masyarakat, berperan penting dalam menyediakan fasilitas perawatan yang memadai. Dalam
memberikan pelayanan tersebut, rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah medis dari proses
perawatan pasien, tetapi juga dari kegiatan laboratorium, farmasi, dan berbagai unit pelayanan
lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan limbah padat medis menjadi tantangan yang signifikan
yang harus dihadapi secara cermat dan profesional. Pentingnya analisis keselamatan dan
kesehatan kerja terletak pada fakta bahwa pengelolaan limbah padat medis tidak hanya
berdampak pada keselamatan tim medis yang terlibat, tetapi juga pada keselamatan pasien,
pengunjung, dan lingkungan sekitar rumah sakit. Dalam hal ini, setiap aspek kegiatan
pengolahan limbah harus diawasi secara ketat untuk meminimalkan risiko potensial dan
memastikan bahwa standar kesehatan dan keselamatan kerja terpenuhi.

Karakteristik limbah padat medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman menjadi titik
awal dalam pemahaman mendalam terhadap risiko yang terlibat. Limbah medis seringkali
mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti darah terkontaminasi, jarum suntik, dan zat kimia.
Oleh karena itu, pemisahan, penanganan, dan pembuangan limbah harus dilakukan dengan hati-
hati dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemahaman ini menjadi dasar dalam merancang
kebijakan dan prosedur keselamatan yang efektif.
B. Pembahasan

Rumah Sakit Umum Baiturrahman sebagai lembaga kesehatan yang berperan sentral
dalam masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam pengelolaan limbah padat medis.
Pengelolaan limbah ini bukan hanya sekadar tugas teknis, tetapi juga sebuah kewajiban etis
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan baik bagi pasien yang sedang dalam perawatan
maupun bagi tim medis yang menjalankan tugasnya. Berikut ini merupakan hasil analisis
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelolaan limbaH medis di Rumah Sakit
Baiturrahman.

1. Karakteristik Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Baiturrahman

Limbah padat medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman memiliki karakteristik khusus
yang memerlukan perhatian serius dalam pengelolaannya. Sebagai lembaga kesehatan yang
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, rumah sakit ini menghasilkan limbah yang
melibatkan berbagai komponen berpotensi berbahaya. Bahan infeksius, bahan kimia beracun,
dan barang tajam merupakan beberapa unsur yang menjadi bagian integral dari limbah medis
yang dihasilkan selama proses perawatan pasien. Oleh karena itu, pemisahan, penanganan, dan
pembuangan limbah harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Karakteristik limbah ini
menunjukkan kompleksitas pengelolaannya, memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dan
proaktif untuk menjaga keamanan dan kesehatan baik bagi pasien maupun tim medis yang
terlibat dalam proses pengelolaan limbah tersebut.

2. Identifikasi Potensi Bahaya

Proses identifikasi potensi bahaya dalam pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit
Umum Baiturrahman menjadi langkah krusial untuk meminimalkan risiko dan menjaga
keamanan seluruh tim medis. Potensi bahaya muncul dari berbagai sumber, seperti paparan
terhadap bahan kimia berbahaya, risiko cedera akibat benda tajam, dan potensi penyebaran
infeksi. Identifikasi ini melibatkan analisis risiko yang cermat terhadap setiap tahapan
pengelolaan limbah, mulai dari pengumpulan hingga pembuangan akhir. Faktor manusia, seperti
pelatihan yang kurang atau pemahaman yang minim terhadap protokol keselamatan, dapat
menjadi penyebab potensi bahaya. Begitu juga dengan faktor alat, di mana kurangnya
pemeliharaan peralatan atau kegagalan teknis dapat meningkatkan risiko. Lingkungan kerja yang
tidak terkontrol juga menjadi aspek penting dalam identifikasi potensi bahaya, termasuk tata
letak fasilitas dan jalur pengangkutan limbah. Dengan mengidentifikasi potensi bahaya ini secara
komprehensif, rumah sakit dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan
merancang sistem keselamatan yang kokoh untuk melindungi kesehatan para pekerja serta
mencegah dampak negatif pada lingkungan sekitar.

3. Penerapan Segitiga Analisis Kecelakaan Kerja

Segitiga analisis kecelakaan kerja melibatkan tiga faktor utama, yaitu manusia, alat, dan
lingkungan kerja. Dalam analisis faktor manusia, perlu mengidentifikasi potensi kekurangan
dalam pelatihan dan pemahaman pekerja terhadap protokol keselamatan, mengevaluasi tingkat
kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya limbah medis, serta meninjau
kepatuhan pekerja terhadap prosedur-prosedur keselamatan yang telah ditetapkan. Faktor alat
mencakup pemantauan kondisi peralatan pengolahan limbah, evaluasi pemeliharaan rutin
peralatan seperti mesin penghancur dan incinerator, dan peninjauan ketersediaan peralatan
pelindung diri (APD) serta keberlanjutan pemakaian. Faktor lingkungan kerja melibatkan
pemeriksaan kondisi ruang kerja untuk mengidentifikasi potensi risiko, seperti penataan ruangan
dan tata letak fasilitas, serta peninjauan tata letak tempat penyimpanan limbah dan jalur
pengangkutan untuk meminimalkan risiko cedera.

4. Penerapan Alur Analisis Kecelakaan Kerja

Alur analisis kecelakaan kerja membantu dalam mengidentifikasi rangkaian peristiwa


yang menyebabkan kecelakaan. Identifikasi kejadian melibatkan pencatatan setiap tahapan dalam
proses pengelolaan limbah, dari pengumpulan hingga pembuangan akhir. Pemetaan kejadian-
kejadian yang potensial menyebabkan kecelakaan atau risiko kesehatan menjadi tahap awal yang
krusial. Selanjutnya, penilaian dampak membawa kita pada evaluasi potensi dampak kecelakaan
terhadap pekerja, pasien, dan lingkungan sekitar rumah sakit. Analisis ini tidak hanya
memerhatikan konsekuensi jangka pendek, tetapi juga jangka panjang dari setiap kejadian.
Identifikasi penyebab merupakan langkah selanjutnya yang melibatkan analisis mendalam untuk
menentukan penyebab-penyebab kecelakaan, baik yang bersifat manusiawi, peralatan, atau
lingkungan. Pemahaman faktor-faktor yang memicu kejadian tidak diinginkan menjadi kunci
untuk merancang solusi yang efektif. Pengembangan solusi membawa kita pada tahapan
berikutnya, yaitu rancang langkah-langkah perbaikan yang spesifik untuk mencegah kejadian
serupa di masa depan. Keterlibatan tim kerja dalam mencari solusi yang efektif menjadi penting
untuk memastikan pemahaman dan akseptabilitas dari setiap perubahan yang diusulkan.
Terakhir, implementasi perubahan melibatkan penerapan perubahan yang diusulkan dengan
memastikan pemahaman dan keterlibatan semua pihak terkait. Monitoring terus-menerus untuk
memastikan efektivitas perubahan yang telah diterapkan menjadi langkah penting dalam
memastikan keberlanjutan perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Rekomendasi program dalam mengatasi pengolahan limbah medis di RS.


Baiturrahman

Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelolaan limbah padat
medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman, sejumlah program direkomendasikan. Pertama,
program pelatihan berkala diadakan untuk seluruh tim medis, fokus pada pemahaman protokol
keselamatan, penggunaan peralatan yang benar, dan identifikasi potensi bahaya. Selanjutnya,
program pemeliharaan peralatan diperkuat dengan penjadwalan rutin untuk mesin penghancur
dan incinerator, memastikan operasional optimal dan mengurangi risiko kegagalan teknis.
Penggunaan peralatan pelindung diri (APD) didorong melalui program khusus, dengan
penekanan pada ketersediaan APD yang memadai untuk melindungi pekerja dari paparan bahan
berbahaya dan cedera. Program pengawasan lingkungan kerja diimplementasikan untuk
mendeteksi potensi bahaya dan memastikan ruang kerja memenuhi standar keamanan.

Program inovasi teknologi diperkenalkan, mendorong penggunaan teknologi otomatisasi


untuk mengurangi interaksi langsung dengan limbah. Protokol kecelakaan yang jelas dan
tanggap diterapkan melalui program tersendiri, memberikan panduan cepat tanggap dalam situasi
darurat. Pengelolaan limbah berbasis rantai dingin ditingkatkan untuk limbah yang memerlukan
penanganan khusus, menjaga suhu yang tepat untuk mengurangi risiko kontaminasi. Selanjutnya,
program pemantauan kesehatan pekerja disusun, menyelenggarakan pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi dini dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat paparan limbah berbahaya.
Strategi pengelolaan limbah berkelanjutan diterapkan untuk mengurangi jumlah limbah yang
dihasilkan. Terakhir, program penyuluhan masyarakat diselenggarakan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat sekitar mengenai cara membuang limbah medis dengan benar.
Implementasi berkesinambungan dari program-program ini diharapkan dapat menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman, meningkatkan kesadaran karyawan, dan mengurangi risiko
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelolaan limbah padat medis.

C. Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap pengelolaan


limbah padat medis di Rumah Sakit Umum Baiturrahman membawa kita pada pemahaman
mendalam tentang risiko dan potensi bahaya yang terlibat dalam proses tersebut. Limbah padat
medis yang dihasilkan oleh rumah sakit memiliki karakteristik khusus, melibatkan bahan
infeksius, bahan kimia berbahaya, dan barang tajam, sehingga memerlukan penanganan yang
sangat hati-hati. Melalui identifikasi potensi bahaya, kita dapat mengenali ancaman dari berbagai
faktor, termasuk manusia, alat, dan lingkungan kerja. Faktor manusia melibatkan kurangnya
pelatihan atau pemahaman terhadap protokol keselamatan, sementara faktor alat mencakup
pemeliharaan peralatan dan keberlanjutan penggunaan peralatan pelindung diri (APD).
Lingkungan kerja yang tidak terkontrol juga dapat menjadi sumber risiko.

Untuk mengatasi potensi bahaya ini, sejumlah rekomendasi program diusulkan. Program
pelatihan berkala, pemeliharaan peralatan, penggunaan APD, pengawasan lingkungan kerja,
inovasi teknologi, protokol kecelakaan, pengelolaan limbah berbasis rantai dingin, pemantauan
kesehatan pekerja, pengelolaan limbah berkelanjutan, dan penyuluhan masyarakat menjadi
langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja.Dengan demikian, implementasi program-program ini diharapkan dapat menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman, meningkatkan kesadaran karyawan, dan mengurangi risiko
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Umum
Baiturrahman. Keselamatan pekerja dan keamanan lingkungan seharusnya menjadi prioritas
utama untuk memastikan pelayanan kesehatan yang optimal tanpa mengorbankan kesejahteraan
pekerja dan keberlanjutan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Faradika, Riyan. "Pengetahuan Dan Sikap Pengelola Sampah Medis Laboratorium Kesehatan

Swasta Di Kabupaten Jember."

Juwono, Kholifah Firsayanti, And Khuliyah Candraning Diyanah. "Analisis Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga (Sampah Medis Dan Non Medis) Di Kota Surabaya Selama Pandemi
Covid-19." Jurnal Ekologi Kesehatan 20.1 (2021): 12-20.

Maringka, Ferlina, Paul At Kawatu, And Maureen I. Punuh. "Analisis Pelaksanaan Program

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Rumah Sakit Tingkat Ii
Robert Wolter Mongisidi Kota Manado." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi 8.5 (2019): 1-10.

Wamea, Yoneta. Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Pengolahan Limbah Padat

Medis Di Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong Papua Barat Tahun
2022. Diss. Universitas Gadjah Mada, 2022.

Wijaya, Halik, Muh Khidri Alwi, And Alfina Baharuddin. "Analisis Risiko Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K3) Dalam Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Islam Hasanah
Muhammadiyah Mojokerto Di Masa Pandemi Covid-19." Journal Of Muslim Community
Health 2.1 (2021): 36-51.

Anda mungkin juga menyukai